Program Pelaksanaan Proyek
Program Pelaksanaan Proyek
Sasaran Belajar :
Setelah membaca uraian ini, Saudara diharapkan dapat :
- Menyebutkan apa saja yang termasuk ke dalam program pelaksanaan proyek dan
menjelaskannya satu persatu-satu.
- Bagaimana cara menyusun jadwal kerja, jadwal pengadaan tenaga kerja, jadwal
pengadaan material, jadwal pengadaan peralatan.
BAB VII
PROGRAM PELAKSANAAN PROYEK
46
Manajemen Konstruksi 2
a. Untuk tenaga kerja, apakah sulit mencari / pengadaan tenaga kerja dan bagaimana
tingkat upah tenaga kerja di tempat tersebut, dibandingkan dengan kalau kita
menggunakan alat berat.
b. Kondisi lapangan, pekerjaan apa saja yang mungkin bisa menggunakan peralatan
berat dan yang menggunakan tenaga manusia. Misal : Pekerjaan galian tanah
dengan tenaga manusia, pengeringan dengan pompa air, pekerjaan timbunan dengan
peralatan berat dan lain sebagainya.
47
Manajemen Konstruksi 2
48
Manajemen Konstruksi 2
Jadi penggunaan sub kontraktor hanya akan berhasil jika masalahnya adalah
masalah pelaksanaan. Jika masalahnya adalah masalah perusahaan, pemecahan yang
paling baik adalah mencari partner untuk kerja sama dari awal tender, karena :
1. sub-kontraktor biasanya :
a. perusahaan yang lebih kecil
b. perusahaan besar yang spesialisasinya pada bagian tertentu saja dari proyek
c. perusahaan yang mempunyai potensi besar (misalnya dibidang peralatan ) tetapi
tidak mempunyai teknisi yang cukup untuk menjadi kontraktor.
2. Pemberi tugas tidak akan melayani secara resmi kehadiran sub-kontraktor kalau
mereka juga harus mewakili kontraktor utama dalam pertemuan-pertemuan resmi.
3. Persoalan mempertaruhkan reputasi perusahaan sangatlah rawan kalau harus
mempercayakan kepada kemampuan sub-kontaktor tanpa kita mampu untuk
mengendalikan mereka.
4. Kalau sampai pada kesan bahwa kita benar-benar tergantung dari sub kontraktor
akan sulitlah kedudukan kita dalam tawar menawar ataupun dalam upaya pemenuhan
target-target kerja/kontrak.
49
Manajemen Konstruksi 2
e. pencapaian kualitas kerja yang diharuskan, akan membawa risiko kepada nama
kontraktor utama.
2. Ketatnya pengawasan yang menyebabkan sub-kontraktor tidak bisa mencuri, akan
menyebabkan dia meninggalkan pekerjaan tanpa pertanggung jawaban.
3. Terbukanya kedok sandiwara, bahwa yang bekerja adalah sub kontraktor, akan
merusak kondite kontraktor utama dimata pemilik proyek.
4. Biasanya, jika sub kontraktor menderita kerugian, sedangkan dia tahu bahwa
kontraktor utamanya sangat tergantung kepada sub- kontraktor, maka akan terjadi
hubungan yang kurang baik antara mereka, yang dirugikan adalah pemilik proyek
yang proyeknya terbengkalai.
5. Kualitas pekerjaan yang dihasilkan adalah kualitas pekerjaan sub-kontraktor.
50
Manajemen Konstruksi 2
51
Manajemen Konstruksi 2
Jika kita ingin menyelesaikan suatu pekerjaan tepat pada waktunya, maka kita harus
mengasumsikan perencanaannya di atas kertas. Perencanaan waktu dapat dipandang dari
dua sudut yang berbeda :
1. Taksiran yang menghasilkan suatu rencana dan dipakai untuk meramalkan tanggal
rampung bagi proyek yang direncanakan tersebut .
2. Tanggal rampung proyek sudah ditentukan, atau dipaksakan oleh faktor diluar
kekuasaan kita, tanpa memperhatikan volune pekerjaan yang harus dikerjakan
maupun kesulitan yang harus dihadapi.
Fungsi pertama dari perencanaan dan logika ialah menentukan waktu optimum
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Agar benar-benar efektif perencanaannya,
maka unsur pokok dari proyek ini harus ditaksir dengan baik dan disusun dalam suatu
urutan yang paling logis. Tanggal-tanggal mulainya untuk setiap operasi ditetapkan
dengan menentukan tingkat penyelesaian dari operasi terdahulu yang niscaya perlu untuk
operasi yang sedang dipertimbangkan.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun jadwal kerja ialah
membaginya kedalam kegiatan-kegiatan (identifikasi kegiatan). Kegiatan perlu
didefenisikan dan hubungan satu dengan yang lain jelas. Biasanya pembagian teersebut
standar dan menuruti logika tertentu. Berdasarkan pembagian ini dapat dilakukan alokasi
sumber daya dan waktu. Dengan demikian dapatlah diketahui secara garis besar kegiatan
apa saja yang dilakukan untuk menyelesaikan proyek tersebut serta dana dan waktu yang
diperlukan, sehingga dapat diperkirakan kapan proyek selesai.
Langkah kedua baru ditentukan jadwal kegiatan, misalnya pekerjaan galian,
membuat pondasi, membuat dinding dan sebagainya harus ditentukan kapan harus
dimulai dan kapan harus selesai. Jika pekerjaan harus diselesaikan dalam suatu batas
waktu atau tanggal tertentu, maka orang sedikitnya ingin mempunyai gambaran
mengenai hubungan antara waktu yang disediakan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika kita ingin menyelesaikan suatu proyek tepat pada
waktunya, maka kita harus mengasumsikan perencanaannya di atas kertas.
52
Manajemen Konstruksi 2
Data yang diperlukan untuk menyusun skala waktu proyek atau time schedule antara
lain :
a. Hasil survey lapangan
b. Program pelaksanaan
c. Volume dan macam pekerjaan
d. Analisa produksi alat
e. Rencana komposisi alat yang tepat untuk setiap jenis pekerjaan
53
Manajemen Konstruksi 2
Untuk dapat merencanakan time schedule dengan baik, maka harus dapat
mengestimasi waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu operasi konstruksi
untuk suatu pekerjaan dengan menggunakan suatu klasifikasi tenaga kerja dan type alat
tertentu. Dalam menghitung satuan operasi konstruksi ini adalah satuan waktu sudah
harus diperhitungkan kemungkinan adanya hambatan-hambatan dari cuaca, kerusakan
alat dan kemungkinan lain.
Jika jumlah waktu yang tersedia harus dibatasi, seringkali dapat ditemukan jalan
yaitu merencanakan kembali pekerjaan tersebut, dengan tetap berpegang pada taksiran
semula, tetapi terpaksa merubah urutan pekerjaan agar waktu selesai dari keseluruhan
proyek berhasil diperpendek. Jadi jika timbul tekanan untuk memperpendek skala
waktunya, maka hal ini harus dicapai dengan cara menyusun kembali urutan
pekerjaannya atau dengan cara memperbesar sumber daya. Harus diingat penambahan
sumber daya ada batasnya maka biaya akan meningkat, demikian pula biaya akan
meningkat bila waktu suatu proyek dipercepat.
54
Manajemen Konstruksi 2
Biaya proyek
Biaya meningkat Biaya meningkat
bila proyek bila proyek
Dipercepat diperlambat
Buat time schedule dengan waktu normal dan dipercepat dengan bagan balok
55
Manajemen Konstruksi 2
Berdasarkan time schedule pelaksanaan yang telah ada, maka dapat dibuat
rencana penggunaan / kebutuhan peralatan. Dalam schedule peralatan harus dapat
menunjukkan hal-hal antara lain :
- jenis alat apa yang cocok untuk masing-masing kegiatan
- jumlah alat yang dibutuhkan
- saat kapan alat itu dipergunakan
Contoh :
2 Kapur Pasang 10 10 20 8 8 56 m 3
6 Dll
56
Manajemen Konstruksi 2
Seperti halnya schedule peralatan dan sehedule bahan, maka schedule tenaga
kerja juga dibuat berdasarkan pada time schedule pelaksanaan. Schedule tenaga kerja
harus menunjukan hal-hal mengenai :
- macam tenaga kerja misal : a) kuli
b) tukang batu
c) tukang kayu
d) operator, dll
- jumlah masing masing tenaga kerja yang diperlukan per hari
- saat/faktor yang harus diperhatikan dalam membuat schedule tenaga kerja ini antara
lain :
1. faktor sosial politik
2. faktor kuantitas (jumlah kadang kadang terbatas, mungkin perlu mendatangkan
dari daerah lain).
3. Faktor kualitas (karena berpengaruh pada mutu hasil kerja dan kesempatan),
perlu dipikirkan kapasitas tenaga (kemampuan dibandingkan terhadap jumlah
pekerjaan).
4. Kondisi setempat (iklim, saat-saat panen, kondisi lapangan, dll).
Dalam merencanakan kebutuhan tenaga ini agar diusahakan jangan sampai terjadi
fluktuasi grafik yang bergelombang/naik turun. Karena apabila demikian pada suatu
waktu haru mencari tenaga kerja, kemudian saat berikutnya harus melepaskan dan
kemudian mencari lagi.
Pada daerah yang sulit pekerjaan hal ini akan sangat menyulitkan.
57
Manajemen Konstruksi 2
Contoh
1 Operator orang 1 1 2 2 2 1 - -
2 Pelaksana orang 1 1 2 2 3 2 1 1
3 Mekanik orang 1 1 1 1 1 1 - -
4 Sopir Orang 1 1 2 2 2 2 1 1
Jumlah
minggu
Latihan :
Sasaran Belajar :
58
Manajemen Konstruksi 2
BAB VIII
PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK
Pengendalian dapat diberi batasan sebagai suatu proses yang menjamin bahwa
tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana. Batasan ini menunjukan suatu hubungan
yang erat antara perencanaan dan pengendalian.
Pengendalian adalah bagian integral dari proses manajemen proyek. Tujuannya
adalah memonitor secara teratur hasil dibandingkan recana. Apabila terjadi pelaksanaan
penyimpangan terlalu banyak, mungkin diperlukan suatu atau lebih dari ketiga
penyesuaian berikut :
a. Pelaksanaan (kegiatan) diubah sedemikian rupa sehingga hasilnya akan mendekati
hasil yang dikehendaki dalam rencana.
b. Rencana dipertimbangkan kembali untuk kemudian diadakan revisi.
c. Pengedalian dievaluasi kembali untuk memastikan bahwa pengendalian tersebut
sesuai dengan rencana dan sasarannya.
Tujuan
Rencana
59
Manajemen Konstruksi 2
Ada tiga unsur yang perlu dikendalikan pada proyek konstruksi; yaitu kemajuan
yang dicapai (progress), biaya terhadap anggaran dan mutu terhadap spesifikasi.
1. Pengendalian Waktu
Kemajuan yang direncanakan dan kemajuan sebenarnya di dalam pekerjaan
individual dapat digambarkan secara grafis, seperti contoh di bawah ini:
Direncanakan untuk melakukan pengecatan untuk 35 rumah dalam waktu 12 minggu
dengan tenaga kerja 10 orang. Tingkat produksi yang direncanakan adalah :
35 rumah
-------------- = 2, 9 rumah/minggu
12 minggu
Setelah dilaksanakan sampai akhir minggu keempat hanya dapat diselesaikan 7 rumah.,
jadi tingkat produksi kenyataan :
7 rumah
-------------- = 1,75 rumah/minggu
4 minggu
35 rumah
-------------- x 1 minggu = 20 minggu
1,75 rumah
60
Manajemen Konstruksi 2
Kurva S
100 %
Bobot
waktu
61
Manajemen Konstruksi 2
62
Manajemen Konstruksi 2
Anggaran biaya adalah : Rencana kerja yang dinyatakan dalam bentuk uang
Jadi kemampuan merencanakan pelaksanaan pekerjaan tersebut akan tercermin dalam
cara menuangkan dalam anggaran biaya tersebut.
1) Anggaran yang harus diperhitungkan dalam rencana anggaran pelaksanaan proyek :
a. Anggaran Pelaksanaan Total :
1. Anggaran Pelaksanaan Fisik
Anggaran material Rp .
Anggaran peralatan Rp..
Anggaran upah buruh Rp
Anggaran Sub Kontraktor Rp .
Rp .
Rp ..
Catatan : untuk anggaran peralatan sudah
Termasuk biaya depresiasi
2. Anggaran Personil Staf Proyek
( personil yang tidak langsung berproduksi)
3. Anggaran Biaya Umum dan Persiapan
Biaya uang/Bank Rp
Biaya pajak Rp
Biaya komunikasi Rp ..
Biaya perjalanan Rp
Biaya marketing/jamuan Rp
Biaya pada waktu ikut tender Rp ..
Biaya mobilisasi alat dan Personil Rp .
Biaya pembuatan base camp Rp
Biaya dokumen-dokumen Rp ..
Biaya dan lain-lain Rp
Rp ..
Rp .
.
Anggaran Biaya Pelaksanaan Total Rp .
63
Manajemen Konstruksi 2
Dari metode konstruksi tersebut, akan didapat perician kegiatan yang sudah sesuai
dengan cara kerjanya, dimana dalam perincian tersebut sudah dapat dipisah-pisahkan
biaya- biaya : material, alat, upah dan lain-lain
64
Manajemen Konstruksi 2
SKEMA ANGGARAN
Jum
x Harga
x x satuan V x xVolume kerja
alat Volume Harga Volume Harga Harga satuan Jumlah
Pekerjaan Persiapan
Gaji
material material kerja alat satuan manual/Sub. Staf umum
Dll
lah upah dan biaya
alat
Kontraktor
dan
Anggaran
+ + Anggaran Anggaran Upah
Material Peralatan buruh /sub
kontraktor
Anggaran Biaya+ +
Anggaran Biaya
+ Anggaran Biaya Anggaran Biaya
Investasi Pelaksanaan Fisik Personil Staf Persiapan
65
Manajemen Konstruksi 2
Cash Flow ini penting untuk menguasai keadaan uang lancar (likuiditas)
perusahaan/proyek untuk menghadapi hari-hari yang akan dating, sehingga bisa diambil
tindakan-tindakan pengamanan jauh-jauh hari sebelumnya.
Cash Flow ini didapat dari cash budget setelah ditebarkan sesuai dengan waktu
yang tersedia dan program yang dibuat. Cash Budget adalah bagian dari anggaran yang
benar-benar berupa uang cash (uang cash yang akan digunakan dalam anggaran
tersebut).
Rp __
Cash Budget : Rp -----------------
66
Manajemen Konstruksi 2
Contoh :
Dari contoh di atas dapat kita lihat, bahwa perusahaan membutuhkan dana untuk proyek
sebesar Rp 900,- dan dari tagihan memang akan masuk sebesar Rp 1.200,- Kalau kita
hanya melihat kedua angka itu saja maka kita tidak memerlukan kredit karena akan ada
kelebihan dana sebesar Rp 300,-. Apakah benar demikian ? Keuntungan Rp 300,- baru
akan di dapat pada waktu proyek selesai, sehingga pada awal pekerjaan dimulai kita
membutuhkan modal kerja dulu. Berapa modal kerja yang dibutuhkan ? dan berapa lama?
tanpa cash flow akan sulit untuk menjawabnya.
Menurut pengalaman, suatu proyek membutuhkan modal 30 % dari nilai
kontrak selama kontrak berjalan. Kenyataannya dari cash flow di atas hanya terlihat
difisit maksimum sebesar Rp 200,- (16 % dari nilai kontrak) dan hanya selama satu bulan
dan ada lagi difisit Rp 100,- juga selama satu bulan.
Jadi dengan alat tersebut akan dapat direncanakan dengan baik keuangan
perusahaan. Keburukan yang sering timbul jika perusahaan baru menerima uang tagihan
(misalkan selama bulan Maret), akan terlihat sepintas lalu bahwa perusahaan cukup
mempunyai uang sehingga uang tersebut misalkan dipergunakan untuk pola konsumtif,
akibatnya pada bulan-bulan yang akan datang perusahaan akan menderita lagi akibat
defisitnya, tetapi dengan cash flow tersebut terlihat bahwa pada bulan Maret tersebut
posisi dana perusahaan belum baik, karena masih menghadapi pengeluaran-pengeluaran
lagi pada bulan-bulan yang akan dating.
Jika cash flow ini dipergunakan sebaik-baiknya tidak akan kejadian bahwa
perusahaan tidak mempunyai dana untuk pelaksanaan pekerjaannya.
67
Manajemen Konstruksi 2
Untuk kepentingan keseluruhan perusahaan, maka yang dinamakan cash out flow
adalah gabungan dari :
a. Pengeluaran untuk biaya rutin perusahaan
b. Pengeluaran untuk biaya proyek.
c. Pengeluaran untuk membayar investasi dan
d. Pembayaran angsuran kredit.
Cash In Flow :
(a) Contoh pembayaran proyek yang diambil dari salah satu kontrak
1. Penagihan angsuran pertama akan dibayarkan setelah prestasi fisik pekrjaan
mencapai 15 %. Pembayaran dilakukan sebesar prestasi fisik pekerjaan dikurangi
5 % dari nilai prestasi fisik pekerjaan.
2. Pembayaran tahap selanjutnya diatur secara berkala tiap sebulan bulan sekali sesuai
nilai prestasi kemajuan pekerjaan fisik.
3. Pembayaran pada tahap prestasi fisik 100 % dan diterima baik untuk penyerahan
pekerjaan dibayarkan sampai pembayaran mencapai jumlah 95 % dari nilai kontrak.
4. Pembayaran tahap selesai masa pemeliharaan dibayarkan sebesar 5 % dari nilai
kontrak sehingga pembayaran mencapai jumlah 100 % dari nilai kontrak.
5. Apabila pakai uang muka :
Pihak kedua menerima uang muka, maka pembayaran uang muka setinggi-tingginya
sebanyak 20 % dari harga borongan. Uang muka dibayarkan oleh pihak pertama
kepada pihak kedua bila sudah berlaku ketentuan bahwa pihak kedua sudah
menandatangani surat perjanjian pemborongan dan sudah menyerahkan jaminan uang
muka. Pihak kedua harus menyerahkan jaminan uang muka dalam bentuk Bank
68
Manajemen Konstruksi 2
Garansi dari Bank Pemerintah kepada pihak pertama, yang besarnya minimum sama
dengan jumlah uang muka yang diberikan oleh pihak pertama kepada pihak kedua.
Pembayaran kembali uang muka oleh pihak kedua sebanding dengan presentase nilai
prestasi pekerjaan fisik dikalikan dengan besarnya uang muka pada tiap tahap
pembaran. Jaminan uang muka berlaku sampai seluruh uang muka lunas
dikembalikan.
6. Pembayaran dilakukan sesuai dengan penagihan pihak kedua atas dasar berita acara
kemajuan pekerjaan/berita acara penyerahan pekerjaan/berita acara selesainya masa
pemeliharaan.
69
Manajemen Konstruksi 2
Fisik
1 0% 0% 20 % 20 %
2 A% A% - A % - (5 % x A %) (20% x A %) = L %
3 B% B% -A% = E % - E % - (5 % x E %) (20 % x E % ) = M %
4 C% C%-B%=F% - F % - (5 % x F %) (20 % x F % ) = N %
5 D% D%-C%=G% - G % - (5 % x G %) (20% x G % ) = P %
6 dst dst dst
Penyeraha I 100 % Jumlah Angsuran = 95 %
Masa pemeliharaan 3 bulan Pemeliharaan = 5%
Penyerahan II 100 % = 100 %
DAFTAR PUSTAKA
70
Manajemen Konstruksi 2
( Gunawan Logawa)
o Manajemen Proyek (Imam Suharto)
o Manajemen Proyek Perekayasaan ( Victor G. Hajek)
o Manajemen Proyek Konstruksi ( Seri Manajemen 133 ppm)
o Evaluasi Proyek (Kadariah)
o Manajemen Proyek (Dennis Lock, seri manajemen 29 ppm)
71