Tata Negara
Mengenai hubungan antara HAN dengan HTN, terdapat dua kelompok sarjana
yaitu:
a. Kelompok yang berpendapat bahwa antara HTN dengan HAN mempunyai
perbedaan prinsip (Yuridis prinsipil) yang termasuk kelompok ini, antara lain :
Oppenheim, Prof. Van Vollen Hoven
b. Kelompok yang berpendapat bahwa HTN dengan HAN tidak mempunyai perbedaan
prinsip (Gradual). Yang termasuk kelompok ini antara lain : Vegting, Krannenburg,
WF. Prins, Van der Pot, Prayudi Atmosudirjo dan Utrecht
1. Oppenheim
Menurut Oppenheim HTN adalah sekumpulan peraturan hukum yang
membentuk alat-alat perlengkapan negara dan aturan-aturan yang memberi
wewenang kepada alat-alat negara itu serta membagi-bagikan tugas pemerintah
modern antara beberapa alat perlengkapan negara ditingkat tinggi dan tingkat
rendah, artinya HTN itu mempersoalkan negara dalam keadaan diam (berhenti)
sedangkan HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat alat-lat
perlengkapan negara yang tinggi dan yang rendah telah ditetapkan oleh HTN
dengan demikian HAN merupakan aturan-aturan mengenai negara dalam keadaan
bergerak
3. Teori Catur Praja (Mr. Wongsonegoro), dikembangkan oleh Pof. Stelling menjadi
Panca Praja dimana tambahan kelimanya yaitu Administrasi warga negara (burger)
4. Prof. Van Vollen Hoven tidak menerangkan apa yang dimaksud dengan peradilan
administrasi negara (Staatrecht elijke rechtpleging), bahkan oleh Prof. Van
vollenhoven disebut-sebut istilah Administrasi Rechtpleging, bukan Administrasi
Rechtspraak.
8. Kranneburg
HTN dengan HAN tidak mempunyai perbedaan prinsip, sebab perbedaan kedua
ilmu tersebut hanyalah akibat dari perkembangan sejarah semata-mata. Hubungan
HTN dengan HAN sama seperti hubungan antara BW dengan WvK, yaitu hubungan
umum dan khusus, HTN bersifat umum sedangkan HAN bersifat khusus.
9. J. B. J. M. ten Bage
HAN merupakan perpanjangan dari HTN, sedangakan HAN merupakan hukum
sekunder dari HTN.