Anda di halaman 1dari 48

Nama Peserta Didik :

Kelas :

RESUME MATERI PEMBELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
( PAI-BP )

Disusun oleh
MIFTAHUL KHAER, M.Pd.I

KELAS : XI (SEBELAS)
TAHUN PELAJARAN : 2015/2016

SMA PGRI 4 JAKARTA


Jl. Raya Cipayung Kec. Cipayung Jakarta Timur

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 0
DAFTAR ISI

Hal.
BAB I Taat Aturan, Kompetitif Dalam Kebaikan dan Kerja Keras .
2
A. Taat Aturan . 2
B. Kompetitif dalam Kebaikan 4
C. Kerja Keras ... 6
BAB II Iman Kepada Kitab-Kitab Allah 10
BAB III Tata Cara Pengurusan Jenazah . 13
BAB IV Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan .. 20
BAB V Khutbah, Tabligh dan Dakwah .. 25
A. Khutbah . 25
B. Tabligh 26
C. Dakwah ... 26
BAB VI Toleransi dan Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan
28
A. Sikap Toleransi dan Kerukunan . 28
B. Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan 31
BAB VII Iman Kepada Rasul-Rasul Allah . 35
BAB VIII Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam .. 40
BAB IX Perkembangan Islam Pada Masa Modern (1800 M Sekarang)
45

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 1
BAB I
TAAT ATURAN, KOMPETITIF DALAM KEBAIKAN DAN KERJA KERAS

A. Taat Aturan
1. Q.S. An-Nisa (4) : 59




2. Tajwid
Hukum Hukum
Lafal Alasan Lafal Alasan
Bacaan Bacaan
Alif lam Kasrotain
Alif Lam
bertemu huruf Ikhfa bertemu huruf
syamsiyah
lam fa
kasroh Alif lam
Mad Alif Lam
bertemu huruf bertemu huruf
thobii syamsiyah
ya sukun ra
Alif Lam Alif lam Alif Lam Alif lam

qomariya bertemu huruf
qomariya bertemu huruf

h hamzah h ya
Nun sukun Dhammatain

Ikhfa bertemu huruf Ikhfa bertemu huruf

ta wawu
Fathatain
mim sukun
Izhar Mad berada di
bertemu huruf
syafawi iwadh akhir ayat/
fa
waqaf

3. Mufrodat dan terjemah


Lafal Arti Lafal Arti
Taatilah kalian Kalian beriman

Dan para pemimpin Dan hari akhir/kiamat

Kalian berbeda
Baik
pendapat
Maka kembalikanlah
Akibat
kepadanya

Terjemah:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS. An-Nisa (4) : 59)

4. Kandungan Ayat
Asbabun nuzul QS. An-Nisa (4) : 59 dikemukakan dalam suatu riwayat dari Bukhari
bahwa ayat ini berkenaan dengan diutusnya Abdullah bin Hudzafah bin Qais oleh Rasulullah
sebagai pemimpin suatu pasukan. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, kisahnya tersebut

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 2
menjadi sebab turunnya ayat ini karena adanya batasan taat kepada perintah pimpinan dan
menolak perintah pimpinan untuk terjun ke dalam api. Pada saat itu mereka memerlukan
petunjuk berkenaan dengan apa yang harus mereka lakukan.
Isi kandungan QS. An-Nisa (4) : 59 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Setiap umat Islam wajib taat dan patuh kepada Allah, Rasul dan ulul amri.
2) Terhadap ulil amri, apabila pemimpin itu benar maka wajib ditaati. Tetapi jika ulil amri
itu tidak benar maka tidak wajib ditaati.
3) Apabila terjadi perselisihan dalam suatu urusan, maka harus kembali kepada Allah (al-
Quran) dan rasul-Nya (al-hadis).

5. Makna Taat Kepada Aturan


Secara bahasa, kata taat berasal dari Bahasa Arab yakni thaaatun yang artinya tunduk
atau patuh. Maksud dari taat pada aturan adalah sikap tunduk dan patuh terhadap sejumlah
aturan dan ketentuan, baik aturan dan ketentuan yang sudah Allah dan rasulullah tetapkan
dalam Al-Quran dan hadis, maupun aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemegang
kekuasaan (ulil amri). Pada hakikatnya, peraturan dibentuk memiliki tujuan yang baik agar
kehidupan kita menjadi lebih tertata. Akan tetapi, tidak semua orang sadar akan hal itu, bahkan
tidak sedikit yang menganggap aturan hanya mempersulit manusia, padahal sejatinya tidak.
Dalam surat An-Nisa ayat 59, secara tegas kita diperintahkan untuk mentaati Allah,


Rasul dan ulil amri. Dalam ayat tersebut, kata disebutkan dua kali sebelum kata dan
sedangkan tidak
kata
didahului . Hal ini menunjukkan bahwa ketaatan
kepada Allah dan Rasul-Nya adalah ketaatan yang mutlak dan harus dilaksanakan oleh semua
umat yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa ada pengecualian. Sementara
ketaatan kepada ulil amri adalah terbatas dalam hal-hal yang memang tidak dilarang oleh Allah
dan Rasul-Nya. Sebagaimana sabda Nabi saw.:
) (


Tidak ada ketaatan bagi makhluk dalam hal kemaksiatan terhadap khaliq (Allah), (HR.
Thabrani).

Dan hadis riwayat Ali bin Thalib, bahwa Rasulullah bersabda:




) (
Tidak ada ketaatan bagi untuk setiap perbuatan maksiat, melainkan ketaatan itu untuksetiap
perbuatan baik, (HR. Bukhari).

Asbabul wurud hadis dijelaskan Ali bin Abi Thalib bahwa ketika pasukan ekspedisi
yang dipimpin oleh Abdullah Ibnu Hudzafah ketika bangun tidur dan menyalakan api unggun,
ia mengatakan, Bukankah kalian harus mendengar dan menaatiku? mereka menjawab, Ya.
Dia berkata, Sesungguhnya aku memerintahkan kamu terjun ke dalam api unggun tersebut.
Maka orang-orang berdiri dan mendekati api unggun dan yang lain mencegahnya. Kemudian
Abu Hudzafah berteriak, Hentikan, karena sesungguhnya aku hanya bercanda. Dan setelah
sampai di Madinah dan menceritakan kepada Rasulullah, beliau bersabda, Barangsiapa dari
pemimpin menyuruh kamu mengerjakan maksiat, maka janganlah kamu ikuti perintahnya.

1. Contoh Perilaku Taat Kepada Aturan


Ciri-ciri seseorang taat terhadap aturan adalah:
a. Mengetahui aturan-aturan hukum yang berlaku
b. Mengetahui isi aturan-aturan hukum yang berlaku
c. Bersikap positif terhadap aturan-aturan yang berlaku
d. Berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sesuai aturan-aturan yang berlaku

Contoh perilaku taat terhadap aturan adalah:


a. Taat terhadap Allah swt. dan Rasul-Nya
1) Melaksanakan sholat wajib lima waktu tepat pada waktunya
2) Menghindarkan diri dari praktik muamalah yang mengandung unsur riba
3) Melaksanakan puasa Ramadhan

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 3
4) Menjaga pandangan dari hal-hal yang dilarang Allah dan Rasul-Nya
5) Menutup aurat di hadapanorang yang bukan muhrimnya
6) Menjaga ucapan dari hal-hal yang tidak bermanfaat atau menyakiti perasaan orang lain
7) Menjauhkan diri dari pergaulan bebas
8) Menjaga kerukunan sesama muslim

b. Taat terhadap ulil amri


1) Mengendarai kendaraan sesuai dengan tata tertib lalu lintas
2) Menyukseskan program pemerintah wajib belajar 12 tahun
3) Menjaga ketertiban dan kedamaian lingkungan sekitar
4) Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar
5) Membayar pajak demi pembangunan bangsa yang lebih baik
6) Menghindarkan diri dari perilaku suap menyuap dalam menyelesaikan masalah

2. Manfaat dan Hikmah Taat Kepada Aturan


1) Hidup tenang dan tidak merasa dikejar-kejar oleh dosa akibat melanggar peraturan
2) Hidup menjadi selamat, nyaman, tentram karena setiap aturan membawa kebaikan bagi
hidup manusia
3) Cita-cita hidup bahagia dapat tercapai, abik kebahagiaan di dunia maupun di akhirat

B. Kompetitif dalam Kebaikan


1. QS. Al-Maidah (5) : 48








2. Tajwid
Hukum Hukum
Lafal Alasan Lafal Alasan
Bacaan Bacaan
kasrotain
Nun sukun bertemu
Ikhfa bertemu huruf Ikhfa
dengan huruf
zay
jim
Mad thobii
mad jaiz Nun sukun
bertemu
munfashi Ikhfa bertemu huruf
hamzah dalam
l kaf
kata kedua
Fathatain
Idghom Fathatain Idghom
bertemu
bila bertemu dengan bi
dengan huruf
ghunnah huruf lam ghunnah
wawu
Fathatain Kasroh
Mad
Izhar bertemu dengan bertemu ya
thobii
huruf ain sukun
Mad thobii
Mad Mad
bertemu mad thobii di
wajib aridh lis
hamzah dalam akhir ayat
muttashil sukun
satu kata

3. Mufrodat dan Terjemah

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 4
Lafal Arti Lafal Arti
Dan telah Kami
Aturan
turunkan
Dengan kebenaran Dan jalan (yang terang)
Membenarkan Supaya menguji kalian
Maka berlomba-lombalah
Dan menjaga dalam kebaikan
Keinginan-keinginan
Tempat kembali kalian
mereka

Terjemah:
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS. Al-Maidah (5): 48).

4. Kandungan Ayat
QS. Al-Maidah (5) : 48 memiliki relevansi dengan QS. Al-Maidah (5) : 45. Menurut
riwayat, kaum Yahudi mengutus orang-orang untuk meminta fatwa kepada Nabi Muhammad,
tetapi dengan catatan. Apabila fatwanya menyuruh agar pezina itu dijemur dan dipukuli sesuai
hukum yang mereka tetapkan, maka fatwa itu akan diterima. Namun, jika fatwanya agar pezina
dihukum rajam, maka harus diabaikan. Hal tersebut menjadi penyebab turunnya ayat agar
selalu menegakkan hukum-hukum yang diturunkan Allah.
Secara umum, QS. Al-Maidah (5): 48 berkaitan dengan perintah untuk selalu taat dan
patuh terhadap semua hukum yang telah ditetapkan Allah dalam al-Quran. Beberapa poin
penting yang terdapat dalam ayat ini adalah:
1) Kebenaran tentang Al-Quran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw.
2) Al-Quran berfungsi sebagai pembenar (mushaddiq), penjaga sekaligus penyempurna
kitab-kitab terdahulu.
3) Larangan mengikuti hawa nafsu dengan menolak kebenaran yang datang dari Al-Quran
sebagai pedoman hidup kita.
4) Setiap umat dari nabi dan rasul memiliki syariat dan jalan kebenarannya (manhaj)
masing-masing.
5) Adanya perbedaan diantara manusia adalah sebagai motivasi dalam berkompetisi untuk
meraih kebaikan yang hakiki.
6) Allah adalah tempat untuk kembali seluruh makhluk-Nya.

5. Makna Kompetisi dalam Kebaikan


Kata kompetisi berarti berlomba-lomba untuk menjadi orang yang terbaik dalam
melakukan sesuatu, baik secara kualitas maupun kuantitas. Sehingga, yang dimaksud dengan
kompetisi dalam kebaikan menurut agama Islam adalah berlomba-lomba untuk menjadi yang
terbaik dalam melakukan amal saleh atau amal kebaikan, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Amal saleh dalam arti yang umum mencakup kebaikan dalam melakukan ibadah
ritual, seperti sholat, puasa dan lain sebagainya; maupun ibadah sosial seperti sedekah,
menolong orang yang membutuhkan dan lain sebagainya. Rasulullah saw. bersabda:



) (
Dari Abdullah bin Busr, bahwa ada orang Arab Badui berkata, Ya Rasulullah, siapakah
orang yang paling baik? Rasulullah menjawab, Orang yang panjang umurnya dan bagus
amalnya, (HR. Tirmidzi).

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 5
1. Contoh Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan
Ciri-ciri seseorang selalu berkompetisi dalam kebaikan adalah:
a. Memperbanyak amal saleh dalam kehidupan sehari-hari
b. Menghindarkan diri dari perbuatan yang mungkar
c. Berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan amal kebaikan
d. Menjadi lebih taat, rendah hati, tulus dan santun kepada semua orang

Contoh perilaku kompetisi dalam kebaikan adalah:


a. Bersegera dalam melakukan kebaikan
b. Merasa iri dengan amal kebaikan orang lain
c. Selalu mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan

2. Manfaat dan Hikmah Kompetisi dalam Kebaikan


1) Kualitas hidupnya terus meningkat
2) Menjadi manusia yang terbaik, yakni manusia yang bermanfaat bagi orang lain
3) Dicintai oleh Allah karena dapat kembali kepada-Nya dengan bekal yang maksimal

C. Kerja Keras
Q.S. Az-Zumar (39) : 39
1. Ayat Al-Quran


2. Tajwid
Hukum Hukum
Lafal Alasan Lafal Alasan
Bacaan Bacaan
Mad Fathah bertemu Ghunna Nun ber-

thobii huruf ya sukun h tasydid
Dhammah Dhommatain
Mad
bertemu huruf Ikhfa bertemu huruf
thobii
wawu sukun fa
Mim sukun Mad
Izhar mad thobii di
bertemu huruf aridh lis
syafawi akhir ayat
hamzah sukun

3. Mufrodat dan terjemah


Lafal Arti Lafal Arti

Katakanlah Sesuai keadaan kalian

Bekerjalah kalian Kalian mengetahui

Terjemah:
Katakanlah: Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya aku
akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan mengetahui. (QS. Az-Zumar (39): 39)

4. Kandungan Ayat
Asbabun nuzul QS. Az-Zumar (39): 39 disebutkan dalam suatu riwayat bahwa kaum
musyrikin berkata kepada Nabi Muhammad, Hentikan makianmu terhadap tuhan-tuhan
kami atau kami perintahkan tuhan-tuhan kami untuk menjadikan engkau orang yang tidak
waras. Kemudian turun ayat sebagai penegasan kepada Nabi Muhammad bahwa hanya
Allah yang dapat memberi petunjuk.

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 6
Isi kandungan QS. Az-Zumar (39): 39 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Allah memerintahkan kepada umat Islam agar menyembah kepada yang berhak
disembah (Allah) sesuai kemampuan.
2) Semua jenis ibadah yang dilakukan oleh manusia hendaklah dilakukan secara ikhlas
karena Allah.
3) Untuk mempertahankan kehidupan di dunia, manusia hendaklah bekerja sesuai keahlian
masing-masing sehingga hasilnya maksimal.

Q.S. At-Taubah (9) : 105


1. Ayat Al-Quran



2. Tajwid
Hukum Hukum
Lafal Alasan Lafal Alasan
Bacaan Bacaan
Dhammah Alif Lam Alif lam
Mad
bertemu huruf syamsiya bertemu huruf
thobii
wawu sukun h syin
Mim sukun Mim sukun
Izhar ikhfa
bertemu huruf bertemu huruf
syafawi syafawi
wawu ba
Alif Lam Alif lam Mim sukun
Izhar
qomariya bertemu huruf bertemu huruf
syafawi
h mim ta
Dhammah Nun sukun
Mad
bertemu huruf Ikhfa bertemu huruf
thobii
wawu sukun ta
Alif Lam Alif lam Mad
mad thobii di
qomariya bertemu huruf aridh lis
akhir ayat
h ghain sukun

3. Mufrodat dan Terjemah


Lafal Arti Lafal Arti
Dan sesuatu yang
Maka dia akan melihat
nyata/tampak
Maka diberitakan kepada
Pekerjaan kalian
kalian
Dan kalian akan
Kalian mengerjakan
dikembalikan

Terjemah:
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan. (QS. At-Taubah (9): 105).

4. Kandungan Ayat
Secara khusus QS. At-Taubah (9): 105 tidak memiliki asbabun nuzul tersendiri.
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa setelah lama Rasulullah mendirikan masjid Quba,
beberapa kaum Anshar yang berdekatan dengan masjid Quba, diantara Yakhdad mendirikan
masjid An-Nifaq. Sehingga Rasulullah bersabda kepada Yakhdad, Celaka engkau Yakhdad,

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 7
engkau bermaksud melakukan sesuatu yang aku pun tahu maksudnya. Ia menjawab, Saya
tidak bermaksud apa-apa kecuali mengharapkan kebaikan. Maka turunlah ayat yang
menegaskan adanya orang-orang yang mendirikan masjid dengan maksud memecah belah
umat.
Isi kandungan QS. At-Taubah (9): 105 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Setiap umat Islam diperintahkan untuk bekerja keras sehingga menjadi umat yang
mampu (kuat ekonominya).
2) Umat Islam yang kuat ekonominya lebih unggul dibandingkan umat Islam yang kurang
mampu.
3) Umat Islam yang mampu dan beriman dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan umat
Islam lainnya yang masih lemah dari ancaman kekafiran.
4) Allah akan menampakkan dan memberi balasan dari setiap amal perbuatan manusia
kelak di akhirat.

5. Makna Kerja Keras


Yang dimaksud kerja keras dalam pembahasan ini adalah melakukan suatu pekerjaan
dengan sungguh-sungguh, penuh semangat, tekun, serius dan tidak mengenal lelah demi
tercapainya sesuatu yang diinginkan dan mendapatkan ridho dari Allah. Dalam QS. Al-
Qashosh ayat 77 Allah telah memerintahkan untuk senantiasa bekerja keras, baik dalam hal
ibadah untuk kehidupan akhirat maupun pekerjaan untuk kehidupan di dunia. Hal ini juga
disabdakan Rasulullah dalam hadisnya:
) (









Capailah duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk
akhiratmu seolah-olah engkan akan mati besok, (HR. Al-Harits).
Dan sabda Nabi saw.:
) (

Berpagi-pagilah dalam mencari rizki, karena sesungguhnya pada pagi hari itulah terletak
keberkahan dan keberhasilan, (HR. Thabrani).

1. Contoh Perilaku Kerja Keras


Ciri-ciri seseorang selalu bekerja keras adalah:
a. Mencintai pekerjaan
b. Bertindak efektif dan efisien
c. Ulet, tekun, rajin dan disiplin
d. Pantang menyerah
Contoh perilaku kerja keras adalah:
a. Memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja
b. Tidak pernah mengenal putus asa
c. Tidak menunda-nunda setiap pekerjaan
d. Pekerjaan dilakukan dengan tuntas
e. Pekerjaan dilakukan dengan ikhlas

2. Manfaat dan Hikmah Kerja Keras


1) Menjadi orang kaya dan dapat masuk surga
2) Sukses dalam meraih cita-cita
3) Hidupnya menjadi bahagia
4) Menjadi orang yang dermawan

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 8
BAB II
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

1. Pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah


Secara bahasa, iman berasal dari B. Arab - - yang artinya percaya
atau yakin. Sedangkan kitab-kitab Allah berarti firman-firman Allah yang dibukukan menjadi
sebuah mushaf. Dalam memahami kitab-kitab Allah, kita dapat membedakannya menjadi dua
kategori, yaitu:
a. Kitab samawi, yaitu kitab suci yang bersumber dari wahyu atau firman Allah yang
disampaikan melalui malaikat Jibril kepada para rasul pilihan-Nya.
b. Kitab ardhi, yaitu kitab yang bersumber dari hasil perenungan para tokoh agama dan
bukan bersumber dari wahyu atau firman Allah.
Adapun yang dimaksud dengan beriman kepada kitab-kitab Allah disini berarti
beriman kepada kitab samawi. Artinya meyakini dengan sepenuh hati, membenarkan dengan
ucapan dan membuktikan dengan perilaku keseharian atas keberadaan kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada para rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya masing-masing. Allah
berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2): 213:






Terjemahnya:
Manusia itu (dahulunya) adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah
mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka
kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan
kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang
nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang
beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya.
dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
(QS. Al-Baqarah (2): 213).

2. Macam-Macam Kitab Allah


Wahyu atau firman Allah yang diterima para nabi dan rasul-Nya ada dua macam:
a. Shuhuf, yaitu wahyu yang terpisah-pisah dalam bentuk lembaran-lembaran. Secara rinci dapat dijelaskan
dalam tabel berikut:
Nabi / Rasul Jumlah
No Keterangan
Penerima Shuhuf
1 Nabi Adam 10 lembar Pendapat lain, Nabi Adam tidak menerima shuhuf
2 Nabi Syits 50 lembar Pendapat lain mengatakan 60 lembar
3 Nabi Idris 30 lembar
4 Nabi Ibrahim 10 lembar Pendapat lain mengatakan 30 lembar
5 Nabi Musa 10 lembar Diterima sebelum Kitab Taurat
Perincian tersebut di atas berdasarkan hadis riwayat Ibnu Hibban no. 362. Diceritakan
bahwa Rasulullah pernah ditanya oleh Abu Dzar, Ya Rasulullah, berapakah jumlah kitab
yang diturunkan Allah? Rasul menjawab sebagai berikut:





) (

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 9
Terjemah:
104 buah kitab, Allah menurunkan kepada Nabi Syits 50 shuhuf, kepada Nabi Khunnukh
(Idris) 30 shuhuf, kepada Nabi Ibrahim 10 shuhuf dan kepada Nabi Musa sebelum
diberikan kitab Taurat 10 shuhuf. Dan Allah menurunkan kitab Taurat, Injil, Zabur dan
Al-Quran. (HR. Ibnu Hibban)
Berdasarkan hadis tersebut, jumlah shuhuf yang diturunkan adalah 100 ditambah 4 kitab.
Meskipun demikian, sebagian ulama mengatakan jumlahnya adalah 114 shuhuf dan kitab.

b. Kitab, yaitu wahyu yang dijadikan dalam satu buku atau mushaf. Ada empat kitab suci
yang diturunkan Allah ke bumi, yaitu kitab Taurat untuk Nabi Musa, Kitab Zabur untuk
Nabi Daud, Kitab Injil kepada Nabi Isa dan Kitab Al-Quran untuk Nabi Muhammad saw.

3. Nama dan Kandungan Kitab-Kitab Allah serta Masa Diturunkannya


Kitab /
Bahasa / Tempat dan Masa
No Rasul Isi
Umat Berlaku
Penerima
1 Kitab Taurat Bahasa Akidah (tauhid) dan hukum syariat Tempat: di bukit
(Torah) Ibrani Allah yang terkenal dengan sebutan 10 Tursina (Mesir)
diturunkan untuk perintah Tuhan, yaitu: Berlaku sejak abad ke
kepada umat 1. Perintah mengesakan Allah 12 SM 10 SM
Nabi Musa Yahudi 2. Larangan menyembah berhala
3. Perintah menyebut nama Allah
dengan hormat
4. Perintah memuliakan hari Sabat
5. Perintah menghormati ayah-ibu
6. Larangan membunuh sesama
manusia
7. Larangan berbuat zina
8. Larangan mencuri
9. Larangan berdusta
10. Larangan memiliki barang orang
lain dengan cara tidak benar
2 Kitab Zabur Bahasa Zikir, nasihat, hikmah dan tidak Tempat di Yerussalem
(Mazmur) Suryani mengandung syariat, karena Nabi Daud (Israel)
diturunkan untuk meneruskan syariat Nabi Musa Berlaku sejak abad 10
kepada umat SM 1 SM
Nabi Daud Yahudi
3 Kitab Injil Bahasa Isi kitab Injil sama dengan kitab-kitab Tempat di Yerussalem
diturunkan Qibti sebelumnya. Menghapus hukum-hukum (Israel)
kepada untuk yang tertera dalam Kitab Taurat yang Berlaku sejak abad 1 M
Nabi Isa umat tidak sesuai untuk zaman itu, sehingga 610 M
Nasrani kitab Injil yang asli tidak diketahui lagi
keberadaannya
4 Kitab Al- Bahasa a. Akidah/tauhid (keyakinan) Tempat di Mekkah (13
Quran Arab b. Syariah (hukum), baik yang tahun) dan Madinah (10
diturunkan untuk berkaitan dengan ibadah maupun tahun)
kepada umat muamalah Berlaku sejak 610 M
Nabi Islam c. Akhlak (etika) dalam semua ruang sampai datangnya hari
Muhammad lingkupnya kiamat
d. Kisah-kisah umat terdahulu
e. Berita-berita tentang masa depan
(akhirat)
f. Prinsip dan dasar hukum-hukum
yang berlaku bagi alam semesta
termasuk manusia

4. Persamaan dan Perbedaan Kitab Al-Quran dengan Kitab-Kitab Sebelumnya


Keistimewaan Kitab Al-Quran
a. Sebagai pembenar kitab-kitab sebelumnya

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 10
b. Akan memperoleh berkah pahala bagi yang membacanya
c. Membuat daya tarik orang yang beriman untuk memperlajarinya
d. Memberikan ketenangan jiwa
e. Terjaga keasliannya hingga hari kiamat
f. Pemberi syafaat (pertolongan) kelak di hari kiamat

No. Persamaan Perbedaan


1 Sama-sama sebagai kitab suci dari Allah Al-Quran isinya paling lengkap, karena
yang diberikan kepada para nabi dan isinya mencakup seluruh aspek
rasul kehidupan
2 Sama-sama firman Allah (kitab samawi) Al-Quran bersifat paling sempurna
karena menyempurnakan isi kitab-kitab
sebelumnya
3 Sama-sama berfungsi sebagai petunjuk Al-Quran berlaku sepanjang masa sejak
dan pedman hidup manusia diturunkannya sampai datangnya hari
kiamat. Kitab-kitab lain hanya berlaku
sepanjang masa kerasulan nabi yang
menerimanya

5. Sikap Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah


a. Meyakini bahwa Allah menurunkan semua kitab-kitab tersebut di atas kepada para nabi dan
rasul-Nya.
b. Meyakini bahwa semua rasul yang diutus ke bumi mengajarkan ajaran pokok yang sama, yaitu
tauhid kepada Allah.
c. Meyakini bahwa Al-Quran adalah kitab terakhir dan paling sempurna yang diturunkan kepada
umat manusia.
d. Membaca kitab suci Al-Quran dalam setiap waktu dan kesempatan sebagai pedoman dan
tuntunan hidup.
e. Memahami makna yang terkandung di dalam ayat-ayat Al-Quran.
f. Mengamalkan apa yang disampaikan di dalam Al-Quran dengan melaksanakan seluruh
perintah dan menjauhi seluruh larangan Allah.

6. Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah


a. Mendapatkan kesempurnaan iman dan terbebas dari kesesatan.
b. Menambah keyakinan bahwa Allah telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalahnya.
c. Menjadikan kehidupan manusia di dunia tertata dengan baik karena adanya hukum di dalam
kitab suci.
d. Menambah keyakinan bahwa adanya kesamaan visi dan misi para rasul untuk menyampaikan
tauhid kepada Allah.
e. Menambah keyakinan bahwa Islam adalah agama penyempurna dari risalah para rasul
sebelumnya.
f. Menambah motivasi dalam beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama seperti
yang tertuang di dalam kitab suci.
g. Menambah sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk meraih
kesuksesan di dunia dan di akhirat.

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 11
BAB III
TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

1. Pengertian Pengurusan Jenazah


Jenazah berasal dari bahasa arab, yaitu janazah yang berarti sebutan untuk mayat atau
mayyit (seseorang yang sudah meninggal dunia). Pengurusan jenazah adalah perilaku
mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan. Hal
ini dilakukan sebagai wujud dan upaya memuliakan manusia sebagai hamba Allah. Karena
manusia adalah satu-satunya makhluk yang paling dimuliakan Allah dibandingkan seluruh
makhluk ciptaan-Nya yang lain, baik ketika masih hidup maupun sudah meninggal. Allah
berfirman:



Terjemah:
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. Al-Isra
(17): 70).

2. Hukum Pengurusan Jenazah


Pengurusan jenazah hukumnya fardhu kifayah, baik dari kalangan umat Islam maupun
non-muslim. Pengertian fardhu kifayah adalah bentuk kewajiban yang dibebankan kepada
umat Islam secara kolektif dan memenuhi asas ketercukupan. Artinya, jika dalam satu desa
atau wilayah terdapat sebagian umat Islam yang sudah mengurusi jenazah maka masyarakat
lainnya di desa tersebut telah gugur kewajibannya, namun sebaliknya jika tidak ada seorang
pun yang mengurusi jenazah maka berdosalah seluruh masyarakat dalam satu desa tersebut.
Rasulullah saw. bersabda:





) (
Terjemah:
Abu Hurairah ra. berkata, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Hak seorang muslim
yang harus dipenuhi muslim lainnya ada lima, yaitu menjawab salam, mengunjungi orang
sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan dan menjawab doa orang yang bersin. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga bersabda:







) (
Terjemah:
Barang siapa mengantarkan jenazah seorang muslim karena iman dan mengharapkan ridha
Allah sampai menyolati dan menguburkannya, maka ia pulang dengan membawa pahala dua
qirot. Setiap satu qirot besarnya sama dengan gunung uhud. Namun, barang siapa yang
menyolatinya lalu pulang sebelum dimakamkan, maka ia pulang dengan membawa pahala
satu qirot. (HR. Bukhari)
3. Macam-Macam Jenazah

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 12
Jenazah yang wajib diurusi oleh umat Islam adalah jenazah umat Islam. Sedangkan,
jenazah non-muslim, umat Islam tidak wajib mengurusnya secara Islami. Artinya, jenazah
non-muslim tetap diurusi tetapi tidak perlu disholatkan.
Namun, tidak semua jenazah umat Islam wajib diurusi oleh umat Islam secara
sempurna. Ada beberapa jenis jenazah yang tidak diwajibkan sempurna pengurusannya,
diantaranya adalah:
a. Jenazah muslim yang mati syahid dalam peperangan
b. Jenazah bayi yang keguguran dan belum sempurna bentuknya
c. Jenazah muslim yang hilang atau tidak ditemukan, seperti tenggelam dan semisalnya
d. Jenazah muslim yang rusak berat karena kecelakaan atau hangus terbakar, tidak
dimandikan tetapi cukup tayammum atau disesuaikan dengan kondisinya

4. Tata Cara Pengurusan Calon Jenazah (Sebelum Meninggal Dunia)


a. Sedang sakit:
1) Membesuk dan menghiburnya
2) Mendoakan semoga lekas sembuh
Siti Aisyah ra. menjelaskan bahwa ketika Rasulullah menjenguk keluarganya yang
sakit, beliau mengusapnya dengan tangan kanan dan berdoa:









) (
Terjemah:
Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, Penghalang sakit, sembuhkanlah, Engkau adalah
Zat Pemberi kesembuhan, tiada yang lain yang dapat memberi kesembuhan selain
Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit sedikit pun. (HR. Bukhari dan
Muslim)

b. Ketika Sakaratul Maut


Ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika menghadapi seseorang yang sedang dalam
keadaan sakaratul maut, yaitu:
1) Menghadapkan ke arah kiblat
2) Menganjurkannya untuk berdoa dengan tujuan meringankan rasa sakit yang sedang
dialaminya karena proses berpisahnya ruh dan jasad. Berikut ini adalah doa yang
diucapkan oleh Rasulullah ketika beliau menghadapi sakaratul maut:
) (




Terjemah:
Ya Allah, ampunilah diriku, kasihanilah diriku, sandingkanlah diriku dengan Allah
Zat Ar-Rafiqul alaa. (HR. Bukhari dan Muslim)

3) Membaca surat Yasin dengan suara agak keras dan surat Ar-Rad dengan suara pelan.
Tujuannya adalah untuk mempermudah keluarnya ruh dari jasad
4) Mentalqin dengan kalimat tahlil, yaitu laa ilaaha illallaah dan syahadat secara santun,
tanpa ada kesan memaksa. Hal ini bertujuan agar kalimat terakhir yang ia ucapkan
sebelum meninggal adalah kalimat tauhid, sehingga ia dapat masuk surga, baik secara
langsung maupun setelah mendapat ampunan atas dosa-dosanya. Sebagaimana sabda
Rasulullah dari Abu Said Al-Khudri ra:
) (

Terjemah:
Talqin (ajarilah) orang yang menjelang mati di antara kamu dengan kalimat laa
ilaaha illallaah. (HR. Muslim)

5) Orang yang menunggui tidak boleh berkata jelek, karena malaikat akan
mengamininya. Sebagaimana perintah Rasulullah ketika mengunjungi jenazah Abu

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 13
Salamah, beliau melihat orang-orang bersedih meratapi keadaan keluarganya yang
telah meninggal dunia. Rasulullah bersabda:
) (
Terjemah:
Jangan mendoakan keluarga kalian kecuali dengan kebaikan, karena malaikat akan
mengamini semua yang kalian ucapkan. (HR. Muslim)

c. Ketika Meninggal Dunia


Apabila orang yang sakaratul maut sudah meninggal dunia, maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh umat Islam terhadap jenazah tersebut, yaitu:
1) Meninggikan tempat jenazah dan menghadapkan ke arah kiblat
2) Mengucapkan doa musibah, yaitu kalimat istirja atau tarji sebagaimana yang
diajarkan oleh Rasulullah dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah:
.




) (

Terjemah:
Apabila seorang hamba tertimpa musibah lalu mengucapkan: Innaa lillahi wa
innaa ilayhi roojiun (sesungguhnya yang datang dari Allah dan pasti semua akan
kembali kepada-Nya), Ya Allah, berikan aku pahala terhadap musibah yang kualami
ini, gantikan untukku yang lebih baik darinya. Maka Allah akan memberinya pahala
atas musibahnya dan akan memberikan pengganti yang lebih baik darinya. (HR.
Muslim)

3) Memejamkan mata jenazah


4) Mengikat dagunya dengan kain, jika mulutnya membuka
5) Meletakkan sesuatu di atas perut sebagai penindih agar tidak menggembung
6) Meletakkan kedua tangannya di antara tali pusar dan dada
7) Menutupi tubuh jenazah dengan kain
8) Segera membayar hutang-hutangnya, jika memiliki hutang. Rasulullah bersabda:


) (
Terjemah:
Ruh seorang mukmin tergantung kepada hutangnya sampai hutang itu dilunasi.
(HR. Ibnu Majah)

5. Tata Cara Memandikan Jenazah


Memandikan jenazah adalah menyucikan jenazah dari najis dan kotoran yang
menempel pada tubuh jenazah sehingga jenazah berada dalam keadaan suci. Memandikan
jenazah harus menggunakan air bersih, suci dan mengalir disertai sabun yang bisa
membersihkan kotoran yang masih menempel di kulit. Sebagaimana sabda Rasulullah ketika
ada seorang laki-laki yang sedang ihram terjatuh dari untanya lalu meninggal dunia:
) (
Terjemah:
Mandikanlah ia dengan air serta daun bidara (atau dengan sesuatu yang bisa
menghilangkan daki dan kotoran dari kulit, seperti sabun). (HR. Bukhari dan Muslim)

Syarat jenazah yang wajib dimandikan:


a. Jenazah beragama Islam
b. Tubuh dari jenazah tersebut ada wujudnya meskipun sebagian kecil. Apabila jenazah itu
hancur lebur dan tak berwujud atau jasad dari jenazah tersebut akan rusak jika terkena air,
maka tidak ada kewajiban untuk memandikannya
c. Jenazah tersebut bukan jenazah orang yang mati syahid dalam peperangan
Syarat orang yang memandikan jenazah:
a. Baligh

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 14
b. Berakal
c. Niat memandikan jenazah
d. Terpercaya, artinya memahami ketentuan memandikan jenazah dan mampu merahasiakan
aib jenazah.

Ketentuan memandikan jenazah:


a. Jika jenazahnya laki-laki, maka yang memandikannya adalah laki-laki. Mereka yang
diberi wasiat sebelumnya, kemudian bapaknya, kakeknya, keluarga terdekat dan mahram
dari pihak laki-laki. Namun, seorang istri boleh memandikan jenazah suaminya atau
sebaliknya
b. Jika jenazahnya perempuan, maka yang utama memandikannya adalah dari perempuan,
seperti ibunya, neneknya dan keluarga dekatnya yang perempuan serta suaminya
c. Jika jenazahnya adalah seorang anak, maka laki-laki dan perempuan boleh
memandikannya. Akan tetapi, diutamakan dari kalangan keluarganya yang memandikan
d. Jika jenazahnya perempuan dan tidak ditemukan seorang perempuan pun selain jenazah
tersebut, maka jenazah tersebut tidak perlu dimandikan. Cukup ditayamumkan saja oleh
orang-orang yang berada di sekitarnya. Hal itu juga berlaku bagi jenazah laki-laki
e. Apabila orang yang dekat kekerabatannya sudah tidak ada, maka hak memandikan
jenazah itu berpindah kepada keluarga jauh yang berpengtahuan cukup dan amanah (dapat
dipercaya)

6. Tata Cara Mengkafani Jenazah


Mengkafani jenazah berarti membungkus jenazah dengan kain kafan yang dilakukan
setelah jenazah dimandikan secara sempurna. Kain kafan diambil dari harta si mayit itu sendiri
jika ia meninggalkan harta. Jika tidak, maka kain kafannya menjadi kewajiban orang yang
wajib menafkahinya selama ia hidup. Jika tidak ada, maka diambilkan dari baitul mal dan
diatur menurut hukum Islam. Jika baitul mal tidak ada atau tidak teratur, maka menjadi
kewajiban muslim yang mampu di sekitarnya. Demikian pula dengan keperluan lainnya yang
bersangkutan dengan si mayit.

Beberapa ketentuan dalam proses mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:


a. Warna kain kafan hendaknya putih bersih
b. Jumlah kain kafan yang digunakan diusahakan berjumlah ganjil, minimal 1 lapis yang
menutupi seluruh badan jenazah, baik laki-laki maupun perempuan. Adapun yang paling
utama adalah:
1) Jenazah laki-laki, tiga helai kain kafan yang menutupi seluruh tubuhnya. Sebagian
ulama berpendapat bahwa salah satu dari tiga lapis itu adalah izar (kain yang
disarungkan), sedangkan dua lapis lagi menutupi seluruh badannya.
2) Jenazah perempuan, lima helai kain dengan perincian: satu helai kain bawahan, baju,
tutup kepala, kerudung atau cadar dan kain yang menutupi seluruh tubuhnya.
c. Menggunakan tali sejumlah lima helai, dengan perincian: untuk ujung kepala, dada, perut,
paha dan ujung kaki

Cara mengkafani jenazah:


a. Membentangkan kain kafan sehelai demi sehelai. Setiap helai ditaburi wewangian, seperti
minyak wangi, kapur barus, daun bidara dan sejenisnya
b. Mengangkat dan meletakkan jenazah di atas kain kafan dalam keadaan tertutup kain
c. Menyelimutkan kain kafan bagian kanan di atas kain kafan bagian kiri secara urut, dari
lembar kain kafan satu sampai kain kafan selanjutnya
d. Mengikat jenazah dengan lima tali yang telah dipersiapkan di bawah kain kafan dan
dilepas setelah sampai ke liang lahad

7. Tata Cara Menyolatkan Jenazah


Menyolatkan jenazah berarti melakukan sholat untuk jenazah dengan cara melakukan
empat takbir satu salam. Setiap orang Islam berhak menyolatkan jenazah, tetapi yang paling
berhak adalah sesuai dengan urutan berikut:
a. Orang yang diwasiatkan, dengan syarat bukan termasuk orang fasik atau ahli bidah
b. Ulama atau pemimpin agama
c. Orang tua si mayat, kakek-nenek dan garis silsilah keluarga yang masih hidup di atasnya

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 15
d. Anak-anak si mayat dan garis silsilah keturunannya ke bawah yang masih hidup, seperti
cucu, cicit, dll
e. Keluarga terdekat
f. Kaum muslimin

Sholat jenazah sangat dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah, meskipun


diperbolehkan secara munfarid (sholat sendiri). Jika dilaksanakan secara berjamaah, jumlah
shaf (barisan) sholat diupayakan berjumlah ganjil, minimal tiga shaf. Adapun posisi imam dan
mamum adalah sebagai berikut:
a. Jenazah laki-laki, posisi imam berada searah kepala jenazah sedangkan posisi mamum
berada di belakang imam dengan urutan mamum laki-laki dewasa kemudian perempuan
dewasa
b. Jenazah perempuan, posisi imam berada searah tali pusarnya jenazah sedangkan mamum
seperti pada ketentuan mamum laki-laki

Syarat sah sholat jenazah:


a. Terpenuhinya syarat-syarat sholat pada umumnya, seperti menutup aurat, suci badan,
pakaian dan tempat dari najis, serta menghadap kiblat
b. Dilaksanakan setelah jenazah dimandikan dan dikafani
c. Posisi jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang menyolatkan, kecuali jika sholat itu
dilaksanakan di atas kubur atau sholat gaib

Rukun sholat jenazah:


a. Berdiri jika mampu
b. Niat sholat jenazah (boleh diucapkan atau cukup di dalam hati)
1) Niat untuk jenazah laki-laki

( / )



Terjemah:
Saya niat sholat terhadap mayit laki-laki ini dengan empat takbir (sebagai
imam/mamum), fardhu kifayah karena Allah taala.

2) Niat untuk jenazah perempuan


( / )





Terjemah:
Saya niat sholat terhadap mayit perempuan ini dengan empat takbir (sebagai
imam/mamum), fardhu kifayah karena Allah taala.

3) Niat sholat gaib



/



( / )

Terjemah:
Saya niat sholat terhadap mayit laki-laki/mayit perempuan (sebutkan nama mayit
tersebut) yang gaib dengan empat takbir (sebagai imam/mamum), fardhu kifayah
karena Allah taala.

c. Melakukan empat kali takbir, termasuk takbiratul ihram:


1) Takbir pertama, membaca surat Al-Fatihah
2) Takbir kedua, membaca sholawat atas Nabi Muhammad:

Atau

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 16









3) Takbir ketiga membaca doa untuk jenazah

)( )( )(
)(
Atau
) ( ) (
)( ) ( ) (
)( )( )(
)( )(

)( )(
Terjemah:
Ya Allah, ampunilah ia dan berikan rahmat kepadanya, sejahterakanlah ia,
maafkanlah ia, muliakanlah tempat kedatangannya, luaskanlah tempat masuknya,
mandikanlah ia dengan air, salju dan embun, bersihkanlah ia dari dosa-dosanya
sebagaimana dibersihkannya kain yang putih dari kotoran, gantilah rumahnya
dengan rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik
dari keluarganya, lindungilah ia dari azab kubur dan azab api neraka.

4) Takbir keempat membaca doa:


)( )( )(
Terjemah:
Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari mendapat pahala (atas musibah
kematian)-nya dan jangan Engkau menguji kami sepeninggalnya dan ampunilah
kami dan dia.

d. Mengucapkan salam setelah takbir keempat

Hal-hal yang disunatkan dalam sholat jenazah:


a. Mengangkat kedua tangan pada waktu mengucapkan takbir
b. Israr (merendahkan/menyamarkan/memelankan suara bacaan)
c. Membaca taawudz sebelum membaca surat Al-Fatihah

8. Tata Cara Menguburkan Jenazah


Menguburkan jenazah berarti memasukkan jenazah ke dalam liang lahad dan
menimbunnya dengan tanah hingga penuh. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk
mengubur jenazah adalah:
a. Mempersiapkan makam (kuburan), yakni galian tanah sekurang-kurangnya adalah
kedalaman yang tidak dapat dibongkar oleh binatang buas dan tidak akan tercium bau
busuk jenazah dari atas kubur. Adapun sempurnanya adalah kedalaman setinggi manusia
ditambah satu hasta, yaitu kurang lebih sedalam 4 hasta atau 2 meter, dengan panjangnya
adalah sepanjang jenazah ditambah kira-kira meter dan lebarnya kurang lebih 1 meter.
b. Membuat liang lahad jika tanah kuburan keras, yakni liang yang dibuat agak menjorok di
sisi kubur arah kiblat sebagai tempat jenazah. Namun, jika tanah kuburan tidak keras atau
bercampur pasir sehingga tidak bisa dibuat liang lahad, maka dibuat lubang kecil di
tengah kubur untuk meletakkan jenazah. Lubang ini disebut liang syaq. Setelah jenazah

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 17
diletakkan di dalam liang tersebut, kemudian ditutup dengan papan, bambu atau
sejenisnya.

Proses pelaksanaan penguburan jenazah:


a. Jenazah dikeluarkan dari keranda dan mulai memasukkan jenazah yang dimulai dari arah
kepala secara perlahan-lahan dengan membaca


b. Meletakkan jenazah di liang lahad dalam keadaan miring ke kanan serta kepalanya
dihadapkan ke arah kiblat
c. Membuat bantalan dari tanah, diletakkan di bawah pipi jenazah, di leher bagian belakang,
di punggung, di pinggul dan di paha. Tujuannya agar jenazah dapat berposisi miring ke
arah kiblat
d. Membuka tali kain kafan bagian kepala dan menempelkan pipinya di tanah
e. Menutup liang lahad dengan papan atau bambu agar tidak terkena timbunan tanah
f. Menutup lubang kuburan dengan tanah secara perlahan-lahan seraya mendoakan jenazah
agar mendapat rahmat dari Allah dan perlindungan dari siksa kubur
g. Setelah timbunan kubur sempurna dengan ketinggian tanah sekitar saju jengkal, maka
yang hadir disunnahkan untuk menaburkan tiga genggam tanah ke arah makam, dengan
perincian sebagai berikut:
Genggam
Bacaan Terjemahnya
Tanah
1 Dari tanah Kami jadikan kalian

2
Dan ke dalam tanah Kami mengembalikan
kalian
3
Dan dari tanah Kami mengeluarkan kalian
pada waktu yang lain (hari kiamat)
h. Memanjatkan doa untuk jenazah sebelum meninggalkan kuburan, semoga jenazah
diampuni dosa-dosanya

9. Hikmah Pelaksanaan Pengurusan Jenazah


a. Mendorong manusia untuk meningkatkan kualitas takwa kepada Allah
b. Mengingatkan manusia akan kematian
c. Mendorong manusia untuk memperbanyak amal saleh
d. Mendorong manusia untuk meningkatkan kualitas sebagai makhluk sosial
e. Mendorong manusia untuk senantiasa menutupi aib sebagai hamba Allah
f. Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati pengurusan jenazah

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 18
BAB IV
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN

1. Faktor-Faktor yang Mendorong Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Kejayaan


a. Dorongan semangat membaca
b. Ilmu berasaskan tauhid kepada Allah (bersumber dari Al-Quran)
c. Berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah/Al-hadis
d. Keterbukaan dan kreativitas umat Islam yang diwujudkan melalui sikap selalu ingin tahu
e. Adanya gerakan penerjemahan buku-buku Yunani dan lain-lain ke dalam Bahasa Arab

2. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin


Masa kekuasaan khulafaur rasyidin dimulai sejak khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq,
yang dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, lalu Usman bin Affan dan terakhir Ali bin Abi
Thalib. Pengembangan agama Islam yang dilakukan pada masa yang relatif singkat (632 661
M) telah membuahkan hasil yang gemilang. Dari hanya wilayah Arab, ekspansi kekuasaan
Islam menembus memasuki wilayah Afrika, Syuriah, Persia, Bizantium dan India. Selain itu,
beberapa peradaban yang telah dicapai antara lain:
a. Munculnya gerakan pemikiran Islam
1) Menjaga keutuhan Al-Quran dan mengumpulkannya dalam bentuk mushaf pada
zaman Abu Bakar
2) Memberlakukan mushaf standar pada masa Usman bin Affan
3) Pengiriman para sahabat dalam menyiarkan Islam ke berbagai pelosok negeri untuk
mengajarkan Al-Quran dan sunnah pada zaman Usman bin Affan
4) Islam pada masa awal tidak mengenal pemisahan antara dakwah dan negara, antara
dai maupun panglima. Para khalifah adalah para penguasa, imam sholat, hakim yang
adil dan juga panglima perang
b. Terbentuknya organisasi negara dan lembaga-lembaga pemerintahan
1) Lembaga politik. Diantaranya, khilafah (jabatan kepala negara), wizarah (kementrian
negara) dan kitabah (sekretaris negara)
2) Lembaga tata usaha negara. Diantaranya, idaarotul aqoolim (pengelolaan
pemerintahan daerah) dan diiwan (perngurusan departemen) seperti diiwan kharraj
(kantor urusan keuangan), diiwan rosaail (kantor urusan arsip), diiwan bariid (kantor
urusan pos), diiwan syurthah (kantor urusan kepolisian) dan departemen lainnya
3) Lembaga keuangan negara. Termasuk di dalamnya adalah masalah ketentaraan, baik
angkatan darat dan laut, serta perlengkapan dan persenjataannya

3. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah


Masa pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai masa yang agresif, dimana
perhatian tertumpu pada usaha perluasa wilayah dan penaklukan yang terhenti sejak zaman
dua khulafaur rasyidin terakhir. Masa kekuasaan Bani Umayyah selama 90 tahun dengan 14
khalifah, yaitu:
1. Muawiyah bin Abi Sufyan : 41 60 H / 661 679 M
2. Yazid bin Muawiyah : 60 64 H / 679 683 M
3. Muawiyah bin Yazid : 64 H / 683 M
4. Marwan bin Hakam : 64 65 H / 683 684 M
5. Abdul Malik bin Marwan : 65 86 H / 684 705 M
6. Al-Walid bin Abdul Malik : 86 96 H / 705 714 M
7. Sulaiman bin Abdul Malik : 96 99 H / 714 717 M
8. Umar bin Abdul Aziz : 99 101 H / 717 719 M
9. Yazid bin Abdul Malik : 101 105 H / 719 723 M
10. Hisyam bin Abdul Malik : 105 125 H / 723 742 M
11. Al-Walid II bin Yazid II : 125 126 H / 742 743 M
12. Yazid bin Walid bin Malik : 126 H / 743 M
13. Ibrahim bin Al-Walid II : 126 127 H / 743 744 M
14. Marwan II bin Muhammad : 127 132 H / 744 750 M

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 19
Berikut ini beberapa perkembangan peradaban pada masa Bani Umayyah:
a. Ekspansi wilayah Islam, meliputi Afrika Utara, Jazirah Arab, Syuriah, Palestina, sebagian
Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India, dan sebagian wilayah Rusia, yaitu Turkmenistan,
Uzbekistan, Kirgiztan
b. Perubahan mata uang yang dipakai di negara-negara dudukan Islam. Sebelumnya adalah
mata uang Bizantium dan Persia yakni dinar dan dirham. Abdul Malik mencetak uang
sendiri di tahun 659 M dengan kata-kata tulisan Arab.
c. Bidang politik dan kenegaraan. Mengangkat Majelis Penasihat sebagai pendamping dan
beberapa pembantu khalifah, yang meliputi kaatibur rosail (sekretaris administrasi dan
persuratan), kaatibul kharraj (sekretaris keuangan negara), kaatibul jundi (sekretaris
ketentaraan), kaatibul syurthah (sekretaris kepolisian) dan kaatibul qudhoot (sekretaris
hukum)
d. Bidang sosial, terjadinya hubungan bilateral dengan negara-negara taklukkan yang
memiliki tradisi luhur, seperti Persia, Mesir, Eropa dan lain sebagainya
e. Bidang seni, arsitektur atau seni bangunan Dome of The Rock (Qubbah ash-Shokhro) di
Yerussalem yang menjadi monumen terbaik yang hingga selalu dipuji orang. Katedral St.
John diubah menjadi Masjid Al-Aqsho, pembangunan Masjid Cordova, perbaikan dan
perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, mendirikan istana-istana di padang pasir
seperti Qusayr Amrah dan Al-Mushtta sebagai tempat beristirahat
f. Bidang sastra, lahirnya tokoh-tokoh besar seperti Al-Anthal, Farazdaq, Jarir serta para
penyair Arab, diantaranya Umar bin Abi Rabiah (w. 719 M) dan Qays bin al-Mulawwah
yang lebih dikenal dengan nama Laila Majnun (w. 699 M)
g. Bidang ilmu pengetahuan, meliputi:
1) Bahasa Arab, selain menjadi bahasa resmi di pemerintahan, juga lahir tokoh gramatika
bahasa Arab (ilmu nahwu), yaitu Abul Aswad ad-Duali. Beliau telah memberi tanda
bacaan pada huruf-huruf hijaiyah berupa titik-titik khusus yang semula huruf-huruf
tersebut tidak bertitik
2) Marbad sebagai kota pusat kegiatan ilmu. Kota yang terletak di Damaskus dimana
berkumpul para pujangga, filusuf, ulama, penyair dan para cendekiawan
3) Ilmu qiroat, ilmu seni baca Al-Quran yang kemudian menjadi cabang ilmu syariat
yang sangat penting. Pada masa ini lahir ahli qiroat seperti Abdullah bin Qusair (w.
120 H) dan Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H)
4) Ilmu hadis, yakni adanya usaha mengumpulkan hadis, menyelidiki asal-usulnya
hingga akhirnya menjadi suatu ilmu tersendiri. Tokoh yang muncul adalah
Abdurrahman bin Amr Al-AuzaI (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), Ibnu Abi
Malikah (w. 119 H) dan Asyabi Abu Amr Amir bin Syurahbil (w. 104 H)
5) Ilmu fiqih, yang menjadi cabang ilmu tersendiri. Diantara ahli fiqih adalah Said bin
Musayyab, Abu Bakar bin Abdurrahman, Qasim bin Muhammad, Urwah bin Zubir
dan Kharijah bin Zaid
6) Ilmu nahwu, yakni ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab. Ilmu diperlukan karena
bertambahnya orang-orang Ajam (non-Arab) yang masuk Islam. Abul Aswad Ad-
Duali adalah tokoh penting dalam hal ini
7) Ilmu geografi (jugrofiyah) dan sejarah (tarikh). Kedua ilmu ini lahir pada masa Bani
Umayyah dan baru berkembang pada masa selanjutnya
8) Usaha penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa-bahasa lain ke dalam
bahasa Arab, namun usaha ini mulai berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah.
Tokoh pada masa ini adalah Khalid bin Yazid, seorang pangeran yang cerdas dan
ambisius. Ketika gagal memperoleh kursi kekhalifahan, ia menumpahkannya dalam
ilmu pengetahuan.

4. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah


Pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah dinisbatkan kepada Abbas, paman Rasulullah saw.
Dinasti ini didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh khalifah pertama yang bernama Abdullah as-
Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthallib atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Kekuasaan Bani Abbasiyah berlangsung selama 5
abad, yaitu tahun 132 656 H/750 1258 M. Berdasarkan pola pemerintahan dan politik yang
diterapkan, para sejarawan biasanya membagi pemerintahan Bani Abbasiyah dalam 4 periode,
yaitu:

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 20
a. Masa Abbasiyah I (132 232 H / 750 847 M), yaitu sejak lahirnya dinasti sampai
meninggalnya Khalifah Al-Wasiq
b. Masa Abbasiyah II (232 334 H / 847 946 M), yaitu mulai Khalifah Al-Mutawakkil
sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah
c. Masa Abbasiyah III (334 447 H / 946 1055 M), yaitu mulai berdirinya Daulah
Buwaihiyah sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad
d. Masa Abbasiyah IV (447 656 H / 1055 1258 M), yaitu dimulai dari masuknya kaum
Saljuk ke Baghdad sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol di bawah pimpinan
Hulagu Khan
Pada masa empat periode tersebut, Dinasti Abbasiyah memiliki 37 khalifah. Namun, pada
saat bangsa Mongol menaklukkan kota Baghdad (656 H/1258 M), ada seorang pangeran
keturunan Abbasiyah yang berhasil lolos dari pembunuhan yang kemudian meneruskan
kekhalifahannya dengan gelar khalifah (tanpa kekuasaan duniawi yang bergelar Sultan) yang
berkuasa dalam bidang keagamaan di bawah pemerintahan kaum Mamluk di Kairo, Mesir. Jabatan
khalifah oleh keturunan Abbasiyah di Mesir berakhir dengan diambilnya jabatan itu oleh Sultan
Salim I dari Turki Usmani ketika menguasai Mesir tahun 1517 M.
Berikut daftar urutan khalifah Bani Abbasiyah pada masa empat periode:
1. Abul Abbas As-Saffah (Pendiri) : 749 754 M
2. Abu Jafar Al-Mansur : 754 775 M
3. Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi : 775 785 M
4. Abu Muhammad Musa Al-Hadi : 785 786 M
5. Abu Jafar Harun Ar-Rasyid : 786 809 M
6. Abu Abdullah Muhammad Al-Amin : 809 813 M
7. Abul Abbas Abdullah Al-Mamun : 813 833 M
8. Abu Ishaq Muhammad Al-Mutashim Billah : 833 842 M
9. Abu Jafar Harun Al-Watsiq Billah : 842 847 M
10. Abu Fadhl Jafar Al-Mutawakkil Alallah : 847 861 M
11. Abu Jafar Muhammad Al-Muntasir Billah : 861 862 M
12. Abul Abbas Ahmad Al-Mustain Billah : 862 866 M
13. Abu Abdullah Muhammad Al-Mutaz Billah : 866 869 M
14. Abu Ishaq Muhammad Al-Muhtadi Billah : 869 870 M
15. Abul Abbas Ahmad Al-Mutamid Alallah : 870 892 M
16. Abul Abbas Ahmad Al-Mutadid Billah : 892 902 M
17. Abu Muhammad Ali Al-Muktafi Billah : 902 905 M
18. Abul Fadhl Jafar Al-Muqtadir Billah : 905 932 M
19. Abu Mansur Muhammad Al-Qahir Billah : 932 934 M
20. Abul Abbas Muhammad Ar-Radi Billah : 934 940 M
21. Abul Ishaq Ibrahim Al-Muttaqi Lillah : 940 944 M
22. Abul Qasim Abdullah Al-Mustakfi Billah : 944 946 M
23. Abul Qasim Al-Fadhl Al-Muti Lillah : 946 974 M
24. Abu Bakar Abdul Karim At-Thai Lillah : 974 991 M
25. Abul Abbas Ahmad Al-Qadir Billah : 991 1031 M
26. Abu Jafar Abdullah Al-Qaim Biamrillah : 1031 1075 M
27. Abul Qasim Abdullah Al-Muqtadi Biamrillah : 1075 1094 M
28. Abul Abbas Ahmad Al-Mustadhir Billah : 1094 1118 M
29. Abu Mansur Al-Fadhl Al-Mustarsyid Billah : 1118 1135 M
30. Abu Jafar Mansur Ar-Rasyid Billah : 1135 1136 M
31. Abu Abdullah Muhammad Al-Muqtafi Liamrillah : 1136 1160 M
32. Abul Mundzafar Yusuf Al-Mustanjid Billah : 1160 1170 M
33. Abu Muhammad Al-hasan Al-Mustadli Biamrillah : 1170 1180 M
34. Abul Abbas Ahmad An-Nasir Lidinillah : 1180 1225 M
35. Abu Nasr Muhammad Az-Zahir Biamrillah : 1125 1126 M
36. Abu Jafar Mansur Al-Mustansir Billah : 1126 1242 M
37. Abu Ahmad Abdullah Al-Mustasim Billah : 1242 1258 M

Berikut daftar urutan khalifah Bani Abbasiyah di Mesir:


1. Al-Mustanshir Billah : 1260 1262 M
2. Al-Hakim Biamrillah I : 1262 1301 M
3. Al-Mustakfi Billah I : 1301 1335 M

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 21
4. Al-Watsiq Billah I : 1335 1341 M
5. Al-Hakim Biamrillah II : 1341 1352 M
6. Al-Mutadid Billah I : 1352 1361 M
7. Al-Mutawakkil Alallah I : 1361 1377 M
8. Al-Watsiq Billah II : 1383 1386 M
9. Al-Mutashim : 1386 1388 M
10. Al-Mutawakkil II : 1388 1405 M
11. Al-Mustain Billah I : 1405 1412 M
12. Al-Mutadid Billah II : 1412 1441 M
13. Al-Mustakfi Billah II : 1441 1450 M
14. Al-Qaim Biamrillah : 1450 1454 M
15. Al-Mustanjid Billah : 1454 1479 M
16. Al-Mutawakkil Alallah II : 1479 1487 M
17. Al-Mustamsik Billah : 1487 1508 M
18. Al-Mutawakkil III : 1508 1517 M

Kebijakan para khalifah Bani Abbasiyah berbeda dengan kebijakan Dinasti Umayyah. Para
khalifah Bani Umayyah lebih menekankan kepada perluasan wilayah, sedangkan Bani Abbasiyah
lebih memprioritaskan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam. Bani Abbasiyah
berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Puncak kejayaannya terjadi pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786 809 M) dan anaknya Al-
Mamun (813 833 M). Periode ini juga merupakan periode puncak keemasan peradaban umat
Islam. Saat itu, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin dan luas
wilayahnya mulai dari Afrika Utara hingga India.
Dinasti Abbasiyah menjadikan kota Baghdad sebagai pusat peradaban dan ilmu
pengetahuan yang merupakan simbol dari kejayaan dinasti ini. Berikut beberapa peradaban Bani
Abbasiyah di bidang ilmu pengetahuan:
a. Ilmu Fiqih. Tokohnya yaitu Imam Abu Hanifah (w. 767 M), Imam Malik (w. 795 M), Imam
Syafii (w. 820 M) dan Imam Ahmad bin Hanbal (w. 855 M)
b. Ilmu Tafsir. Tokohnya yaitu Ibnu Jarir Ath-Thabari, Ibnu Athiyyah Al-Andalusi, Abu Muslim
Muhammad bin Bahar Isfahani
c. Ilmu Hadis. Imam Bukhari (w. 256 H), Imam Muslim (w. 261 H), Ibnu Majah, Abu Dawud,
An-Nasai, Al-Baihaqi
d. Ilmu Kalam (teologi). Tokohnya yaitu Abu Hasan Al-Asyari dan Abu Mansur Al-Maturidi
yang dikenal sebagai tokoh Asyariyah, Washil bin Atha dan Abul Huzail Al-Allaf yang
dikenal sebagai tokoh Mutazilah
e. Ilmu Tasawuf. Tokohnya yaitu Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Hallaj, Al-Muhasibi
f. Ilmu Bahasa. Tokohnya yaitu Imam Sibawaih, Al-Kisai, Abu Zakariya Al-Farra. Ilmu
bahasa yang berkembang adalah ilmu nahwu, shorof, bayan, badi dan arudh yang
kesemuanya merupakan cabang dari ilmu bahasa Arab
g. Ilmu Filsafat. Tokohnya yaitu Abu Ishaq Al-Kindi, Abu Nashr Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu
Bajah, Ibnu Thufail, Imam Al-Ghazali, Ibnu Rusyd
h. Ilmu Kedokteran. Tokohnya yaitu Abu Zakariya Yahya bin Mesuwaih, Abu Bakar Ar-Razi,
Ibnu Sina
i. Ilmu Matematika. Tokohnya yaitu Al-Khawarizmi (pengarang kitab Aljabar) dan Abul Wafa
Muhammad bin Muhammad bin Ismail bin Abbas
j. Ilmu Farmasi. Tokohnya yaitu Ibnu Baithar (pengarang kitab Al-Mughni tentang obat-
obatan)
k. Ilmu Astronomi. Tokohnya yaitu Abu Mansur Al-Falaki, Jabir Al-Batani
l. Ilmu Fisika. Tokohnya yaitu Raihan Al-Biruni
m. Ilmu Kimia. Tokohnya yaitu Jabir bin Hayyan
n. Ilmu Geografi. Tokohnya yaitu Abul Hasan Al-Masudi, Ibnu Khurdazabah, Ahmad Al-
Yakubi, Abu Muhammad Al-Hasan Al-Hamadani
o. Ilmu Sosiologi. Tokohnya yaitu Ibnu Khaldun
p. Ilmu Sejarah. Tokohnya yaitu Ahmad bin Al-Yakubi, Ibnu Ishaq, Abdullah bin Muslim Al-
Qurtubah, Ibnu Hisyam, At-Thabari, Al-Maqrizi, Al-Baladzuri
q. Ilmu Sastra. Tokohnya yaitu Abu Nuwas, An-Nasyasi (pengarang buku Seribu Satu Malam)

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 22
5. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Dinasti Turki Usmani
Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Usman di
barat laut Anatolia pada tahun 1299 M. Dinasti ini juga dikenal dengan nama Imperium
Ottoman berhasil memberikan pengaruh yang cukup baik dalam bidang ekspansi agama Islam
ke wilayah Eropa, Asia Kecil, Asia Tengah, Timur Tengah, Mesir dan Afrika Utara. Berikut
beberapa perkembangan peradaban pada masa Turki Usmani:
a. Bidang pemerintahan. Model pemerintahan Turki adalah kesultanan/kerajaan, kemudian
berubah menjadi negara Republik yang diproklamirkan pada tanggal 1 Nopember 1923 M
dengan presiden pertama Mustafa Kemal At-taturk (1881 1938 M) yang kemudian ia
dikenal sebagai pendiri Turki Modern
b. Bidang militer. Kekuatan Angkatan Laut Turki Usmani mencapai puncak kejaayaannya
sehingga mampu melakukan ekspansi sampai ke wilayah Eropa dan Asia
c. Bidang ilmu pengetahuan. Tidak begitu menonjol karena Turki Usmani merupakan
bangsa yang berdarah militer, sehingga lebih banyak memfokuskan diri dalam bidang
kemiliteran dan ekspansi wilayah. Meskipun demikian, beberapa usaha dalam bidang ini
adalah:
1) Melakukan modernisasi di bidang pendidikan dan pengajaran dengan memasukkan
kurikulum pengetahuan umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam
2) Mendirikan lembaga pendidikan Mektebi Maarif untuk mencetak tenaga ahli di
bidang administrasi dan lembaga Mektebi Ulumi Edebiyet untuk mencetak tenaga
ahli di bidang penterjemah bahasa
3) Mendirikan berbagai perguruan tinggi di bidangkedokteran, militer dan teknologi
d. Bidang kebudayaan. Tokoh penyair diantaranya Nafi (1582 1636 M), tokoh prosa
diantaranya Katip Celebi dan Evliya Celebi. Pengembangan seni arsitektur diantaranya
bangunan Masjid Al-Muhammadi, Masjid Agung Sultan Sulaiman, Masjid Aya Sophia,
dan lain sebagainya

6. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Dinasti Safawiyah


Dinasti Safawiyah berkuasa di daerah Persia antara tahun 1502 1722 M. Awalnya
merupakan gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, Azerbaijan. Nama tarekat ini diambil dari
nama pendirinya Safi Ad-Din, yang merupakan keturunan dari Imam Syiah ke-6, Musa Al-
Kazim. Beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa Dinasti Safawiyah adalah:
a. Bidang ilmu pengetahuan. Tokohnya adalah Bahaudin Syaerazi seorang generalis ilmu
pengetahuan dan Muhammad Baqir bin Muhammad Damad seorang filusuf, ahli sejarah,
teolog dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah
b. Bidang ekonomi. Dikuasainya kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang kemudian
diubah menjadi Bandar Abbas yang merupakan salah satu jalur dagang laut antara Timur
dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis.
c. Bidang arsitektur. Penguasa Dinasti Safawiyah berhasil menciptakan Isfahan menjadi
ibukota kerajaan yang sangat indah, dimana berdiri bangunan-bangunan besar dengan
arsitektur bernilai tinggi. Disebutkan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan
dan 273 pemandian umum
d. Bidang kesenian. Antara lain dalam bidang kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani,
pakaian, tenunan, mode, tembikar dan benda seni lainnya
e. Bidang tarekat. Gerakan sufistik Safawiyah tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi
juga dalam politik dan pemerintahan

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 23
BAB V
KHUTBAH, TABLIG DAN DAKWAH

A. KHUTBAH
1. Pengertian dan Macam-Macam Khutbah
Secara bahasa, khutbah berasal dari B. Arab

yang artinya berbicara,
ceramah nasihat, atau berpidato. Secara istilah khutbah berarti berpidato di depan audiens sesuai
syarat dan rukun dengan tujuan mengajak untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
Apabila dilihat dari keterkaitan ibadah, khutbah ada 3 macam, yaitu:
a. Khutbah Jumat
b. Khutbah Idain (Idul Fitri dan Idul Adha)
c. Khutbah lainnya, seperti khutbah setelah sholat istisqa dan khutbah akad nikah. Khutbah ini
hukumnya sunnah sehingga tidak mengikat dan menentukan keabsahan jenis ibadah
tertentu

2. Khutbah Jumat
Khutbah Jumat artinya khutbah yang dilakukan sebelum pelaksanaan shalat Jumat.
Khutbah ini wajib dilakukan sesuai ketentuan, baik ketentuan khatib, ketentuan khutbah,
maupun ketentuan waktu dalam berkhutbah.
Syarat khutbah Jumat:
a. Khutbah dilaksanakan sebanyak dua kali, yakni khutbah pertama dan kedua yang diselingi
dengan duduk sebentar diantara dua khutbah
b. Kedua khutbah dilaksanakan setelah tergelincirnya matahari atau masuknya waktu shalat
Jumat yang sama dengan waktu shalat Zuhur
c. Kedua khutbah dilaksanakan sebelum pelaksanaan shalat Jumat sebagai syarat sahnya
rangkaian ibadah shalat Jumat
d. Isi materi khutbah harus memenuhi beberapa rukun khutbah, diantaranya harus bersumber
dari Al-Quran dan Hadis serta mengajak umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan
kepada Allah
e. Khutbah dilaksanakan dengan cara berdiri
f. Khutbah dilaksanakan dengan suara yang keras atau nyaring
g. Khatib atau orang yang berkhutbah harus dalam keadaan suci dari hadas dan najis
h. Khatib harus dalam keadaan menutup aurat
i. Kedua khutbah diucapkan dengan menggunakan Bahasa Arab, meskipun pada inti
khutbah, khatib menguraikan materi dengan Bahasa Indonesia. Mengenai ketentuan ini
memang terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama.

Rukun khutbah Jumat:


a. Membaca puji-pujian kepada Allah (hamdalah), minimal bacaan alhamdulillah
b. Membaca dua kalimat syahadat
c. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw.
d. Membaca ayat Al-Quran pada salah satu dari dua khutbah
e. Pesan takwa untuk jamaah
f. Membaca doa untuk memohon ampunan atas seluruh kaum muslimin laki-laki dan
perempuan

3. Khutbah Id
Khutbah Id adalah khutbah yang dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan sholat id,
baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw. riwayat
Bukhari dari Ibnu Umar:




) (
Terjemahnya:
Rasulullah saw., begitu juga Abu Bakar dan Umar ra. senantiasa melaksanakan dua shalat
Id (Idul Fitri dan Idul Adha) sebelum dilaksanakannya khutbah id. (HR. Bukhari).

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 24
Secara umum, syarat dan rukun khutbah id hampir sama dengan khutbah Jumat,
hanya ada beberapa perbedaan, antara lain:
a. Khutbah id dilaksanakan setelah sholat id
b. Khutbah dilaksanakan sebanyak dua kali, tetapi menurut sebagian ulama khutbah id
boleh dilaksanakan satu kali saja, tidak ada khutbah kedua
c. Waktu pelaksanaannya bersamaan dengan digelarnya shalat id, yakni di pagi hari setelah
terbit matahari
d. Isi khutbah harus memenuhi rukun khutbah sebagaimana khutbah Jumat

Hal-hal yang disunnahkan dalam khutbah id:


a. Khutbah id dilaksanakan di atas mimbar
b. Khutbah pertama diawali dengan membaca takbir 9 kali, khutbah kedua diawali dengan
membaca takbir 7 kali
c. Khatib harus dalam keadaan suci dari hadas dan najis

B. TABLIGH
Secara bahasa, tabligh berasal dari Bahasa Arab yang berarti
menyampaikan. Sedangkan menurut istilah, tabligh adalah kegiatan menyampaikan pesan nasihat
atau agama Islam dalam momen tertentu. Pelaku tabligh apabila laki-laki disebut mubaligh dan
apabila perempuan disebut mubalighah. Kegiatan tabligh dapat dilakukan kapan saja dan di mana
saja, tidak dibatasi ruang dan waktu, seperti di masjid, mushalla, lapangan, atau tempat-tempat
lainnya yang bersih, aman dan kondusif.
Bagi umat Islam yang menjadi mubaligh atau mubalighah, harus menjunjung tinggi etika
atau syarat-syarat yang diperlukan, yaitu:
1. Memiliki kemampuan pengetahuan agama Islam yang memadai
2. Memiliki keterampilan metode yang variatif
3. Memiliki sifat sabar dan tidak emosional
4. Memiliki sifat ikhlas karena Allah
5. Tidak bersifat komersil
6. Dianjurkan melakukan tabligh dalam keadaan suci dari hadas dan najis
7. Sebaiknya tidak hanya mahir dalam berbicara, tetapi juga mempunyai akhlak yang baik
8. Materi tabligh sebaiknya disesuaikan dengan tema acara
9. Pengemasan bahasa haruslah santun dan baik serta senantiasa mengajak pada kebaikan dan
disesuaikan dengan audiens

Persamaan dan Perbedaan Antara Tabligh dan Khutbah


PERSAMAAN PERBEDAAN
a. Sama-sama bentuk kegiatan amar a. Khutbah harus dilakukan oleh laki-laki, tetapi
maruf nahi munkar tabligh boleh laki-laki atau perempuan
b. Sama-sama kegiatan yang b. Khutbah terikat oleh rukun, sedangkan tabligh
membutuhkan keteladanan pelakunya tidak terikat dengan rukun
c. Sama-sama mendapatkan jaminan c. Khutbah harus menggunakan mimbar, sedangkan
keuntungan bagi pelakunya tabligh boleh tidak menggunakan mimbar
d. Sumber materi utama sama-sama d. Khutbah dilakukan berkaitan dengan ibadah
berasal dari Al-Quran dan Hadis tertentu, sedangkan tabligh tidak

C. DAKWAH
Secara bahasa, dakwah berasal dari Bahasa Arab yang berarti
mengajak atau memanggil. Secara istilah dakwah ialah suatu upaya untuk mengajak orang lain ke
jalan yang benar sesuai Al-Quran dan Hadis. Dakwah bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja,
bahkan tidak terikat pada ibadah dan momen tertentu. Pelakunya jika laki-laki disebut dai dan jika
perempuan disebut daiyah. Ketika melakukan dakwah, umat Islam harus meneladani rasulullah
dalam berdakwah.

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 25
Macam-Macam Metode Dakwah:
1. Dakwah bil lisan atau dakwah bil qaul, adalah dakwah yang dilakukan secara lisan, seperti
ceramah, pengajian, majelis talim, seminar, saresehan, lokakarya, dan lain sebagainya.
2. Dakwah bil hal, adalah jenis dakwah dengan perbuatan dan contoh keteladanan (uswatun
hasanah).
3. Dakwah bil kitabah, adalah jenis dakwah dengan menggunakan tulisan (media jurnalis), seperti
karya tulis, kitab-kitab, buku-buku.

Ketentuan dalam Berdakwah:


1. Bersikap lemah lembut
2. Disampaikan dengan bahasa yang mudah diterima
3. Mampu menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan
4. Sifatnya hanya mengajak, karena hanya Allah yang dapat memberikan hidayah
5. Tema sesuai situasi dan kondisi
6. Materi dakwah sesuai Al-Quran dan Hadis
7. Ikhlas, tidak mengharapkan imbalan apapun

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 26
BAB VI
TOLERANSI DAN MENGHINDARKAN DIRI DARI TINDAK KEKERASAN

A. SIKAP TOLERANSI DAN KERUKUNAN


1. Q.S. Yunus (10): 40-41



Tajwid
Hukum Hukum
Lafal Alasan Lafal Alasan
Bacaan Bacaan
lam sukun
bertemu
Nun sukun
dengan huruf
bertemu Idghom
Izhar lam
dengan huruf mitslain
(bertemunya
ha
dua huruf
yang sama)
Nun sukun
Kasroh
Idghom bi bertemu Mad
bertemu ya
ghunnah dengan huruf thobii
sukun
ya
Mim sukun
bertemu
Mad thobii
Idghom dengan huruf mad jaiz
bertemu
mitslain/ mim munfashi
hamzah dalam
mimi (bertemunya l
kata kedua
dua huruf yang
sama)
Alif Lam Mad thobii
Alif Lam Mad
bertemu bertemu
Qomariya wajib
dengan huruf hamzah dalam
h muttashil
mim satu kata
Nun sukun Mad
mad thobii di
Ikhfa bertemu huruf aridh lis
akhir ayat
kaf sukun

Mufrodat
Lafal Arti Lafal Arti
Jika mereka mendustakan
Di antara mereka
kamu
orang yang beriman pekerjaanku
Dan Tuhanmu kalian
lebih mengetahui Kalian berlepas diri
tentang orang-orang
Kalian kerjakan
yang berbuat kerusakan

Terjemah:
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada
(pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-
orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan
akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Yunus (10): 40-41).

Asbabun Nuzul

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 27
Menurut Imam As-Suyuti, dari 109 ayat pada surat Yunus yang memiliki asbabun nuzul
hanya ayat 2. Sedangkan Q.S. Yunus (10): 40-41 tidak ada sebab-sebab khusus ayat ini turun.
Namun, secara umum ayat ini masih ada hubungannya dengan Q.S. Yunus (10): 2, yaitu
tentang penolakan orang-orang kafir terhadap kerasulan Nabi Muhammad saw. Penolakan
orang-orang kafir tersebut, pada perkembangan selanjutnya menjadi sikap tidak beriman
kepada Al-Quran dan terlepas hubungan serta tanggung jawab amal perbuatan antara orang-
orang kafir dengan amal perbuatan kaum muslimin.

Kandungan Ayat
a. Terhadap dakwah Nabi Muhammad, ada orang-orang yang beriman sehingga memperoleh
manfaat dan ada pula yang menolak sehingga mereka tergolong sebagai orang-orang kafir
b. Kita harus bersikap toleran kepada orang-orang yang tidak beriman
c. Salah satu bentuk toleran adalah menyerahkan semua perbuatan mereka sesuai
keyakinannya dan kita tidak mengikuti keyakinan yang mereka anut
d. Allah menegaskan kepada Rasulullah untuk mengatakan bagiku amalku dan bagimu
amalmu. Ini adalah salah satu contoh toleransi dalam hal ucapan yang diajarkan Allah
kepada Rasul-Nya
e. Apa yang dilakukan oleh orang-orang kafir menjadi terlepas dengan apa yang dilakukan
oleh orang-orang Islam
f. Allah Maha Mengetahui terhadap orang-orang yang berhak memperoleh hidayah,
kemudian memberikan hidayah, dan juga Maha Mengetahui terhadap orang-orang yang
berbuat kerusakan sehingga mereka sesat

2. Hadis-Hadis tentang Toleransi


Hadis riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas ra.:






) (
Terjemah:
Dikatakan kepada Rasulullah, Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah? Beliau
menjawab, Agama yang lurus dan toleran. (HR. Ahmad).

Hadis riwayat Muslim dari Anas bin Malik ra.:


) (

Terjemah:
Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia
mencintai tetangganya atau beliau berkata kepada saudaranya sebagaimana dia mencintai
dirinya sendiri. (HR. Muslim).

3. Pengertian Toleransi
Secara bahasa, toleransi berasal dari kata tolerance yang berarti sikap membiarkan,
mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Secara
istilah, toleransi adalah sikap menghormati dan mengakui serta membiarkan orang lain
memiliki keyakinan, pemikiran, pendapat serta sikap dan tindakan yang berbeda dengan kita.
Menghargai dan mengakui adanya setiap perbedaan bisa dikatakan sikap toleransi. Dalam
Bahasa Arab, toleransi diterjemahkan dengan istilah tasamuh yang berarti saling mengizinkan
atau saling memudahkan.
Berbagai perbedaan yang harus disikapi dengan penuh toleransi, diantaranya:
e. Keyakinan dan kehidupan beragama
f. Bahasa dan suku bangsa
g. Budaya dan adat istiadat
h. Politik, hak pilih dan lain sebagainya

Islam adalah agama yang mengakui adanay keragaman dan perbedaan dalam berbagai
sisi kehidupan. Meskipun demikian, dalam masalah keyakinan Islam tidak memaknai toleransi
sebagai bentuk kerjasama dalam hal akidah dan ibadah, sehingga tidak kemudian secara

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 28
bergantian kita beribadah kepada tuhan selain Allah dan orang lain bergantian beribadah
kepada Tuhan kita. Karena toleransi yang demikian akan merusak akidah dan keyakinan kita
sebagai seorang muslim. Toleransi Islam dalam masalah keyakinan hanya sebatas pada
pengakuan keberadaan agama mereka, bukan pengakuan akan kebenaran agamanya. Sehingga
sikap kita sebagai muslim hanya sebatas menghormati dan mempersilakan mereka yang
berlainan agama untuk menjalankan ritual agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-
masing.

4. Contoh Perilaku Toleransi


Toleransi dalam hal keyakinan dan kehidupan beragama:
c. Mengakui adanya berbagai keyakinan dan agama yang beragam
d. Tidak memaksa orang lain untuk memilih agama sesuai dengan agama kita
e. Membiarkan orang lain untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
masing-masing
f. Tidak mengganggu mereka yang berlainan agama ketika melaksanakan peribadatan sesuai
dengan ritual agamanya
g. Menghilangkan rasa curiga dan prasangka buruk terhadap mereka yang berlainan agama
h. Saling memberikan bantuan sosial di luar persoalan agama, seperti kemiskinan, kesehatan,
pendidikan dan lain sebagainya

Toleransi dalam hal budaya dan adat istiadat:


a. Mengakui adanya berbagai budaya dan adat istiadat
b. Mempersilakan orang lain untuk mengembangkan budaya dan adat istiadatnya
c. Tidak saling menjelek-jelekkan antara satu dan yang lainnya
d. Memberikan dukungan dan apresiasi terhadap siapa saja yang telah berusaha melestarikan
budaya dan adat istiadat yang tidak bertentangan dengan agama Islam
e. Menjadikan budaya dan adat istiadat sebagai perekat keutuhan bangsa dan negara

Toleransi dalam hal bahasa dan suku bangsa:


a. Mengakui adanya keragaman bahasa dan suku bangsa
b. Menghormati orang lain yang menggunakan bahasa sesuai dengan suku bangsanya
c. Tidak saling menghina dan merendahkan suku bangsa lain
d. Ikut serta dalam melestarikan warisan bahasa dan suku bangsa

Toleransi dalam hal politik dan menentukan pilihan:


a. Mengakui adanya perbedaan kehendak dalam berpolitik dan menentukan hak pilih
b. Menghargai mereka yang berbeda dengan kita dalam menyalurkan hak pilih perpolitik
c. Tidak melaksanakan hak pilih orang lain dalam berpolitik
d. Tidak saling menjatuhkan dan merendahkan pilihan hak orang lain
e. Bekerja sama dalam berbagai aksi kegiatan untuk saling menghargai dan menghormati
proses demokrasi

5. Manfaat dan Hikmah Perilaku Toleransi


a. Dihormati dan dihargai orang lain
b. Memiliki sikap kedewasaan dalam berpikir, hati-hati dalam bertindak, serta bijaksana
dalam mengambil keputusan
c. Perbedaan menjadikan rahmat dan nikmat
d. Menjadikan bangsa yang hidup dalam kerukunan dan ketentraman

6. Pengertian Kerukunan
Kerukunan artinya kondisi dimana masing-masing individu dalam satu komunitas
saling memberikan rasa percaya, rasa aman dan rasa nyaman dalam menjalani aktivitas
kehidupan sehari-hari. Dalam bahasa Arab kerukunan disebut dengan kata sakinah yang
artinya tenang dan tenteram. Dalam pandangan Islam, kerukunan merupakan bagian dari
persaudaraan. Islam adalah agama rahmatan lil alamin (menyebarkan rahmat dan kasih
sayang ke seluruh penjuru dunia) yang senantiasa membibing umatnya untuk menjaga
kerukunan antara satu individu dengan lainnya. Dikarenakan sesama umat Islam, bahkan
sesama manusia adalah bersaudara, maka tidak layak bagi kita untuk saling berselisih dan
bermusuhan.

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 29
Apabila dianalisa lebih mendalam, antara sikap toleransi dan kerukuan adalah dua hal
yang selalu terkait dan tidak bisa dipisahkan. Artinya, toleransi merupakan salah satu prasyarat
begi terciptanya kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.

7. Contoh Perilaku Kerukunan


a. Menjaga kebersamaan dan silaturahmi dengan berbagai aktivitas positif
b. Bersikap rendah hati (tawadhu) terhadap sesama
c. Mengakui dan menghormati setiap perbedaan yang ada di sekitar kita
d. Memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungan yang ada di
sekitarnya
e. Menjaga perasaan orang lain agar tidak tersakiti dengan apa yang kita ucapkan dan kita
lakukan
f. Mendahulukan musyawarah atau komunikasi dalam setiap menyelesaikan permasalahan
g. Memaafkan orang-orang yang melakukan kesalahan kepada kita

8. Manfaat dan Hikmah Kerukunan


a. Terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa
b. Mampu menghindarkan diri dari perselisihan, permusuhan dan perpecahan
c. Mampu merasakan hidup tenang, tentram dan penuh kebahagiaan
d. Mampu merasakan kenikmatan hidup yang saling memberi dan menerima antara satu
sama lainnya
e. Merasakan kepedulian orang lain terhadap kita disaat kita membutuhkan bantuan orang
lain

B. MENGHINDARKAN DIRI DARI TINDAK KEKERASAN


1. Q.S. Al-Maidah (5): 32





Tajwid
Hukum Hukum
Lafal Alasan Lafal Alasan
Bacaan Bacaan
Nun sukun Tanwin fathah
Idghom
bertemu bertemu
Izhar bi
dengan huruf dengan huruf
ghunnah
hamzah wawu
Mad thobii
Huruf dal
Mad wajib bertemu Qolqolah
sukun berada
muttashil hamzah dalam shugro
di tengah ayat
satu kata
Nun sukun
Huruf mim
bertemu
Ikhfa Ghunnah dan nun ber-
dengan huruf
tasydid
qaf
Nun sukun
bertemu Mad fathah
Iqlab
dengan huruf thobii bertemu alif
ba
Alif Lam
Mad
Alif Lam bertemu mad thobii di
aridh lis
Syamsiyah dengan huruf akhir ayat
sukun
nun

Mufrodat

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 30
Lafal Arti Lafal Arti
dan barangsiapa yang
Oleh karena itu
memelihara kehidupan
Kami dan Sesungguhnya telah

tetapkan/menuliskan datang kepada mereka
dengan (membawa)
barangsiapa yang
keterangan-keterangan
membunuh
yang jelas
maka seakan-akan dimuka bumi
sungguh-sungguh
seluruhnya
melampaui batas

Terjemah
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia
seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah
Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada
mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat
kerusakan dimuka bumi. (Q.S. Al-Maidah (5): 32).

Asbabun Nuzul
Menurut Imam As-Suyuti, Q.S. Al-Maidah (5): 32 tidak memiliki asbabun nuzul secara
khusus, tetapi ia berkaitan dengan ayat setelahnya Q.S. Al-Maidah (5): 33. Di dalam hadis
yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir diterangkan bahwa Abdul Malik bin Marwan pernah menulis
surat kepada Anas yang menanyakan tentang suku Urainah yang murtad dari agama Islam dan
membunuh penggembala unta dan membawa lari unta-unta tersebut. Sehingga ayat ini turun
sebagai bentuk ancaman hukuman terhadap orang-orang yang membuat keonaran di bumi,
seperti tindakan mengganggu, membunuh dan jenis kekerasan lainnya.

Kandungan Ayat
a. Kehidupan manusia sepanjang sejarah selalu berkaitan dengan orang lain. Keterkaitan
tersebut bagaikan mata rantai yang saling berhubungan. Terputusnya sautu mata rantai akan
mengakibatkan hancurnya umat manusia
b. Setiap nilai suatu pekerjaann ditentukan oleh tujuannya, termasuk melakukan pembunuhan.
Pembunuhan yang dilakukan merupakan bentuk pemusnahan terhadap masyarakat.
Sebaliknya, melakukan eksekusi terhadap seorang pembunuh merupakan bentuk qishos
sebagai sumber kehidupan masyarakat
c. Manusia yang bekerja sebagai bentuk ikhtiar terhadap penyelematan jiwa manusia, karena
jika suatu pekerjaan dikerjakan oleh seorang yang bukan ahlinya, pasti akan mendatangkan
suatu musibah
d. Berbuat kerusakan di muka bumi sama halnya dengan membunuh generasi manusia yang ada
di dunia
e. Memelihara hak seseorang sesama manusia sama halnya dengan memelihara generasi
manusia yang ada di dunia
f. Bani Israil adalah kelompok bangsa yang banyak melampaui batas meskipun telah didakwahi
oleh para rasul Allah dengan membawa sejumlah bukti dan keterangan yang jelas

2. Hadis-Hadis tentang Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan


Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash ra:
) (
Terjemah:
seorang muslim adalah yang membuat semua orang muslim lainnya selamat dari (gangguan)
lisan dan tangannya, dan orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang
dilarang oleh Allah. (HR. Bukhari dan Muslim).

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 31
Hadis riwayat Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash ra:




) (


Terjemah:
Barangsiapa yang ingin dihindarkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
hendaknya ketika maut datang menjemputnya, ia dalam keadaan iman kepada Allah dan hari
Akhir, dan hendaklah ia berbuat kepada orang lain sebagaimana orang lain berbuat baik
kepadanya. (HR. Muslim).

Hadis riwayat Muslim dari Jabir bin Abdullah ra:


) (

Terjemah:
Barangsiapa yang tidak mempunyai kelembutan berarti ia tidak mempunyai kebaikan. (HR.
Muslim).

3. Makna Perilaku Tindak Kekerasan


Dalam kajian psikologi, perilaku tindak kekerasan adalah segala macam bentuk
perilaku yang dapat membahayakan secara fisik, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sebagai ungkapan perasaan kesal atau marah yang tidak terkendali. Islam adalah
agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menghindarkan diri dari perilaku
tindak kekerasan. Meskipun Islam lahir di tengah peradaban masyarakat jahiliyah yang penuh
dengan kekerasan dan peperangan, tetapi Islam senantiasa hadir dengan penuh kelembutan dan
kedamaian. Sejarah mencatat bagaimana sikap sabar dan pemaaf Rasulullah saw ketika beliau
berdakwah tetapi dicaci maki, dihina bahkan hendak dicelakai berulang kali oleh umatnya.
Rasulullah saw. bersabda:
) (

Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk
kehidupan setelah mati, (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah).

4. Bahaya Perilaku Tindak Kekerasan


a. Kekerasan akan menimbulkan masalah baru
b. Kekerasan akan semakin meruncingkan permusuhan
c. Kekerasan akan mengancam keselamatan jiwa manusia
d. Kekerasan akan mempersulit terciptanya kerukunan
e. Kekerasan akan memecah keutuhan bangsa

5. Contoh Perilaku Yang Menyebabkan Tindak Kekerasan


a. Kekerasan timbul karena kebuntuan komunikasi
b. Kekerasan timbul karena ego yang berlebihan
c. Kekerasan timbul karena amarah danemosi yang tidak terkendali
d. Kekerasan timbul karena faktor lingkungan yang keras dan kasar

6. Contoh Perilaku Yang Dapat Meredam Tindak Kekerasan


a. Mendahulukan proses komunikasi (musyawarah) yang baik dan efektif dalam
menyelesaikan segala macam persoalan
b. Membiasakan diri untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan menghormati orang lain
c. Membiasakan diri menjadi pribadi yang mudah memaafkan orang lain
d. Menjaga silaturahmi dengan baik dan efektif
e. Melakukan kerja sama dalam berbagai kegiatan yang positif

7. Manfaat dan Hikmah Perilaku Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan


a. Terselesaikannya segala macam permasalahan antar sesama manusia
b. Terpeliharanya kehormatan dan martabat manusia sebagai makhluk paling mulia dan
saling membutuhkan satu sama lain

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 32
c. Terciptanya kerukunan antar sesama manusia sehingga tercipta kehidupan yang aman,
tentram dan damai
d. Terciptanya kepekaan sosial yang tinggi sehingga tidak akan rela jika sampai menyakiti
orang lain
e. Terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa
f. Terselamatkannya jiwa manusia dari berbagai tindakan dan perilaku saling menyakiti

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 33
BAB VII
IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH

A. Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah


Secara bahasa, rasul berasal dari B. Arab rasala atau arsala yang berarti mengutus. Bentuk
kata rasul mempunyai arti utusan. Iman kepada Rasul-Rasul Allah berarti meyakini sepenuh hati,
membenarkan dengan ucapan dan membuktikan dengan perilaku keseharian bahwa Allah telah
mengutus laki-laki terpilih yang diberi wahyu untuk membawa dan menyampaikan misi serta tugas
kerasulannya (risalah) kepada umatnya. Adapun yang dimaksud misi atau risalah adalah mengajak
umat untuk bertauhid kepada Allah serta menyampaikan wahyu kepada umatnya sebagai pedoman
dan petunjuk hidup agar selamat di dunia dan akhirat.

B. Dalil tentang Iman kepada Rasul-Rasul Allah


QS. Yunus (10): 47


Terjemahnya:
tiap-tiap umat mempunyai rasul; Maka apabila telah datang Rasul mereka, diberikanlah
keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. (QS. Yunus (10):
47).

QS. Al-Mumin (40): 78





Terjemahnya:
dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada
yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan
kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin
Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. dan
ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (QS. Al-Mumin (40): 78).

Hadis riwayat Baihaqi dari Abu Zar:



:

: :
:
.

) ( :
Terjemahnya:
Aku mendatangi Rasulullah saw. di dalam masjid dan beliau meriwayatkan sebuah hadis, lalu aku
bertanya, Wahai Rasulullah, berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab, 124.000 orang.
Lalu berapa jumlah rasul diantara mereka? Beliau menjawab, 313 orang. (HR. Baihaqi).

C. Perbedaan Antara Nabi dan Rasul


Allah mengutus pada setiap umat seorang Rasul. Walaupun penerapan syariat dari tiap
Rasul berbeda-beda, namun Allah mengutus para Rasul dengan tugas yang sama. Beberapa
diantara tugas tersebut adalah:
a. Menyampaikan risalah Allah taala dan wahyu-Nya.
b. Dakwah kepada Allah subhanahu wa taala.
c. Memberikan kabar gembira dan memperingatkan manusia dari segala kejelekan.
d. Memperbaiki jiwa dan mensucikannya.
e. Meluruskan pemikiran dan aqidah yang menyimpang.
f. Menegakkan hujjah atas manusia.
g. Mengatur umat manusia untuk berkumpul dalam satu aqidah.
Secara rinci, perbedaan antara Nabi dan Rasul dapat dilihat pada tabel berikut:

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 34
N
NABI RASUL
O
1 Tidak diperintahkan kepada Diperintahkan oleh Allah untuk
siapapun untuk menyampaikan menyampaikan risalah
risalah dari Allah
2 Menguatkan / melanjutkan syariat Diutus dengan membawa syariat
dari Rasul sebelumnya baru
3 Diutus kepada kaum yang sudah Diutus kepada kaum yang
tunduk dengan syariat dari rasul menentang
sebelumnya
4 Setiap nabi belum tentu ia Setiap Rasul adalah Nabi
seorang rasul
5 Nabi pertama adalah Rasul pertama adalah
Adamalaihissalam Nuh alaihissalam
6 Jumlah Nabi adalah 124 ribu Jumlah Rasul adalah 313 orang
orang
7 Nabi itu jauh lebih banyak Rasul jauh lebih sedikit ketimbang
nabi
8 Adapun nabi, ada di antara Seluruh rasul yang diutus, Allah
mereka yang berhasil dibunuh selamatkan dari percobaan
oleh kaumnya pembunuhan yang dilancarkan oleh
kaumnya

D. Jumlah, Nama dan Mukjizat Para Nabi dan Rasul Allah


Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Abu Zar, jumlah para nabi
seluruhnya adalah 124.000 orang, dan diantara mereka terdapat 313 orang yang diutus sebagai
rasul. Dari seluruhnya tersebut, yang wajib diimani oleh setiap orang Islam hanya 25 orang nabi
dan rasul. Allah menyebutkan 25 orang nabi dan rasul tersebut di dalam Al-Quran, dengan
perincian 18 orang disebutkan dalam QS. Al-Anam (6): 83-86 dan 7 orang lagi disebutkan secara
terpisah, yaitu QS. Hud (11): 50, 61 dan 84, QS. Ali Imran (3): 33, QS. Al-Anbiya (21): 85 dan QS.
Al-Fath (48): 29.
Masing-masing nabi dan rasul mempunyai mukjizat yang diberikan oleh Allah sebagai
penguat dakwah mereka kepada masing-masing umatnya. Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa
diberikan oleh Allah hanya kepada para rasul sebagai bentuk penguat dalam mengemban misi
kerasulan. Adapun fungsi mukjizat adalah untuk mengalahkan segala bentuk rintangan, tantangan
dan ancaman dalam mendakwahkan agama Allah sekaligus menunjukkan kepada manusia bahwa
agama yang dibawa mereka adalah kebenaran dari Allah.
Allah telah memberikan bentuk mukjizat yang berbeda kepada para rasul. Perbedaan
tersebut didasarkan kepada situasi dan kondisi yang terjadi dalam berdakwah. Meskipun demikian,
mukjizat dapat dibagi dalam beberapa macam, yaitu:
a. Mukjizat Kauniyah, adalah mukjizat yang berupa peristiwa alam. Misalnya, terbelahnya laut
akibat pukulan tongkat Nabi Musa as. dan dibelahnya bulan menjadi dua oleh Nabi Muhammad
saw.
b. Mukjizat Salbiyah atau Tarkiyah, adalah mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya, seperti
Nabi Ibrahim as. mampu menghilangkan daya bakar api sehingga ia tidak terbakar, ketika
dihukum bakar karena perbuatannya menghancurkan semua berhala sembahan.
c. Mukjizat Syakhsiyah atau Filiyah, adalah mukjizat yang terpancar dari tubuh rasul sendiri.
Misalnya, memancarnya cahaya dari tangan Nabi Musa as., dan mengucurnya air dari celah-
celah jemari Nabi Muhammad saw.
d. Mukjizat Aqliyah, adalah mukjizat yang masuk akal. Contoh satu-satunya adalah Al-Quran.

Secara rinci masing-masing mukjizat para rasul yang 25 adalah sebagai berikut:
NO NAMA RASUL UMAT MUKJIZAT
1 Adam as. Tidak memiliki umat - Manusia pertama di bumi
(hanya keluarganya) - Siti Hawa diciptakan oleh Allah dari tulang
rusuk Nabi Adam
2 Idris as. Bani Qabil di Babul, - Nabi yang mampu menulis dengan pena
Irak dan Memphis - Dibawa ke surga oleh Allah tanpa

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 35
NO NAMA RASUL UMAT MUKJIZAT
mengalami kematian
3 Nuh as. Bani Rasib di wilayah Membuat perahu (kapal) di musim kemarau
selatan Irak panjang dan dapat menyelamatkan siapapun yang
mau naik kapal tersebut
4 Hud as. Kaum Ad di Ahqaf, Badai gurun selama 7 hari 7 malam sebagai azab
Yaman Allah atas kaum Ad yang tidak mau bersyukur
dan melanggar perintah Allah
5 Saleh as. Kaum Tsamud di Pukulan telapak tangannya yang dapat
Semenanjung Arab mengeluarkan seekor unta betina dari dalam
bebatuan
6 Ibrahim as. Bangsa Kaldea di Selamat dari kobaran api pasukan Raja Namrud
Kaldaniyyun, Irak
7 Luth as. Kaum Sadum dan Badai yang membinasakan umatnya karena
Amurah di Syam, menolak ajaran Allah dan selalu melakukan
Palestina homoseksual (sodomi)
8 Ismail as. Penduduk Amaliq, Bani - Hentakan kakinya saat bayi memancarkan
Jurhum, dan Qabilah air zam zam
Yaman, Mekah - Selamat dari sembelihan ayahnya karena
diganti domba dari surga
- Kisah pelemparan batu oleh Nabi Ismail
kepada setan diabadikan menjadi wajib haji
(yakni melempar jumrah)
9 Ishaq as. Kaum Kanan di - Berita kelahirannya datang langsung dari
wilayah Khalil, malaikat kepada Nabi Ibrahim dan Siti
Palestina Sarah ketika hendak menghancurkan umat
Nabi Luth
- Keterampilan berdakwah
10 Yaqub as. Kanan di Syam - Pemikirannya yang sangat berpengaruh
kepada para rasul sebelum Nabi
Muhammad, kepada kaum Yahudi dan
Nasrani
11 Yusuf as. Hyksos dan Kanan di - Dapat mentakwilkan mimpi
Mesir - Ketampanannya yang sangat menggoda
12 Ayyub as. Bani Israel dan Bangsa - Kesabarannya dalam menghadapi ujian
Amoria di Horan, Syiria - Tapakan kakinya ke tanah yang dapat
mengeluarkan air dan dapat menyembuhkan
sakit kulit yang diderita selama 80 tahun
13 Zulkifli as. Bangsa Amoria di Kesabarannya yang luar biasa menjadikannya
Damaskus seorang raja
14 Syuaib as. Kaum Rass, Negeri Petir dan kilat sebagai azab Allah yang
Madyan dan Aykah menghanguskan masyarakat Madyan karena
menolak dakwahnya
15 Musa as. Bangsa Mesir kuno dan - Tangan yang mengeluarkan cahaya
Bani Israel di Mesir - Tongkat berubah jadi ular
- Tangkat membelah lautan
- Kitab Taurat
16 Harun as. Bangsa Mesir kuno dan Kepandaian berdakwah dan berdiplomasi
Bani Israel di Mesir
17 Daud as. Bani Israel di Palestina - Berbicara dengan burung
- Suara yang sangat merdu
- Membengkokkan besi dengan tangan
- Raja yang sangat adil dan bijaksana
- Gempa yang menewaskan seluruh penduduk
karena melanggar hari Sabat (Sabtu)
- Kitab Zabur
18 Sulaiman as. Bani Israel di Palestina - Berkomunikasi dengan jin dan binatang
- Mengendarai angin

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 36
NO NAMA RASUL UMAT MUKJIZAT
- Raja yang sangat adil, kaya raya dan
kekuasannya mencakup bangsa Jin
19 Ilyas as. Funisia dan Bani Israel - Dibawa ke surga oleh Allah tanpa
di Balabak, Syam mengalami kematian
- Bencana kekeringan kepada umatnya
20 Ilyasa as. Bani Israel dan Kaum - Menghidupkan orang mati
Amoria di Panyas,Syam - Bencana kekeringan kepada umatnya
21 Yunus as. Bangsa Assyria di Hidup di perut seekor ikan paus
Ninawa, Irak
22 Zakaria as. Bani Israel di Palestina Dikaruniai anak pada usia 100 tahun (yaitu Nabi
Yahya as.)
23 Yahya as. Bani Israel di Palestina Keteguhan hati dalam berdakwah, terutama
ketika melarang seorang paman menikah dengan
keponakannya sendiri
24 Isa as. Bani Israel di Palestina - Berbicara ketika baru lahir
- Menghidupkan orang mati
- Membuat burung yang hidup dari tanah liat
- Menyembuhkan buta
- Mendatangkan makanan dari langit
- Selamat dari penyaliban
- Kitab Injil
25 Muhammad Seluruh umat manusia - Mengeluarkan air dari sela-sela jarinya
saw. dan bangsa jin sampai - Peristiwa Isra dan Miraj
hari kiamat - Penutup para nabi dan rasul
- Membelah bulan dan mengembalikkannya
seperti semula
- Awan sejuk yang selalu menaunginya ketika
berjalan
- Kitab Al-Quran
- Dan lain sebagainya

E. Silsilah Para Nabi dan Rasul Allah


Para nabi dan rasul, seluruhnya manusia terbaik pilihan Allah yang mempunyai silsilah atau
garis keturunan orang-orang saleh. Secara rinci, silsilah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
ini:

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 37
F. Rasul-Rasul Ulul Azmi
Dalam mendakwahkan agama Allah, para rasul ada yang dihadapkan pada tantangan,
rintangan dan ancaman yang luar biasa. Dari 25 nabi dan rasul di atas, hanya ada 5 rasul yang
termasuk rasul ulum azmi (memiliki keteguhan hati dan kesabaran yang sangat tinggi), yaitu:
c. Nabi Nuh as.
d. Nabi Ibrahim as.
e. Nabi Musa as.
f. Nabi Isa as.
g. Nabi Muhammad saw.
Para rasul ulul azmi tersebut diabadikan oleh Allah di dalam QS. Al-Ahzab (33): 7:


Terjemah:
dan (ingatlah) ketika Kami mengambil Perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari
Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka Perjanjian
yang teguh. (QS. Al-Ahzab (33): 7)

Secara umum, rasul ulul azmi adalah yang mempunyai kriteria keteguhan hati yang kuat
disertai kesabaran yang tinggi dalam menghadapi rintangan dalam berdakwah. Secara rinci,
kriteria rasul ulul azmi adalah:
a. Memperoleh pengiktirafan Allah
b. Memiliki kesabaran yang tinggi
c. Senantiasa memohon kepada Allah agar kaumnya tidak diberikan azab
d. Senantiasa berdoa agar kaumnya diberikan hidayah
e. Memiliki tekad yang tinggi dalam berdakwah
f. Senantiasa bersyukur atas semua keadaan yang dianugerahkan Allah

G. Sifat Rasul-Rasul Allah


a. Siddiq, artinya benar dan jujur
b. Amanah, artinya dapat dipercaya

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 38
c. Tabligh, artinya menyampaikan ajaran dakwah risalahnya
d. Fathonah, artinya cerdas dan bijaksana

H. Tugas Rasul-Rasul Allah


a. Menegakkan kalimat tauhid (mengesakan Allah)
b. Menyeru umat manusia agar menjauhkan diri dari thagut (sesembahan selain Allah)
c. Menyampaikan kabar gembira, yaitu balasan surga bagi orang yang beriman
d. Menyampaikan peringatan, yaitu ancaman siksa neraka bagi orang yang kafir

I. Contoh Perilaku Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah


a. Mengetahui dan menghafal nama-nama nabi dan Rasul yang wajib diketahui
b. Meyakini dan mengakui adanya kesamaan misi yang dibawa para rasul
c. Meyakini dan mengakui bahwa Nabi Muhammad saw. adalah rasul paling akhir
d. Menjadikan para rasul, khususnya Nabi Muhammad saw. sebagai idola dan teladan sepanjang
masa
e. Mengikuti jejak langkah para rasul, khususnya Nabi Muhammad saw.
f. Senantiasa bersikap jujur dan amanah serta berakhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari
g. Senantiasa peka terhadap persoalan hidup dan terampil dalam mengatasinya

J. Hikmah Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah


a. Menambah keimanan kepada Allah
b. Mempercayai kebenaran risalah para rasul
c. Mencintai para rasul di atas manusia dan makhluk lainnya
d. Mengikuti seluruh ajaran yang disampaikan para rasul, khususnya Nabi Muhammad saw.
e. Memperoleh teladan yang baik dalam segala aspek kehidupan

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 39
BAB VIII
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM

A. Pengertian Prinsip Ekonomi dalam Islam


Secara bahasa, kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos (keluarga, rumah
tangga) dan nomos (aturan, norma, kaidah). Secara sederhana, ekonomi dapat diartikan sebagai
kaidah-kaidah dalam suatu keluarga atau rumah tangga. Dalam bahasa Arab, ekonomi sering
diterjemahkan dengan kata al-iqtishad (hemat, dengan penghitungan).
Pengertian ekonomi dalam Islam tentu tidak hanya diartikan sebagai aturan dalam suatu
rumah tangga, namun juga disertai dengan landasan dan asas keislaman yang bersumber dari Al-
Quran dan Al-Hadis. Pengertian seperti ini dapat dimaknai sebagai sebuah pengertian ekonomi
Islam atau ekonomi syariah. Dengan demikian, prinsip ekonomi Islam menggunakan asas
pendekatan normatif dan pendekatan positif yang sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam, yaitu Al-
Quran, Al-Hadis dan Ijma para ulama.

B. Pengertian Praktik Ekonomi dalam Islam


Pada umumnya, praktik ekonomi Islam sama seperti praktik ekonomi barat, yaitu segala
bentuk aktivitas umat Islam yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, seperti jual beli, sewa-
menyewa, utang-piutang, perbankan dan lain sebagainya. Namun, yang membedakan antara
praktik ekonomi Islam dan barat adalah dari sisi keadilan dan kesejahteraan masyarakat,
diantaranya adalah menghapus praktik riba atau bunga dalam sistem perekonomian.

C. Dasar Hukum Ekonomi Islam


QS. Al-Baqarah (2): 168:


Terjemahnya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah (2): 168).

QS. An-Nisa (4): 29:





Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. (QS. An-Nisa (4): 29).

Hadis riwayat Bukhari dan Miqdam ra.:




) (
Terjemahnya:
Tidak makan seseorang itu suatu makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangannya
(sendiri) dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. makan dari usaha tangannya sendiri. (HR.
Bukhari).

D. Prinsip-Prinsip Ekonomi dalam Islam

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 40
1. Barang yang digunakan dalam transaksi ekonomi (produksi, konsumsi, distribusi dan
investasi) adalah barang halal, baik halal secara zatiyah (zat asalnya bukan termasuk najis,
seperti kotoran binatang dan lain sebagainya) maupun aridiyah (zat barangnya dan cara
perolehannya halal).

2. Tidak mengandung unsur-unsur riba dalam bentuk apapun.


Firman Allah dalam QS. Ali Imran (3): 130:


Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Ali Imran (3):
130).

3. Tidak mengandung unsur-unsur garar (penipuan).


Firman Allah dalam QS. Asy-Syuara (26): 181

Terjemahnya:
sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang yang merugikan.
(QS. Asy-Syuara (26): 181).

4. Kegiatan transaksi ekonomi terjadi karena adanya kemauan dari kedua belah pihak yang
bertransaksi
5. Dilakukan dengan cara yang baik
6. Diadministrasikan dengan tertib
Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah (2): 282:

.....
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar (QS. Al-Baqarah (2): 282).

7. Dilakukan secara terencana dan profesional:


a. Mengutamakan faktor keahlian dalam mengelola ekonomi
b. Dilakukan dengan penuh amanah (tanggung jawab dan dapat dipercaya)
c. Dilakukan secara adil

8. Dilakukan untuk memperoleh laba atau keuntungan dunia dan akhirat


9. Ekonomi Islam menolak sistem monopoli
10. Zakat wajib dikeluarkan oleh pemilik ekonomi setelah mencapai nishab

E. Macam-Macam Praktik Ekonomi dalam Islam


1. Jual beli (bai)
2. Pesanan (salam)
3. Perseroan (syirkah)
4. Investasi (qirad)
5. Paruhan kebun (musaqah)
6. Pinjam-meminjam (ariyah)
7. Jaminan (dhaman)

F. Jual Beli
Jual beli adalah proses tukar-menukar barang untuk memiliki dan memberi kepemilikan
dengan cara tertentu (akad). Adapun syarat dan rukun jual beli adalah sebagai berikut:
1. Adanya aqid (penjual dan pembeli). Syaratnya:
a. Baligh

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 41
b. Berakal
c. Atas kehendak sendiri
d. Bukan orang yang ter-hajru, yaitu pemboros dan muflis (orang yang sedang pailit atau
bangkrut)
2. Adanya maqud alaih (barang yang diperjualbelikan). Syaratnya:
a. Barang adalah milik sendiri
b. Barang dapat diserahterimakan
c. Barang ada manfaatnya
d. Barangnya suci (tidak najis)
e. Barangnya teridentifikasi, baik jenis, kualitas maupun keragamannya
3. Adanya sighat (akad jual beli atau ijab qabul). Syaratnya:
a. Dilakukan atas kehendak sendiri
b. Dilakukan secara langsung (tanpa perantara)
c. Dilakukan secara bersambung (ada komunikasi) dan tidak bermain-main
d. Tidak digantungkan dengan sesuatu yang lain
e. Tidak ada batasan waktu

Hal-hal terkait dengan jual beli:


a. Khiyar, adalah kebebasan antara penjual dan pembeli untuk meneruskan atau membatalkan
proses jual beli. Khiyar ada 3 macam, yaitu:
a. Khiyar majelis, yaitu khiyar yang ditentukan oleh tempat. Artinya, jika penjual atau
pembeli telah berpisah atau pergi, maka selesai sudah waktu khiyar majelis, sehingga ia
boleh melakukan jual beli dengan orang lain. Tetapi jika belum berpisah, tidak boleh
penjual melakukan transaksi dengan orang lain.
b. Khiyar syarat, yaitu ditentukan oleh syarat yang ditentukan antara penjual dan pembeli.
Masa berlakunya adalah 3 hari 3 malam. Pada masa khiyar syarat, barang tidak boleh
ditawarkan kepada orang lain, kecuali sudah melewati batas waktu tadi.
c. Khiyar aibi, yaitu ditentukan oleh ada atau tidaknya cacat pada barang yang
diperjualbelikan.

b. Riba, artinya tambahan. Riba sering diistilahkan dengan bunga (bank), biasanya terjadi dalam
proses jual beli, sewa-menyewa dan hutang-piutang. Riba ada 3 macam:
a. Riba nasiah, terjadi dalam proses jual beli atau utang piutang
b. Riba fadhl, terjadi dalam proses jual beli atau tukar-menukar barang
c. Riba yad, terjadi khusus dalam proses jual beli

G. Kerja Sama Ekonomi Islam


1. Syirkah
Secara bahasa, syirkah artinya bersekutu, sedangkan menurut istilah adalah suatu kerja
sama antara dua orang atau lebih dalam suatu usaha dengan modal, sistem kerja dan
pembagian hasil yang telah ditentukan dan disepakati oleh semua anggota. Syirkah dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Syirkah ainan (serikat harta)
Adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dengan cara memberikan sejumlah
hartanya sebagai modal yang akan dikelola dalam suatu usaha demi mendapatkan
keuntungan dari kerja samanya. Dalam kehidupan modern, syrikah ini dapat berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Tertutup dan Perseroan Firma. Rukun dan syaratnya
adalah sebagai berikut:
1) Ada sighat (lafal akad)
2) Ada orang yang berserikat, syaratnya adalah baligh, berakal sehat, merdeka dan atas
kehendak sendiri
3) Ada harta yang diberikan sebagai modal, syaratnya:
a) Modal hendaklah berupa uang (emas atau perak) atau barang yang dapat
ditimbang atau ditukar, seperti beras, gula, dan lain sebagainya
b) Dua modal dari kedua belah pihak hendaklah dicampur sebelum akad sehingga
kedua barang itu tidak dapat dipisahkan lagi
c) Ada pokok pekerjaannya

b. Syrikah abdan atau syirkah amal (serikat kerja atau jasa)

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 42
Adalah suatu kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki kemampuan modal
atau keterampilan untuk melakukan usaha tertentu dengan keuntungan dibagi sesuai
perjanjian. Syirkah abdan dapat berupa:
1) Qirad atau mudharabah (investasi), yaitu suatu akad untuk menyerahkan modal
kepada seseorang guna melakukan jenis usaha tertentu dengan keuntungan dibagi
sesuai perjanjian dan modal kembali kepada pemilik modal. Syaratnya adalah:
a) Adanya modal berupa uang atau barang
b) Adanya usaha tertentu, seperti dagang atau perusahaan
c) Adanya pembagian keuntungan atau kerugian secara bersama-sama sesuai
perjanjian
d) Adanya kedewasaan antara dua belah pihak (pemilik dan penerima modal)
2) Musaqah (pembagian hasil kebun), adalah suatu akad antara pemilik kebun dengan
penggarap untuk mengolah kebun dengan penghasilan dibagi sesuai perjanjian.
3) Muzaroah adalah suatu akad antara pemilik tanah (berbentuk sawah atau ladang)
dengan penggarap untuk mengolah tanah dengan penghasilan dibagi sesuai perjanjian
dengan ketentuan bahwa bibit dan zakat dibebankan kepada penggarap.
4) Mukhabarah adalah suatu akad antara pemilik tanah (sawah atau kebun) dengan
penggarap untuk mengelola tanah dengan penghasilan dibagi sesuai perjanjian dengan
ketentuan bahwa bibit dan zakat dari pemilik tanah.

2. Perbankan
Menurut Undang-Undang Negara RI No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Bank ada dua macam, yaitu:
a. Bank umum, seperti BRI, BNI, BTN, Bank Mandiri, BCA, dan lain sebagainya. Dalam
praktiknya, jenis bank ini menerapkan sistem bunga. Bunga bank termasuk jenis riba
sehingga hukumnya haram bagi umat Islam. Hal ini sesuai fatwa MUI sebagai hasil
lokakarya pada tanggal 19-21 Agustus 1990 di Cisarua Bogor yang memutuskan bahwa
bunga bank hukumnya haram.
b. Bank Islam, seperti Bank Muamalat dan lain sebagainya. Dalam praktiknya, jenis bank ini
tidak menerapkan sistem bunga, tetapi menerapkan sistem bagi hasil, sehingga halal
hukumnya bagi umat Islam

Hukum umat Islam menggunakan jasa bank umum:


a. Halal atau boleh, tetapi sifatnya darurat. Artinya, umat Islam boleh menggunakan jasa bank
umum sepanjang bank Islam belum mampu memenuhi kebutuhan umat Islam secara
keseluruhan dengan mudah.
b. Haram, apabila bank Islam sudah mampu dengan mudah memenuhi kebutuhan umat Islam.
Ukuran mampu adalah keberadaan bank Islam sudah seperti bank umum, yakni ada di
setiap pelosok nusantara.

3. Asuransi
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) bab 9 pasal 246 tentang
Asuransi atau Pertanggungan, dijelaskan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian dimana
seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu
premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa
tertentu. Asuransi dapat dibedakan menjadi:
a. Asuransi kesehatan
b. Asuransi pendidikan
c. Asuransi kecelakaan kerja
d. Asuransi properti dan kendaraan
e. Asuransi jiwa
Hukum umat Islam menggunakan asuransi:
a. Menurut Sayyid Sabiq, Abdullah Al-Qalqi, Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil Al-
Muthi berpendapat bahwa segala jenis asuransi hukumnya haram, karena:
1) Asuransi sama dengan judi
2) Asuransi mengandung unsur-unsur yang tidak pasti

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 43
3) Asuransi mengandung unsur riba
4) Asuransi mengandung unsur pemerasan, karena pemegang polis apabia tidak bisa
melanjutkan pembayaran preminya maka akan hilang atau dikurangi
5) Premi yang sudah dibayar akan diputar dalam praktik-praktik riba
6) Asuransi termasuk jual beli atau tukar-menukar mata uang tidak tunai
7) Hidup dan mati manusia dijadikan objek bisnis, dan sama halnya dengan mendahului
takdir Allah.
b. Menurut Abdul Wahab Khalaf, Mustafa Akhmad Zarqa, M. Yusuf Musa dan Abdurrahman
Isa, mengatakan bahwa asuransi konvensional hukumnya boleh, karena:
1) Tidak ada nash (Al-Quran dan hadis) yang melarang asuransi
2) Ada kesepakatan dan kerelaan antara kedua belah pihak
3) Saling menguntungkan kedua belah pihak
4) Asuransi dapat menanggulangi kepentingan umum, sebab premi yang terkumpul dapat
diinvestasikan untuk proyek-proyek yang produktif
5) Asuransi termasuk akad mudharabah (bagi hasil)
6) Asuransi terasuk koperasi (syirkah taawuniyah)
7) Asuransi dianalogikan (diqiyaskan) dengan sistem pensiun, seperti taspen.
c. Menurut M. Abu Zahrah, berpendapat bahwa asuransi yang bersifat komersial hukumnya
haram, sedangkan asuransi yang bersifat sosial hukumnya halal atau boleh.
d. Asuransi hukumnya syubhat, artinya belum jelas antara halal dan haram karena tidak ada
dalil yang secara jelas menghalalkan atau mengharamkan. Di dalam Islam berlaku pedoman
bahwa sesuatu yang meragukan sebaiknya ditinggalkan.

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 44
BAB IX
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN (1800 M SEKARANG)

A. Latar Belakang Perkembangan Islam pada Masa Modern


Abad ke-18 merupakan masa-masa sulit bagi umat Islam. Daulah Islamiyah mengalami
kemunduran yang ditandai dengan terpecahnya Daulah Islamiyah menjadi negara-negara kecil
yang ingin melepaskan diri. Perkembangan Islam pada masa modern terjadi sejak tahun 1800 M
sampai sekarang yang telah berjalan selama 214 tahun.
Kehidupan modern sangat membutuhkan sikap dan pola hidup maju bagi umat Islam,
dengan tanpa mengorbankan nilai-nilai keimanan dan keagamaan. Beberapa ciri manusia modern
menurut Alfin Taffler adalah:
1. Bertumpu pada paham positivisme sehingga pengembangan ilmu dan teknologi kurang
mempertimbangkan nilai-nilai etika dan agama
2. Mendorong manusia bersifat hedonisme dan konsumerisme, artinya kesejahteraan hidup
dilihat dari segi materi dan uang
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat, sehingga manusia diperbudak
teknologi
4. Bersifat eksploitatif, artinya kemajuan iptek kurang memperhatikan dampak terhadap
lingkungan

B. Faktor-Faktor Perkembangan Islam Modern


1. Munculnya Renaissance Eropa
Hearsnaw yang dikutip Ahmad Syalabi (dalam Sejarah Peradaban Islam) pernah
berkata bahwa saat pertama kali Eropa melancarkan serangan terhadap umat Islam pada Perang
Salib, Eropa terkejut dengan peradaban yang dimiliki umat Islam saat itu. Peradaban Islam saat
itu lebih maju dari Eropa, sehingga mereka menyerap ilmu pengetahuan dari para ilmuwan
muslim. Kemajuan yang telah diperoleh Eropa tidak terlepas dari kontribus khazanah peradaban
Islam.
Setelah gencatan senjata dan perdamaian antara muslim dan Eropa disepakati pasca
Perang Salib, sejak itulah Eropa dan muslim hidup berdampingan dan terjadi interaksi sosial
sehingga peradaban Islam mampu mewarnai peradaban Eropa. Transfer peradaban Islam ke
Barat berlangsung melalui 3 jalur, yaitu:
a. Jalur Spanyol, yang merupakan salah satu pusat peradaban Islam pada masa Dinasti
Umayyah dalam bidang ilmu pengetahuan dan intelektual
b. Jalur Sisilia, yakni melalui mupalu di Italia Selatan. Palermo, ibukota pemerintahan Islam
di Sisilia walaupun tidak memiliki universitas akan tetapi dikenal sebagai pusat sains dan
teknologi
c. Jalur Perang Salib. Dalam perkembangannya, orang-orang Kristen banyak belajar tentang
berbagai disiplin ilmu yang sedang berkembang di dunia Islam saat itu.

Sejak abad ke-12 M, peradaban dan ilmu pengetahuan Islam mulai mempengaruhi
Eropa. Baru pada abad ke-14 renaissance Eropa lahir. Renaissance meruapakan gerakan
pemikiran dan kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik di eropa melalui terjemahan-
terjamahan Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke Bahasa Latin. Oleh karenanya,
Eropa dapat mencapai kejayaannya setelah renaissance tersebut.

2. Penjajahan Barat Atas Dunia Islam


Setelah munculnya renaissance pada abad ke-14 sampai abad ke-15 M, Eropa
mengalami kemajuan yang sangat pesat meninggalkan peradaban Islam yang sedang mengalami
kemunduran. Pada tahun 1492 M, Christopher Colombus menemukan Amerika dan Vasco da
Gama menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan pada tahun 1498 M. Penemuan ini
meningkatkan kemajuan Eropa dalam bidang perdagangan.
Kedua penemuan tersebut tidak terlepas dari literatur peradaban Islam, terutama di
bidang Geografi tentang jalur-jalur laut. Melalui jalur laut pula, Eropa melakukan ekspansi
wilayah. Eropa menginginkan kekuasaan terhadap daerah yang disinggahinya dalam rangka
mendapatkan devisa bagi negaranya yang saat itu membutuhkan banyak dana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 45
a. Penjajahan Eropa terhadap Mughal di India
Pada tahun 1611 M, Inggris mendapatkan izin untuk menanamkan modal di India. Namun
pada tahun 1761 M, saat kerajaan Mughal dalam keadaan lemah, para pedagang Inggris di
sana melawan pemerintahan kerajaan. Sejak saat itulah, Inggris mulai berpengaruh terhadap
wilayah-wilayah di India. Dan pada tahun 1577 M, secara penuh kerajaan Mughal dapat
dikuasai walaupun mendapatkan perlawanan dari rakyat India yang dipelopori oleh gerakan
Wahabi.

b. Penjajahan Eropa terhadap Asia Tenggara


Di Asia Tenggara, negara-negara Eropa berusaha menguasai negara-negara di sana yang
tujuannya adalah untuk menghentikan laju perkembangan Islam dengan cara menguasai
dan memonopoli perdagangan dan politik. Pada tahun 1511 M, Malaka ditaklukkan oleh
Portugis di bawah pimpinan Alfonso Albuquerque dengan berbagai motif, antara lain
melanjutkan Perang Salib, penyebaran agama Kristen dan motif ekonomi dengan semboyan
Gospel, Gold and Glorie.
Pada tahun 1596 M, Belanda tiba di Banten yang dipimpin oleh van Cornelis de Houtman
dengan motif yang sama. Kemudian Inggris datang dan merebut kekuasaan Belanda dari
tanah Jawa pada tahun 1810 M. Pada tanggal 13 Agustus 1814 M, ditandatangani perjanjian
antara Inggris dan Belanda di London, sehingga Indonesia diserahkan kembali kepada
Belanda.
Selain Indonesia, Singapura juga pernah dijajah oleh Inggris pada tahun 1819 1823 M.
Demikian pula Filipina dijajah oleh Spanyol, kecuali wilayah Filipana Selatan.

C. Upaya Perkembangan Islam pada Masa Modern


Akibat adanya ekspansi wilayah yang dilakukan Eropa, menimbulkan kesenjangan antara
Islam dan Eropa, sehingga menyadarkan umat Islam bahwa mereka sudah jauh tertinggal
peradabannya. Beberapa upaya yang dilakukan dalam perkembangan Islam pada masa modern
diantaranya adalah:
1. Lahirnya gerakan pemurnian ajaran Islam
Gerakan ini menyerukan umat Islam untuk kembali kepada Al-Quran dan Hadis serta
menjauhkan diri dari berbagai bentuk bidah dan khurafat, karena hal tersebut dipandang
menyesatkan umat Islam. Gerakan ini juga melarang umat Islam untuk belajar dengan negara
Barat, karena kemajuan negara Barat jauh dari nilai-nilai Islam. Diantara gerakan pemurnian
ajaran Islam yang lahir pada abad modern adalah gerakan Wahabiyah di Saudi Arabia, gerakan
Syah Waliyullah di India dan gerakan Sanusiyah di Afrika Utara.

2. Kebangkitan Islam di bidang politik dan militer


Gagasan politik yang muncul pertama kali adalah gagasan Pan Islamisme (Persatuan Islam
Sedunia) yang mula-mula didengungkan oleh gerakan Wahabiyah dan Sanusiyah. Namun,
gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh Jamaluddin Al-Afghani. Dan sebagai upaya
mewujudkan idenya, ia mendirikan Partai Nasional (Hizbul Wathan) di Mesir, memperjuangkan
pendidikan universal, menyelenggarakan kebebasan pers, dan lain sebagainya. Melalui upaya
seperti ini, Jamaluddin Al-Afghani kemudian dikenal sebagai bapak nasionalisme dalam Islam.
Selanjutnya di bagian negara Arab lainnya, terbentuk persatuan antara negara-negara Arab
karena kesamaan bahasa, yang terdiri dari Mesir, Syiria, Lebanon, Palestina, Irak, Hijaz, Afrika
Utara, Bahrain dan Kuwait. Semangat persatuan Arab semakin kuat karena Barat berusaha
mendirikan negara Yahudi di tengah-tengah bangsa Arab. Persatuan ini kemudian dikokohkan
dengan terbentuknya Liga Arab pada tanggal 12 Maret 1945.
Di Indonesia, partai politik besar yang menentang imperialisme adalah Sarekat Islam (SI) yang
didirikan pada tahun 1912 di bawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Partai ini merupakan
kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi tahun 1905. Tidak
lama kemudian, muncul partai-partai politik lainnya, seperti Partai Nasional Indonesia (PNI)
yang didirikan oleh Soekarno (1927), Pendidikan Nasional Indonesia (PNI baru) didirikan oleh
Moh. Hatta (1931), Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) yang menjadi partai politik pada
tahun 1932 dipelopori oleh Mukhtar Luthfi.
Demikian pula organisasi-organisasi Islam di Indonesia turut berjasa dalam menentang
imperialisme, diantaranya adalah Muhammadiyah (1912) didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan,
Nahdhatul Ulama (NU) didirikan oleh KH. Hasyim Asyari tahun 1926, Persatuan Tarbiyah
Islam (Perti) tahun 1932 oleh Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, dan lain-lain

Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 46
3. Kebangkitan Islam di bidang Ilmu Pengetahuan, diantaranya menimba gagasan-gagasan
pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Seperti pengiriman para pelajar muslim oleh
penguasa Turki Usmani dan mesir ke negara-negara Eropa serta para pelajar India ke Inggris,
dilanjutkan dengan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam Bahasa Arab.

4. Kemerdekaan negara-negara Islam dari Imperialisme


Berdirinya partai-partai politik Islam dipandang merupakan kekuatan baru sekaligus sebagai
modal umat Islam dalam mewujudkan negara Islam dari penjajahan. Diantara negara-negara
yang merdeka adalah:
a. Pakistan, merdeka dari penjajahan Inggris pada 15 Agustus 1947 dengan Presiden pertama
adalah Muhammad Ali Jinnah
b. Mesir, merdeka dari penjajahan Inggris tahun 1922 yang dipimpin oleh Raja Al-Faruq
c. Iraq, secara formal merdeka dari penjajahan Inggris tahun 1932. Namun, merdeka secara
utuh tahun 1958
d. Syiria, Yordania dan Lebanon, merdeka dari penjajahan tahun 1946
e. Negara-negara Afrika, seperti Libiya merdeka dari penjajahan tahun 1951, Sudan dan
Maroko tahun 1956, Al-Jazair tahun 1962. Bahkan hampir secara bersamaan merdeka pula
negara Yaman Utara, Yaman Selatan dan Emirat Arab.
f. Negara-negara di Asia Tenggara, seperti Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Malaysia
tahun 1957, Brunei Darussalam tahun 1984.

D. Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam pada Masa Modern


1. Jamaluddin Al-Afghani
2. Muhammad Abduh
3. Muhammad Rasyid Ridha
4. Muhammad bin Abdul Wahab
5. Muhammad Ali Pasha
6. At-Tahtawi
7. Dan lain sebagainya

E. Contoh Perilaku Meneladani Perkembangan Islam pada Masa Modern


1. Membiasakan diri untuk melakukan evaluasi diri
2. Bersikap optimistis dalam menatap masa depan
3. Bekerja keras secara profesional
4. Menerapkan ilmu yang sempurna dalam meraih kesuksesan

F. Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam pada Masa Modern


1. Islam tidak membenarkan sikap terlalu membanggakan diri terhadap generasi sebelumnya
2. Mendorong umat Islam untuk semangat berjuang
3. Mendorong umat Islam untuk meraih kemajuan yang hakiki
4. Mendorong umat Islam untuk memiliki prinsip hidup yang kuat
5. Mendorong umat Islam untuk memahami hakikat hidup dan kehidupan


Materi Pembelajaran PAI-BP Kelas XI (Sebelas) TP. 2015-2016 SMA PGRI 4 Jakarta --- Miftahul Khaer, M.Pd.I --- 47

Anda mungkin juga menyukai