Isi Kandungan
Q.S al-Taubah ayat 122 dalam perspektif pendidikan dapat dikatakan berkaitan
dengan kewajiban belajar dan mengajar. Menurut al-Maraghi, ayat tersebut memberikan
isyarat tentang kewajiban memperdalam ilmu agama (wujûb al-tafaqquh fi al-dîn) serta
menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya di dalam suatu negeri
yang telah didirikan, serta mengajarkannya kepada manusia berdasarkan kadar yang
diperkirakan dapat memberikan kemaslahatan bagi mereka sehingga tidak membiarkan
mereka tidak mengetahui hukum-hukum agama yang pada umumnya harus diketahui
oleh orang-orang yang beriman. Menyiapkan diri untuk memusatkan perhatian dalam
mendalami ilmu agama dengan maksud tersebut, adalah termasuk ke dalam perbuatan
yang tergolong mendapatkan kedudukan tinggi di hadapan Allah, dan tidak kalah
derajatnya dari orang-orang yang berjihad dengan harta dan dirinya dalam rangka
meninggikan kalimat Allah, bahkan upaya tersebut lebih tinggi kedudukannya dari
mereka yang keadaannya tidak sedang berhadapan dengan musuh. Dengan melakukan
tafaqquh fid-din maka umat Islam atau khususnya anak didik akan memiliki banyak
pengetahuan yang sangat berguna dalam membangun dan mengembangkan ajaran agama
Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya.
Untuk menciptakan program belajar dan mengajar yang berhasil, terdapat beberapa
faktor keberhasilan, yaitu: Kecerdasan, kesungguhan, kesabaran, bekal,
petunjuk/bimbingan guru, dan lamanya waktu dalam kegiatan belajar mengajar.