Diterbitkan Oleh:
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Jl. Budi Utomo No. 6 Jakarta Pusat
Telepon (021)3449230 Pesawat 5500, 384068
Faksimili (021) 3864776
Tim Penyusun:
Penanggung Jawab : Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Redaktur : Bilmar Parhusip
Penyunting/Editor : Eli Tamba
Sahat M.T. Panggabean
Syaiful
Hamim Mustofa
Tio Novita Efriani
Silvy Daniarti
Redaktur Pelaksana : Mega Meilistya
Basuki Rachmad
Budi Hartadi
Purwo Widiarto
Sekretariat : Houlwan
Legiman
Raspan
N. Ikah
Asrarul Anwar
Samuji
Evasari Br bangun
Redaksi menerima tulisan/artikel dan pertanyaan
yang berhubungan dengan akuntansi dan pelaporan
keuangan pemerintah pusat.
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
KATA PENGANTAR
Redaksi
DAFTAR ISI
PROSEDUR AKUNTANSI
UNTUK SATUAN KERJA LIKUIDASI
eberapa satuan kerja pada lingkup pemerintah pusat mengalami
Halaman | 1
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
lam bentuk kas) dibayarkan ke- Tulisan ini hanya akan membahas
pada pemiliknya. posedur akuntansi untuk satuan
kerja-satuan kerja pada suatu KL
Beberapa contoh proses likuidasi
tertentu yang mengalami pe-
yang terjadi pada satuan kerja di
rubahan struktur organisasi ka-
pemerintah pusat adalah sebagai
rena likuidasi. Sementara akun-
berikut:
tansi likuidasi untuk tingkat KL,
1. Suatu satuan kerja ditetapkan
seperti yang dialami pada Badan
untuk tidak lagi beroperasi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi
disebabkan fungsi/tujuan/misi
(BRR) Aceh dan Nias tidak diulas
satuan kerja dimaksud telah
pada tulisan ini.
selesai. Contoh pada kasus ini
adalah dihentikannya operasi Prosedur Akuntansi
kegiatan dari satuan kerja Pengelolaan keuangan pe-
Dekonsentrasi/Tugas Pemban- merintah dimulai dari proses pe-
tuan. nganggaran, pelaksanaan anggar-
an, dan pertanggungjawaban
2. Suatu satuan kerja tertentu
anggaran. Pada saat satuan kerja
dialihkan menjadi satuan kerja
ditetapkan untuk dilikuidasi,
lain yang baru karena fung-
tentunya proses penganggaran
si/misi satuan kerja tersebut
akan berhenti dengan sendirinya.
telah berubah. Contoh pro-
Selanjutnya satuan kerja tersebut
forma untuk kasus ini adalah
akan memproses dan mela-
satuan kerja A menjadi satuan
porkan dalam Laporan Realisasi
kerja B.
Anggaran sampai dengan tran-
3. Suatu satuan kerja tertentu saksi keuangan terakhir, baik
digabung dengan satuan kerja transaksi pendapatan dan belanja
lainnya. Contoh untuk kasus yang dikelola oleh satuan kerja
ini adalah pada saat KPP-PBB tersebut. Satuan kerja juga
digabung dengan KPP. menjelaskan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK) bahwa
Halaman | 2
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 5
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 7
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 8
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 11
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
BUKU PERSEDIAAN
Halaman | 12
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 13
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 15
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 16
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 18
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Jurnal Korolari:
Dr Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan Rp 500 juta
Kr Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Rp 500 juta
Halaman | 20
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 21
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 22
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Jurnal Korolari:
Dr Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan Rp 500 juta
Kr Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Rp 500 juta
Halaman | 24
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Semester 1 TA 2009
Uraian
TA 2010
Aset
Peralatan dan Mesin Rp. 1 Milyar Rp. 1 Milyar
Gedung dan Bangunan Sebelum Rp. 0,5 Milyar
Disesuaikan
Kewajiban
Ekuitas Dana
EDI-Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp. 1,5 Milyar Rp. 1 Milyar
Halaman | 25
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 26
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 27
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Akibat dari jurnal tersebut, Nilai Aset Tetap Lainnya menjadi double
di tampilan Neraca Komparatif yaitu:
Halaman | 28
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Jurnal Korolari:
Dr Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan Rp 500 juta
Kr Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Rp 500 juta
Halaman | 29
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 30
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 32
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Jurnal Korolari:
Dr Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan Rp 500 juta
Kr Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Rp 500 juta
Halaman | 34
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 37
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 38
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 39
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 40
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Daftar Pustaka:
Halaman | 41
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 43
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 46
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
KLINIK AKUNTANSI
PEMERINTAH PUSAT
Penghasilan
Penghasilan kotor Potongan
bersih
Akun Uraian Rp Akun Uraian Rp
511111 Gaji pokok 1.561.600 811111 PFK 10% 178.022
511121 Tunj. istri 156.160 811911 Taperum 7.000
511122 Tunj. anak 62.464
511151 Tunj. umum 180.000
511126 Tunj. beras 198.000
511119 Pembulatan 98
Jumlah kotor 2.158.322 Jumlah potongan 185.022 1.973.300
Halaman | 47
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 51
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 53
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 58
Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 7 2010
Halaman | 59