Anda di halaman 1dari 2

1. Kontraindikasi pemasangan pesarium?

Pengobatan dengan pessarium hanya bersifat paliatif, yakni menahan uterus


ditempatnya selama dipakai. Oleh karena itu jika pessarium duangkat, timbul
prolapsus lagi. Prinsip pemakaian pessarium ialah bahwa alat tersebut mengadakan
tekanan pada dinding vagina bagian atas, sehingga bagian bawah dari vagina tersebut
beserta uterus tidak dapat turun dan melewati vagina bagian bawah.
Kontraindikasi terhadap pemasangan pessarium adalah adanya radang pelvis
akut atau sub akut, dan adanya karsinoma.
(Mulandari, 2011)

2. Manajemen kolporafi anterior dan posterior?


a. Kolporafi anterior
Sistokel dapat ditatalaksana dengan kolporafi anterior tradisonal dengan atau
tanpa menambahan jaring sintetik (mesh) atau materi tandur (graft). Pada sebuah
uji klinis yang dilakukan pada 83 pasien yang menjalani kolporafi anterior dengan
durasi follow-up rerata selama 23,2 bulan, ditemukan teknik standar, teknik
standar plus mesh dan teknik ultralateral kolporafi anterior memiliki kesembuhan
anatomis dan resolusi gejala yang tidak berbeda bermakna, masing-masing adalah
30%, 42%, dan 46%.
b. Kolporafi posterior
Prolaps posterior ditatalaksana dengan menggunakan kolporafi posterior, dengan
plikasi garis tengah (mid-line) jaringan vagina subepitel. Apabila dibandingkan
dengan pendekatan transanal, pendekatan transvaginal lebih efektif untuk
mengurangi gejala subjektif dan rekurensi prolaps posterior (rektokel dan
enterokel). Berdasarkan hasil defekografi, pendekatan transvaginal berhubungan
dengan rerata kedalaman rektokel dan kejadian enterokel pasca operasi yang lebih
kecil dibandingkan dengan pendekatan transvaginal. Sehingga kolporafi posterior
transvaginal lebih direkomendasikan dibandingkan dengan transanal.
(Panduan Penatalaksanaan Prolaps Organ Panggul, 2013)

3. Ligamentum pada uterus!


a. Ligamentum cardinale sinistra & dextra (Mackenrodt)
Letak : di kiri dan kanan dari cerviks setinggi stium uteri internum ke dinding
panggul, fungsinya adalah mencegah supaya uterus tidak turun. Di dalamnya
terdapat pembuluh darah yang arteria & vena uterina.
b. Ligamentum Sakro Uterinum sinistra & dextra
Ligamentum ini berupa lipatan peritonial berbentuk bulan sabit terbentuk dari
bagian lateral rongga Douglas setinggi rektum.
Letak : meluas kebelakang dari kedua sisi servik kearah sakrum setinggi S2
sampai sepertiga bawah rektum.
Fungsi : menahan uterus supaya tidak dapat bergerak.
Ligamen sakro uterina selalu dalam posisi vetikal dan menarik servik sehingga
uterus dalam posisi anteversi serta menggantung servik dan vagina pada letak
yang normal dalam panggul untuk mencegah prolaps.
c. Ligamentum Rotundum sinistra & dextra :
Ligamen ini berjalan dari daerah Fundus uteri ke dinding panggul. memanjang
dari tiap sisi kornu uterus, berjalan sampai lembar anterior peritonium ligamentum
latum menuju 3 arah yaitu kebawah, keluar lalu kedepan menuju cincin kanalis
inguinalis menembus jaringan yang lebih dalam pada labium mayus.
Fungsi Ligamen ini adalah sebagai penggantung puncak vagina dan memelihara
uterus dalam posisi yang normal.
Pada perempuan hamil sering mengalami nyeri pada daerah kaki bawah
dikarenakan ligamen rotundum tegang.

(Reza. 2009. Struktur Penyangga Uterus)

4. Resiko persalinan di luar pertolongan medis!


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan.
Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas
sangat terbatas oleh karena itu masalah yang dapat ditimbulkan apabila persalinan
Ditolong oleh Non-medis cenderung tinggi akibat pertolongan persalinan tanpa
fasilitas memadai, antara lain tidak adanya tenaga bidan apalagi dokter obgin
sehingga tak jarang menyebabkan kecacatan bayi sampai pada kematian ibu dan anak.
(Mamin Darwis, 2015. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Non-Medis)

5. Bagaimana bentuk massa pada scenario (cirri khas pada prolaps uteri & vesicocele) ?
- Perasaan mengganjal di vagina atau ada sesuatu yang menonjol pada genitalia
eksterna .
- Grade I : uterus turun dengan serviks uteri turun paling rendah sampai introitus
vagina
- Grade II : sebagian besar uterus keluar dari vagina
- Grade III : uterus keluar seluruhnya dari vagina (prosidnsia uteri) diserta dengan
inversion vagina .
(Sarwono Prawirohardjo, 2011, ilmu kandungan, PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai