Anda di halaman 1dari 3

NAMA KELOMPOK :

1. Wa Ode Sri Astika


2. Wa Ode Devilian Savitri
3. Cahyati Harz
4. Nurlian

Cerita Rakyat Nangroeh Aceh Darussalam :

MENTIKO BETUAH
Pada zaman dahulu di negeri Simeulue, hiduplah seorang raja. Ia
memiliki seorang anak laki-lakiyang bernama Rohib. Namun, orang tua Rohib
teralu memanjakannya, sehingga Rohib tumbuh menjadi anak yang manja.
Setelah remaja, raja mengirimnya utuk belajar di kota. Tetapi sifat manjanya
terbawa ke tempatnya belajar. Suatu hari, Rohib pulang sebelum masa belajar
berakhir. Tentu saja, ayahnya sangat marah.

Hai, Rohib! Mana hasilnya kamu belajar di sana? Sungguh anak tak
tahu diuntung! Pengawal, gantung anak ini sampai mati! Perintah Sang Raja.

Jangan, Kanda! Bbagaimana kalau kita suruh ia keluar dari istana saja?
Tetapi dengan memberinya uang sebagai modal untuk berdagang, usul Sang
Permaisuri.

Hmm, baiklah, Dinda. Jawab Sang Raja.

Bagaimana pendapatmu, Anakku? tanya Permaisuri kepada Rohib.


Baiklah! Terima kasih, Bunda. Jawab Rohib.

Rohib pun berpamitan kepada orang tuanya. Ia pergi dari satu kampung
ke kampung lainnya. Di perjalanan, ia bertemu anak-anak yang sedang
menembak burung dengan ketapel.

Wahai, saudaraku! Kalian jangan menganiaya burung itu! tegur Si


Rohib. Hei, kamu siapa? Berani-beraninya melarang kami, hardik seorang
anak. Jika kalian berhenti menembakki burung itu, aku akan memberi kalian
uang, tawar Rohib.
Tawaran Rohib pun diterima anak-anak. Rohib melanjutkan perjalan
dan ia selalu memberi uang kepada orang-orang yang menganiaya binatang.
Tanpa disadari, uang untuk modalnya habis. Karena perjalanan sangat
melelahkan, Rohib lantas beristirahat dibawah pohon. Tiba-tiba seekor ular
besar mendekatinya. Rohib sangat ketakutan.

Jangan takut, anak muda! Aku dalah Raja Ular di hutan ini, kata ular
itu. kamu sendiri siapa? Kenapa kamu bersedih? tanya ular itu.

Namaku Rohib, Jawab Rohib. Lalu ia menceritakan semua


pengalamannya. Kamu adalah anak yang baik. Kamu pantas mendapatkan
hadiah dariku, tambah ular itu sambil mengeluarakn sesusatu dari mulutnya.

Benda apa itu? tanya Si Rohib. Ini namanya Mentiko Betuah. Apapun
yang kau minta, pasti akan dikabulkan, jelas ular itu, lalu pergi meninggalkan
Si Rohib.

Wah, benda ini bisa menolongku dari kemurkaan ayah, gumam


Rohib. Rohib pun kembali ke istana. Sebelumnya, ia memohon kepada Mentiko
Betuah agar memberinya uang banyak. Tiba di istana, ayahnya senang karena
Rohib membawa uang yang banyak.

Singkat cerita, Rohib membawa Mentiko Betuah kepada tukang emas


untuk dijadikan cincin. Namun, tukang emas itu justru membawa kabur benda
tersebut. Rohib pun meminta bantuan kepada sahabatnya, yaitu tikus, kucing
dan anjing. Anjing berhasil menemukan jejak Si Tukang Emas. Ketika Si Tukang
Emas tengah tertidur, Si Kucing memasukkan ekornya ke lubang hidungnya.
Akibatnya tukang emas bersin, sehingga Mentiko Betuah terlempar dari
mulutnya. Tikus segera mengambil benda itu. Namun, tikus menipu kedua
temannya bahwa Mentiko Betuah terjatuh ke dalam sungai. Kedua temannya
pun panik dan segera mencarinya ke dasar sungai, sedangkan Si Tikus segera
memberikan Mentiko Betuah kepada Rohib.

Ketika Si Kucing dan Si Anjing menghadap Rohib, mereka sangat


terkejut bahwa Mentiko Betuah itu sudah kembali ke tangan Rohib. Rupanya
perilaku licik tikus segera tercium oleh kucing dan anjing. Keduanya marah
besar terhadap perbuatan curang tikus. Sejak itulah anjing dan kucing
membenci tikus sampai saat ini.

Anda mungkin juga menyukai