Anda di halaman 1dari 2

Pahlawan Kampung

“Mengapa tidak belajar?” Tanya Ibu kepada Rofa. “Bentar, lagi asyik nonton nih” jawab Rofa sambil
asyik melihat televisi. Ya Rofa adalah anak yang cukup pemalas, hari harinya hanya bermain dan
menonton televisi. Rofa berlari sambil menghirup udara segar di desanya itu, ya desa itu memang
jarang terlewati kendaraan.

“Hei sedang apa kalian?” ternyata Rofa sudah sampai di lapangan. Teman teman Rofa terdiam karena
sedang asyik membuat layangan. “AAAAA” ada sebuah teriakan dari sebuah rumah berwarna hijau,
Ternyata itu adalah rumah teman Rofa yang bernama Rio. Mereka berlari ke arah rumah itu “ada apa
bun?”. “Ada kucing mengambil ayam goreng yang bunda buatkan”. Memang kampung tersebut
banyak sekali binatang yang suka mencuri makanan. Teman teman Rofa tidak terlalu menghiraukan
dan kembali ke lapangan. Namun Rofa penasaran dan mengikuti kucing itu.

Ia mengikutinya hingga memasuki hutan, hutan tersebut sangat gelap. Tiba tiba dia sampai di sebuah
gua, kucing itu memasuki gua tersebut. Dengan sedikit takut, Rofa memasuki gua tersebut. Ternyata
banyak sekali binatang yang keluar masuk gua tersebut, Membuat Rofa semakin penasaran. Akhirnya
dia melihat seorang lelaki tua gendut yang menghipnotis dan menyuruh binatang mencuri makanan
dari kampungnya. Dia ingin melawan namun takut. Akhirnya dia memilih ke luar dari gua tersebut,
Awalnya dia ingin memberi tau Teman temannya namun ternyata hari sudah mulai gelap. Dia pun
pulang dan akan memberi tau teman temannya esok hari.

temannya berkumpul di lapangan. Mereka pun kumpul di tengah lapangan, “ada apa Rofa” tanya
Akbar sambil mengusap ngusap kucing. Akhirnya Rofa memberi tahu semua yang ia lihat, Namun
teman temannya tidak ada yang percaya. “Begini saja, Kalian pulang dan bawa katapel dengan batu,
Dan kita kumpul lagi disini” ucap Rofa. Akhirnya teman temannya mengiyakan permintaan rofa.

Rofa pun pulang dan mencari katapelnya. “Untuk apa katapel itu?”. Tanya Ibu kepada Rofa. “Untuk
main Bu” jawab Rofa. Sang ibu pun tidak mengizinkan karena menurutnya katapel dan batu itu cukup
berbahaya. Rofa pun terdiam dan tak tau akan melakukan apa. Tiba tiba sang Ayah yang sedari tadi
mendengarkan sambil membaca koran, Berkata “sudahlah Rofa kan anak laki-laki izinkan saja dia”.
Sang ibu yang awalnya tidak mengizinkan akhirnya mengizinkan. Rofa pun cepat cepat ke lapangan
karena takut teman temannya menunggu. Ternyata benar teman temannya sudah menunggu. “Kukira
kau berbohong dan kabur” ucap Fathan dengan nada sedikit kesal. “Mana mungkin aku berbohong,
Sudah cepat ikuti aku”. Mereka pun berjalan memasuki hutan. Mereka akhirnya sampai dia depan gua
tersebut, Semakin banyak binatang yang keluar masuk gua. Akhirnya teman temannya mulai percaya.
Mereka memasuki gua. Mereka pun membuat rencana untuk menangkap lelaki tua tersebut. Rencana
mereka pun gagal, Mereka akhirnya bersembunyi di balik batu besar. “Rencana kita selanjutnya apa?”
Tanya Akbar kepada Rofa.
Belum sempat menjawab tiba tiba ada seorang lelaki mendekati mereka. Mereka kira itu sang lelaki
tua, Namun ternyata itu adalah seorang lelaki tampan lengkap dengan pedang dan perisai.
“Hei apa yang kalian lakukan disini” bisik sang lelaki tampan. “Kami ingin menangkap lelaki tua yang
menghipnotis binatang” jawab Rio.

Ternyata setelah berbicara lebih lanjut, Sang lelaki adalah seorang pangeran dari sebuah kerajaan.
Dia juga ingin menangkap lelaki tua gendut yang teryata seorang penyihir, Yang mencuri ilmu itu dari
Pamannya. Dia diutus oleh Ayahnya untuk menangkap sang penyihir. Mereka pun bekerja sama untuk
menangkapnya.

Akhirnya sang penyihir ditangkap dan diikat di pohon dekat gua. “Panggilkan seluruh penduduk
kampung agar mereka tahu siapa yang mengambil makanan mereka”. Rofa, Rio, Fathan dan akbar
pun memanggil seluruh penduduk. “Ya, Seperti yang kalian lihat, Dialah yang telah mencuri makanan
dari kampung Kalian, namun kalian tidak usah menghiraukannya dia sudah ditangkap dan akan
dikurung di kerajaanku. Atas nama Kerajaan Sihir saya meminta maaf” ucap sang Pangeran. “Dan jika
kalian ingin berterima kasih, Berterima kasih lah kepada anak anak ini, Karena merekalah yang telah
membantu saya menangkap sang penyihir”. Akhirnya penduduk kampung berterima kasih kepada
Rofa dan temannya. Sang Ibu bangga, Karena dibalik sifat pemalas anaknya ada juga sifat
kepahlawanannya. Akhirnya Rofa dan temannya disebut sebagai PAHLAWAN KAMPUNG.

Cerpen Karangan: Aleanzah

Anda mungkin juga menyukai