Anda di halaman 1dari 23

Journal Of Management, Volume 2 No.

2 Maret 2016

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN


EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL
ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Kasus pada 20 Perusahaan Periode 2011-2015)

Setyorini1), Maria M Minarsih2),Andi Tri Haryono3)


1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRAKSI

Perusahaan Real Estate merupakan salah satu dari pelaku bisnis di Bursa Efek
Indonesia yang bergerak di bidang property dan memiliki peranan penting dalam
pembangunan Indonesia. Namun pada dasarnya perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia tidak lepas dari permasalahan saham. Adapun masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),
dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham Perusahaan Real Estate. Tujuan adanya
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA) (X1), Return On Equity
(ROE) (X2), dan Earning Per Share (EPS)(X3) terhadap harga saham (Y).
Populasi dari penelitian ini adalah Perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling yang
berjumlah 20 dengan kriteria yang ditentukan dan dengan tingkat kesalahan 5%. Analisis data
dilakukan dengan uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji t, uji F, dan koefisien
determinasi (R2). Teknik tersebut digunakan untuk membuktikan hipotesis dan untuk
mengetahui bahwa Return On Assets dan Return On Equity berpengaruh negatif, serta
Earning Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham.
Data yang sudah diolah menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 300,973 + (-0,490,662)X1 + (-1554,988)X2 + 1,019X3 + e
Berdasarkan hasil dari tabel koefisien determinasi adalah 0,250. Hal ini berarti kemampuan
dari variabel independen yang terdiri dari Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),
dan Earning Per Share (EPS) dalam menjelaskan harga saham adalah 25%. Sedangkan untuk
sisanya yaitu 75% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar variabel independen tersebut.

Kata kunci :Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share
(EPS), dan harga saham.

ABSTRACT
Company Real Estate is one of the businesses in the Indonesia Stock Exchange is engaged
in property and has an important role in the development of Indonesia. But basically the
companies listed in Indonesia Stock Exchange can not be separated from the issue of
shares. The issues raised in this research is how the influence of Return On Assets (ROA),
Return on Equity (ROE) and Earning Per Share (EPS) of the Company's share price Real
Estate. The purpose of this study was to determine the effect Return On Assets (ROA) (X1),
Return on Equity (ROE) (X2), and Earning Per Share (EPS) (X3) on stock prices (Y).
The population of this research is a Real Estate Company listed on the Indonesia Stock
Exchange. Sampling was done by purposive sampling totaling 20 with the prescribed
criteria and with an error rate of 5%. Data analysis was performed with the classical
assumption test, multiple linear regression, t-test, F, and the coefficient of determination
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

(R2). Such techniques are used to prove the hypothesis and to know that the Return on
Assets and Return on Equity negative effect, and Earning Per Share positive effect on
stock prices.
The data that has been processed to produce a regression equation as follows:
Y = 300.973 + (-0,490,662) X1 + (-1,554.988) X2 + 1,019X3 + e
Based on the results of the table the coefficient of determination is 0.250. This means the
ability of independent variables consisting of Return On Assets (ROA), Return on Equity
(ROE) and Earning Per Share (EPS) in explaining the share price is 25%. As for the
remaining 75% is explained by factors other than the independent variables.

Keywords: Return On Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share
(EPS), and stock prices.

PENDAHULUAN lebih baik, karena hasil investasi pada


Perkembangan ekonomi secara
saham mempunyai korelasi positif dengan
keseluruhan dapat dilihat dari
pertumbuhan ekonomi.Sebaliknya, jika
perkembangan pasar modal dan industri
pemodal menerima berita perkiraan
sekuritas pada suatu Negara.Pasar modal
penurunan ekonomi, nilai investasi pada
mempunyai peranan sebagai alat investasi
saham menurun.
keuangan dalam dunia perekonomian.
Krisis ekonomi pada tahun 1998
Pasar modal sebagai faktor ekonomi,
telah menghancurkan sendi-sendi
menyediakan fasilitas untuk memindahkan
perekonomian di Indonesia, dari sektor
dana dari pihak yang kelebihan dana
yang besar maupun yang yang terkecil
(lenders) ke pihak yang kekurangan dana
sekalipun.Banyak bisnis yang terpaksa
(borrowers) (Husnan,2003)
bangkrut dan gulung tikar karena tidak
Kondisi ekonomi nasional yang
mampu bertahan, tak terkecuali juga para
tumbuh dan stabil adalah berita baik bagi
investor asing yang mencabut bisnisnya di
pemodal. Berita tentang perkiraan
Indonesia.
pertumbuhan ekonomi akan
Di awal tahun 2000, bisnis di
mempengaruhi pasar modal secara positif.
Indonesia tumbuh dengan pesat, banyak
Dalam kondisi seperti ini investasi pada
pelaku-pelaku bisnis baru bermain di
sahamakan memberikan keuntungan yang
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

berbagai segmen pasar konsumen.Bisnis- dari kondisi tahun 2003 dan

bisnis yang sebelumnya pada era reformasi 2004.Penurunan transaksi penjualan terjadi

tidak berkembang, kini menjadi ladang secara merata hampir di semua produk

emas untuk berusaha.Bisnis yang paling Real Estate dan Properti.Namun seiring

berkembang secara dominan adalah bisnis dengan kebijakan Bank Indonesia untuk

pada sector telekomunikasi dan waralaba terus menurunkan suku bunga, pada tahun

(franchise). 2006 daya beli masyarakat perlahan

Selain itu bisnis yang berkembang meningkat kembali.Meningkatnya

pada tahun 1998-2008 adalah bisnis aktivitas pada industriReal Estate dan

property, terutama di kota-kota Properti juga dapat dijadikan petunjuk

besar.IndustriReal Estate dan Properti mulai bangkitnya kembali kegiatan

adalah salah satunya industri yang ikut ekonomi. Dengan kata lain, kegiatan Real

berperan serta dalam pasar Estate dan Properti dapat dijadikan

modal.IndustriReal Estate dan Properti indicator seberapa aktifnya kegiatan

mengalami perkembangan pada tahun ekonomi secara umum yang sedang

1990-an. Terjadi banyak penguasaan tanah berlangsung.

dalam skala besar, terutama di tangan para Real Estate dikenal sebagai sebuah

spekulan dan pembiayaannya didukung lingkungan yang dikondisikan dengan

oleh perbankan.Keadaan tersebut fasilitas yang lengkap, termasuk adanya

didukung oleh permintaan Real Estate dan ruko, perumahan dan bangunan-bangunan

Properti yang meningkat pesat. pendukung lainnya.Banyak keuntungan

Pada tahun 2005, terutama pasca yang didapatkan masyarakat ketika tinggal

kenaikan harga BBM pada bulan oktober, di Real Estate.Real Estate yang

tingkat suku bunga meningkat drastis ditawarkan pada jaman sekarang

sehingga situasi makro menjadi kebalikan dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

dan mendukung tentunya yang dapat mengalami peningkatan yang cukup tajam

memudahkan penghuni untuk dapat hingga mencapai angka 1 juta unit rumah

dengan mudah memenuhi kebutuhannya. per tahunnya. Bahkan sedikitnya terdapat

Selain perumahan, Real Estate juga 14 juta kepala keluarga atau sekitar 23%

mencakup apartemen dan ruko. Apartemen dari total keseluruhan kepala keluarga di

pun kini juga semakin banyak dilirik oleh Indonesia belum memiliki rumah pribadi.

masyarakat Indonesia yang tinggal di kota Disamping itu permintaan

besar.Bisnis apartemen pun mempunyai konsumen kelas atas di dominasi oleh

tingkat keuntungan yang sangat sektor perhotelan, apartemen, perkantoran,

besar.Selain apartemen jenis Real Estate ruko, serta rukan yang mengalami

lainnya adalah ruko atau rukan. Bisnis ini lonjakan cukup tinggi.Siklus atau laju

pun juga banyak yang dilirik oleh para pertumbuhan bisnis ini dimulai pada tahun

pebisnis, karena harga sewanya yang 2010 dimana tahun itu menjadi fase awal

semakin tahun meningkat, apalagi jika bagi pertumbuhan bisnis property untuk

berada di lokasi yang strategis tetap akan mengalani puncak kesuksesannya.

membuat investasi semakin meningkat. Konsumen mulai menaruh kepercayaan

Pertumbuhan ekonomi nasional mereka dibisnis properti dan mulai

yang semakin membaik dan permintaan membeli serta berinvestatsi pada tahun

masyarakat yang semakin besar, membuat 2010 hingga tahun 2013. Sedangkan untuk

para pengembang properti semakin gencar tahun 2014 sampai 2015 diperkirakan

memanfaatkan peluang pasar yang menjadi fase booming property, dimana

belakangan ini semakin terbuka lebar. harga produk properti akan mengalami

Menurut para ahli di bidang stagnasi.

properti, pada tahun 2011 hingga 2012


LANDASAN TEORI
kebutuhan akan perumahan di Indonesia
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Saham adalah tanda penyertaan modal saham biasa menanggung semua

pada perseroan terbatas.Menurut kamus resiko dan menadaptkan

perbankan (2004:92) definisi saham adalah keuntungan dari saham tersebut.

sertifikat atau tanda yang menunjukkan Jika kondisi perusahaan tersebut

pemilikkan sebagian dari suatu maka perusahaan tidak mendaptkan

perseroan.Masyarakat pemodal itu dividen, namun jika kondisi

dikategorikan sebagai investor dan perusahaan tersebut dalam keadaan

speculator. bagus maka akan menerima

Ada berbagai definisi saham yang telah dividen yang lebih besar bahkan

dikemukakan oleh para ahli, antara lain : dapat menerima bonus saham.

a. Menurut Gitman, saham adalah b. Saham preferen, adalah saham

bentuk paling murni dan sederhana yang mendapatkan hak istimewa

dari kepemilikkan perusahaan. dalam pembayaran dividen

b. Menurut Bernstein, saham adalah dibandingkan sengan saham biasa.

selembar kertas yang menyatakan Saham preferen memiliki berbagai

kepemilikkan dari sebagian tingkat dan dapat diterbitkan

perusahaan. dengan karakteristik yang berbeda

Wujud dari saham itu sendiri berbentuk dari saham yang biasa. Saham

sebuah kertas yang disitu tertera pemilik preferen bersifat dividen kumulatif

dari saham perusahaan yang menerbitkan yang artinya jika dividen belum

kertas tersebut. dibayarkan pada periode

Ada 2 jenis saham yang diterbitkan oleh sebelumnya maka dapat dibayarkan

perusahaan, yaitu : pada periode berjalan dan lebih

a. Saham biasa, adalah pemilik dari dahulu daripada saham biasa.

perusahaan tersebut. Pemilik HARGA SAHAM


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Harga saham menurut Darmadji dan perdagangan saham perusahaan di pasar

Fakhrudin (2006) harga saham adalah nilai modal.

dan penyertaan atau kepemilikkan Menurut Sawidji Widoatmojo

seseorang dalam suatu perusahaan.Harga (1996:46) harga saham dapat dibedakan

saham merupakan harga per lembar saham menjadi 3 (tiga) :

yang berlaku di pasar modal.Harga saham a. Harga nominal

di pasar modal terdiri dari tiga kategori, Harga yang tercantum dalam

yaitu harga tertinggi (high price), harga sertifikat yang ditetapkan oleh

terendah (low price), dan harga penutupan emiten untuk menilai setiap

(close price).Harga tertinggi dan terendah lembar saham yang

adalah harga dimana saham yang paling dikeluarkan.

tinggi dan paling rendah pada satu hari b. Harga perdana

bursa. Sedangkan harga penutupan adalah Harga ini merupakan pada

harga terakhir yang terjadi pada saat akhir waktu harga saham tersebut

jam bursa. dicatat di bursa efek.Harga

Dari ketiga kategori tersebut dapat saham pada pasar perdana

dilihat perubahan harga saham yang biasanya ditetapkan oleh

terjadi.Banyak investor yang tergesa-gesa penjamin emisi dan emiten.

menjual sahamnya tanpa memperhatikan Maka dengan demikian

apakah prospek ke depan bagus atau diketahui berapa harga saham

tidak.Harga saham dapat dikatakan sebagai emiten itu akan dijual kepada

indikator keberhasilan pengelolaan masyarakat biasanya untuk

perusahaan, dimana kekuatan pasar menentukan harga perdana.

ditunjukkan dengan terjadinya transaksi c. Harga pasar


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Harga pasar adalah harga jual keuntungan dengan jumlah keseluruhan

dari investor yang satu dengan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

investor yang lain. Harga ini Menurut Hanafi dan Halim

terjadi setelah saham tersebut (2003:27), Return On Assets (ROA)

dicatatkan di bursa efek. merupaka nrasio keuangan perusahaan

Dalam menentukan harga saham, yang berhubungan dengan profitabilitas

harus memperhatikan hukum penawaran yang mengukur kemampuan perusahaan

dan permintaan.Apabila permintaan akan dalam menghasilan keuntungan atau laba

saham lebih besar dari penawaran saham, pada tingkat pedapatan, aset dan modal

maka harga saham akan mengalami saham tertentu.

kenaikan. Begitu pula sebaliknya, jika Return on Assets (ROA) juga sering

permintaan akan saham lebih kecil dari disebut Return on Investment (ROI). ROA

penawaran, maka akan menyebabkan menyatakan berapa besar profit yang

peurunan harga saham. Harga saham akan mampu dihasilkan ialah setiap rupiah aset

stabil dan berada pada titik ekuilibrium yang ditanam atau diinvestasikan (

jika antara permintaan dan penawaran SuadHusnan,2001). Secara matematis

terjadi keseimbangan (Brigham dan rasio ROA dapat dirumuskan sebagai

Houston, 2006). berikut

RETURN ON ASSETS (ROA) ROA =


Return on Assets (ROA), yaitu
ROA juga dapat digunakan untuk
membandingkan antara laba setelah pajak
mengukur kemampuan perusahaan
dengan jumlah aktiva. Rasio ini digunakan
menghasilkan laba berdasarkan modal
untuk mengukur kemampuan perusahaan
saham tertentu.Rasio ini merupakan
secara keseluruhan di dalam menghasilkan
ukuran profitabilitas dari sudut pandang

pemegang saham.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

ROA menunjukan earning power yang digunakan untuk mengukur tingkat

dari investasi nilai buku pemegang saham keuntungan dari investasi pemilik modal

dan frekuensi penggunaan dalam dan dihitung berdasarkan pembagian

membandingkan dengan beberapa antara laba bersih dengan modal sendiri.

perusahaan dalam industri yang sejenis. Return OnEquity (ROE) adalah

ROA yang tinggi menunjukkan rasio laba bersih terhadap modal bersih

penerimaan perusahaan akan investasi dimana merupakan suatu hasil

yang sangat baik dan manajemen biaya pengembalian dari investasi pemegang

yang efektif. Apabila perusahaan telah saham.Return On Equity (ROE) mengukur

memilih untuk melaksanakan hasil dari kemampuan perusahaan memperoleh laba

asumsi yang berlebihan dari resiko yang tersedia bagi pemegang saham

financial (Soebardi,2011:116). Semakin perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi

besarnya nilai ROA, maka akan oleh besar kecilnya hutang perusahaan,

menunjukkan kinerja perusahaan yang apabila proporsi hutang makin besar maka

baik pula, karena tingkat pengembalian rasio ini juga akan semakin besar. Secara

investasi semakin besar. matematis rasio Return On Equity(ROE)

RETURN ON EQUITY (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut

Return on Equity, yaitu membandingkan (Sartono,1990:92) :

antara keuntungan setelah pajak dengan ROE =


jumlah modal. Rasio ini digunakan untuk
Return On Equity (ROE) juga
mengukur kemampuan dari modal untuk
dapat digunakan untuk mengukur
menghasilkan keuntungan bagi pemegang
kemampuan perusahaan menghasilkan
saham preferen dan saham biasa.
laba berdasarkan modal saham
Menurut Freddy Rangkuti
tertentu.Rasio ini merupakan ukuran
(2006:77), Return On Equity adalah rasio
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

profitabilitas dari sudut pandang biasa disamping PER (Price Earning

pemegang saham. Ratio) dalam lingkaran keuangan

Return On Equity (ROE) (Fabozzi,1999:359).

menunjukan earning power dari Earning Per Share (EPS) atau laba

investasi nilai buku para pemegang saham per lembar sahamadalah tingkat

dan frekuensi penggunaan dalam keuntungan bersih untuk tiap lembar

membandingkan dengan beberapa sahamnya yang mampu diraih perusahaan

perusahaan dalam industry yang pada saat menjalankan operasinya.Laba

sejenis.Return On Equity (ROE) yang per lembar saham atau EPS diperoleh dari

tinggi menunjukan penerimaan perusahaan laba yang tersedia bagi pemegang saham

akan kesempatan investasi yang sangat biasa dibagi dengan jumlah rata-rata

baik dan manajemen biaya yang efektif. saham biasa yang beredar.

Apabila perusahaan telah memilih untuk Menurut Eduardus Tandelilin

melaksanakan tingkat utang yang tinggi (2001:241) komponen penting yang

dari standar industri, maka Return On pertama harus diperhatikan dalam analisis

Equity (ROE) yang tinggi merupakan hasil perusahaan adalah laba bersih setelah

dari asumsi yang berlebihan dari resiko pajak per lembar saham atau lebih dikenal

finansial (Subardi, 1994:116) dengan Earning Per Share (EPS), karena

EARNING PER SHARE (EPS) Earning Per Share perusahaan

Earning per Share(EPS) merupakan alat menentukan besarnya laba besih

analisis tingkat profitabilitas perusahaan perusahaan yang siap dibagikan bagi

yang menggunakan konsep laba semua pemegang saham perusahaan.

fungsional.Earning Per Share (EPS) Menurut Baridwan (1992:333) laba

adalah salah satu dari dua alat ukur yang bersih per saham adalah jumlah

digunakan untuk mengevaluasi saham pendapatan yang diperoleh dalam satu


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

periode untuk tiap lembar saham yang yang dipengaruhi atau tergantung oleh

beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan variabel lain.

perusahaan untuk menentukan besarnya 2. Variabel independen (variabel

dividen yang akan dibagi. bebas) Variabel independen adalah

variabel yang bebas dan tidak terpengaruh

Rumus yang digunakan adalah sebagai oleh variabel lain.

berikut (Meigh,1999:646) : Populasi dan Sampel

EPS = Populasi adalah keseluruhan obyek

(satuan/individu-individu) yang

karakteristiknya hendak diduga. Menurut


Keterangan :
Suad Husnan (2003) yang dimaksud
EPS = Earning per share
dengan populasi adalah semua nilai baik
Net Income = Pendapatan Bersih
hasil perhitungan maupun pengukuran,
Preferred dividend = dividen saham
baik kuantitatif maupun kualitatif dari
preferen
karakteristik tertentu mengenai
Average number of common share
sekelompok obyek yang lengkap dan jelas.
outstanding = rata-rata jumlah saham yang
Populasi yang diambil dalam penelitian ini
beredar.
adalah perusahaan Real Estate dan
METODOLOGI PENELITIAN
Properti yang terdapat di BEI sampai
Variabel Penelitian
dengan tahun 2015. Perusahaan yang
Variabel yang akan digunakan
terdaftar berjumlah 50 perusahaan.
dalam penelitian ini dapat dijelaskan
Sampel adalah bagian dari populasi yang
sebagai berikut :
diharapkan dapat mewakili populasi dalam
1. Variabel dependen (variabel
penelitian. Metode pengambilan sampel
terikat) Variabel dependen adalah variabel
yang digunakan adalah metode purposive
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

sampling, dimana populasi yang akan b. Jika data menyebar jauh dari garis

dijadikan sampel penelitian adalah diagonal dan atau tidak mengikuti arah

populasi yang memenuhi kriteria sampel garis diagonal maka model regresi tidak

tertentu. memenuhi asumsi normalitas.

UJI HIPOTESIS Uji Heteroskedastisitas

Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah

Ujinormalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

apakah dalam model regresi, variable variance dari residual satu pengamatan ke

residual memiliki distribusi normal. pengamatan lain, jika variance dari

Pengujian dapat dilakukan dengan residual satu ke pengamatan lain tetap,

menggunakan analisis statistic yaitu maka disebut homokedastisitas dan jika

Kolmogorov-Smirnov. Dimana bila nilai berbeda disebut heterokedastisitas.

probabilitas lebih besar dari taraf Uji ini dapat dilakukan dengan melihat

signifikansi 5% (0,05) maka distribusi data grafik plot antara nilai prediksi variable

dikatakan normal, dan juga melihat dengan nilai residualnya. Apabila dalam

analisis grafik normal probability plot, grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu

dimana garis yang menggambarkan data yang teratur, maka diidentifikasi tidak

yang sesungguhnya akan mengikuti garis terdapat heterokedastisitas (Ghozali,2005).

diagonalnya. Dasar pengambilan Uji Multikolineritas

keputusannya adalah sebagai berikut : Uji multikolinieritas dilakukan untuk

a. Jika data menyebar di sekitargaris menguji apakah pada model regresi

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal ditemukan adanya korelasi antar variabel

maka model regresi memenuhi asumsi bebas. Model regresi yang baik seharusnya

normalitas. tidak terjadi korelasi diantara variabel

independent. Pengujian ada tidaknya


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

gejala multikolinieritas dilakukan dengan dilakukan dengan uji Durbin Waston.

memperhatikan nilai matriks korelasi yang Model regresi linier berganda terbebas dari

dihasilkan pada saat pengolahan data serta autokorelasi jika nilai Durbin Waston

nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan hitung terletak di daerah no autokorelasi.

toleransinya. Apabila nilai matrik korelasi Penentuan letak tersebut dibantu dengan

tidak ada yang lebih besar dari 0,1 maka tabel dl dan du, dibantu dengan nilai k

dapat dikatakan data yang akan dianalisis (jumlah variabel independen). Untuk

bebas dari multikolinieritas. Kemudian mempercepat proses ada tidaknya

apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan autokorelasi dalam suatu model dapat

nilai toleransi mendekati 1, maka diambil digunakan patokan nilai DW hitung.

kesimpulan bahwa model regresi tersebut Kriteria pengujian Durbin


Watson
tidak terdapat multikolinieritas
DW Kesimpulan
(SinggihSantoso, 2000). < dl Ada Autokorelasi (+)
dl s.d. Tanpakesimpulan
Uji Autokorelasi du
du s.d. Tidakadaautokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji 4-du
4-du s.d Tanpakesimpulan
apakah dalam model regresi linier ada 4-dl
>4-dl Ada autokorelasi (-)
korelasi antara kesalahan pengganggu Analisis Regresi Berganda
pada periode t dengan kesalahan pada Analisis regresi linier berganda digunakan

periode t-1. Jika terjadi korelasi maka untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

dinamakan ada problem autokorelasi hubungan variabel Return On Assets (X1),

(Ghozali,2009). Autokorelasi sering terjadi Return On Equity (X2) dan Earning Per

pada sampel dengan data time series Share (X3) terhadap variabel HargaSaham

dengan n-sampel item seperti perusahaan, (Y).

orang, wilayah, dan lain sebagainya. Cara

mudah mendeteksi autokorelasi dapat


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Persamaan regresi yang digunakan tidak berpengaruh signifikan

adalah sebagai berikut (Suharyadi dan terhadap variable terikat.

Purwanto 2004:509) : Hi : 0 masing masing

Y = a + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + e variable bebas berpengaruh

Y = HargaSaham signifikan terhadap variable terikat

a = Konstanta Kesimpulan dari Uji t adalah :

1, 2,3 = Koefisienregresi Ho diterima apabila t hitung< t

X1 = Return On Assets (ROA) tabel

X2 = Return On Equity (ROE) Ho ditolak apabila t hitung> t tabel

X3 = Earning Per Share (EPS) Uji statistik F

e = Standareror Uji F digunakan untuk menguji

Pengujian Hipotesis keberhasilan dari sebuah variable

Adapun pengujian yang digunakan dalam independen secara bersama-sama terhadap

analisis regresi berganda yaitu : variable dependen.

Uji t Ho = 0 artinya tidak ada pengaruh

Uji t dapat dihitung dengan menggunakan signifikan antara variable independen

rumus (Ghozali,2007) : terhadap variable dependen.

t= Hi = 0 artinya ada pengaruh

signifikan antara variable independen


dimana :
terhadap variable dependen.
koefisien regresi berganda
Untuk menentukan F tabel, ditentukan
standar error koefisien
dengan tingkat signifikan 5% dengan
regresi berganda
derajat kebebasan df = n-k, dimana n
Asumsi dariUji t adalah :
adalah jumlah observasi dan k adalah
Ho : 0
jumlah variable. Kemudian F tabel
masing-masing variable bebas
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

dibandingkan dengan F hitung yang sedangkan sisanya ditentukan oleh

diperoleh dengan membandingkan F variable lain di luar variable bebas. Nilai R

tersebut, maka akan diketahui square dikatakan baik jika berada di atas

pengaruhnya, yaitu ditentukan diterima 0,5. Pada umumnya koefisien determinasi

atau ditolak hipotesis tersebut. untuk data silang(crosssection) relatif

Kesimpulan dariUji F adalah : rendah karena adanya variasi yang besar

a. Bila F hitung> F tabel, maka Ho ditolak antara masing-masing pengamatan,

dan Hi diterima. sedangkan untuk data runtun waktu

b. Bila F hitung< F tabel, maka Ho (timeseries) biasanya mempunyai nilai

diterima dan Hi ditolak. koefisien determinasi yang tinggi.

Untuk mengetahui signifikan atau tidak HASIL DAN PEMBAHASAN

pengaruh tersebut jika tingkat Uji Normalitas

signifikannya 5% yaitu : Uji normalitas bertujuan untuk menguji

a. p > 0,005 maka dinyatakan tidak apakah dalam model regresi, variabel

signifikan. pengganggu atau residual memiliki

b. p < 0,005 maka dinyatakan signifikan. distribusi normal.Seperti diketahui bahwa

uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

Koefisien Determinasi residual mengikuti distribusi normal.

Koefisien determinasi (R2) digunakan


Grafik Uji Normalitas
untuk mengukur besarnya presentase

pengaruh variable bebas terhadap variable

terikat.Nilai koefisien determinasi adalah

antara 0 dan 1. Nilai R2 menunjukkan

tingkat kemampuan semua variable bebas

untuk mempengaruhi variable terikat,


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Grafik Plot Uji Normalitas Dalam penelitian ini pengujian normalitas

dilakukan dengan metode Kolmogorov-

Smirnov. Kriteria metode Kolmogorov-

Smirnov adalah (Dr.Suliyono,2011:75) jika

nilai probabilitas < taraf signifikansi 5%

Dengan melihat grafik yang berbentuk (0,05) maka distribusi data dikatakan tidak

seperti lonceng dan grafik normal plot normal, namun jika nilai probabilitas >

yang menyebar di sekitar garis diagonal taraf signifikansi 5% (0,05) maka

dan mengikuti arah garis diagonal, maka distribusi data dikatakan normal.

model regresi memenuhi asumsi

normalitas dan data terdistribusi normal.

Hasil Analisis Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 20

a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 140.81248873
Absolute .158
Most Extreme Differences Positive .158
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .709
Asymp. Sig. (2-tailed) .697

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Uji Heteroskedastisitas dari satu pengamatan ke pengamatan yang

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas

menguji apakah dalam sebuah model (Ghozali,2001).

regresi terjadi kesamaan varian residual


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Grafik Plot Uji Heteroskedastisitas angka 0 dan sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi,

sehingga model regresi layak dipakai

untuk memprediksi.

Uji Multikolineritas

Dari grafik di atas terlihat bahwa titik-titik Nilai toleransi lebih besar dari 0,10 dan

tersebar baik di atas maupun di bawah nilai VIF kurang dari 10 maka dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolineritas.

Hasil Analisis Uji Multikolineritas


a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Const
300.973 52.598 5.722 .000
ant)

1 ROA -490.662 409.807 -.243 -1.197 .249 .960 1.041

ROE -1554.988 674.322 -.576 -2.306 .035 .632 1.581

EPS 1.019 .368 .696 2.766 .014 .624 1.604

a. Dependent Variable: HARGASAHAM

Uji Autokorelasi Dengan jumlah variabel independen (k=3)

Hasil Analisis Uji Autokorelasi dan banyaknya data (n=27) dengan level
b
Model Summary

Mod R R Adjusted Std. Error Durbin- of significance 0,05% DW tabel adalah :


el Squ R of the Watson
dl (batas bawah) = 1,162 4-dl
are Square Estimate
a
1 .632 .400 .321 .32177 2.645 = 2,838
a. Predictors: (Constant), X3EPS, X2ROE, X1ROA
b. Dependent Variable: YSAHAM du (batas atas) = 1,651 4-du

= 2,349
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Nilai Durbin Watson sebesar 2,645 berada Model Summary


b

Mo R R Adjusted Std. Error Durbin-


pada antara (4-du) dan (4-dl) berarti DW-
del Squar R Square of the Watson

test tidak terdapat kesimpulan. e Estimate


a
1 .632 .400 .321 .32177 2.645
Analisis Regresi Berganda

Hasil Analisis Regresi Berganda R


Square
Hasil Analisis Uji Regresi Berganda
a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 300.973 52.598 5.722 .000

ROA -490.662 409.807 -.243 -1.197 .249


1
ROE -1554.988 674.322 -.576 -2.306 .035

EPS 1.019 .368 .696 2.766 .014

a. Dependent Variable: HARGASAHAM

Dari hasil tersebut apabila ditulis Uji t digunakan untuk mengetahui

dalam persamaan regresinya adalah seberapa besar pengaruh variabel

sebagai berikut : independen (ROA, ROE, dan EPS) secara

Y = a + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + e masing-masing terhadap variabel

Y = 0,219 + (-0,979) X1 + (-0,018) X2 + dependen (Harga Saham). Hasil Uji t

0,502 X3 + e dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel

Uji t yang berada dibawah ini.

Tabel 4.12
Hasil Analisis Uji t
a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 300.973 52.598 5.722 .000

ROA -490.662 409.807 -.243 -1.197 .249


1
ROE -1554.988 674.322 -.576 -2.306 .035

EPS 1.019 .368 .696 2.766 .014


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

a. Dependent Variable: HARGASAHAM


Dari data diatas maka dapat dianalisis Dengan arah koefisien negatif, maka

sebagai berikut : dengan demikian dapat diperoleh

1. Hasil dari pengujian diperoleh nilai t hipotesis yang menyatakan bahwa

hitung untuk variabel ROA terhadap ROE tidak memiliki pengaruh positif

Harga saham menunjukkan bahwa t dan signifikan terhadap harga saham.

hitung = -1,197 < t tabel 2,086 dengan Artinya hipotesis 2 ditolak.

signifikasi 0,249 > dari 0,05. Dengan 3. Dan dari hasil pengujian diperoleh

arah koefisien negatif, maka dengan nilai t hitung untuk variabel EPS

demikian dapat diperoleh hipotesis terhadap harga saham menunjukkan

yang menyatakan bahwa ROA tidak bahwa t hitung = 2,766> t tabel 2,052

memiliki pengaruh positif dan tidak dengan signifikasi 0,014< 0,05.

signifikan terhadap harga saham. Dengan arah koefisien positif, maka

Artinya hipotesis 1 ditolak. dengan demikian dapat diperoleh

2. Hasil dari pengujian diperoleh nilai t hipotesis yang menyatakan bahwa

hitung untuk variabel ROE terhadap EPS memiliki pengaruh positif

harga saham menunjukkan bahwa dansignifikan terhadap harga saham.

nilai t hitung = -2,306 < t tabel 2,052 Artinya hipotesis 3 diterima.

dengan signifikasi 0,035 < dari 0,05.

Hasil Analisis Uji F

a
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


b
Regression 219365.567 3 73121.856 3.105 .056

1 Residual 376734.983 16 23545.936

Total 596100.550 19
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Berdasarkan tabel menunjukkan hasil Uji signifikan 0,056> 0,05 maka dapat

F hitung sebesar 3,105 dengan nilai disimpulkan bahwa variabel ROA, ROE

signifikan sebesar 0,056. Karena nilai dan EPS memiliki pengaruh simultan

hitung 3,105 > F tabel 3,24 dan nilai terhadap variabel harga saham

4.2.4 Koefisien Determinasi variabel bebas untuk mempengaruhi

Koefisien determinasi (R2) variable terikat, sedangkan sisanya

digunakan untuk mengukur besarnya ditentukan oleh variable lain di luar

presentase pengaruh variabel bebas variabel bebas. Nilai R square dikatakan

terhadap variable terikat.Nilai koefisien baik jika berada di atas 0,5. Perhitungan

determinasi adalah antara 0 dan 1.Nilai R2 hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat

menunjukkan tingkat kemampuan semua pada tabel dibawah ini :

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 .607 .368 .250 153.44685

a. Predictors: (Constant), EPS, ROA, ROE


b. Dependent Variable: HARGASAHAM

Dari data di atas besarnya (R2) adalah a. Hipotesis 1 ditolak karena nilai t

0,250, hal ini berarti 25% variabel harga sebesar -1,197 dengan signifikasi 0,249.

saham tidak dapat dijelaskan oleh variasi Nilai t hitung < 2,086. Hal ini berarti

dari 3 variabel independen. bahwa ROA tidak memiliki pengaruh

(ROA,ROE,EPS) sisanya 75% dijelaskan positif terhadap harga saham.

oleh sebab-sebab lain. b. Hipotesis 2 ditolak karena nilai t

4.3 Pembahasan Hasil sebesar -2,306 dan signifikasi 0,035.

Nilai t hitung < 2,052 dan signifikasi <


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

0,05. Hal ini berarti bahwa ROE tidak ditunjukkan oleh nilai Adjusted R

memiliki pengaruh terhadap harga Square dengan nilai 0,250 atau dengan

saham. presentase 25% dan sisanya

c. Hipotesis 3 diterima karena nilai t dikarenakan faktor lainnya, seperti

sebesar 3,489 dan signifikasi 0,014. Gross Profit Margin, Net Proft Margin.

Nilai t hitung > dari 2,052. Hal ini 5.1Kesimpulan

berarti bahwa EPS memiliki pengaruh Pada penelitian ini maka penulis

positif dan signifikan terhadap harga mengambil kesimpulan dari penelitian

saham. yang sudah dilakukan pada Laporan

d. Hasil Uji F menunjukkan bahwa F Keuangan Perusahaan Real Estate di

hitung sbesar 3,105 dengan nilai Bursa Efek Indonesia tentang beberapa

signifikansi sebesar 0,056. Karena F faktor yang mempengaruhi Harga

hitung > F tabel (3,105 > 3,24) dan nilai Saham.

signifikansi < 0,05 maka dapat Berikut adalah kesimpulan yang

dinyatakan bahwa model regresi tidak diambil oleh penulis :

dapat digunakan untuk memprediksi 1. Variabel Return On Assets (ROA)

harga saham. Dengan demikian maka secara parsial tidak berpengaruh

variabel ROA, ROE, dan EPS secara positif dan tidak signifikan

simultan tidak memiliki pengaruh yang terhadap Harga Saham. Karena

signifikan terhadap variabel harga nilai t hitung< t tabel (-1,197 <

saham. 2,086).

e. Berdasarkan tabel 4.14 Menunjukkan 2. Variabel Return On Equity (ROE)

bahwa besar presentase variabel harga secara parsial tidak berpengaruh

saham tidak mampu dijelaskan oleh positif dan signifikan terhadap

variabel ROA, ROE, dan EPS dimana Harga Saham. Karena nilai t
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

hitung< t tabel (-2,306 < 2,086) Dari hasil analisis yang dilakukan

dan nilai signifikan lebih kecil dari oleh peneliti, maka disarankan agar

0,05 (0,035 < 0,05). perusahaan lebih memperhatikan rasio-

3. Variabel Earning Per Share (EPS) rasio yang dapat meningkatkan

secara parsial berpengaruh positif pembelian saham perusahaan. Dengan

dan signifikan terhadap Harga meningkatkan rasio ROA, ROE, dan

Saham. Karena nilai t hitung> t EPS maka akan berpengaruh terhadap

tabel (2,766> 2,086). peningkatan pembelian saham. Selain

4. Variabel Return On Assets (ROA), dengan meningkatkan rasio,

Return On Equity (ROE), dan perusahaan juga bisa menambah modal

Earning Per Share (EPS) secara agar dapat meningkatkan produktivitas

bersama-sama atau secara simultan perusahaan. Dengan menambah modal

tidak berpengaruh terhadap Harga maka perusahaan dapat membeli asset

Saham. Hal ini ditunjukkan dengan dan asetpun menjadi bertambah.

nilai F hitung sebesar 3,105> F Perusahaan juga diharapkan

tabel 3,24 dengan nilai signifikansi mampu meningkatkan penjualan,

> 0,05. dengan cara melakukan promosi-

5. Variabel Return On Assets (ROA), promosi kepada masyarakat, karena

Return On Equity (ROE), dan selama ini bisnis Real Estate jarang

Earning Per Share (EPS) sebesar yang melakukan promosi kepada

25% mempengaruhi harga saham masyarakat. Promosi dapat dilakukan

dan sisanya dipengaruhi oleh faktor melalui media massa seperti televisi,

lainnya, seperti Gross Profit brosur, koran, atau sarana lain seperti

Margin, Net Profit Margin. situs online melalui jejaring sosial,

5.2 Saran karena di era globalisasi ini media


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

elektronik semakin canggih dan situs Praktek. PT Rineka Cipta.


Jakarta.
situs jejaring sosial mudah di akses
Baridwan Zaki. 1997. Intermediate
oleh kalangan manapun. Dengan cara
Accounting. Edisi Keenam.
tersebut maka diharapkan penjualan Cetakan Ketiga. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
produk dari Perusahaan Real Estate
Brigham, E.F dan Houston. 2006. Dasar-
mengalami peningkatan.
dasar Manajemen Keuangan.
5.3 KeterbatasanPenelitian Edisi Sepuluh. Alih Bahasa Ali
Akbar Yulianto. Penerbit Salemba
Keterbatasan dalam penelitian ini
Empat. Jilid I. Jakarta.
adalah penulis hanya menggunakan 3
Darmadji, T., dan Fakhrudin, H., Pasar
variabel dalam pengaruhnya terhadap Modal di Indonesia. Salemba
Empat. Jakarta.
harga saham. Masih banyak variabel-
Freddy Rangkuti. 2006. Measuring
variabel yang mempunyai pengaruh
Customer Satisfaction, Teknik
terhadap harga saham. Penulis juga Mengukur dan Strategy
Meningkatkan Kepuasan
hanya memakai variabel yang berasal
Pelanggan, serta Analisis PLN.
dari rasio profitabilitas saja, tidak
JP. Jakarta. Gramedia Pustaka
menggunakan rasio yang lain selain Utama.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
profitabilitas. Diharapkan penelitian
Multivariate dengan Program
yang akan datang menggunakan
SPSS. Badan Penerbit Universitas
variabel yang lebih banyak dan lebih Diponegoro. Semarang.
Idrus Muhammad. 2009. Metode
berpengaruh terhadap harga saham,
Penelitian Ilmu
seperti Gross Profit Margin, Net Profit
Sosial.Erlangga.Yogyakarta.
Margin. J. Supranto, M.A. 2002. Metode
Peramalan Kuantitatif untuk
DAFTAR PUSTAKA
Perencanaan Ekonomi dan
Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur
Meigh, F. Robert, Jan R.Williams, Susan
Penelitian Suatu Pendekatan
F.Haka dan Marks Bertners. 1999.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Accounting The Basic for Sugiyono. 2009. Metode Penelitian


Business. Salemba Empat. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Jakarta. Alfabeta. Bandung.
Munawir. 2002. Analisis Laporan Suharyadi Purwanto. 2004. Statistika
Keuangan. Edisi Keempat. Untuk Ekonomi dan Keuangan
Cetakan Ketigabelas. Liberty. Modern. Salemba Empat. Jakarta.
Yogyakarta. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan Investasi dan Manajemen
SPSS Statistik Parametrik.PT Portofolio. Edisi Pertama.
Elex Media Komputindo. Jakarta. BPFE.Yogyakarta.
Sawidji, Widiatmojo. 1996. Cara Sehat Van Horn, James C, dan John
Investasi di Pasar Modal. M.Wachowicz, Jr. 2005.
Jurnalindo Aksan Grafika. Jakarta. Fundamental of Financial
Suad Husnan. 2001. Dasar-dasar Teori Manajement (Prinsip
Portofolio dan Analisis Manajemen Keuangan). Edisi
Sekuritas. Yogyakarta. Kedua Belas. Buku Satu. Salemba
Suad Husnan. 2003. Manajemen Empat. Jakarta.
Keuangan Teori dan Penerapan http://www.duniainvestasi.com/BEI/prices/
(Keputusan Jangka Pendek). stock/composite
Edisi Keempat. http://idx.co.id/
BPFE.Yogyakarta. http://google.com/

Anda mungkin juga menyukai