Anda di halaman 1dari 4

Jenis-jenis tanggul

http://zahara-ce06.blogspot.co.id/2009/10/jenis-jenis-tanggul.html

1. Berdasarkan fungsi (tujuan penggunaan), jenis tanggul dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Tanggul primer.

Tanggul primer adalah bangunan tanggul yang dibangun sepanjang kanan-kiri sungai
guna menangkis debit banjir rencana.

b. Tanggul sekunder.

Tanggul sekunder adalah bangunan tanggul yang dibangun di atas bantaran sungai atau
yang dibangun dibelakang tanggul primer yang berfungsi sebagai pangamanan atau
pertahanan kedua apabila tanggul primer jebol atau rusak. Tergantung terhadap daerah
yang harus dilindungi (obyek vital) mungkin diperlukan pembangunan tanggul tersier.

2. Syarat-syarat stabilitas struktur tanggul harus diperhitungkan/dianalisa terhadap hal-hal


sebagai berikut:

a. Badan tanggul harus aman terhadap kemungkinan meluapnya aliran melalui mercu (over
topping) pada debit banjir rencana.

b. Berdasarkan butir (a) maka mercu tanggul harus mempunyai jagaan (freeboard) yang
cukup aman terhadap muka air sungai pada debit banjir rencana.

c. Tinggi jagaan pada butir (b) harus memenuhi standar kriteria yang berlaku misalnya
Standar Nasional Indonesia (SNI).

d. Ketinggian puncak tanggul pada profil memanjang harus disesuaikan dengan muka air
banjir rencana sepanjang sungai yang diperlukan.

e. Lereng dan kaki tanggul harus stabil terhadap aliran banjir dan erosi serta gerusan
(scouring). Oleh karena itu, harus diberi pelindung. Lapisan pelindung harus
disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku tapi juga diperhitungkan
terhadap nilai ekonomisnya.

f. Trase tanggul harus ditettapkan secara secermat mungkin dengan memperhatikan situasi
dan kondisi morfologi sungai, memperhatikan factor teknik dan non teknik serta
kondisi social ekonomi.

g. Jarak antara trase tanggul dengan tebing sungai harus diusahakan cukup memadai supaya
apabila terjadi erosi atau longsoran pada tebing sungai tidak mempengaruhi stabilitas
tanggul.

h. Tidak boleh terjadi adanyarembesan dan kebocoran (seepage and piping) pada badan
tanggul.

i. Tidak boleh terjadi adanya rembesan dan kebocoran pada pondasi tanggul.

j. Tidak boleh terjaddi adanya pergeseran pondasi akibat gempa bumi.

3. Standar perencanaan tanggul tanah.

Berikut disajikan standar jagaan tanggul tanah yang lazim dipakai di Indonesia, sepanjang mercu
tanggul tidak digunakan untuk lalu lintas jalan.

a. Tinggi standar jagaan (freeboard)

Apabila data-data mengenai koefisien run off (pengaliran) dan factor reduksi tidak
diketahui, maka untuk menentukan debit sungai normal dapat menggunakan rumus
Chezy sebagai berikut :

Q = C.B.H3/2.I1/2

Dimana :

Q = Debit sungai normal


C = koefisien Chezy

B = lebar sungai normal

H = kedalaman air rata-rata

I = kemiringan permukaan air sungai

Dengan catatan bahwa kecepatan air padda debit normal sekitar 1,5 2 m/det

b. Lebar standar mercu tanggul

c. Kemiringan lereng tanggul (slope of levee).

Untuk menentukan kemiringan tanggul guna keperluan desain sangat erat kaitannya
dengan karakteristik mekanika tanah dari jenis tanah serta infiltrasi air melalui badan
tanggul tersebut. Oleh karena itu apabila proyek itu besar syarat mutlak jenis tanah
untuk timbunan maupun jenis tanah untuk calon pondasi tanggul harus diadakan
penyelidikan laboratorium mekanika tanah. Dari hasil laboratorium tersebut dapat
diketahui kekuatan geser dan kohesi yang bekerja diantara partikel-partikel tanah
karena adanya gravitasi. Stabilitas lereng tanggul dapat dihitung berdasarkan konsep
bidang gelincir lingkaran yang rumusnya sebagai berikut :

Rumus umum :

SF = (E t I)/(W sin f)

Dimana :

SF = factor keamanan (safety factor)

W = tegangan oleh gaya berat irisan vertical persatuan lebar (t/m)

I = panjang busur lingkaran galiner (m)

f = sudut antara setiap garis tengah irisan


t = tegangan geser persatuan luas (t/m2)

Untuk mencari tegangan geser (t) dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

t = q tg f + C

Dimana :

q= tegangan kompresive vertical

f = sudut geser dalam

C = kohesi

Anda mungkin juga menyukai