Anda di halaman 1dari 10

Nama : Cahaya Sukma Putri

NPM : 1513022056
Kelas : Fisika15 B

A. Standing Wave ( Gelombang Berdiri)

Gambar 1. Multiflash photograph of a standing wave on a string.


Halliday Resnick,hal 551

Ketika dua buah gelombang yang mempunyai panjang gelombang dan


amplitudo yang sama bergerak dalam arah yang berlawanan pada
kecepatan yang sama melalui suatu medium, maka gelombang
stasioner atau perpaduan dua gelombang akan terbentuk. Sebagai
contoh, jika salah satu ujung seutas tali diikatkan pada dinding dan
ujung lainnya digetarkan ke atas dan ke bawah, maka gelombang akan
dipantulkan kembali sepanjang tali dari dinding. Dengan menganggap
bahwa pemantulannya sempurna, maka gelombang pantul akan
berinterferensi dengan gelombang mula-mula sehingga resultan
simpangan pada suatu titik dan waktu tertentu merupakan jumlah
simpangan yang disebabkan oleh masingmasing gelombang.

Gelombang stasioner merupakan gelombang yang terjadi karena


interferensi terus menerus antara gelombang datang dan gelombang
pantul yang berjalan dengan arah berlawanan akan tetapi memiliki laju,
amplitudo dan frekuensi yang sama. Gelombang ini juga disebut
sebagai gelombang tetap atau gelombang berdiri. Pemantulan
gelombang dapat terjadi dengan ujung yang terikat maupun ujung
bebas.

Gambar 2. Pemantulan Pada Tali Ujung Terikat dan Tali Ujung


Bebas

a. Ujung Terikat
Seperti yang kita tahu pada fenomena ketika ada dua gelombang
yang identik berjalan dengan arah yang berlawanan tai pada satu
medium perambatannya, maka kedua gelombang tersebut akan
menyatuin atau berpadu seperti prinsip superposisi. Kita dapat
menganalisis situasi tersebut dengan persamaan gelombang untuk
dua gelombang transversal yang memiliki frekuensi sama, kelajuan
dan amplitudo yang sama, namun berjalan dengan arah yang
berlawanan sepanjang sebuah tali dengan ujung terikat, maka
persamaan untuk menyatakan dua gelombang tersebut adalah:
1 = sin( + )
2 = sin( )
Dimana y1 adalah gelombang yang berjalan ke kanan dan y2 adalah
gelombang berjalan ke kiri. Kemudian karena dua gelombang
tersebut mengalami perpaduan sehingga ersamaan gelombangnya
adalah penjumlahan antara gelombang y1 dan y2 :

= 1 + 2
= sin( + ) sin( )
Menurut aturan trigonometri, sin( ) = sin a cos cos sin
sehingga persamaannya menjadi :

1 1
= 2 Asin [( + ) ( )] [( + ) + ( )]
2 2
= 2 sin

Amplitudo gelombang stasioner ujung terikat :


= 2 sin

Titik simpul dan titik perut pada gelombang stasioner, Jika pada
gelombang berjalan amplitudonya tetap, yaitu A, lain halnya pada
gelombang stasioner yang amplitudonya berubah terhadap x,
sehingga pada gelombang stasioner terdapat istilah titik simpul dan
titik perut. Titik simpul didefinisikan sebagai titik pada gelombang
stasioner yang mempunyai simpangan terkecil atau minimum,
sedangkan titik perut didefinisikan sebagai titik pada gelombang
stasioner yang mempunyai simpangan terbesar atau maksimum.

Untuk gelombang stasioner yang dihasilkan dari pemantulan ujung


tetap, kedudukan titik simpul dan titik perutnya dapat diturunkan
sebagai berikut.
2
Amplitudo gelombang stasioner = 2 sin
Titik simpul terjadi ketika simpangan titik pada gelombang sama
dengan nol atau ketika bernilai minimum. Berdasarkan
2
persamaan diatas, bernilai minimum ketika sin sama dengan

nol, dan hal ini diperoleh ketika sudut fasenya adalah 0, , 2, ..., ,
sehingga :
2 2 1
sin = sin = =
2
1
= (2)
4

n =0, 1, 2, 3, ....

Berdasarkan persamaan diatas, maka untuk gelombang stasioner


yang dihasilkan dari pemantulan ujung tetap, kedudukan titik simpul
dari ujung tetap merupakan kelipatan genap (2n) dari seperempat
panjang gelombang.

Sementara itu, titik perut terjadi ketika bernilai maksimum.


Berdasarkan persamaan amplitudo gelombang stasioner dari
2
pemantulan ujung tetap, bernilai maksimum ketika sin sama

3
dengan 1 dan hal ini diperoleh ketika sudut fasenya adalah , ,
2 2
5
, ..., (2n + 1) 2 , sehingga
2
2 2
sin = sin(2 + 1) = (2 + 1)
2 2
1
= (2 + 1)
4

n = 0, 1, 2, 3, ...

Berdasarkan persamaan diatas, maka untuk gelombang stasioner


yang dihasilkan dari pemantulan ujung tetap, kedudukan titik perut
dari ujung tetap merupakan kelipatan ganjil (2n+1) dari seperempat
panjang gelombang.

b. Ujung Bebas
Seperti yang kita tahu pada fenomena ketika ada dua gelombang
yang identik berjalan dengan arah yang berlawanan tai pada satu
medium perambatannya, maka kedua gelombang tersebut akan
menyatuin atau berpadu seperti prinsip superposisi. Kita dapat
menganalisis situasi tersebut dengan persamaan gelombang untuk
dua gelombang transversal yang memiliki frekuensi sama, kelajuan
dan amplitudo yang sama, namun berjalan dengan arah yang
berlawanan sepanjang sebuah tali dengan ujung bebas, maka
persamaan untuk menyatakan dua gelombang tersebut adalah:

1 = sin( )
2 = sin( ) = sin( + )

Dimana y1 adalah gelombang yang berjalan ke kanan dan y2


adalah gelombang berjalan ke kiri. Kemudian karena dua gelombang
tersebut mengalami perpaduan sehingga ersamaan gelombangnya
adalah penjumlahan antara gelombang y1 dan y2 :

= 1 + 2
= sin( ) + [ sin( + )]
= sin( ) sin( + )

Menurut aturan trigonometri


1 1
= 2 Acos [( ) + ( + )] [( ) ( + )]
2 2
= 2 cos

Amplitudo gelombang stasioner ujung terikat


= 2 cos

Sementara itu, untuk gelombang stasioner yang dihasilkan dari


pemantulan ujung bebas, kedudukan titik simpul dan titik perutnya
dapat diturunkan sebagai berikut :
2
Amplitudo gelombang stasioner = 2 cos

2
Nilai minimum dicapai ketika cos sama dengan nol dan hal ini

3 5
diperoleh ketika sudut fasenya adalah 2 , , , ..., (2n + 1) 2 ,
2 2

sehingga :
2
cos = cos(2 + 1)
2
2
= (2 + 1)
2
1
= (2 + 1)
4
Dengan n = 0, 1, 2, 3, ...
Berdasarkan persamaan diatas, maka untuk gelombang stasioner
yang dihasilkan dari pemantulan ujung bebas, kedudukan titik-titik
simpul dari ujung bebas merupakan kelipatan ganjil (2n + 1) dari
seperempat panjang.

2
Sementara itu, nilai maksimum dicapai ketika cos sama

dengan 1, dan hal ini diperoleh ketika sudut fasenya adalah 0,


, 2, ..., , sehingga :
2
cos = cos

2
=

1
= (2)
4

Dengan n = 0, 1, 2, 3, ...
Berdasarkan persamaan diatas, maka untuk gelombang stasioner
yang dihasilkan dari pemantulan ujung bebas, kedudukan titik-titik
perut dari ujung bebas merupakan kelipatan genap (2n) dari
seperempat panjang gelombang.
(Halliday Resnick,2010:550-552)

Fenomena yang dapat kita temui mengenai gelombang berdiri


adalah pada air laut, air laut sendiri terdapat gelombang air laut
kemudian saat kita menjatuhkan sebuah batu maka akan terjadi
getaran juga pada air tersebut. Maka pada air laut tersebut terbentuk
sebuah gelombang yang terdiri dari perut dan lembah akibat
perpaduan dua gelombang tersebut, seperti ini gambarnya :

Gambar 3. Gelombang Berdiri Pada Air

Kemudian saat kita bermain lompat karet, kedua ujung karet


dipegang oleh dua orang. Kedua orang yang memegang ujung karet
menggerakkannya keatas dan kebawah, maka pada karet akan
muncul gelombang. Gelombang yang terbentuk itulah merupakan
gelombang berdiri.
B.Gelombang bunyi

Gambar 4. Gelombang Bunyi


https://fendymaniz.wordpress.com/tag/gelombang-bunyi/

Bunyi merupakan suatu rangsangan yang di-rasakan alat pendengaran.


Sedangkan Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang
terjadi karena adanya rapatan dan renggangan medium baik gas, cair,
maupun padat . Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar
sehingga menyebabkan gangguan kerapatan pada medium. Gangguan
ini berlangsung melalui interaksi molekul- molekul medium sepanjang
arah perambatan gelombang. Adapun molekul hanya bergetar ke
depan atau ke belakang di sekitar posisi kesetimbangan, Tetapi, tidak
semua getaran menghasilkan bunyi. Contohnya ketika kita
menjatuhkan benda yang ringan, misalnya sesobek kertas di atas
lantai. Terdapat 4 sifat dari gelombang bunyi yaitu dapat dipantulkan,
dapat dibiaskan, dapat dipadukan, dan dapat dilenturkan.

c. Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang menghasikan bunyi karena
benda tersebut bergetar akibat adanya gangguan dari luar. Sumber
bunyi banyak sekali yang dapat kita temui seperti gitar, suling, drum,
rebana, peluit, gong bahkan mejapun merupakan sumber bunyi namun
saat meja tersebut diberi gangguan berupa pukulan yang membuat
bunyi. Jadi apapun jenis benda tersebut namun pada saat benda
tersebut mengalami getaran akibat adanya gangguan dan
mengeluarkan bunyi maka benda tersebut disebut dengan sumber
bunyi. seperti yang telah disebutkan di atas gitar merupaka salah satu
sumber bunyi. Pada paper ini saya akan membahas sumber bunyi dari
alat musik yaitu suling, suling merupakan alat musik jenis aerofon.
Aerofon merupakan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari
hembusan udara di dalam rongga sehingga agar suling menghasilkan
bunyi kita harus memberikan hembusan udara pada suling yaitu
dengan meniupnya.

Gambar 5. Suling

Suling merupakan salah satu sumber bunyi termasuk alat pipa organa
terbuka, yakni alat yang menggunakan kolom udara sebagai sumber
bunyi dan jenis pipa yang ujung-ujungnya terbuka . Resonansi terjadi
pada kolom udara, jika seruling ditiup tentu akan terdengar bunyi tiupan
itu menyebabkan udara dalam ruang atau kolom udara bergetar,
kemudian pada ujung pipa yang terbuka tersebut, udara bebas
bergerak sehingga menghasilkan perut gelombang. Gelombang yang
terjadi merupakan gelombang longitudinal. Pola gelombang stasioner
yang terjadi pada nada dasar, nada atas pertama, dan nada atas
kedua. Pola nada berikutnya merupakan penambahan setengah
gelombang dari pola sebelumnya dengan panjang pipa tetap. Pola
gelombang untuk nada dasar yaitu terjadi dua perut dan satu simpul.
Sehingga panjang kolom udara (pipa) sama dengan (jarak antara
dua perut berdekatan).
= 2 /( + 1)

Dengan demikian frekuensi pipa organa terbuka sama dengan


frekuensi untuk dawai yang terikat kedua ujungnya. Jadi pada suling
lubang-lubang yang fungsinya sebagai penanda tingkatan nada
merupakan nada-nada dari pola gelombang yaitu nada dasar, nada
atas pertama dan seterusnya.
(Pasca,2016)

Anda mungkin juga menyukai