Disusun Oleh :
2017
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kunjungan Industri RS. HERMINA dan B2P2TOOT sebagai syarat kenaikan kelas
di SMK Kesehatan Mandala Bhakti Surakarta
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah;Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri di RS.
HERMINA dan B2P2TOOT ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala.Laporan ini
penulis buat sebagai syarat untuk kenaikan kelas.Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan
data-data yang diperoleh selama melakukan Kunjungan Industri, keterangan dari
pembimbing, serta dari internet. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan
Kunjungan Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesembatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Orang tua penulis yang telah memberikan doa dan restunya sehingga kegiatan Kunjungan
Industri ini dapat berlangsung dengan lancar.
Ibu Ifwa Masudah, S.Farm., Apt selaku Kepala SMK Kesehatan Mandala Bhakti Surakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan Kunjungan Industri.
Ibu Dwi Srini, S.Si., Apt selaku Waka Kesiswaan dan Guru Pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan laporan ini.
Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan dan doa restu yang berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri.
Penulis
3
DAFTAR ISI
JUDUL 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 5
B. Tujuan Kunjungan Industri 6
C. Manfaat Kunjungan Industri 6
BAB 2 : ISI 7
A. Sejarah B2P2TOOT 7
B. Sejarah RS. Hermina 8
C. Tanaman Obat Yang Ada di B2P2TOOT 11
D. Cara Pengolahan Simplisia 27
BAB 4 : PENUTUP 35
DAFTAR PUSTAKA 36
LAMPIRAN 37
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. B2P2TOOT
Indonesia adalah Negara tropis yang terkenal akan kekayaan hayati dengan
keragamannya, beragam jenis tumbuhan berkembang biak di Indonesia. Tingginya
tingkat keanekaragaman hayati menjadikan Indonesia memiliki beragam jenis
tumbuhan obat.Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional asli Indonesia telah
dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Terbukti dari adanya
naskah lama pada daun lontar dan relief candi borobudor yang menggambarkan orang
sedang meracik obat ( jamu ) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya.
Beragam dan mudahnya bahan untuk tubuhan obat yang sesuai dengan penyakit
yang diderita oleh seseorang di Indonesia, rasio resiko dengan manfaat yang lebih
menguntungkan penderita, dan adanya kelemahan yang berhubungan dengan efek
samping yang ditimbulkan oleh bahan obat sintetik. Menjadikan tumbuhan obat
memiliki prospek peluang yang tinggi untuk dikembangkan.Potensi yang besar
tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar nantinya dapat memberikan arti bagi
pengembangan kesehatan di Indonesia.
Saat ini masyarakat sudah mulai menyadari bahwa bahan-bahan yang berasal dari
alam akan lebih aman dibandingkan bahan-bahan sintetis, untuk itulah perlu
dikembangkan lebih lanjut maka perlu upaya dan dukungan dari pemerintah dan
pihak-pihak yang terkait untuk mengembangkan kekayaan hayati tersebut.
2. RS. HERMINA
Alasan Kunjungan Industri ini adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
para siswa sebelum terjun secara langsung dikalangan masyarakat.Karena dalam KI
ini para siswa diberi tahu fasilitas-fasilitas yang ada di RS. Hermina, apa saja tugas-
tugas para perawat serta tenaga kefarmasian yang ada di RS. Hermina, dan hal-hal
penting yang dapat menambah wawasan dan memberikan gambaran tentang
bagaimana menjadi seorang tenaga kesehatan di rumah sakit.
5
B. TUJUAN KUNJUNGAN INDUSTRI
B2P2TOOT
RS. HERMINA
B2P2TOOT
RS. HERMINA
ISI
Rumah Sakit Ibu dan Hermina Group berawal dari RSIA Hermina Jatinegara yang
terletak di Jalan Raya Jatinegara Barat no. 126 Jakarta Timur. Didirikan pada tahun 1967
yang pada mulanya bernama Rumah Bersalin Djatinegara dengan kapasitas 7 tempat tidur,
RB Jatinegara didirikan atas prakarsa dari Ibu Hermina Sulaiman. Pada tahun 1970
bekerjasama dengan Dr. Budiono Wibowo, seorang dokter spesialis kebidanan dan
kandungan mengembangkan fasilitas pelayanan menjadi 13 tempat tidur dan mengganti nama
RB Djatinegara menjadi RB Hermina. Atas dasar keinginan untuk mengembangkan RB ini,
maka pada tahun 1983 dibentuk Yayasan Hermina. Yayasan Hermina ini kemudian
mengajukan ijin untuk mendirikan Rumah Bersalin Hermina pada tanggal 25 April 1985
diresmikan berdirinya RSB Hermina. Penambahan lahan dan bangunan Rumah Sakit
dilaksanakan mulai tahun 1991, sehingga RSB Hermina dapat dikembangkan menjadi RSIA
Hermina. Dalam upaya untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat luas
maka mulai 1996 RSIA dan RS Hermina mulai mendirilkan cabang-cabang di :
7
- RSIA HERMINA Tangkubanprahu Malang pada 2006
- RS HERMINA Sukabumi pada 2007
- RS HERMINA Tangerang pada 2008
- RS HERMINA Grand Wisata pada 2009
- RS HERMINA Arcamanik pada 2010
- RS HERMINA Galaxy pada 2010
- RS HERMINA Palembang pada 2011
- RSIA HERMINA Ciputat (dalam tahap pengembangan)
B. SEJARAH B2P2TOOT
B2P2TOOT bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M Santoso
Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan semangat dari seorang
anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang.
Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi
Kebun Koleksi TO tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi
nama Hortus Medicus Tawangmangu.
8
Transformasi
Keniscayaan, evolusi sebagai suatu organisasi terjadi karena Kepmenkes No. 149
tahun 1978 pada tanggal 28 April 1978, yang mentransformasi kebun koleksi menjadi Balai
Penelitian Tanaman Obat (BPTO) sebagai Unit Pelaksana Teknis di Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan. Transformasi I ini sebagai lembaga Iptek
memberikan nuansa dan semangat baru dalam mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-
potensi TO sebagai bahan Jamu untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
rakyat.
9
Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan Permenkes No. 491 tahun 2006
tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Transformasi II ini
memberikan amanah untuk melestarikan, membudayakan, dan mengembangkan TOOT
dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
10
memprioritaskan pada Saintifikasi Jamu, dari hulu ke hilir, mulai dari riset etnofarmakologi
tumbuhan obat dan Jamu, pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik,
teknologi, manajemen bahan Jamu, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan diseminasi sampai
dengan peningkatan kemandirian masyarakat.
11
Tanaman asal :Curcuma domestica
Keluarga :Zingiberaceae
Isi :Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, dan damar
Penggunaan :Karminativa, antidiare, kolagoga, dan skabisida
3. Kaempferiae Rhizoma
4. Languatis Rhizoma
12
Nama lain :Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma
Tanaman asal :Alpinia officinarum (Hance), Alpinia galanga(L), Languas
galanga (L)
Keluarga :Zingiberaceae
Isi :Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol, kamfer
dan galangol
Penggunaan :Bumbu, karminativa, antifungi
5. Zingiberis Rhizoma
6. Catharanthi Radix
13
Nama lain :Akar Tapak Dara
Tanaman asal :Catharanthus roseus, Vinca rosea, Lochnera rosea
Keluarga :Apocynaceae
Isi :Alkaloida ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin, vindesin,
vinkristin,vinblastin
Penggunaan :Diuretik, obat diabetes, obat kanker
7. Derridis Radix
14
8. Elephantopi Radix
15
10. Eurycomae Radix
16
Isi :Pati glukosida pikroterasida, alkaloid barberin dan palmatin,
harsa, zat pahit pikroretin
Penggunaan :Obat demam, tonikum, antidiabetes
17
Tanaman asal :Thymus serpyllum (L)
Keluarga :Lamiaceae
Isi :Minyak atsiri yang mengandung timol, karvakol, pinen terpen,
alkohol dan zat pahit serpilin.
Penggunaan :Ekspektoransia
19
Nama lain :Daun pacar cina
Tanaman asal :Aglaia odorata (Lour)
Keluarga :Meliaceae
Isi :Minyak atsiri alkaloida, damar, garam-garam mineral
Penggunaan :Mengurangi haid, obat gonorrhoe
20
19. Blumeae Folium
21
Penggunaan :Aromatik, Karminatif, Stimulan
22
Penggunaan :Karminatifa, antispasmo
23
25. Gynurae procumbensis Folium
24
27. Andrographidis Herba
25
Nama Lain :Daun Sirih
Tanaman asal :Piper Betle
Keluarga :Piperaceae
Isi :Minyak atsiri yang mengandung Fenol khas yang disebut
betelfenol atau aseptosol.
Penggunaan :Anti sariawan , anti batuk,anti Septik, Obat kumur
26
Nama Lain :Daun sariawan
Tanaman asal :Symplocos odoratissima (BI. Choisy)
Keluarga :Symplocaceae
Isi :Garam - garam aluminium, zat penyamak
Penggunaan :Obat kumur
D. PEMBUATAN SIMPLISIA
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada :
1. Bagian tanaman yang digunakan.
2. Umur tanaman yang digunakan.
3. Waktu panen.
4. Lingkungan tempat tumbuh.
Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam
bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian
tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar.
27
2) Sortasi basah
3) Pencucian
28
sesingkat mungkin. Menurut Frazier (1978), pencucian sayur-sayuran satu kali dapat
menghilangkan 25% dari jumlah mikroba awal, jika dilakukan pencucian sebanyak
tiga kali, jumlah mikroba yang tertinggal hanya 42% dari jumlah mikroba awal.
Pencucian tidak dapat membersihkan simplisia dari semua mikroba karena air
pencucian yang digunakan biasanya mengandung juga sejumlah mikroba.Cara sortasi
dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah rnikroba awal simplisia.
Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah
mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat pada
permukaan bahan tersebut dapat menipercepat pertumbuhan mikroba.Bakteri yang
umum terdapat dalam air adalah Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus,
Streptococcus, Enterobacter dan Escherishia.Pada simplisia akar, batang atau buah
dapat pula dilakukan pengupasan kulit luarnya untuk mengurangi jumlah mikroba
awal karena sebagian besar jumlah mikroba biasanya terdapat pada permukaan bahan
simplisia. Bahan yang telah dikupas tersebut mungkin tidak memerlukan pencucian
jika cara pengupasannya dilakukan dengan tepat dan bersih.
29
kadar minyak atsiri. Selama perajangan seharusnya jumlah mikroba tidak
bertambah.Penjemuran sebelum perajangan diperlukan untuk mengurangi pewarnaan
akibat reaksi antara bahan dan logam pisau.Pengeringan dilakukan dengan sinar
matahari selama satu hari.
5) Pengeringan
30
6) Sortasi kering
7) Pengemasan
31
Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah dikeringkan.Jenis
kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas maupun karung
goni.Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas,
mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi isi pada waktu
pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh
mempunyai bentuk dan rupa yang menarik.
8) Penyimpanan
32
6 Cara Pemeriksaan mutu simplisia, yaitu:
1. Pemeriksaan Organoleptik
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia
yang diuji.
2. Pemeriksaan Makroskopik
Dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atautanpa alat, untuk mencari
kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji.
3. Pemeriksaan Mikroskopik
Dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat pembesarannya
disesuaikan dengan keperluan.Simplisia yang diuji dapat berupa sayatanmaupun
serbuk.Tujuannya adalah untuk mencari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas.
4. Pemeriksaan secara fisika
Dilakukan penetapan daya larut, Bobot jenis, rotasi optic,titik lebur, kadar air,
sifat-sifat simplisia.
5. Pemeriksaan secara kimiawi
Berdasarkan uji kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya zat aktif dalam simplisia,dilakukan dengan cara
perubahan reaksi warna, pengendapan, timbulnya gas.Uji kuantitatif bertujuan
untukmengetahui berapa banyak zat aktif yang terkandung dari simplisia.
6. Pemeriksaan secara kromatografi.
Pemeriksaan dengan menggunakan alat plat KLT,yang bertujuan untuk
mengidentifikasi zat aktif yang terdapat pada simplisia.
33
BAB 3
Pada hari Selasa, 31 Oktober 2017 siswa siswi SMK Kesehatan Mandala Bhakti kelas
10 melaksanakan Kunjungan Industri ke B2P2TOOT dan RS. Hermina.Tepat pukul 07.00
kami berkumpul di hall untuk melakukan pengarahan sebelum berangkat.Pada pukul 08.00
kami mulai menaiki bus untuk berangkat menuju ke tujuan pertama KI yaitu RS.Hermina.
Di sana kami mendapatkan berbagai penjelasan tentang fasilitas yang ada di sana dan
mendapatkan gambaran tentang bagaimana pekerjaan perawat dan tenaga kefarmasiaan di
sana. Setelah beberapa jam mendapatkan pengarahan dari pihak RS.Hermina kami pun
menuju bus dan melanjutkan perjalanan ke B2P2TOOT Tawangmangu.
34
BAB 4
PENUTUP
A. KRITIK
RS. HERMINA
Saat di RS.Hermina pemberian informasinya sangat membosankan dan tidak
menarik. Karena seharusnya kami diajak berkeliling melihat fasilitas-fasilitas
yang ada di sana.
B2P2TOOT
Pemandu atau pemberi informasinya kurang memuaskan saat memberikan
penjelasan kepada penulis.
B. SARAN
RS. HERMINA
Sebaiknya RS.Hermina menggunakan metode pemberian informasi yang tidak
membosankan.
B2P2TOOT
Sebaiknya pemberian informasinya sedikit lebih jelas supaya apa yang
disampaikannya dapat penulis terima dengan baik.
35
DAFTAR PUSTAKA
E. https://ndez-share.blogspot.com
F. www.b2p2toot.net
G. Herminahospitalgroup.com
H. http://mariatheresa987.wordpress.com
I. http://dasarfarmakognosi.wordpress.com
J. http://www.scribd.com
K. Kaniacunil15.blogspot.com
36
LAMPIRAN
B2P2TOOT
37
38
RS. HERMINA
39