Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI RS.

HERMINA dan B2P2TOOT

Laporan Ini Dibuat Sebagai Syarat Untuk Kenaikan Kelas

Disusun Oleh :

PROGRAM KEAHLIAN : FARMASI

SMK KESEHATAN MANDALA BHAKTI SURAKARTA

JL Ki Mangun Sarkoro No. 20 Nusukan Banjarsari Surakarta

2017

1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kunjungan Industri RS. HERMINA dan B2P2TOOT sebagai syarat kenaikan kelas
di SMK Kesehatan Mandala Bhakti Surakarta

telah disahkan pada tanggal :

Mengetahui,

Kepala SMK Kesehatan Mandala Bhakti Waka Kesiswaan / Guru Pembimbing


Surakarta

Ifwa Masudah, S.Farm., Apt Dwi Srini, S.Si., Apt

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah;Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri di RS.
HERMINA dan B2P2TOOT ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala.Laporan ini
penulis buat sebagai syarat untuk kenaikan kelas.Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan
data-data yang diperoleh selama melakukan Kunjungan Industri, keterangan dari
pembimbing, serta dari internet. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan
Kunjungan Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesembatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

Orang tua penulis yang telah memberikan doa dan restunya sehingga kegiatan Kunjungan
Industri ini dapat berlangsung dengan lancar.

Ibu Ifwa Masudah, S.Farm., Apt selaku Kepala SMK Kesehatan Mandala Bhakti Surakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan Kunjungan Industri.

Ibu Dwi Srini, S.Si., Apt selaku Waka Kesiswaan dan Guru Pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan laporan ini.

Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan dan doa restu yang berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri


masih banyak kekurangan.Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan
Kunjungan Industri ini.Demikian kata pengantar ini penulis buat, apabila terdapat kesalahan
tulisan, gelar atau yang lainnya penulismengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Surakarta, 04 November 2017

Penulis

3
DAFTAR ISI

JUDUL 1

HALAMAN PENGESAHAN 2

KATA PENGANTAR 3

DAFTAR ISI 4

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 5
B. Tujuan Kunjungan Industri 6
C. Manfaat Kunjungan Industri 6

BAB 2 : ISI 7

A. Sejarah B2P2TOOT 7
B. Sejarah RS. Hermina 8
C. Tanaman Obat Yang Ada di B2P2TOOT 11
D. Cara Pengolahan Simplisia 27

BAB 3 : KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI 34

BAB 4 : PENUTUP 35

A. Kritik dan Saran 35

DAFTAR PUSTAKA 36

LAMPIRAN 37

4
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. B2P2TOOT

Indonesia adalah Negara tropis yang terkenal akan kekayaan hayati dengan
keragamannya, beragam jenis tumbuhan berkembang biak di Indonesia. Tingginya
tingkat keanekaragaman hayati menjadikan Indonesia memiliki beragam jenis
tumbuhan obat.Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional asli Indonesia telah
dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Terbukti dari adanya
naskah lama pada daun lontar dan relief candi borobudor yang menggambarkan orang
sedang meracik obat ( jamu ) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya.

Beragam dan mudahnya bahan untuk tubuhan obat yang sesuai dengan penyakit
yang diderita oleh seseorang di Indonesia, rasio resiko dengan manfaat yang lebih
menguntungkan penderita, dan adanya kelemahan yang berhubungan dengan efek
samping yang ditimbulkan oleh bahan obat sintetik. Menjadikan tumbuhan obat
memiliki prospek peluang yang tinggi untuk dikembangkan.Potensi yang besar
tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar nantinya dapat memberikan arti bagi
pengembangan kesehatan di Indonesia.

Saat ini masyarakat sudah mulai menyadari bahwa bahan-bahan yang berasal dari
alam akan lebih aman dibandingkan bahan-bahan sintetis, untuk itulah perlu
dikembangkan lebih lanjut maka perlu upaya dan dukungan dari pemerintah dan
pihak-pihak yang terkait untuk mengembangkan kekayaan hayati tersebut.

2. RS. HERMINA

Alasan Kunjungan Industri ini adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
para siswa sebelum terjun secara langsung dikalangan masyarakat.Karena dalam KI
ini para siswa diberi tahu fasilitas-fasilitas yang ada di RS. Hermina, apa saja tugas-
tugas para perawat serta tenaga kefarmasian yang ada di RS. Hermina, dan hal-hal
penting yang dapat menambah wawasan dan memberikan gambaran tentang
bagaimana menjadi seorang tenaga kesehatan di rumah sakit.

5
B. TUJUAN KUNJUNGAN INDUSTRI

B2P2TOOT

1. Mengetahui lebih lanjut tentang tanaman obat di B2P2TOOT


Tawangmangu.Mengetahui dan memperoleh keterangan atau penjelasan
tentang nama simplisia, familia, tanaman asal, kandungan zat, kegunaan,
bagian yang digunakan, cara penggunaan, cara budidaya, dan sediaan.
2. Melihat dan mengamati secara langsung berbagai jenis dan bentuk
tanaman obat.
3. Diharapkan dapat menunjang dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

RS. HERMINA

1. Mengetahui lebih lanjut tentang sejarah RS. Hermina Solo.


2. Mendapatkan penjelasan tentang fasilitas-fasilitas yang ada di RS.
Hermina.
3. Memberikan gambaran secara langsung tentang bagaimana menjadi
seorang tenaga kesehatan.
4. Mendapatkan ilmu tentang apa saja tugas perawat dan tenaga kefarmasian
yang ada di RS. Hermina.

C. Manfaat Kunjungan Industri

B2P2TOOT

1. Mengetahuidan memperoleh keterangan atau penjelasan tentang nama


simplisia, familia, tanaman asal, kandungan zat, kegunaan, bagian yang
digunakan, cara penggunaan, cara budidaya, dan sediaan.
2. Melihat secara langsung berbagai jenis tanaman obat.
3. Menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar.

RS. HERMINA

1. Dapat mengetahui lebih lanjut tentang sejarah RS. Hermina Solo.


2. Mengetahui tentang sejarah RS. Hermina
3. Memberikan gambaran secara langsung tentang bagaimana menjadi seorang
tenaga kesehatan.
4. Mendapatkan ilmu tentang apa saja tugas perawat dan tenaga kefarmasian
yang ada di RS. Hermina.
6
BAB 2

ISI

A. SEJARAH RS. HERMINA

Rumah Sakit Ibu dan Hermina Group berawal dari RSIA Hermina Jatinegara yang
terletak di Jalan Raya Jatinegara Barat no. 126 Jakarta Timur. Didirikan pada tahun 1967
yang pada mulanya bernama Rumah Bersalin Djatinegara dengan kapasitas 7 tempat tidur,
RB Jatinegara didirikan atas prakarsa dari Ibu Hermina Sulaiman. Pada tahun 1970
bekerjasama dengan Dr. Budiono Wibowo, seorang dokter spesialis kebidanan dan
kandungan mengembangkan fasilitas pelayanan menjadi 13 tempat tidur dan mengganti nama
RB Djatinegara menjadi RB Hermina. Atas dasar keinginan untuk mengembangkan RB ini,
maka pada tahun 1983 dibentuk Yayasan Hermina. Yayasan Hermina ini kemudian
mengajukan ijin untuk mendirikan Rumah Bersalin Hermina pada tanggal 25 April 1985
diresmikan berdirinya RSB Hermina. Penambahan lahan dan bangunan Rumah Sakit
dilaksanakan mulai tahun 1991, sehingga RSB Hermina dapat dikembangkan menjadi RSIA
Hermina. Dalam upaya untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat luas
maka mulai 1996 RSIA dan RS Hermina mulai mendirilkan cabang-cabang di :

- RSIA HERMINA Podomoro pada 1996


- RSIA HERMINA Bekasi pada 1997
- RSIA HERMINA Depok pada 2000
- RS HERMINA Daan Mogot pada 2002
- RSIA HERMINA Bogor pada 2002
- RSIA HERMINA Pasteur Bandung pada 2004
- RS HERMINA Pandanaran Semarang pada 2005

7
- RSIA HERMINA Tangkubanprahu Malang pada 2006
- RS HERMINA Sukabumi pada 2007
- RS HERMINA Tangerang pada 2008
- RS HERMINA Grand Wisata pada 2009
- RS HERMINA Arcamanik pada 2010
- RS HERMINA Galaxy pada 2010
- RS HERMINA Palembang pada 2011
- RSIA HERMINA Ciputat (dalam tahap pengembangan)

B. SEJARAH B2P2TOOT

B2P2TOOT bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M Santoso
Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan semangat dari seorang
anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang.
Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi
Kebun Koleksi TO tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi
nama Hortus Medicus Tawangmangu.

8
Transformasi

Keniscayaan, evolusi sebagai suatu organisasi terjadi karena Kepmenkes No. 149
tahun 1978 pada tanggal 28 April 1978, yang mentransformasi kebun koleksi menjadi Balai
Penelitian Tanaman Obat (BPTO) sebagai Unit Pelaksana Teknis di Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan. Transformasi I ini sebagai lembaga Iptek
memberikan nuansa dan semangat baru dalam mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-
potensi TO sebagai bahan Jamu untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
rakyat.

9
Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan Permenkes No. 491 tahun 2006
tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Transformasi II ini
memberikan amanah untuk melestarikan, membudayakan, dan mengembangkan TOOT
dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Era persaingan, globalisasi dan keterbukaan, mendorong manusia dan negara


menggali, memanfaatkan, mengembangkan budaya kesehatan dan sumber daya lokal untuk
pembangunan kesehatan. Ini berdampak pada transformasi III B2P2TOOT, dengan
PermenkesNo. 003 tahun 2010 pada tanggal 4 Januari 2010 Tentang Saintifikasi JAMU
dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Sejak tahun 2010, B2P2TOOT

10
memprioritaskan pada Saintifikasi Jamu, dari hulu ke hilir, mulai dari riset etnofarmakologi
tumbuhan obat dan Jamu, pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik,
teknologi, manajemen bahan Jamu, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan diseminasi sampai
dengan peningkatan kemandirian masyarakat.

C. TANAMAN OBAT YANG ADA DI B2P2TOOT

1. Curcumae aeruginosae Rhizoma

Nama lain :Temu hitam


Tanaman asal :Curcuma aeruginosa
Keluarga :Zingiberaceae
Isi :Minyak atsiri, pati, damar, dan lemak
Penggunaan :Antirematik dan karminativa

2. Curcumae domesticate Rhizoma

Nama lain :Kunyit, kunir

11
Tanaman asal :Curcuma domestica
Keluarga :Zingiberaceae
Isi :Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, dan damar
Penggunaan :Karminativa, antidiare, kolagoga, dan skabisida

3. Kaempferiae Rhizoma

Nama lain :Kencur


Tanaman asal :Kaempferia galanga
Keluarga :Zingiberaceae
Isi :Alkaloida, minyak atsiri ( yang mengandung sineol dan
kamferin ), mineral, dan pati
Penggunaan :Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia, dan
roboransia

4. Languatis Rhizoma

12
Nama lain :Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma
Tanaman asal :Alpinia officinarum (Hance), Alpinia galanga(L), Languas
galanga (L)
Keluarga :Zingiberaceae
Isi :Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol, kamfer
dan galangol
Penggunaan :Bumbu, karminativa, antifungi

5. Zingiberis Rhizoma

Nama lain :Jahe


Tanaman asal :Zingiber officinale (Roscoe)
Keluarga :Zingiberaceae
Isi :Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang
mengandung zingeron,zingiberol,zingiberin,borneol, kamfer, sineol dan
felandren
Penggunaan :Karminativa, stimulansia, diaforetika

6. Catharanthi Radix

13
Nama lain :Akar Tapak Dara
Tanaman asal :Catharanthus roseus, Vinca rosea, Lochnera rosea
Keluarga :Apocynaceae
Isi :Alkaloida ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin, vindesin,
vinkristin,vinblastin
Penggunaan :Diuretik, obat diabetes, obat kanker

7. Derridis Radix

Nama lain :Akar Tuba


Tanaman asal :Derris elliptica
Keluarga :Papilionaceae / Fabaceae
Isi :Rotenon
Penggunaan :Racun panah, racun ikan, skabicid, insektisida

14
8. Elephantopi Radix

Nama lain :Akar tapak liman


Tanaman asal :Elephantopus scaber
Keluarga :Asteraceae
Isi :Glukosida flavonoid
Penggunaan :Antidemam

9. Rauwolfiae serpentinae Radix

Nama lain :Akar Pulepandak / akar tikus


Tanaman asal :Rauwolfia serpentina
Keluarga :Apocynaceae
Isi :Alkaloid ( ajmalin, ajmalisina, ajmalinina, serpentina,
reserpina )
Penggunaan :Antihipertensi dan gangguan neuropsikitriatik

15
10. Eurycomae Radix

Nama lain :Akar Pasak Bumi


Tanaman asal :Eurycoma longifolia
Keluarga :Simarubaceae
Isi :Eurikokolakton, amaraloid, eurikomanol
Penggunaan :Diuretik, antipiretika, aprodisiaka

11. Tinosporae Caulis

Nama lain :Bratawali


Tanaman asal :Tinospora tuberculata, Tinospora rumphii, Tinospora crispa,
Tinospora cardifolia
Keluarga :Menispermaceae

16
Isi :Pati glukosida pikroterasida, alkaloid barberin dan palmatin,
harsa, zat pahit pikroretin
Penggunaan :Obat demam, tonikum, antidiabetes

12. Bellanonnae Herba

Nama lain :Herba Beladon


Tanaman asal :Atropa belladonna (L) atau Atropa acuminate (Rolye ex
Lindley)
Keluarga :Solanaceae
Isi :Alkaloida atropina, hiosiamina, apotropina, belladonina,
nortropina, skopolamina (hiosina)
Penggunaan :Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme, parasimpatolitik

13. Serpylli Herba

Nama lain :Herba serpili

17
Tanaman asal :Thymus serpyllum (L)
Keluarga :Lamiaceae
Isi :Minyak atsiri yang mengandung timol, karvakol, pinen terpen,
alkohol dan zat pahit serpilin.
Penggunaan :Ekspektoransia

14. Stramonii Herba

Nama lain :Herba stramonii


Tanaman asal :Datura stramonium , Datura stramonium varietas tatula.
Keluarga :Solanaceae
Isi :Terutama daturin (hiosiamina), skopolamina
Penggunaan :Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme.

15. Sauropi Folium

Nama lain :Daun katuk


Tanaman asal :Sauropus androgynus
18
Keluarga :Euphorbiaceae
Isi :Protein, lemak, dan kalsium
Penggunaan :Memperlancar keluar asi, obat bisul

16. Abri Folium

Nama lain :Daun saga


Tanaman asal :Abrus precatorius ( L. )
Keluarga :Papilionaceae
Isi :Glisirizin sampai 15 %,Ca-Oksalat
Penggunaan :Obat Sariawan

17. Aglaiae Folium

19
Nama lain :Daun pacar cina
Tanaman asal :Aglaia odorata (Lour)
Keluarga :Meliaceae
Isi :Minyak atsiri alkaloida, damar, garam-garam mineral
Penggunaan :Mengurangi haid, obat gonorrhoe

18. Basilici Folium

Nama lain :Daun selasih


Tanaman asal :Ocimum basilicum (L)
Keluarga :Lauraceae
Isi :Minyak menguap, osimen, pinen, terpen, sineol, metil khavikol
Penggunaan :Peluruh dahak (ekspektoransia), peluruh haid (emenagoga),
karminativa, pencegah mual, penambah nafsu makan, pengelat (adstringen),
penurun panas (antipiretika), pereda kejang, pengobatan pasca persalinan

20
19. Blumeae Folium

Nama Lain :Daun sembung


Tanaman asal :Blumea balsamifera
Keluarga :Asteraceae
Isi :Minyak atsiri yang mengandung kamfer, zat penyamak(tanin)
damar
Penggunaan :Karminativa, sudorifika, obat batuk, adstrigen

20. Caryophylli Folium

Nama Lain :Daun cengkeh


Tanaman asal :Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry disebut juga Eugenia
aromatica (L). Bail atau Eugenia caryophyllata Thumb
Keluarga :Myrtaceae
Isi :Minyak atsiri, tanin galat, kalsium oksalat

21
Penggunaan :Aromatik, Karminatif, Stimulan

21. Cassiae Folium

Nama Lain : Daun ketepeng


Tanaman asal : Cassia alata (L)
Keluarga : Caesalpiniaceae
Isi : Rein aloe-emodina, rein aloe-emodinadiantron,rein alo-
emodina, asam krisofanat
Penggunaan : Obat kurap, obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit
kulit, pencahar ( laksan )

22. Cymbopogonis Folium

Nama lain :Daun sereh


Tanaman asal :Cymbopogon nardus
Keluarga :Poaceae
Isi :Minyak atsiri yang mengandung geraniol dan sitronelal

22
Penggunaan :Karminatifa, antispasmo

23. Desmodii triquetri Folium

Nama lain :Daun duduk


Tanaman asal :Desmodium triquetrum
Keluarga :Papilionaceae
Isi :Alkaloida hifaforin dan trigonelin
Penggunaan :Zat penyamak, kalsium silikat, diuretika

24. Digitalis Folium

Nama Lain :Daun digitalis / Daun jari


Tanaman asal :Digitalis purpurea
Keluarga :Scrophulariaceae
Isi :Glukosida dan terurai menjadi Glukosa dan Aglukon
Penggunaan :Kardiatonika

23
25. Gynurae procumbensis Folium

Nama lain :Daun sambung nyawa


Tanaman asal :Gyinura procumbens
Keluarga :Asteraceae
Isi :Minyak atsiri, flavonoid
Penggunaan :Antipiretik

26. Imperatae Rhizoma

Nama lain :Akar alang-alang


Tanaman asal :Iperata cylindrical (Beauv)
Keluarga :Poaceae
Isi :Asam kersik, dammar, logam alkali
Penggunaan :Diuretika, antipiretika

24
27. Andrographidis Herba

Nama lain :Sambiloto


Tanaman asal :Andrographis paniculata
Keluarga :Acanthaceae
Isi :2 macam zat pahit yaitu suatu hablur kuning(androga folida)
yang rasanya sangat pahit)dan kalmegin(zat amorf) minyak atsiri, alkaloid,
asam kersik, dammar,garam alkali
Penggunaan :Tonikum, antipiretik,diuretic

28. Piperis Folium

25
Nama Lain :Daun Sirih
Tanaman asal :Piper Betle
Keluarga :Piperaceae
Isi :Minyak atsiri yang mengandung Fenol khas yang disebut
betelfenol atau aseptosol.
Penggunaan :Anti sariawan , anti batuk,anti Septik, Obat kumur

29. Sonchi Folium

Nama Lain :Daun tempuyung


Tanaman asal :Sonchus arvensis ( L )
Keluarga :Asteraceae
Isi :Kalium, silikat
Penggunaan :Diuretika

30. Symploci Folium

26
Nama Lain :Daun sariawan
Tanaman asal :Symplocos odoratissima (BI. Choisy)
Keluarga :Symplocaceae
Isi :Garam - garam aluminium, zat penyamak
Penggunaan :Obat kumur

D. PEMBUATAN SIMPLISIA

1) Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada :
1. Bagian tanaman yang digunakan.
2. Umur tanaman yang digunakan.
3. Waktu panen.
4. Lingkungan tempat tumbuh.
Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam
bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian
tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar.

27
2) Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan


asing lainnya dari bahan simplisia.Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar
suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun,
akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang.Tanah mengandung
bermacam-macam mikroba dalam jurnlah yang tinggi, oleh karena itu pembersihan
simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal.

3) Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang


melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air
dari mata air, air sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang
mudah larut di dalam air yang mengalir, pencucian agar dilakukan dalam waktu yang

28
sesingkat mungkin. Menurut Frazier (1978), pencucian sayur-sayuran satu kali dapat
menghilangkan 25% dari jumlah mikroba awal, jika dilakukan pencucian sebanyak
tiga kali, jumlah mikroba yang tertinggal hanya 42% dari jumlah mikroba awal.
Pencucian tidak dapat membersihkan simplisia dari semua mikroba karena air
pencucian yang digunakan biasanya mengandung juga sejumlah mikroba.Cara sortasi
dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah rnikroba awal simplisia.
Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah
mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat pada
permukaan bahan tersebut dapat menipercepat pertumbuhan mikroba.Bakteri yang
umum terdapat dalam air adalah Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus,
Streptococcus, Enterobacter dan Escherishia.Pada simplisia akar, batang atau buah
dapat pula dilakukan pengupasan kulit luarnya untuk mengurangi jumlah mikroba
awal karena sebagian besar jumlah mikroba biasanya terdapat pada permukaan bahan
simplisia. Bahan yang telah dikupas tersebut mungkin tidak memerlukan pencucian
jika cara pengupasannya dilakukan dengan tepat dan bersih.

4) Perajangan / merubah bentuk

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan.


Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,
pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang
tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.Perajangan dapat dilakukan dengan
pisau, dengan alat mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau
potongan dengan ukuran yang dikehendaki.
Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan air,
sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga
dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah
menguap.Sehingga mempengaruhi komposisi bau dan rasa yang diinginkan. Oleh
karena itu bahan simplisia seperti temulawak, temu giring, jahe, kencur dan bahan
sejenis lainnya dihindari perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah berkurangnya

29
kadar minyak atsiri. Selama perajangan seharusnya jumlah mikroba tidak
bertambah.Penjemuran sebelum perajangan diperlukan untuk mengurangi pewarnaan
akibat reaksi antara bahan dan logam pisau.Pengeringan dilakukan dengan sinar
matahari selama satu hari.

5) Pengeringan

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah


rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi
kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau
perusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat
merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.Enzim tertentu dalam
sel, masih dapat bekerja, menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan
selama bahan simplisia tersebut masih mengandung kadar air tertentu. Pada tumbuhan
yang masih hidup pertumbuhan kapang dan reaksi enzimatik yang merusak itu tidak
terjadi karena adanya keseimbangan antara proses-proses metabolisme, yakni proses
sintesis, transformasi dan penggunaan isi sel.

30
6) Sortasi kering

Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan


simplisia.Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian
tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masill ada dan
tertinggal pada sirnplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum sirnplisia dibungkus
untuk kernudian disimpan. Seperti halnya pada sortasi awal, sortasi disini dapat
dilakukan dengan atau secara mekanik.Pada simplisia bentuk rimpang sering jurnlah
akar yang melekat pada rimpang terlampau besar dan harus dibuang. Demikian pula
adanya partikel-partikel pasir, besi dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus
dibuang sebelum simplisia dibungkus.

7) Pengemasan

31
Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah dikeringkan.Jenis
kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas maupun karung
goni.Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas,
mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi isi pada waktu
pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh
mempunyai bentuk dan rupa yang menarik.

8) Penyimpanan

Penyimpanan simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun


di ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering
dan ber-ventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara yang
lembab dan panas. Perlakuan sim-plisia dengan iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy
dapat menurunkan jumlah patogen yang dapat meng-kontaminasi simplisia tanaman
obat (Berlinda dkk, 1998). Dosis ini tidak merubah kadar air dan kadar minyak atsiri
simplisia selama penyimpanan 3 - 6 bulan. Jadi sebelum disimpan pokok utama yang
harus diperhati-kan adalah cara penanganan yang tepat dan hygiene

9) Pemeriksaan mutu simplisia

32
6 Cara Pemeriksaan mutu simplisia, yaitu:

1. Pemeriksaan Organoleptik
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia
yang diuji.
2. Pemeriksaan Makroskopik
Dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atautanpa alat, untuk mencari
kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji.
3. Pemeriksaan Mikroskopik
Dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat pembesarannya
disesuaikan dengan keperluan.Simplisia yang diuji dapat berupa sayatanmaupun
serbuk.Tujuannya adalah untuk mencari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas.
4. Pemeriksaan secara fisika
Dilakukan penetapan daya larut, Bobot jenis, rotasi optic,titik lebur, kadar air,
sifat-sifat simplisia.
5. Pemeriksaan secara kimiawi
Berdasarkan uji kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya zat aktif dalam simplisia,dilakukan dengan cara
perubahan reaksi warna, pengendapan, timbulnya gas.Uji kuantitatif bertujuan
untukmengetahui berapa banyak zat aktif yang terkandung dari simplisia.
6. Pemeriksaan secara kromatografi.
Pemeriksaan dengan menggunakan alat plat KLT,yang bertujuan untuk
mengidentifikasi zat aktif yang terdapat pada simplisia.

33
BAB 3

KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI

Pada hari Selasa, 31 Oktober 2017 siswa siswi SMK Kesehatan Mandala Bhakti kelas
10 melaksanakan Kunjungan Industri ke B2P2TOOT dan RS. Hermina.Tepat pukul 07.00
kami berkumpul di hall untuk melakukan pengarahan sebelum berangkat.Pada pukul 08.00
kami mulai menaiki bus untuk berangkat menuju ke tujuan pertama KI yaitu RS.Hermina.

Di sana kami mendapatkan berbagai penjelasan tentang fasilitas yang ada di sana dan
mendapatkan gambaran tentang bagaimana pekerjaan perawat dan tenaga kefarmasiaan di
sana. Setelah beberapa jam mendapatkan pengarahan dari pihak RS.Hermina kami pun
menuju bus dan melanjutkan perjalanan ke B2P2TOOT Tawangmangu.

Selama diperjalanan kami sangat bahagia karena perjalanannya sangat asyik.


Sesampainya di sana kami makan siang dan sholat Dzuhur. Setelah semuanya sudah sholat,
kami dibagi menjadi 2 kelompok dan disetiap kelompok terdapat satu orang pembimbing
yang membimbing kami dan memberikan kami berbagai penjelasan tentang berbagai macam
tanaman obat, cara pengolahannya, khasiatnya dan masih banyak lagi. Setelah melakukan
perjalanan itu, kami sholat Ashar dan menuju ke perjalanan pulang.Tepat pukul 17.00 kami
tiba di sekolahan.Kami pun pulang menuju rumah masing-masing.

34
BAB 4

PENUTUP

A. KRITIK
RS. HERMINA
Saat di RS.Hermina pemberian informasinya sangat membosankan dan tidak
menarik. Karena seharusnya kami diajak berkeliling melihat fasilitas-fasilitas
yang ada di sana.
B2P2TOOT
Pemandu atau pemberi informasinya kurang memuaskan saat memberikan
penjelasan kepada penulis.

B. SARAN
RS. HERMINA
Sebaiknya RS.Hermina menggunakan metode pemberian informasi yang tidak
membosankan.
B2P2TOOT
Sebaiknya pemberian informasinya sedikit lebih jelas supaya apa yang
disampaikannya dapat penulis terima dengan baik.

35
DAFTAR PUSTAKA

E. https://ndez-share.blogspot.com
F. www.b2p2toot.net
G. Herminahospitalgroup.com
H. http://mariatheresa987.wordpress.com
I. http://dasarfarmakognosi.wordpress.com
J. http://www.scribd.com
K. Kaniacunil15.blogspot.com

36
LAMPIRAN

B2P2TOOT

37
38
RS. HERMINA

39

Anda mungkin juga menyukai