Anda di halaman 1dari 12

PERAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) DALAM PERDAGANGAN

HASIL PERTANIAN

The Role Of Social Capital In Agricultural Trade


Syahyuti

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian


Jl. A. Yani 70, Bogor 16161

ABSTRACT

Agricultural trade system in Indonesia, especially domestic market, is composed by nonformal relations
among the actors. In imperfect market condition, social capital is fastly growing and become a backbone of the
entire trade system. This paper is a study on social system of agricultural commodity market, its rules and the of
the actors behind that system. The sources of information were gathered from a number of research reports on
trade systems of several commodities and the actors who have specific roles in such systems.

Key words : social capital, seller, marketing, agricultural commodity

ABSTRAK

Pasar perdagangan hasil pertanian di Indonesia, terutama berupa perdagangan dalam negeri, sebagian
besar dijalankan dalam bentuk relasi-relasi nonformal antar pelakunya. Dalam kondisi pasar yang tidak sempurna
(imperfect market), modal sosial tumbuh dengan subur dan menjadi tulang punggung yang menjalankan
keseluruhan sistem perdagangan tersebut. Tulisan ini merupakan kajian sistem sosial perdagangan hasil
pertanian, sebagai upaya memahami kondisi yang melatarbelakangi sistem perdagangan yang berjalan. Bahan
tulisan berasal dari penelitian-penelitian berkenaan dengan perdagangan berbagai komoditas hasil pertanian
beserta perilaku pedagang di dalamnya.

Kata kunci : modal sosial, pedagang, pemasaran, hasil pertanian

PENDAHULUAN kapkan bentuk dan struktur rantai tata niaga,


harga dan fluktuasinya, biaya dan margin tata
niaga, integrasi pasar, efisiensi pasar,
Dibandingkan dengan kegiatan budi- efektifitas pemasaran, transmisi harga, dan
daya pertanian, aktifitas perdagangan meru- lain-lain. Manusia yang menggerakkan aktifitas
pakan arena dimana terjadi interaksi antara tersebut jarang menjadi objek penelitian se-
manusia secara lebih intensif dan luas. Keter- cara khusus yaitu para pedagang, pengusaha
libatan bangsa Indonesia dalam perdagangan transportasi, sopir dan buruh angkutan, kuli
dunia telah ada sejak dulu, dan semakin ramai angkut di pasar, buruh pasar, tukang timbang,
selama penjajahan Belanda. Sebagai contoh, pemilik lapak, dan lain-lain.
beberapa data menunjukan bahwa pada tahun Sebagaimana relasi sosial (relasi antar
1937 ekspor kopi dari Indonesia merupakan 7 manusia) pada umumnya, yang hampir selalu
persen dari pasar ekspor dunia, karet alam 38 melibatkan modal sosial (social capital), pada
persen, minyak kelapa 39 persen dan timah 18 pelaku perdagangan hal ini juga eksis. Schiff
persen (Tate, 1979). (2000) menyebutkan bahwa di era modern ini,
Penelitian-penelitian yang selama ini dimana terjadi perdagagan bebas (free trade)
telah banyak dilakukan berkenaan dengan dan migrasi bebas (free migration), keduanya
perdagangan hasil pertanian didominasi oleh membutuhkan modal sosial. Selaras dengan
penelitian tentang barang yang diperdagang- itu, Brata (2004) mengatakan bahwa bela-
kan, bukan pada manusia pelakunya. Pe- kangan ini modal sosial merupakan isu
nelitian perdagangan hasil pertanian dari menarik yang banyak dibicarakan dan dikaji.
kacamata ilmu ekonomi biasanya mengung- Dalam laporan tahunannya yang berjudul

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 26 No. 1, Juli 2008 : 32 - 43

32
Entering the 21st Century, misalnya, Bank berkembang. Paham yang dikembangkan oleh
Dunia mengungkapkan bahwa modal sosial World Bank dengan menggunakan modal so-
memiliki dampak yang signifikan terhadap sial didasari pada asumsi berikut yaitu (World
proses-proses pembangunan (World Bank, Bank, 1998): (a) Modal sosial berada dalam
2000). Kegiatan pembangunan akan lebih seluruh keterkaitan ekonomi, sosial, dan poli-
mudah dicapai dan biayanya akan lebih kecil tik, serta hubungan sosial (social relationships)
jika terdapat modal sosial yang besar mempengaruhi bagaimana pasar dan negara
(Narayan dan Prittchett, 1997; Grootaert dan bekerja, dan sebaliknya pasar dan negara juga
van Bastelaer, 2001). akan membentuk bagaimana modal sosial di
Menurut Tonkiss (2000), modal sosial masyarakat bersangkutan; (b) Hubungan yang
barulah bernilai ekonomis kalau dapat mem- stabil antar aktor dapat mendorong keefektifan
bantu individu atau kelompok misalnya untuk dan efisiensi baik perilaku kolektif maupun
mengakses sumber-sumber keuangan, men- individual; (c) Modal sosial dalam satu masya-
dapatkan informasi, menemukan pekerjaan, rakat dapat diperkuat, namun membutuhkan
merintis usaha, dan meminimalkan biaya tran- dukungan sumber daya tertentu untuk mem-
saksi. Pada kenyataannya jaringan sosial, perkuatnya; dan (d) Agar tercipta hubungan
sebagai bagian dari modal sosial, tidaklah sosial dan kelembagaan yang baik, maka
cukup karena belum mampu menciptakan anggota masyarakat mesti mendukungnya.
modal fisik dan modal finansial yang juga Menurut World Bank (1998), social
dibutuhkan. capital adalah a society includes the
Tulisan ini bertujuan memahami peda- institutions, the relationships, the attitudes and
gang secara lebih mendalam yang mempe- values that govern interactions among people
ngaruhi perilakunya dalam berdagang, khusus- and contribute to economic and social
nya dilihat dari sudut bagaimana bentuk, ting- development. Modal sosial berperan sebagai
katan, dan persoalan modal sosial yang mere- perekat yang mengikat semua orang dalam
ka miliki. Modal sosial perlu dipahami secara masyarakat. Agar modal sosial tumbuh baik
baik karena perannya yang mampu mengu- dibutuhkan adanya nilai saling berbagi
rangi dampak ketidaksempurnaan (imperfect) (shared values) serta pengorganisasian peran
kelembagaan pasar yang umum dijumpai pada (rules) yang diekspresikan dalam hubungan
perdagangan hasil pertanian. personal (personal relationships), kepercayaan
(trust), dan common sense tentang tanggung
jawab bersama; sehingga masyarakat menjadi
BATASAN DAN VARIABEL-VARIABEL lebih dari sekedar kumpulan individu belaka.
DALAM MODAL SOSIAL Luas jangkauan konsep yang dikem-
bangkan tentang modal sosial bervariasi antar
Dapat dikatakan bahwa, konsep mo- ahli. Konsep yang paling sempit dikemukakan
dal sosial (social capital) lahir sebagai kritik oleh Putnam (1993), yang memandang modal
terhadap pendekatan individual otonom yang sosial sebagai seperangkat hubungan hori-
merupakan karakter utama yang dianut kala- zontal (horizontal associations) antar orang.
ngan ilmuwan ekonomi neo klasik. Semenjak Perhatian yang mencakup hubungan vertikal
dahulu telah berkembang berbagai pengertian disampaikan Coleman (1988) yang mendefini-
tentang modal sosial, baik yang dikembangkan sikan modal sosial sebagai a variety of
oleh kalangan ekonomi maupun sosial (ilmu different entities, with two elements in
non-ekonomi), sehingga saat ini dapat kita common: they all consist of some aspect of
temukan modal sosial dalam pengertian ka- social structure, and they facilitate certain
langan ekonom dan juga non-ekonom. actions of actors whether personal or
corporate actors within the structure.
Modal sosial dapat diterapkan untuk Konsep ini memasukkan hubungan-hubungan
berbagai kebutuhan, namun yang paling horizontal dan vertikal sekaligus, serta perilaku
banyak adalah untuk upaya pemberdayaan di dalam dan antara seluruh pihak dalam
masyarakat. World Bank memberi perhatian sistem sosial.
yang tinggi dengan mengkaji peranan dan
implementasi modal sosial khususnya untuk Modal sosial memiliki kontribusi pen-
pengentasan kemiskinan di negara-negara ting dalam pembangunan, khususnya pemba-

PERAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) DALAM PERDAGANGAN HASIL PERTANIAN Syahyuti

33
ngunan berkelanjutan. Pada konsep awal struktur sosial, tapi pada lingkungan dan kehi-
pembangunan berkelanjutan, faktor-faktor dupan manusia sehari-hari (space between
yang dipertimbangkan baru terbatas pada people). Modal sosial menjadi pelengkap
natural capital, physical atau produced capital, sebuah lembaga, dan bukan milik organisasi,
dan human capital. Lalu disadari bahwa ketiga pasar, ataupun negara. Modal sosial merupa-
kapital tersebut baru menjelaskan secara kan fenomena yang tumbuh dari bawah, yang
parsial dari keseluruhan proses pertumbuhan berasal dari orang-orang yang membentuk
ekonomi. Satu mata rantai yang hilang (the hubungan sosial dan jaringan yang didasarkan
missing link) adalah social capital (Grootaert, atas prinsip ... trust, mutual reciprocity, and
1997). norm of action. Karena itu, modal sosial tidak
Istilah kapital lebih dikenal dalam dapat diciptakan oleh seorang individual,
kegiatan ekonomi. Pengertian ini membawa namun sangat tergantung kepada kapasitas
bias dalam pemaknaan modal sosial. Dalam masyarakat (ataupun organisasi) untuk mem-
pengertian yang mendasar menurut kalangan bentuk asosiasi dan jaringan baru.
ekonom, modal sosial berperan dalam meka- Banyak perbedaan batasan antar ahli
nisme alokasi sumberdaya. Dalam ilmu ekono- tentang modal sosial. Beberapa penulis
mi, modal sosial pada tingkat mikro berguna menekankan pentingnya trust, sebagian social
untuk memfungsikan pasar, dan pada level network, dan behavioral norms; namun ada
makro untuk mendorong pertumbuhan ekono- yang menekankan ketiganya sekaligus misal-
mi. Modal sosial terlihat dari bagaimana nya Putnam. Pengertian trust secara seder-
lembaga, legal frameworks, dan peran peme- hana adalah: willingness to take risk, yaitu
rintah dalam organisasi produksi mempenga- interaksi yang didasari perasaan yakin (sense
ruhi kinerja ekonomi makro. Dalam konteks ini, of confidence), bahwa orang lain akan
modal sosial menjadi dasar bagi orang yang memberi respon sebagaimana diharapkan dan
bekerjasama untuk suatu tujuan bersama akan saling mendukung, atau setidaknya
dalam kelompok atau organisasi. orang lain tak akan bermaksud menyakiti.
Jika dicermati lebih jauh, khususnya Dengan demikian timbul perasaan aman
dari sudut pandang sosiologi, dapat ditunjuk- (perceived safety) ketika berinteraksi dengan
kan bahwa elemen utama dalam modal sosial orang lain. Perasaan ini memiliki wilayah
mencakup norms, reciprocity, trust, dan jangkauan (radius of trust) yang didefinisikan
network (Subejo, 2004). Dalam literatur ilmu sebagai: the circle of people among whom
politik, sosiologi, dan antropologi, modal sosial cooperative norms are operative.
didefinisikan sebagai .. the set norms, Dalam hal trust, kehidupan ekonomi
networks, and organization through which sangat bergantung kepada ikatan moral
people gain access to power and resources kepercayaan sosial yang memperlancar tran-
that are instrumental in enabling decision- saksi, memberdayakan kreatifitas perorangan,
making and policy formulation (Serageldin dan dan menjadi alasan kepada perlunya aksi
Grootaert, 1997). kolektif. Ia merupakan ikatan tidak terucap dan
Menurut Putnam (1993), modal sosial tidak tertulis. Masyarakat dengan modal sosial
adalah: similar to the notions of physical and tinggi terlihat dengan rendahnya angka kri-
human capital, the term social capital refers to minal dan sedikitnya jumlah kebijakan formal.
featurs of social organization such as Namun jika modal sosial rendah, dimana
network, norms, and trust that increase a social norms-nya sedikit, maka kerjasama
societys productive potenstial. Dengan definsi antar orang hanya dapat berlangsung di ba-
ini, trust, network, dan civil society adalah wah sistem hukum dan regulasi yang bersifat
sesuatu yang lahir dari adanya modal sosial, formal.
bukan modal sosial itu sendiri. Dengan Untuk dapat beroperasi dengan baik,
mempelajari ketiganya maka kita dapat mem- modal sosial menuntut partisipasi dalam
prediksi kekuatan dan perkembangan dari jaringan, resiprositas, trust, social norm, sifat
modal sosial yang ada di suatu masyarakat. keumuman pemilikan (the common), dan sikap
Modal sosial tercipta dari ratusan warga yang proaktif. Modal sosial hanya akan
sampai ribuan interaksi antar orang setiap hari. tercipta bila ada sikap resiprositas yang tinggi.
Ia tidak berlokasi pada diri pribadi atau dalam Artinya, interaksi bukan semata-mata hanya

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 26 No. 1, Juli 2008 : 32 - 43

34
sebagai suatu pertukaran yang penuh per- pemindahtanganan barang dengan memper-
hitungan (accounted exchange) sebagaimana oleh imbalan. Aset dan perilaku bisnis juga
dalam kontrak bisnis, tapi kombinasi antara dipengaruhi oleh keberadaan lembaga pasar
sifat altruis jangka pendek dengan harapan formal (formal market institutions) seperti
keuntungan dalam jangka panjang. Suatu hukum dan aturan perdagangan (commercial
kebaikan saat ini dipercaya akan dibalas pada law), jasa penyidikan (inspection services),
waktu yang tak diduga nanti dalam bentuk asosiasi perdagangan (trade associations) dan
yang lain. Secara umum, ada delapan elemen sistem informasi (information systems). Aset
yang berbeda yang harus ada untuk mewu- yang dimiliki bersama-sama dengan faktor
judkan modal sosial, yaitu partisipasi pada infrastruktur transportasi, komunikasi, dan jasa
komunitas lokal, proaktif dalam konteks sosial, pergudangan, secara langsung membentuk
perasaan trust dan safety, hubungan ketetang- perilaku pedagang dalam kegiatan bisnisnya
gaan (neighborhood connection), hubungan (traders commercial activities).
kekeluargaan dan pertemanan (family and Dalam laporan World Bank (2006),
friends connection), toleransi terhadap perbe- ada bukti yang nyata bahwa perdagangan
daan (tolerance of diversity), berkembangnya pada level makro dipengaruhi oleh modal
nilai-nilai kehidupan (value of life), dan adanya sosial. Meskipun modal sosial paling umum
ikatan-ikatan pekerjaan (work connection). hadir pada kegiatan ekonomi mikro, namun
Ada dua pendapat tentang dimana modal sosial berimplikasi pada dampak dari
posisi modal sosial. Menurut pendapat per- perdagangan, migrasi, reformasi ekonomi, dan
tama, modal sosial melekat pada jaringan integrasi regional. There is increasing
hubungan sosial. Hal ini terlihat dari kepemi- evidence that trade at the macro level is
likan informasi, rasa percaya, saling mema- influenced by social capital --a common
hami, kesamaan nilai, dan saling mendukung. property resource whose value depends on the
Sementara pendapat lain meyakini bahwa level of interaction between people. While
modal sosial juga dapat dilihat sebagai most work on social capital is microeconomic,
karakteristik (traits) yang melekat (embedded) social capital has implications for the effect of
pada diri individu yang terlibat interaksi sosial. trade and migration, economic reform, regional
Dengan kata lain, modal sosial tidak berada integration, new technologies which affect how
dalam jaringan namun pada individu-indi- people interact, security, and more (World
vidunya. Bank, 2006).
Khusus dalam kelembagaan perdaga- Dengan demikian, modal sosial dapat
ngan, Fafchamps dan Minten (1999) mengu- menjadi identifikasi untuk mengukur kinerja
kur modal sosial yang dimiliki seorang pe- ekonomi (Knack and Keefer, 1997). Pada level
dagang atas empat hal yaitu: (a) jumlah makro indikatornya adalah munculnya trust,
hubungan dalam sistem perdagangan (the civic norms, dan aspek lain modal sosial
number of relatives in agricultural trade), (b) sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi.
jumlah pedagang yang diketahui (the number Sebagaimana dinyatakan La Porta et al.
of traders known), (c) jumlah orang yang dapat (1997): ...cross-country analyses are pointing
membantu dalam finansial (the number of to social capital as an important ingredient in
people who can help financially), dan (d) economic performance
jumlah pedagang pemasok dan penerima Selain pada sistem ekonomi modern,
yang dikenal secara mendalam (the number of modal sosial juga eksis pada ekonomi
suppliers and clients known personally). tradisional. Ekonomi tradisional secara umum
mempunyai karakter 'pasar', yang ditandai
PERANAN MODAL SOSIAL DALAM dengan transaksi pasar tradisional. Pasar
SISTEM EKONOMI tradisional harus diartikan secara luas, yang
pertama dimana kita bisa mendapatkan
Pada prinsipnya, perdagangan adalah barang dan jasa, dan yang kedua dimana
setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan kesepakatan bersama menjadikan ekonomi
dalam rangka penjualan dan atau pembelian berfungsi. Pasar ini merupakan bagian dari
barang, termasuk penawaran untuk menjual sosial budaya yang sudah mengakar secara
dan kegiatan lain yang berkenaan dengan kuat. Di Indonesia, budaya sosio-ekonomi

PERAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) DALAM PERDAGANGAN HASIL PERTANIAN Syahyuti

35
yang sudah terbentuk berabad-abad dalam pengamatan pada pedagang angkringan di
sistem 'ekonomi pasar tradisional' tidak banyak Yogyakarta. Modal sosial dalam pengertian
berubah sampai saat ini (Ramelan, 2002). jaringan-jaringan atau hubungan-hubungan so-
Dalam keadaan krisis yang sedang sial informal, turut menentukan proses menjadi
kita alami menjelang akhir abad ke-20, pedagang angkringan, termasuk dalam hal
ekonomi pasar tradisional telah menunjukan penentukan lokasi berdagang. Pengalaman te-
ketahanannya. Ini merupakan bukti bahwa man ataupun kerabat dekat yang telah menjadi
dalam keadaan krisis, masyarakat mampu pedagang angkringan, merupakan faktor pen-
menemukan akar-akar kekuatan modal sosial ting dalam menjelaskan mengapa seseorang
dari ekonomi pasar tradisional. Pasar tradisio- akhirnya me mulai usaha warung angkring,
nal bertahan karena adanya modal sosial yang termasuk melepaskan pekerjaan sebelumnya.
hidup di antara para pelakunya. Seperti diungkapkan oleh Busse
Dalam globalisasi ekonomi yang kita (2001), dalam hidup keseharian, modal sosial
jalani dan hadapi sekarang ini, ekonomi pasar atau hubungan antar individual merupakan
tradisional masih menjadi andalan sistem eko- salah satu sumber daya atau modal yang
nomi kita. Ketahanan ekonomi yang bersum- digunakan orang dalam strategi pemecahan
ber pada ekonomi pasar tradisional tersebut persoalan kehidupan sehari-hari. Di saat pe-
harus dapat berintegrasi ke dalam ekonomi kerjaan yang ada tidak memberikan penda-
modern. Modal sosial khas yang hidup di da- patan yang memadai maka dicarilah pekerjaan
lamnya harus dapat ditransformasi agar sampingan dimana pada umumnya sangat di-
menjadi salah satu kekuatan bagi ekonomi tentukan oleh modal sosial yang dimiliki, yaitu
modern. keanggotaan dari jaringan sosial individual.

Beberapa ciri pokok ekonomi tradisio- Penelitian Fafchamps dan Minten


nal adalah informal, kecil-kecilan dan keter- (1999) memperoleh kesimpulan bahwa aku-
libatan perempuan. Perempuan merupakan mulasi modal sosial terbukti memberikan
pelaku yang banyak pada sektor tradisional peran yang sangat nyata dalam bisnis.
atau informal. Menurut Abdullah (2001), Dengan kata lain, returns to social capital
masuknya perempuan dalam perdagangan, dalam usaha perdagangan cukup besar.
terutama pada skala kecil, disebabkan karena Fafchamps dand Minten menyatakan: Hence,
menyempitnya lahan pertanian di wilayah we conclude that a large part of the effect of
perdesaan sehingga perempuan tersingkir dari business experience on performance seems to
kegiatan pertanian yang dikuasai laki-laki. come from the accumulation of social capital
Mengingat aktifitas pertanian yang tidak over time and less from the development of
merata sepanjang tahun, perempuan lalu other types of expertise. Pengukuran modal
bekerja pada sektor-sektor di luar pertanian sosial memperlihatkan tumbuhnya nilai tambah
(off-farm) untuk meningkatkan ekonomi keluar- (margins or value added) secara signifikan di
ga seperti berdagang di pasar. atas kepemilikan sarana, kapital tenaga kerja
(labor capital), human capital, dan keteram-
Dalam konteks ini, perempuan telah pilan manajemen. Dua hal penting yang mem-
bergerak menjadi subjek ekonomi yang aktif bangun modal sosial adalah jumlah pedagang
dari sebelumnya sebagai sekedar objek. Hal lain yang dikenal dan jumlah orang yang siap
ini sebagai perumusan kembali eksistensi membantu jika menghadapi permasalahan.
perempuan, karena eksistensi perempuan Selain itu, hubungan bukan keluarga (non-
selalu terpinggirkan dalam sistem kemasya- family networks) terbukti lebih berperan
rakatan. Bagaimanapun berdagang telah dibandingkan hubungan keluarga (family
merupakan ranah kekuasaan yang memberi- networks).
kan perempuan ruang untuk melakukan
mobilisasi sosial, paling tidak untuk keluar dari
ranah yang terdominasi oleh laki-laki yakni MODAL SOSIAL DAPAT MENCIPTAKAN
rumah dan pertanian. NILAI EKONOMI
Menurut Brata (2004), modal sosial
memberikan manfaat ekonomis bagi pelaku Kata sosial dalam frasa modal
ekonomi informal perkotaan, berdasarkan sosial bermakna sebagai sebuah relasi antar

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 26 No. 1, Juli 2008 : 32 - 43

36
manusia, bukan dalam makna non ekonomi Pada sistem ekonomi modern, misal-
sebagaimana pada istilah yayasan sosial nya pada perusahaan yang bergerak di bidang
atau bantuan sosial. Dengan kata lain, modal bursa saham, penelitian Sulastri (2005) men-
sosial sesungguhnya adalah modal yang di- dapatkan bahwa kapital intelektual (intellectual
gunakan dalam aktifitas ekonomi, sebagai- capital) yang dimiliki perusahaan manufaktur
mana modal finansial dan sumber daya alam. yang telah go public di Bursa Efek Jakarta
Penelitian Brata (2004) di Yogyakarta (BEJ) tidak memberikan kontribusi yang sig-
menemukan bahwa modal sosial berupa nifikan pada kinerja perusahaan, namun modal
jaringan sekampung halaman telah membuka sosial ternyata berpengaruh positif signifikan
jalan untuk jaringan sosial yang ada dan terhadap kinerja perusahaan. Ia juga menemu-
bermanfaat dalam memperoleh bantuan atau kan bahwa kondisi lingkungan, utamanya
pinjaman yang bersifat informal, ketika ban- lingkungan ekonomi, turut menentukan penga-
tuan formal dari pemerintah sangat terbatas. ruh modal sosial terhadap kinerja perusahaan.
Modal sosial yang mereka miliki telah mencip- Umur perusahaan juga berpengaruh positif
takan nilai ekonomi bagi dirinya. Keadaan ini signifikan pada pembentukan modal sosial.
sejalan dengan apa yang ditemukan oleh Seiring dengan berjalannya waktu, perusaha-
Bastelaers (2000), bahwa anggota masyarakat an dapat meningkatkan dan memelihara jari-
yang paling miskin yang tidak memiliki akses ngan kerja dengan stakeholder atas dasar
terhadap fasilitas mikro-kredit, menjadikan kepercayaan (trust). Karena itu, perusahaan
jaringan-jaringan sosial sebagai elemen pen- semestinya berupaya memperkuat kemampu-
ting untuk memenuhi permodalannya. an modal sosial pada tataran internal dan
eksternal yang dapat melindungi perusahaan
Modal sosial juga mampu membang- pada berbagai kondisi lingkungan ekonomi.
kitkan kemitraan, sebagai salah satu bentuk
relasi yang diidealkan dalam kegiatan eko- Penelitian di China (Anonim, 2005)
nomi. Penelitian Kolopaking (2002) mendapat- mendapatkan bahwa jaringan kekeluaragaan
kan bahwa modal sosial berperan mulai dari (kinship networks) merupakan dasar pemben-
kegiatan tahap awal dalam kegiatan di tingkat tuk hubungan modal sosial yang menciptakan
komunitas, dilanjutkan dengan memproduksi kepercayaan dalam masyarakat. Dalam meng-
usaha kecil dan gurem dari komunitas ke hadapi perubahan cepat dalam ekonomi
organisasi desa, dan akhirnya menjadi unsur industri, peran para pelaku dalam kelemba-
pengelolaan kolaborasi serta memelihara gaan merupakan hal penting dalam keberlan-
jejaring kolaborasi. Meskipun proses ini berha- jutan modal sosial yang sudah ada.
sil karena ada pihak luar yang menjadi fasili- Sementara itu, penelitian Fafchamps
tator, namun keberadaan modal sosial dalam (2007) di Afrika membuktikan bahwa mengha-
masyarakat sangat berperan dalam memben- dapi kebijakan reformasi pasar pertanian
tuk kesamaan opini di antara stakeholders. (agricultural market reforms), dimana terjadi
Jejaring menjadi sarana untuk mem- peningkatan biaya transaksi berhadapan de-
bentuk sinergi antara masyarakat dan peme- ngan pedagang individual (individual traders),
rintah. Dengan prinsip-prinsip kesetaraan, maka peran pedagang perantara (interme-
informal, dan partisipatif dalam membangun diaries) semakin penting, termasuk jaringan
komitmen, maka masalah-masalah pengemba- (relationships) dan modal sosial. Studi
ngan kemitraan usaha berbasis komunitas Fafchamps juga menunjukkan bahwa asset
dapat ditangani secara sinergis. Dengan yang dimiliki seorang pedagang (traders
demikian, pilar utama mensinergikan antara assets), termasuk asset finansial, fisik, serta
pengembangan kemitraan usaha kecil atau sumberdaya manusia dan modal sosial, mem-
gurem dengan ekonomi kawasan adalah pengaruhi perilaku komersial para pedagang.
dengan membentuk usaha masyarakat ber- Penelitian Fafchamps dan Minten
basis komunitas. Implikasinya adalah bahwa (1999) dengan menggunakan 1579 orang
dari pengembangan kolaborasi tersebut, sampel pedagang dengan menggunakan ana-
pengelolaan kemitraan memerlukan muatan lisis permodelan ekonomi, membuktikan
solidaritas moral semua pihak yang merupa- bahwa ... traders who do not develop the
kan indikator dari modal sosial yang tumbuh appropriate social capital, do not grow. Modal
dalam diri mereka. sosial terbukti mempengaruhi pertukaran

PERAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) DALAM PERDAGANGAN HASIL PERTANIAN Syahyuti

37
ekonomi (economic exchange) dalam dua gangan antar wilayah, perdagangan antar
bentuk yaitu kepercayaan dan emosi dalam pulau, atau eksportir. Para pedagang yang
kelompok atau jaringan, dan keuntungan yang menjadi pengirim barang ke pedagang dise-
diperoleh secara langsung secara individual but pemasok (supplier), yang dapat berupa
atau sebuah perusahaan dengan mengenal pedagang komisioner, broker, maupun peda-
pihak lain secara mendalam melalui jaringan gang kaki tangan (Syahyuti, 1998). Para
ataupun pelanggan (interconnected agents). pedagang yang menerima barang dari peda-
Modal sosial dapat mengurangi biaya dalam gang yaitu yang berada di wilayah pemasaran
memperoleh barang, meningkatkan difusi disebut dengan clients, pedagang pengecer
inovasi, dan mereduksi risiko. (retailer) dan grosir (wholesaler) seperti halnya
Hal ini senada dengan penelitian pedagang yang memiliki lapak di pasar induk
Fafchamps (2007) yang lain, yang mendapat- misalnya.
kan bahwa pembayar di muka dari pedagang Perbedaan antara pedagang dengan
ke petani, biasanya 1-2 minggu sebelum pedagang kaki tangan adalah, pedagang
dipanen, bukanlah semata untuk membantu menyertakan modalnya sendiri di dalam tran-
petani yang membutuhkan uang tunai, namun saksi sementara pedagang kaki tangan
adalah agar pedagang tersebut memperoleh memakai modal orang lain, yaitu modal dari
jaminan barang (secure future deliveries). pedagang berikutnya (lebih di hilir) dalam jalur
Dalam penelitiannya, modal sosial diukur dari perdagangan tersebut. Sementara pedagang
jumlah dan tipe relasi yang digunakan oleh komisioner selain tidak menyertakan modal
pedagang hasil pertanian untuk tujuan uangnya sendiri, juga tidak menetapkan harga,
bisnisnya. bahkan tidak membayar apapun pada saat
membeli. Pedagang biasa memiliki peran yang
lebih besar di dalam jaringan perdagangan,
STRUKTUR PELAKU PERDAGANGAN meskipun jumlahnya dalam satu sistem
jaringan perdagangan tidak banyak. Pedagang
Pelaku dalam perdagangan tidak hanya (traders) jenis ini memiliki otoritas terhadap
pedagang dalam arti orang yang membeli pembelian dan penentuan harga. Berbeda
dan membayar suatu barang, lalu menjualnya dengan dua jenis pedagang lain, pedagang
pada kesempatan lain dengan mengambil berpeluang menderita rugi secara langsung.
untung dari kegiatannya tersebut. Selain
pedagang, dalam sistem perdagangan terlibat MODAL SOSIAL MENJADI TULANG
juga para buruh yang membantu pedagang, PUNGGUNG SISTEM PERDAGANGAN
pelaku transportasi (sopir, kernet, dan pemilik HASIL PERTANIAN
truk), penyedia jasa dalam penimbangan,
bongkar muat, dan lain-lain. Dalam satu jari-
ngan tata niaga biasa dijumpai begitu banyak- Perdagangan hasil-hasil pertanian, ter-
nya pedagang terlibat mulai pedagang masuk di Indonesia, secara umum bekerja
pengumpul tingkat desa, pedagang pengum- dalam bentuk pasar yang tidak sempurna
pul tingkat kecamatan, kemudian ke pedagang (imperfect markets). Ketidaksempurnaan ter-
pengumpul yang lebih tinggi lagi sampai sebut diindikasikan oleh lemahnya kelembaga-
akhirnya pada pedagang antar daerah, antar an pasar (poor market institutions) secara
pulau atau eksportir. Pada daerah pemasaran, struktural dan kultural, biaya transaksi yang
barang akan masih berpindah-pindah tangan besar (high search costs) sehingga menjadi
lagi lebih dari satu kali, misalnya dari peda- tidak efisien, dan struktur informasi yang tidak
gang antar wilayah/pulau ke pedagang grosir sempurna dan seimbang (imperfect and
(wholesaler) dan selanjutnya ke padagang asymmetric information). Menghadapi kondisi
pengecer (retailer). seperti ini, maka modal sosial menjadi
Dalam menganalisis relasi dalam se- semakin penting.
buah struktur perdagangan, biasanya bertolak Faktor-faktor kunci keberhasilan dalam
dari pedagang (traders), yang merupakan berdagang menurut pedagang adalah reputasi
pedagang besar, adakalanya disebut dengan (reputation) and relasi (relationships). Kedua
bandar, yang menjadi pelaku dalam perda- hal ini jauh lebih penting dibandingkan akses

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 26 No. 1, Juli 2008 : 32 - 43

38
kepada permodalan, kepemilikann jaminan tata niaga tersebut. Damanik (1983) juga
untuk kredit (granting credit), posisi dalam menemukan bahwa blantik melakukan kerja-
struktur perdagangan, dan akses terhadap sama dengan pembeli melalui penentuan
transportasi dan komunikasi. Reputasi dan harga dan kerjasama modal. Demikian pula
relasi merupakan dua komponen pokok dalam Sihite (1995) yang mendapatkan bahwa ban-
modal sosial. Reputasi terbangun melalui tuan dana sesama pedagang adalah sumber
kepercayaan yang diberikan pihak lain kepada modal utama bagi pedagang.
kita, sedangkan relasi merupakan wadah Dalam hal kontrak dagang (contract
dimana interaksi dapat dijalankan. enforcement), sebagaimana kredit, pedagang
Sebuah relasi yang cukup secara juga jarang menggunakan kekuatan kontrak.
kuantitas dan kualitas dapat memberikan Ketika menghadapi permasalahan, sangat
keuntungan yang berganda (multiple advan- sedikit yang menggunakan jasa polisi, penga-
tages). Penelitian Fafchamps (2007) memper- cara, dan pengadilan untuk menyelesaikan
lihatkan bahwa pedagang memanfaatkan masalahnya. Solusi yang dominan jika ada
jaringan dan modal sosial untuk mengatasi tiga masalah adalah meminta bantuan negosiasi
masalah penting dalam pasar yang tak dengan pihak ketiga (mediator).
sempurna yang umum dijumpai di negara Namun, sebagaimana ditemukan
berkembang. Fafchamps dan Minten (1999), solusi yang
Kelembagaan pasar yang lemah (poor umum jika menghadapi perselisihan adalah
market institutions) terlihat dari tiga hal, yaitu dengan meneruskan perdagangan (resolved
permodalan, kontrak dagang, dan asuransi. and trade continues). Perselisihan diselesai-
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kan melalui negosiasi karena pada prinsipnya
penggunaan kredit oleh pedagang sangat semua pedagang ingin melanjutkan hubungan.
rendah dalam membantu aktifitasnya. Tidak Hubungan yang telah tercipta begitu bernilai
sebagaimana petani yang begitu banyak skim bagi mereka, dibandingkan hutang yang belum
kredit yang disediakan pemerintah, khusus dibayar misalnya. Seorang pedagang (trader)
untuk pedagang tidak dikenal skim khusus. akan sangat sulit untuk memperoleh pemasok
Meskipun pedagang dapat mengakses skim (supplier) baru jika mereka kehilangan seorang
kredit umum, namun agunan (collateral) yang saja pemasok langganannya.
biasanya minim menjadi kendala. Dalam Selanjutnya, dalam hal jaminan (insu-
kondisi ini, modal sosial membantu mereka rance) keuangan dalam berusaha, komoditas
untuk akses pada kredit nonformal (informal pertanian yang dikenal sangat bervariasi
trader credit). Poesoro (2007) juga menyetujui kualitasnya sehingga sangat berisiko, dimana
bahwa faktor yang menjadi penyebab kurang risiko semakin besar (co-variate risks) karena
berkembangnya pasar tradisional adalah berbagai sebab yaitu infrastruktur jalan yang
minimnya daya dukung untuk pedagang tradi- buruk, risiko keamanan, pengaruh cuaca,
sional yakni strategi perencanaan yang kurang fluktuasi harga yang tinggi, dan risiko yang
baik dan terbatasnya akses permodalan ka- sulit diidentifikasi (idiosyncratic risks) seperti
rena jaminan yang tidak mencukupi. pembayaran yang terlambat bahkan tidak
Pedagang biasanya memperoleh modal dibayar sama sekali, dan kualitas buruk yang
dari pedagang lain, yang sekaligus sebagai sulit dideteksi. Dengan tidak adanya lembaga
bukti diterimanya dirinya dalam struktur perda- formal yang mampu memberikan jaminan
gangan tersebut. Jaringan neraca kredit yang untuk perdagangan pertanian, maka modal
kompleks dan bercabang-cabang adalah sa- sosial memainkan perannya yang sangat
lah satu mekanisme yang mengikat bersama penting.
semua pedagang besar maupun kecil menjadi Akibat kondisi tersebut, maka semua
faktor integratif dalam pasar (Geertz, 1989). pedagang berada dalam mekanisme asuransi
Pedagang besar memberi kredit pada yang yang informal (informal insurance mechanism),
kecil, atau yang kecil berhutang pada yang dimana pedagang besar (larger traders) akan
besar. Namun sifat berhutang tersebut tidak- lebih berkepentingan untuk menjaga jaringan
lah hanya untuk tujuan memperoleh modal, solidaritasnya (solidarity networks) daripada
karena itu juga berarti suatu mekanisme untuk pedagang kecil kompetitornya. Seorang peda-
mendapatkan posisi dalam sistem jaringan gang besar percaya bahwa mereka akan

PERAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) DALAM PERDAGANGAN HASIL PERTANIAN Syahyuti

39
dibantu oleh keluarga dan orang lain jika kelemahan kelembagaan pasar. Tampaknya
membutuhkan, dan memang sangat siap tidak ditemukan pola transaksi yang benar-
membantu jika dibutuhkan, sementara peda- benar terbuka, dalam arti tanpa adanya
gang kecil percaya kepada kemampuannya kepastian sama sekali dalam hal harga dan
sendiri (own achievements) tanpa bantuan pelakunya (pembeli berikutnya). Para peda-
pihak luar (Fafchamps dan Minten, 1999). gang hampir seluruhnya terikat pada struktur
Modal sosial memainkan perannya organisasi yang agak tetap. Pedagang yang
secara nyata dalam kondisi kelembagaan akan membeli barang selanjutnya hampir
pasar yang lemah apalagi gagal. Modal sosial dapat dipastikan orangnya, karena diikat oleh
dapat menjadi sumber kredit ketika kredit langganan. Pola langganan ini berbentuk
formal tidak bisa diakses, dapat menjadi hubungan dua pihak (diadik) mulai dari peda-
asuransi melalui berbagi risiko (risk sharing) gang ranting dengan pedagang pengumpul
yaitu tidak membayar sebelum barang terjual tingkat desa, bergerak secara bertahap ke
sehingga harga ditentukan belakangan (atau ujung sampai akhirnya pada transaksi antara
setidaknya memohon pengurangan harga jika pedagang grosir dengan pedagang pengecer.
harga yang terjadi lebih rendah dari yang Jika ditelusuri dari mulai petani sampai ke
diharapkan), dan dapat menjadi pengganti konsumen, maka hanya transaksi antar peda-
ketika kekuatan kontrak (contract enforcement) gang pengecer dan pembeli akhir (konsumen)
dari lembaga formal tidak berjalan atau tidak saja yang sungguh-sungguh terbuka, karena
ekonomis. setiap orang bisa dan mungkin berpeluang
menjadi pelakunya (konsumennya).
Selanjutnya, tingginya biaya dalam
perdagangan (high search costs) disebabkan Dari sisi permintaan (demand), untuk
oleh permasalahan suplai, permintaan mengurangi biaya, pada umumnya pedagang
(demand) dan jasa perdagangan (marketing menjual barang ke pedagang hilir yang sudah
services). Dari sisi suplai (supply), biaya yang biasa atau sudah dikenal (regular clients).
tinggi disebabkan karena terbatasnya pilihan Strategi ini diambil agar memungkinkan untuk
pedagang pemasok (suplier). Untuk menjamin membiayai (refunds) jika kualitas barang
pasokan barang seorang pedagang terpaksa bermasalah. Seorang pedagang akan memilih
memberi insentif agar ia mau mengirim barang client karena kemampuan dan moralitasnya
secara reguler. Untuk itu, adakalanya peda- dalam upaya mengurangi biaya pemasaran.
gang membayar tunai barang yang diambil, Dalam hal jasa perdagangan (market-
atau bahkan membayar di depan. Untuk ing services), untuk mengurangi biaya, umum-
pedagang yang lebih besar, bahkan ketergan- nya pedagang menggunakan jasa transportasi
tungan ini semakin terasa. Untuk itu, kita yang sama. Hal ini akan lebih baik ( regularity
menemukan bahwa relasi yang sudah ber- in relationships with transporters might lead to
langsung lama antara pedagang dengan more sophisticated transactions). Sikap ini
pemasok langganan (regular suppliers) meru- sama dengan sikap terhadap pemasok atau-
pakan pola yang umum. Relasi ini umumnya pun client, karena hubungan yang berlang-
melebihi batasan keluarga, agama, dan etnik. ganan telah memiliki kepercayaan yang kuat.
Seorang pedagang yang memiliki Menghadapi komoditas pertanian yang gam-
hubungan yang dekat dengan pemasok, maka pang rusak dan kondisi gudang yang sering
ia dapat melakukan pemesanan (forward kali tidak memadai, maka The establish-
ordering). Hubungan yang kuat dengan pema- ment of regular relationships upstream and
sok dapat menghindarkan pedagang dari downstream might be in the interest of traders,
kerugian karena buruknya kualitas barang. clients, and suppliers alike. Masalah infra-
Pedagang tidak mampu mengecek kualitas struktur hingga kini masih menjadi masalah
barang secara cepat dan menyeluruh. Karena serius di pasar tradisional. Kondisi pasar tradi-
itu pula, pedagang menolak mengambil barang sional pada umumnya memprihatinkan, di
dari pemasok yang belum dikenalnya mana banyak pasar tradisional di Jabodetabek
(unknown suppliers). yang tidak terawat (Poesoro, 2007). Dengan
berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pa-
Pola berlangganan merupakan strategi
sar modern, kini pasar tradisional semakin
yang sangat sesuai menghadapi berbagai
terancam keberadaannya.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 26 No. 1, Juli 2008 : 32 - 43

40
Terakhir, dalam menghadapi struktur curiga. Wharton (1984) serta Hayarni dan
informasi yang tidak sempurna dan tidak Kawagoe (1993) melaporkan bahwa di dalam
seimbang (imperfect and asymmetric informa- pelaksanaan penelitiannya mereka kurang
tion), pengembangan modal sosial juga sangat berhasil mengadakan pendekatan dengan
membantu untuk menghasilkan pemahaman responden pedagang dan jawaban-jawaban
antar pelaku-pelaku yang penting. Menghadapi mereka juga diragukan validitasnya. Sifat yang
kelembagaan pasar yang lemah, pedagang cenderung tertutup tersebut timbul dari
berupaya menjadi lebih efisien yaitu dengan kebiasaan untuk mempertahankan informasi
membangun kepercayaan melalui jaringan yang dimilikinya karena informasi adalah
dengan supplier dan client yang menghasilkan sumber daya yang sangat berharga.
sebuah relasi jalan yang memuaskan (sophist- Untuk mengetahui kualitas barang
icated ways) dalam perdagangan yaitu mem- secara lebih memuaskan, pedagang semesti-
beri dan menerima pinjaman, pemesanan nya melakukan peninjauan langsung ke lokasi
(forward ordering), dan mengurangi keharusan dari mana barang diproduksi. Disinilah pen-
untuk mengecek kualitas barang.
tingnya modal sosial, karena dengan keper-
Pedagang memperoleh informasi pa- cayaan yang besar ia tidak perlu melakukan
sar melalui hubungan personal (personal hal tersebut, yang berarti mengurangi biaya
contacts) dengan pedagang lain, pemasok, perdagangan atau bahkan menghilangkan
clients; atau melalui media massa seperti biaya (costless). Pertumbuhan usaha perda-
koran dan radio. Agar memperoleh sistem per- gangan seorang pedagang akan terbatas bila
dagangan yang lebih memuaskan, pedagang ia tidak dapat memanfaatkan dan membangun
harus membangun sistem yang kokoh dalam modal sosial (... If a trader is not able to
hal kepercayaan (credibility) dengan clients develop this social capital, his firm might show
dan pemasok untuk mendapatkan kontrak limits to growth). Wharton (1984) menyimpul-
yang lebih baik. Dalam konteks ini, pedagang kan bahwa semakin kuat seorang pedagang,
selalu mengevaluasi tingkat kredibilitas lang- jaringan pemasarannya akan semakin meluas,
ganan-langganannya. Kredibilitas dicapai me- sehingga pasarnya semakin berkembang.
lalui pengembangan hubungan yang panjang
(long-term relationships), dimana seorang
pedagang hampir tidak melakukan memberi KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
dan menerima pinjaman untuk pemasok
maupun pedagang di hilirnya (clients) yang
baru dikenal. Fafchamps dan Minten (1999) Uraian di atas memperlihatkan bahwa
menemukan bahwa seorang pedagang baru modal sosial terbukti tumbuh dan terakumulasi
berani memberi pinjaman jika transaksi sudah menurut waktu dan secara signifikan mempe-
terjadi antara 9 sampai 13 kali transaksi. Jika ngaruhi kinerja sistem perdagangan komoditas
kepercayaan belum tumbuh, pedagang memi- pertanian. Modal sosial mampu mengurangi
lih melakukan transaksi langsung (cashand- dampak dari ketidaksempurnaan pasar yang
carry transactions). dihadapi para pelaku perdagangan. Modal
Menghadapi buruknya informasi ten- sosial mereduksi tingginya biaya transaksi
tang barang yang diperdagangkan (information melalui tiga dimensi yaitu relasi dengan
on products) umumnya pedagang melakukan pedagang lain yang dapat membantu dalam
cek kuantitas, dan juga secara terbatas untuk biaya transaksi, relasi dengan orang-orang
kualitas. Kualitas barang biasanya berdasar- yang dapat membantu jika dihadapi kesulitan
kan dari mana barang berasal. Gula aren dari keuangan karena berada bisnis dengan risiko
Banten misalnya dinilai lebih baik dibanding- yang besar (liquidity risk), dan relasi keluarga
kan gula aren yang datang dari Ciamis dan (family relationships) yang dapat mengefisien-
Garut. Pedagang mencek kualitas, dan mene- kan dan mereduksi kesalahan-kesalahan
tapkan harga dari hasil penilaiannya tersebut. dalam penilaian kualitas barang (measurement
Adakalanya yang melakukan pengecekan error).
adalah buruh, namun untuk hal-hal tertentu, Modal sosial dapat ditumbuhkan seca-
pedagang sendiri yang melakukannya. ra formal misalnya melalui penumbuhan
Pedagang memiliki sifat yang lebih asosiasi-asosiasi pedagang, untuk mengurangi
tertutup terhadap orang luar dan cenderung dampak dari bisnis yang misalnya berbasiskan

PERAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) DALAM PERDAGANGAN HASIL PERTANIAN Syahyuti

41
kesukuan, dan memfasilitasi komunikasi dan 1983. Pusat Penelitian dan Pengemba-
informasi yang baik. Membangun sistem hu- ngan Petemakan (315 halaman).
kum dan pengadilan untuk melayani perda- Fafchamps, Marcel dan Bart Minten. April 1999.
gangan mungkin tidak terlalu berguna, karena Social Capital and the Firm: Evidence from
pedagang kecil sangat jarang menggunakan Agricultural Trade. http://www.appropriate-
lembaga ini karena tidak ekonomis. economics.org/materials/social_capital_an
d_the_firm.pdf. 4 Desember 2007.
Untuk mengembangkan modal sosial
Fafchamps, Marcel. Global Poverty Research
kata kuncinya adalah waktu. Modal sosial
Group. 2007. Trade and social capital.
yang dimiliki seorang pedagang meningkat http://www.gprg.org/themes/t4-soccap-pub-
dengan semakin lama terlibat dalam per- socsafe/sc-uses/trade-sc.htm. 20 agustus
dagangan. Dibutuhkan kepekaan (intuitive) 2007
yang berkembang seiring waktu dan usaha Geertz, Clifford. 1989. Penjaja dan Raja: Perubahan
untuk membangun hubungan dengan sese- Sosial dan Modernisasi Ekonomi di Dua
orang yang siap membantu jika ditemui per- Kota Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.
masalahan terutama keuangan. Implikasi dari Jakarta. (172 hal).
kesimpulan ini, bahwa untuk memperbaiki Grootaert, C. 1997. Social Capital: The Missing
pemasaran, intervensi kebijakan dapat meng- Link? in Expanding the Measure of
upayakan empat hal penting yaitu: meningkat- Wealth: Indicators of Environmentally
kan aset pedagang, mereduksi risiko transaksi, Sustainable Development. Environmentally
mempromosikan perilaku bisnis yang lebih Sustainable Development Studies and
baik (sophisticated business), dan mereduksi Monographs Series No. 7. Washington,
biaya tata niaga (physical marketing costs). DC: The World Bank. (Dalam The World
Bank. 1998. Hal 5-7).
Grootaert, C dan T van Bastelaer. 2001.
Understanding and Measuring Social
DAFTAR PUSTAKA Capital: A Synthesis of Findings and
Recommendations from the Social Capital
Initiative. Social Capital Initiative Working
Anonimous. 2005. Trade Unions and Social Capital
Paper No. 24. Washington, D.C: The World
in Transitional Communist States: The Bank.
Case of China. http://www.springerlink.
com/content/qmn475617r140x47/. 4 De- Hayami, Yujiro dan Toshihiko Kawagoe. 1993. The
sember 2007. Agrarian Origins of Commerce and
Industry: A Study of Peasant Marketing In
Brata, Aloysius G. 2004. Nilai Ekonomis Modal
Indonesia. St. Martin's Press. Singapore.
Sosial pada Sektor Informal Perkotaan.
Lembaga Penelitian Universitas Atma Kolopaking, Lala M. 2002. Pola-Pola Kemitraan
Jaya. dalam Pengembangan Usaha Ekonomi
Skala Kecil/Gurem. Lokakarya Nasional
Busse, S. 2001. Strategis of Daily Life: Social
Pengembangan Ekonomi Daerah Melalui
Capital and the Informal Economy in Sinergitas Pengembangan Kawasan.
Russia. University of Chicago De-
Diselenggarakan oleh Direktorat Pengem-
partement of Sociology (akan terbit dalam bangan Kawasan Khusus dan Tertinggal
Sociologial Imagination 38 (2/3) Special
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Issue on the Informal Economy). Nasional/Bappenas. 4 -5 November 2002
Coleman, J. 1988. Social Capital in the Creation of di Hotel Arya Duta Jakarta.
Human Capital. American Journalof
Narayan, D. dan Pritchett, L. 1997. Cents and
Sociology 94. (Supplement) S95-S120. Socialibility: Household Income and Social
(Dalam: The World Bank. 1998. Hal 5-7).
Capital in Rural Tanzania, Policy Research
Damanik, Konta Intan. et al. (16 orang penulis). Department, the World Bank, Washington
1983. Peranan Blantik dalam Sistem DC, August 1996. (Mimeograph)
Produksi dan Pemasaran Kambing/Domba
Poesoro, Adri. 2007. Pasar Tradisional di Era
di Jawa Tengah. (hal. 220-225) dalam M.
Persaingan Global. SMERU Newsletter
Rangkuti, Tjeppy D. Soedjana, H.C.
No. 22: Apr-Jun/2007. Lembaga Penelitian
Knipscheer, P. Sitorus, dan Agus Setiadi
SMERU. Jakarta.
(editor). Domba dan Kambing di Indonesia.
Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian Putnam, R. 1993. The Prosperous Community
Ruminansia Kecil. Bogor. 22-23 November Social Capital and Public Life. American

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 26 No. 1, Juli 2008 : 32 - 43

42
Prospect (13): 35-42. (Dalam The World ditas Hasil-Hasil Pertanian di Indonesia.
Bank. 1998. Hal 5-7). Forum Agro Ekonomi Vol. 16 No.1, Juli
Ramelan, Rahardi. 2002. Menyikapi Modal Asing: 1998.
Bagian Pertama dari Dua Tulisan. Tonkiss, F. 2000. Trust, Social Capital and
http://www.leapidea.com/presentation%3Fi Economy. Dalam F. Tonkiss dan A. Pasey
d%3D41+social+capital+modal+sosial+di+ (eds.). Trust and Civil Society. New York:
perdagangan&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id, St. Martins.
10 November 2007. Wharton, Clifton R. 1984. Pemasaran, Perdagangan
Subejo. 2004. Peranan Social Capital dalam dan Peminjaman Uang: Studi Mengenai
Pembangunan Ekonomi: Suatu Pengantar Monopsoni Pedagang Perantara di
untuk Studi Social Capital di Perdesaan Malaysia Barat (haI143-169). dalam
Indonesia. Majalah Agro Ekonomi Vol. 11 Budiono dan Peter McCawley (editor).
No.1 Juni 2004. hal 79. Bunga Rampai Ekonomi Mikro. Gajah
Sulastri. 2005. Pengaruh Intellectual Capital dan Mada University Press. Yayasan Obor
Social Capital terhadap Kompensasi Kar- Indonesia. (228 halaman).
yawan dan Kinerja Perusahaan. Pra- World Bank.1998. The Initiative on Defining,
setya.brawijaya.ac.id/mar05.html - 210k. monitoring and Measuring Social Capital:
10 November 2007. Text of Proposal Approved for Funding.
Schiff, Maurice. 2000. Love Thy Neighbor: Trade, Social Capital Initiative Working Paper No.
Migration and Social Capital World Bank - 2. The World Bank, Social Development
Development Research Group (DECRG); Family, Environmentally and Socially
Institute for the Study of Labor (IZA). May Sustainable Development Network. June
8, 2000. World Bank Working Paper. 1998. (Dalam http://www1.worldbank.org/
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?ab prem/poverty/scapital/wkrppr/sciwp2.pdf. 9
stract_id=229615. 6 Desember 2007. Mei 2005).

Sihite, Romany Rampengan. 1995. Pola Kegiatan World Bank. 2000. World Development Report
Wanita di Sektor Informal; Khususnya 1999/2000: Entering the 21st Century. New
Pedagang Sayur di Pasar. (haI375-400) York: Oxford University Press. http://www.
dalam T.O. Ihromi (penyunting). 1995. acehinstitute.org/opini_muamar_vebry_071
Kajian Wanita dalam Pembangunan. 206_dead_capital.htm. 10 Mei 2005.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. (549 World Bank, 2006. Social Capital in Economics,
ha1.). Trade and Migration http://www1.
Syahyuti. 1998. Beberapa Karakteristik dan worldbank.org/ prem/poverty/scapital/topic/
Perilaku Pedagang Pemasaran Komo - econ1.htm. 10 Mei 2005.

PERAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) DALAM PERDAGANGAN HASIL PERTANIAN Syahyuti

43

Anda mungkin juga menyukai