Anda di halaman 1dari 6

Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938

Padang, 11 September 2014


OP-02
PENGGUNAAN MICROBIAL FUEL CELL UNTUK
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TEMPE DENGAN
MENGUKUR PENURUNAN NILAI CHEMICAL OXYGEN
DEMAND (COD)
Rita Arbianti*, Tania Surya Utami, Ester Kristin, Ira Trisnawati, Sekar Puri Hardiyani dan
Astry Eka Citrasari
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424
*Email: arbianti@che.ui.ac.id

ABSTRAK

Microbial Fuel Cell dapat diaplikasikan sebagai sistem pengolahan limbah cair
sekaligus memproduksi energi alternatif yang ramah lingkungan. Mikroba yang
terkandung dalam limbah cair mampu mendegradasi komponen organik dan
mengubahnya menjadi energi listrik. Penelitian ini menggunakan membran less
Microbial Fuel Cell dengan volum reaktor 500 mL dan 2000 mL untuk pengolahan
limbah cair tempe dengan tujuan menurunkan nilai COD-nya dan penurunan COD
diukur dengan metode dichromate COD test. Hambatan luar divariasikan 100 ohm dan
1000 ohm dengan elektrolit ammonium klorida-kalium klorida (NH4Cl-KCl) dan kalium
persulfat (K2S2O8). Penurunan COD tertinggi pada reaktor 500 mL mencapai 10,79%
dengan menggunakan hambatan 1000 ohm, 1 katoda dan elektrolit ammonium klorida-
kalium klorida (NH4Cl-KCl). Pada reaktor 2000 mL mencapai 42,97% dengan
menggunakan hambatan 100 ohm, 4 katoda dan elektrolit kalium persulfat (K2S2O8).

Kata kunci : Microbial Fuel Cell, Limbah Cair Tempe, Penurunan COD, Volum Reaktor,
Larutan Elektrolit

1.Pendahuluan perlu dicari pengolahan limbah yang


dapat menghasilkan energi serta bersih
Pengolahan limbah cair konvensional dengan produk samping reaksi yang
yang sudah ada umumnya membutuhkan tidak berbahaya.
energi yang besar sehingga perlu adanya
pengembangan teknologi alternatif yang Microbial Fuel Cell dapat digunakan
menggunakan energi lebih sedikit untuk sebagai biosensor. Jika digunakan untuk
operasi dan mampu menghasilkan energi pengolahan air limbah, sistem ini
lain yang dapat dimanfaatkan secara mampu menyediakan energi bersih,
berkelanjutan (Ghangrekar, 2006). Saat selain pengolahan yang efektif untuk
ini telah dikembangkan dan sudah limbah cair. Kultur mikroba yang
umum digunakan pengolahan limbah digunakan dalam MFC ini memiliki
yang bisa menghasilkan energi listrik kemampuan untuk menggunakan bahan
seperti proses insenerasi. Namun, organik yang ada dalam limbah cair
produk samping dari proses ini cukup sebagai sumber energi dan
berbahaya bagi lingkungan karena menghasilkan elektron dan proton,
menghasilkan dioksin, gas asam, logam dimana listrik dapat dihasilkan dengan
berat dan NOx. Ketika konsentrasi gas penambahan elektroda yang tepat.
tersebut berada diatas ambang batas
maka akan menimbulkan bahaya bagi Limbah cair yang pernah digunakan
lingkungan (Niessen, 2002). Akibatnya, dalam sistem ini adalah limbah cair
proses insinerasi akan menimbulkan pabrik coklat, limbah cair rumah tangga,
masalah lingkungan global dan limbah cair pabrik beer (Wang et al,
ketidakamanan energi. Oleh karena itu, 2009a). Bahan organik yang umumnya

9
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
dicerna oleh kultur mikroba di dalam pada membran (Kristin, 2012). Selain
limbah cair adalah sukrosa (Behera and itu, oksigen yang diserap katoda juga
Ghangrekar, 2009), glukosa, starch akan berdifusi ke ruang anoda yang akan
(tepung) (Pant et.al., 2009) mengkonsumsi elektron yang akan
menempel pada anoda. Ketika
Bahan organik yang disebutkan pada menggunakan substrat limbah cair
paragraf sebelumnya berada dalam oksigen yang berdifusi tersebut dapat di
limbah cair dalam bentuk COD serap oleh bakteri mixed culture yang
(Chemical Oxygen Demand). COD ada pada limbah cair (Chang, 2006).
adalah jumlah oksigen yang diperlukan
agar bahan buangan yang ada dalam air Penelitian ini bertujuan untuk melihat
dapat teroksidasi melalui reaksi kimia variabel apa yang paling berpengaruh
baik yang dapat didegradasi secara dalam penurunan COD dengan
biologis maupun yang sukar Microbial Fuel Cell. Variabel yang
didegradasi. Mikroba akan divariasikan adalah, volum reaktor,
mendegradasi kandungan COD tersebut hambatan eksternal, jumlah katoda, dan
sehingga limbah cair akan berkurang elektrolit.
kandngan COD-nya.
2. Metodologi Penelitian
Ada dua jenis reaktor yang banyak
digunakan, yaitu reaktor dua 2.1 Substrat Limbah Cair
kompartemen yang dipisahkan dengan
Proton Exchange Membran dan terdiri Limbah cair tempe (kultur campuran)
diinkubasi selama 1 minggu pada suhu
dari ruang anoda dan katoda yang
terpisah dan reaktor satu kompartemen 37oC. OD limbah tempe diukur dengan
yang telah dikembangkan untuk menggunakan spektrofotometer pada
mengefisienkan desain reaktor MFC panjang gelombang 486 nm.
(Du, Zhuwei., et. al, 2007). Reaktor satu
kompartemen atau Membran-Less tidak 2.2 Kondisi Operasi dan Konstruksi
menggunakan Proton Exchange Microbial Fuel Cell
Membran sehingga ruang anoda dan
ruang katoda berada dalam satu Reaktor satu kompartemen dengan
kompartemen (Du, Zhuwei., et. al, ukuran 500 mL dan 2000 mL dengan
2007). Penggunaan reaktor satu bahan kaca akrilik. Ruang anoda dan
kompartemen mendukung pengunaan ruang katoda tidak dipisahkan oleh

(b)
(a)

(b)

1. Reaktor; 2. Katoda; 3. Anoda; 4. Kabel; 5.


(a)
Multimeter Digital; 6.Penghubungan Ke Software;
7. PC tempat Software diinstal

Gambar 1 Konfigurasi Reaktor (a) 2000 mL (b) 500 mL dengan 1,2 dan 3 katoda

substrat limbah cair karena padatan membran proton. Elektroda yang


dalam limbah cair seringkali menempel digunakan adalah elektroda grafit.

10
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
Anoda memiliki luas permukaan aktif Variasi hambatan eksternal sebesar 100
127,75 cm2. Katoda yang digunakan dan 1000 ohm dengan reaktor
adalah air-cathode yaitu katoda yang Membran-Less MFC 500 mL dilakukan.
langsung kontak dengan udara luar. Nilai penurunan COD dari hasil variasi
Sebelum digunakan elektroda direndam terdapat pada Grafik.1
dengan HCl 1 M selama 24 jam dan
direndam kembali menggunakan NaOH
1 M selama 24 jam untuk
10,79* %
menghilangkan pengotor yang 10,42* %

menempel pada elektroda.

2.4 Eksperimen MFC

Kompartemen diisi dengan limbah cair


tempe. Pembuatan limbah cair tempe
menggunakan kacang kedelai (Glycine
max) mengikuti proses perendaman *Persentase penurunan COD;
kacang kedelai pada proses pembuatan Ket : V reaktor = 500 mL, Elektrolit = Ammonium Klorida-
tempe, yaitu dengan rasio 3:5 (w/v) kalium klorida, Jumlah katoda = 1 buah

(Nout et al., 1985). Air rendaman dan Grafik 1. Hubungan Variasi Hambatan Luar Dengan
rebusan kemudian dibiarkan mendingin Penurunan COD
Penurunan COD pada reaktor MFC
dan nilai pH diatur hingga mencapai pH
yang diberikan hambatan luar sebesar
7 dengan metode titrasi menggunakan
100 lebih rendah dibandingkan
NaOH 0,1 M.
reaktor MFC yang diberikan hambatan
Larutan elektrolit dan buffer luar 1000 Penurunan kadar COD pada
ditambahkan pada substrat limbah cair keduanya memiliki perbedaan yang
tempe tersebut. Larutan elektrolit berupa tidak terlalu jauh. Penelitian Lee (2010)
campuran KH2PO4 0,3 g, NH4Cl 0,1 g, menunjukan bahwa degradasi COD pada
K2HPO4 1 g dan KCl 0,05 g (Cheng, hambatan eksternal yang tinggi lebih
2006). besar dibandingkan hambatan yang lebih
rendah (Lee, 2010). Namun, Katuri
Setelah larutan siap, elektroda yang (2011) menemukan hasil yang berbeda.
telah dipreparasi dimasukkan ke dalam Pada penelitiannya dengan
alat dan dirangkai menggunakan resistor menggunakan lima hambatan eksternal
100 ohm dan 1000 ohm. Pada rangkaian berbeda, didapatkan degradasi COD
100 ohm, jumlah katoda divariasikan tertinggi justru pada hambatan yang
dengan 1 buah katoda, 2 buah katoda, 3 paling kecil, meskipun secara statistika
buah katoda dan 4 buah katoda. Setiap perbedaannya tidak terlalu signifikan.
variabel pada eksperimen ini Sementara beberapa peneliti lain
menggunakan waktu kerja selama 50 menemukan tidak terdapat korelasi yang
jam, konfigurasi reaktor dapat dilihat begitu signifikan antara degradasi
pada Gambar.1. substrat dengan hambatan eksternal (
Ren., 2011; Min., 2005), dengan kata
2.3 Analisis COD lain variasi hambatan eksternal tidak
memberikan pengaruh yang begitu
Sampel limbah cair tempe sesudah dan berarti pada degradasi COD. Oleh
sebelum eksperimen diambil sebanyak 2 karena itu, variasi selanjutnya
mL dan dianalisis kandungan COD menggunakan resistor 100 .
menggunakan dichromate COD test
(Boyles, 1997). 3.2 Pengaruh Luas Permukaan Elektroda
Terhadap Penurunan COD
3.Hasil dan Pembahasan
Variasi jumlah katoda dengan resistor
3.1 Pengaruh Hambatan Eksternal 100 dilakukan dengan reaktor
Terhadap Penurunan COD Membran-Less MFC 500 mL. Nilai

11
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
penurunan COD dari hasil variasi dapat penurunan COD pada percobaan
dilihat pada Grafik 2. menggunakan 1 katoda lebih besar.

Variasi jumlah katoda 1, 2 dan 3 Panjang waktu siklus dapat diartikan


masing-masing memberikan persentase sebagai stabilitas hidup mikroorganisme
penurunan COD sebesar 10,42 %, 4,27 dalam suatu substrat (Rahimnejad et al.,
% dan 5,35 %. Berdasarkan penelitian 2011). Waktu siklus yang panjang
Cheng (2006) semakin besar luas mungkin berarti stabilitas hidup
permukaan maka listrik yang dihasilkan mikroorganisme tersebut telah cukup
semakin besar. Sedangkan, listrik yang baik. Mikroorganisme tersebut memiliki
dihasilkan adalah indikasi dari laju perkembangbiakan yang stabil
berkurangnya COD karena telah sehingga waktu hidup koloninya
didegradasi oleh mikroba. Oleh karena menjadi semakin panjang. Hal ini berarti
itu, semakin besar luas permukaan maka semakin banyak pula senyawa organik
penurunan COD juga semakin besar yang dikonsumsi oleh koloni
(Ghangrekar, 2006). Dalam percobaan mikroorganisme tersebut secara terus
ini, penurunan COD meningkat ketika menerus hingga koloni tersebut
ukuran katoda berada pada penggunaan mengalami kematian secara
2 katoda dan 3 katoda keseluruhan. Terlebih lagi
mikroorganisme yang terdapat dalam
limbah tidak hanya merupakan satu jenis
5,35* % mikroba, tapi merupakan mixed-culture
4,27* %
10,42* % sehingga laju metabolismenya tidak
mudah ditentukan dengan rinci.

3.3 Pengaruh Larutan Elektrolit


Terhadap Penurunan COD Pada Reaktor
2000 mL

Variasi larutan elektrolit ammonium


*Persentase penurunan COD;
klorida dan kalium persulfat dilakukan
Ket : V reaktor = 500 mL, Elektrolit = Ammonium Klorida- pada percobaan ini. Dari Tabel 3 dapat
kalium klorida, Hambatan luar : 100 ohm disimpulkan bahwa penurunan COD
Grafik 2 Hubungan Variasi Jumlah Katoda Dengan terbesar didapat ketika menggunakan
Penurunan COD kalium persulfat sebagai elektrolit pada
reaktor 2000 mL. Nilai penurunan COD
Penyimpangan terjadi pada percobaan dari hasil variasi terdapat pada Grafik.3
dengan 1 katoda, percobaan ini memiliki
nilai penurunan COD tertinggi karena
waktu retensinya lebih lama dibanding
ukuran katoda yang lainnya.
19,41* %
Faktor yang mempengaruhi besarnya
penurunan kadar COD dalam limbah
dengan sistem MFC yaitu waktu retensi.
(Rahimnejad et al, 2011) Seperti yang 42,79* %

telah dijelaskan sebelumnya, waktu


siklus pada masing-masing perlakuan
*Persentase penurunan COD;
dalam seluruh variasi yang dijalankan Ket : V reaktor = 2000 mL, Hambatan luar : 100 ohm,
pada penelitian ini memiliki perbedaan. Jumlah Katoda = 4 buah
Waktu siklus MFC dengan 1 katoda Grafik 3 Hubungan Larutan Elektrolit Dengan
ialah 160 jam sementara waktu siklus Penurunan COD
MFC dengan 2 dan 3 katoda hanya
berjalan selama 50 jam. Sehingga
Penurunan kadar COD mencapai
42,97%. Hal ini terjadi akibat kekuatan

12
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
ion yang dimiliki oleh kalium persulfat Boyles, Wayne.(1997).The Science of
lebih besar dari ammonium klorida- Chemical Oxygen Demand.Hach
kalium klorida sehingga pertumbuhan Company USA.
bakteri semakin cepat akibat besarnya
kekuatan ion tersebut (Kubota, 2010). Chang, In Seop., Moon, Hyunso.,
Ketika bakteri yang berada dalam Bretschger, Orianna., Jang, Jae
limbah jumlahnya semakin banyak maka Kyung., Park, Ho Il., Nealsom,
COD yang dikonsumsi juga semakin Kenneth H., Kim, Byung
banyak sehingga penurunan menjadi Hong.(2006). Electrochemically
besar. Dengan konsentrasi 30 mM, Active Bacteria and Mediator-
kekuatan ion milik kalium persulfat Less MFC resource in US Journal
adalah 0,075 dan kekuatan ion miliki (Microbiol Biotechnology),
ammonium klorida-kalium klorida Vol.16, 163-177
hanya 0,03 (Lenntech, 2014).
Cheng, L, et al., (2006). Increased
4.Simpulan performance of single-chamber
microbial fuel cells using an
Penurunan kandungan COD dalam improved cathode structure,
limbah cair tempe dengan menggunakan resource in US Journal (
Membran-Less MFC telah berhasil Electrochemistry
dilakukan. Faktor yang mempengaruhi Communications). Vol.8, 489-
penurunan COD pada Membran-Less 494.
MFC adalah besar volume reaktor, besar
hambatan luar, jumlah katoda yang Du, Zhuwei., Haoran Li., Tingyue
dipakai serta jenis elektrolit yang Gu.(2007). A state of the art
digunakan. Dari faktor-faktor tersebut review on microbial fuel cell: A
yang paling memberi pengaruh promising technology for
signifikan pada reaktor 500 mL adalah wastewater treatment and
kondisi menggunakan hambatan 1000 bioenergy. resources in US
ohm, 1 katoda dan elektrolit ammonium Journal (Biotechnology
klorida-kalium klorida (NH4Cl-KCl) Advances),Vol. 25, 464-482.
dengan penurunan COD tertinggi pada
reaktor 500 mL mencapai 10,79%. Pada Ghangrekar, M M.,Shinde, V B.(2006).
reaktor 2000 mL, jenis elektrolit kalium Wastewater Treatment in
persulfat mencapai penurunan terbesar, Microbial Fuel Cell and
yaitu 42,97 % dengan hambatan 100 Electricity Generation : A
ohm serta 4 buah katoda. Sustainable Approach. 12th
international sustainable
Ucapan Terimakasih development research conference.
Vol. 283440 : 1-9
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada DIKTI (Direktorat Pendidikan Katuri, K. P., Scott, K., Head, I. M.,
Tinggi) atas dukungan dana untuk Picioreanu, C., & Curtis, T. P.
penelitian ini pada tahun 2014 No. (2011). Bioresource Technology
0275/E5.1/PE/2014. Microbial fuel cells meet with
external resistance. Bioresource
Daftar Pustaka
Technology, 102(3), 27582766.
Behera and Ghangrekar. 2009. doi:10.1016/j.biortech.2010.10.14
Performance and economics of 7
low cost clay cylinder microbial
Kubota, Keiichi., Yoochatchaval,
fuel cell for wastewater
Wilasinee., Yamaguchi, Takashi.,
treatment. World Renewable
Syutsubo, Kazuaki.
Energy Congress.
(2010).Application of A Singel
Chamber MFC For Organic
Wastewater Treatment : Influence

13
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
of Changes In Wastewater Rahimnejad, M., Ghoreyshi, A. A.,
Composition On The Process Najafpour, G., & Jafary, T.
resources in US Journal (Sustain, (2011). Power generation from
Environ, Res), Vol.20, 347-351 organic substrate in batch and
continuous flow microbial fuel
Lee, C.Y., Chen, J.H., Cai, Y.Y.(2010). cell operations. Applied Energy,
Bioelectricity Generation and 88(11), 39994004.
Organic Removal In Microbial doi:10.1016/j.apenergy.2011.04.0
Fuel Cells Used for Treatment of 17
Wastewater from Fish-Market. (J.
Environ. Eng), Vol. 20(3),173- Ren, Z., Ramasamy, R. P., Cloud-Owen,
180. S. R., Yan, H., Mench, M. M., &
Regan, J. M. (2011). Time-course
Lenntech. (2014).Water Treatment correlation of biofilm properties
Solution.Netherland and electrochemical performance
in single-chamber microbial fuel
Min, B., Kim, J., Oh, S., Regan, J. M., & cells. Bioresource technology,
Logan, B. E. (2005). Electricity 102(1), 41621.
generation from swine wastewater doi:10.1016/j.biortech.2010.06.00
using microbial fuel cells, 39, 3
49614968.
doi:10.1016/j.watres.2005.09.039 Ren, Z., Yan, H., Wang, W., Mench, M.
M., & Regan, J. M. (2011).
Niessen, Walter R.(2002).Combustion Characterization of Microbial
And Inceneration Process.Marcel Fuel Cells at Microbially and
Dekker Inc.New York Electrochemically Meaningful
Time scales, 24352441.
Pant, Deepak., Bogaert, Gilbert Van
Diels., Ludo Vanbroekhoven., and Wang, X, Feng, Y J, Lee, and H. (2008).
Karolien.(2010).A review of the Electricity production from beer
substrates used in microbial fuel brewery wastewater using single
cells (MFCs) for sustainable chamber microbial fuel cell
energy production resource in resource in US Journal ( Water
US.Journal (Bioresource science and technology : a journal
technology) Vol.101.1533-1534. of the International Association
on Water Pollution Research),
Vol.57, 1117-1121

14

Anda mungkin juga menyukai