Anda di halaman 1dari 8

Menyediakan tenaga medis cakap dan berkualitas dalam jumlah yang mencukupi yang

senantiasa mengindahkan prinsip-prinsip etika profesi dan etika rumah sakit

Pelayanan medis seyogianya dilakukan secara holistik dan komprehensif dan diberikan
sesuai dengan ilmu pengetahuan kedokteran mutahir

Dalam mengupayakan kesembuhan pasien, dokter harus berupaya mencari metode


pengobatan yang paling efektif, ekonomis dan tidak mengandung resiko/komplikasi atau
memilih resiko/komplikasi yang paling kecil.

Setiap kegiatan pelayanan medis meliputi diagnostik, pengobatan atau tindakan


hendaknya dilaksanakan secara cepat, tepat namum berhati-hati dengan memperhatikan
aspek keselamatan pasien (patient safety)

Setiap staf medis diberikan kewenangan penuh menentukan diagnosis dan terapi serta
pemeriksaan penunjang yang diperlukan dengan mengacu kepada standar profesi dan
standar pelayanan

Staf medis tidak diperbolehkan menangani penyakit/kasus yang bukan bidang


keahliannya. Pasien wajib dikonsulkan pada staf medis lain yang sesuai dengan kasusnya.
Sifat konsultasi berupa rawat bersama, alih rawat atau konsultasi satu kali saja

Komite Medis akan memantau setiap pelayanan medis yang diberikan oleh staf medis
dan akan melakukan pembinaan apabila tidak memenuhi standar

Dalam rangka penegakan diagnosis, staf medis tidak diperkenankan mempergunakan


pendekatan diagnostik secara berlebihan dengan menggunakan metode pemeriksaan yang
tidak diperlukan yang akan menyebabkan peningkatan biaya perawatan

Setiap staf medis wajib melaporkan terjadinya cedera atau hampir cedera karena
kesalahan prosedur, kesalahan tindakan, kecelakaan, atau masalah lain kepada
Manajemen, SMF atau Komite Medis.

Setiap pasien yang menjalani perawatan akan dikunjungi dan diperiksa secara teratur
setiap hari kecuali untuk kasus yang tidak memerlukan pemantauan harian
KETENTUAN UMUM
1. Setiap pelayanan medik harus diberikan sesuai dengan standar yang telah disusun
oleh Kelompok Staf Medik Fungsional dan disahkan oleh Komite Medik serta
dilaksanakan oleh tenaga medik umum/medik spesialistis.

2. Pelayanan medik harus diberikan kepada pasien sesuai dengan ilmu pengetahuan
kedokteran mutakhir dan dengan memanfaatkan (kemampuan dan) fasilitas rumah
sakit secara optimal.
3. Penanganan pasien khususnya kasus-kasus yang sulit akan dilakukan secara
holistik dan komprehensif yang melibatkan beberapa bidang spesialisasi terkait
dengan penyakit yang diderita pasien.

4. Apabila pasien ditangani oleh lebih dari 1 (satu) tenaga medik baik yang bersifat
konsultasi atau rawat bersama, maka penanganan harus bersifat terpadu (tim)
sehingga dapat dihindarkan informasi yang simpang siur atau pengobatan yang
saling bertentangan/tidak sesuai.

5. Pelayanan medis harus diberikan tanpa (diskriminasi atau) membeda-bedakan


suku, agama, ras dan status sosial dari pasien.

6. Dalam mengupayakan kesembuhan bagi pasiennya, Dokter Spesialis harus


berupaya mencari metode pengobatan yang paling efektif, ekonomis dan tidak
mengandung resiko/komplikasi atau resiko/komplikasi yang paling kecil.

7. Selama dalam perawatan, menjalani tindakan atau pada saat operasi, pasien
senantiasa akan mendapatkan pengawasan dokter yang dilakukan secara reguler
dan terus menerus yang meliputi pemantauan tanda tanda vital, keluhan yang
timbul dan komplikasi pengobatan.

8. Setiap pemeriksaan diagnostik, pengobatan dan tindakan, akan dilakukan secara


cepat, tepat, profesional dan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit dan
standar profesi .

9. Tenaga medik spesialis yang merawat pasien bertanggung jawab penuh atas
diagnosis dan terapi yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan medik yang
berlaku dan diberi kewenangan penuh menentukan diagnosis dan terapi serta
pemeriksaan penunjang yang diperlukan.

10. Tenaga medik spesialis tidak diperbolehkan menangani penyakit/kasus yang


bukan bidangnya atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan indikasi
medik dan merugikan pasien. Pasien wajib dikonsultasikan pada tenaga medik
spesialis, sesuai dengan kasusnya. Sifat konsultasi dapat berupa rawat bersama,
alih rawat atau konsultasi saat itu saja.
11. Apabila dibutuhkan konsultasi dengan Dokter Spesialis lain maka dokter yang
merawat akan menunjuk dokter konsultan yang sesuai dengan kasus yang sedang
ditangani.

12. Kualifikasi tenaga medik yang melaksanakan pelayanan kesehatan, pelayanan


medik, penunjang medik adalah tenaga medik yang mempunyai latar belakang
pendidikan dan keahlian sesuai dengan jenis penyakit/kasus penderita.

13. Komite Medik akan memantau penanganan pasien yang dilakukan oleh Dokter
Spesialis dan akan melakukan pembinaan apabila terjadi pelanggaran standar
pelayanan oleh Dokter Spesialis

14. Komite Medik akan memantau kompetensi Dokter Spesialis terhadap jenis kasus
yang ditangani

15. Dalam rangka penegakan diagnostik, Dokter Spesialis tidak diperkenankan


mempergunakan pendekatan diagnostik secara berlebihan dengan menggunakan
metode pemeriksaan yang tidak diperlukan yang akan menyebabkan peningkatan
biaya perawatan

16. Manajemen Rumah Sakit akan melakukan pengawasan terhadap penggunaan


fasilitas diagnostik oleh Dokter Umum dan Spesialis agar selalu sesuai dengan
indikasi medik

17. Dokter Spesialis wajib melaporkan masalah yang terjadi karena salah prosedur,
kecelakaan pada waktu melakukan tindakan operatif, malpraktek atau masalah
masalah yang potensial mengakibatkan tuntutan hukum atau keluhan
pasien/keluarga, kepada Manajemen dan SMF/Komite Medik

18. Guna mengetahui masalah yang terjadi saat Dokter Jaga bertugas, maka setiap
pagi pada hari kerja, Dokter Jaga wajib melaporkannya pada forum Laporan
Jaga. Masalah yang perlu diselesaikan wajib ditindak lanjuti oleh Dokter
Ruangan atau Dokter Jaga berikutnya dan Pejabat Struktural yang mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab dalam Bidang Medik.
HAK PASIEN
1. Pelayanan medik harus diberikan dengan memperhatikan hak pasien termasuk
hak atas informasi yang jelas mengenai penyakit, tindakan medik yang dilakukan,
resiko penyulit/komplikasi, alternatif terapi dan prognosis penyakit.

2. Dokter Spesialis yang merawat berkewajiban memberikan informasi kepada


pasien mengenai diagnosis penyakitnya dan kemungkinan penyembuhan, kecuali
apabila tidak dikehendaki oleh keluarganya.

3. Setiap pasien akan dikunjungi dan diperiksa oleh Dokter yang merawatnya atau
Dokter yang ditunjuk, secara teratur setiap hari, kecuali untuk kasus yang tidak
memerlukan pemantauan harian

4. Setiap pasien atau keluarga yang mewakilinya akan diberikan kesempatan untuk
dapat bertemu/berkonsultasi dengan Dokter yang merawatnya atau dengan Dokter
Jaga.

5. Pasien akan diberikan kesempatan untuk mendapatkan second opinion dari


Dokter Spesialis lain apabila memintanya.

6. Pasien akan diberikan kesempatan untuk menunda persetujuan terhadap suatu


pemeriksaan, pengobatan atau tindakan yang akan dilakukan apabila belum
mendapatkan penjelasan yang lengkap mengenai prosedur yang akan dijalaninya
oleh Dokter Spesialis yang merawatnya.

7. Manajemen Rumah Sakit akan memberikan pelayanan untuk menampung keluhan


mengenai pelayanan rumah sakit atau Dokter melalui petugas yang ditunjuk

PELAYANAN DOKTER UMUM

1. Dokter Umum bertugas di Rumah Sakit Medistra di tempat tertentu yaitu sebagai
berikut :
Instalasi Gawat Darurat : Pelayanan oleh Dokter Umum selama 24 jam
Poliklinik Umum : Pelayanan oleh Dokter Umum Pk.08.00-14.00
Hemodialisis : Pelayanan oleh Dokter Umum Pk.08.00-14.00
Instalasi Rawat Intensif : Pelayanan oleh Dokter Umum 24 jam
Instalasi Rawat Inap : Pelayanan oleh Dokter Umum 24 Jam
Poliklinik Treadmill : Pelayanan oleh Dokter Umum Pk.08.00-18.00
Medical Check Up : Pelayanan oleh Dokter Umum Pk.07.00-15.00

2. Dokter Umum yang ditempatkan di Ruang Rawat Inap dan di Ruang Rawat
Intensif bertugas membantu Dokter Spesialis dalam penyelenggaraan
perawatan/pengobatan pasien
3. Dokter Umum yang bertugas di Ruang Perawatan berkewajiban untuk melakukan
follow up pada pasien yang dirawat meliputi keluhan pasien, kelainan yang
ditemukan, diagnosis dan rencana pengobatan/penanganan.

4. Doctor in Charge berkewajiban melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa


pasien (life saving) apabila terjadi gangguan yang membahayakan nyawa pada
pasien selama dalam perawatan atau ketika sedang menjalani
pemeriksaan/tindakan diagnostik.

5. Dokter Umum diberikan kewenangan untuk melaksanakan tindakan-tindakan


emergensi tanpa harus menunggu persetujuan dari Dokter Spesialis yang merawat
pasien

6. Jenis-jenis tindakan emergensi yang boleh ditangani oleh Dokter Umum


ditentukan oleh Komite Medis atas persetujuan SMF dengan mempertimbangkan
kemampuan dan kecakapan personil dan sertifikasi

7. Dokter Umum yang bertugas diberikan kewenangan untuk memberikan


penjelasan mengenai diagnosis, pengobatan, tindakan, prognosis dan
perkembangan penanganan penyakit pasien apabila telah didelegasikan oleh
Dokter Spesialis yang merawat pasien.

8. Dokter Umum diberikan pelatihan khusus dan berkesinambungan agar


mempunyai kemampuan untuk melakukan penanganan kasus-kasus gawat yang
mengancam nyawa termasuk kasus-kasus trauma dan senantiasa dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan tersebut melalui pelatihan yang
berulang dan berkelanjutan

9. Setiap Dokter Umum juga mendapat kesempatan mengikuti pelatihan di luar


Rumah Sakit untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya baik dalam
bentuk seminar, lokakarya maupun pendidikan khusus.

PELAYANAN GAWAT DARURAT

1. Instalasi Gawat Darurat merupakan pusat pelayanan untuk penanganan kasus


yang mengancam nyawa (gawat), kasus yang membutuhkan penanganan segera
walaupun belum mengancam nyawa (darurat) dan penanggulangan bencana.

2. Instalasi Gawat Darurat hanya menangani kasus-kasus gawat darurat dan


melayani 24 jam, termasuk pelayanan persalinan dan perawatan pasien-pasien
gawat darurat maksimal 24 jam yang disebabkan menunggu rujukan ke Rumah
Sakit lain atau menunggu tempat perawatan di RS Medistra.

3. Pasien yang penyakitnya tidak tergolong gawat/darurat yang datang di Instalasi


Gawat Darurat, dapat dilayani dengan tidak mengabaikan prioritas penanganan
pasien gawat/darurat.
4. Semua pelayanan medik yang bersifat gawat darurat harus diprioritaskan untuk
segera ditangani oleh Dokter Jaga.

5. Upaya untuk memberikan pertolongan gawat darurat harus sudah dilaksanakan


sambil menghubungi Dokter Spesialis yang akan merawat pasien.

6. Tenaga medik spesialis yang dikonsulkan pada kasus-kasus yang mengancam


jiwa harus dapat dihubungi dalam waktu 10 (sepuluh) menit untuk memberikan
instruksi pengobatan/tindakan dan datang ke rumah sakit dalam waktu tidak lebih
dari 30 (tiga puluh) menit. Jika melewati waktu 10 (sepuluh) menit atau
diperkirakan tenaga medik spesialis tidak dapat datang dalam waktu 30 (tiga
puluh) menit, maka wajib dihubungi tenaga medik spesialis lain yang dapat
memenuhi batas waktu tersebut.

7. Pasien yang mengalami penyakit akut dan mengancam nyawa akan diberikan
penanganan medis tanpa harus membereskan pembayaran uang muka

8. Penanganan Gawat Darurat diberikan berdasarkan penerapan seleksi dan


pemilahan kasus (triage) menurut prioritas yang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan jenis kasus dan derajat kegawatan/kedaruratan yang dialami
pasien

9. Dalam rangka penanggulangan pasien gawat darurat dan bencana maka Instalasi
Gawat Darurat dilengkapi dengan peralatan medik, peralatan komunikasi, obat
dan alat kesehatan lainnya dalam jumlah yang memadai dan senantiasa ditinjau
kelengkapan dan ketersediaannya

PELAYANAN INTENSIF
1. Pelayanan Intensif adalah pelayanan yang diberikan untuk pasien-pasien yang
dalam keadaan kritis dan membutuhkan pemantauan intensif dan sekuensial yang
biasanya mempergunakan peralatan kedokteran mutakhir dan dilaksanakan oleh
tenaga-tenaga terlatih yang mampu melaksanakan tindakan penyelamatan apabila
terjadi gangguan yang mengancam nyawa.

2. Pelayanan intensif diberikan oleh Dokter Spesialis yang mempunyai kemampuan


khusus dalam menangani kasus-kasus kritis dibantu oleh Dokter Umum yang
terlatih melakukan pemantuan intensif dan tindakan emergensi.

3. Pelayanan medik di Ruang Rawat Intensif dilaksanakan secara komprehensif


oleh Tim Dokter Ruang Intensif namun tetap melibatkan Dokter yang semula
merawat pasien (Comprehensive Critical Care)

4. Penempatan pasien di Ruang Rawat Intensif dilakukan secara selektif


berdasarkan indikasi medis serta mempertimbangkan kebutuhan keluarga dari
aspek psikososial yang dihadapi pasien dan keluarga selama dalam perawatan.
5. Setiap kasus yang diindikasikan untuk perawatan intensif akan dipilah dan
ditempatkan di Ruang Rawat Intensif berdasarkan jenis kasus. Kasus penyakit
jantung diprioritaskan dirawat di Ruang Intensif B (Intensive Coronary Care Unit)

PELAYANAN PEMBEDAHAN
1. Setiap tindakan pembedahan harus mempergunakan ruang khusus yang terjamin
sterilitasnya, menggunakan peralatan steril dan tenaga terlatih yang memahami
prinsip-prinsip kerja steril

2. Sebelum tindakan pembedahan dilakukan pasien harus mendapatkan informasi


yang lengkap dan jelas mengenai prosedur pembedahan dan resiko yang mungkin
timbul akibat pembedahan. Informasi tersebut harus disampaikan oleh Dokter
Spesialis yang akan melakukan pembedahan sebelum tindakan dilakukan dan
harus disetujui oleh pasien secara tertulis (informed consent)

3. Untuk mengurangi resiko yang dapat timbul akibat pembedahan maka harus
dilakukan pemeriksaan penyaring sebelum pembedahan dan penilaian kelayakan
operasi/toleransi operasi oleh Dokter Spesalis Penyakit Dalam/Jantung dan
Dokter Spesialis Anastesi.

4. Pembedahan harus dilakukan oleh Dokter Spesialis yang mempunyai kewenangan


melakukan operasi dan telah mendapatkan pengakuan dari Organisasi Profesnya.

5. Penanganan pembedahan untuk kasus sulit harus melibatkan Dokter Spesialis lain
yang terkait, dan bila memungkinkan telah direncanakan sebelum operasi.
Pengaturan kerjasama antar disiplin dalam penanganan suatu kasus ditetapkan
oleh masing masing SMF dalam ketentuan tersendiri

6. Ketentuan mengenai pemeriksaan penyaring ditetapkan tersendiri oleh Komite


Medik atas usulan dari SMF masing masing bidang spesialisasi

7. Pada setiap pembedahan harus diupayakan untuk mengurangi rasa ketakutan atau
efek emosional yang berlebihan melalui pemberian premedikasi sebelum
pembedahan.

PELAYANAN RAWAT JALAN


1. Pelayanan Rawat Jalan di RS Medistra adalah pelayanan rawat jalan spesialistik
yang mencakup beberapa bidang spesialisasi , sub spesialisasi dan super
spesialisasi.

2. Pelayanan Rawat Jalan hanya dapat dilaksanakan untuk pasien-pasien dengan


keadaan umum relatif baik, stabil dan mampu untuk menunggu sebelum
mendapatkan pelayanan Dokter. Pasien yang tidak memenuhi kriteria tersebut
harus dilayani di Instalasi Gawat Darurat.
3. Setiap pasien yang akan berkonsultasi dengan Dokter Spesialis harus melakukan
reservasi terlebih dahulu

4. Pasien pasca rawat yang memerlukan konsultasi lanjutan dengan dokter yang
merawatnya dilakukan di Poliklinik Rawat Jalan

5. Pelayanan Rawat Jalan yang mengandung resiko timbulnya gangguan/penyakit


atau mencetus terjadinya gangguan yang membahayakan akan diawasi oleh
Dokter Umum yang ditugaskan khusus, contoh : Treadmill.

6. Setiap Dokter Spesialis yang berpraktek harus senantiasa menepati jadual praktek
yang telah ditentukan dan memberitahukan kepada petugas pendaftaran atau
Perawat Poliklinik apabila tidak dapat hadir sekurang-kurangnya 1 (satu) jam
sebelum jadual praktek.

PELAYANAN RUJUKAN

1. Apabila pasien membutuhkan pengobatan lanjutan di Rumah sakit yang berada di


luar negeri maka Rumah Sakit akan membantu memberikan layanan evakuasi
medik (Medical Evacuation)

2. Setiap pasien yang akan dirujuk ke institusi kesehatan lainnya, harus memenuhi
persyaratan untuk dilakukan evakuasi sehingga tidak akan membahayakan nyawa
pasien selama dalam perjalanan

3. Pasien akan senantiasa mendapatkan pengawasan medik selama dalam


transportasi, termasukmedical evacuationdan pemeriksaan diagnostik didalam
dan diluar rumah sakit.

4. Ketentuan pendampingan pasien selama dalam ecakuasi dan transportasi untuk


pemeriksaan diagnostik didalam dan di luar rumah sakit diatur tersendiri.

5. Medical Evacuation dapat dilaksanakan apabila tidak ditemukan adanya


gangguan/kelainan yang akan membahayakan selama proses transportasi,
disetujui oleh pasien sendiri/keluarga dan direkomendasikan oleh Dokter Spesialis
yang merawat pasien.

6. Ketentuan rinci mengenai Evakuasi Medik ditetapkan secara tersendiri dalam


Prosedur Standar Evakuasi Medik.

Anda mungkin juga menyukai