Anda di halaman 1dari 8

Penyusunan Rencana Pengembangan Masyarakat Transmigrasi Laporan

Di UPT Botteng Pasembuk Kabupaten Mamasa


Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 Pendahuluan

BAB I.
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan permukiman transmigrasi itu pada hakekatnya adalah
pembangunan pedesaan di daerah baru yang mencakup berbagai aspek
kehidupan masyarakat yaitu ekonomi, sosial, budaya keamanan dan
ketertiban masyarakat. Sasaran pokok pembangunan permukiman adalah
terwujudnya landasan yang kuat bagi basis-basis produksi. (ekonomi) dan
kesatuan masyarakat yang mampu mengolah basis-basis produksi untuk
meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat transmigran
termasuk penduduk di sekitarnya.
Tujuan pembangunan transmigrasi antara lain adalah membangun
permukiman baru yang mampu tumbuh dan berkembang secara mandiri
dan berkelanjutan, sehingga menjadi pusat produksi, pusat pertumbuhan
dan pusat pemerintahan. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan suatu
model pengembangan wilayah yang didukung oleh pengembangan
masyarakat (community development) yang memadai.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pembinaan transmigrasi
maka pembinaan perencanaan merupakan langkah awal yang sangat
strategis. Oleh karena itu perlu pembinaan yang terarah dan terpadu yang
dilengkapI dengan aparatur yang mampu memberi motivasi kepada
masyarakat transmigran dan masyarakat / penduduk sekitarnya. Kegiatan
pembinaan ini bersifat lintas sektoral dan multi kompleks yang
menyangkut seluruh aspek kehidupan masyarakat. Sementara itu
perkembangan suatu Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) / Kim Trans
yang dinamis dan faktor ketersediaan dana yang sulit di prediksi,
mengharuskan adanya perencanaan yang berulang setiap tahun (Rolling
Plan). Selanjutnya pada kondisi lokasi yang spesifik, menuntut adanya
1|BAB-1
Penyusunan Rencana Pengembangan Masyarakat Transmigrasi Laporan
Di UPT Botteng Pasembuk Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 Pendahuluan

perencanaan pembinaan yang spesifik pula.


Keberhasilan pengembangan masyarakat di permukiman transmigrasi
sangat tergantung pada pilihan teknologi secara tepat, antara lain
teknologi pengelolaan sumberdaya lahan dan pengolahan tanah. Pada
umumnya, permukiman transmigrasi masih berbasis pertanian, sehingga
perkembangannya masih sangat tergantung pada lahan (land use base).
Dalam konteks ini, tatacara pengelolaan lahan, menjadi hal yang sangat
penting, disamping pilihan komoditas maupun kualitas sumberdaya
transmigran yang ditempatkan di atasnya. Disamping itu usaha tani yang
dilakukan oleh para transmigran sendiri juga masih menggunakan teknik-
teknik yang bersifat tradisional dan masih sangat terbatas. Pada umumnya
satuan permukiman transmigrasi memiliki potensi dan karakteristik
ekonomi, sosial budaya yang beragam sehingga dituntut jenis dan
perlakukan pembinaan yang berbeda. Input pembinaan standar sering
tidak mencukupi pembangunan masyarakat, sehingga diperlukan input
input pembinaan non standar sesuai dengan potensi dan karakteristik
lokasi.
Dengan kondisi faktual disatuan permukiman transmigrasi sebagaimana
diungkapkan diatas diperlukan perencanaan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan pengembangan masyarakat disatuan permukiman transmigrasi.
Perubahan paradigma dari pembinaan dan pengembangan masyarakat
tersebut merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh pelaku dan
institusi perencana program pengembangan masyarakat di permukiman
transmigrasi. Adanya kendala terbatasnya kualitas keilmuan, keterampilan,
pengorganisasian dan perencanaan membuat pelaku dan institusi
perencana program pengembangan masyarakat di permukiman
transmigrasi masih kurang mampu merumuskan secara konseptual dan
strategis perencanaan program pembinaan pengembangan masyarakat di
permukiman transmigrasi dengan perspektif Community Development .
2|BAB-1
Penyusunan Rencana Pengembangan Masyarakat Transmigrasi Laporan
Di UPT Botteng Pasembuk Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 Pendahuluan

Pendekatan pembinaan pengembangan masyarakat di permukiman


transmigrasi yang dilakukan selama ini masih kurang mendorong
partisipasi masyarakat, akibatnya masyarakat transmigran lebih banyak
menunggu dari pada berinisiatif untuk merencanakan kebutuhan mereka
sendiri, sehingga membuat masyarakat transmigran menjadi pasif dan
kurang mampu merumuskan kebutuhan mendasar yang harus mereka
penuhi.
Sesuai dengan konsep pengembangan masyarakat seharusnya masyarakat
transmigran terlibat sejak awal perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian sekaligus penikmat hasil program. Dengan demikian peran
yang diberikan kepada masyarakat transmigran semakin besar, sehingga
potensi masyarakat dapat diberdayakan.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pembinaan
pengembangan masyarakat di permukiman transmigrasi yang spesifik
lokasi, maka perencanaan merupakan langkah awal yang sangat stragtegis
dalam upaya mendorong tercapainya tahapan perkembangan dan tingkat
kesejahteraan masyarakat dipermukiman transmigrasi mulai dari tahapan
penyesuaian, pemantapan dan pengembangan yang spesifik lokasi.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a. Menyusun dokumen Rencana Pengembangan Masyarakat di
Permukiman Transmigrasi dan Rencana Program Tahunan Pembinaan
Pengembangan Masyarakat di Permukiman Transmigrasi untuk 5
(lima) tahun ke depan yang spesifik lokasi.
b. Mengembangkan kemampuan dan menumbuhkan daya kreasi
masyarakat transmigrasi dalam berpartisipasi menyusun rencana
pengembangan komunitasnya dalam berbagai aspek dan variabel
3|BAB-1
Penyusunan Rencana Pengembangan Masyarakat Transmigrasi Laporan
Di UPT Botteng Pasembuk Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 Pendahuluan

ekonomi, sosial dan budaya dalam rangka meningkatkan


kesejahteraan masyarakat dengan fasilitasi dari pemerintah.

1.2.2. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini yaitu :
a. Tersusunnya dokumen Rencana Pengembangan Masyarakat di
Permukiman Transmigrasi dan Rencana Program Tahunan Pembinaan
Pengembangan Masyarakat di Permukiman Transmigrasi untuk 5
(lima) tahun ke depan, yang spesifik lokasi.
b. Terbentuknya masyarakat transmigrasi yang paham dan mampu
menyusun rencana pembinaan pengembangan masyarakat di
permukiman transmigrasi dalam upaya mendorong tercapainya
tingkat perkembangan dan kesejahteraan masyarakat di permukiman
transmigrasi sesuai dengan tahapannya.

1.3. RUANG LINGKUP KEGIATAN


1.3.1 Lingkup Wilayah Kegiatan
a. Batasan areal perencanaan meliputi wilayah UPT/Kimtrans yang

bersangkutan, sesuai dengan batas-batas areal pencadangan


mengacu pada RTSP.
b. Sebagai objek perencanaan pengembangan masyarakat adalah
masyarakat di permukiman transmigrasi

1.3.2 Lingkup Kajian


a. Pengkajian terhadap dokumen RTSP/RTUPT, monografi UPT/Kimtrans
dan data sekunder atau dokumen lainnya yang relevan terhadap
kondisi permukiman transmigrasi saat ini.
b. Pengkajian mendalam terhadap data dan informasi yang terkait
dengan aspek dan variabel sebagai berikut :

4|BAB-1
Penyusunan Rencana Pengembangan Masyarakat Transmigrasi Laporan
Di UPT Botteng Pasembuk Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 Pendahuluan

Pengembangan usaha ekonomi meliputi aspek dan variabel


sebagai berikut :
- Lingkungan dan biofisik (tanah, kesesuaian lahan, topografi,
iklim, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan).
- Legalitas lahan (status lahan, okupasi, tumpang tindih lahan,
kepemilikan lahan).
- Kelembagaan ekonomi (koperasi, KUD, LKM, KUBE, kelompok
tani)
- Pengusahaan lahan pekarangan (LP), maupun lahan usaha (LU)
dan lahan yang akan diverifikasi, jenis komoditas unggulan
yang dikembangkan, pengembangan usaha jasa, industri dan
perdagangan, ketersediaan sarana produksi, alsintan,
pengolahan hasil, jaringan pemasaran, kemitraan dan kerja
sama swasta, fasilitas ekonomi.
- Sarana dan prasarana (kondisi jalan, jembatan, gorong-
gorong, drainase, irigasi, lembaga keuangan, sarana air bersih,
dermaga, pasar, terminal, listrik, pos dan telekomunikasi).
- Pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan usaha
ekonomi.
Pengembangan sosial budaya meliputi aspek dan variabel sebagai
berikut :
- Data Kependudukan (jumlah penduduk, jenis kelamin, usia
produktif).
- Layanan pendidikan,
- Layanan kesehatan dan keluarga berencana / KB,
- Kegiatan keagamaan dan mental spiritual,
- Bantuan catu pangan.
- Kelembagaan sosial (pemerintahan desa, kelompok
masyarakat).
5|BAB-1
Penyusunan Rencana Pengembangan Masyarakat Transmigrasi Laporan
Di UPT Botteng Pasembuk Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 Pendahuluan

- Sarana dan prasarana (sekolah, Pustu, rumah ibadah, lapangan


olahraga).
- Pelatihan (kebutuhan pelatihan yang berkaitan dengan
pengembangan sosial budaya dan kelembagaan masyarakat
dan pemerintah desa).
- Keamanan lingkungan

1.3.3 Teknis Pelaksanaan Kegiatan :


a. Melaksanakan Survei Lapangan (Ground Survei)
- Melakukan pengamatan langsung berkaitan dengan kondisi dan
permasalahan : jenis dan kondisi sarana dan prasarana,
pengambilan sampel tanah dan air (lampiran peta kerja),
pengecekan titik koordinat, pengamatan topografi, pengamatan
usaha tani pada LP, LU I dan LU II (jika sudah diolah),
pengamatan perilaku masyarakat dan lain-lain.
- Identifikasi masalah dan potensi serta kebutuhan masyarakat
dengan pendekatan perencanaan partisipatif melalui teknik
Partisipatory Rural Appraisal (PRA) atau Rapid Rural Appraisal
(RRA) dan Focus Group Discussion (FGD).
- Wawancara mendalam dengan masyarakat (Deep Interview) dan
pengisian kuisioner.
- Melaksanakan perumusan masalah dan perangkingan prioritas
penyelesaian masalah serta menyusun alternatif solusi bersama
masyarakat sampai menghasilkan penetapan pilihan solusi.
- Menyusun formula / rumusan rencana program aksi bersama
masyarakat.
- Menyusun rencana pengembangan masyarakat dan permukiman
- Menyusun rencana program tahunan pembinaan pengembangan
masyarakat di permukiman transmigrasi bersama masyarakat,
6|BAB-1
Penyusunan Rencana Pengembangan Masyarakat Transmigrasi Laporan
Di UPT Botteng Pasembuk Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 Pendahuluan

difasilitasi oleh Pendampingan Tenaga Ahli.


b. Ekspose Rumusan Hasil Lapang (Laporan Sementara) di Kabupaten,
dengan melibatkan stakeholders / jajaran SKPD terkait di Kabupaten.

1.3.4 Presentasi Hasil Kegiatan Penyusunan Renbangmas Kim Trans


a. Presentasi draft laporan pendahuluan di Dinas Nakertrans Provinsi
Sulawesi Barat
b. Presentasi laporan sementara di Dinas Nakertrans Kabupaten
Mamasa
c. Presentasi draft laporan akhir di Pusat (Direktorat Perencanaan Teknis
Pengembangan Masyarakat dan Kawasan, Ditjen P2MKT)

1.4. PENGERTIAN-PENGERTIAN
a. Perencananaan pengembangan masyarakat di permukiman
transmigrasi adalah proses perencanaan pembinaan pengembangan
masyarakat di permukiman transmigrasi yang dilaksanakan dengan
pendekatan partisipatory yang berbasis kebutuhan untuk mendorong
tercapainya tahapan perkembangan dan tingkat kesejahteraan
masyarakat di permukiman transmigrasi, mulai dari tahapan
penyesuaian, tahapan pemantapan dan tahapan pengembangan.
b. Pengembangan masyarakat (Community Development) adalah
membangun dan mengembangkan masyarakat atas dasar
kemampuan sendiri, bersifat partisipatif dan emansipatif. Berdasarkan
kemampuan sendiri berarti terlepas dari ketergantungan pihak lain.
Sifat partisipasif mengandung pengertian bahwa masyarakat turut
serta secara aktif dalam proses kegiatan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian, sedangkan sifat
emansipatif bermakna memberikan kesempatan yang sama kepada
semua anggota masyarakat.

7|BAB-1
Penyusunan Rencana Pengembangan Masyarakat Transmigrasi Laporan
Di UPT Botteng Pasembuk Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 Pendahuluan

c. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk menjadikan


lebih berdaya atau lebih berkemampuan untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri, dengan cara memberikan kepercayaan dan
kewenangan sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawabnya.
d. Pembinaan adalah kegiatan fasilitasi yang meliputi 4 (empat) unsur
pokok yaitu (1) pendampingan dan bantuan stimulan, (2) individu
atau sekelompok masyarakat (sebagai subjek dan objek), (3) sesuatu
yang bersifat kebendaan (sebagai objek) dan (4) peningkatan dan
pengembangan kemampuan seseorang atau sekelompok
masyarakat dan pendaya-gunaan sesuatu (produktivitas).
e. Permukiman transmigrasi adalah satu kesatuan permukiman atau
bagian dari susunan permukiman yang diperuntukkan bagi tempat
tinggal dan tempat usaha transmigran.
f. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk
meningkatkan kesejahteraan dan menetap di kawasan transmigrasi
yang diselengarakan oleh Pemerintah.
g. Transmigran adalah warga Negara Republik Indonesia yang
berpindah secara sukarela ke kawasan transmigrasi.
h. Lokasi Permukiman Transmigrasi adalah lokasi potensial yang
ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi untuk mendukung
pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang
berkembang sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah.

8|BAB-1

Anda mungkin juga menyukai