Anda di halaman 1dari 8

Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat Transmigrasi

Kabupaten Ketapang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Transmigrasi merupakan salah satu program kependudukan yang telah

lama dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Secara kontekstual

tujuan pelaksanaan transmigrasi adalah untuk penyebaran penduduk secara

merata di Indonesia, pemanfaatan sumber daya alam di daerah yang masih

jarang penduduknya dengan menggunakan sumber daya yang berasal dari

daerah luar. Dengan demikian maka diharapkan kesejahteraan masyarakat

lokal dapat meningkat. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa

program transmigrasi memiliki tujuan yang mulia bagi kemanusiaan di

Indonesia secara umum.

Transmigrasi sebagai salah satu program kependudukan di Indonesia,

dalam pelaksanaannya telah menunjukkan berbagai keberhasilan, baik dari

sisi peningkatan kesejahteraan transmigran, penciptaan kesempatan kerja,

maupun dari sisi pembangunan desa-desa baru ataupun pusat pertumbuhan.

Di daerah asal, kontribusi pembangunan transmigrasi terutama dalam

mengatasi keterbatasan peluang kerja dan berusaha maupun mendukung

pembangunan beberapa infrastruktur strategis.

Sejarah transmigrasi di Indonesia dimulai sejak dilaksanakannya

kolonisasi oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1905. Kebijakan kolonisasi

penduduk dari pulau Jawa ke luar Jawa dilatarbelakangi oleh:

I-1
Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat Transmigrasi
Kabupaten Ketapang

(1) Melaksanakan salah satu program politik etis, yaitu emigrasi untuk

mengurangi jumlah penduduk pulau Jawa dan memperbaiki taraf kehidupan

yang masih rendah. (2) Pemilikan tanah yang makin sempit di pulau Jawa

akibat pertambahan penduduk yang cepat telah menyebabkan taraf hidup

masyarakat di pulau Jawa semakin menurun. (3) Adanya kebutuhan

pemerintah kolonial Belanda dan perusahaan swasta akan tenaga kerja di

daerah-daerah perkebunan dan pertambangan di luar pulau Jawa.

Pengaruh depresi ekonomi dalam memperlancar kolonisasi cukup

signifikan. Kolonisasi juga dapat terus berlanjut hanya dengan sedikit

bantuan finasial dari pemerintah. Mereka yang tertarik pindah hanya

diberikan pinjaman uang 22-25 gulden setiap keluarga untuk biaya

transportasi, pembelian alat-alat pertanian, yang harus dikembalikan dalam

jangka waktu 2-3 tahun. Di tempat yang baru pemerintah hanya memberikan

lahan secara gratis untuk diolah. Sejak tahun 1930 terjadi arus perpindahan

penduduk dari pulau jawa ke luar Jawa melalui kolonisasi secara besar-

besaran.

Pada masa orde lama, ada pengkategorian transmigrasi, sehingga dikenal

istilah transmigrasi umum, transmigrasi keluarga, transmigrasi biaya sendiri,

dan transmigrasi spontan. Dalam sistem transmigrasi umum segala keperluan

transmigran, sejak pendaftaran sampai di lokasi menjadi tanggungan

pemerintah. Pemerintah juga menanggung biaya hidup selama delapan bulan

pertama, bibit tanaman, serta alat-alat pertanian. Selain tujuan demografis,

sesuai dengan Undang-undang No. 20/1960, tujuan transmigrasi adalah

I-2
Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat Transmigrasi
Kabupaten Ketapang

untuk meningkatkan keamanan, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat,

serta mempererat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada masa orde baru, tujuan utama transmigrasi tidak semata-mata

memindahkan penduduk dari pulau Jawa ke luar Jawa, namun ada

penekanan pada tujuan memproduksi beras dalam kaitan pencapaian

swasembada pangan. Pembukaan daerah transmigrasi diperluas ke wilayah

Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi, bahkan sampai ke Papua.

Tujuan utama transmigrasi semakin berkembang ke arah tujuan-tujuan

non-demografis lainnya. Undang-Undang No. 3 Tahun 1972 menyatakan

tujuan transmigrasi adalah: peningkatan taraf hidup, pembangunan daerah,

keseimbangan penyebaran penduduk, pembangunan yang merata keseluruh

Indonesia, pemanfaatan sumber-sumber alam dan tenaga manusia; kesatuan

dan persatuan bangsa serta memperkuat pertahanan dan ketahanan

nasional.

Saat ini orientasi transmigrasi mengalami pergeseran ke arah

pembangunan wilayah, permukiman transmigrasi didesain untuk ditumbuh

kembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan. Berdasarkan komitmen

nasional, demokratisasi menjadi kebutuhan dalam pembangunan nasional di

segala bidang kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Konsekuensi dari komitmen tersebut, dalam tata pemerintahan telah terjadi

perubahan pendekatan yang semula sentralistik menjadi desentralistik

dengan menganut asas otonomi dan tugas pembantuan, yang memberikan

kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah untuk menjalankan

I-3
Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat Transmigrasi
Kabupaten Ketapang

fungsi-fungsi pemerintahan dan pembangunan. Sejalan dengan itu, proses

demokratisasi membuka ruang yang lebih luas bagi masyarakat termasuk

badan usaha untuk berperan serta dalam pelaksanaan pembangunan.

Desentralisasi telah menjadi sumber dari tekanan domestik untuk

memperbaharui program transmigrasi. Penerapan otonomi daerah selain

menyebabkan pergeseran kewenangan pada penyelenggaraan transmigrasi,

juga mengharuskan pelaksanaan transmigrasi sepenuhnya disesuaikan

dengan karakteristik dan kondisi spesifik daerah.

Dengan demikian arah perubahan Ketransmigrasian di era otonomi

daerah berdasarkan UU No. 29 Tahun 2009, tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 1997 yaitu (1) menegaskan peran Pemerintah

Daerah sebagai pemrakarsa dan penanggung jawab pelaksanaan transmigrasi

di daerahnya, (2) mendorong peran serta masyarakat dan swasta dalam

pelaksanaan pembangunan transmigrasi.

Tujuan transmigrasi sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 15 Tahun

1997 tentang Ketransmigrasian, yang kemudian diubah melalui UU Nomor 29

Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997

tentang Ketransmigrasian. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan tujuan

transmigrasi adalah untuk (1) meningkatkan kesejahteraan transmigran dan

masyarakat sekitar, (2) meningkatkan pemerataan pembangunan daerah,

dan (3) memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

I-4
Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat Transmigrasi
Kabupaten Ketapang

Pengembangan masyarakat transmigrasi diarahkan untuk mencapai

kesejahteraan, kemandirian, integrasi transmigran dengan penduduk sekitar,

dan kelestarian fungsi lingkungan secara berkelanjutan.

Pembangunan transmigrasi merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional dan daerah sebagai upaya untuk mempercepat

pembangunan terutama di kawasan yang masih terisolir atau tertinggal yang

sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan para transmigran dan

masyarakat sekitarnya. Untuk itu maka perencanaan permukiman

transmigrasi harus sejalan dengan tata ruang wilayah baik itu Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) maupun Rencana Tata Ruang

Kabupaten/Kota (RTRWK).

Penyelenggaraan transmigrasi hanya ada di Indonesia dan sangat relevan

menjadi solusi bagi pembangunan NKRI. Visi transmigrasi kedepan adalah

menjadikan transmigrasi memiliki keunggulan wilayah dan masyarakat di

kawasan transmigrasi yang harmonis, tangguh dan sejahtera. Reorientasi

konsep transformasinya ke perpindahan sukarela dengan berpinsip menjaga

keharmonisan budaya, serta mengarah pada pemenuhan kebutuhan hidup

guna meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitar.

Kabupaten Ketapang merupakan salah satu daerah tujuan program

transmigrasi. Bedasarkan data yang dihimpun oleh Dinas tenaga kerja dan

transmigrasi kabupaten Ketapang, program transmigrasi di Kabupaten

Ketapang dimulai sejak tahun 1986 menyebar di 10 kecamatan dan 53 UPT

(Unit Pemukiman Transmigrasi) dengan jumlah 17.588 KK dan 71.601 jiwa.

I-5
Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat Transmigrasi
Kabupaten Ketapang

Sampai dengan tahun 2017 yang masih menjadi kewenanan dan pembinaan

oleh pemerintah pusat sebanyak 2 UPT yang terletak di Desa Sungai Pelang

dan Desa Sungai Besar kecamatan Matan Hilir Selatan, sedangkan 51 UPT

telah menjadi kewenangan daerah karena telah menjadi desa definitif. Pada

Tahun 2018 direncanakan akan membangun lokasi Transmigrasi di

kecamatan Kendawangan dan kecamatan Tumbang Titi.

Dalam rangka mewujudkan misi Pemerintan Kabupaten Ketapang “

Melaksanakan Kepemerintahan Yang Baik” maka pemerintah Kabupaten

Ketapang memberi perhatian pada perkembangan masyarakat transmigrasi

pasca pembinaan oleh Pemerintah Pusat. Sehubungan dengan itu perlu

dilakukan pengkajian terhadap perkembangan masyarakat transmigrasi yang

ada di kabupaten ketapang sejak tahun 1982 maupun yang masih dalam

pembinaan Pemerintah Pusat, untuk pijakan perencanaan pengembangan

masyarakat transmigrasi menuju Ketapang Maju dan Sejahtera.

1.2. Landasan Hukum


Landasan hukum penyelenggaraan Transmigrasi adalah :
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang ketransmigrasian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun
2009;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 tentang pelaksanaan
Undang-undang Nomor 15 tentang ketransmigrasian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009;
3. Perpres Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi;

I-6
Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat Transmigrasi
Kabupaten Ketapang

4. Permen Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 Tentang


struktur Organisasi dan Tata kerja Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.
1.3. Maksud
Mengkaji perkembangan masyarakat transmigrasi pasca pembinaan dan

sedang dibina oleh Pemerintah Pusat untuk bahan rekomondasi

perencanaan pengembangan masyarakat transmigrasi secara

keseluruhan.

1.4. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dan identifikasi
masalah di atas maka Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat
Trasmigrasi Kabupaten Ketapang bertujuan :
1. Tersusunnya dokumen data dan informasi tentang kondisi
perkembangan masyarakat transmigrasi existing.
2. Tersusunnya rekomendasi strategi pengembangan Masyarakat
Transmigrasi Kabupaten Ketapang.
1.5. Manfaat
Sebagai dasar pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Ketapang dalam

membuat arah kebijakan, program, dan aksi Pengembangan Masyarakat

Transmigrasi Kabupaten Ketapang.

1.6. Batasan Masalah

Batasan masalah pada Kajian Pengembangan Masyarakat Transmigrasi

Kabupaten Ketapang yaitu Bidang Ekonomi, Bidang Sosial dan Budaya,

Bidang Mental Spiritual, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Kelembagaan Pemerintahan.

I-7
Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat Transmigrasi
Kabupaten Ketapang

1.7. Sistematika Penulisan


Kajian Strategis Pengembangan Masyarakat Transmigrasi Kabupaten
Ketapang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan tentang latar belakang, Landasan Hukum, Maksud, Tujuan
dan Manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM


Bab ini memaparkan kajian teoritis mengenai pengertian pengembangan
masyarakat transmigrasi dan sejarah singkat transmigrasi di Indonesia.

BAB III LINGKUP PENELITIAN


Bab ini memaparkan lingkup yang mejadi objek penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN


Bab ini memaparkan mengenai data hasil dari observasi dan wawancara di
lapangan.

BAB V PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan analisis dari hasil observasi dan wawancara di lapangan.

BAB VI PENUTUP
Bab ini memaparkan mengenai Kesimpulan dan Saran dari hasil analisis
penelitian.

I-8

Anda mungkin juga menyukai