A.
Pengertian Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat penduduknya
ke area wilayah pulau lain yang penduduknya masih sedikit atau belum ada penduduknya
sama sekali. Transmigrasi di Indonesia biasanya diatur dan didanai oleh pemerintah
kepada warga yang umumnya golongan menengah ke bawah. Sesampainya di tempat
transmigrasi para transmigran akan diberikan sebidang tanah, rumah sederhana dan
perangkat lain untuk penunjang hidup di lokasi tempat tinggal yang baru.
Tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk
di pulau Jawa, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi
kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua,
Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Kritik mengatakan bahwa pemerintah Indonesia
berupaya memanfaatkan para transmigran untuk menggantikan populasi lokal, dan untuk
melemahkan gerakan separatis lokal. Program ini beberapa kali menyebabkan
persengketaan dan percekcokan, termasuk juga bentrokan antara pendatang dan
penduduk asli setempat.
Seiring dengan perubahan lingkungan strategis di Indonesia, transmigrasi dilaksanakan
dengan paradigma baru sebagai berikut:
Mendukung ketahanan pangan dan penyediaan papan
Mendukung kebijakan energi alternatip (bio-fuel)
Mendukung pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia
Mendukung ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan
Menyumbang bagi penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan
Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya
untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down
dari Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim transmigran
dengan daerah tujuan transmigrasi. Penduduk setempat semakin diberi kesempatan besar
untuk menjadi transmigran penduduk setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai
50:50 dengan transmigran Penduduk Asal (TPA).
Dasar hukum yang digunakan untuk program ini adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (sebelumnya UU Nomor 3
Tahun 1972)dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi (Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973), ditambah
beberapa Keppres dan Inpres pendukung. Syarat untuk menjadi Transmigran :
Warga Negara Indonesia adalah setiap warga negara yang berdomisili di wilayah
Negara Republik Indonesia.
Berkeluarga dibuktikan dengan Surat Nikah dan Kartu Keluarga.
Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk
(KTP), kecuali diatur lain dalam perjanjian kerjasama antar daerah.
Belum pernah bertransmigrasi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari
Kepala Desa/Lurah dimana pendaftar berdomisili.
Berbadan sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.
Memiliki keterampilan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber
daya yang tersedia di lokasi tujuan sebagaimana diatur dalam perjanjian
kerjasama antar daerah.
Menandatangani Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan kewajiban sebagai
transmigran.
Lulus seleksi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Lulus dari Tim yang
diberikan wewenang untuk melaksanakan seleksi.
Transmigrasi umum
Transmigrasi khusus
Transmigrasi lokal
Transmigrasi lokal adalah transmigrasi dari suatu daerah ke daerah lain dalam provinsi
yang sama. Contohnya adalah perpindahan penduduk antar kabupaten di Lampung dan di
Kalimantan Timur.
e) Transmigrasi spontan
Transmigrasi spontan adalah transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas kesadaran,
kemauan, dan biaya sendiri. Apabila transmigran mengajukan permohonan, pemerintah
akan memberi bantuan berupa tanah yang belum dibuka seluas dua hektar, tanah tersebut
masih berupa hutan.
f)
Transmigrasi swakarsa
Transmigrasi swakarsa adalah transmigrasi semacam transmigrasi spontan. Jadi,
pembiayaan sebagian atau seluruhnya ditanggung oleh transmigran dan dapat pula
pembiayaan dari pihak lain yang bukan pemerintah. Untuk pelaksanaannya pemerintah
memberi petunjuk dan bimbingan kepada para transmigran. Di tempat tujuan mereka
mendapat lahan pekarangan seluas seperempat hektar setiap keluarga. Dalam Repelita V
telah dikembangkan beberapa jenis transmigrasi swakarsa yang pelaksanaannya
mendapat prioritas, di antaranya sebagai berikut.
Transmigrasi Swakarsa PIR (Perkebunan Inti Rakyat)
Transmigrasi ini diarahkan pada pengembangan perkebunan dengan
menggunakan perkebunan besar sebagai perkebunan inti yang membantu dan
membimbing perkebunan rakyat. Dengan demikian, akan terbentuk kerja sama
yang menguntungkan antara perkebunan rakyat dengan perkebunan besar, hasil
dari perkebunan transmigran ditampung, diolah, dan dipasarkan oleh perkebunan
besar. Pola transmigrasi swakarsa PIR telah dilaksanakan di Sumatra dan
Kalimantan di daerah perkebunan karet dan kelapa sawit.
C.
D.
Program Transmigrasi memang unik dan sangat khas di Indonesia. Dalam program ini,
pemerintah secara aktif terlibat langsung dalam memindahkan penduduk dalam jumlah
besar, menyeberangi lautan dan berlangsung terus menerus dalam waktu cukup lama.
Salah satu peranan program transmigrasi yang menonjol ialah pemanfaatan sumberdaya
alam yang tersedia dan penyaluran potensi sumberdaya manusia dalam rangka
peningkatan kesejahteraan dan pembangunan wilayah. Program transmigrasi juga
merupakan kegiatan investasi, baik dalam bentuk human insvesment maupun capital
insvesment.
Sebagai proyek invesment, program transmigrasi memberikan dampak positif dalam
bentuk peningkatan kualitas dan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya.
Sebagai capital invesment transmigrasi memberikan dampak positif terhadap peningkatan
PDRB wilayah.
Secara umum program transmigrasi berdampak sangat luas terhadap pembangunan
wilayah, dilihat dari sudut tata ruang wilayah melalui permukiman wilayah-wilayah
terisolasi, serta pemanfaatan ruang wilayah maupun dalam bentuk pembangunan
ekonomi wilayah.
Sebagai gambaran umum pemindahan / penempatan penduduk dari Jawa ke luar Jawa
yang lebih menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan pembangunan transmigrasi, dibidang
human insvesment (penempatan transmigran) pada daerah transmigrasi dapat dibagi
menjadi 5 (lima) tahap, yaitu; Pada tahap Kolonisasi yang dimulai pertama kali pada
tahun 1905 yaitu pada bulan Nopember mulai diberangkatkan sejumlah 155 KK yang
berasal dari Karesidenan Kedu Jawa Tengah menuju Tanjung Karang - Lampung. Pada
tahap Kolonisasi (1905 - 1942) telah dipindahkan penduduk dari Pulau Jawa sebanyak
60.155 KK menuju sembilan propinsi di luar Pulau Jawa. Pada tahap Pra-PELITA (1950 1968) telah dipindahkan / ditempatkan sebanyak 98.631 KK, pada tahap PELITA satu
sampai dengan PELITA enam (1969 - 1998) telah ditempatkan sebanyak 1.808.823 KK ,
pada Tahun 2000 telah ditempatkan 6.756 KK, pada tahun 2001 ditempatkan sebanyak
22.609 KK, tahun 2002 ditempatkan sebanyak 23.907 KK, tahun 2003 ditempatkan
sebanyak 19.678 KK, tahun 2004 ditempatkan sebanyak 14.821 Kk dan pada tahun 2005
ditempatkan 619 KK.
KESIMPULAN
Bahwa Transmigrasi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila dalam upaya mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Bahwa Penyelenggaraan Transmigrasi
dilaksanakan sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan peran serta
masyarakat, pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa melalui persebaran penduduk yang seimbang dengan daya dukung alam
dan daya tampung lingkungan serta nilai budaya dan adat istiadat
masyarakat.Transmigrasi dilaksanakan sebagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam
mengatasi masalah di kota besar yang timbul akibat terlalu banyaknya pekerja yang
migrasi dari pedesaan.