Anda di halaman 1dari 54

KTSP

Tahun 2016-2017

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


DINAS PENDIDIKAN
UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH BARAT
SEKOLAH DASAR NEGERI 1 RAHAYU
Jln M. Wijayapraja No. 4. Kel. Sambongpari Kec. Mangkubumi 46181
Sdn_Rahayu1@yahoo.co.id
LEMBAR PENGESAHAN

Berdasar kepada hasil musyawarah TIM penyusun KTSP SDN 1 Rahayu


dan memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini
Kurikulum SDN 1 Rahayu disahkan untuk diberlakukan mulai tahun
pelajaran 2016/2017.

Tasikmalaya, Juli 2016


Menyetujui, Yang mengesahkan,
Komite Sekolah Kepala SDN 1 Rahayu

H. ENDANG SURYAMAN NINA HERLINA,S.Pd,M.Si


NIP. 19601230 198201 2 022

Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya

Drs. H.ACHDIAT SISWADI,M.P


NIP. 19610220 198603 1 006
KEPUTUSAN KEPALA SDN RAHAYU
Nomor : 421.2/Kep.023/SD-117/VII/2016
Tentang
SUSUNAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JABATAN NAMA/NIP TUGAS

Penanggung
H. Endang Suryaman, BA. Komite Sekolah
Jawab

Nina Herlina, S.Pd. M.Si


Ketua Kepala Sekolah
19601230 198201 2 022

Irwansyah, S.Pd.
Skretaris Guru Kelas II
198304142009021004

Nunung Siti Sumarsih, S.Pd.


Bendahara Guru Kelas II
195710271978032005

Dadang Suryaman, S.Pd.


Anggota Guru PJOK
196701021988031007

YENI SURYANI, A.Ma.


Guru Kelas V A
195606141977032002
ELIN DARLINA, S.Pd.
Guru Kelas VI A
196210211982042005

HJ. ETTY ROHAYATI, S.Pd.


Guru Kelas III
196107161983052003

ENENG HARTATI, S.Pd.


Guru Kelas IV A
196010081986092001

KURNIAWATI, A.Ma.
Guru PAI
195610281984122002

YUYUN YUNIATI, S.Pd


Guru Kelas V B
1967060119861022001

ECIN KURAESIN, S.Pd.


Guru Kelas III C
196804152000032005

RENA ANDRIANA, S.Pd.


Guru Kelas I B
198711232011012003

IIS ISTIKOMAH, S.Pd. Guru Kelas IV B


196906152006042009

PIPIH SOPIAH, S.Pd.


Guru Kelas I A
196804012006042010

ALDY JULIANSYAH, S.Pd.


Guru Kelas VI A
198707292009021003

Mala Nurmala, S.Pd. Guru Sukwan

Shinta Dwi Widya Astuti, S.Pd. Guru Sukwan

Arief Lutfhi, S.Pd. Guru Sukwan

Dra. Hj. EKA SUGIARTI, M.Pd.


Nara Sumber PengawasSekolah
NIP 195704071976012002

Tasikmalaya, 2016
Kepala Sekolah,

Nina Herlina, S.Pd. M.Si.


NIP. 19601230 198201 2 022
REKOMENDASI
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SEKOLAH
DASAR
DINAS PENDIDIKAN KOTA TASIKMALAYA
-------------------------------------------------------------------------------------------
----------------

Setelah memeriksa dokumen kurikulum yang ditetapkan/disahkan oleh,


Satuan Pendidikan : SDN 1 Rahayu
Alamat : Jln. M.Wijaya Praja. No 4 Kec. Mangkubumi
Dengan menggunakan instrumen validasi/telaah KTSP, bersama ini kami:
Nama : Dra. Hj. EKA SUGIARTI, M.Pd.
NIP : 195704071976012002
Jabatan : Pengawas TK/SD UPT Dinas Pendidikan Wilayah
Barat
Memberikan pertimbangan/rekomendasi kepada Kurikulum SDN 1
Rahayu
Tersebut :
1. Dapat direkomendasikan tanpa syarat

2. Dapat direkomendasikan dengan syarat untuk


perbaikan/penyempurnaan

3. Belum dapat direkomendasikan

Dengan alasan :
1. Semua unsur KTSP terpenuhi dengan lengkap

2. Unsur KTSP terpenuhi tetapi kurang lengkap

3. Unsur KTSP tidak lengkap

Demikian pernyataan kami buat sebagai bahan


pertimbangan/rekomen
dasi ditetapkannya kurikulum SDN 1 Rahayu
Tasikmalaya, Juli 2016
Pengawas Pembina

Dra. Hj. EKA SUGIARTI, M.Pd.


NIP: 195704071976012002
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, kami panjatkan puji syukur ke hadirat


Tuhan Yang Maha Esa. Atas kehendak-Nya jua, kami masih
diberi kesempatan untuk mengabdikan diri demi kemajuan
pendidikan anak negeri. Rasa terima kasih yang mendalam
tak lupa kami sampaikan kepada Bapak/Ibu Guru, yang
telah memberi kepercayaan kepada kami sebagai
penulis, dengan menggunakan buku-buku hasil karya kami.
Sebagai ungkapan terima kasih tersebut, kami mencoba
memberikan nilai lebih terhadap buku-buku kami. Salah
satunya berupa Model KTSP.
Model KTSP ini dikembangkan berdasarkan rambu-
rambu dan pedoman yang ditetapkan oleh BSNP (Badan
Standar Nasional Pendidikan). Sesuai judulnya, Model KTSP ini
hanya merupakan alternatif bagi Bapak/Ibu Guru sekalian.
Harapan kami, Model KTSP yang kami susun ini dapat menjadi
pedoman bagi Bapak/Ibu Guru dalam menyusun KTSP yang
sesuai dengan kondisi sekolah dan potensi daerah masing-
masing.
Akhirnya, kami mengharapkan saran dan masukan
untuk perbaikan Model KTSP ini. Mudah-mudahan, apa yang
kami persembahkan ini dapat bermanfaat bagi Bapak/ Ibu
Guru dalam memajukan pendidikan anak-anak bangsa.

Tasikmalaya, Juli 2016

Tim Penyusun KTSP


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................
TIM PENYUSUN KTSP ........................................................................
REKOMENDASI...................................................................................
.
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar

Belakang.................................................................................
B. Landasan ...............................................................................
C. Tujuan Pengembangan KTSP....................................................

D. Prinsip Pengembangan KTSP....................................................

BAB II TUJUAN...................................................................................
A. Tujuan Pendidikan Dasar..........................................................

B. Visi

Sekolah...................................................................................
C. Misi

Sekolah...................................................................................
D. Tujuan Sekolah.......................................................................

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM................................


A. Struktur
Kurikulum...............................................................................
1. Struktur Kurikulum Nasional...........................................
2. Struktur kurikulum SDN..................................................
B. Muatan Kurikulum...................................................................
1. Mata Pelajaran Nasional.................................................
2. Muatan Lokal.................................................................
3. Pengembangan Diri.......................................................
4. Pendidikan Kecakapan Hidup..........................................
5. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.............
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan.........................................
7. Beban Belajar................................................................
8. Penilaian.......................................................................
9. Ketuntasan Belajar.........................................................
10. Pendidikan karakter dan budaya bangsa..........................

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN.......................................................


LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Profil Sekolah ...................................................................................
B. Kalender Pendidikan..........................................................................
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan


mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan kerangka
dasar Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi
(SK), dan Kompetensi Dasar (KD).

KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan


dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Pengembangannya harus berdasarkan satuan pendidikan, potensi
daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat
setempat dan peserta didik.

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32


tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan
otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat
sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi
pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada
satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan
nasional dan Pasal 35 mengenai standar nasional pendidikan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah harus segera
dilaksanakan. Bentuk nyata desentralisasi pengelolaan pendidikan
adalah diberikannya kewenangan kepada satuan pendidikan untuk
mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan,
seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan
maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.

Satuan pendidikan merupakan pusat pengembangan budaya.


KTSP ini mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di
sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya: religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial
dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan
terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya
sekolah.

B. Landasan Penyusunan KTSP


1. Landasan Filosofis

Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari


nilai-nilai budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa
Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber dari
Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang
mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam
pengembangan kurikulum sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus,
kewaktuan, kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan
dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan dalam penentuan
Struktur Kurikulum sekolah ini.

2. Landasan Yuridis

Secara yuridis KTSP ini dikembangkan berdasarkan:


Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia dan Pasal 32 ayat (1), Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara
dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, Pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Pasal 36 ayat (2), Kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah,
dan peserta didik. Pasal 38 ayat (2), Kurikulum pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 17 ayat (1), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat
setempat, peserta didik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007
tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan
nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan, Satuan pendidikan dapat
mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat
Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional bersama unit terkait.

C. Tujuan Penyusunan KTSP

KTSP ini disusun sebagai pedoman bagi komunitas sekolah dalam


menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-
prinsip pendidikan.

D. Prinsip Pengembangan KTSP

Pengembangan KTSP ini berpedoman pada prinsip-prinsip berikut


ini.

1. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan


kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik, dan
tuntutan lingkungan, serta budaya dan karakter bangsa.
Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat
pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan
diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara
dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar
semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
BAB II.
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi


peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah
Terwujudnya anak didik yang terampil, bertakwa, berbudi
pekerti luhur serta peningkatan profesionalisme guru.

C. Misi Sekolah
a. Memberikan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Memupuk / menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap
sesama manusia dan lingkungannya
c. Membiasakan siswa hidup bersih
d. Menerapkan sikap disiplin dan bertanggung jawab
e. Mengembangkan nilai nilai budi pekerti luhur
f. Meningkatkan profesionalisme guru / personil
D. Tujuan Sekolah

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan
dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah
sebagai berikut ini.
1. Meningkatkan prilaku budi pekerti luhur
2. Meningkatkan Imtak dan Iptek
3. Meningkatkan keterampilan siswa dengan bakat serta
minat
4. Meningkatkan kepribadian seutuhnya
5. Mempersiapkan siswa untuk melannjutkan pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi (Wajar 9 tahun)
6. Meningkatkan Profesionalisme personal
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
1. Struktur Kurikulum Nasional
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran
yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun
mulai kelas I sampai dengan kelas VI. Struktur kurikulum SD
disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 1 : Sturktur Kurikulum SD

Alokasi Waktu
No KOMPONEN Kelas
1 2 3 4 5 6
A. Mata Pelajaran
1 PAI 3 3 3
2 Pendidikan Kwarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 5 5 5
Pendekatan Tematik

4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7 Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
8 4 4 4
Kesehatan
B. Muatan Lokal 4 4 4
C. Pengembangan Diri 2 2 2
Jumlah Jam Per Minggu 26 27 28 34 34 34
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa
Struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi lima
kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kelompok mata pelajaran estetika.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
2. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pada struktur kurikulum SDN 1 Rahayu berisi sejumlah mata
pelajaran yang harus disampaikan kepada siswa. Jenis program
pendidikan meliputi sejumlah mata pelajara yang wajib diikuti
seluruh siswa dan program pilihan meliputi pelajaran yang
berbasis keunggulan seperti mata pelajaran muatan lokal.
Dalam menyesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia,
SDN 1 Rahayu menambah maksimum 4 jam pembelajaran
perminggu, yakni untuk Kls 1, 2, 3 calistung 2 jam dan untuk Kls
4, 5, 6 Matematika 1 jam, Bahasa Indonesia 1 jam, dan Bahasa
Inggris 2 Jam.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, struktur Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan SDN 1 Rahayu pada halaman
berikutnya.
Tabel 2 : Sturktur Kurikulum SDN 1 RAHAYU.

Alokasi Waktu
No KOMPONEN Kelas
1 2 3 4 5 6
A. Mata Pelajaran
1 PAI 3 3 3
2 Pendidikan Kwarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 5 5 5
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

Pendekatan Tematik
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7 Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
8 4 4 4
Kesehatan
B. Muatan Lokal
Wajib : Bahasa Sunda 2 2 2
Pilihan : Bahasa Inggris 2 2 2
Wajib : PLH 2 2 2
C. Pengembangan Diri
Kesenian
Jumlah Jam Per Minggu 30 31 32 36 36 36
Keterangan
1. 1 (satu) Jam pelajaran alokasi waktu 35 menit
2. Kelas 1, 2, dan 3 pendekatan Tematik
3. Kelas 4, 5, dan 6 pendekatan Mata Pelajaran
4. Sekolah dapat memasukkan pendidikan yang berbasis
keunggulan lokal dan global, yang merupakan bagian dari
mata pelajaran yang diunggulkan.
5. Mengenai pembelajaran tematis sekolah dapat menentukan
alokasi waktu per mata pelajaran sedangkan dalam PBM
menggunakan pendekatan tematis.
Penambahan jam pembelajaran mempertimbangkan
kebutuhan siswa dalam memcapai kompetensi, di samping
memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting yang
tidak terdapat pada standar isi. Dengan adanya penambahan
waktu, satuan pendidikan diperkenankan mengadakan
penyesuaian-penyesuain yang mengacu kepada Visi dan Misi
Sekolah.

Tabel 3. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran


Kelompok Mata
No. Cakupan
Pelajaran

1. Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak


Mulia mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan
dari pendidikan agama.
Kelompok Mata
No. Cakupan
Pelajaran

2. Kewarganegaraan dan
Kepribadian Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian diaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan
status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk
wawasan kebangsaan, jika dan patriotisme bela
negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, sikap
serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan


Teknologi dan teknologi pada SDN 1 RAHAYUPaket A
dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta menanamkan kebiasaan berpikir dan
berprilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan
mandari.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksdkan


untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun
dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
Kelompok Mata
No. Cakupan
Pelajaran

5. Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan


Kesehatan kesehatan pada SDN 1 RAHAYUPaket A
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta menanamkan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk
kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang
bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbatasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, mutaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah

Selanjutnya dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19


Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan pula
bahwa :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SDN
1 Rahayu , dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan
dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
pada SDN 1 Rahayu dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa,
seni dan budaya, dan pendidikan jasmani
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada SDN 1 Rahayu dilaksankan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, keterampilan/kejujuran,dan muatan
lokal yang relevan.
4. Kelompok mata pelajaran estetika pada SDN 1 Rahayu
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni
dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan
pada SDN 1 Rahayu dilaksankan melalui muatan dan/atau
kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengatahuan alam, dan muatan lokal yang
relevan.

3. Muatan Kurikulum
Muatan KTSP SDN 1 Rahayu meliputi sejumlah mata
pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa
pada satuan pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah
mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan
diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan
diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Satandar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman
muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan diuntungkan
dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai
dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud
terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar.
a) Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan
yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai beban belajar
melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar
pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan
kedalaman pada masing-masing tingkat satuan
pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran
tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing
mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang
tersedia di sekolah.Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri
dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satua
pendidikan.
1. Pendidikan Agama Islam
Tujuan :
Menumbuhkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah SWT;
Mewujudkan manusia Indonesia yang taat
beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia
yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi,
menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab,
bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti korupsi.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lainnya.
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006.

3. Bahasa Indonesia
Tujuan
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai
dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis.
Menghargai dn bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara
Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
Menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial.
Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006.

4. Matematika
Tujuan:
Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran Matematika dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006.

5. Ilmu Pengetahuan Alam


Tujuan:
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi
dan masyarakat.
Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memacahkan masalah
dan membuat keputusan.
Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta
dalam memlihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran IPA dapat dilihat pada lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

6. Ilmu Pengetahuan Sosial


Tujuan:
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memcahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-
nilai sosial dan kemanusiaan.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan bekompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran IPS dapat dilihat pada lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
7. Seni Budaya dan Keterampilan
Tujuan :
Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan
keterampilan.
Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
dan keterampilan.
Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan
keterampilan.
Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan
keterampilan dalam tingkat lokal, regional,
maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006.

8. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan


Tujuan :
Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri
dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang
terpilih.
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak
dasar.
Meletakan landasan karakter moral yang kuat
melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di
dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan
demokratis.
Mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk
mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta
memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

B. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang dalam disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada .Subtansi mauatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan.Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga sekolah
harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.Sekolah dapat
menyelenggarakan satu jenis muatan lokal atau dua jenis muatan
lokal satu tahun.
a. Bahasa Sunda
Tujuan :
Mengembangkan kemampuan dan keterampilan
berkomunikasi siswa dengan menggunakan bahasa Sunda.
Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya
sastra Sunda.
Memupuk tangungjawab untuk melestarikan hasil kreasi
budaya Sunda sebagai salah satu unsur kebudayaan
nasional.

b. Bahasa Inggris
Tujuan :
Mengenalkan bahasa inggris sebagai bahasa komunikasi
internasional.
Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan dalam rangka
menyongsong era globalisasi.

C. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang
harus diasuh oleh guru.Pengembangan diri bertujuan memeberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat,dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor,guru,atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar,dan
pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak
kuantitatif seperti pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan
Pengembangan Diri dilakukan dengan cara :
a. Identifikasi
Daya dukung dan potensi
Bakat dan minat siswa.
b. Pemetaan
Jenis layanan pengembangan diri
Petugas yang melayani
Siswa yang dilayani
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara
penyusunan Program (Standar kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok, Indikator, Kegiatan
Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar).
Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
Monitoring Pelaksanan
Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis,
valid, transparan dan akuntable)
Pelaporan : Umum dalam format raport
Rinci dalam buku laporan pengembangan
diri.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti :
1. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan
antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta kegiatan ekstrakurikuler.

Pengembangan diri di sekolah meliputi program seperti pada tabel


1. Kepramukaan

Tujuan Ruang Lingkup Metode Penilaian


Tujuan ekstrakurikuler Ruang lingkup Game Tes tertulis
pendidikan Curah Tes lisan
kepramukaan di SDN 1
kepramukaan di gagasan Pengamatan
Rahayu adalah : SDN 1 Rahayu Ceramah Unjuk kerja
meliputi : Diskusi Portofolio
1. Membentuk manusia
1. Sejarah Penugasan Kuis
Indonesia yang kepramukaan Pengamatan Performance
2. AD/ART Tanya jawab
berkepribadian baik,
3. Lambang Penjelajahan
berwatak luhur, tinggi Pramuka Kerja
4. Permainan kelompok
mental dan moral, kuat
5. Nyanyian
beragamanya, cerdas dan 6. SKU
7. SKK
tangkas, sehat jasmani dan
8. Tekpram
rohaninya. 9. Kecakapan
10. Simbol-simbol
2. Membentuk warga negara
dalam
yang berpancasila, setia kepramukaan
dan patuh pada Negara
Kesatuan Repoblik
Indonesia, sanggup dan
mampu menyelenggarakan
pembangunan bangsa dan
negara.

2. Kesenian
Tujuan Ruang Lingkup Metode Penilaian
Tujuan ekstrakurikuler Ruang lingkup Demontrasi Performance
kesenian di SDN 1 kegiatan Ceramah Unjuk kerja
Rahayu : ekstrakurikuler di Penugasan Portofolio
1. Memahami konsep SDN 1 Rahayu pengamatan
dan pentingnya seni meliputi :
budaya. 1. Seni tari
2. Menampilkan sikap 2. Seni suara
apresiasi terhadap 3. Seni baca puisi
seni budaya. 4. Seni lukis
3. Menampilkan 5. Seni membatik
kretivitas melalui seni 6. Seni kriya
budaya. anyam
4. Menampilkan peran
serta dalam seni
budaya.

3. Olahraga
Tujuan Ruang Lingkup Metode Penilaian
Pendidikan jasmani, Ruang lingkup Ceramah Pengamatan
olahraga, dan kesehatan kegiatan Demontrasi Unjuk kerja
bertujuan agar peserta ekstrakurikuler olah Penugasan Performance
didik memiliki raga di SDN 1
kemampuan sebagai Rahayu meliputi :
berikut : 1. Tenis meja
1. Meningkatkan 2. Sepak Takraw
pertumbuhan fisik dan 3. Volly mini
pengembangan psikis 4. Bulu Tangkis
yang lebih baik. 5. Renang
2. Meningkatkan 6. Sepak Bola
kemampuan,
keterampilan gerak
dasar.
3. Mencapai prestasi
sesuai kelompok usia
pada cabang olahraga
tertentu.
4. Mengembangkan
sikapsportif, jujur,
disiplin,
bertanggungjawab,
bekerjasama, percaya
diri dan demokratis.
a. Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Hari Waktu Pengampu.
1. Kepramukaan Jumat 14.00 17.00 Ecin Kuraesin,S.Pd
Iis Istikomah,S.Pd.SD

2. Kesenian Sabtu 15.00 16.30 Aldy Juliansyah,S.Pd.


Iis Istikomah,S.Pd.

3. Olah Raga Rabu 14.00 17.00 Dadang Suryaman,S.Pd

1. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi,nilai-nilai sportifitas
kehidupan berbangsa dan bernegara pembentukan karakter
siswa dilakukan melalui :
a. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di
kelas maupun di sekolah.Pembentukan karakter melalui
pembiasaan dalam kegiatan rutin di SDN 1 Rahayu adalah
sebagai berikut:
Sholat berjamaah
Upacara bendera setiap hari senin
Berdoa sebelum dan sesudah belajar
Pengajian setiap hari Jumat dan menyimak bacaan
surat pendek dalam Al Quran
Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum
masuk kelas
Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan
sesudah belajar
Membaca buku di perpustakaan

b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan
baik pada tingkat kelas maupun tingkat sekolah.
Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat
Pekan Kreatifitas dan olahraga
Peringatan Hari Besar Nasional
Karyawisata, darmawisata, study tour
Pekan Olahraga antar kelas
Bina Olimpiade MIPA

c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan
saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
Membiasakan memberi salam
Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
Membiasakan antri
Membiasakan membantu teman yang kena musibah
Berdiskusi dengan baik dan benar
Operasi Semut

2. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari
guru dan pengelola pendidikan yang lain kepada siswanya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga
sekolah
b. Mentaati tatatertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja siswa yang baik

3. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme


a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
Seminar Pendidikan
BedahBuku

D. Beban Belajar
Beban belajar yang diatur pada SDN 1 Rahayu adalah beban
belajar sistem paket. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan strukur kurikulum yang
berlaku pada SDN 1 Rahayu.

Tabel 5 : Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SDN 1


Rahayu.
Satu jam Jumlah jam Minggu Efektif Waktu
Kelas pembelajaran pembelajaran per tahun pembelajaran per
tatap muka/menit Per Minggu ajaran tahun
1140 jam
1 35 30 38 pembelajaran
(39900 menit)
1178 jam
2 35 31 38 pembelajaran
(41230 menit)
1216 jam
3 35 32 38 pembelajaran
(42560 menit)
1368 jam
4 35 36 38 pembelajaran
(47880 menit)
1368 jam
5 35 36 38 pembelajaran
(47880 menit)
1368 jam
6 35 36 38 pembelajaran
(47880 menit)

Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak


berstruktur maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka
dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran


Untuk tatap muka 60 %
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140
menit = 56 menit jadi untuk pemberian tugas hanya 56 menit per
minggu.

Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di


sekolah stara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar
sekolah stara dengan dua jam tatap muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan
dengan jenis pengembangan yang di pilih.

E. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai
suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar
antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-
masing idikator adalah 75%. Sekolah harus menentukan kriteria
ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara
bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria
ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan
kompleksitas, esensial intake siswa, dan saran prasarana. Adapun
Standar Hasil Belajar/SKBM SDN 1 Rahayu Tahun Pelajaran 2013/2014
adalah sebagai berikut :

Tabel 6 : Standar Hasil Belajar/SKBM


No Mata Pelajaran SKBM

A. Mata Pelajaran Angka Huruf


1 Pendidikan Agama 77 Tujuh Puluh Tujuh
2 Pendidikan Kewarganegaraan 78 Tujuh Puluh Delapan
3 Bahasa Indonesia 78 Tujuh Puluh Delapan
4. Matematika 75 Tujuh Puluh Lima
5. Ilmu Pengetahuan Alam 76 Tujuh Puluh Enam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 76 Tujuh Puluh Enam
7. Seni Budaya dan Keterampilan 78 Tujuh Puluh Delapan
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 78 Tujuh Puluh Delapan
B. Muatan Lokal
a. Bahasa Sunda 76 Tujuh Puluh Enam
b. Bahasa Inggris 73 Tujuh Puluh Tiga
C. Pengembangan Diri
a. PLH 78 Tujuh Puluh Delapan
F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

1) Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran. Kriteria kenaikan kelas SDN 1 Rahayu sebagai berikut
:
1. Siswa sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran
dengan kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua
Standar Kompetensi Dasar dan indikator.
2. Kehadiran siswa minimal 75%
3. Prilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.

2) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat
(1),siswa dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar setelah :
1. Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran
dengan kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua
Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) dan
Indikator semua mata pelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
3. Persentasi kehadiran minimal 75%
4. Lulus Ujian Sekolah
5. Lulus Ujian Nasional.
G. Pendidikan Kecakapan Hidup

1. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,


SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional.
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul
yang direncanakan secara khusus.
3. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

Pendidikan berbasis keunggulan local dan global

1. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah


pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan
daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang
semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik.
2. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
3. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat
menjadi mata pelajaran muatan lokal.
4. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh
peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan
pendidikan nonformal.
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan


pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di
sekolah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan
pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan
hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu
kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan perserta didik dan
masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam
menyusun kalender pendidikan sebagai berikut :
a. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh
Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat
mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan
keadaan dan kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk
setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh
matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari lbur sekolah/madrasah
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau
organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun
pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun.

g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur


keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan
sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat
mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap
jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota

Kalender Pendidikan SDN 1 Rahayu disusun dengan berpedoman


kepada kalender Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program
sekolah.
Tabel 7. Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan
Semester II

Jumlah
Jumlah Jumla
Jumla Hari Jumlah
Jumlah Hari h
Jumlah h Jumlah Jumlah Libur Hari
Hari Mid Hari Jumlah
N Hari Ming Hari Hari Awal Awal
BULAN Libur Tes, Pemb Hari
o Kalend gu Mingg Libur Puasa Masuk
Semest Ulum agian Efektif
er Efekti u Resmi dan Sekola
er dan Rapor
f Idul h
Ujian t
Fitri
1 JULI 2016 31 1 5 2 6 12 6
AGUSTUS
2 2016 31 5 4 1 26
SEPTEMB
3 ER 2016 30 4 4 1 25
OKTOBER
4 2016 31 3 5 6 20
NOPEMB
5 ER 2016 30 5 4 26
DESEMBE
6 R 2016 31 0 4 2 9 15 1 0
JANUARI
7 2017 31 4 5 1 25
FEBRUAR
8 I 2017 28 4 4 24
MARET
9 2017 31 4 4 1 6 20
1 APRIL
0 2017 30 2 5 2 6 17
1
1 MEI 2017 31 3 4 3 2 22
1
2 JUNI 2017 30 0 4 1 3 10 11 1 0
365 35 52 13 3 32 46 2 211
BAB V

PENUTUP

Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan


Budaya dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat
potensi pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat
membentuk karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya
bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui
serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran
maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas
dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan,
seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai,
tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga
sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut
tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat
membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan
pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.

Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah.


Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh
sekolah melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan penilaian
yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya
adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat
sekolah (KTSP), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum,
kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan
sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan
kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih
terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan
dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat
membentuk ahklak budi luhur.

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran


yang berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih
kepada upaya penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program
pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang
disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat
diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam standar
isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan
rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian.
Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini
perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara
bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam
kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya
sekolah.

Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring


dengan kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam
pembentukan budaya dan karakter bangsa. Penyajian pembelajaran yang
bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan karakter bangsa perlu
menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari
semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang
akhirnya dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah.
Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak
budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.

Anda mungkin juga menyukai