Anda di halaman 1dari 94

KURIKULUM

SD NEGERI 149 CIGADUNG


TAHUN PELAJARAN 2019-2020

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG


SDN 149CIGADUNG - GUGUS 71

Jln.Rancakendal No.99, Cigadung, Kec.Cibeuying Kaler


Kota Bandung Provinsi Jawa Barat
E-mail:sdnegericigadung@gmail.com

2019
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI 149 CIGADUNG
Jl. Ranca Kendal No. 99 Telp. 022 – 82522557

KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI 149 CIGADUNG

KECAMATAN CIBEUNYING KALER KOTA BANDUNG

NOMOR : 421.2/007/SK/SDN.149-Cgd/VII/2019

tentang

PENUGASAN GURU SEBAGAI TIM PENGEMBANG

KURIKULUM SDN 149 CIGADUNG

TAHUN PELAJARAN 2019-2020

MENIMBANG : Bahwa dalam rangka memperlancar pelaksanaan proses


Belajar dan Mengajar di Sekolah Dasar Negeri 149
Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung,
perlu menetapkan TIM Pengembang Kurikulum Sekolah.

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah
5. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang
Otonomi Daerah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah Propinsi Jawa Barat sebagai
Daerah Otonom.
7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 Tahun
2002, tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kota
Bandung.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :

Pertama : Menugaskan guru untuk melaksanakan tugas sebagai Tim


Pengembang Kurikulum SDN 149 Cigadung Tahun
Pelajaran 2019-2020 seperti tersebut pada lampiran
keputusan ini
Kedua : Tim melaporkan rencana dan pelaksanaan tugasnya
secara tertulis kepada Kepala Sekolah
Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat dari pelaksanaan
keputusan ini dibebankan kepada anggaran yang sesuai
Keempat : Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
dibetulkan sebagaimana mestinya
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 4 Juli 2019
Kepala Sekolah,

Dra. Nina Roslina Dewi, MM.Pd.

NIP. 196106301982012002

Tembusan :
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung
c,q. Yth. Kepala Bidang TK/SD Dinas Pendidikan Kota Bandung
2. Yang bersangkutan
3. Arsip
LAMPIRAN I
Keputusan Kepala SDN 149 Cigadung
Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung
No :421.2/007/SK/SDN.149-Cgd/VII/2019
tanggal 4 Juli 2019

Nama – nama Tim Pengembang Kurikulum SDN149 Cigadung


Tahun Pelajaran 2019-2020
Tugas Tim
No NAMA NIP
Pengembang
1. Dra. Hj. Indrawati, M.Si 196105061982042011 Pembina
2. Dra. Nina Roslina Dewi,MM.Pd 196106301982012002 Ketua
3. Jejen Rohandi Saputra, S.Pd 197903072014081001 Sekretaris 1
4. Mustika Ayu P, S.Pd 198601172009022002 Sekretaris 2
5. Susi Tjartika, S.Pd 196111071982042004 Sekretaris 3
6. Ani Mintarsih, S,Pd 196201261986092001 Anggota
7 Saepudin, S.Pd 196003291983051002 Anggota
8. Rahmat, S.Pd 195911061983051003 Anggota
9. Umasih, S.Pd 196305252006042002 Anggota
10. Hj. Euis Aisyah,A.Ma.Pd 196109161983051004 Anggota
11. Oyah Rukoyah, S.Pd 196211111984102003 Anggota
12. Kurniasih, S.Pd.SD 196502091984102003 Anggota
13. Eli Setiawati, S.Pd 196111051983052007 Anggota
14. Rokayah, S.Pd 196009021981092002 Anggota
15. Lina Suprilliana, S.Pd 196102041983052005 Anggota
16. Sri Mulyani, S.Pd 198711012009022002 Anggota
17. Iis Nurunnisa, S.Pd.SD 197405101998032006 Anggota
18. Tita Mulyati, S.Pd 198401092009022002 Anggota
19. Nengsih, S.Pd 196111301983052009 Anggota
20. Siti Saadah, S.Pd Anggota
21. Sri Hartini, S.Pd Anggota
22. Aas Siti Mutiah, S.Pd Anggota
23. Ganjar, S.Pd Anggota
24. Dewi Supriahartini, S.Pd Anggota
25. Risna Risnawati, S.Pd Anggota
26. Novi Dwi Pusparini, S.Pd Anggota
27. Linda Andriyanti Anggota
28. Ananda Pamungkas Anggota
29. Linda Oktariana, A.Ma.Pd Anggota
30. Nurul Fadhilah, S.Pd Anggota
31. Sri Retno Ariani, SE Anggota
32. Yusup Wahyudin, S.Pd Anggota
33. Yuhanes Permadani, S.Pd Anggota
34. Nana Sumarna Anggota
36. Ohan Burhanudin Anggota
37. Carolina Dewi Rusmana Anggota

KepalaSekolah,
SD Negeri149 Cigadung

Dra. Nina RoslinaDewi, MM.Pd.


NIP. 196106301982012002
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
......................................................................................... ii
SK Kepala Sekolah tentang Penetapan Kurikulum iv
.……………..................... vi
Rekomendasi x
……………………………….................................................... xi
SK Tim Pengembang Kurikulum 1
.....................................................................
Kata Pengantar
.............………………………………....................................
Daftar Isi
.……………………………………………………………...........
Bab I
Pendahuluan…………………………………………………...............
A. Latar Belakang 1
........................................................................................ 3
B. Landasan Yuridis 5
.................................................................................... 8
C. Acuan Konseptual 8
...................................................................................
D. Tujuan Penyusunan Kurikulum
..............................................................
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum
..........................................................
Bab II Tujuan Pendidikan Dasar, Visi, Misi, dan Tujuan SDN 149 11
Cigadung
A. Tujuan Pendidikan Dasar................................................................. 11
B. Visi SDN 149 Cigadung...................................................................... 13
C. Misi SDN 149 Cigadung ...……...………………………................ 14
D. Tujuan SDN 149 Cigadung…………………..................... 15
Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum 16
.........................………….................
A. Struktur Kurikulum 16
..........……………………………………........... 20
B. Muatan Nasional 23
......………………………………………………... 25
C. Muatan Lokal 45
...........………………………………………............... 46
D. Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum 13 47
……........... 50
E. Kegiatan Ekstrakurikuler 58
...................………………………............. 64
F. Pengaturan Beban belajar 66
……………..…………………….........…
G. Ketuntasan Belajar
………………………………….....................…
H. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah
.....………........…………
I. Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar
...........................………
J. Pendidikan Inklusif
.............................................................................
K. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
.......…...………
Bab IV Kalender 67
Pendidikan………………………………...................…....
Bab V Penutup 72
.................................................................................................
Lampiran
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang setinggi-tingginya kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat,taufiq dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Karena dengan izin-Nya kita dapat menyusun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikansebagai acuan untuk melaksanakan proses pembelajaran di SDN 149
Cigadung.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 149 Cigadung,


merupakan jantungnya pendidikan di sekolah karenasebagaikurikulum operasionaldalam
pembelajaran, baik diselenggarakan yang di dalam kelas maupun di luar kelas yang sudah
mengimplementasikan Kurikulum Nasional dengan pendekatan Tematik Terpadu.
Merevisi Kurikulum di sekolah sangat diperlukan semangat, kemampuan dan kemauan,
dari pelaksana pendidikan terutama kepala sekolah, guru, maupun komite sekolah. Pada
Tahun Pelajaran 2018-2019 sekolah mengimplementasikan Kurikulum Nasional,
Kurikulun 13 untuk kelas I dan kelas VI dengan pendekatan Tematik Terpadu, serta nilai-
nilai karakter, budaya bangsa, literasi, ekonomi kreatif, dan kewirausahaan.
Kurikulum Sekolah ini terdiri dari Dokumen I, Dokumen II ( Silabus) dan Dokumen III
(RPP serta Petunjuk Proses Pembelajaran untuk semua mata pelajaran di semua jenjang
kelas).Di samping itu diintegrasikan juga dalam kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Pembinaan pengembangankurikulumdilakukanterpadu antar Pengawas,
Kasi Kursisjian dan Kabid PTKSD Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Kami menyadari bahwa Kurikulum Sekolah bukanlah hal yang mudah oleh karena
itu memerlukan binaan, bimbingan serta masukan dari berbagai pihak. Kami mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya
Kurikulum SD Negeri 149 Cigadung, semoga memperoleh imbalan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Kuasa.

Demikianlah semoga Kurikulum Sekolah ini dapat bermanfaat sebagai pedoman


di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar Negeri 149 Cigadung.

Bandung, Juli 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional yang merupakan rumusan mengenai
kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke
desentralisasi, mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa
aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah Dasar
pun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga, mengalami
perubahan-perubahan kebijakan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran
tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(selanjutnya disingkat KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan
Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada standar
isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan
Standar Nasional Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus.

1
Kurikulum Pendidikan SDN 149 Cigadung di kembangkan dengan
mengintegrasikan kurikulum nasional dan Pendidikan Lingkungan Hidup dengan
membangun Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) sebagai perwujudan dari
kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang mengadopsi Kurikulum 2013
sesuai dengan (Rencana Aksi Nasional 2013, Kemdiknas 2010 – 2014).
Kurikulum ini disusun oleh tim pengembang yang terdiri atas unsur sekolah dan
komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kota
Bandung serta dengan bimbingan nara sumber ahli pendidikan dan pembelajaran
dari pembina/pengawas Gugus 71 Kecamatan Cibeunying Kaler.
Masalah moral dan peduli lingkungan menjadi penting dalam penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN 149 Cigadung karena
pendidikan moral dan budaya peduli lingkungan merupakan masalah yang sangat
banyak meminta perhatian berbagai pihak sekarang ini, terutama bagi para
pendidik, ulama, pemuka masyarakat, dan para orang tua. Proses demoralisasi
terjadi dan terus berlangsung di tengah kehidupan masyarakat kita. Proses
demoralisasi ditandai oleh semakin meningkatnya perilaku yang menyimpang dari
norma-norma etika, sosial, hukum, dan agama. Nilai-nilai luhur kesopansantunan,
rasa kasih sayang terhadap sesama dan rasa hormat terhadap orang tua atau guru
mulai memudar. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan belum secara optimal
memainkan peran dalam pembangunan karakter. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan berbudaya lingkungan SDN 149 Cigadung amatlah
penting berperan sebagai pedoman pendididan karakter dan peduli lingkungan
terhadap tumbuh kembangnya anak meliputi budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh
dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.
Demikian nasehat Ki Hajar Dewantara tentang betapa besarnya peran pendidikan
dalam membangun karakter anak.
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri SDN 149 Cigadung diharapkan mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang pada jenjang pendidikan dasar
bertujuan untuk meletakan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, ahklah
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

2
lanjut. Kurikulum Sekolah Dasar Negeri SDN 149 Cigadung ini merupakan acuan
bagai perwujudan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. Yang mana para
pendidiknya mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan bagi peserta didik.

B. Landasan Yuridis
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemisahan Daerah.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Standar Isi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah.
11. Permen 16 Tahun 2007 tentang Guru, Permen 24 Tahun 2008 tantang
Tenaga Administrasi. (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan).

3
12. Undang-Undanng Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
13. Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SD/MI.
14. Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah.
16. Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
17. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SD/MI dan SMA/MA;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kepeserta didikan;
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014;
23. Rencana Aksi Nasional 2013 Kementerian Pendidikan Nasional Tahun
2010–2014;
24. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009

4
C. Acuan Konseptual
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Acuan
oprasional penyusunan Kurikulum sekolah dasar meliputi:
1. Peningkatan Iman, Taqwa Dan Akhlak Mulia;
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum sekolah disusun agar
semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak
mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama.
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan
toleransi dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan.
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.
Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan
dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Pentingkatan Potensi, Kecerdasan, Bakan dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan
potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memprhatikan
potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan;
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

5
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu.
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan.
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan,berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi
dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara
inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga
negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan
mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu
mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau
memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan IPTEKS.
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan penyesuaian terhadap perkembangan IPTEKS sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan IPTEKS.

6
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah Serta Lingkungan.
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional.
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
mediapengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan
oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa
lain.
12. Kondisi Soal Budaya Masyarakat Setempat.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebihdahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.

7
13. Karakteristik Satuan Pendidikan.
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.

14. Kesetaraan Jender.


Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan prilaku yang
berkeadilan dengan mmperhatikan kesetaraan jender.

D. Tujuan Penyusunan Kurikulum

Adapun tujuan penyusunan KTSP adalah sebagai berikut :


1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak,
dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia;
3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah
yang kritis, kreatif, dan mandiri;
4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan
kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni; dan
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Adapun prinsip pengembangan KTSP adalah sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

8
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini
dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu: (1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, (2) belajar untuk memahami dan menghayati, (3) belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (4) belajar
untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (5) belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat
dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa
sung tulada (di belakang memberi daya dan kekuatan, di tengan
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberi contoh dan
teladan)
5. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaiakan, pengayaan, dan/ atau percepatan
sesuai dengan potensi tahap perkembangan dan kondisi peserta didik
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi
peserta didik yang berdimensi ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan,
dan moral.

9
6. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang
memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
7. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial
dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan
dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
8. Kurikulum yang mencakup semua komponen kompetensi mata
pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan
memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
9. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
10. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang
pendidikan.

10
BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN DASAR, VISI, MISI, DAN TUJUAN

SDN 149 CIGADUNG

A. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir atau nilai-nilai yang


ingin dicapai dari suatu proses pendidikan. Setiap tujuan pendidikan
mempunyai dua fungsi, yaitu (1) menggambarkan tentang kondisi akhir yang
ingin dicapai, dan (2) memberikan arah bagi semua usaha atau proses yang
dilakukan.
1. Acuan Tujuan Pendidikan SD.
Tujuan pendidikan Sekolah Dasar harus selalu mengacu kepada tujuan
pendidikan nasional dan tujuan pendidikan dasar serta memperhatikan
tahap karakteristik perkembangan siswa, kesesuaian dengan lingkungan
dan kebutuhan pembangunan daerah, arah pembangunan nasional, serta
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan
kehidupan umat manusia secara global.
2. Tujuan Pendidikan SD
Sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1989 bahwa Pendidikan Dasar diselenggarakan untuk mengembangkan
sikap dan kemampuan serta memberikan kemampuan serta memberikan
pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup di dalam
masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam


Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu memberi bekal kemampuan dasar
membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang
bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta

11
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tujuan
pendidikan Sekolah Dasar dapat diuraikan secara terperinci, seperti berikut :
a. Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung.
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung (Calistung) merupakan
tujuan pertama dan utama sering disebut juga tujuan yang paling
fundamental karena sifatnya sangat menentukan baik-tidaknya
kemampuan-kemampuan lain. Kemampuan ini diwujudkan dalam
kemampuan dan ketrampilan penggunaan bahasa yang meliputi membaca,
menulis, berbicara, serta kemampuan berhitung yang meliputi kemampuan
dan ketrampilan menambah, mengurangi, mengalikan, membagi,
mengukur sederhana dan memahami bentuk geografi. Semua kemampuan
ini sangat berguna dan dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
b. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi
siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ketrampilan dasar yang bermanfaat dan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak SD ini sangat banyak, meliputi pengetahuan dan
ketrampilan intelektual, sosial dan personal. Menurut Ahman (2000)
tujuan pendidikan SD tidak lagi menyiapkan siswa untuk terjun ke
masyarakat, melainkan menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan
ke tingkat SLTP. Perubahan ini sejalan dengan perubahan orientasi
perkembangan anak. Oleh karena lulusan SD tidak semata-mata
mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung,
melainkan menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan intelektual,
pribadi dan sosial.
c. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SLTP.
Kegiatan untuk mencapai tujuan ketiga ini tidak dapat dipisah-pisahkan
dengan upaya pencapaian kedua tujuan sebelumnya. Banyak upaya yang
dilakukan oleh guru, antara lain memberi informasi lisan dan tertulis
kepada siswa kelas 5 dan 6, mengadakan diskusi alumni SD, mengadakan
kunjungan ke SLTP terdekat, dan sebagainya. Karena pada 2 atau 3 tingkat

12
kelas terakhir di SD perlu lebih ditekankan pada pembinaan pemahaman
dan penghayatan dasar akan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
sederhana, tetapi sistematik. Landasan semacam itu diperlukan untuk
mencapai keberhasilan di tingkat SLTP.

B. Visi SD Negeri 149 Cigadung.


Perkembangan dan tantangan masa depan antara lain: perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang sangat cepat, era informasi, dan
tuntutan implementasi kurikulum 2013 dan berubahnya kesadaran
masyarakat serta orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah untuk
merespon tantangan-tantangan sekaligus peluang itu. SD Negeri 149
Cigadung memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang
diinginkan di masa datang yang diwujudkan dalam visi sekolah berikut :
Terwujudnya sekolah yang gemar membaca dan unggul dalam prestasi,
inovatif dalam seni budaya, peduli lingkungan dan kaum difabel,
berkarya serta santun dalam sikap/ perbuatan.

Untuk mewujudkan visi di atas indikator visi SDN 149 Cigadung adalah
sebagai berikut:
1. Terwujudnya kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
sekolah.
2. Terwujudnya peserta didik yang memiliki kompetensi sesuai dengan
Standar Isi.
3. Terwujudnya penyelenggara pendidikan yang berkualitas serta
berkualifikasi standar.
4. Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung
terselenggaranya PBM berkualitas.
5. Terwujudnya manajemen sekolah yang efisien dan efektif.

13
6. Terwujudnya pelaksanaan penilaian akademik ataupun non akademik
sesuai dengan standar.
7. Terwujudnya pengadaan dan pemanfaatan sumber dana secara efisien
dan efektif.
8. Terwujudnya lingkungan yang bersih, hijau dan berbunga.

B. Misi SDN 149 Cigadung


Untuk mewujudkan Visi maka Misi SDN 149 Cigadung sebagai berikut :
1. Menanamkan karakter religius ( Akhlakul Karimah ) melalui
pembiasaan.
2. Menanamkan perilaku jujur, disiplin dan anti korupsi.
3. Membudayakan hidup bersih serta peduli lingkungan dengan cara Reuse
(Guna ulang) Reduce (Mengurangi) dan Recycle (Mendaur ulang).
4. Mengembangkan potensi peserta didik supaya kreatif, inovatif, mandiri
dan bertanggungjawab melalui pembelajaran PAIKEM dan bimbingan
konseling.
5. Meningkatkan penguasaan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Meningkatkan profesionalisme guru melalui pendidikan formal,
pembinaan dan sertifikasi guru.
7. Menanamkan jiwa kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
8. Mengembangkan kerjasama pendidikan dan kepramukaan yang
harmonis antara sekolah, lingkungan masyarakat dan dunia usaha.
9. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif
10. Menerapkan sistem manajemen yang transparan, akuntabel, dan
demokrasi
11. Mengembangkan seni budaya daerah
12. Mengoptimalkan peran komite sekolah dan pengurus kelas dalam
pemberdayaan lingkungan hidup.
13. Menjalin kerja sama antara orang tua siswa dalam penerapan pendidikan
dan etika.

14
C. Tujuan
Dalam rangka menunjang keberhasilan tujuan Pendidikan Nasional, maka
secara umum Sekolah Dasar Negeri 149 Cigadung Kecamatan Cibeunying
Kaler Kota Bandung mengembangkan tujuan sebagai berikut :
1. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan
kegiatan pembiasaan.
2. Terbentuknya budaya karakter religius, disiplin, anti korupsi, dan PHBS.
3. Mampu memberdayakan lingkungan hidup dengan cara Reuse (Guna
ulang) Reduce (Mengurangi) dan Recycle (Mendaur ulang) sehingga
tercipta Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ).
4. Mampu Menciptakan Green School.
5. Menciptakan pola kerja yang efektif, efisien dan tertib di berbagai bidang
garapan yakni kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan manajemen.
6. Mewujudkan karya nyata baik di bidang akademik maupun non
akademik, sehingga meraih prestasi akademik maupun non akademik
minimal tingkat Kecamatan.
7. Pemanfaatan IT dan multi media.
8. Meraih Standar Ketuntasan Belajar 80 % dan Kriteria Belajar Minimal
Nilai 75.
9. Memberikan dasar untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi.
10. Menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
11. Terbentuknya budaya mutu pada setiap unsur sekolah dalam mencapai
Visi dan Misi.

15
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

SD NEGERI 149 CIGADUNG

A. Struktur Kurikulum
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 atas perubahan PP No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa stuktur
kurikulum sebagai berikut:
1. Pasal 77B Ayat 1, “ Struktur Kurikulum merupakan
pengorganisasian Kompetensi inti, Kompetensi dasar, muatan
pembelajaran, mata pelajaran dan beban belajar pada setiap satuan
pendidikan dan program pendidikan.”
2. Pasal 77B ayat 6, “Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan
dasar berisi muatan umum.”
3. Pasal 77B ayat 9, bahwa ” muatan umum adalah muatan nasional untuk
satuan pendidikan dan muatan lokal untuk satuan pendidikan sesuai
dengan potensi dan keunikan lokal.”
Selanjutnya terkait struktur kurikulum sekolah dasar (SD) terdiri atas
muatan:
1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti;
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
3. Bahasa Indonesia;
4. Matematika.
5. Ilmu Pengetahuan Alam;
6. Ilmu Pengetahuan Sosial;
7. Seni Budaya dan Prakarya;
8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan;
9. Muatan Lokal.

16
Pengembangan Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pedidikan
dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum, dan Pedoman Implementasi kurikulum.
Pengembangan kurikulum 2013 sekolah dasar pada saat ini mengacu pada
ketentuan;
1. Permendikbud Nomor 020 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2. Permendikbud Nomor 021 Tahun 2016 tentang Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah.
3. Permendikbud Nomor 022 Tahun 2016 tentang Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah.
4. Permendikbud Nomor 023 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Permendikbud Nomor 024 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar.

Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan


Menengah Pemberlakuan Permendikbud Nomor 024 Tahun 2016 tanggal 7
Juli 2016 pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2, menyatakan bahwa Kurikulum 2013
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas : kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum.
Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI) dilakukan dengan pendekatan tematik- terpadu, kecuali untuk mata
pelajaran Matematika, Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai
mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V, danVI. Pada
Permendikbud Nomor 024 Tahun 2016 tersebut juga dinyatakan bahwa
pada saat mulai pemberlakuannya sekaligus mencabut dan tidak
memberlakukan lagi Permendikbud Nomor 57 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.

17
Struktur kurikulum SDN 149 Cigadung adalah sebagai berikut :

ALOKASI WAKTU PER


MINGGU
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36
Kelompok C (Muatan Lokal)
1. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
2. Pendidikan Lingkungan Hidup 2 2 2 2 2 2
3.
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 34 35 38 40 40 40

Keterangan:
1. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
2. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, menyelenggarakan
minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti
salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti
dapat diganti setiap semesternya.

18
Struktur Kurikulum SDN 149 Cigadung terdiri atas mata pelajaran umum
kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum
kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta
didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok
mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam
bidang sosial, budaya, dan seni. Mata pelajaran Kelompok B merupakan
kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat
dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
Mata pelajaran kelompok C merupakan mata pelajaran muatan
lokal pelajarannya disesuaikan dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan
ekonomi serta kebutuhan pembangunan, daerah yang diorganisasikan dalam mata
pelajaran yang berdiri sendiri.
Tujuan mata pelajaran muatan lokal adalah: memperkenalkan peserta didik
kepada lingkungannya sendiri, ikut melestarikan budaya daerahnya termasuk
kerajinan, keterampilan yang menghasilkan nilai ekonomi di daerahnya.
Memberikan bekal kemampuan dan keterampilan untuk hidup di masyarakat dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, serta dapat menolong diri
sendiri dan orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

19
B. Muatan Kurikulum
a. Nasional
Kurikulum 2013 memuat 8 (delapan) mata pelajaran yang
merangkum Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan ruang lingkup
materi berdasarkan tingkat kompetensi tiap tingkat pendidikan.
Kompetensi inti memayungi kompetensi dasar dan ruang lingkup
materi merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada
setiap tingkat kelas.
1. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
keterampilan. Pada Permendikbud Nomor 020 Tahun 2016 lulusan
sekolah dasar harus memiliki kompetensi sebagai beikut:
Dimensi sikap, memiliki peilaku yang mencerminkan sikap (1)
beriman dan bertakwa kepada TuhanYME; (2) bekarakter jujur dan
peduli; (3) bertanggung jawab; (4) pembelajar sejati sepanjang
hayat; dan (5) sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan
sekitar, bangsa, dan negara.
Dimensi Pengetahuan, Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan (1)
Ilmu pengetahuan; (2) Teknologi, (3) Seni, dan (4) Budaya. Mampu
mengaitkan pengetahuan di atas dalam kontek diri sendiri, keluarga,
sekolah, lingkungan sekitar, bangsa, dan negara.
DimensiKeterampilan, memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak: (1) Kreatif, (2) Produktif, (3) Kritis, ((4) Mandiri, (5)
Kolaboratif, (6) Komunikatif dengan pendekatan ilmiah sesuai tahap
perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan.

20
2. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Ruang Lingkup Materi ada
Kurikulum Sekolah Dasar.
Kompetensi Inti pada Kurikulum 13 merupakan tingkat kemampuan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang
peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi dasar merupakan
kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta
didik untuk satu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
yang mengacu pada kompetensi inti. Sedangkan ruang lingkup materi
merupakan rincian atau uraian materi esensial yang menunjukkan keluasan
dan kedalaman materi pada kompetensi. Uraian revisi kompetensi inti untuk
tingkat kelas 1- 6 Sekolah Dasar sebagai berikut:

Tingkat Kompetensi 1
(Tingkat Kelas I-II SD/MI)

Kompetensi Deskripsi

Sikap Spiritual 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
Sikap Sosial santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru.
Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

Keterampilan mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang


mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.

21
Tingkat Kompetensi 2
(Tingkat Kelas III-IV SD/MI)

Kompetensi Deskripsi
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
Sikap Spiritual
yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

Sikap Sosial santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
Pengetahuan
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam

Keterampilan gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam


tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

Tingkat Kompetensi 3
(Tingkat Kelas V-VI SD/MI)

Kompetensi Deskripsi
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
Sikap Spiritual
yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

Sikap Sosial santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan

Pengetahuan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa


ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

22
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam
bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya

Keterampilan yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak


sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.

C. Muatan Lokal

1. Muatan lokal Bahasa dan Satra Sunda

Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan


yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta
didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.(Permendikbud
Nomor 79 Tahun 2014, Pasal 2 Ayat 1) SD Negeri 149 Cigadung
kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung menyelenggarakan muatan
lokal wajib Bahasa dan Sastra Sunda yang merupakan implementasi
Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013, tentang
Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah Pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dan Surat Edaran Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-Disdik Tanggal 26
Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada
Jenjang SD/MI, SMP/M.Ts, SMA/SMK/Aliyah. Di samping itu juga
menyelenggarakan Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
yang merupakan peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2008
tentang Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup. Kedua
pembelajaran tersebut dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri
dengan alokasi waktu 2jam/minggu.

23
Tujuan Pembelajaran muatan lokal Bahasa dan Sastra Sunda.

Dalam Pergub Nomor 69 tahun 2013 dinyatakan bahwa tujuan


pembelajaran Bahasa dan Satra Sunda yang secara umum agar murid
mencapai tujuan-tujuan berikut:

a. Murid memperoleh pengalaman berbahasa dan bersatra sunda


b. Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa
daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian
besar masyarakatnya.
c. Murid memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi
serta mampu menggunakan secara tepat dan kreatif untuk berbagai
konteks.
d. Murid mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosiona, dan kematangan
sosial.

2. Muatan Lokal Pendidikan Lingkngan Hidup

Mata Pelajaran Muatan Lokal Pendidikan Lingkngan Hidup di sekolah


Dasar/ MI. Berfungsi untuk memeperoleh pengetahuan, keterampilan
serta sikap yang pada gilirannya dapat menumbuhkan kepedulian,
komitmen untuk melindungi, memperbaiki, serta memanfaatkan
lingkungan hidup secara bijaksana.

Tujuan diberi mata pelajaran Mulok Pendidikan Lingkngan Hidup, agar


peserta didik dapat:

a. Memupuk iman dan tawa kepada Tuhan Yang Maha Esa


b. Membentuk sikap dan kepribadian yang positif dalam bentuk kegiatan
pembiasaan pola hidup yang menghargai lingkungan
c. Membentuk pengenalan dan penguasaan kemampuan yang
membangun watak dan tanggung jawab untuk mencintai lingkungan.
d. Menghayati keanekaragaman hayati yang dapat memberikan
kontribusi kesempurnaan dan keseimbangan ekosistem.

24
Ruang lingkup materi mata pelajaran PLH untuk jenjang Sekolah Dasar
di kota Bandung adalah sebagai berikut:
Bahan Utama
a. Pemahaman tentang lingkungan hidup
b. Apresiasi dan aplikasiP4 LH, meliputi: Pembibitan, Penanaman,
Pemeliharaan, dan Pengawasan.

Mata Pelajaran Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup,


aktivitasnya diberikan pada kelas 1 sampai dengan kelas 6 dalam
kegiatan kurikuler/ko-kurikuler dan ekstrakurikuler apabila dipandang
perlu untuk pembinaan khusus sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-
masing.

D. Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian Kurikulum 2013 dan Muatan Lokal.


1. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan Kurikulum Nasional pada SDN 149 cigadung dilakukan


melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I
sampai Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
Matematika, PJOK serta Muatan Lokal dikecualikan untuk tidak
menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Pembelajaran tematik
terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Daftar Tema Kelas I, II, dan III

KELAS I KELAS II KELAS III

1. Diriku 1. Hidup rukun 1. Pertumbuhan dan


Perkembangan Makhluk
Hidup

2. Kegemaranku 2. Bermain di 2. Menyayangi Tumbuhan


lingkunganku dan Hewan

25
KELAS I KELAS II KELAS III

3. Kegiatanku 3. Tugasku sehari-hari 3. Benda di Sekitarku

4. Keluargaku 4. Hidup bersih dan 4. Kewajiban dan Hakku


sehat

5. Pengalamanku 5. Pengalamanku 5. Permainan tradisional

6. Lingkungan 6. Merawat hewan dan 6. Indahnya persahabatan


bersih, sehat, tumbuhan
dan asri

7. Benda, hewan, 7. Kebersamaan 7. Energi dan perubahannya


dan tanaman di
sekitarku

8. Peristiwa alam 8. Keselamatan di 8. Bumi dan alam semesta


rumah dan
perjalanan

Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI

KELAS IV KELAS V KELAS VI

1. Indahnya 1. Benda-benda di 1. Selamatkan makhluk


kebersamaan lingkungan sekitar hidup

2. Selalu berhemat 2. Peristiwa dalam 2. Persatuan dalam


energi kehidupan perbedaan

3. Peduli terhadap 3. Kerukunan dalam 3. Tokoh dan penemu


lingkungan hidup bermasyarakat

4. Berbagai 4. Sehat itu penting 4. Globalisasi


pekerjaan

5. Pahlawanku 5. Bangga sebagai 5. Wirausaha


bangsa indonesia

26
KELAS IV KELAS V KELAS VI

6. Indahnya 6. Organ tubuh 6. Kesehatan masyarakat


manusia dan hewan
negeriku

7. Cita-citaku 7. Sejarah peradaban 7. Organisasi di sekitarku


indonesia

8. Tempat tinggalku 8. Ekosistem 8. Bumiku

9. Makananku sehat 9. Lingkungan sahabat 9. Menjelajah angkasa luar


dan bergizi kita

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi


Dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner,
multidisipliner, dan transdisipliner.

Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan


dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan
yang utuh di setiap mata pelajaran. Integrasi interdisipliner dilakukan
dengan menggabungkan Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar
terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat,
menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga keselarasan
pembelajaran.

Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan


Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran
masih memiliki Kompetensi Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai


mata pelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang
dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema
merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar
konsep dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin
pada berbagai tema yang tersedia. Tematik terpadu disusun berdasarkan

27
gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda
dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum
sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan


penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III
sebagai penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi
Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema
sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat
memungkinkan.

Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan


secara utuh melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut
menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual,
sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.

Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III


menyebabkan semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Untuk kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar kedua mata
pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi
interdisipliner).

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


diintegrasikan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


diintegrasikan ke Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan

28
Kewarganegaraan, dan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika.

Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata


Pelajaran Matematika berdiri sendiri. Sedangkan Ilmu Pengetahuan
Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial masing-masing berdiri sendiri, tetapi
pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, dan pembelajarannya
menggunakan tematik terpadu.

Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu


Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas
dapat juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal.

Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni,


budaya, keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata
Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal
yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan
ke dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.


Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing
mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
1.kelompok 1
Kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan
KI 1;
2. kelompok 2
Kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI
2;
3. kelompok 3
Kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI 3; dan

29
4. kelompok 4
Kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan
KI 4.

Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pembelajaran strategi


pembelajaran perlu diterapkan, adapun strategi pembelajaran yang
diterapkan dalam kurikulum 2013 meliputi:
1. Pembelajaran Scientifik
Bentuk pembelajaran scientifik sangat banyak jenisnya dalam
pembelajaran. Bermain peran, sosio-drama, observasi pasar tentang
harga dan tentang kehidupan para pedagang, kunjungan ke museum,
melihat kehidupan nelayan, mengamati kesulitan hidup dari media
masa, mendiskusikan kisah pejuang melalui film ini semua hanya
sedikit contoh “kerja praktik” dalam pembelajaran. Anak harus
mengalami proses pembelajaran secara aktif. Dalam pembelajaran,
seluruh peserta didik hendaknya mendapat kesempatan dan porsi yang
seimbang dalam praktik. Dengan demikian, antara peserta didik yang
satu dengan yang lain tidak ada perbedaan yang mencolok dalam
belajar. Perlakuan guru terhadap semua peserta didik bersifat adil,
artinya sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik. Peserta didik
melaksanakan pembelajaran dengan hak yang sama, mereka bekerja
sama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Satu masalah
dihadapi bersama.
Dalam pembelajaran aktif peserta didik menjadi pusat pembelajaran
(Student Centre ).Tiap peserta didik dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan keinginan dan kreativitas masing-masing. Tidak harus
dibatasi oleh aturan-aturan yang sangat mengikat peserta didik
sehingga membatasi ruang gerak dalam pembelajaran. Meskipun
demikian, tetap perlu ditanamkan disiplin, saling menghargai, sikap
sopan, bertanggung jawab, jujur, dan sikap-sikap positif lainnya. Pada

30
intinya, setiap kegiatan berlangsung pada batas-batas yang wajar dan
terkontrol guru.
2. Prinsip-prinsip dalam PAKEM diterapkan guru pada saat
pelaksanaan pembelajaran di dalam /luar kelas.
Ini adalah salah satu cara untuk membuat anak aktif, dapat bergaul,
dan berkomunikasi dengan lingkungannya karena guru memanfaatkan
sumber belajar dari lingkungan setempat sebagai sumber belajar.
Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar merupakan
salah satu strategi yang dapat dimanfaatkan guru agar pembelajaran
yang dilaksanakan benar-benar aktif dan dapat diikuti oleh peserta
didik. Peserta didik dapat meneliti, menganalisis, mempraktikkan,
menyimpulkan dan melaporkan apa yang dipelajari.

Pada akhirnya pembelajaran menghasilkan suatu karya yang dapat


dipajang. Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber
yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat
berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian
(sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari
lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan
waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis (membuat dugaan),
mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
3. Pajangan.
Adanya karya-karya peserta didik dalam bentuk poster atau karya lain
yang dapat menginspirasi semua warga sekolah untuk konsisten
menjalankan nilai-nilai luhur Pajangan bukanlah sebagai suatu hal
yang harus ada dalam setiap pembelajaran yang menggunakan
pendekatan PAKEM apabila pajangan tersebut hanya merupakan

31
pajangan semata tanpa makna tertentu (misal sebagai sumber belajar,
sebagai bahan pemecahan masalah, sumber, atau sebagai bahan
konfirmasi bagi peserta didik dalam mencocokkan konsep yang
dipelajari).
4. Cara bertanya yang memotivasi peserta didik
Untuk berpikir dan mengembangkan kreativitas berpikir yang lebih
tinggi.
5. Cara pembelajaran yang bervariasi harus banyak diciptakan guru.
Sebaiknya model pembelajaran yang telah dilaksanakan tidak terlalu
sering diulang walaupun dengan materi yang berbeda. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kebosanan peserta didik dengan cara
belajar tersebut.
6. Penggunaan model tes yang bervariasi.
Sebaiknya model tes yang telah dilaksanakan sedapat mungkin tidak
mengulang tes tersebut untuk melihat kemampuan peserta didik dalam
memahami suatu konsep.
7. Model pembelajaran pemecahan masalah.
Dalam pembelajaran model pemecahan masalah digunakan sesering
mungkin agar peserta didik terbiasa dengan soal-soal yang bersifat
pemecahan masalah.
Hal ini akan menjadi kebiasaan dan peserta didik akan selalu kritis
dalam menanggapi berbagai masalah yang terjadi di lingkungannya
sehingga membuat peserta didik semakin berpikir kreatif.
8. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menyenangkan.
Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan
dari pembelajaran dengan pendekatan PAKEM. Dalam kelas yang
menerapkan PAKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja dan
berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan
peserta didik tersebut sebaiknya dipajang untuk membuat kelas
menjadi hidup dan menarik. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajang

32
bisa memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi peserta didik lain. Pajangan dapat berupa
gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya yang berasal dari hasil karya perorangan, berpasangan,
atau kelompok. Guru perlu memastikan bahwa setiap peserta didik
mempunyai karya yang dipajangkan. Ruang kelas yang penuh dengan
pajangan hasil pekerjaan peserta didik dan ditata dengan baik, dapat
digunakan guru dalam KBM sebagai rujukan ketika membahas suatu
masalah.
9. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar.
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan
salah satu bentuk interaksi antara guru dan peserta didik. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan peserta
didik. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih percaya diri
dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus
konsisten memeriksa hasil pekerjaan peserta didik dan memberikan
komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan
peserta didik lebih bermakna bagi pengembangan diri peserta didik
daripada hanya sekadar penilaian berupa angka.
10. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para peserta
didik kelihatan sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku dan
meja diatur berkelompok serta peserta didik duduk saling berhadapan.
Keadaan tersebut belum tentu mencerminkan PAKEM. Aktif mental
lebih diinginkan daripada aktif fisik. Tetapi dalam pembelajaran,
terutama dalam praktik yang membutuhkan gerak seperti bermain
peran, aktif fisik harus dihayati dengan aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut

33
untuk mengungkapkan ide dan gagasan. Banyak peserta didik merasa
takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika ide dan
gagasannya salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menciptakan
suasana kelas di mana guru tidak marah kepada peserta didik saat ia
memberikan jawaban yang belum tepat dan peserta didik tidak
menertawakan peserta didik lain jika mereka memberi jawaban yang
tidak benar. Peserta didik harus didorong untuk mencoba, dan berbuat
kesalahan adalah bagian penting dari belajar.
11. Keteladanan
Keteladanan guru dengan segala sikap dan perilakunya dalam kegiatan
pembelajaran di dalam dan di luar kelas sangat penting.
12. Pemberian tekanan pada materi pelajaran tertentu yang terkait dengan
nilai-nilai luhur yang ingin diinternalisasikan, dilatihkan, dan
dibiasakan.
13. Kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan materi sedang dibahas
hendaknya mendukung penanaman nilai luhur dalam Kurikulum
Nasional.
Contohnya, diskusi kelompok, simulasi, bermain peran, eksperimen

sederhana, dan tugas-tugas lainnya.

14. Diciptakan lingkungan kelas yang mendukung Kurikulum Nasional.


Contohnya, pajangan kelas, peribahasa, slogan yang dapat memotivasi
peserta didik untuk berperilaku positif.
15. Dilakukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memotivasi peserta
didik dalam berperilaku positif, seperti cerita, nasihat dan motivasi
guru pada awal dan akhir pelajaran, menyanyikan lagu dan pemutaran
film.
16. Adanya program sekolah yang mengkondisikan guru, peserta didik,
dan warga sekolah lain melaksanakan nilai-nilai luhur yang ingin
dikembangkan.

34
2. Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum SDN 149 Cigadung adalah
penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran
yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik
yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan
selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus
penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam
mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata
pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Kompetensi Inti (KI)
mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar
(KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai
peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
1. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a) Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur;
b) Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c) Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya,
agama, bahasa, suku bangsa, dan jender;
d) Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e) Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan Dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan;
f) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;

35
g) Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah yang baku;
h) Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
i) Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
2. Teknik Penilaian
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara
komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang
dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui :
 tes,
 observasi,
 penugasan,
 jurnal,
 penilaian diri, dan
 penilaian antarteman
Semuanya disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik.
a) Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat
benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes
praktik atau tes kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut
peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau
isian.
b) Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan
terhadap peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau
di luar kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan
kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal
maupun informal.

36
c) Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik
secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan
diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah,
portofolio, projek, dan/atau produk.
d) Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta
didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk
mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta
didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui
perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama
karya-karya atau tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan
pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor.
e) Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian
melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta
pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap
persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
f) Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta
didik menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan
terhadap persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.
g) Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran
yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap
dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.
h) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal.
Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.
i) Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan
temannya dalam berbagai hal secara jujur. Pengumpulan data

37
penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga
penting untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap ilmiah,
minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi,
penilaian diri, dan penilaian antarteman.

3. Berdasarkan Acuan Kriteria

Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang


ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan,
misalnya ketuntasan belajar minimal (KBM), yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan Kompleksitas KD, Daya dukung, dan intake /
kemampuan rata-rata peserta didik. KBM diperlukan agar guru
mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas.
Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga
pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.
Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak
sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta
didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang
berharga dalam proses pembelajarannya.

Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada tabel berikut:

Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 3,85 - 4,00 3,85 - 4,00 SB
A- 3,51-3,84 3,51-3,84 SB
B+ 3,18-3,50 3,18-3,50 SB
B 2,85-3,17 2,85-3,17 B
B- 2,51-2,84 2,51-2,84 B
C+ 2,18-2,50 2,18-2,50 C
C 1,85-2,17 1,85-2,17 C
C- 1,51-1,84 1,51-1,84 C

38
Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
D+ 1,18-1,50 1,18-1,50 K
D 1,00-1,17 1,00-1,17 K

Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang

Kriteria ketuntasan belajar minimal :


a) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik
dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2
untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik
secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang
ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4 adalah (B-)
Seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk
menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator
nilai < 2.51 dari hasil tes formatif.
- Seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk
menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator
nilai ≥ 2.50 dari hasil tes formatif.
- Bagi peserta didik yang belum tuntas untuk kompetensi tertentu
harus mengikuti pembelajaran remedial, sedangkan bagi yang
sudah tuntas boleh mempelajari kompetensi berikutnya.

Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas


menguasai suatu kompetensi dapat melihat posisi nilai yang diperoleh
berdasarkan tabel konversi nilai.

39
Tabel konversi Skore dan Predikat

Sikap Pengetahuan Keterampilan


Capaian
Modus Predikat Skor Rerata Huruf Huruf
Optium
3,85 – 4,00 A 3,85 – 4,00 A
4 SB
3,51 – 3,84 A- 3,51 – 3,84 A-
3,18 – 3,50 B+ 3,18 – 3,50 B+
3 B 2,85 - 3,17 B 2,85 - 3,17 B
2,51 – 2,84 B- 2,51 – 2,84 B-
2,18 – 2,50 C+ 2,18 – 2,50 C+
2 C 1,85 – 2,17 C 1,85 – 2,17 C
1,51 – 1,84 C- 1,51 – 1,84 C-
1,18 – 1,50 D+ 1,18 – 1,50 D+
1 K
1,00 – 1,17 D 1,00 – 1,17 D

Cara menentukan Nilai Akhir dan Konversi Nilai Aspek Pengetahuan


(Rerata)
NILAI AKHIR = (RNPHx2)+NPTS+NPAS
4
Contoh :
Rerata NPH = 70
NPTS = 85
NPAS = 80
Nilai Akhir = ( 70 x 2 ) + 85 + 80 = 76,25
4

KONVERSI NILAI = NA/100 x 4


Contoh :

NA = 76,25
Konversi Nilai = 76,25 / 100 x 4
= 3,05

Konversi Nilai Skala 100 dan Skala 4

40
Skala 100 Skala 4 Huruf Predikat
86 - 100 4 A
SB
81 - 85 3,66 A-
76 - 80 3,33 B+
71 - 75 3,00 B Baik
66 - 70 2,66 B-
61 - 65 2,33 C+
61 - 65 2,33 C+
Cukup
56 - 60 2,00 C
51 - 55 1,66 C-
46 - 50 1,33 D+
Kurang
00 - 45 1,00 D

4. Instrumen Penilaian

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen


Tes Pilihan :
- Pilihan Ganda
- Benar – Salah
Tes Tertulis
- Menjodohkan dll
Tes Isian :
- Isian Singkat
- Uraian
Tes Lisan Daftar Pertanyaan
Tes Identifikasi
Tes Praktik ( Kinerja ) Tes Simulasi
Tes Uji Pratik Kinerja
Penugasan individual atau Pekerjaan Rumah
kelompok Projek
Penilaian portofolio Lembar penilaian portofolio
Jurnal Buku Catatan Jurnal
Penilaian Diri Kuesioner/lembar penilaian diri
Penilaian Antar Teman Lembar penilaian antarteman

41
5. Prosedur Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk
(a) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
(b) Bahan penyusunan laporan hasil belajar; dan
(c) Memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen baik tes
maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan
karateristik kelompok mata pelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh
pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan berskesinambungan.
Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat :

(a) Mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik;


(b) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik;
(c) Mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah
ditentukan;
(d) Memperbaiki strategi pembelajaran; dan
(e) Meningkatkan akuntabilitas sekolah.

6. Mekanisme Penilaian
Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat
indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan
metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian
Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik.
Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman
dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka,
menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah
menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu
membandingkan hasil penilaian masing-masing
peserta didik dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang
dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing peserta didik
dibandingkan dengan KBM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui

42
kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk
memperbaiki pembelajaran.

Tindak lanjut hasil analisis Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik


sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:
1) Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum
tuntas (belum mencapai KBM) untuk hasil ulangan harian dan
memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah
tuntas;
2) Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
3) Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar
peserta didik.
Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan
sebagai berikut:
1) Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam
penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah
semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas);
2) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik
pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan
melalui wali kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai
prestasi belajar (meliputi aspek pengetahuan, praktik, dan sikap)
disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh;
3) Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan
Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir
semester akhlak dan kepribadian peserta didik;
4) Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya
kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang
akademik (kurikulum).

43
7. Laporan Penilaian
Laporan penilaian dapat berupa cheklis hasil dari karakter yang tumbuh
dan berkembang pada diri peserta didik sesuai dengan karakter yang
dikembangkan di sekolah sebagai contoh :

Nilai Karakter
No Jenis Karakter Keterangan
BT MT MB MK
1 Religius
2 Jujur
3 Toleransi
4 Disiplin
5 Kerja Keras
6 Kreatif
7 Mandiri
8 Demokratis
9 Rasa Ingin Tahu
10 Semangat Kebangsaan
11 Cinta Tanah Air
12 Menghargai Prestasi
13 Bersahabat/Komuniktif
14 Cinta Damai
15 Gemar Membaca
16 Peduli Lingkungan
17 Peduli Sosial
18 Tanggung-jawab

44
Keterangan, diisi dengan :
A = MB : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara
konsisten) = 4
B = MK : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah
memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten) = 3
C = MT : Mulai Terlihat (bila peserta didik sudah mulai
memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten) = 2
D = BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum
memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator). = 1

E. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru saja. Kegiatan Ekstrakurikuler bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan Ekstrakurikuler
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di Sekolah Dasar
Negeri 149 Cigadung terdiri atas :
peserta didik, yang terdiri atas :

1. Pramuka, UKS ( Dokter Kecil) yang menjadi ekstrakurikuler wajib bagi

seluruh peserta didik.

2. Kesenian, diantaranya :

a) Seni Tari

b) Angklung

45
c) Degung

d) Kosidah

F. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta


didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran. Beban
belajar di SD Negeri 149 Cigadung dinyatakan dalam jumlah jam
pelajaran perminggu.
1) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 34 jam pelajaran.
2) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 35 jam pelajaran.
3) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 38 jam pelajaran.
4) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 41 jam
pelajaran.
5) Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester adalah
18 minggu efektif.
6) Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil adalah 18 minggu efektif
sedangkan pada semester genap adalah 14 minggu efektif.

belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program


pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu
menggunakan system Paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem
tersebut sebagai berikut.
1. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat
pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat
dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik

46
dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam
struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.
2. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket adalah antara 0% - 50% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan
alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
3. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah
setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah
setara dengan satu jam tatap muka

G. Ketuntasan Belajar

Penyusunan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) dengan


mempertimbangkan Kompleksitas KD, Daya dukung, dan intake /
kemampuan rata-rata peserta didik.

KBM Semester I

Kelas Sekolah
No. Mata Pelajaran Skala Skala
1 2 3 4 5 6
100 4
Kelompok A ( Umum )
1 PABP 70 70 72 75 75 75 72.83 2,91
2 PPKN 70 70 70 75 75 75 72,50 2,90
3 Bahasa Indonesia 70 70 75 75 75 75 73,33 2,93
4 Matematika 70 70 70 70 70 70 70,00 2,80
5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 75 75 75,00 3,00
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 75 75 75 75,00 3,00
Kelompok B ( Umum )
1 SBdP 75 75 75 75 78 78 76,00 3,04
2 PJOK 75 75 75 75 75 75 75,00 3,00
Mulok
1 Bhs dan Sastra Sunda 70 70 70 70 70 75 70,83 2,83
2 PLH 75 75 75 75 75 75 75,00 3,00

47
Kelas Sekolah
No. Mata Pelajaran Skala Skala
1 2 3 4 5 6
100 4
3 Bahasa Inggris
Jumlah 575 575 582 740 743 748 660,5 26,42
71, 71, 72, 74, 74, 74,
Rata-rata 66,05 2,642
875 875 75 00 30 80

KBM Semester 2

Kelas Sekolah
No. Mata Pelajaran Skala Skala
1 2 3 4 5 6
100 4
Kelompok A ( Umum )
1 PABP 70 70 72 75 75 75 72.83 2,91
2 PPKN 70 70 70 75 75 75 72,50 2,90
3 Bahasa Indonesia 70 70 75 75 75 75 73,33 2,93
4 Matematika 70 70 70 70 70 70 70,00 2,80
5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 75 75 75,00 3,00
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 75 75 75 75,00 3,00
Kelompok B ( Umum )
1 SBdP 75 75 75 75 78 78 76,00 3,04
2 PJOK 75 75 75 75 75 75 75,00 3,00
Mulok
1 Bhs dan Sastra Sunda 70 70 70 70 70 75 70,83 2,83
2 PLH 75 75 75 75 75 75 75,00 3,00
3 Bahasa Inggris
Jumlah 575 575 582 740 743 748 660,5 26,42
71, 71, 72, 74, 74, 74,
Rata-rata 66,05 2,642
875 875 75 00 30 80

1. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1) Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Kriteria Kenaikan Kelas:

48
Siswa dinyatakan tidak Naik Kelas:
a) Terdapat 3 nilai Mapel yang KBMnya tidak tuntas.
b) Nilai Pengetahuan KI. 3 harus tuntas.
c) Nilai Keterampilan KI. 4 harus tuntas.
d) KI.1 dan KI.2 harus baik. (KBM) semua mapel sama.

2) Kriteria Kelulusan :
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b) Memperoleh nilai minimal Baik untuk seluruh kelompok Mata
Pelajaran ;Agama dan Akhlaq mulia, Kewarganegaraan,
Kepribadian, Estetika, Jasmani Olahraga dan kesehatan;
c) Lulus Ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan;
d) Lulus Ujian Sekolah Berstandar Daerah.

2. Strategi Penanganan Peserta didik yang Tidak Naik Kelas dan Tidak
Lulus
a) Penanganan Peserta didik yang tidak naik kelas :
b) Peserta didik yang tidak naik dapat melanjutkan dengan mengulang
dikelas tingkat yang sama;
c) Orang tua berhak untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain dengan
catatan tetap tidak naik sesuai dengan kelas yang ditinggalkan.
d) Penanganan peserta didik yang tidak lulus :
1) Peserta didik yang tidak lulus berhak untuk mengulang di kelas
tingkat yang sama;
2) Peserta didik yang tidak lulus berhak untuk pindah sekolah dengan
catatan mengulang di kelas yang sama.

49
H. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah
1. Hakikat Pendidikan Karakter
Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita
permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi
dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat
kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya
nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya
kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi
bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Sumber: Buku Induk
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Untuk
mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana
diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi
permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan
pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan
nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di
mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk
mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila.” Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan
karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal
yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan
nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab” (Sumber: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional --UUSPN). Dengan demikian,

50
RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan
secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai
prioritas program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, yang
dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010):
pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi
pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan
mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER Panduan Pelaksanaan
Pendidikan Karakter, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011 6 keputusan
baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik & mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Atas dasar
apa yang telah diungkapkan di atas, pendidikan karakter bukan hanya
sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari
itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan
bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya.
Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan
pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving
good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action) sehingga
terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik

2. Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang
membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi :
(1) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati
baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik;
(2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila;
(3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya
diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.

51
Pendidikan karakter berfungsi
(1) membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural;
(2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan
mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat
manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran
baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik;
(3) membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan
Mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga,
satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media
massa.
3. Nilai-nilai Pembentuk Karakter
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan
melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional
satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan
karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya diperkuat dengan 18
nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi yang dimaksud
seperti: keagamaan, gotong royong, kebersihan, kedisiplinan, kebersamaan,
peduli lingkungan, kerja keras, dan sebagainya.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada
satuan pendidikan telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama,
Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2)
Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)
Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta
Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14)
Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli
Sosial, (18) Tanggung Jawab (Sumber: Pusat Kurikulum. Pengembangan dan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9- 10).
Meskipun telah dirumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun
satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya untuk
melanjutkan nilai-nilai prakondisi yang telah dikembangkan. Pemilihan nilai-

52
nilai tersebut beranjak dari kepentingan dan kondisi satuan pendidikan
masing-masing, yang dilakukan melalui analisis konteks, sehingga dalam
implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai karakter yang
dikembangkan antara satu sekolah dan atau daerah yang satu dengan lainnya.
Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat dimulai dari
nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan, seperti: bersih,
rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun.
4. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
 Olah Pikir: cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka,
produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif
 Olah Hati: beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab,
berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban,
dan berjiwa patriotik
 Olah Rasa/ Karsa ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka
menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan
kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia,
dinamis, kerja keras, dan beretos kerja
 Olah Raga bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya
tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih

Berdasarkan pernyataan di atas pengkategorian nilai didasarkan pada


pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter
merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh
potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi
totalitas sosial-kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan
pendidikan, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi
karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosialkultural dapat
dikelompokkan dalam: (1) olah hati ; (2) olah pikir; (3) olah raga/kinestetik;
dan (4) olah rasa dan karsa. Proses itu secara holistik dan koheren memiliki
saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara
konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung

53
sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di atas (Sumber:
Desain Induk Pendidikan Karakter, 2010: 8- 9).
5. Strategi di Tingkat Satuan Pendidikan
Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan
suatu kesatuan dari program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
yang terimplementasi dalam pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi
kurikulum oleh setiap satuan pendidikan. Agar pendidikan karakter dapat
dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter diimplementasikan melalui
langkah-langkah berikut:
1) Sosialisasi ke stakeholders (komite sekolah, masyarakat, lembaga-
lembaga)
2) Pengembangan dalam kegiatan sekolah

6. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam KTSP


1) Integrasi dalam Mata Pelajaran
Mengembangkan Silabus dan RPP pada kompetensi yang telah ada
sesuai dengan nilai yang akan diterapkan
2) Integrasi dalam Muatan Lokal
 Ditetapkan oleh Satuan Pendidkan/Daerah
 Kompetensi dikembangkan oleh Satuan Pendidikan/Daerah
3) Kegiatan Pengembangan Diri
 Pembudayaan dan Pembiasaan
 Pengkondisian
 Kegiatan rutin
 Kegiatan spontanitas Keteladanan
 Kegiatan terprogram

 Ekstrakurikuler Pramuka; Olahraga


 Bimbingan Konseling Pemberian layanan bagi peserta didik yang
mengalami masalah.

54
Strategi tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian
berbasis kelas disertai dengan program remidiasi dan pengayaan.

7. Kegiatan Pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik
dapat menggunakan pendekatan belajar aktif seperti pendekatan belajar
kontekstual, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah,
pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran pelayanan, pembelajaran
berbasis dapat digunakan untuk pendidikan karakter.

Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan


Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajardi SD Negeri 149
Cigadung dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu:
a. Kegiatan rutin

Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus
menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin,
upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas,
shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdo’a sebelum pelajaran
dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru,
tenaga pendidik, dan teman. Membacakan Asmaul Husna sebelum
pembelajaran dimulai, hapalan surat pendek/ membaca Al Quran (± 3
ayat) sebelum belajar dan renungan bagi agama non muslim, Sholat Dhuha
hari Jumat ketika sekolah pagi, sholat dzuhur dan atau ashar di mesjid
terdekat dengan diawasi salah seorang guru, Jum’at rohani ( Jumroh ) dan
Jumat shodaqoh atau infaq, merayakan dan menghormati hari-hari besar
agama, Menerapkan Rebo nyunda dengan kegiatan sebagai berikut
(Memakai adat sunda siswa laki-laki memakai baju pangsi, perempuan
memakai baju kebaya, berbicara menggunakan bahasa sunda,
Menampilkan kesenian sunda dan makanan sunda setiap minggu ke empat
setiap bulannya).

55
b. Kegiatan spontan
Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga,
misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena
musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
c. Keteladanan
Merupakan perilaku, sikap guru, tenaga kependidikan dan peserta didik
dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga
diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin
(kehadiran guru yang lebih awal dibanding peserta didik) , kebersihan,
kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras dan
percaya diri.
d. Pengkondisian
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan
pendidikan karakter, misalnya kebersihan badan dan pakaian, toilet yang
bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster
kata-kata bijak di sekolah dan di dalam kelas.
8. Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung
pendidikan karakter memerlukan perangkat pedoman pelaksanaan,
pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan revitalisasi kegiatan yang
sudah dilakukan sekolah.
9. Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan
antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah
dan masyarakat. Sekolah dapat membuat angket berkenaan nilai yang
dikembangkan di sekolah, dengan responden keluarga dan lingkungan
terdekat anak/siswa. Penambahan Alokasi Waktu Pembelajaran Terkait
dengan pendidikan karakter, SD Negeri 149 Cigadung mengefektifkan
alokasi waktu yang tersedia dalam rangka menerapkan penanaman nilai-nilai
budaya dengan menggunakan metode pembelajaran aktif. Hal ini dapat
dilakukan sejak guru mengawali pembelajaran, selama proses berlangsung,

56
pemberian tugas-tugas mandiri dan terstruktur baik yang dilakukan secara
individual maupun berkelompok, serta penilaian proses dan hasil belajar.
Strategi yang dilakukan oleh SD Negeri 149 Cigadung sejak awal datang di
sekolah, anak dibiasakan untuk saling menyapa, mengucapkan salam ketika
bertemu sesama mereka dan guru, beberapa orang guru menyambut anak
murid dengan sapaan, senyum dan salaman. Dalam rangka pembiasaan, juga
dilakukan pelaksanaan ibadah dengan memanfaatkan waktu istirahat.
Berikut beberapa strategi penambahan waktu pembelajaran yang dapat
dilakukan, misalnya:
1. Sebelum pembelajaran di mulai atau setiap hari seluruh siswa diminta
membaca kitab suci, melakukan refleksi (masa hening) selama kurang
lebih 5 menit.
2. Di hari-hari tertentu sebelum pembelajaran dimulai dapat dilakukan
berbagai kegiatan paling lama 30 menit. Kegiatan itu berupa baca
Kitab Suci maupun siswa berceramah dengan tema, kegiatan ajang
kreatifitas seperti: menari, bermain musik dan baca puisi. Selain itu
juga dilakukan kegiatan bersih lingkungan (GPS) dihari Senin, Rabu,
dan Jum’at
3. Penilaian Keberhasilan
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter
di satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program penilaian
dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu
tertentu.

57
I. Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Dasar
1. Latar Belakang

Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat
dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan
memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Akan tetapi,
pembelajaran di sekolah saat ini belum mampu mewujudkan hal tersebut.
Pada tingkat sekolah menengah (usia 15 tahun) pemahaman membaca
peserta didik Indonesia (selain matematika dan sains) diuji oleh Organisasi
untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD—Organization for
Economic Cooperation and Development) dalam Programme for
International Student Assessment (PISA). PISA 2009 menunjukkan peserta
didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata
OECD 493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia
berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496)
(OECD, 2013). Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan
2012. Dari kedua hasil ini dapat dikatakan bahwa praktik pendidikan yang
dilaksanakan di sekolah belum memperlihatkan fungsi sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang berupaya menjadikan semua warganya
menjadi terampil membaca untuk mendukung mereka sebagai pembelajar
sepanjang hayat. Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengembangkan gerakan literasi sekolah (GLS) yang
melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Selain
itu, pelibatan unsur eksternal dan unsur publik, yakni orang tua peserta
didik, alumni, masyarakat, dunia usaha dan industri juga menjadi komponen
penting dalam GLS. GLS dikembangkan berdasarkan sembilan agenda
prioritas (Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud,
khususnya Nawacita nomor 5, 6, 8, dan 9. Butir Nawacita yang
dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya

58
saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan
bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan revolusi
karakter bangsa; (9) memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi
sosial Indonesia. Empat butir Nawacita tersebut terkait erat dengan
komponen literasi sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas, produktif dan berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis.
Untuk melaksanakan kegiatan GLS, diperlukan suatu panduan yang
merupakan penjabaran lebih lanjut dari Desain Induk Gerakan Literasi
Sekolah (2016). Buku Panduan GLS ini berisi penjelasan pelaksanaan
kegiatan literasi yang terbagi menjadi tiga tahap, yakni: pembiasaan,
pengembangan, dan pembelajaran beserta langkah-langkah operasional
pelaksanaan dan beberapa contoh praktis instrumen penyertanya. Panduan
ini ditujukan bagi kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan untuk
membantu mereka melaksanakan kegiatan literasi di SD.
b. Pengertian
1. Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas
melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan/ atau berbicara.
2. Gerakan Literasi Sekolah GLS merupakan sebuah upaya yang
dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik.

c. Tujuan
1. Tujuan Umum: Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan
dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.

59
2. Tujuan Khusus:
1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca
d. Ruang Lingkup
1. Lingkungan fisik sekolah (fasilitas dan sarana prasarana literasi).
2. Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif seluruh
warga sekolah).
3. Lingkungan akademik (program literasi yang menumbuhkan minat baca
dan menunjang kegiatan pembelajaran di SD)
e. Sasaran Sasaran
Panduan GLS adalah pendidik, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan
di SD.

Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SD Negeri 149 Cigadung


Pelaksanaan GLS di SD Negeri 149 Cigadung menciptakan ekosistem
pendidikan di SDN 149 Cigadung yang literat. Ekosistem pendidikan yang
literat adalah lingkungan yang: 1. menyenangkan dan ramah peserta didik,
sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; 2. semua
warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; 3.
menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; 4. memampukan
warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan
sosialnya; dan 5. mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan
lingkungan eksternal SDN 149 Cigadung.
Tahapan Gerakan Literasi Sekolah di SDN 149 Cigadung.
1. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
(Permendikbud No. 23 Tahun 2015).
2. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku

60
pengayaan.
3.Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran:
menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata
pelajaran.
GLS di SD Negeri 149 Cigadung dilaksanakan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan
kapasitas fisik
Tahap pembiasaan
1. Apa kecakapan literasi yang ditumbuhkan pada tahap pembiasaan?
2. Apa fokus dan prinsip kegiatan di tahap pembiasaan?
3. Apa prinsip-prinsip kegiatan membaca di tahap pembiasaan?
4. Kegiatan membaca dan penataan lingkungan kaya literasi di tahap
pembiasaan.
5. Langkah-langkah kegiatan:
a. Membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai
b. Menata sarana dan lingkungan kaya literasi
c. Menciptakan lingkungan kaya teks
d. Memilih buku bacaan di SD
e. Pelibatan public

1) Membacakan nyaring Guru / pustakawan / kepala SD / relawan


membacakan buku/bahan bacaan lain dengan nyaring.
Tujuan
a) memotivasi peserta didik agar mau membaca;
b) membuat peserta didik dapat membaca dan gemar membaca;
c) memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan;
d) membangun komunikasi antara guru dan peserta didik;
e) guru/pustakawan/kepala sekolah menjadi teladan membaca.

61
2) Membaca Dalam Hati Membaca dalam hati (sustained silent reading)
adalah kegiatan membaca 15 menit yang diberikan kepada peserta
didik tanpa gangguan. Guru menciptakan suasana tenang, nyaman,
agar peserta didik dapat berkonsentrasi pada buku yang dibacanya.
Tujuan :
a) Menumbuhkan kebiasaan membaca pada peserta didik
b) Menata sarana dan lingkungan kaya literasi Sarana literasi
mencakup perpustakaan sekolah, Sudut Baca Kelas, dan area baca.
Perpustakaan berfungsi sebagai pusat pembelajaran di SD.
Pengembangan dan penataan perpustakaan menjadi bagian penting
dari pelaksanaan gerakan literasi SD dan pengelolaan pengetahuan
yang berbasis pada bacaan. Perpustakaan yang dikelola dengan baik
mampu meningkatkan minat baca warga SD dan menjadikan mereka
pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan SD idealnya berperan
dalam mengkoordinasi pengelolaan Sudut Baca Kelas, area baca, dan
prasarana literasi lain di SD.
1) Perpustakaan SD
a) Fungsi perpustakaan SD adalah sebagai pusat pengelolaan
pengetahuan dan sumber belajar di SD yang dikelola oleh kepala
SD.
b) Perpustakaan SD dapat dikelola oleh tim perpustakaan yang terdiri
atas tenaga yang terlatih di dalam pengelolaan bahan literasi.
c) Perpustakaan SD sebaiknya dilengkapi oleh berbagai sistem dan
aplikasi untuk mencatat pengunjung, dan aktivitas membaca, dan
sarana literasi lain.
2) Sudut Baca Kelas
a) Sudut Baca Kelas adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi
dengan koleksi buku yang ditata secara menarik untuk
menumbuhkan minat baca peserta didik.
b) Sudut Baca Kelas adalah sudut di ruangan kelas yang digunakan
untuk memajang koleksi bacaan dan karya peserta didik.

62
c) Sudut Baca Kelas berperan sebagai perpanjangan fungsi
perpustakaan SD, yaitu mendekatkan buku kepada peserta didik.
d) Sudut Baca Kelas dikelola oleh guru, peserta didik, dan orang tua.
3) Area Baca Area baca meliputi lingkungan sekolah (serambi, koridor,
halaman, kebun, ruang kelas, tempat ibadah, tempat parkir, ruang
UKS, ruang kepsek, ruang guru, ruang tunggu orang tua, toilet dll.)
yang dilengkapi oleh koleksi buku untuk memfasilitasi kegiatan
membaca peserta didik dan warga sekolah.

Pembentukan Tim Literasi Sekolah Tim Literasi Sekolah (TLS) adalah


Komite Sekolah atau tim khusus (yang dapat merupakan bagian dari
Komite Sekolah) yang bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah
dan dapat terdiri dari:
• Anggota Komite Sekolah.
• Orang tua/wali murid.
• Pustakawan dan tenaga kependidikan lainnya.
• Guru kelas, guru mata pelajaran bahasa, dan guru mata pelajaran non-
bahasa.
• Memastikan keberlangsungan kegiatan 15 menit membaca setiap hari.
• Memastikan ketersediaan koleksi buku pengayaan di perpustakaan dan
sudutsudut baca di sekolah.
• Mengawasi pengelolaan perpustakaan sekolah dan sudut-sudut baca di
kelas dan area sekolah yang lain.
Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar ini disusun guna
memandu pelaksanaan kegiatan literasi sekolah di SD yang efektif dan
berkelanjutan. Penumbuhan budaya literasi dalam diri peserta didik
memang bukan hanya tugas sekolah semata, namun juga merupakan
tanggung jawab keluarga, pelaku bisnis dan media, pemangku
kepentingan, dan elemen masyarakat lain. Dalam fungsinya sebagai
lembaga kependidikan yang berperan penting dalam kehidupan peserta
didik, sekolah dapat menghimpun sinergi antara pendidikan formal,

63
pendidikan keluarga di rumah, dan pendidikan literasi di masyarakat agar
upaya penumbuhan budaya literasi dapat terjalin dengan lebih optimal.

J. Pendidikan Inklusif
Pendidikan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
merupakan pendidikan yang memiliki tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Pada UU No. 20
Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 5 ayat 1
berbunyi setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam
memperoleh pendidikan yang bermutu. Pendidikan tidak hanya ditujukan
untuk anak normal saja, tentu bermanfaat pula untuk anak berkebutuhan
khusus (ABK). Namun, sangat sedikit dari ABK yang dapat menikmati
indahnya pendidikan karena adanya diskriminasi dari lingkungan
sekitarnya. Salah satu wadah bagi para ABK untuk mengenyam pendidikan
yang telah di upayakan oleh pemerintah Indonesia yaitu di Sekolah Luar
Biasa (SLB). Pendidikan untuk semua (Education for all) menjadi solusi
alternatif sebagai pencetus adanya pendidikan inklusif di masyarakat.
Dalam pelaksanaan pendidikan inklusif ini diperlukan wadah yang nantinya
disebut sebagai sekolah inklusi, sekolah inklusi di definisikan sebagai
sekolah reguler yang bersedia menerima ABK sebagai peserta didiknya.
Pendidikan inklusif di kota Bandung dilaksanakan berpedoman pada
Peraturan Gubernur Nomor: 72 Tahun 2013 tentang Pedoman Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Menindaklanjuti hal tersebut,
Pemerintah Kota melalui Dinas Pendidikan menyatakan SD Negeri 127
sebagai sekolah formal yang melayani pendidikan inklusif . Jenis ABK
yang diterima di SD Negeri 149 Cigadung seperti anak lamban belajar,
anak kesulitan belajar, ABK pada tahun ajaran 2017/2018 yakni berjumlah 8
siswa dengan keterangan kedelapan siswa tersebut mengalami lamban
belajar dan berkesulitan belajar. Pembelajaran inklusi di SD Negeri 149
Cigadung menggunakan kurikulum sekolah reguler umum yang di
modifikasi dengan kebutuhan siswa inklusi. Di SD Negeri 149 Cigadung

64
mempunyai 2 orang guru yang telah mendapat pelatihan tentang pendidikan
inklusif sebelumnya. Menurut Pergub No. 72 Tahun 2013 “Satuan
Pendidikan anak usia dini, Satuan Pendidikan dasar, Satuan Pendidikan
menengah, atau bentuk lain yang sederajat menyelenggarakan pendidikan
khusus bagi peserta didik yang mendapat pembelajaran inklusif. Dengan
program pelayanan sebagai berikut:
1. Program remidial
2. Program percepatan
3. Program pengayaan
4. Gabungan program percepatan dan program pengayaan
5. Penyesuaian /modifikasi program media, alat/sarana, waktu, dan
tempat
6. Program lain yang ditentukan kemudian

Setiap satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif harus


memiliki paling sedikit 1 (satu) peserta didik berkebutuhan khusus
(PDBK) untuk setiap tingkatan kelas dan paling banyan 3 (tiga) PDBK,
atau sesuai dengan kekuatan daya dukung satuan pendidikan.
Filosofi sistem pendidikan inklusif adalah merupakan sistem
pendidikan yang menghargai bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk
yang berbeda-beda, menghargai dan menghormati bahwa semua orang
merupakan bagian dari masyarakat. Dengan adanya perbedaan setiap
manusia dapat berinteraksi untuk saling melengkapi kekurangannya.
Pandangan layanan pendidikan bagi para penyandang cacat adalah layanan
pendidikan dengan menggunakan pendekatan humaistik.
Kegiatan administrasi dan proses belajar pendidikan inklusif dipengaruhi
oleh sumber daya manusia yang dalam hal ini yaitu pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik. Proses penerimaan ABK tidak jauh
berbeda dengan penerimaan siswa reguler Untuk memperlancar
penanganan terhadap anak-anak inklusif diperlukan komunikasi karena

65
komunikasi merupakan langkah yang paling mudah dan efektif untuk
penyampaian informasi suatu kebijakan baik yang masih dalam perumusan
maupun kebijakan yang baru di buat. Dengan adanya komunikasi ini, salah
satu tujuannya kebijakan yang di buat dapat sampai pada sasaran yang
dituju dari suatu kebijakan. Ketika pelaksana kebijakan kekurangan
sumberdaya sesuai dengan yang dibutuhkan ini menyebabkan perintah
implementasi tidak akan diteruskan secara jelas dan konsisten maka
implementasi pun cenderung kurang efektif, sehingga perlu adanya
perintah yang tegas dan konsisten. SDM berpengaruh terhadap
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kebijakan. Dalam proses
pendidikan inklusif SD Negeri 149 Cigadung menggunakan kurikulum
yakni kurikulum yang dimodifikasi dari kurikulum sekolah reguler
sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan ABK. Implementasi
Pendidikan Inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam
Lingkup Sekolah Inklusi di SD Negeri 149 Cigadung secara umum sudah
berjalan walaupun belum maksimal karena Tenaga pengajar yang khusus
belum memadai. yakni ketersediaan sumber daya manusianya masih
kurang, kurangnya jumlah tenaga pendidik seperti Guru Pendamping
Khusus dalam mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus. Belum ada
kurikulum anak berkebutuhan khusus yang disesuaikan dengan kondisi
anak, belum adanya standar mempermudah atau dimodifikasi.

K. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Pendidikan berbasis keunggulan lokal terintegrasi pada pendidikan
ekstrakurikuler sedangkan pendidikan keunggulan global di SDN 149
Cigadung terintegrasi pada kegiatan yang meliputi : Pembelajaran Maya
melalui Edmodo.

66
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN SDN 149 CIGADUNG
TAHUN PELAJARAN 2018-2019

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama 1 tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

SEMESTER 1

BULAN BULAN BULAN


J U L I 2018 A G U S T U S 2018 S E P T E M B E R 2018
HARI HARI HARI

MINGGU 1 8 15 22 29 MINGGU 5 12 19 26 MINGGU 2 9 16 23 30

SENIN 2 9 16 23 30 SENIN 6 13 20 27 SENIN 3 10 17 24

SELASA 3 10 17 2 31 SELASA 7 14 21 28 SELASA 4 11 18 25

RABU 4 11 18 25 RABU 1 8 15 22 29 RABU 5 12 19 26

KAMIS 5 12 19 26 KAMIS 2 9 16 23 30 KAMIS 6 13 20 27

JUM'AT 6 13 20 27 JUM'AT 3 10 17 24 31 JUM'AT 7 14 21 28


SABTU 7 14 21 28 SABTU 4 11 18 25 SABTU 1 8 15 22 29

2-14 Juli : Libur smt 2 dan libur sekitar hari 1 Agustus Rapat rutin bulanan 1 September Rapat Guru

Raya Idul Fitri 17 Agustus : HUT Kemerdekaan RI 6 Sept : Imunisasi BIAS

2-6 Juli : PPDB 2017/2018 22 Agustus Libur Hari Raya Idul Adha 11 Sept : Libur tahun baru Islam 1440 H

16 Juli : Hari pertama masuk sekolah 24-29 Sept : Prakiraan jeda tengah semester

17-19 Juli : PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah)

19-20 Juli Masa Orientasi Pend. Kepramukaan

17 Juli Rapat guru awal TP baru 2017-2018

22 Juli : Rapat Orang tua murid

BULAN BULAN BULAN


O K T O B E R 2018 N O V E M B E R 2018 D E S E M B E R 2018
HARI HARI HARI

MINGGU 7 14 21 28 MINGGU 4 11 18 25 MINGGU 2 9 16 23 30

SENIN 1 8 15 22 29 SENIN 5 12 19 26 SENIN 3 10 17 24 31

SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 6 13 20 27 SELASA 4 11 18 25

RABU 3 10 17 24 31 RABU 7 14 21 28 RABU 5 12 19 26

KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 1 8 15 22 29 KAMIS 6 13 20 27

JUM'AT 5 12 19 26 JUM'AT 2 9 16 23 30 JUM'AT 7 14 21 28


SABTU 6 13 20 27 SABTU 3 10 17 24 SABTU 1 8 15 22 29
2-6 Okt : Jeda PTS/ Praktek Renang 1 Nov : Rapat guru 8 Nov : Prakiraan UAS 1
2 Okt : Rapat guru 5 Nov : Pembuatan soal PAS 3 Des : Rapat guru
8 Okt : Kunjungan belajar 12 Nov : Pengumpulan soal PAS 14 Des:Tanggal penempatan rapor smt 1
13 Nov : Penggandaan soal PAS 14/15 Des: Pembagian rapor smt 1
20 Nov : Libur maulid Nabi Muhammad 25 Des : Libur hari natal
26 Nov: Prakiraan UAS 1 16-31 Des : Libur Smt 1
31 Des : Piknik sekolah

60
SEMESTER 2

BULAN BULAN BULAN


J A N U A R I 2019 F E B R U A R I 2019 M A R E T 2019
HARI HARI HARI

MINGGU 6 13 20 27 MINGGU 3 10 17 24 MINGGU 4 11 18 25

SENIN 1 7 14 21 28 SENIN 4 11 18 25 SENIN 5 12 19 26

SELASA 1 8 15 22 29 SELASA 5 12 19 26 SELASA 6 13 20 27

RABU 2 9 16 23 30 RABU 6 13 20 27 RABU 7 14 21 28

KAMIS 3 10 17 24 31 KAMIS 7 14 21 28 KAMIS 1 8 15 22 29

JUM'AT 4 11 18 25 JUM'AT 1 8 15 22 JUM'AT 2 9 16 23 30


SABTU 5 12 19 26 SABTU 2 9 16 23 SABTU 3 10 17 24 31

1 Jan : Tahun Baru Masehi 1 Feb : Rapat guru 1 Maret : Rapat guru
2 Jan : Hari pertama masuk sekolah 5 Feb : Tahun Baru Imlek 12 Maret : Pembuatan soal PTS
2 Jan : Rapat guru 7 Maret : Hari Raya Nyepi
11-16 Maret : Prakiraan jeda
tengah semester 2
17 Maret : Praktek renang

BULAN BULAN BULAN


A P R I L 2019 M E I 2019 J U N I 2019
HARI HARI HARI
MINGGU 7 14 21 28 MINGGU 5 12 19 26 MINGGU 2 9 16 23 30
SENIN 1 8 15 22 29 SENIN 6 13 20 27 SENIN 3 10 17 24

SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 7 14 21 28 SELASA 4 11 18 25

RABU 3 10 17 24 RABU 1 8 15 22 29 RABU 5 12 19 26

KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 2 9 16 23 30 KAMIS 6 13 20 27

JUM'AT 5 12 19 26 JUM'AT 3 10 17 24 31 JUM'AT 7 14 21 28


SABTU 6 13 20 27 SABTU 4 11 18 25 SABTU 1 8 15 22 29

1 April : Rapat guru 1 Mei : Hari Buruh 1 Juni : Hari Lahir Pancasila
4 April: Latihan ujian ke 1 2 Mei : Hari Pendidikan Nasional 3 Juni Rapat guru
19 April : Libur Wafat Isa almasih 3 - 6 Mei : Ujian Sekolah 2-16 Juni: Libur hari raya Idul Fitri
17 April: Libur Pilpres/Pileg 6-8 Mei : Prakiraan libur awal Ramadhan 18 Juni : Pelepasan kelas 6
21 April: Memperingati hari Kartini 9-11 Mei: Kegiatan penumbuhan 21 Juni : Titimangsa rapor smt 2
22-25 April: Ujian Nasional budi pekerti 21/22 Juni: Pembagian rapor smt 2
23 April : Pasanggiri Tk. Kota 19 Mei : Hari Waisak 24 Juni-14 Juli: Libur akhir tahun
29 April- 4 Mei Ujian Sekolah 22-23 Mei : Pesantren Ramadhan pelajaran
13-25 Mei: Prakiraan PAT
30 Mei : Libur Kenaikan Isa al masih

MOS (Masa Orientasi Siswa) 2-14 juli : Libur Semester Genap

61
JUMLAH HARI

NO NAMA BULAN HK HL HE HE SMT

1 JULI 31 17 14

2 AGUSTUS 31 5 26

3 SEPTEMBER 30 5 25
134
4 OKTOBER 31 4 27

5 NOVEMBER 30 5 25

6 DESEMBER 31 14 17

7 JANUARI 31 9 22

8 PEBRUARI 29 4 25

9 MARET 31 6 25

10 APRIL 30 8 22 122

11 MEI 31 19 12

12 JUNI 30 14 16

13 JULI 0

JML HARI 366 110 256

Bandung, Juli 2019

Kepala SDN 149 Cigadung

Dra. Nina Roslina Dewi, MM.Pd

NIP. 19610630 198201 2 002

71
KALENDER PENDIDIKAN SD TAHUN PELAJARAN 2019-2020
SD NEGERI 149 CIGADUNG

HARI DAN TANGGAL JUMLAH HARI


Bln
Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl HK HL HE HE SMT
JUL Libur Tahun Pelajaran 2019/2020 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 31 17 14
AGT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 31 5 26
2019

SEP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 30 5 25
134
OKT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 31 4 27
NOP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 30 5 25
DES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 31 14 17
JAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 31 9 22
PEB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 29 4 25
29 30 31 31 6 25
2020

MAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
APR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 30 8 22 122
MEI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 31 19 12
JUNI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 30 14 16
JUL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 0
Jumlah Hari 366 110 256
Keterangan: HK = 366 Hari Kalender HL = 110 Hari Libur HE = 256 Hari Efektif

SEMESTER 1 SEMESTER 2
 Masuk awal sekolah 15 Juli 2019 9 Tahun Baru 2020 01 Januari 2020
y MPLS 16-17 Juli 2019  Masuk sekolah semester 2 6 Januari 2020 8 Wafat Isa Almasih 21 Mei 2020
z Orientasi 18-19 Juli 2019  Tahun Baru Imlek 25 Januari 2020  Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2020
 Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2019 [ Penilaian Tengah Semester 2 9 - 14 Maret 2020 ‫ ۝‬PenilaianAkhir Semester 2 3-13 Juni 2020
O I'dul Adha 1440 H 11 Agustus 2019 / Peringatan Isro Mi'raj 22 Maret 2020 ‫ ݘ‬Pekan Olahraga dan Seni 15-16 Juni 2020
‫ﷲ‬ Tahun Baru Islam 1441 H 1 September 2019 : Hari Raya Nyepi 25 Maret 2020 " Pentas Seni 18 Juni 2020
Z Penilaian Tengah Semester 1 23-27 September 2019  Kenaikan Isa Almasih 10 April 2020 _ Pembagian Buku Rapor 19 Juni 2020
& Maulid Nabi Muhammad 9 November 2019 & Libur Awal Ramadhan 23-25 April 2020 
‫ﶏ‬ Penilaian Akhir Semester 1 2-14 Desember 2019 / Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti27-30 April 2020 2
" Pekan Olahraga dan Seni 16-19 Desember 2019  Hari Buruh 1 Mei 2020 ‫ݜ‬
r Pembagian Buku Rapor 20 Desember 2019 / Hari Raya Waisak 7 Mei 2020 ‫ﷲ‬
1 Natal 25 Desember 2019 y Ujian Sekolah 11-16 Mei 2020 1
% Libur Semester 1 22 Des 2019 - 5 Januari 2020 ^ Libur Hari Raya Idul Fitri 18-30 Mei 2020
<
Latihan Ujian 1 25 -27 Feb 2019
Rapat orang tua kelas 6 10 Januari 2019
Ujian Praktek 4 Mart - 2 Apr 2019
PBM SDN 149 Cigadung
HK HL HE HE SMT
31 24 7
31 10 21
30 16 14
80
31 9 22
30 14 16
31 31 0
31 9 22
28 19 9
31 17 14
30 23 7 52
31 31 0
30 30 0
31 31 0
396 264 132

olah raga 6
agama 7
pbb 10 fasion
pensi 11
ekskul 12
KALENDER PENDIDIKAN SDN 149 CIGADUNG
TAHUN PELAJARAN 2020-2021

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama 1 tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
SEMESTER 1
BULAN BULAN BULAN
J U L I 2020 A G U S T U S 2020 S E P T E M B E R 2020
HARI HARI HARI
MINGGU 5 12 19 26 MINGGU 2 9 16 23 30 MINGGU 6 13 20 27
SENIN 6 13 20 27 SENIN 3 10 17 24 31 SENIN 7 14 21 28
SELASA 7 14 21 28 SELASA 4 11 18 25 SELASA 1 8 15 22 29
RABU 1 8 15 22 29 RABU 5 12 19 26 RABU 2 9 16 23 30
KAMIS 2 9 16 23 30 KAMIS 6 13 20 27 KAMIS 3 10 17 24
JUM'AT 3 10 17 24 31 JUM'AT 7 14 21 28 JUM'AT 4 11 18 25
SABTU 4 11 18 25 1 SABTU 8 15 22 29 SABTU 5 12 19 26

Keterangan

Juli
1-12 Juli : Libur semester 2
13 Juli : Hari pertama masuk sekolah
13 - 15 Juli : MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah)
16 Juli : Rapat guru awal TP baru 2020-2021
31 Juli : Libur Hari Raya Idul Adha

Agustus
1 Agustus : Rapat rutin bulanan
14 Agustus : HUT Pramuka
17 Agustus : HUT Kemerdekaan RI
20 Agustus : Tahun Baru Islam 1441 H
21 Agustus : Cuti bersama

September

2 September : Rapat rutin bulanan


14-15 September : Pembuatan soal PTS
21-25 September : Penilaian Tengah Semester 1
30 September : Jeda Tengah Semester 1
BULAN BULAN BULAN
O K T O B E R 2020 N O V E M B E R 2020 D E S E M B E R 2020
HARI HARI HARI
MINGGU 4 11 18 25 MINGGU 1 8 15 22 29 MINGGU 6 13 20 27
SENIN 1 5 12 19 26 SENIN 2 9 16 23 30 SENIN 7 14 21 28
SELASA 6 13 20 27 SELASA 3 10 17 24 SELASA 1 8 15 22 29
RABU 7 14 21 28 RABU 4 11 18 25 RABU 2 9 16 23 30
KAMIS 1 8 15 22 29 KAMIS 5 12 19 26 KAMIS 3 10 17 24 31
JUM'AT 2 9 16 23 30 JUM'AT 6 13 20 27 JUM'AT 4 11 18 25
SABTU 3 10 17 24 31 SABTU 7 14 21 28 SABTU 5 12 19 26

Keterangan

Oktober
7 Oktober : Rapat guru
28 - 30 Oktober : Cuti bersama

November
4 November : Rapat guru
5 - 15 November : Pembuatan soal PAS
18 November : Pengumpulan soal PAS
19 - 22 November : Revisi soal PAS
23 - 28 November : Penggandaan soal PAS
30 November : Penilaian Akhir Semester 1

Desember
1 - 9 Desember : Penilaian Akhir Semester 1
10 - 15 Desember : Rekap Nilai
17 Desember : Rapat guru
18 Desember : Pembagian Buku Rapor
19 - 31 Desember : Libur Semester 1
25 Desember : Libur hari natal
SEMESTER 2

BULAN BULAN BULAN


J A N U A R I 2021 F E B R U A R I 2021 M A R E T 2021
HARI HARI HARI
MINGGU 3 10 17 24 MINGGU 31 7 14 21 28 MINGGU 7 14 21 28
SENIN 4 11 18 25 SENIN 1 8 15 22 24 SENIN 1 8 15 22 29
SELASA 5 12 19 26 SELASA 2 9 16 23 25 SELASA 2 9 16 23 30
RABU 6 13 20 27 RABU 3 10 17 24 26 RABU 3 10 17 24 31
KAMIS 7 14 21 28 KAMIS 4 11 18 25 27 KAMIS 4 11 18 25
JUM'AT 1 8 15 22 29 JUM'AT 5 12 19 26 28 JUM'AT 5 12 19 26
SABTU 2 9 16 23 30 SABTU 6 13 20 27 29 SABTU 6 13 20 27

Keterangan

Januari
1 Januari : Tahun Baru 2020 Masehi
6 Januari : Masuk sekolah semester 2
7 Januari : Rapat guru
10 Januari : Rapat orang tua siswa kelas 6
25 Januari : Tahun Baru Imlek

Februari
3 Februari : Rapat guru
Februari : Lomba-Lomba PTK
Februari : Lomba-Lomba Peserta didik
Tingkat Kecamatan

Maret
3 - 6 Maret : Pembuatan soal PTS
9 - 14 Maret : Penilaian Tengah Semester 2
16 - 17 Maret : Jeda Tengah Semester 2
22 Maret : Peringatan Isro Mi'raj
25 Maret : Hari Raya Nyepi
Maret : Lomba-Lomba Peserta didik
Tingkat Kota
BULAN BULAN BULAN
A P R I L 2021 M E I 2021 J U N I 2022
HARI HARI HARI
MINGGU 4 11 18 25 MINGGU 2 9 16 23 MINGGU 7 14 21 28
SENIN 5 12 19 26 SENIN 3 10 17 24 SENIN 1 8 15 22 29
SELASA 6 13 20 27 SELASA 4 11 18 25 SELASA 2 9 16 23 30
RABU 7 14 21 28 RABU 5 12 19 26 RABU 3 10 17 24
KAMIS 1 8 15 22 29 KAMIS 6 13 20 27 KAMIS 4 11 18 25
JUM'AT 2 9 16 23 30 JUM'AT 7 14 21 28 JUM'AT 5 12 19 26
SABTU 3 10 17 24 SABTU 1 8 15 22 29 SABTU 6 13 20 27

Keterangan

April
1 April : Rapat guru
1 - 20 April : Ujian Praktek
10 April : Kenaikan Isa Almasih
13 - 15 April : Latihan Ujian 1
21 April : Memperingati hari Kartini
23 - 25 April : Libur Awal Ramadhan
27 - 30 April : Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti
27 - 30 April : Pembuatan soal PAS

Mei
1 Mei : Hari Buruh
2 Mei : Hari Pendidikan Nasional
3 Mei : Rapat guru
4 - 8 Mei : Ujian Praktek
4 Mei : Pengumpulan soal PAS
5 - 6 Mei : Revisi soal PAS
7 Mei : Hari Raya Waisak
8 - 9 Mei : Penggandaan soal PAS
11 - 16 Mei : Ujian Sekolah
18 - 30 Mei : Libur Hari Raya Idul Fitri

Juni
1 Juni : Hari Lahir Pancasila
2 Juni : Rapat guru
3 - 12 Juni : PenilaianAkhir Semester 2
15 - 18 : Pekan Olahraga dan Seni
19 Juni : Pembagian Buku Rapor Semester 2
21 Juni - 12 Juli: Libur akhir tahun pelajaran
embelajaran peserta didik
BAB V

PENUTUP

Penyusunan Kurikulum SD Negeri 149 Cigadung Kecamatan Cibeunying

Kaler Kota Bandung merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah.

Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama yang kompak antar seluruh

komponen pendidikan, yaitu kepala sekolah, guru, komite sekolah, stakeholder,

orang tua siswa, dan anggota masyarakat yang terkait.

Banyaknya kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam penyusunan

Kurikulum SD Negeri 149 Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota

Bandung merupakan bagian dari keterbatasan wawasan dan pengetahuan tim

penyusun, oleh sebab itu masukkan yang berupa kritik dan saran yang

membangun guna perbaikan dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga saja

apa yang telah menjadi jerih payah penyusun dapat memberikan sesuatu yang

layak dan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan, khususnya kemajuan pendidikan

di SD Negeri 149 Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung

Semoga Allah SWT, senantiasa meridhoi dan membimbing segala niat

baik yang kita lakukan demi kemajuan pendidikan anak-anak bangsa ini. Amiin.

Bandung, Juli 2019

Tim Penyusun

72
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI 149 CIGADUNG
Jl. Ranca Kendal No. 99 Telp. 022 – 82522557

BERITA ACARA
NOMOR : 421.2/002/SDN 149-Cgd /VII/2019

Pada hari ini Selasa, tanggal sembilan Juli tahun dua ribu sembilan belas, telah
dilaksanakan rapat Tim Pengembang Kurikulum bersama Komite Sekolah tentang
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Negeri 149 Cigadung
Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung tahun pelajaran 2019-2020 dimulai dari
tanggal 9 Juli sampai 11 Juli tahun 2019 pukul 08.00 sampai dengan 11.00. Hasil rapat
menetapkan pengembangan silabus setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kurikulum
yang digunakan setiap tingkatan. (Dokumen terlampir).

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 9 Juli 2019
Kepala Sekolah,

Dra. Nina Roslina Dewi, MM.Pd


NIP. 196106301982012002
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI 149 CIGADUNG
Jl. Ranca Kendal No. 99 Telp. 022 – 82522557

BERITA ACARA
NOMOR : 421.2/003/SDN 149-Cgd /VII/2019

Pada hari ini Rabu, tanggal sepuluh Juli tahun dua ribu sembilan belas, telah
dilaksanakan rapat Tim Pengembang Kurikulum bersama Komite Sekolah tentang
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Negeri 149 Cigadung
Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung tahun pelajaran 2019-2020 dimulai dari
tanggal 9 Juli sampai 11 Juli tahun 2019 pukul 08.00 sampai dengan 11.00. Hasil rapat
menetapkan Nilai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) untuk kelas 1 – 6 SD Negeri 149
Cigadung tahun pelajaran 2019-2020.

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 10 Juli 2019
Kepala Sekolah,

Dra. Nina Roslina Dewi, MM.Pd


NIP. 196106301982012002
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI 149 CIGADUNG
Jl. Ranca Kendal No. 99 Telp. 022 – 82522557

BERITA ACARA
NOMOR : 421.2/004/SDN 149-Cgd /VII/2019

Pada hari ini Kamis, tanggal sebelas Juli tahun dua ribu sembilan belas, telah
dilaksanakan rapat Tim Pengembang Kurikulum bersama Komite Sekolah tentang
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Negeri 149 Cigadung
Kelurahan Sekeloa Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung tahun pelajaran 2019-
2020 dimulai dari tanggal 9 Juli sampai 11 Juli tahun 2019 pukul 08.00 sampai dengan
11.00. Hasil rapat menetapkan VISI, MISI, TUJUAN, SD Negeri 149 Cigadung tahun
pelajaran 2019-2020.

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 11 Juli 2019
Kepala Sekolah,

Dra. Nina Roslina Dewi, MM.Pd


NIP. 196106301982012002
Lampiran

Analisis SWOT/Analisis Konteks/Riil Sekolah

1. Strength ( Kekuatan )
Keadaan Geografis
Letak SD Negeri 149 Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung
di Jalan Ranca Kendal No 99 Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota
Bandung. Berdekatan dengan SMPN 19 dan SMPN 35 Bandung. Sekolah ini
pun terletak di pinggir jalan tetapi tidak begitu ramai sehingga tidak
mengganggu suasana belajar, Halaman yang luas dan tanaman yang tumbuh
subur di sekitar sekolah menjadikan lingkungan sekolah sejuk, asri, sehingga
menambah kenyamana suasana belajar. Sekolah ini pun berada di pemukiman
yang cukup padat sehingga siswa baru yang mendaftar setiap tahunnya selalu
banyak.

2. Weakness ( Kelemahan )
a. Keterbatasan Ruang Kelas
SD Negeri 149 Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung
yang memiliki ruang 15 lokal, 1 lokal dipergunakan untuk ruangan
guru,UKS, dan mushola. 1 lokal dipergunakan untuk ruang kepala sekolah,
TU, dan Operator. 1 lokal untuk ruang Perpustakaan. 12 lokal untuk
ruangan kelas. Jumlah peserta didik saat ini (Juli 2019) berjumlah 854
peserta didik. Dengan jumlah peserta didik yang ada menyebabkan tenaga
pendidik, ruangan kelas juga WC siswa masih kurang, hal ini dapat
berpengaruh terhadap optimalisasi pencapaian tujuan pendidikan.
b. Kemampuan Ekonomi Orang Tua
Dapat dikatakan sekitar 35 % orang tua siswa SD Negeri 149 Cigadung
Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung tergolong orang tua siswa
tidak mampu. Hal ini menyebabkan daya dukung terhadap kebutuhan
pengembangan bakat, minat, dan kebutuhan siswa terhadap pendidikan
masih merupakan penghambat. Namun kepedulian terhadap pendidikan
cukup baik.

c. Kemampuan/ Kompetensi Guru dalam KBM


Pembinaan peningkatan profesionalisme guru cukup banyak dilakukan
tetapi pelaksanaan pembelajaran dirasakan masih belum optimal
sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor penghambat di
antaranya kurang memanfaatkan kemampuan pengetahuan guru tentang
konsep pembelajaran secara utuh, serta pelaksanaan evaluasi pembelajaran
yang belum terencana dengan baik. Di samping itu, pembelajaran masih
bersifat konvensional, mengingat keterbatasan multimedia yang belum
memadai.

d. Kemampuan Bidang Inovasi


Proses pembelajaran pada umumnya belum optimal disebabkan faktor
motivasi kerja, kreatifitas dan inovasi pembelajaran guru masih kurang
memadai.

e. Minat dan Bakat Siswa


Minat dan bakat siswa belum tersalurkan karena berbagai faktor pendukung
yang masih kurang baik dari peralatan/media juga faktor keuangan,
sehingga mengakibatkan prestasi sekolah belum optimal.
f. Optimalisasi Penggunaan Sumber Dana
Dana yang diperoleh sekolah seluruhnya diperoleh dari dana BOS.
Penggunaannya masih belum memadai untuk membiayai kegiatan tambahan
( ekstrakurikuler). Keterbatasan dana ini sering menjadi faktor penghambat
utama, manakala sekolah ingin mengembangkan potensi dan prestasi belajar
siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.

3. Opportunity ( Peluang )
a. Tersedianya jalur non akademik untuk ke SMP
Pemanfaatan jalur non-akademik merupakan peluang yang masih terbuka
karena sebagian besar orang tua masih berharap bahwa prestasi non
akademik dapat dilaksanakan dan dikembangkan dari tahun ketahun
berikutnya.

b. Semangat Kerja Guru


Keberadaan dan semangat kerja guru sebagai ujung tombak pendidikan
dalam proses belajar mengajar merupakan hal penting dan menentukan .
Apabila semangat kerja guru di SD Negeri 149 Cigadung Kecamatan
Cibeunying Kaler dioptimalkan, dan diarahkan kepada pencapaian visi
maka akan menjadi peluang besar dan akan sangat membantu terhadap
program peningkatan prestasi sekolah.

4. Threat ( Ancaman )
a. Tingkat kepercayaan masyarakat masih labil
Tingkat kepercayaan mesayarakat secara tidak langsung menuntut pihak
sekolah untuk senantiasa menjaga kualitas mengajarnya. Kepercayaan akan
semakin kuat apabila pihak sekolah dapat membuktikan kinerja yang baik
dengan disertai prestasi yang meningkat pula. Apabila hal tersebut terwujud,
maka dukungan masyarakat akan semakin besar.
b. Tuntutan masyarakat yang tinggi
Tuntutan yang tinggi ini bila tidak disikapi dengan benar dan diwujudkan
dengan program yang jelas akan menimbulkan efek negatif, baik bagi warga
sekolah maupun bagi masyarakat itu sendiri, yang pada akhirnya akan
mengakibatkan ketidakharmonisan hubungan sekolah dan masyarakat.

c. Semangat dan Budaya Kerja Personil


Semangat dan budaya kerja seluruh personil yang rendah akan sangat
berpengaruh kepada pelaksanaan visi dan misi sebuah sekolah. Jika hal ini
tidak dibina dan ditingkatkan, maka akan menjadi ancaman terhadap
sekolah dan prestasi sekolah cenderung akan menurun.

Anda mungkin juga menyukai