Pergeseran Kesetimbangan
1. Perubahan konsentrasi.
Bila suatu sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem
ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila
salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
pengurangan itu.
Contoh :
Pada sistem kesetimbangan antara larutan Fe3+ (kuning) , SCN --
(tak
berwarna) dengan FeSCN2+ (merah ), dengan reaksi kesetimbangan :
Fe3+ (aq) + SCN (aq) FeSCN2+ (aq)
kuning tak berwarna merah
Jika ke dalam sistem tersebut ditambahkan larutan SCN --
maka campuran
akan semakin merah, karena SCN -- yang ditambahkan akan bereaksi dengan
Fe3+ dalam sistem dan membentuk FeSCN 2+
, ini berarti terjadi pergeseran
kesetimbangan ke arah kanan, yang berakibat bertambahnya [FeSCN --] dan
berkurangnya [ Fe3+ ]
Dengan menggunakan hukum kesetimbangan dapat dijelaskan sebagai
berikut, untuk reaksi setimbang :
Fe3+ (aq) + SCN (aq) FeSCN2+ (aq)
K [FeSCN2+ ]
K 1 =
[Fe3+][SCN ]
Pada suhu yang tetap adalah tetap. Jika pada suhu yang sama ditambahkan
ion SCN , maka [SCN ] bertambah besar, sehingga
[FeSCN2+ ]
K 2 =
[Fe3+][SCN ]
2. Perubahan Volume.
Dengan penambahan air sehingga volume larutan menjadi dua kali lebih besar,
maka konsentrasi masing-masing komponen akan mengalami perubahan sebagai
berikut,
[Fe3+] menjadi = [Fe3+]/2
[SCN ] menjadi = [ SCN--]/2
[FeSCN2+] menjadi = [FeSCN2+]/2
maka setelah volume diperbesar didapat harga K2 ,
[FeSCN2+ ]/2
K 2 =
[Fe3+]/2 [SCN--]/2
sehingga K2 menjadi lebih besar daripada K 1 . Karena suhunya tetap K 1 = K2, maka
untuk mendapatkan harga K1 sama dengan K2 konsentrasi ion FeSCN2+ akan
berkurang dan disertai dengan bertambahnya konsentrasi ion Fe 3+ dan SCN -- , dan
itu berarti kesetimbangan bergeser kekiri.
Marilah sekarang dengan cara yang sama kita selidiki untuk kesetimbangan,
H2(g) + I2 (g) 2 HI (g)
Sebelum diadakan perubahan volume harga tetapan kesetimbangannya adalah K 1
[HI]2
K1 =
[H2] [I2]
Setelah volumenya diperbesar menjadi dua kali lebih besar maka terjadi perubahan
konsentrasi sebagai berikut,
[ HI ] menjadi = [HI]/2
[H2 ] menjadi = [H2]/2
[I2 ] menjadi = [ I2 ]/2
harga tetapan kesetimbangan setelah diadakan perubahan volume menjadi K 2
([HI]/2 )2
K2 =
[H2]/2 [I2]/2
atau, [HI]2/4
K2 =
([H2] [I2]) / 4
[HI]2
K2 =
[H2] [I2]
3. Perubahan Tekanan.
Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsnetrasi gas-gas yang ada pada
kesetimbangan, oleh karena itu pada sistem reaksi setimbang yang tidak melibatkan
gas perubahan volume tidak menggeser letak kesetimbangaan.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan tekanan terhadap sistem
kesetimbangan gas dapat diingat kembali tentang persamaan gas ideal
PV = n RT
P = (n/V ) RT
Dari persamaan itu menunjukkan bahwa perubahan tekanan akan berakibat yang
sebaliknya dengan perubahan volume, artinya bila tekanan diperbesar akan sama
pengaruhnya dengan bila volume diperkecil dan sebaliknya bila tekanan diperkecil
akan berakibat yang sama dengan bila volume diperbesar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi sama dengan
jumlah partikel sesudah reaksi, perubahan tekanan tidak akan menggeser letak
kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi tidak sama
dengan jumlah partikel sesudah reaksi jika,
Tekanan diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke jumlah partikel
yang kecil
Tekanan diperkecil kesetimbangan akan bergeser ke jumlah partikel yang
besar.
Perhitungan jumlah partikel ini hanya dilakukan terhadap komponen kesetimbangan
yang mudah berubah konsnetrasinya, artinya untuk kesetimbangan heterogen
jumlah partikel hanya dihitung untuk zat-zat yang masuk pada rumusan harga
tetapan kesetimbangan.
4. Perubahan Suhu.
makin besar
makin kecil
Dari kedua tabel tersebut terdapat perbedaan, pada reaksi pertama jika
suhunya diperbesar harga Kp makin kecil, ini berarti zat hasil makin sedikit yang
diakibatkan oleh terjadinya pergeseran reaksi kekiri. Pada reaksi kedua justru
terjadi sebaliknya, yaitu bila suhunya diperbesar harga harga Kp menjadi makin
besar, berarti jumlah zat hasil makin banyak yang diakibatkan terjadinya
pergeseran kesetimbangan kekanan. Perbedaan dari kedua reaksi tersebut adalah
harga perubahan entalpinya. Untuk reaksi pembentukan gas NH 3 perubahan
entalpinya negatif ( Reaksi endoterm) yang menunjukkan bahwa reaksi kekanan
melepaskan kalor. Sedangkan pada reaksi antara gas H 2 dengan gas CO2 harga
perubahan entalpinya berharga postip (Reaksi endoterm) yang menunjukkan bahwa
reaksi kekanan adalah reaksi yang menyerap kalor. Dengan demikian pergeseran
reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya
endoterm atau eksoterm.
Menurut Azas Le Chatelier , JIka sistem dalam keadaan kesetimbangan terjadi
kenaikan suhu, maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah reaksi yang
menyerap kalor (H positip).
pada suhu 100o C akan mencapai keadaan setimbang bertahun - tahun. Bila
kedalam reaksi tersebut diberi katalis kesetimbangan akan dapat tercapai hanya
dalam waktu 5 menit sampai 10 menit. Dengan demikian katalisator dapat
mempercepat tercapainya suatu keadaan setimbang. Apakah pengaruhnya jika
suatu reaksi yang sudah dalam keadaan setimbang ditambahkan katalistor ke
dalamnya. Katalisator akan mempercepat laju reaksi pembentukan NH 3 tetapi
sekaligus juga akan mempercepat laju reaksi peruraiannya menjadi gas N 2 dan gas
H2 . Pengaruh ini sama kuatnya, dengan demikian dalam reaksi kesetimbangan
katalisator tidak terjadi pergeseran letak kesetimbangan tetapi hanya
mempercepat tercapainya keadaan setimbang.
Temperatur (o Tekanan
C) 200 atm. 300 atm 400 atm 500 atm
400 38,74 47,85 58,86 60,61
450 27,44 35,93 42,91 48,84
500 18,86 26,00 32,25 37,79
550 12,82 18,40 23,55 28,31
600 8,77 12,97 16,94 20,76