Anda di halaman 1dari 15

Mekanisme Keseimbangan Tubuh pada Telinga dan Cerebellum

Jonathan B. Gilbert

C8

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta

Email : Jonathan.2014fk109@civitas.ukrida.ac.id

Abstract :

All human activities can be done because there is a communication between organs by
nerve system. All information from outside and inside our body is receieved and forwarded by
the peripheral nervous system and processed on the central nervous system. Body balance is one
of movement and body position receptor. Components that play a role in the balance mechanism
is vestibular apparatus of the inner ear and cerebellum on the central nervous system. The
availability of body balance occurred because of coordination between position receptor with
eyes and muscle of the body.

Keywords : Cerebellum, Vestibuli apparatus, Balance mechanism

Abstrak :

Segala aktivitas manusia dapat dilakukan karena adanya komunikasi antar organ tubuh
oleh sistem saraf. Segala informasi dari luar maupun dalam tubuh diterima dan diteruskan oleh
sistem saraf perifer dan diproses pada sistem saraf pusat. Keseimbangan tubuh merupakan salah
satu mekanisme reseptor dari gerak dan posisi tubuh. Komponen yang berperan dalam
mekanisme keseimbangan adalah apparatus vestibuli pada telinga dalam dan serebelum pada
sistem saraf pusat. Terciptanya keseimbangan tubuh terjadi karena koordinasi reseptor posisi
tersebut dengan mata dan otot-otot tubuh.

Kata Kunci : Serebelum, Aparatus vestibuli, Mekanisme keseimbangan


Pendahuluan

Sistem saraf merupakan salah satu sistem tubuh yang paling penting dalam tubuh
manusia. Semua aktivitas yang kita lakukan seperti melihat, mendengar, menggerakan badan,
dan berpikir terjadi karena adanya sistem saraf. Sistem saraf dalam tubuh berfungsi sebagai alat
komunikasi setiap organ yang ada pada tubuh karena pada dasarnya manusia dapat hidup karena
adanya kerjasama antara tiap sistem tubuh. Sistem saraf juga berperan ketika manusia menerima
dan mengolah informasi sampai memberikan respon secara fisik atau emosional. Manusia
memiliki sekitar 100 miliar neuron yang membentuk sistem saraf yang saling berhubungan
membentuk semacam jaringan atau sirkuit.1

Semua aktivitas sensorik dan motorik pada tubuh seperti organ mata, hidung, telinga,
otot, dan kelenjar tubuh diatur oleh sistem saraf. Selain itu, sistem saraf juga mengatur perihal
keseimbangan tubuh. Tubuh kita dapat berdiri, berlari, ataupun mengangkat kaki karena terdapat
organ dalam tubuh yang mengatur keseimbangan tubuh. Pekerjaan seperti pemain sirkus ataupun
atlit olahraga sangat memerlukan keseimbangan tubuh yang baik. Organ yang mengatur
keseimbangan tersebut terdapat pada telinga dalam dan otak kecil. Gangguan pada mekanisme
pengaturan keseimbangan dapat menyebabkan kepala pusing ataupun vertigo.

Demikian makalah ini ditulis agar mahasiswa dapat mengetahui tentang organ dalam
tubuh yang berperan dalam mekanisme keseimbangan tubuh manusia.

Skenario

Seorang pemain sirkus melakukan atraksi permainan dengan memutarkan badannya ke arah
kanan dan kiri. Ia dapat mengembalikan posisi tubuhnya ke keadaan semula yang baik.

Rumusan Masalah

Seorang pemain sirkus dapat memutar badannya ke kanan dan ke kiri kemudian kembali ke
posisi tubuh semula.

Analisis Masalah
Komponen
Keseimbangan Mikroskopis
dalam Telinga

Organ
RM Keseimbangan

Mekanisme Kerja
dan Fungsi Makroskopis
Keseimbangan

Sistem Saraf

Jaringan saraf merupakan salah satu jaringan paling penting dalam tubuh manusia karena
jaringan saraf dikhususkan untuk menerima informasi dari luar tubuh ataupun dalam tubuh,
kemudian diolah dan memberikan jawaban yang sesuai berupa berbagai jenis respon maupun
fisik atau emosi. Sistem saraf pada tubuh manusia dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat
(SSP) yang berfungsi sebagai proses integrasi, analisis, dan memberikan respon yang dilakukan
oleh otak dan saraf tulang belakang. Sedangkan penerimaan informasi dari luar ataupun dalam
tubuh dilakukan oleh sistem saraf tepi (SST) yang tersebar di seluruh tubuh manusia.
Berdasarkan cara kerjanya, sistem saraf dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu, neuron aferen
yang terletak pada sistem saraf tepi yang memiliki reseptor sensorik untuk menerima informasi
dari rangsangan tertentu. Informasi tersebut akan dibawa dari sistem saraf perifer menuju sistem
saraf pusat. Neuron eferen berada pada sistem saraf tepi namun memiliki namun badan sel
neuren eferen berada pada sistem saraf pusat, berfungsi untuk mempersarafi otot atau kelenjar
untuk dapat memberikan respon dari sistem saraf pusat. Saraf antarneuron berfungsi untuk
menghubungan antar neuron dengan neuron yang lain. Organ dalam tubuh kita ada yang bekerja
dengan kesadaran dan tidak dalam kesadaran, hal tersebut diatur dengan sistem saraf motorik
secara sadar seperti otot rangka dan sistem saraf otonom secara tidak sadar seperti otot polos,
jantung, atau paru-paru. Organ-organ dalam tubuh juga dipersarafi dengan 2 macam sistem saraf
otonom, yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.2,3
Gambar 1. Bagan sistem saraf2

Histologi Jaringan Saraf

Jaringan saraf terdiri dari 2 sel penyusun utama, yaitu sel neuron dan sel neuroglia. Sel
neuron adalah sel fungsional dari sistem saraf karena memiliki kemampuan menghantarkan
impuls. Sel neuron berjumlah lebih sedikit dari neuroglia dan tidak bisa melakukan mitosis
seperti sel lainnya. Sel ini memiliki prosesus berupa akson dan dendrit juga banyak terletak di
substansia kelabu di sistem saraf pusat. Sel neuron memiliki badan sel (perikarion) dan juga
prosesus. Badan sel adalah bagian neuron yang mengandung inti sel, sitoplasma, dan berbagai
organel lainnya. Badan sel memiliki retikulum endoplasma (RE) kasar sehingga badan sel
terlihat bergranula disebut dengan badan Nissl. Terkadang badan sel mengandung inklusi mater
pigmen melanin ataupun lipofusin. Prosesus yang dimiliki perikarion adalah dendrit dan akson.
Dendrit merupakan percabangan dari badan sel neuron berbentuk pohon dan umumnya pendek.
Fungsi dari dendrit ini adalah untuk menerima sinyal. Akson juga percabangan dari badan sel
neuron namun umunya hanya dimiliki 1 setiap sel dan ukurannya lebih panjang dari dendrit.
Akson tidak memiliki badan Nissl namun terdapat daerah tidak bergranula dan merupakan
pangkal dari akson yaitu muara akson atau akson hillock. Akson berfungsi membawa impuls
berupa potensial aksi ke sel saraf lainnya.
Gambar 2. Struktur sel neuron4

Sel neuroglia adalah sel yang bertugas untuk membantu dan melindungi kerja sel neuron.
Sel ini lebih banyak sekitar 10x dari sel neuron dan memiliki kemampuan mitosis. Prosesus pada
sel neuroglia berbentuk seperti kaki-kaki seperti dendrit namun tidak dapat menghantarkan
impuls. Sel ini banyak terdapat pada substansi alba (putih) dan grisea (kelabu). Sel-sel yang
termasuk neuroglia adalah mikroglia, astrosit, sel satelit, sel ependim, oligodendroglia, dan sel
Schwann. Mikroglia adalah sel kecil dengan prosesus pendek dan berjumlah sedikit namun
merata pada substansia alba dan grisea. Mikroglia adalah sel pertahanan pada sistem saraf pusat
dengan fungsi sama seperti makrofag / fagosit. Oligodendroglia adalah sel kecil inti bundar
dengan prosesus yang menempel pada akson untuk membentuk selubung mielin sebagai metode
mempercepat impuls saraf. Sel ini banyak terdapat di substansia alba pada sistem saraf pusat.
Astrosit adalah sel berbentuk bintang dengan banyak prosesus yang menjalar. Astrosit
dengan prosesus panjang namun sedikit disebut astrosit fibrosa, sedangkan dengan prosesus
pendek namun banyak disebut astrosit protoplasma. Sel ini terdapat pada substansia alba dan
grisea dan berfungsi sebagai penyokong ketahanan neuron, pembentuk sawar otak, dan absorpsi
neurotransmitter. Sel ependim sel epitel kubus atau silindris dan berfungsi sebagai pelapis
ventrikel otak dan canalis spinalis pada medulla spinalis. Sel Schwann memiliki fungsi yang
sama seperti oligodendroglia namun melapisi akson pada saraf tepi. Sel satelit adalah sel kecil
yang membentuk lapisan penutup pada ganglion saraf tepi.1,4
Pada sistem saraf tepi, sel-sel saraf terkumpul menjadi suatu berkas yang disebut sebagai
fasikulus. Terdapat jaringan ikat tebal yang melapisi fasikulus tersebut yaitu epinerium. Setiap
fasikulus terdiri dari kumpulan sel-sel saraf yang dilapisi oleh perinerium. Tiap sel saraf beserta
sel Schwann dilapisis juga oleh jaringan ikat tipis yaitu endonerium. Pada sistem saraf pusat, sel
saraf memiliki suatu lapisan dan cairan untuk melindungi sistem saraf pusat. Lapisan pelindung
tersebut adalah meninges yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan duramater yang paling tebal,
lapisan araknoidmater, dan lapisan piamater. Diantara lapisan araknoid dan piamater terdapat
ruang subaraknoid yang berisi cairan cerebrospinal (CSS). Cairan ini dihasilkan oleh pleksus
koroideius dan berfungsi untuk metabolisme, homeostasis, dan memberi nutrisi kepada sel
otak.5

Komponen Keseimbangan dalam Telinga

Telinga merupakan salah satu alat indera karena adanya aktivitas sensorik pendengaran,
namun di dalam telinga juga terdapat komponen yang membantu menjaga keseimbangan tubuh
manusia. Telinga dibagi menjadi 3 daerah yaitu telinga luar, tengah, dan dalam tempat organ
pendengaran dan keseimbangan berada. Telinga luar terdiri dari auricula dan meatus acusticus
externus. Auricula berfungi untuk mengumpulkan getaran udara dan meneruskannya ke meatus
acusticus externus. Auricula memiliki bentuk yang khas dan tersusun dari tulang rawan elastin.
Meatus acusticus externus merupakan saluran yang menghubungkan auricula dengan gendang
telinga atau membrane timpani. Rangka sepertiga saluran ini adalah tulang rawan elastin dan
sisanya adalah os temporale. Didalam meatus acusticus externus, terdapat rambut, kelenjar
sebasea, dan kelenjar seruminosa. Kelenjar seruminosa merupakan kelenjar keringat yang
mengsekresi lilin bewarna coklat kekuningan yang berfungsi mencegah masuknya benda asing
ke telinga.

Telinga tengah tersusun dari membran timpani, tulang-tulang pendengaran, tuba


eustachius, dan ruang timpani. Membran timpani adalan membrane fibrosa tipis yang menempel
pada sulcus tympanica. Membran timpani berfungsi sebagai amplifikator dan meneruskannya ke
tulang pendengaran. Tulang-tulang pendengaran atau ossi auditus adalah os malleus, os incus, os
stapes. Tulang-tulang ini dibantu oleh musculus tympani yang berfungsi meredam getaran
membrane timpani dan musculus stapedius untuk meredam getaran pada os stapes. Ruang
timpani merupakan ruang berisi udara dalam pars petrosa os temporalis. Di ruangan ini terdapat
fenestra ovale yang berbentuk lonjong dan ditutupi oleh os stapes dan bawah ujung posterior
terdapat fenestra rotundum yang berbentuk bulat. Tuba eustachius menghubungkan telinga
tengah dengan faring yang berfungsi untuk menyamakan tekanan udara dalam tubuh. Tuba ini
akan tertutup pada keadaan normal dan bisa terbuka saat menguap ataupun menelan.6

Gambar 3. Struktur telinga6

Telinga dalam memiliki organ yang berperan dalam menjaga keseimbangan dan
pendengaran. Telinga dalam terdapat labirin membranosa yang terdiri dari koklea dan organ
vestibular. Koklea adalah bangunan yang berperan dalam pendengaran, sedangkan organ
vestibular berperan dalam keseimbangan tubuh. Bangunan tersebut dibatasi di sebelah lateral
dengan fenestra ovale dan fenestra rotundum. Koklea berbentuk seperti rumah siput yang bila
direntangkan dapat mencapai 35mm. Koklea tampak memiliki 3 ruangan, yaitu skala vestibuli di
bagian superior, duktus koklearis atau skala media ditengah, dan skala timpani dibagian inferior.
Duktus koklearis atau skala media mengandung cairan endolimfe, sedangkan ruang lainnya
mengandung cairan perilimfe. Skala vestibuli dan skala timpani tampak merupakan tabung
panjang yang berawal pada fenestra ovale dan berakhir di fenestra rotundum, kedua skala
tersebut berhubungan pada suatu muara disebut helicotrema. Di dalam skala media tepatnya di
dinding pemisah antara skala media dan skala timpani terdapat bangunan yang berperan sebagai
reseptor gelombang bunyi yaitu organ Corti. Bagian bawah organ Corti berbatasan dengan
membrane basilaris dan lapisan diatas organ Corti disebut dengan membran tektorial. Di dalam
organ Corti terdapat reseptor auditorik yaitu sel-sel rambut yang dapat mengubah getaran bunyi
menjadi sinyal yang diteruskan kepada saraf aferen.4,6

Gambar 4. Struktur koklea4

Organ vestibular merupakan mekanoreseptor keseimbangan tubuh yang terdiri dari 2


kantong dan 3 ductus semicircularis. Pada labirin tulang terisi dengan cairan perilimfe,
sedangkan pada labirin membranosi terisi dengan endolimfe. Pada rongga vestibulum, terdapat 2
kantong disebut dengan sakulus dan utrikulus. Kantung sakulus dan utrikulus terdiri dari
selubung tipis jaringan ikat yang diisi epitel selapis gepeng. Pada dinding sakulus dan utrikulus
terdapat makula yang merupakan sel neuroepitel dengan sistem saraf untuk keseimbangan statis
tubuh. Sel rambut yang terdapat pada macula ini yang merupakan mekanoreseptor terhadap
keseimbangan. Ujung apikal tiap sel rambut terdapat kinosilium dan stereosilia yang terbenam
dalam lapisan gelatinosa dan lapisan otolit. Ductus semicircularis yang berjumlah 3 antara lain
adalah ductus semicircularis superior, ductus semicircularis lateral, dan ductus semicircularis
posterior. Ketiga duktus tersebut akan bermuara ke dinding utrikulus dan terdapat ampula pada
ujung tiap duktus. Di dalam ampula, terdapat mekanoreseptor disebut dengan krista ampularis.
Krista ampularis dapat dibilang memiliki fungsi yang sama dengan macula sakulus dan utrikulus,
namun tidak memiliki otolit dan sel rambut melekat pada kupula. Pada duktus koklearis (skala
media) dan kantung utrikulus terdapat saluran yang menghubungan disebut dengan ductus
reuniens.4

Gambar 5. Struktur vestibulum4

Saraf Kranialis pada Telinga

Saraf kranialis yang melewati telinga adalah nervus facialis dan nervus
vestibulocochlearis (N. VII dan N. VIII). Nervus facialis keluar dari antara pons dan medulla
oblongata kemudian berjalan ke arah lateral masuk ke meatus acusticus internus. Kemudian
saraf ini masuk ke canalis facialis menuju dinding medial cavitas tympani membentuk ganglion
geniculatum. Kemudian nervus facialis bercabang menjadi nervus petrosus major yang
membawa serabut parasimpatis menuju ganglion pterigoplatinum. Serabut ini akan mempersarafi
kelenjar lakrimal. Cabang lain akan mempersarafi musculus stapedius dari canalis facialis.
Kemudian cabang ketiga yaitu chorda tympani dari nervus facialis akan masuk ke cavitas
tympani dan keluar lewat fissure petrotympanica yang akan mempersarafi duapertiga anterior
lidah melalui serabut aferen dan serabut parasimpatik akan mempersarafi kelenjar
submandibularis dan sublingualis lewat ganglion submandibularis.

Nervus vestibulocochlearis keluar dari antara pons dan medulla oblongata dan bersama
nervus facialis melewati meatus acusticus internus. Kemudian saraf ini akan terbagi menjadi
nervus vestibularis dan nervus cochlearis. Nervus vestibularis akan melebar membentuk
ganglion vestibular, kemudian akan masuk ke labirin membranosus untuk mempersarafi macula-
makula pada dinding utrikulus sakulus dan krista ampularris pada duktus semisirkularis. Nervus
cochlearis akan membentuk ganglion spiral koklea kemudian cabang perifer saraf ini akan
berjalan dari ganglion menuju organ Corti pada duktus koklearis.

Selain itu, terdapat nervus tympanicus yang merupakan cabang dari nervus
glossopharyngeus (N. IX) yang melewati cavitas tympani. Saraf ini kemudian akan membentuk
pleksus tympanikus dan bercabang menjadi nervus petrosus minor yang akan mempersarafi
kelenjar parotis lewat ganglion oticum.6

Mekanisme Keseimbangan Tubuh

Komponen apparatus vestibular memberikan informasi penting terhadap sensai


keseimbangan untuk koordinasi gerakan kepala, mata, dan tubuh. Aparatus vestibular
mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala dengan cairan endolimfe dan perilimfe. Respon
terhadap gerakan tersebut akan diterima oleh sel rambut pada makula dan ampula sehingga
informasi dapat diberikan kepada sistem saraf pusat. Bangunan pada apparatus vestibular yang
berperan adalah utrikulus, sakulus, dan duktus semisirkularis. Duktus semisirkularis mendeteksi
gerakan tubuh dinamis seperti akselerasi, deselarasi, perputaran kepala. Masing-masing telinga
memiliki 3 duktus semisirkularis yang tersusun secara tiga dimensi sehingga suatu pergerakan
kepala akan menggerakan endolimfe pada salah satu duktus. Reseptor gerakan terdapat pada sel
rambut yang terbenam pada lapisan gelatinosa yang disebut kupula. Kupula bergoyang sesuai
dengan gerakan cairan endolimfe disekitarnya.

Sewaktu terjadi akselerasi atau deselerasi atau rotasi kepala, endolimfe dalam apparatus
vestibular akan bergerak pada salah satu duktus semisirkularis. Cairan endolimfe tidak melekat
pada lapisan manapun di kepala sehingga saat kepala bergerak cairan endolimfe tertinggal di
belakang sama dengan prinsip orang dalam mobil yang bergerak atau berhenti secara mendadak,
sedangkan sel rambut dalam kupula bergerak sesuai dengan arah kepala. Sehingga saat kepala
bergerak, cairan endolimfe membuat kupula menjadi miring berlawanan dengan arah kepala,
sehingga menekuk sel-sel rambut dalam kupula. Sel-sel rambut terdiri dari 1 kinosilium dan 20-
50 stereosilium yang berbaris. Penekukan sel rambut tersebut membuka saluran ion pada sel
rambut sehingga terjadi depolarisasi atau hiperpolarisasi. Hal tersebut menimbulkan sinaps
dengan neuron aferen yang dilanjutkan kepada nervus vestibularis dan bersama nervus
cochlearis membentuk nervus vestibulocochlearis. Ketika kepala tidak lagi bergerak atau
berputar pada kecepatan tetap, sel rambut kembali lurus dan tidak berespon kembali.2

Gambar 6. Struktur duktus semisirkularis4

Organ otolit, atau kantung sakulus dan utrikulus mendeteksi posisi kepala terhadap
gravitasi dan perubahan kecepatan gerakan lurus. Sama seperti kupula pada duktus
semisirkularis, sel rambut terbenam pada lapisan gelatinosa namun terdapat lapisan otolith pada
makula utrikulus dan sakulus. Pergerakan yang dapat menggeser lapisan otolit menyebabkan sel-
sel rambut bergeser dan terjadi perubahan potensial pada sel rambut. Sel rambut pada utrikulus
berorientasi arah vertikal dan sakulus kepada horizontal. Gerakan memiringkan kepala kea rah
selain vertikal akan menekuk sel rambut utrikulus sesuai arah kemiringan karena gravitasi
lapisan gelatinosa. Prinsip yang sama juga terjadi seperti pada duktus semisirkularis ketika
kepada bergerak pada bidang horizontal seperti maju atau mundur. Gerakan kepala yang
berorientasi horizontal seperti membangunkan kepala dan akselerasi vertikal akan menyebabkan
sel rambut pada kantung utrikulus juga mengalami depolarisasi. Sinaps yang terjadi kemudian
diteruskan ke saraf aferen menuju ganglion vestibularis dan dibawa kepada cerebellum lewat
nervus vestibulocochlearis.2
Gambar 7. Struktur makula kantung utrikulus dan sakulus4

Struktur Mikroskopis dan Makroskopis Serebelum

Secara mikroskopis, serebelum terdiri dari korteks serebeli atau substansi grisea di bagian
luar dan substansia alba di bagian dalam atau tengah. Korteks serebeli atau substansi grisea
memiliki 3 lapisan, yaitu stratum molekular, stratum purkinye/ganglion, dan stratum granular.
Pada lapisan glanular, dapat terlihat 2 jenis sel yaitu sel glanular yang berukuran kecil dengan
inti bulat dan tersusun padat, dan sel golgi II yang berukuran lebih besar. Lapisan purkinye atau
ganglion memiliki sel purkinye yang berbentuk buli-buli dan berinti besar. Percabangan dendrit
sel purkinye mencapai lapisan molekular sedangkan aksonnya pada lapisan glanular. Selain itu
pada lapisan purkinye terdapat sinaps antara dendrit sel purkinye dengan serat tidak bermyelin
dari lapisan glanular. Pada lapisan molekular yang paling atas, terdapat serat tidak bermyelin dari
lapisan glanular, sel basket yang letaknya superficial, dan sel stelata yang terletak dibawahnya.
Permukaan korteks serebeli juga dilapisi dengan piamater.5
Gambar 8. Lapisan korteks serebeli5

Substansia alba di lapisan tengah serebelum membentuk bagian tengah dari setiap folium,
yaitu lipatan berkelok ke dalam pada serebelum yang dipisahkan oleh sulcus. Pada substansia
alba, terdapat akson dari serat saraf bermielin dan beberapa sel neuroglia. Folia serebeli dilapisi
oleh jaringan ikat tipis yang melindungi serebelum yaitu piamater yang mengikuti permukaan
folia sampai sulcus.3

Secara makroskopis, serebelum terletak pada fossa cranii posterior di bawah tentorium
cerebelli. Serebelum terletak dibagian posterior pons dan medulla oblongata. Serebelum
terhubung dengan bagian mesencephalon melalui pedunculus cerebellaris superior, bagian pons
dihubungkan melalui pedunculus cerebellaris media, dan medulla oblongata dengan pedunculus
cerebellaris inferior. Serebelum terdiri dari 2 hemisfer yang dihubungkan di bagian tengah
melalui vermis. Lapisan permukaan pada serebelum disebut dengan korteks serebeli yang terdiri
lekukan kedalam yang disebut dengan folia.6

Peran Serebelum terhadap Keseimbangan Tubuh

Serebelum memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi masing-masing berkaitan


dengan aktivitas motorik yang dikontrol secara bawah sadar. Bagian vestibulocerebellum
berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol gerakan mata pada waktu berlari
dan berjalan atau kegiatan lain. Bagian spinocerebellum berfungsi untuk meningkatkan tonus
otot dan mengkoordinasi gerakan volunter yang terampil sehingga gerakan otot menjadi lebih
halus dan teratur. Bagian cerebrocelebulum berperan dalam perencanaan aktivitas volunteer dan
memproyeksikannya ke korteks motorik serebrum dan dapat juga menimpan ingatan procedural.

Gambar 9. Bagian fungsional pada serebelum2

Serat sensoris keseimbangan pada duktus semisirkularis, utrikulus, dan sakulus berjalan
melalui nervus vestibularis kemudian menuju batang otak melalui nervus vestibulocochlearis
dan bersinaps di nucleus vestibularis dan menuju serebelum. Terdapat 4 nukleus vestibularis dan
melewati 2 jalur. Dari arah lateral nukleus vestibularis berjalan sebagai traktus vestibulospinalis
lateral yang berfungsi mengatur postur tubuh melalui otot ekstensor. Dari arah superior nukleus,
serat menuju ke serebelum kemudian ke korteks serebri. Dari arah medial nukleus, serat masuk
melalui fasikulus longitudinal medius menggiatkan otot mata N. 3,4, dan 6. Dari arah inferior
nukleus, serat turun ke bawah menuju tulang belakang melewati traktus vestibulospinal anterior.
Ke tiga jalur serat ini membantu mengkontrol gerakan kepala sesuai dengan posisi tubuh.
Serebelum dapat mengatur keseimbangan tubuh sesuai dengan informasi posisi dan gerakan
tubuh yang diberikan oleh mata dan apparatus vestibuli.7

Kesimpulan
Gerakan dan posisi tubuh dan kepala pada aktivitas sehari-hari ditentukan oleh komponen telinga
yaitu apparatus vestibuli dan serebelum pada sistem saraf pusat dengan dibantu oleh koordinasi
mata dan otot tubuh.

Daftar Pustaka

1. Krebs C, Weinberg J, Akesson E. Neuroscience. Phildelphia : Lippincott; 2012. p. 1-7.


2. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi ke-6. Jakarta : EGC; 2009. h. 179-80, 240-3.
3. Eroschenko VP. Histologi diFiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-11. Jakarta :
EGC; 2008. h. 141-55.
4. Mescher L. Histologi dasar Junqueira. Edisi ke-12. Jakarta : EGC; 2009. h. 136-47, 415-
25.
5. Gartner LP, Hiatt JL. Atlas berwarna histologi. Edisi ke-5. Pamulang : Binarupa Aksara;
2012. h. 163-73, 443-4.
6. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta : EGC; 2008. h. 495-8, 626-36.
7. Naidich TP, Duvernoy HM, Delman BN, et all. Duvernoys atlas of the human brain stem
and cerebellum. Austria : Springer Science; 2009. p. 138-41.

Anda mungkin juga menyukai