6 BAB 5 Persalinan Macet Distosia PDF
6 BAB 5 Persalinan Macet Distosia PDF
Batasan
Persalinan macet adalah gangguan kemajuan persalinan (kala 1) yang diukur dalam
batasan waktu 2 (dua) jam sejak pemeriksaan terakhir atau setelah dilakukan
pimpinan persalinan (kala 2). Pada keadaan tertentu, batasan waktu digantikan
dengan kelajuan proses untuk menentukan kemajuan persalinan, misalnya pada
kasus distosia bahu. Proses kemajuan persalinan pada kala I, dapat dinilai dari
partogram atau kurva Friedman sebagai instrumen analisis.
Tujuan umum
Mengenali, diagnosis dan menatalaksana hambatan kemajuan proses
persalinan atau ekspulsi bayi melalui jalan lahir (bagian lunak dan keras).
Tujuan khusus
Mampu mengenali secara dini, menentukan diagnosis dan menyelesaikan
hambatan kemajuan persalinan yang diakibatkan oleh:
o Kelainan letak bayi
o Malpresentasi atau presentasi majemuk
o Disproporsi sefalo-pelvik atau feto-pelvik
o Kelemahan tenaga ekspulsi atau gangguan kontraksi uterus
o Monstrum atau kelainan pada jalan lahir
Penilaian klinik
Penatalaksanaan khusus
Seksio Sesar pada panggul sempit, makrosomia, letak lintang atau disproporsi
fetopelvik
Koreksi yang kemudian dilanjutkan dengan akselerasi kala 2 (ekstraksi vakum
atau cunam) atau Seksio Sesar pada kasus malpresentasi atau asinklitismus
Manuver sekrup atau penekanan bahu secara eksternal untuk Distosia bahu
Pacu kontraksi apabila inersia uteri bukan disebabkan oleh disproporsi
Rehidrasi dan pemberian kalori untuk restorasi ibu yang mengalami kelelahan
Komplikasi ibu
1. Perdarahan
2. Cedera jalan lahir
3. Infeksi
Komplikasi janin
1. Asfiksia berat
2. Ekskoriasi kulit kepala
3. Sefalhematoma
4. Perdarahan subgaleal dan ikterus neonatorum berat.
5. Nekrosis kulit kepala yang dapat menimbulkan alopesia di kemudian hari
5-2
Penilaian kemajua n persalina n
Kulit ketuban
Kontraksi rahim:
Presentasi janin
Pola
Leta k janin
Intensitas
Asinklitism us
Frekuensi
Defleksi
Lama
Deformasi
Kemajuan
Moulase tl.ke pala
Tunggu inpartu
Evaluasi maksimal Evaluasi pem bukaan
8 jam serviks minimal
1 cm/jam
Inpartu kala II
Partus macet
5-4
TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu untuk melakukan tindakan ekstraksi
vakum.
TUJUAN KHUSUS
Untuk mencapai tujuan umum, peserta akan mampu untuk:
Mengetahui indikasi dan kontraindikasi untuk ekstraksi vakum
Mengetahui syarat untuk ekstraksi vakum
Menentukan dan melakukan tindakan penatalaksanaan Ekstraksi vakum dengan
benar
INDIKASI
Kala II lama dengan presentasi belakang kepala/ verteks (pemantauan Partograf).
Biasanya kepala tidak lahir karena adanya lilitan tali pusat, inertia uteri dan malposisi.
KONTRA INDIKASI
Malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka, bokong)
Panggul sempit (disproporsi kepala-panggul)
SYARAT KHUSUS
Pembukaan serviks lengkap
Presentasi kepala
Cukup bulan (aterm)
Tidak ada kesempitan panggul
Anak hidup
Penurunan kepala pada level 2 atau tak lebih dari 1/5 diatas simfisis
Kontraksi baik
Ketuban sudah pecah
Alat berfungsi baik
5-6
EKSTRAKSI CUNAM
Syarat klusus
Pembukaan lengkap
Selaput ketuban telah pecah atau dipecahkan
Presentasi kepala dan ukuran kepala cakap cunam
Tidak ada kesempitan panggul
Anak hidup (termasuk dengan kondisi gawat janin)
Penurunan H III + atau H III-IV (Puskesmas H IV/dasar panggul)
Kontraksi baik
Ibu tidak gelisah/kooperatif
Makrosomia pada kehamilan cukup bulan adalah suatu keadaan yang berhubungan
dengan peningkatan morbiditas maternal dan neonatal, termasuk peningkatan
kemungkinan persalinan dengan bedah Caesar dan distosia bahu. Makrosomia
ditentukan dengan adanya kehamilan dengan berat bayi > 4,000 gram (Delpara, 1991).
Dalam persalinan per vaginam, distosia bahu dicurigai pada taksiran besar, waktu
persalinan yang memanjang dan pertolongan persalinan dengan ekstraksi vakum.
Penelitian observasional pada saat ini menyarankan untuk tidak melakukan induksi
persalinan pada persalinan dengan kecurigaan makrosomia, berkaitan dengan risiko
morbiditas pada ibu dan neonatal (Friesen 1995; Weeks 1995)
Bukti ilmiah pada saat ini menunjukkan bahwa apabila diperlukan pertolongan pada
persalinan per vaginam, ekstraksi vakum menjadi pilihan yang pertama, terutama oleh
karena secara bermakna tindakan ini memiliki risiko perlukaan pada ibu yang terendah
(Chalmers dkk. 1989).
GAMBARAN UMUM
Setelah kelahiran kepala akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala
berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada
pada sumbu miring (oblique) dibawah ospubis. Dorongan pada saat ibu mengedan akan
menyebabkan bahu depan (anterior) berada dibawah pubis. Bila bahu gagal untuk
mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul, dan tetap berada
pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan
dengan simfisis.
Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk
melipat kedalam panggul (mis. pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan
persalinan kala II yang pendek pada multipara, sehingga penurunan kepala yang terlalu
cepat akan menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala
telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum
bahu berhasil melipat masuk kedalam panggul.
Distosia bahu adalah suatu keadaan yang tidak dapat diduga sebelumnya
Distosia bahu adalah kegawat daruratan obstetrik. Kegagalan untuk melahirkan bahu
secara spontan menempatkan ibu dan bayi berisiko untuk terjadinya trauma. Insidens
distosia bahu secara keseluruhan berkisar antara 0.3-1%, sedangkan pada berat badan
bayi diatas 4,000 g insidens meningkat menjadi 5-7% dan pada berat badan bayi lebih
dari 4,500 g insidensnya menjadi antara 8-10%.
TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu untuk menentukan diagnosis dan
penatalaksanaan distosia bahu
TUJUAN KHUSUS
Untuk mencapai tujuan umum, peserta akan:
Mengenali faktor risiko dan tanda dari distosia bahu
Melakukan penatalaksanaan Distosia bahu
5-8
Faktor Risiko
Makrosomia (> 4000 g)
- Taksiran berat janin pada kehamilan ini
- Riwayat persalinan dengan bayi makrosomia
- Riwayat keluarga dengan Makrosomia
Diabetes gestasional
Multiparitas
Persalinan lewat bulan
Tanda
Tanda yang harus diwaspadai terhadap adanya kemungkinan distosia bahu:
Kala II persalinan yang memanjang
Kepala bayi melekat pada perineum (recoil of head on perineum -Turtle's sign)
Prognosis
1. Distosia bahu dapat menyebabkan terjadinya kompresi pada tali pusat dan
mengakibatkan
Penurunan pH arterial pH 0.04 setiap menit
Penurunan pH arterial 0.28 setelah tujuh menit
pH arterial dibawah 7.0 akan menyebabkan tindakan resusitasi menjadi sulit
2. Komplikasi karena distosia bahu
Kerusakan pleksus brachialis karena rudapaksa dalam persalinan (10%)
Keadaan ini pada umumnya akan mengalami perbaikan pada tahun pertama,
tetapi beberapa diantaranya menjadi kelainan menetap
Erb-Duchenne Palsy
Kerusakan terjadi pada nervus servikal setinggi tulang belakang servikal V dan VI
Paralisis Klumpke's
Paralisis yang terjadi pada nervus kolumna vertebralis setinggi tulang belakang
servikal VIII dan thorakal I
Patah tulang
- Fraktur Klavikula
- Fraktur Humerus
Asfiksia janin
Kematian bayi
MASALAH
Kepala bayi telah lahir tetapi bahu terhambat dan tidak dapat dilahirkan
PENGELOLAAN UMUM
Selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu pada setiap persalinan,
terutama sebagai antisipasi terhadap taksiran berat janin yang besar dan persalinan pada
ibu dengan Diabetes mellitus.
Harus selalu diupayakan untuk melakukan deteksi dini bayi makrosomia.
Dianjurkan agar proaktif melakukan seksio sesarea bila terdapat makrosomia.
INDIKASI
Distosia bahu
5-10
Gambar 4.6 Manuver Corkscrew Woods
* Tangan penolong menyusuri lengan belakang dan menarik tangan keluar. Bahu depan
dapat lahir biasa (D), namun bila ternyata sukar, bayi diputar (E), sehingga bahu depan
lahir di belakang (F)
Selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu pada setiap persalinan,
terutama sebagai antisipasi terhadap taksiran berat janin yang besar dan persalinan pada
ibu dengan Diabetes mellitus. Harus selalu diupayakan untuk melakukan deteksi dini
bayi makrosomia.
Syarat khusus untuk tindakan ekstraksi vakum adalah c Pembukaan serviks lengkap, d
Presentasi kepala, e Cukup bulan (aterm), f Tidak ada kesempitan panggul, g Anak
hidup, h Penurunan kepala level 2 atau tidak lebih dari 1/5 diatas simfisis, i Kontraksi
baik, jKetuban sudah pecah, k Alat berfungsi baik. Sedangkan untuk ekstraksi forseps
syaratnya hampir sama dengan vakum dengan catatan bahwa kecakapan kepala terhadap
forseps menjadi perhatian utama untuk tindakan ini.
Tidak ada perbedaan mortalitas maupun morbiditas ibu dan bayi antara kelompok
forseps dibandingkan dengan kelompok vakum.
5-12