Anda di halaman 1dari 3

A.

Prinsip Kerja Ekstraksi Vakum

Jika persalinan mengalami hambatan dan berisiko buruk bagi bayi bila tidak segera
dilahirkan, penggunaan alat seperti ekstraksi vakum bisa menjadi pilihan. Ekstraksi vakum
adalah alat seolah menghisap untuk memudahkan keluarnya bayi dalam proses persalinan
normal sembari ibu berupaya mengejan. Jadi, alat vakum ditempelkan pada tengkorak
kepala bayi tetapi bukan di ubun-ubun atau titik lunak. Selanjutnya, alat ekstraksi vakum
tersebut seolah menyedot seiring untuk memandu bayi agar lebih mudah keluar dari rahim
sembari ibu mendorongnya dengan cara mengejan.
Proses ini juga diminta untuk berbaring dengan posisi kedua kaki terbuka lebar. Agar lebih
kuat dan bertenaga saat melakukan kontraksi. Dokter kemudian akan memasukkan alat
vakum melahirkan ke dalam vagina, lalu menempelkannya pada kepala bayi. Selanjutnya,
pompa alat ekstraksi vakum persalinan diaktifkan agar penarikan bisa dilakukan dan kepala
bayi dapat segera keluar melalui vagina. Prosedur pemakaian vakum melahirkan tersebut
akan terus dilakukan berulang kali setiap kontraksi dengan meningkatkan tekanannya secara
bertahap. Sementara di antara kontraksi, tekanan pada alat ekstraksi vakum untuk
mendukung melahirkan secara normal tersebut akan dikurangi. Setelah tubuh bayi berhasil
dikeluarkan, dokter kemudian melepaskan alat vakum melahirkan tersebut dari kepala bayi.
Terakhir, sebelumnya dokter melakukan gunting vagina untuk mempermudah proses
persalinan, bagian ini akan dijahit kembali setelah selesai melahirkan.
B. Pembahasan

1. Kondisi yang disarankan untuk menggunakan alat ekstraksi vakum saat melahirkan
- Tidak mengalami kemajuan kontraksi
Ekstraksi vakum biasanya digunakan ketika ibu sudah mengalami kontraksi melahirkan,
tapi persalinan tidak kunjung mengalami kemajuan. Proses persalinan dianggap
memakan waktu terlalu lama jika tidak mengalami perkembangan dalam kurun waktu
tertentu dan kondisi ibu sudah kelelahan.
- Muncul masalah pada detak jantung bayi
Adanya masalah pada denyut jantung bayi juga menjadi pertimbangan metode vakum
ekstraktor digunakan. Jika dokter dan tim medis khawatir detak jantung bayi
mengalami masalah, persalinan harus segera dilakukan.Dalam hal ini, melahirkan
normal bisa dibantu dipercepat dengan bantuan alat vakum. Namun, prosedur ini
hanya bisa dilakukan jika bayi tidak dalam kondisi gawat janin.
- Adanya masalah kesehatan tertentu pada ibu

Saat ibu memiliki masalah kesehatan tertentu seperti penyempitan pada katup aorta
(stenosis katup aorta) atau masalah lainnya, metode vakum mungkin dianjurkan.
Dokter dan tim medis mungkin membatasi upaya Anda saat melakukan kontraksi
sehingga proses melahirkan dipermudah dengan menggunakan alat vakum.

Sebelum mempertimbangkan kondisi di atas, beberapa syarat penggunaan alat


ekstraktor vakum persalinan bayi, yakni:
~ Sudah terjadi tanda-tanda melahirkan berupa pembukaan lahiran lengkap
~ Janin cukup bulan (usia kehamilan di atas 37 minggu)
~ Bagian janin yang dekat dengan panggul ibu adalah kepala
~ Kepala sudah turun mendekati liang vagina
~ Ibu tampak kelelahan
~ Kehamilan bayi tunggal

2. Kondisi yang tidak disarankan menggunakan ekstraksi vakum


Dokter dan tim medis biasanya tidak menganjurkan penggunaan alat ekstraksi vakum
persalinan pada kondisi seperti:
- Usia kehamilan kurang dari 34 minggu.
Bayi memiliki kondisi medis tertentu yang berpengaruh terhadap kekuatan tulangnya
misalnya osteogenesis imperfecta maupun gangguan perdarahan seperti hemofilia.
- Kepala bayi belum bergerak mencapai bagian tengah-tengah jalan lahir atau leher
rahim (serviks).
- Posisi janin dalam kandungan dengan arah kepala yang tidak terdeteksi.
- Bagian bahu, lengan, bokong, atau kaki bayi yang diduga akan keluar lebih dulu
melalui vagina.
- Ukuran tubuh bayi terlalu besar atau ukuran panggul Anda terlalu kecil sehingga
bayi sulit melewati panggul.

3. Resiko melahirkan dengan ekstraksi vakum


# Bagi si ibu :
- Nyeri pada jaringan antara vagina dan anus (perineum) setelah melahirkan.
- Susah buang air kecil untuk sementara waktu.
- Inkontinensia urin atau feses. Kondisi ketika sulit mengontrol keinginan untuk buang
air kecil maupun besar, sehingga bisa keluar secara tiba-tiba tanpa disengaja.
# Bagi si bayi :
- Adanya luka di kulit kepala
- Bayi berisiko mengalami distosia, atau salah satu bahu bayi masih berada di dalam
vagina ketika kepalanya sudah keluar dari vagina. Kondisi ini juga disebut dengan
persalinan macet (distosia).
- Fraktur tengkorak atau retak pada tulang tengkorak kepala
- Perdarahan di dalam tengkorak kepala

Anda mungkin juga menyukai