Anda di halaman 1dari 25

INDUKSI PERSALINAN

Referat
Penyaji: Sabrina Silvi Ainun Nissa
11310344
Pembimbing: dr. Fonda Octarianingsih Shariff Sp.OG

PENDAHULUAN
Induksi persalinan merupakan suatu tindakan

buatan atau memberikan perlakuan untuk


merangsang kontraksi uterus yang dilanjutkan
dengan dilatasi progresif dan pendataran dari
serviks kemudian diakhiri dengan kelahiran bayi.
Indikasi: kehamilan post-term, kehamilan dengan
hipertensi, preeklampsia, eklampsia,
korioamnionitis, kematian fetus dan diabetes
maternal.

Ada bermacam-macam jenis induksi persalinan:

secara medis (drip oksitosin, prostaglandin,


cairan hipertonik intrauteri). Secara manipulatif
(amniotomi, stripping of the membrane,
rangsangan listri, rangsangan puting susu, dan
pemasangan laminaria)

DEFINISI DAN FISIOLOGI PERSALINAN


Persalinan atau partus adalah suatu proses dimana

terjadi kontraksi uterus yang menyebabkan pendataran


dan dilatasi serviks yang pada akhirnya menghasilkan
ekspulsi fetus dari uterus.
Sebab-sebab terjadinya kehamilan belum diketahui
dengan jelas, beberapa teori yang dikemukakan:
Teori progesteron
Teori oksitosin
Teori ketegangan otot
Teori prostaglandin
Teori tuanya plasenta

DEFINISI INDUKSI PERSALINAN


Induksi persaliinan adalah suatu upaya stimulasi

mulainya proses persalinan (dari tidak ada tandatanda persalinan, kemudian di stimulasi menjadi
ada).

INDIKASI INDUKSI PERSALINAN


Indikasi Maternal
Ruptura spontan ketuban
Toksemia gravidarum
Polihidramnion
Perdarahan antepartum
intrauterine fetal death
Kanker
Elektif

Indikasi fetal
Diabetes maternal
Inkompatibilitas resus
Reccurent intrauterine death
Kehamilan post-matur

KONTRAINDIKASI INDUKSI PERSALINAN


DKP
Kelainan letak janin
Riwayat SC
Herpes genitalis akut
Gawat janin
Plasenta previa
Peregangan uterus yang berlebihan

NILAI / SKOR BISHOP


Cara untuk melihat kematangan serviks

dan responnya terhadap induksi persalinan


Lima kondisi yang dinilai:
Pembukaan (dilatation)
Pendataran (Effacement)
Penurunan kepala janin (station)
Konsistensi (consistency)
Posisi ostium uteri (position)

TABEL SKOR BISHOP


SKOR

Pembukaan

1-2

3-4

5-6

Pendataran

0-30%

40-50%

60-70%

80%

Station

-3

-2

-1

+1 +2

Konsistensi

Keras

sedang

lunak

Amat lunak

Posisi

Posterior

tengah

anterior

Anterior

ostium
Cara pemakaian:
Tambah 1 angka untuk:

Kurangi 1 angka untuk:

Preeklampsia

Post date

Setiap partus normal

Nullipara
Ketuban negatif/lama

Bila

skor

Kemungkinan

total:

Berhasil

Gagal

0-4

50-60%

40-50%

5-9

90%

10%

10-13

100%

0%

Secara Medis
Drip Oksitosin
Oksitosin dapat diberikan dengan menggunakan

protokol dosis rendah (1-4 mU/menit) atau dosis tinggi


(6-40 mU/menit). Tetapi tidak ada regimen yang lebih
baik daripad terapi lain untuk memperpendek waktu
persalinan.
Respon bergantung pada paritas ibu, kesiapan serviks,
dan gestasi.
Dibutuhkan 30-40 menit untuk melihat pola kontraksi
uterus sejak infus oksitosin mulai dialirkan dengan
kecepatan tertentu

Pemberian oksitosin dihentikan jika jumlah

kontraksi dalam 10 menit lebih dari 5 kali.


Efek samping oksitosin: hipotensi, hipertensi,
mual, muntah, penurunan aliran darah uterus,
ruam kulit dan anoreksia.
Reaksi yang merugikaan mencakup tetania uteri,
anafilaksis, asfiksia, kejang, koma, perdarahan
intrakranial, intoksikasi air, dan disritmia.

Prostaglandin
Prostaglandin dapat merangsang otot-otot polos termasuk

otot-otot rahim sehingga terjadi kontraksi dan


menyebabkan evakuasi isi uterus. Yang spesifik
merangsang otot rahim PGE2 dan PGF2 alpha
Efek samping: mual, muntah, diare, hipersensitifitas,
glukoma, hipotensi, stenosis, bagian ari-ari tertinggal
karena tidak luruh sempurna, trauma rahim karena
dipaksa melahirkan, infeksi, perdarahan, gagal
pernafasan, gagal jantung, perobekan rahim.

Misoprostol (cytotec) adalah prostaglandin E1 sintetik dan

tersedia dalam tablet 100 mcg untuk mencegah ulkus


peptikum namun obat ini digunakan off-label (di luar
indikasi resmi)

Indikasi
Induksi Aborsi (trimester pertama)

Dosis

Keterangan

800 mcg pervaginam atau oral /3jam (maksimal 3x Idealnya diberikan setelah mifepristone 200 mg
dalam 12 jam)

Missed abortion (trimester pertama)

800 mcg pervaginam /3 jam (max 2x) atau berikan 2 dosis lalu biarkan selama 1-2 minggu
sublingual 600 mcg /3 jam (max 2x)

Abortus inkomplit (trimester pertama)

(kecuali jika ada perdarahan berat dan infeksi).

600 mcg dosis tunggal per oral atau 400 mcg Biarkan
sublingual dosis tunggal.

selama

minggu

(kecuali

jika

ada

perdarahan hebat atau infeksi)

Pematangan serviks sebelum tindakan (trimester 400 mcg pervaginam 3 jam sebelum dilakukan Digunakan untuk pemasangan AKDR, terminasi
pertama)

prosedur atau secara sublingual 2-3 jam sebelum kehamilan, dilatasi dan kuretase, histeroskopi.
dilakukan prosedur

Induksi aborsi (trimester kedua)

400 mcg pervaginam atau sublingual /3 jam Lebih


(maksimal 5x)

Intrauterine fetal death (IUFD)

efektif

jika

digunakan

setelah

48

jam

pemberian mifepristone 200 mg

IUFD 13-17 minggu: 200 mcg pervaginam /6 jam Kurangi dosis pada wanita dengan riwayat seksio
(maksimal 4x

sesar sebelumnya

IUFD 18-26 minggu: 100 mcg pervaginam /6 jam Untuk janin mati di trimester ketiga, lihat di bagian
(maksimal 4x)
Induksi persalinan

induksi persalinan di bawah.

25 mcg pervaginam /6 jam atau 25 mcg peroral /2 Jangan diberikan jika ada riwayat seksio sesar
jam

sebelumnya.

Profilaksis HPP

600 mcg peroral dosis tunggal

Tidak seefektif oksitosin.

Terai HPP

800 mcg sublingual dosis tunggal

Cairan Hipertonik Intrauterin


Dipakai untuk merangsang kontraksi rahim pada

kehamilan dengan janin mati


Cairan yang dipakai dapat berupa caiiran garam
hipertonik 20%, urea, kadang-kadang pemakaian
urea dicampur dengan prostaglandin untuk
memperkuat rangsangan pada otot-otot rahim.

Secara Manipulatif
Amniotomi
Amniotomi atau pemecahan ketuban adalah salah satu

bentuk induksi persalinan. Dengan keluarnya sebagian


air ketuban, terjadi pemendekkan otot rahim sehingga
otot rahim lebih efektif berkontraksi.
Indikasi khusus:
Perpanjangan fase laten
Perpanjangan fase aktif
Pada hidramnion
Pada pembukaan hampir lengkap

Syarat pemecahan ketuban:


Pembukaan minimal 3 cm
Bagian terendah sudah masuk PAP
Proses perlunakan serviks sudah dimulai
Perkiraan lahir pervaginam dalam waktu 6 jam

Komplikasi Amniotomi
Meningkatnya bahaya infeksi
Perdarahan
Fetal distress
Gangguan retroplasenta
Solusio plasenta
Pada kesempitan panggul dapat terjadi
Edema serviks, kaput suksedanum
Proses pembukaan dan penurunan kepala janin tidak
mengalami kemajuan
Prolapsus bagian kecil janin

Stripping of The Membran


Mengelupas atau mengusap selaput ketuban

menggunakan tangan dan merupakan praktik


yang relatif sering dilakukan.
Beberapa hambatan tindakan ini:
Serviks yang belum dapat dilalui oleh jari
Bila didapatkan persangkaan plasenta letak rendah

tidak boleh dilakukan


Bila kepala belum cukup turun dalam rongga panggul

Pemakaian Rangsangan Listrik


Menggunakan dua elektrode yang satu

diletakkan dalam serviks yang satu


ditempelkan di dinding perut ibu kemudian
dialirkan listrik yang akan memberi
rangsangan pada serviks untuk
menimbulkan kontraksi rahim.

Rangsangan Pada Puting Susu


Rangsangan puting susu dapat

mempengaruhi hipofiisis posterior untuk


mengeluarkan oksitosin sehingga terjadi
kontraksi rahim.

Pemasangan Rangsangan Batang Laminaria


Teknik induksi dengan memasukkan 3-4 batang laminaria

melalui kanalis servikalis dan dibiarkan 1224 jam,


selanjutnya dilanjutkan dengan drip oksitosin.
Penggunaannya sudah jarang dilakukan kecuali untuk
tindakan mola hidatidosa.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai