Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM TERAPI MANUAL

TMJ

DI SUSUN OLEH :

NAMA : AFIFAH NUR


KELAS : III A D.IV
NIM : PO.714241151001

JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
TA 2017/2018
Nama Pemeriksaan Prosedur Pelaksanaan
Inspeksi
Pengukuran horizontal wajah
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman

b. Alat yang digunakan :


Penggaris.

c. Prosedur pengukuran :
1. Bipupital Line : Di ukur melalui jarak lateral mata
kiri dan mata kanan dengan melihat
kesimetrisannya.
2. Nose Line : Di ukur melalui ujung garis hidung
cuping hidung kiri dan kanan).
3. Occlusive Line : Di ukur dari tepi mulut lateral kiri
dan kanan.

d. Hasil pengukuran :
1. Bipupital Line : tidak simetris antara mata kanan
(naik) dan mata kiri (turun).
2. Nose Line : simetris.
3. Occlusive Line : simetris.
Pengukuran vertikal wajah
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman

b. Alat yang digunakan :


Meteran.

c. Prosedur pengukuran :
Dengan mengukur jarak dari tepi lateral mata ketepi
mulut dan jarak dari hidung ke dagu.

d. Hasil pengukuran :
1. Dari tepi lateral mata ke bibir (kiri) : 8 cm.
2. Dari tepi lateral mata ke bibir (kanan) : 8 cm.
3. Dari ujung hidung ke dagu : 8 cm.
Dari hasil pengukuran diatas menggunakan meteran
maka dapat dilihat bahwa terdapat gangguan dimensi
vertikal.
Postur kepala leher
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman

b. Teknik Pelaksanaan :
Dengan melihat kesimetrisan antara lubang telinga dan
bahu pasien.

c. Hasil observasi :
Tidak ada gangguan postur pada kepala dan leher

Quick test
Depresi TMJ
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman

b. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien membuka mulutnya sambil memperhatikan
alur gerak mulut dari pasien.
2. Dengan memperhatikan adanya krepitasi dengan
cara meraba proc.mastoideus.
3. Serta memperhatikan keterbatasan gerak saat
melakukan depresi TMJ.

c. Hasil pemeriksaan :
1. Alur gerakan mulut pasien saat membuka mulutnya
normal.
2. Ada krepitasi saat melakukan depresi TMJ.
3. Terdapat sedikit keterbatasan gerak.

Elevasi TMJ
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman

b. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien menutup mulutnya sambil memperhatikan
alur gerak mulut dari pasien.
2. Dengan memperhatikan adanya krepitasi saat
menutup dengan cara meraba proc.mastoideus.
3. Serta memperhatikan keterbatasan gerak saat
melakukan elevasi TMJ.

c. Hasil pemeriksaan :
1. Alur gerakan mulut pasien berbentuk L maka
terdapat gangguan pada kapsul sendi (hipomobile)
pada sisi ujung L
2. Tidak ada krepitasi saat melakukan elevasi TMJ.
3. Tidak teradapat keterbatasan gerak.
Fleksi C0 C1
a. Posisi pasien :
Supine lying diatas bed dengan kepala diluar bed.

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri diatas kepala pasien.

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kiri fisioterapis berada didasar oksiput pasien
sedangkan tangan kanan berada di dagu pasien.

d. Teknik pelaksanaan :

1. Saat melakukan fleksi C0-C1 pasien dalam keadaan


rileks terutama pada lehernya.
2. Setelah itu fisioterapis mendorong leher pasien ke
bawah dengan tangan yang berada di bahu dimana
pasien mengikuti arah gerakan fisioterapis.
e. Hasil pemeriksaan :
Saat melakukan gerakan tersebut pasien dengan mudah
fleksi maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
gangguan pada C0-C1 atau saat melakukan fleksi.

f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya problem TMJ yang
bersumber dari C0-C1 yang ditandai dengan rasa nyeri.
Extensi C0 C1
a. Posisi pasien :
Supine lying diatas bed dengan kepala berada di pinggir
bed.

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri diatas kepala pasien.

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kiri fisioterapis berada didasar oksiput pasien
sedangkan tangan kanan berada di dagu pasien.

d. Teknik pelaksanaan :

1. Saat melakukan ekstensi C0-C1 pasien dalam


keadaan rileks terutama pada lehernya.
2. Setelah itu fisioterapis mendorong leher pasien ke
atas dengan bantuan tangan yang berada di oksiput
dimana pasien mengikuti arah gerakan fisioterapis.

e. Hasil pemeriksaan :
Saat melakukan gerakan tersebut pasien dengan mudah
ekstensi maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
gangguan pada C0-C1 atau saat melakukan ekstensi.

f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya problem TMJ yang
bersumber dari C0-C1 yang ditandai dengan rasa nyeri.
Rotasi C1 C2
a. Posisi pasien :
Supine lying diatas bed dengan kepala berada di pinggir
bed.

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri diatas kepala pasien.

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kiri dan tangan kanan fisioterapis berada
masing-masing di telinga pasien.

d. Teknik pelaksanaan :
1. Fisioterapis memfleksikan maksimal leher pasien
dengan bantuan perut.
2. Setelah itu, fisioterapis menggerakkan kepala pasien
ke arah rotasi kanan dan rotasi kiri.
3. Lalu lihat dan bandingkan antara bahu kiri dan bahu
kanan terangkat atau tidak.

e. Hasil pemeriksaan :
Bahu kiri dan bahu kanan pasien tidak terangkat atau
gerak rotasi C1-C2 tidak terdapat gangguan.

f. Tujuan :

Untuk mengetahui adanya pemendekan otot atau


spasme.
Fleksi C3 C7 dan C7 Th1
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi nyaman

b. Posisi fisioterapis :
Berada didepan pasien.
c. Peletakan tangan fisioterapis :

Tangan kanan pada incisura sternalis dan tangan kiri


pada incisura jugularis.

d. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien diminta untuk melakukan fleksi.
2. Lalu fisioterapis memperhatikan dan mengukur
dengan meteran yaitu dari ujung dagu ke incisura
jugularis.

e. Hasil pemeriksaan :
Pasien tidak mengalami gangguan pada C3-C7 dan C7-
Th1 dimana hasil pengukuran dimana tidak ada jarak
antara ujung mandibula dengan incisura sternalis

f. Tujuan :

Untuk mengetahui adanya pemendekan pada otot atau


terjadi spasme.

Extensi C3 C7 dan C7 Th1

a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi nyaman

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri didepan pasien.

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kanan kanan pada incisura jugularis dan tangan
kiri pada ujung bawah mandibular

d. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien diminta untuk melakukan ekstensi.
2. Lalu fisioterapis memperhatikan dan mengukur
dengan meteran dari ujung dagu ke incisura
jugularis.
3. Saat pasien melakukan ekstensi dan oksiput
mendekati garis horizontal maka ekstensinya bagus.

e. Hasil pemeriksaan :
Pasien dapat melakukan ekstensi secara maksimal
dengan hasil pengukuran dengan meteran yaitu 18 cm.

f. Tujuan :
Untuk mengetahui adanya pemendekan pada otot atau
terjadi spasme.
Lateral fleksi C3 C7 dan C7
Th1 a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi nyaman

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri di samping pasien.

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kanan fisioterapis berada pada acromion dan
tangan kiri pada proc. mastoideus

d. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien diminta untuk melakukan lateral fleksi kiri
dan kanan untuk membandingkan.
2. Lalu fisioterapis memperhatikan dan mengukur
dengan meteran dari proc.mastoideus ke acromion.

e. Hasil pemeriksaan :
1. Lateral fleksi ke kanan : 12 cm.
2. Lateral fleksi ke kiri : 13 cm.

f. Tujuan :
Untuk mengetahui adanya pemendekan dan
keterbatasan gerak pada otot atau terjadi spasme.
Rotasi C3 C7 dan C7 Th1
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi nyaman

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri dengan disamping pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kanan pada acromion dan tangan kiri pada proc.
mastoideus

d. Teknik pelaksanaan :

Perintahkan pasien untuk rotasi kearah kanan dan kiri,


sedangkan fisioterapis memberi tahanan pada bagian
bahu dengan arah yang berlawanan untuk mencegah
rotasithorakal.

e. Hasil pemeriksaan :
Tidakadaketerbatasan gerak Rotasi C3 C7 dan C7
Th1 dengan nilai kanan dan kiri 9cm

f. Tujuan :
Untuk mengetahui adatidaknyaketerbatasan gerakan
rotasi pada C3-C7 dan C7 Th1.

Tes Gerak Aktif


Depresi TMJ
a. Posisi pasien :
Berdiri didepan fisioterapis

b. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulutnya dan
perhatikan pola saat membuka mulut

c. Hasil pemeriksaan :
- Pola normal saat membuka mulut
- Terdengar bunyi klik atau krepitasi

d. Tujuan :
- Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan
pada TMJ dan letak gangguan berasal.
- Untuk mengetahui ada tidaknya keterbatasan
ROM membuka mulut
- Untuk mengetahui ada tidaknya bunyi
krepitasi.

Elevasi TMJ
a. Posisi pasien :
Berdiri berhadapan dengan fisioterapis.

b. Teknik Pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk menutup mulutnya sambil
memperhatikan alur gerakan mulut.

c. Hasil Pemeriksaan :
- Alur normal pada saat menutup mulut.
- Terdengar bunyi klik atau krepitasi.

d. Tujuan :
- Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada
TMJ dan dimana letak gangguan berasal.
- Untuk mengetahui ada tidaknya keterbatasan
ROM.
- Untuk mengetahui ada tidaknya bunyi krepitasi
Protrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Berdiri berhadapan dengan fisioterapis

b. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membawa rahang bawahnya ke
anterior sambil memperhatikan kesimetrisan gerakan.

c. Hasil pemeriksaan :
Simetris dan terdengar bunyi klik

d. Tujuan :
Untuk mengetahui kesimetrisan gerakan dan ada tidaknya
krepitasi.

Retrusi TMJ a. Posisi pasien :


Berdiri didepan fisioterapis

b. Teknik pelaksanaan :
Fisioterapis berada di depan pasien. Fisioterapis
mengistruksikan kepada pasien untuk menggerakkan rahang
bawahnya kearah posterior.

c. Hasil pemeriksaan :
Simetris dan terdengar bunyi klik

d. Tujuan :
Untuk mengetahui kesimetrisan gerakan dan ada tidaknya
krepitasi

Lateral deviasi TMJ


a. Posisi pasien :
Berdiri berhadapan dengan fisioterapis.

b. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulutnya, kemudian
meminta menggerakkan rahang bawah pasien ke arah
lateral.

c. Hasil pemeriksaan :
- Rahang bawah pasien asimetris
- Terdengar adanya bunyi krepitasi

d. Tujuan :
Untuk mengetahui kesimetrisan gerakan dan ada tidaknya
krepitasi.

Tes Gerak Pasif


Depresi TMJ a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri di samping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Ibu jari tangan kanan pada gigi depan sisi dalam mandibular
dan jari lainnya pada mandibular, tangan kiri pada frontalis
sebagai fiksator.

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
Fisioterapis menarik mandibular pasien kearah depresi
(bawah)

e. Hasil pemeriksaan :

- Tidak terdapat nyeri gerak pasif


- Elastic endfeel
- Terdapat bunyi klik atau krepitasi

f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untuk mengetahui adanya bunyi atau krepitasi

Elevasi TMJ

a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Fisioterapis berdiri disamping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kiri fisioterapis berada pada frontalis dan tangan
kanan pada sisi bawah mandibular

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk menutup mulut, kemudian
Fisioterapis menggerakkan mandibula pasien kearah elevasi
cranial sambil merasakan endfeel gerakan sedangkan tangan
kiri melakukan fiksasi.

e. Hasil pemeriksaan :
- Tidak ada nyeri gerak pasif
- End feel : elastic endfeel
- Terdapat bunyi krepitasi
- Alur gerak : pertemuan gigi simetris

f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untuk mengetahui adanya bunyi atau krepitas
Protrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Fisioterapis berdiri disamping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kiri fisioterapis berada pada frontal dan ibu
jaritangankananberada dibagian dalam mandibula dan jari
lainya berada dibawah mandibular.

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian terapis
menarik mandibula pasien kearah depan (ventral) sambil
merasakan endfeel gerakan.

e. Hasil pemeriksaan :

- Tidak ada nyeri


- End feel : elastic end feel
- Krepitasi : ada bunyi klik
- Alur gerak : simetris

f. f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untuk mengetahui adanya bunyi atau krepitas
Retrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kanan fisioterapi berada di depan mandibula, tangan
kiri berada pada Frontal.

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
Fisioterapis mendorong mandibula kearah posterior sambil
merasakan endfeel gerakan sedangkan tangan kiri melakukan
fiksasi.

e. Hasil pemeriksaan :
- Tidak ada nyeri
- End feel : elastic end feel
- Krepitasi : ada bunyi klik
- Alur gerak : simetris

f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untuk mengetahui adanya bunyi atau krepitasi.

Lateral deviasi TMJ


a. Posisi pasien :
Half lying

b. PosisiFisioterapis :
Berdiri di samping kanan kepalapasien.

c. PeletakantanganFisioterapis :
Tangan kanan berada di lateral mandibula dan tangan kiri
berada pada frontalis

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
Fisioterapis mengerakkan mandibula kearah lateral kanan
dan kiri sambil merasakan endfeel sedangkan tangan kiri
melakukan fiksasi.

e. Hasil pemeriksaan :
- Tidak ada nyeri
- End feel : elastic endfeel
- Krepitasi : ada bunyi klik
- Alur gerak : simetris

f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untukmengetahuiadanyabunyiataukrepitasi.

Tes Resistance Isometric


Depresi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kanan pada sisi bawah mandibular dan tangan kiri
pada frontalis

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian terapis
mendorong mandibular kearah elevasi dan pasien melawan
kearah depresi tapi tidak ada gerakan

e. Hasil pemeriksaan :
Pasien dapat melawan dengan tahanan penuh

f. Tujuan :
Untuk mengetahui ototpterygoidalis lateral, geniohyoid,
genioglossus, digastric bagian anterior, danmylohyoid.

Elevasi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri di sampingkanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kiri berada di frontal dan tangan kanan berada di
mandibular

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
fisioterapi menarik mandibular kearah elevasi (bawah)
sementara pasien melawan kearah depresi tetapi tidak ada
gerakan

e. Hasil pemeriksaan :
Pasien dapat melawan dengan tahanan penuh

f. Tujuan :
Untuk mengetahui kekuatan otot temporalis, masseter, ptery-
goidalis medial

Protrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying
b. Posisi fisioterapis :
Berada di samping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Ibu jari kanan fisioterapi berada di gigi depan sisi dalamdan
jari lainnya pada mandibular. Kemudian tangan kiri
fisioterapis berada pada area frontal

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
fisioterapi menarik gigi bagian dalam ke arah protraksi
(depan) kemudian pasien melawan ke arah retruksi tetapi
tidak ada gerakan

e. Hasil pemeriksaan :
Pasien mampu melawan dengan tahanan penuh.

f. Tujuan :
Untuk mengetahui Kekuatan otot pterygoidalis lateral dan
medial
Retrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kanan pada mandibula dan tangan kiri pada frontal

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut kemudian terapis
memberikan tahanan pada anterior mandibula kearah retruksi
kemudian pasien melawan kearah protruksi tapi tidak ada
gerakan

e. Hasil pemeriksaan :
Pasien mampu melawan dengan tahanan penuh

f. Tujuan :
Untuk mengatahui kekuatan otot temoralis serabut anterior

Lateral deviasi TMJ


a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
c. Peletakan tangan fisioterapis :
Tangan kanan pada lateral mandibular dan tangan kiri pada
area frontalis

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian terapis
mendorong mandibular kearah lateral sementara pasien
memberikan tahan tapi tidak ada gerakan

e. Hasil pemeriksaan :
Pasien mampu melawan dengan tahanan penuh

f. Tujuan :
Untuk mengetahuikekuatanototpterygoidalis medial dan
lateral

Pemeriksaan Spesifik
Chvostek test
a. Posisi pasien :
Half lying, disertai dengan rotasi kepala

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri di sisi samping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kiri berada pada frontal dan tangan kanan di
mandibulla pada kelenjar parotid (diatasotot masseter).

d. Teknik pelaksanaan :
Fisioterapis mengetuk secara tiba-tiba kelenjar parotid yang
terletak diatas otot masseter. Jika muncul kontraksi twitch
otot facialis maka tes positif

e. Hasil pemeriksaan :
Tidak terjadi kontraksi twitch otot facialis

f. Tujuan :
Untuk menentukan patologi pada nervus cranialis VII (N.
facialis)

Tes Auskultasi TMJ


a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
c. Alat yang digunakan :
stetoskop

d. Teknik pelaksanaan :
Letakkan stetoskop pada area temporo mandibular joint,
kemudian perintahkan pasien untuk membuka dan menutup
mulut. Dengarkan apakah ada bunyi krepitasi atau tidak

e. Hasil pemeriksaan :
Terdapat bunyi krepitasi saat pasien membuka dan menutup
mulut

f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada area TMJ

Joint Play Movement test


Caudal traction
a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kiri pada are frontal sebagai fiksator danibu jari
tangan kanan pada gigi geraham dan jari lainnya pada
area mandibular

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
terapis melakukan traksi mandibular kearah caudal

e. Hasil pemeriksaan :
Tidak ada nyeri pada discus dan internal derangement

f. Tujuan :
- Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada
discus dan internal derangement
- Menambah ROM retruksi mandibular

Ventral glide
a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Kedua ibu jari terapis berada pada gigi geraham
sementara jari lainnya pada mandibular

d. Teknik pelaksanaan :
Fisioterapis melakukan glide atau tarikan pada mandilar
kearah ventral

e. Hasil pemeriksaan :
Tidak adanya nyeri pada capsul ligamen bagian
posterior dan intact diskus

f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada capsul
ligamen bagian posterior dan intact diskus
Posterior glide
a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Kedua ibu fisioterapi berada di gigi graham dan jari ke 2-5
berada di mandibula

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
terapis melakukan glide pada mandibular kearah
posterior

e. Hasil pemeriksaan :
Tidak ada nyeri pada ligament bagian anterior dan
intract diskus

f. Tujuan :
- Untuk menambah ROM retruksi mandibular
- Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada
kapsul ataupun ligament bagian anterior dan intract
diskus

Kompresi test
a. Posisi pasien :
Duduk diatas bed dengan posisi nyaman

b. Posisi fisioterapis :
Terapis berada dibelakang pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Tangan kanan pada sisi latero-caudal mandibular dan
tangan kiri pada area frontal

d. Teknik pelaksanaan :
Terapis melakukan translasi pada mandibular kearah
cranial

e. Hasil pemeriksaan :
Tidak ada nyeri pada internal derangement

f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada internal
derangement

Medial lateral translasi


a. Posisi pasien :
Half lying

b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien

c. Peletakan tangan fisioterapis :


Kedua Ibu jari fisioterapis berada di Porc. Pterygoideus
Lamina Medial-Lateralis, jari ke 2-5 kanan fisioterapis
beada di Frontalis dan jari 2-5 kiri beada di mandibula

d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka dan menutup mulut
sementara terapis memberikan penekanan pada Porc.
Pterygoideus Lamina Medial-Lateralis, kemudian jari-
jari yang lain mengfiksasi daerah frontalis dan
mandibula.

e. Hasil pemeriksaan :
Tidak ada nyeri pada kapsul-ligamen bagian medial sisi
ipsilateral dan bagian lateral sisi kontralateral

f. Tujuan :
- Untukmenambah ROM lateral deviasi mandibular
- Mendeteksi adanya gangguan pada area Porc.
Pterygoideus Lamina Medial-Lateralis

Anda mungkin juga menyukai