TMJ
DI SUSUN OLEH :
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
TA 2017/2018
Nama Pemeriksaan Prosedur Pelaksanaan
Inspeksi
Pengukuran horizontal wajah
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman
c. Prosedur pengukuran :
1. Bipupital Line : Di ukur melalui jarak lateral mata
kiri dan mata kanan dengan melihat
kesimetrisannya.
2. Nose Line : Di ukur melalui ujung garis hidung
cuping hidung kiri dan kanan).
3. Occlusive Line : Di ukur dari tepi mulut lateral kiri
dan kanan.
d. Hasil pengukuran :
1. Bipupital Line : tidak simetris antara mata kanan
(naik) dan mata kiri (turun).
2. Nose Line : simetris.
3. Occlusive Line : simetris.
Pengukuran vertikal wajah
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman
c. Prosedur pengukuran :
Dengan mengukur jarak dari tepi lateral mata ketepi
mulut dan jarak dari hidung ke dagu.
d. Hasil pengukuran :
1. Dari tepi lateral mata ke bibir (kiri) : 8 cm.
2. Dari tepi lateral mata ke bibir (kanan) : 8 cm.
3. Dari ujung hidung ke dagu : 8 cm.
Dari hasil pengukuran diatas menggunakan meteran
maka dapat dilihat bahwa terdapat gangguan dimensi
vertikal.
Postur kepala leher
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman
b. Teknik Pelaksanaan :
Dengan melihat kesimetrisan antara lubang telinga dan
bahu pasien.
c. Hasil observasi :
Tidak ada gangguan postur pada kepala dan leher
Quick test
Depresi TMJ
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman
b. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien membuka mulutnya sambil memperhatikan
alur gerak mulut dari pasien.
2. Dengan memperhatikan adanya krepitasi dengan
cara meraba proc.mastoideus.
3. Serta memperhatikan keterbatasan gerak saat
melakukan depresi TMJ.
c. Hasil pemeriksaan :
1. Alur gerakan mulut pasien saat membuka mulutnya
normal.
2. Ada krepitasi saat melakukan depresi TMJ.
3. Terdapat sedikit keterbatasan gerak.
Elevasi TMJ
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi yang nyaman
b. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien menutup mulutnya sambil memperhatikan
alur gerak mulut dari pasien.
2. Dengan memperhatikan adanya krepitasi saat
menutup dengan cara meraba proc.mastoideus.
3. Serta memperhatikan keterbatasan gerak saat
melakukan elevasi TMJ.
c. Hasil pemeriksaan :
1. Alur gerakan mulut pasien berbentuk L maka
terdapat gangguan pada kapsul sendi (hipomobile)
pada sisi ujung L
2. Tidak ada krepitasi saat melakukan elevasi TMJ.
3. Tidak teradapat keterbatasan gerak.
Fleksi C0 C1
a. Posisi pasien :
Supine lying diatas bed dengan kepala diluar bed.
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri diatas kepala pasien.
d. Teknik pelaksanaan :
f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya problem TMJ yang
bersumber dari C0-C1 yang ditandai dengan rasa nyeri.
Extensi C0 C1
a. Posisi pasien :
Supine lying diatas bed dengan kepala berada di pinggir
bed.
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri diatas kepala pasien.
d. Teknik pelaksanaan :
e. Hasil pemeriksaan :
Saat melakukan gerakan tersebut pasien dengan mudah
ekstensi maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
gangguan pada C0-C1 atau saat melakukan ekstensi.
f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya problem TMJ yang
bersumber dari C0-C1 yang ditandai dengan rasa nyeri.
Rotasi C1 C2
a. Posisi pasien :
Supine lying diatas bed dengan kepala berada di pinggir
bed.
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri diatas kepala pasien.
d. Teknik pelaksanaan :
1. Fisioterapis memfleksikan maksimal leher pasien
dengan bantuan perut.
2. Setelah itu, fisioterapis menggerakkan kepala pasien
ke arah rotasi kanan dan rotasi kiri.
3. Lalu lihat dan bandingkan antara bahu kiri dan bahu
kanan terangkat atau tidak.
e. Hasil pemeriksaan :
Bahu kiri dan bahu kanan pasien tidak terangkat atau
gerak rotasi C1-C2 tidak terdapat gangguan.
f. Tujuan :
b. Posisi fisioterapis :
Berada didepan pasien.
c. Peletakan tangan fisioterapis :
d. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien diminta untuk melakukan fleksi.
2. Lalu fisioterapis memperhatikan dan mengukur
dengan meteran yaitu dari ujung dagu ke incisura
jugularis.
e. Hasil pemeriksaan :
Pasien tidak mengalami gangguan pada C3-C7 dan C7-
Th1 dimana hasil pengukuran dimana tidak ada jarak
antara ujung mandibula dengan incisura sternalis
f. Tujuan :
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi nyaman
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri didepan pasien.
d. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien diminta untuk melakukan ekstensi.
2. Lalu fisioterapis memperhatikan dan mengukur
dengan meteran dari ujung dagu ke incisura
jugularis.
3. Saat pasien melakukan ekstensi dan oksiput
mendekati garis horizontal maka ekstensinya bagus.
e. Hasil pemeriksaan :
Pasien dapat melakukan ekstensi secara maksimal
dengan hasil pengukuran dengan meteran yaitu 18 cm.
f. Tujuan :
Untuk mengetahui adanya pemendekan pada otot atau
terjadi spasme.
Lateral fleksi C3 C7 dan C7
Th1 a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi nyaman
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri di samping pasien.
d. Teknik pelaksanaan :
1. Pasien diminta untuk melakukan lateral fleksi kiri
dan kanan untuk membandingkan.
2. Lalu fisioterapis memperhatikan dan mengukur
dengan meteran dari proc.mastoideus ke acromion.
e. Hasil pemeriksaan :
1. Lateral fleksi ke kanan : 12 cm.
2. Lateral fleksi ke kiri : 13 cm.
f. Tujuan :
Untuk mengetahui adanya pemendekan dan
keterbatasan gerak pada otot atau terjadi spasme.
Rotasi C3 C7 dan C7 Th1
a. Posisi pasien :
Berdiri dengan posisi nyaman
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri dengan disamping pasien
d. Teknik pelaksanaan :
e. Hasil pemeriksaan :
Tidakadaketerbatasan gerak Rotasi C3 C7 dan C7
Th1 dengan nilai kanan dan kiri 9cm
f. Tujuan :
Untuk mengetahui adatidaknyaketerbatasan gerakan
rotasi pada C3-C7 dan C7 Th1.
b. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulutnya dan
perhatikan pola saat membuka mulut
c. Hasil pemeriksaan :
- Pola normal saat membuka mulut
- Terdengar bunyi klik atau krepitasi
d. Tujuan :
- Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan
pada TMJ dan letak gangguan berasal.
- Untuk mengetahui ada tidaknya keterbatasan
ROM membuka mulut
- Untuk mengetahui ada tidaknya bunyi
krepitasi.
Elevasi TMJ
a. Posisi pasien :
Berdiri berhadapan dengan fisioterapis.
b. Teknik Pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk menutup mulutnya sambil
memperhatikan alur gerakan mulut.
c. Hasil Pemeriksaan :
- Alur normal pada saat menutup mulut.
- Terdengar bunyi klik atau krepitasi.
d. Tujuan :
- Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada
TMJ dan dimana letak gangguan berasal.
- Untuk mengetahui ada tidaknya keterbatasan
ROM.
- Untuk mengetahui ada tidaknya bunyi krepitasi
Protrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Berdiri berhadapan dengan fisioterapis
b. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membawa rahang bawahnya ke
anterior sambil memperhatikan kesimetrisan gerakan.
c. Hasil pemeriksaan :
Simetris dan terdengar bunyi klik
d. Tujuan :
Untuk mengetahui kesimetrisan gerakan dan ada tidaknya
krepitasi.
b. Teknik pelaksanaan :
Fisioterapis berada di depan pasien. Fisioterapis
mengistruksikan kepada pasien untuk menggerakkan rahang
bawahnya kearah posterior.
c. Hasil pemeriksaan :
Simetris dan terdengar bunyi klik
d. Tujuan :
Untuk mengetahui kesimetrisan gerakan dan ada tidaknya
krepitasi
b. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulutnya, kemudian
meminta menggerakkan rahang bawah pasien ke arah
lateral.
c. Hasil pemeriksaan :
- Rahang bawah pasien asimetris
- Terdengar adanya bunyi krepitasi
d. Tujuan :
Untuk mengetahui kesimetrisan gerakan dan ada tidaknya
krepitasi.
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri di samping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
Fisioterapis menarik mandibular pasien kearah depresi
(bawah)
e. Hasil pemeriksaan :
f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untuk mengetahui adanya bunyi atau krepitasi
Elevasi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying
b. Posisi fisioterapis :
Fisioterapis berdiri disamping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk menutup mulut, kemudian
Fisioterapis menggerakkan mandibula pasien kearah elevasi
cranial sambil merasakan endfeel gerakan sedangkan tangan
kiri melakukan fiksasi.
e. Hasil pemeriksaan :
- Tidak ada nyeri gerak pasif
- End feel : elastic endfeel
- Terdapat bunyi krepitasi
- Alur gerak : pertemuan gigi simetris
f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untuk mengetahui adanya bunyi atau krepitas
Protrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying
b. Posisi fisioterapis :
Fisioterapis berdiri disamping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian terapis
menarik mandibula pasien kearah depan (ventral) sambil
merasakan endfeel gerakan.
e. Hasil pemeriksaan :
f. f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untuk mengetahui adanya bunyi atau krepitas
Retrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
Fisioterapis mendorong mandibula kearah posterior sambil
merasakan endfeel gerakan sedangkan tangan kiri melakukan
fiksasi.
e. Hasil pemeriksaan :
- Tidak ada nyeri
- End feel : elastic end feel
- Krepitasi : ada bunyi klik
- Alur gerak : simetris
f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untuk mengetahui adanya bunyi atau krepitasi.
b. PosisiFisioterapis :
Berdiri di samping kanan kepalapasien.
c. PeletakantanganFisioterapis :
Tangan kanan berada di lateral mandibula dan tangan kiri
berada pada frontalis
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
Fisioterapis mengerakkan mandibula kearah lateral kanan
dan kiri sambil merasakan endfeel sedangkan tangan kiri
melakukan fiksasi.
e. Hasil pemeriksaan :
- Tidak ada nyeri
- End feel : elastic endfeel
- Krepitasi : ada bunyi klik
- Alur gerak : simetris
f. Tujuan :
- Untuk melihat alur gerakan mulut
- Untuk mengetahui adanya nyeri gerak pasif
- Untuk mengetahui endfeel
- Untukmengetahuiadanyabunyiataukrepitasi.
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian terapis
mendorong mandibular kearah elevasi dan pasien melawan
kearah depresi tapi tidak ada gerakan
e. Hasil pemeriksaan :
Pasien dapat melawan dengan tahanan penuh
f. Tujuan :
Untuk mengetahui ototpterygoidalis lateral, geniohyoid,
genioglossus, digastric bagian anterior, danmylohyoid.
Elevasi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri di sampingkanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
fisioterapi menarik mandibular kearah elevasi (bawah)
sementara pasien melawan kearah depresi tetapi tidak ada
gerakan
e. Hasil pemeriksaan :
Pasien dapat melawan dengan tahanan penuh
f. Tujuan :
Untuk mengetahui kekuatan otot temporalis, masseter, ptery-
goidalis medial
Protrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying
b. Posisi fisioterapis :
Berada di samping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
fisioterapi menarik gigi bagian dalam ke arah protraksi
(depan) kemudian pasien melawan ke arah retruksi tetapi
tidak ada gerakan
e. Hasil pemeriksaan :
Pasien mampu melawan dengan tahanan penuh.
f. Tujuan :
Untuk mengetahui Kekuatan otot pterygoidalis lateral dan
medial
Retrusi TMJ
a. Posisi pasien :
Half lying
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut kemudian terapis
memberikan tahanan pada anterior mandibula kearah retruksi
kemudian pasien melawan kearah protruksi tapi tidak ada
gerakan
e. Hasil pemeriksaan :
Pasien mampu melawan dengan tahanan penuh
f. Tujuan :
Untuk mengatahui kekuatan otot temoralis serabut anterior
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
c. Peletakan tangan fisioterapis :
Tangan kanan pada lateral mandibular dan tangan kiri pada
area frontalis
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian terapis
mendorong mandibular kearah lateral sementara pasien
memberikan tahan tapi tidak ada gerakan
e. Hasil pemeriksaan :
Pasien mampu melawan dengan tahanan penuh
f. Tujuan :
Untuk mengetahuikekuatanototpterygoidalis medial dan
lateral
Pemeriksaan Spesifik
Chvostek test
a. Posisi pasien :
Half lying, disertai dengan rotasi kepala
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri di sisi samping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Fisioterapis mengetuk secara tiba-tiba kelenjar parotid yang
terletak diatas otot masseter. Jika muncul kontraksi twitch
otot facialis maka tes positif
e. Hasil pemeriksaan :
Tidak terjadi kontraksi twitch otot facialis
f. Tujuan :
Untuk menentukan patologi pada nervus cranialis VII (N.
facialis)
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
c. Alat yang digunakan :
stetoskop
d. Teknik pelaksanaan :
Letakkan stetoskop pada area temporo mandibular joint,
kemudian perintahkan pasien untuk membuka dan menutup
mulut. Dengarkan apakah ada bunyi krepitasi atau tidak
e. Hasil pemeriksaan :
Terdapat bunyi krepitasi saat pasien membuka dan menutup
mulut
f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada area TMJ
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
terapis melakukan traksi mandibular kearah caudal
e. Hasil pemeriksaan :
Tidak ada nyeri pada discus dan internal derangement
f. Tujuan :
- Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada
discus dan internal derangement
- Menambah ROM retruksi mandibular
Ventral glide
a. Posisi pasien :
Half lying
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Fisioterapis melakukan glide atau tarikan pada mandilar
kearah ventral
e. Hasil pemeriksaan :
Tidak adanya nyeri pada capsul ligamen bagian
posterior dan intact diskus
f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada capsul
ligamen bagian posterior dan intact diskus
Posterior glide
a. Posisi pasien :
Half lying
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka mulut, kemudian
terapis melakukan glide pada mandibular kearah
posterior
e. Hasil pemeriksaan :
Tidak ada nyeri pada ligament bagian anterior dan
intract diskus
f. Tujuan :
- Untuk menambah ROM retruksi mandibular
- Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada
kapsul ataupun ligament bagian anterior dan intract
diskus
Kompresi test
a. Posisi pasien :
Duduk diatas bed dengan posisi nyaman
b. Posisi fisioterapis :
Terapis berada dibelakang pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Terapis melakukan translasi pada mandibular kearah
cranial
e. Hasil pemeriksaan :
Tidak ada nyeri pada internal derangement
f. Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada internal
derangement
b. Posisi fisioterapis :
Berdiri disamping kanan kepala pasien
d. Teknik pelaksanaan :
Perintahkan pasien untuk membuka dan menutup mulut
sementara terapis memberikan penekanan pada Porc.
Pterygoideus Lamina Medial-Lateralis, kemudian jari-
jari yang lain mengfiksasi daerah frontalis dan
mandibula.
e. Hasil pemeriksaan :
Tidak ada nyeri pada kapsul-ligamen bagian medial sisi
ipsilateral dan bagian lateral sisi kontralateral
f. Tujuan :
- Untukmenambah ROM lateral deviasi mandibular
- Mendeteksi adanya gangguan pada area Porc.
Pterygoideus Lamina Medial-Lateralis