Anda di halaman 1dari 1

NOMOR SOP : 870/

TGL. PEMBUATAN :
TGL. REVISI :
HALAMAN : 1/1
DISAHKAN OLEH Kepala UPTD Puskesmas
Ciherang

PEMERINTAH KAB. CIANJUR


UPTD PUSKESMAS CIHERANG
KEC. KARANGTENGAH
Dr. I Made Setiawan
NIP. 19720822 200212 1 005

SOP PELAYANAN KLINIS NAMA SOP ACNE VULGARIS

Tujuan
1. Sebagai pedoman mendiagnosis acne vulgaris
2. Menentukan terapi yang tepat untuk penderita acne vulgaris
Kebijakan
Pelaksanaan terapi dan tindakan terhadap penderita dilakukan sesuai dengan protap dan
apabila ada hal yang sulit perlu konsul dokter spesialis kulit dan kelamin.
Petunjuk Pelaksanaan
Tata Laksana
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
Manifestasi klinis: erupsi kulit polimorfi dengan gejala predominan salah satunya komedo,
papul yang tidak meradang dan pustule, nodus dan kista yang meradang. Komedo
tertutup, atau whitehead (jika tidak menonjol keluar dari folikel dan tertutup oleh
epidermis). Komedo terbuka, atau blackhead (jika menonjol keluar dan tidak tertutup oleh
epidermis). Dapat menjadi parut, jika lesi terus muncul secara kronis. Tempat
predileksinya adalah di muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas.

Faktor risiko: Usia (puncaknya 18 tahun), ras, famili, makanan, musim, kosmetik

Diagnosis Banding:
1. Erupsi akne formis
2. Akne venenata
3. Rosasea
4. Dermatitis perioral

Penatalaksanaan:
Untuk pencegahan pasien disarankan menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid
sebum dan perubahan isi sebum dengan cara diet rendah lemak dari karbohidrat atau
dengan melakukan perawatan kulit. Menghindari factor pemicu, misalnya pemakaian
kosmetik yang berlebihan. Memberikan informasi yang cukup kepada pasien.
Pengobatan terhadap keluhannya dengan:
1. Pengobatan topikal
- Pengobatan topikal yang dapat mengelupas kulit: sulfur, resorsinol, asam salisilat,
benzoil peroksida, asam azeleat
- Pengobatan topikal yg dapat mengurangi jumlah mikroba: tetrasiklin, eritromisin,
klindamisin fosfat
- antiperadangan topikal atau krim kortikosteroid, bila berbentuk kista dapat diberikan
suntikan intralesi
2. Pengobatan sistemik
- antibakteri sistemik: tetrasiklin 2x500mg, doksisiklin 1x50mg, eritromisin 2x500mg,
minosiklin 1x500mg
- obat hormonal estrogen
- vitamin A dan retinoid oral, tetapi tidak diberikan pada wanita hamil karena
teratogenik

Anda mungkin juga menyukai