Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH IRIGASI

BANGUNAN TERJUN

Disusun oleh:

Taufik Hakim Akbar (22-2013-195)

Kelas:

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2015
PEMBAHASAN

Pengertian Bangunan Terjun


Bangunan terjun adalah bangunan yang dibuat di tempat tertentu memotong
saluran, dimana aliran air setelah melewati bangunan tersebut akan berupa terjunan.
Bangunan terjun perlu dibangun pada daerah berbukit dimana kemiringan saluran
dibatasi, agar tidak terjadi suatu gerusan. Selain itu pada saluran terbuka bangunan
tersebut berfungsi untuk mengubah kemiringan saluran yang pada awalnya cukup curam
agar menjadi landai, dimana pada keadaan tersebut kecepatan aliran akan berubah
menjadi kecepatan aliran tidak kritis. Secara keseluruhan bangunan terjun juga dapat
berfungsi untuk :
Mengendalikan erosi pada selokan dan sungai.
Mengendalikan tinggi muka air pada saluran.
Mengendalikan kecuraman saluran alam maupun buatan.
Mengendalikan air yang keluar, pada spillway atau pipa.

Ada 4 bagian dari bangunan terjun yaitu :

Bagian pengontrol, berada di hulu sebelum terjunan, berfungsi untuk mencegah


penurunan muka air yang berlebihan.
Bagian pembawa, berfungsi sebagai penghubung antara elevasi bagian atas
dengan bagian bawah.
Peredam energi, berfungsi untuk mengurangi energi yang dikandung oleh aliran
sesudah mengalami terjunan sehingga tidak berpotensi merusak konstruksi
bangunan terjun.

Bagian Pengontrol

Bagian ini terletak sebelah hulu (sebelum terjunan), dengan adanya bagian pengontrol
ini, maka penurunan muka air yang berlebihan bisa dicegah. Ada 2 alternatif mekanisme
untuk mengendalikan muka air di bagian hulu, yaitu :

Memperkecil luas penampang basah.

Memasang ambang (sill) dengan permukaan hulu miring.

Untuk saluran yang kandungan sedimennya tinggi disarankan tidak memasang ambang
(sill), karena akan mempercepat sedimentasi di saluran bagian hulu.
Bagian Pembawa

Bagian ini berupa terjunan dengan bentuk terjunan tegak (vertikal) atau terjunan miring.
Jika beda tinggi (tinggi terjunan) lebih dari 1.5 m, maka bagian pembawa berupa
terjunan miring, jika beda tinggi (tinggi terjunan) kurang dari 1.5 m maka dipakai
bangunan terjun tegak (vertikal).

Peredam Energi

Peredam energi berfungsi untuk mengurangi potensi kerusakan akibat energi yang
terkandung dalam aliran, sehingga tidak merusak konstruksi bangunan terjun. Tipe
peredam energi yang akan dipilih tergantung dari bilangan Froude yang terjadi di dalam
aliran.

Berikut ini tipe peredam energi berupa kolam olakan USBR :

1. Kolam Olak USBR Type I untuk bilangan Fr < 1.7

2. Kolam Olak USBR Type II untuk bilangan Fr > 4.5

3. Kolam Olak USBR Type III untuk 4.5 < Fr < 13

4. Kolam Olak USBR Type IV untuk 2.5 < Fr < 4.5

Perlindungan Dasar

Segera sesudah aliran mengalami terjunan, kecepatan aliran tergolong masih tinggi
meskipun sudah dipasang bangunan peredam energi, sehingga masih diperlukan
perlindungan dasar saluran yang biasanya berupa pasangan bronjong (gabion) untuk
menghindari gerusan pada dasar saluran atau pada dinding saluran.

Menurut jenisnya bangunan terjun dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

Bangunan terjun tegak


Bangunan terjun tegak ini digunakan bila beda tinggi energi tidak lebih dari 1,5
meter.

Bangunan terjun miring


Bangunan ini digunakan bila beda tinggi energi lebih dari 1,5 meter.
Kemiringan bangunan ini dibuat securam mungkin dengan perbandingan
maksimum 1 : 1, agar didapat bangunan yang efisien dari segi biaya.
Dalam merencanakan struktur bangunan terjun perlu memperhatikan hal - hal berikut
ini :

Bangunan harus dapat menahan gaya guling dan gaya gelincir.


Bangunan harus dapat menahan gaya desakan air tanah pada pondasi.
Bangunan harus memperhitungkan gaya uplift terhadap apron dan kolam olak.
Perlu diperhatikan kekuatan tanah untuk pondasi pada saat perencanaan.

Ada tiga macam bangunan terjun yang dapat dipakai, sesuai dengan keadan saluran
lokasi saluran, yaitu:

1. Bangunan terjun dengan ruang / kolam olak


2. Bangunan terjun dengan bibir
3. Bangunan terjun bertingkat banyak (cascade)

Pembangunan bangunan terjun juga memerlukan pembuatan kolam pada bagian


hilir terjunan, karena kedua bangunan ini merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Dimensi kolam yang direncanakan harus memperhitungkan energi air yang
datang dari bangunan terjun, karena itu kolam harus diperhitungkan sedemikian panjang
sehingga pada akhir kolam energi air sudah tidak ada. Bila pada kenyataannya panjang
kolam dirasa terlalu berlebihan, maka dapat diperpendek dengan cara menambah
bangunan pemecah energi di dasar kolam.

Pada bagian hilir kolam olak perlu dipertimbangkan suatu konstruksi peralihan dari
pasangan batu/beton menjadi saluran tanah, karena meskipun energi air dari bangunan
terjun sudah dipecahkan pada daerah tersebut, namun perubahan kecepatan dari tinggi
ke rendah tetap terjadi. Untuk mengatasinya maka pada dasar saluran dan sayap transisi
tebing saluran konstruksi peralihan tersebut perlu ditaruh pasangan batu kosong.
Adapun panjang pasangan batu kosong sebaiknya lebih dari empat kali kedalaman air
dan minimum sama dengan panjang sayap transisi.

Pembuatan Bangunan Terjun

Jumlahnya tergantung pada kemiringan areal lahan di lapangan, dan sangat berbeda
dari satu areal ke areal yang lain. Di tempat yang datar mungkin tidak diperlukan sama
sekali, akan tetapi di medan yang terjal, untuk 1 hektar dapatlah dibangun lebih dari 10
bangunan terjun. Kemiringan lahan rata-rata dapat digunakan sebagai indikator untuk
perkiraan indikasi kira-kira jumlah bangunan terjun yang dibutuhkan didalam suatu
hektar areal irigasi. Sebagai contoh, jika kemiringan rata-rata lahan adalah 10 %, maka
hal itu secara kasar menunjukan bahwa 1 hektar memerlukan 10/2 = 5 bangunan terjun
(5 buah/ha).

Fungsi Bangunan Terjun


Banguan terjunan merupakan bangunan yang berfungsi untuk meredam atau
mengurangi energi dan kecepatan aliran air yang tinggi yang mengalir melalui saluran
yang miring.
Kegunaan Bangunan Terjun
Kegunaan Bangunan terjun adalah untuk menahan arus dan menghindari kerusakan
dasar saluran
Cara mengatasi kemiringan saluran
Cara mengatasi kemiringan saluran yang cukup tajam adalah Pembuatan bangunan
terjun (drop structures) dapat mengurangi kecepatan aliran air yang cukup besar, yang
bahannya dapat dari konstruksi bambu, batu atau pipa (pipe drops). Untuk saluran yang
berkapasitas besar, maka sebaiknya bangunan terjun dikonstruksi menggunakan
konstruksi beton dengan desain yang cukup baik.

Bagan BangunanTerjun
Aplikasi Bangunan Terjun
Cocok pada saluaran yang ada terjunannya, dimana erosi terjadi.
Tinggi bangunan terjun terbatas sampai 3 m. lebih dari 3 meter harus ada
perlakuan tertentu.
Untuk bangunan terjun terbuat dari bata, sebaiknya tinggi ini tidak lebih dari 2m
Bangunan terjun tipe A tidak cocok bila ketinggian dan volume aliran agak
tinggi.
Untuk bangunan terjun dari coran semen dengan tinggi kurang dari 2 m, tebal
dinding 12 cm, menggunakan besi diameter 3/8 dengan jarak 25 cm. Untuk
bangunan lebih dari 2 m, tebal dinding 25 cm, menggunakan besi diameter 3/8
dengan jarak 20 cm.
Bila kondisi lapang terbatas, panjang kolam penenang dapat diperpendek, tapi
tidak boleh lebih kecil dari 80 % hasil perhitungan.

DAFTAR PUSTAKA

http://uptdjratun.webnode.com/news/pengertian-umum/
http://derryariadi.blogspot.com/2009/04/teknik-konservasi-tanah-secara-mekanik.html
http://contekancontekan.blogspot.com/2012/04/jaringan-irigasi.html
https://www.academia.edu/7901198/Perencanaan_Bangunan_Lanjutan

Anda mungkin juga menyukai