Paper Bangunan Terjun
Paper Bangunan Terjun
BANGUNAN TERJUN
Disusun oleh:
Kelas:
BANDUNG
2015
PEMBAHASAN
Bagian Pengontrol
Bagian ini terletak sebelah hulu (sebelum terjunan), dengan adanya bagian pengontrol
ini, maka penurunan muka air yang berlebihan bisa dicegah. Ada 2 alternatif mekanisme
untuk mengendalikan muka air di bagian hulu, yaitu :
Untuk saluran yang kandungan sedimennya tinggi disarankan tidak memasang ambang
(sill), karena akan mempercepat sedimentasi di saluran bagian hulu.
Bagian Pembawa
Bagian ini berupa terjunan dengan bentuk terjunan tegak (vertikal) atau terjunan miring.
Jika beda tinggi (tinggi terjunan) lebih dari 1.5 m, maka bagian pembawa berupa
terjunan miring, jika beda tinggi (tinggi terjunan) kurang dari 1.5 m maka dipakai
bangunan terjun tegak (vertikal).
Peredam Energi
Peredam energi berfungsi untuk mengurangi potensi kerusakan akibat energi yang
terkandung dalam aliran, sehingga tidak merusak konstruksi bangunan terjun. Tipe
peredam energi yang akan dipilih tergantung dari bilangan Froude yang terjadi di dalam
aliran.
Perlindungan Dasar
Segera sesudah aliran mengalami terjunan, kecepatan aliran tergolong masih tinggi
meskipun sudah dipasang bangunan peredam energi, sehingga masih diperlukan
perlindungan dasar saluran yang biasanya berupa pasangan bronjong (gabion) untuk
menghindari gerusan pada dasar saluran atau pada dinding saluran.
Ada tiga macam bangunan terjun yang dapat dipakai, sesuai dengan keadan saluran
lokasi saluran, yaitu:
Pada bagian hilir kolam olak perlu dipertimbangkan suatu konstruksi peralihan dari
pasangan batu/beton menjadi saluran tanah, karena meskipun energi air dari bangunan
terjun sudah dipecahkan pada daerah tersebut, namun perubahan kecepatan dari tinggi
ke rendah tetap terjadi. Untuk mengatasinya maka pada dasar saluran dan sayap transisi
tebing saluran konstruksi peralihan tersebut perlu ditaruh pasangan batu kosong.
Adapun panjang pasangan batu kosong sebaiknya lebih dari empat kali kedalaman air
dan minimum sama dengan panjang sayap transisi.
Jumlahnya tergantung pada kemiringan areal lahan di lapangan, dan sangat berbeda
dari satu areal ke areal yang lain. Di tempat yang datar mungkin tidak diperlukan sama
sekali, akan tetapi di medan yang terjal, untuk 1 hektar dapatlah dibangun lebih dari 10
bangunan terjun. Kemiringan lahan rata-rata dapat digunakan sebagai indikator untuk
perkiraan indikasi kira-kira jumlah bangunan terjun yang dibutuhkan didalam suatu
hektar areal irigasi. Sebagai contoh, jika kemiringan rata-rata lahan adalah 10 %, maka
hal itu secara kasar menunjukan bahwa 1 hektar memerlukan 10/2 = 5 bangunan terjun
(5 buah/ha).
Bagan BangunanTerjun
Aplikasi Bangunan Terjun
Cocok pada saluaran yang ada terjunannya, dimana erosi terjadi.
Tinggi bangunan terjun terbatas sampai 3 m. lebih dari 3 meter harus ada
perlakuan tertentu.
Untuk bangunan terjun terbuat dari bata, sebaiknya tinggi ini tidak lebih dari 2m
Bangunan terjun tipe A tidak cocok bila ketinggian dan volume aliran agak
tinggi.
Untuk bangunan terjun dari coran semen dengan tinggi kurang dari 2 m, tebal
dinding 12 cm, menggunakan besi diameter 3/8 dengan jarak 25 cm. Untuk
bangunan lebih dari 2 m, tebal dinding 25 cm, menggunakan besi diameter 3/8
dengan jarak 20 cm.
Bila kondisi lapang terbatas, panjang kolam penenang dapat diperpendek, tapi
tidak boleh lebih kecil dari 80 % hasil perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://uptdjratun.webnode.com/news/pengertian-umum/
http://derryariadi.blogspot.com/2009/04/teknik-konservasi-tanah-secara-mekanik.html
http://contekancontekan.blogspot.com/2012/04/jaringan-irigasi.html
https://www.academia.edu/7901198/Perencanaan_Bangunan_Lanjutan