FIX MAKALAH Berbicara Untuk Keperluan Akademik
FIX MAKALAH Berbicara Untuk Keperluan Akademik
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Kelas 4KD
Dosen Pembimbing :
M.Yusuf, S.Pd., M.Pd.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang berbicara untuk keperluan akademik ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
M.Yusuf, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai berbicara untuk keperluan akademik.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
5. Debat......................................................................................................22
5.1 Pengertian Debat........................................................................22
5.2 Penggunaan Debat......................................................................22
5.3 Jenis Debat.................................................................................22
5.4 Sikap dan Teknik Berdebat........................................................23
KESIMPULAN.....................................................................................26
SARAN.................................................................................................26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Materi ini dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa berbicara sebagai
suatu keterampilan berbahasa diperlukan untuk berbagai keperluan. Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) yang akan lakukan dalam perkuliahan ini berbentuk
simulasi, praktek berbicara yang sesungguhnya, dan pemberian atau penerimaan
umpan balik. Kegiatan tersebut dilakukan secara perorangan, berpasangan, dan
berkelompok.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Presentasi
1.1 Pengertia Presentasi
Salah satu cara untuk menyampaika ide, pikiran, gagasan kepada para
peserta, agar mereka memahami apa yang kita komunikasikan yakni melalui
presentasi. Presentasi adalah kegiatan memaparkan atau menyajikan sesuatu
kepada seseorang/ kelompok dengan tujuan untuk memperoleh taggapan dari
peserta. Hanya dengan melakukan presentasi yang benar, akan tercipta suatu
komunikasi yang efektif; hanya dengan komunikasi yang efektif, apa yang ingin
kita sampaikan kepada orang lain akan mudah diterima dan dimengerti.
2
e. Memiliki selera humor.
f. Memiliki gaya khas dalam bericara.
3
k. Menggerakkan tubuh secara alami.
l. Memakai pakaian yang sopan.
m. Penutupan dan pengakhiran.
4
2. Seminar
2.1 Pengertian Seminar
a. Moir (1979) Seminar berasal dari kata seminarium = Petak Benih.
b. Lindsay (1986:67) Seminar : pertemuan Mahasiswa untuk membahas hasil
penelitian secara resmi dan tak resmi.
c. Kirkpatrick (1980:662) dalam Chambers Universal Learners Dictionary,
seminar: Pertemuan antara para siswa dan seorang tutor disebuah sekolah
untuk mendiskusikan atau mempelajari suatu pokok persoalan khusus.
d. KBBI (2003:810) Seminar: pertemuan atau persidangan untuk membahas
suatu masalah dibawah pimpinan ketua sidang yang biasanya guru besar, ahli
dan sebagainya.
Kesimpulan:
Seminar adalah kegiatan yang memungkinkan hadirnya informasi
atau temuan baru yang dilakukan mahasiswa dengan bimbingan seorang
guru besar atau ahli dalam membahas suatu masalah.
Dalam kehidupan sehari-hari, seminar itu suatu kegiatan yang
dilakukan dalam membahas suatu persoalan dari segi tertentu atau dari
berbagai segi oleh ahli dalam persoalan itu atau yang meminatinya.
Kegiatan seperti ini biasanya disebut diskusi dengan adanya seorang
pembicara yang mengupas permasalahan menurut pandangan dan
pemahamannya. kemudian pandangan ini dibahas atau ditanggapi oleh
peserta lain hingga dibuat suatu kesimpulan akhir.
5
Sebaliknya, seminar yang efektif merupakan wahana komunikasi dua arah
(timbal balik) dan bermanfaaat bagi penyaji maupun pendengarnya.
1. Seminar yang tidak efektif
Menurut praktisi, alasan utama terjadinya seminar tidak efektif adalah
penyaji yang menganggap ringan upaya-upaya yang perlu dilakuakn untuk
menghasilkan seminar yang efektif, atau dengan kata lain penyaji kurang
mempersiapkan diri dengan baik. Untuk menjadi penyaji yang efektif, penyaji
harus banyak belajar. Bahkan upaya-upaya yang lebih luas perlu dilakukan untuk
menentukan pilihan topik yang diminati. Penyaji membutuhkan kemampuan
untuk meramu teknik beerbicara dengan penyajian yang baik, termasuk
penggunaan alat peraga.
6
naratif telah dikembangkan, maka saatnya untuk berpikir alat peraga (visual
aids) yang akan digunakan untuk menggambarkan informasi tersebut. Alat
peraga yang paling sederhana dan umum digunakan adalah slide dan OHP
transparansi; atau pada era saat ini adalah dengan langsung menggunakan
komputer yang dilengkapi dengan transformator-proyektor; dengan
programnya antara lain Microsoft power point.
- Alat Bantu Peraga (visual aids)
Alat bantu peraga (ABP) memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan suatu penyajian dan oleh karena itu diperlukan persiapan yang
matang serta hati-hati dalam pembuatan ABP. Alat bantu peraga dapat
membantu mencapai hasil yang diharapkan apabila:
Mampu menjelaskan ide yang terkandung dalam materi pembahasan
Mampu menekankan topik-topik yang ingin disampaikan
Meningkatkan minat dan perhatian peserta seminar
Alat bantu peraga yang tidak memenuhi kriteria tersebut, mungkin hanya
akan membuat peserta seminar mengalihkan perhatiannya atau bahkan
tertidur. Berbagai jenis ABP yang paling umum digunakan adalah slide dan
transparansi, karena dianggappaling murah, ketersediaan bahan mudah
didapat, pembuatannya mudah dan praktis. Peralatan yang lebih canggih
adalah computer dan perlengkapannya, dengan program khusus untuk
penyajian, misalnya MS. Power Point. Namun, selain mahal dan
membutuhkan keterampilan dalam operasionalnya, tak semua institusi
memiliki peralatan ini, sehingga tidak menjadi praktis. Dalam pembuatan
ABP sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Besar-kecilnya huruf/angka yang digunakan
b. Tata letak kalimat
c. Tabel dan grafik
d. Kombinasi warna (jika digunakan), dan juga
e. Intensitas cahaya dalam ruang seminar
7
2.3 Kemampuan Yang Diperlukan Dalam Seminar
Menurut Parera (1988:185) ada 2 kemampuan yang diperlukan dalam
mengikuti diskusi seminar yaitu; kemampuan mengemukakan pendapat dengan
baik dan kemampuan mengemukakan pendapat secara analisis, logis, dan
sistematis.
1. Kemampuan mengemukakan pendapat dengan baik yaitu kemampuan
berbahasa orang yang mengikuti seminar (kecuali jika hanya menjadi
pendengar budiman) baik penyaji, moderator, maupun peserta harus mampu
menggunakan bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi dengan baik,
tepat dan seksama.
2. Kemampuan mengemukakan pendapat secara analisis, logis dan sistematis
yaitu:
a. Secara analisis berarti mengutarakan pendapat secara sistematis dan teratur,
serta diperlukan pendalaman penguasaan masalah, kebiasaan mengemukakan
pendapat secara langsung dan tidak bertele-tele, dan kemampuan
menganalisis masalah atau gagasan secara terperinci dan teratur.
b. Secara logis berarti mengemukakan pendapat secara masuk akal. Pendapat
secara masuk akal ditandai dengan adanya fakta, data, dan informasi yang
kuat untuk mendukung pendapat, sehingga pendapat yang dikemukakan itu
benar-benar dapat meyakinkan pendengar.
c. Secara sistematis berarti mengemukakan pendapat dengan urutan yang jelas,
didukung oleh data-data, fakta-fakta, dan informasi yang kuat untuk
mendukung pendapat sehingga pendapat tersebut dapat meyakinkan
pendengar.
8
b. Mendengarkan Tanggapan Peserta, Penyaji sebaiknya mencatat tanggapan,
sanggahan, usulan, saran, dan pertanyaan dari peserta.
c. Mengemukakan Jawaban dan Tangkisan, Penyaji berupaya memberikan
jawaban untuk setiap tanggapan, usul, saran, pertanyaan peserta dan
mengemukakan tangkisan yang logis terhadap sanggahan yang dikemukakan
peserta pada setiap termin dengan jelas dan mantap.
d. Ikut Menyimpulkan Hasil Seminar.
Penyaji sebaiknya ikut menyimpulkan hasil seminar supaya rumusannya lebih
baik, sebab penyaji lebih menguasai masalah pembicaraan.
2. Tugas moderator
Moderator adalah pimpinan sidang diskusi yang mengatur jalannya seminar,
karenanya peran dan tugas moderator juga sangat menentukan dinamika dan
kelancaran seminar. Adapun tugas-tugas moderator adalah:
1. Membuka Kegiatan Seminar.
2. Menjaga Ketertiban Seminar.
3. Membuat Kesimpulan.
4. Menutup Diskusi Seminar
3. Tugas penulis/notulis
1. Mencatat Diskusi Seminar
2. Membantu Moderator
3. Mencatat Hasil Seminar.
4. Tugas peserta
Tugas peserta seminar adalah menyimak sajian penyaji dari awal hingga akhir
kegiatan seminar dan mengajukan tanggapan, sanggahan, usul, saran, dan
pertanyaan yang relevan dengan masalah pembicaraan dengan penuturan
yang baik pada termin-termin diskusi.
Peserta yang baik adalah peserta yang memenuhi syarat berikut:
1. Dapat mengikuti tata tertib seminar.
9
2. Dapat menyimak uraian penyaji dengan penuh perhatian.
3. Dapat menunjukkan solidaritas dan partisipasi yang tinggi, serta dapat
menghindarkan emosi dan berprasangka buruk.
4. Dapat mengemukakan usul, sugesti, pendapat, atau informasi yang
berhubungan dengan pemecahan masalah.
5. Tidak mengemukakan pertanyaan atau komentar yang tidak layak.
6. Tidak berbicara berbelit-belit ketika mengemukakan tanggapan
3. Pidato
3.1 Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di
hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai
alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam
bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah
forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato
pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
10
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca
acara atau mc (master of ceremony).
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu
pertemuan.
3. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang
dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang
berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas
atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban terhadapa suat kegitan tertentu.
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan
pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1. Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan secara tiba-
tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila seseorang
menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato maka
pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis impromptu.
Keuntungan :
11
Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2. Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak berlaku istilah
menyampaikan pidato tapi membacakan pidato. Karena pembicara akan
membacakan pidato dari awal sampai akhir. Jenis pidato ini sangat perlu
dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh terdapat
kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan
keuangan, berapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa
pengeluaran serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu
menuliskannya dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya.
Manuskrip juga sangat dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan
sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.
Keuntungan :
12
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki persiapan yang baik,
Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar,
Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
Kerugian :
Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidak akan mampu
menarik perhatian hadirin,
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha
untuk mengingat kata-kata,
Memerlukan banyak waktu persiapan.
4. Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya
berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan
(supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi
kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang paling baik dan paling sering
digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman. Out-line
hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran
pembicara.
Keuntungan :
13
sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya pengertian dan pemahaman
pendengar atas informasi yang disampaikan.
2. Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato yang tujuan
utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima
ajakan yang disarankan secara sukarela bukan dengan sukar rela. Reaksi
yang diinginkan adalah membangkitkan emosi agar pendengar dapat
menyutujui atau meyakini dan mungkin membangkitkan timbulnya tindakan
tertentu pada pendengar.
3. Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yang tujuan utamanya adalah
menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang diinginkan adalah
terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu kegembiraan.
Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis
pidato ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi satu sama
lain. Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak pada titik
berat (emphasis) tujuan pokok pidato.
4. Diskusi Panel
Diskusi panel menurut ( Tarigan ) adalah suatu kelompok yang terdiri dari
tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya
dari berbagai segi mengenai suaru masalah.
14
Diskusi panel menurut ( Sanusi ) merupakan forum pertukaran pikiran yang
dilakukan oleh sekelompok orang dihadapan sekelompok hadirin mengenai suatu
masalah tertentu yang telah dipersiapkannya.
Diskusi panel menurut ( maskurun ) adalah diskusi yang bersifat tidak begitu
formal, biasanya digunakan untuk memperluas wawasan mengenai suatu masalah
yang sedang hangat. Jadi, diskusi panel adalah diskusi yang melibatkan beberapa
orang untuk memecahkan suatu masalah, dan biasanya mereka memecahkan
masalah ini adalah masalah yang masih hangat dibicarakan didalam masyarakat.
Diskusi panel dapat dikatakan diskusi yang formal dan tidak begitu formal,
karena kalau formal yang terlibat dalam diskusi panel adalah orang orang yang
penting atau para pakar, dan untuk yang tidak formal yaitu dalam diskusi panel
tidak terdapat panitia.
Jadi, Diskusi panel juga dapat diartikan salah satu bentuk diskusi yang
dilakukan oleh Panelis yang membahas suatu masalah yang menjadi perhatian
umum dan dilaksanakan secara umum, disiarkan melalui media masa, seperti
televisi atau radio. Dalam diskusi panel, penonton diberi kesempatan untuk
bertanya atau memberikan pendapat.
c. Ingin memberi stimulus untuk para pendengar akan adanya suatu persoalan
yang perlu dipecahkan.
15
4.2 Persiapan Untuk Diskusi Panel
Adapun persiapan yang lazim dilakukan bagi suatu diskusi panel adalah kira
kira seminggu sebelum diskusi itu berlangsung, ketua panel mengudang para
anggota untuk menyusun organisasi itu. Dan dalam pertemuan ini para anggota
haruslah melakukan hal hal berikut ini :
16
Diskusi Panel
X
Pb Pb
Pb Pb
pn pn pn pn pn pn pn pn pn pn pn pn pn
pn pn pn pn pn pn pn pn pn pn pn pn pn
1. Keterangan :
X = pemimpin / moderator / pemandu
Pb = pembicara / pemrasaran / panelis
Pn = pendengar / peserta
2. Diskusi panel terdiri atas bagian bagian berikut :
a) Pendahuluan. Ketua mengumumkan pokok pembicaraan dan
membatasi setiap istilah yang membutuhkan penjelasan. Kemudian ketua
memperkenalkan setiap anggota panel dan mengemukakan tahap khusus
pokok pembicaraan yang akan diutarakan oleh setiap anggota.
b) Pembicaran oleh para anggota panel. Kemudian ketua
mempersilahkan para anggota panel bergiliran menyampaikan
pembicaraan mereka.
c) Diskusi bebas. Setelah pembicaraan pembicaraan pribadi itu,para
anggota panel memberi komentar kepada setiap ide lainnya. Lalu,
menerangkan setiapbutir yang memerlukan penjelasan yang lebih
terperinci. Dan mempertahankan setiap pernyataan yang ditantang.
d) Partisipasi para pemirsa dan penyimak. Ketua mempersilahkan para
pemirsa untuk mengemukakan pendapat mereka sendiri atau bertanya
kepada para pembicara.
e) Rangkuman. Ketua merangkumkannya dengan jalan menyatakan
butir butir yang sama sama disepakati oleh para anggota panel dan
juga butir-butir yang merupakan perbedaan pendapat pendapat atau
yang tidak disepakati.
17
4.3 Tata Cara dan Pelaksanaan Diskusi Panel.
a) Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam langkah persiapan adalah :
1. Merumuskan tujuan
2. Menetapkan topik masalah
3. Menyusun Laporan Diskusi Panel
4. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi,
b) Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
1. Memeriksa segala persiapan
2. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi
3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan
4. Mengajukan Pertanyaan dalam Diskusi
5. Menyampaikan Gagasan dalam Diskusi
6. Mengemukakan Gagasan Secara Jelas dan Mudah Diikuti
7. Memberikan Kritikan dan Dukungan dalam Diskusi
8. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
9. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
c) Menutup Diskusi
1. Membuat pokok pembahasan sebagai kesimpulan
2. Menilai jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta.
3. Menyusun Laporan Diskusi Panel
Laporan diskusi panel dibuat setelah diskusi selesai dilaksanakan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan hasil diskusi panel sama dengan
laporan diskusi lainnya. Laporan sebaiknya tersusun atas bagian pendahuluan,
bagian uraian pelaksanaan, serta bagian penutup yang mencakup kesimpulan dan
saran.
18
4.4. Bagian pendahuluan laporan harus meliputi
a. Latar belakang pelaksanaan diskusi panel;
b. Tujuan diskusi panel;
c. Persiapan-persiapan diskusi panel;
19
4. Peserta yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam
hal yang didiskusikan dapat menyampaikan pandangan.
1. Diskusi panel menjadi tidak menarik apabila semua peserta waswas untuk
menyampaikan pandangan secara terus terang dan semua peserta merasa
sungkan untuk berbeda pandangan. Agar tidak terjadi rasa was-was saat
akn berpendapat, sebaiknya mengetahui apa yang dibicrakan oleh
pembicara lain secara terperinci. Sehingga kalau kita mempunyai
perbedaan pendapat dengan sipembicarakita tidak akan mersa takut
terhadap pendapat kita.
2. Suasana dalam diskusi panel akan menjadi pincang atau tidak seimbang
apabila ada peserta yang jauh lebih tangkas dalam menyampaikan
daripada yang lainnya. Diskusi panel tidak menjadi seimbang kalau yang
berpendapat hanya orang itu itu saja. Dan sebaiknya para peserta ikut
andil dalam berpendapat.
3. Ada kalanya moderator terpaksa harus berusaha membuat kesimpulannya
sendiri dan menyampaikannya dalam diskusi itu. Jika terjadi perbedaan
pendapat diantara para peserta maka moderator harus mengambil
kesimpulan.
4. Harus memilih moderator yang berani dan mampu turun tangan untuk
menyelamatkan diskusi agar jangan sampai pincang atau berat sebelah.
Jika terjadi perdebatan antara para peserta. Maka, moderator harus turun
tangan untuk mengambil kesimpulan tersebut.
5. Ada kemungkinan terjadinya pencemaran nama baik dalam diskusi
panel.
6. Memungkinkan panelis berbicara terlalu bayak, sehingga seakan
cendering menjadi serial pidato pendek.
20
1) Tugas-tugas Peserta:
Mengikuti jalannya diskusi dari awal sampai dengan akhir dan terbagi
menjadi tim affirmatif dan oposisi yang termasuk panelis.
Mengajukan usul, pendapat, maupun komentar.
Meminta panelis untuk memberikan pembuktian, contoh, maupun
perbandingan.
2) Tugas-tugas Notula/penulis:
menulis jumlah peserta dan segala kegiatan dalam diskusi,
diperbolehkan untuk menyanggah,
diperbolehkan untuk menyetujui ataupun tidak menyetujui,
membuat makalah tentang permasalahan yang didiskusikan.
3) Tugas-tugas Penyaji/panelis:
menyajikan materi diskusi,
berperan sebagai pembicara dalam diskusi,
mengutarakan makalah yang disampaikan,
menjawab pertanyaan dari peserta dan penyanggah.
4) Tugas-tugas Moderator:
membuka diskusi,
membacakan riwayat kehidupan panelis,
mempersilakan panelis untuk berbicara,
mengatur dan memimpin jalannya diskusi,
membacakan kesimpulan diskusi.
Keunikan dalam diskusi panel:
21
5 Debat
5.1 Pengertian Debat
Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih,
baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan
dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang
menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-
aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau
keputusan juri
1. Dalam perundang-undangan
2. Dalam politik
3. Dalam perusahaan atau bisnis
4. Dalam hukum dan
5. Dalam pendidikan .
22
individu yang ditanya menunjang posisi yang hendak ditegakkan dan diperkokoh
oleh sang penanya.
c) Debat Formal,Konvesional,atau Debat Pendidikan ( Formal,Conventional,or
Educational debating )
Tujuan debat formal adalah memberi kesempatan bagi dua tim pembicara
untuk mengemukakan kepada para pendengar sejumlah argument yang
menunjang atau yang membantah suatu usul . Setiap pihak diberi jangka waktu
yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan .
Ketiga tipe ini dipergunakan disekolah-sekolah dan perguruan tinggi,tetapi
debat parlementer merupakan ciri badan-badan legislatif . Debat pemeriksaan
ulangan adalah suatu teknik yang dikembangkan dikantor-kantor pengadilan,dan
debat formal didasarkan pada konversi-konversi debat bersama secara politis .
23
f. Keterampilan dalam pembuktian kesalahan ;
g. Pertimbangan dalam persuasi;
h. Keterarahan,kelancaran,dan kekuatan dalam cara atau penyampaian pidato.
Debat Kompetitif
Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan
ditingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai
pertandingan dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang
masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan
oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang
dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil
menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.
24
berasal dari negara-negara yang hanya menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua (English as Second Language - ESL).
Negara-negara yang terkenal dengan tim debatnya antara lain Inggris,
Australia, Irlandia, dan Amerika Serikat. Di Asia, negara yang dianggap relatif
kuat antara lain Filipina dan Singapura.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan dalam makalah ini, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Presentasi adalah kegiatan memaparkan atau menyajikan sesuatu kepada
seseorang/ kelompok dengan tujuan untuk memperoleh taggapan dari
peserta.
2. Seminar adalah kegiatan yang memungkinkan hadirnya informasi atau
temuan baru yang dilakukan mahasiswa dengan bimbingan seorang guru
besar atau ahli dalam membahas suatu masalah.
3. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang
dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan
bahasa sebagai alatnya.
4. Diskusi panel adalah kelompok yang terdiri atas 3 sampai 6 orang ahli yang
ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai
suatu masalah.
5. Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih,
baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan.
B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi
penulis menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka
saran saran kritik dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan kami
dan menjadikan semua itu guna menjadi bahan acuan untuk memotivasi dan
menyempurnakan makalah kami.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan Pidato
Sambutan. http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-metode-susunan-dan-
persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 4 Mei 2010)
27