Anda di halaman 1dari 6

Menguak Cara Belajar Orang Yahudi

1. Tingkat Kecerdasan orang Yahudi


Tingkat kecerdasan orang Yahudi yaitu mereka memiliki IQ (Intellectual Quotient) atau
kecerdasan intelektual tingkat 140 atau enam (6) kali tingkat kecerdasan golongan lain. Satu
kejadian yang mengejutkan yaitu tahun 1954 di sekolah public New York City (AS) terdapat
anak di bawah 15 tahun memilik IQ 170. Jumlah mereka adalah 28 orang dan 24 dari mereka
adalah kelahiran Yahudi.
Jika melihat dari hasil penelitian seorang psikolog Cochran bahwa rata-rata IQ orang Yahudi
adalah 107,5 hingga 115. Padahal orang Eropa hanya mencapai IQ 100, itupun sulit dijumpai.
Kalau dalam beberapa literature mengatakan orang Yahudi IQ-nya 130, maka orang Indonesia
IQ-nya sekitar 90 100 saja.

2. Beberapa orang Yahudi yang menguasai Dunia dari Klasik hingga saat
ini
A. Mike Lazaridis ( BlackBerry)
B. Arnold Schwarzenegger (Politik dan Perfilman)
C. Albert Sabin (Penemu Vaksin Polio pertama)
D. Felix Bloch (Bom atom pertama)
E. Mark Zuckerberg (Facebook)
F. Bill Gates (Microsoft)
G. Larry Page ( Google)
H. Albert Einstein (Fisika)
I. Lionel Andres Messi (Pesepakbola)

3. Rahasia Pembinaan Otak dari Kandungan


Terlebih dahulu kita harus menanamkan mainstream kita bahwak kecerdasan yahudi bukan
semata-mata hanya takdir, akan tetapi melalui proses alamiah. Lantas apa yang mereka lakukan
sejak dalam kandungan, yaitu :
a) Mendengarkan dan bermain music yang berirama syahdu, menyegarkan pikiran, dan
menambah psikologis, sehingga mampu merangsang kecerdasan otak bayi. Musik ini
dapat mengatur cepat lambatnya denyut jantung janin dan bayi, bahkan penambah berat
badan bayi.
b) Mengerjakan soal matematika, karena pada hakikatnya mereka sedang melatih otak anak
agar tumbuh jenius, cerdas, dan memiliki kecekatan berpikir yang cemerlang.
c) Makanan ibu Yahudi saat hamil yaitu kacang badam, kurma, susu, roti, ikan, daging, dan
konsumsi pil minyak ikan dan buah-buahan. Untuk daging dan ikan tidak dimakan dalam
bersamaan waktu karena dapat menurunkan pertumbuhan otak anak dalam kandungan.
Buah-buahan mereka makan sebelum makan makanan pokok, beda dengan orang
Indonesia yang menjadikan buah-buahan sebagai pencuci mulut. mereka beranggapan,
jika ibu makan nasi atau roti terlebih dahulu tanpa ada asupan buah, maka bayi tidak akan
meresapi gizi makanan yang masuk ke perut.
d) Menjauhi asap rokok. Orang Yahudi hanya terdapat 5 % yang perokok. Jika seorang istri
telah hamil, maka sang suami akan berhenti total secara perlahan dari merokok. Bahkan
yang lebih mengherankan lagi, mereka berhenti sampai anak tumbuh usia tujuh tahun,
hingga akhirnya mereka malas untuk merokok kembali. Dan bila seorang yang merokok
bertemu ibu hamil, dengan sadarnya ia akan mematikan rokok tersebut meskipun bukan
istri atau keluarganya.
4. Rahasia genetika
Meraka orang yahudi memiliki rahasia berupa penyakit genetika yang disebut Ashkenazim.
Yahudi Ashkenazi sebenarnya adalah salah satu kelompok atau etnis di kalangan Yahudi,
mereka dianggap oleh para pakar, sebagai etnis tercerdas di dunia. Namun sebenarnya, kalangan
mereka sudah tersebar kemana-mana bahkan dianggap hilang, seperti karena perkawinan dengan
yahudi Khazar. Mereka secara tidak langsung telah memiliki gen tersebut.
Untuk menjaga kecerdasan, orang Yahudi melakukan hal-hal berikut :
a) Menjaga Gen Ashkenazim. Sebenarnya asli mereka ada di Eropa, tetapi mereka sudah
punah karena keturunannya sudah tersebar. Ada adigium yang berbunya lima
kecerdasan professor Jepang, sama halnya dengan kecerdasan satu orang professor
Yahudi.
b) Penderitaan hidup dan trauma social dalam tiga fakta sejarah
Pertama, adanya pengaruh tingkat sejarah perkimpoian (persaudaraan) yang rendah
(disingkirkan).
Kedua, faktor penganiayaan social dan politik di awal abad pertengahan yang memaksa etnis
Ashkenazi dari pekerjaam umum beralih profesi ke pekerjaan berbasis kecerdasan intelektual.
Ketiga, penderitaan hidup bangsa Yahudi akibat penyakit yang mempengaruhi pengolahan
sphingolipid, molekul lemak yang mengirimkan sinyal saraf. Dan penyakin yang mengancam
nyawa yaitu tay-sachs yang melemahkan dan mengganggu neurologis yang sangat fatal dan
hanya ada harapan hidup 4 tahun.

5. Rahasia Pembinaan di Masa Kecil


a) Penguasaan bahasa sejak dini, yaitu usia 5 sampai 13 tahun sudah wajib belajar aktif 3
bahasa (Inggris, Arab, dan Hebrew). Mereka menyadari bahwa bahasa adalah kunci
dunia, dan juga sebagai alat pemersatu suku dan pereda konflik.
b) Kewajiban bermain music yaitu biola dan piano, karena dengan memahami not dapat
meningkatkan IQ anak. Begitu juga dalam teori kedokteran dikatakan bahwa lantunan
music yang menyegarkan pendengaran dapat merangsang kekuatan otak. Pada music, IQ,
EQ, dan SQ bisa diumpamakan layaknya beat, irama, dan melodi. Karena terbiasa
mendengar music, maka anak Yahudi mampu membangun kepercayaan diri sejak usia
3,4, sampai 6 tahun. Kenapa sejak dini, karena mereka paham bahwa pada umur 8 9
tahun otak kanan dan kiri anak akan mengalami penebalan pada penghubung kedua otak
tersebut.
c) Pelajaran Wajib
Matematika berbasis perniagaan anak kelas 1 sampai kelas 6. Diyakini jika ia paham ini
maka akan mudah memahami pelajaran lain
Pelajaran IPA, karena pada hakikatny mereka sedang berupaya memahami hakika alam
secara sistematis, dan tidak hanya paham ilmu yang berupa fakta. Namun juga, sebenarnya
belajar melakukan proses penemuan-penemuan.
Pelajaran olahraga seperti memanah, menembak, dan berlari yang diutamakan. Secara
filosofi, memanah adalah olahraga yang melindungi diri sendiri, keluarga, dan teman.
Pelajaran sains. Bagi orang yahudi melahirkan anak yang memiliki kecerdasan otak adalah
keharusan, sedangkan jika bodoh maka itu adalah aib bagi mereka.
6. Rahasia Imajinasi Kaum Yahudi
Bagi kaum Yahudi imajinasi adalah sesuatu yang sangat penting untuk otak mereka agar mampu
menghasilkan sesuatu yang spektakuler dan menggugah dunia.
a) Rahasia faktor sejarah ketajaman imajinasi Yahudi
Berates-ratus tahun sebelum masehi, suku yahudi adalah suku yang kecil dan tumbuh menjadi
suku besar yang terhormat. Hal yang membedakan antara suku Yahudi dengan suku lainnya saat
itu yaitu keyakinan dan kepercayaan bahwa hidup manusia dikendalikan oleh sebuah Dzat yang
Maha Besar, Melihat, dan Mendengar. Yahudi meyakini bahwa manusia tidak bisa menyentuh
Tuhan secara fisik (Berhala dll). Orang Yahudi ditantang mengenai bentuk Tuhan seperti apa
yang mereka maksud tidak dapat dilihat kasat mata, hingga bertahun-tahun ketajaman berpikir
(nalar kritis) mereka turun-temurun ke generasi berikutnya. Jadi kekuatan spiritual orang Yahudi
sebenarnya berawal dari nalar kritis otak dan pikiran, serta daya imajinasi yang sangat tajam.
b) Pengaruh Imajinasi Terhadap Etos Kerja Yahudi
Orang Yahudi menganggap bahwa imajinasi adalah proses awal untuk melahirkan kekuatan otak
yang dapat mewujujdkan karya-karya besar di dunia nyata. Dan tidak heran bagi mereka bahwa
berpikir dengan nalar yang jernih adalah cara ampuh yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
segala macam persoalan. Orang yahudi pula berkeyakinan dan berprinsip bahwa imajinasi yang
berkembang dan merasuk ke dalam otak adalah proses perwujudan keinginan yang belum ada
menjadi ada. Mereka tidak hanya berimajinasi, akan tetapi dibarengi dengan bekerja keras dan
disiplin yang tinggi. Mereka tidak akan berimajinasi lagi sebelum imajinasi yang pertama benar-
benar menjadi kenyataan.
c) Tips Yahudi Mewujudakan Imajinasi Menjadi Nyata
1. Sikap asertif (tegas) dan perkataan untuk memotivasi diri mereka

2. Pola piker yang pantang menyerah dan optimism yang tinggi


3. Perencanaan yang matang pertimbangan akan resiko yang akan dihadapi
4. Imajinasi yang produktif, konstruktif, bermanfaat, dan belum pernah ada sebelumnya
5. Apa yang tersirat dalam imajinasi selalu didasari dengan keyakinan, jika benar-benar yakin
maka tidak akan dihiraukan.

7. Rahasia Hidup Serba Terampil


Di manapun mereka tinggal, sesulit apapun hidup mereka, mereka pasti mampu mengatasi
semuanya. Karena dalam kamus kehidupan Yahudi, di mana ada kesulitan, di sana pasti ada
solusi. Pada abad ke-19 mereka mulai menginjakkan kaki ke Amerika, mereka berjualan ikan
bermodalkan kepercayaan diri, terampil, serta kecerdasan otak yang cemerlang, penghasilan
mereka mencapai penghasilan yang cukup besar untuk ukuran saat itu.
Ciri Spekulasi Orang Yahudi
Keterampilan mereka dalam spekulasi yaitu tampak kejeliannya dalam membaca peluang untuk
mendatangkan keuntungan materi yang mungkin tidak pernah dipikirkan orang lain sebelumnya.
Kemampuan Orang Yahudi dalam Beradaptasi
Orang Yahudi berani beradaptasi dengan berindustrialisasi, yaitu berusaha dan bekerja keras
mencoba peruntungan. Bagi mereka, ketidakmampuan beradaptasi dengan perkembangan
industrialisasi hanya akan membuat mereka termarjinalkan dari aspek ekonomi.
8. Rahasia Prinsip dalam Belajar

Prinsip Bertanya (Keingintahuan)


Pertanyaan yang dilontarkan siswa dalam kelas menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas itu ada. Jika tidak ada pertanyaan, maka kegiatan belajar mengajar itu dianggap
tidak ada. Guru sering menegur anak didiknya sambil member peringatan dengan tuduhan
bodoh, idiot, dungu bahkan dianggap tidak sopan tentu dengan perkataan yang halus
bila ada anak didik yang tidak mau bertanya dalam perlajaran yang sudah disampaikan. Guru
mereka berpendapat bahwa bila seorang guru dianggap tidak berfungsi sama sekali jika di kelas
para siswanya takut untuk berinteraksi dengan gurunya sendiri.
Belajar dan Bertanya Tanpa Tekanan
Dikalangan Yahudi tidak ada istilah pertanyaan bagus dan jelek, sebagaimana yang muncul di
Indonesia. Yang ironis, bahwa di Indonesia muncul anggapan yang keliru bahwa orang yang
bertanya adalah tanda-tanda orang bodoh. Kalau orang Yahudi meskipun pertanyaan yang
diajukan terkesan kekanak-kanakan, namun guru jangan pernah bosan memberiakn kesempatan
pada murid tersebut untuk bertanya. Setiap aktivitas belajar di kelas selalu diawali dengan
memberikan kesempatan bertanya kepada muridnya tentang pelajaran kemarin, kemudian
dilanjutkan dengan materi baru. Mereka juga tidak pernah mengenal istilah teacher centre learnig
(guru aktif dan murid pasif), tetapi mereka sebaliknya student centre learning (murid lebih aktif
dari pada guru).
Tingkat Kognitif Pertanyaan Orang Yahudi
Mereka tidak pernah bertanya atau diskusi seperti Indonesia yang disebut dengan Debat Kusir.
Dan tingkat rumusan pertanyaan orang Yahudi yaitu :
I. Pengetahuan, para murid hanya bertanya hal yang diketahui para guru, teman,
lingkungan, orang tua, dll. Biasanya dengan rumusan kata (apa, siapa, mengapa, kapan,
dimana, dan bagaimana). Jawaban yang diberikan bersifat lengkap, objektif, dan
komprehensif.
II. Pemahaman, mereka bertanya tentang (pengertian, maksud/tujuan, kegunaan,
perbedaan/persamaan, latar belakang, dll).
III. Aplikasi, mereka ingin tahu tentan ( cara, langkah, proses, contoh, sebab akibat, dll).
Mereka mencoba merealisasikan pengetahuan pada kehidupan nyata.
IV. Analisis, mereka berani mengungkapkan pendapat hasil telaah pribadinya, mereka kritisi
dengan cermat, sehingga menghasilkan kesimpulan pribadi meskipun kadang masih
keliru.
V. Sintesis, mereka bertanya cara menghubungkan pengetahuan yang sudah didapat, bahkan
bertanya untuk memunculkan pengetahuan yang baru.
VI. Evaluasi, mereka mulai mengkritik, usul pendapat, menambah, mengurangi, dan
menyimpulkan pengetahuan yang didapat di kelas.

Prinsip Tidak Ada Kata Mutlak


Karena tidak ada kata mutlak, maka otak mereka terangsang untuk berpikir dan memacu
kecerdasan intelektual, mereka tidak pernah menyerah dalam melakukan penelitian dan
eksperimen, untuk mencari sesuatu yang belum diketahui. Mereka membagi ilmu pengetahuan
menjadi dua, yaitu kebenaran mutlak dan kebenaran ilmiah. Kebenaran mutlak ialah kebenaran
yang bersifat universal. Sedangkan kebenaran ilmiah ialah kebenaran yang muncul dari hasil
penelitian ilmiah.
9. Rahasia Menajamkan Daya Ingat
Menurut Deasy Harianti bahwa factor penting yang dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang
dalam belajar, bekerja, dan berkompetisi adalah factor daya ingat.
Berikut kebiasaan orang Yahudi untuk meningkatkan kemampuan mengingat:
a) Membayangkan Gambar dalam Pikiran (imajeri visual)
b) Menstrukturkan Informasi
c) Mencari Perantara (mediasi)
d) Simbol
e) Pendekatan Multimodel untuk manipulasi mental. Ini berbentuk pengulangan, perhatian
terfokus pada rincian isyarat, metode semantic, dan aspek emosional.
f) Menjada Faktor Makanan
Pepatah Inggris mengataka you are what you eat. Dan penyakit yang menerang daya ingat
yaitu penyakit Alzheimer, penyakit ini dapat dicegah dengan mengonsumsi :
Ikan banyak lemak, ini lebih meningkatkan DHA (Decosahexaenoic Acid) yang dapat
mengurangi resiko penyakit sampai 39%. DHA adalah dua jenis LCPUFAS (asam lemak)
yang berperan penting dalam perkembangan otak.
Sayuran berwarna hijau maupun yang memiliki empat kelopak bunga.
Avokad, minyak sehat (Olive Oil, Canola Oil), kacang - kacangan, dan biji bijian.
Cokelat Murni
Kurkumin (kunyit, temu lawak, dll)
Beras merah, Havermout/Oatmeal, dan Whole Grains
Air Putih
Pagagan / Daun Kaki Kuda / Antanan
Kafein ( C8H10N4O2 ) termasuk alkaloida. Nama lengkap kafein adalah 3,7
dihydrotrimethyl 1H-purine-2,6-dione. Kafein adalah senyawa yang bersifat stimulan
terhadap sistem saraf pusat dan otak. Stimulant ini berguna untuk meningkatkan
kemampuan ingatan manusia.
Buah Ber

10. Rahsia Tempat dan Waktu Belajar yang Efektif


Tempat belajar yang efektif yaitu yang yang menyenangkan dan menyegarkan otak. Dikatakan
dalam kitab suci Tauratnya Seorang manusia tidak bisa belajar di sebuah tempat yang tidak
diinginkan hatinya.
Dekat Air
Tidak di Perpustakaan, karena mereka menganggap perpustakaan bukan tempat yang
representative untuk belajar, karena banyak kerumunan. Mereka menjadikan
perpustakaan hanya sebagai pencarian literature keilmuan.
Tidak dengan bantuan elektronik
Bagi mereka justru ada nilai eksotisme jika belajar dengan kertas tulisan di dalam buku.
Belajar di Waktu Pagi
Dilihat dari tujuan dan proses, orang Yahudi memiliki tiga konsep belajar, yaitu :
Belajar sebagai hiburan tanpa memeras otak terlalu keras dan tanpa menggunakan
konsentrasi pikiran yang tinggi
Mencari ilmu pengetahuan dan memahami kandungannya
Belajar dengan kritis dan menggunakan telaah dengan pertanyaan-pertanyaan.
11. Lima Tradisi

a) Lima tradisi Pelecut Kekuatan Jiwa


1. Selalu Duduk di Depan
2. Mengontak Mata Lawan Bicara (okulesik)
3. 25 % Berjalan Lebih Cepat
4. Selalu Bicara Jujur
5. Senyum Mempesoana
b) Lima Tradisi Pencegah Lenyapnya Kekuatan Jiwa
1. Selalu Konsisten
2. Tidak Pernah Puas
3. Menghindari Kesalahan
4. Menghindari Sifat Lupa
5. Pantang Menyerah

12. Rahasia Metode Orang Yahudi dalam Belajar

a) Bersandar pada Keyakinan


b) Menulis Segala Pelajaran
c) Belajar dengan seorang Hevritab (pasangan belajar)
d) Belajar pada saat berjalan atau bergerak sambil bolak-balik.
e) Belajar di tempat yang penuh inspiratif
f) Menghindari segala gangguan konsentrasi
g) Menggunakan teknik konsentrasi (doa, iringan music, dan minum sebelum belajar)
h) Mulai belajar dengan membaca yang ringan dan menarik
i) Belajar saat badan terasa fit
j) Saat belajar, mereka akan menaiki gelombangnya dan mengalir bersama materinya
k) Jika kehabisan energy, mereka akan istirahat
l) Merangkum gagasan pokok
m) Menciptakan rangkaian kata kunci dengan menggunakan sebuah cerita yang berkaitan
n) Mengatur materi secara logika
o) Menggunakan akronim, symbol dll
p) Mengulangi yang telah dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai