Anda di halaman 1dari 47

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER


Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada
boiler adalah prestasi kerja atau tingkat unjuk kerja boiler atau ketel uap yang didapatkan dari
perbandingan antara energi yang dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja didalam ketel
dengan masukan energi kimia dari bahan bakar. Untuk tingkat efisiensi pada boiler atau ketel
uap tingkat efisiensinya berkisar antara 70% hingga 90%.(Agung.N, 2007)
Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler :
- Metode Langsung :energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
- Metode tak Langsung :efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan
energi yang masuk

Pembakaran
Pembakaran terjadi secara proses kimia antara bahan-bahan yang mudah terbakar dengan
oksigen dari udara untuk menghasilkan energi panas yang dapat digunakan untuk keperluan lain.
Komponen utama bahan-bahan yang mudah terbakar adalah carbon, hidrogen, dan campuran
lainnya. Dalam proses pembakaran komponen ini terbakar menjadi karbondioksida dan uap air.
Sejumlah sulfur juga terdapat pada sebagian besar bahan bakar.(Singer, 1991).
Pada proses pembakaran jumlah oksigen yang digunakan dapat mempengaruhi kualitas
pembakaran. Oksigen merupakan salah satu elemen udara yang jumlahnya mencapai 20.9%
seluruh komponen dari udara. Bahan bakar akan erbakar pada keadaan normal jika terdapat
udara yang cukup.

Neraca Kalor
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurang terhadap waktu
disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas dan buruknya operasi dan
pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti buruknya kualitas bahan
bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya kinerja boiler. Neraca panas dapat
membantu dalam mengidentifikasi kehilangan panas yang dapat atau tidak dapat dihindari. Uji
efisiensi boiler dapat membantu dalam menemukan penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi
terbaik dan target area permasalahan untuk tindakan perbaikan.
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir energi.
Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk dari bahan bakar
diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran kehilangan panas dan
energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi yang dikandung dalam aliran masing-masing.
(UNEP, 2008).

Gambar. Diagram neraca energi boiler.

Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap yang
meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut memberikan gambaran
berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan steam.
Gambar. Kehilangan panas panas pada boiler
berbahan bakar batu bara
Heat Exchanger
Heat exchanger adalah alat untuk memindahkan energi panas dari suatu fluida ke fluida lain.
Fluida panas memberikan panasnya ke fluida dingin melalui suatu media atau secara langsung
sehingga akan terjadi perubahan sesuai dengan yang dikehendaki, baik penurunan maupun
kenaikan temperatur. Pada umumnya perpindahan panas ini terjadi secara kombinasi antara
konduksi dan konveksi.

Beda temperatur rata-rata logaritmik (Tlmtd)


Besarnya Tlmtd dapat dihitung berdasarkan jenis susunan aliran yang diterapkan dalam
penukar kalor. Persamaan untuk menghitung Tlmtd pada aliran sejajar, berlawanan dan aliran
silang (cross flow) dijelaskan dalam penjelasan berikut.
Metode beda temperatur rata-rata logaritmik digunakan sebagai langkah awal dalam analisa
heat exchanger, bila temperatur masuk dan keluar fluida pada heat exchanger diketahui, baik
untuk fluida panas maupun dingin, sehingga dapat menentukan beda temperatur rata-rata
logaritmik. Jika keadaan masuk fluida panas diidentifikasikan kondisi 1dan keadaan keluar fluida
diidentifikasikan 2, sedang keadaan fluida dingin diidentifikasikan sesuai dengan point-point
tersebut.
Untuk aliran berlawanan arah

Untuk aliran searah

Klasifikasi Boiler PLTU Taman Jeranjang 1X25 MW Lombok


Berdasarkan pada tujuan dan konstruksinya boiler di PLTU Jeranjang, termasuk kategori
industrial boiler karena memiliki spesifikasi antara lain boiler digunakan untuk menggerakkan
turbin, bisa menggunakan bahan bakar berupa minyak, memiliki kapasitas uap sebesar 130 ton
per jam (210.000 kg/jam), bertekanan desain pada superheater 9.8 MPa (bertekanan desain 104
kg/cm2, tekanan desain outlet superheater 91 kg/cm2), temperatur desain outlet superheater 540
C (513 0C), temperature pada feedwater 215 C, temperature pada primary air heater 150 C,
temperature pada secondary air heater 150 C, temperature exhaust gas 150 C, dengan
perakitannya dilakukan di PLTU Jeranjang dimana boiler tersebut akan digunakan.
Berdasarkan daerah yang mengalami pemanasan, boiler di PLTU Jeranjang termasuk tipe
water tube boiler. Disitu terlihat jelas bahwa air sirkulasi pada boiler masuk melalui pipa-pipa
dan panas hasil pembakaran dilewatkan melalui permukaan luar pipa tersebut.
Berdasarkan jenisnya boiler PLTU Jeranjang termasuk boiler FBC (Fluidized Bed
Combustion). Boiler yang. udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas
melalui bed partikel padat seperti pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke
suhu nyala batubara dan batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan
terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang seragam dan disangga oleh saringan halus,
partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya
berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran
udara bed tersebut disebut terfluidisasikan. Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya,
terjadi pembentukan gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan
permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat
seperti fluida - bed gelembung fluida/bubbling fluidized bed.

Analisa Kondisi Komisioning


PLTU Jeranjang dalam rencana pengoperasian normalnya menggunakan bahan bakar coal.
Untuk melakukan analisa lebih lanjut, maka perlu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
rumus empiris maupun rumus molekul dari bahan bakar tersebut. Data yang didapat dari hasil
fuel analysis yang digunakan pada saat komisioning adalah:
- Carbon, C = 85.46 wt%
- Hydrogen, H = 11.68 wt%
- Sulphur, S = 2.24 wt%
- Nitrogen, N = 0.07 wt%
- Oxygen, O = 0.20 wt%
- Ash, a = 0.04 wt%
- Moisture = 0.31 wt%
- HHV = 10473 kcal/kg
- LHV = 9840 kcal/kg
- Spesific gravity = 0.9475

Beban 25 MW

Boiler
Input :
~Laju aliran massa dari feed water
= (139580 kg/h)
= 38.77 kg/s
~Entalpi dari feed water
= 183.19 kcal/kg
= 766315.04 joule/kg
Output :
~Laju aliran massa dari boiler steam outlet
= 139760 kg/h
= 38.82 kg/s
~Entalpi dari boiler steam outlet
= 817.9 kcal/kg
= 3421337.86 joule/kg
~Energi panas yang diterima oleh air
= 38.82 kg/s x 3421337.86 joule/kg - 38.77 kg/s x
766315.04 joule/kg
= 103112201.69 joule/s

Furnace
Input :
~Laju aliran massa bahan bakar
= 9246 kg/h
= 2.57 kg/s
~Heating value bahan bakar
= 9840 kcal/kg
= 41161467.84 joule/kg
~Laju aliran massa udara pembakaran
= 136836 kg/h
= 38.01 kg/s
~Entalpi dari udara pembakaran
= 324426.50 joule/kg
Output:
*Flue gas
~Laju aliran massa gas buang
= 139912.2 kg/h
= 38.86 kg/s
~Entalphi dari gas buang
= 341819.64 joule/kg
~Energi panas hasil pembakaran
= (2.57 kg/s x 41161467.84 joule/kg + 38.01 kg/s x 324426.50 joule/kg) - (38.86 kg/s
x 341819.64 joule/kg)
= 104763171.77 joule/s
~Kerugian energi yang tidak ditransfer ke air
= 104763171.77 joule/s - 103112201.69 joule/s
= 1650970.08 joule/s

Analisa Kondisi Sekarang


Data yang didapat dari hasil fuel
analysis adalah:
- Carbon, C = 85.12 wt%
- Hydrogen, H = 12.09 wt%
- Sulphur, S = 2.04 wt%
- Nitrogen, N = 0.65 wt%
- Oxygen, O = 2.13 wt%
- Ash, a = 0.01 wt%
- Moisture = 0.5 wt%
- HHV = 18497 Btu/Lb
- LHV = 17619 Btu/Lb
- Spesific gravity = 0.9816

Beban 25 MW
Boiler
Input :
~Laju aliran massa dari feed water
= 155667 kg/h
= 43.24 kg/s
~Entalpi dari feed water
= 245.98 kcal/kg
= 1028941.92 joule/kg
Output :
~Laju aliran massa dari boiler steam outlet
= 155000 kg/h
= 43.06 kg/s
~Entalpi dari boiler steam outlet
= 813.63 kcal/kg
= 3403476.13 joule/kg
~Energi panas yang diterima oleh air
= 43.06 kg/s x 3403476.13 joule/kg - 43.24 kg/s x 1028941.92 joule/kg
= 102046249.35 joule/s

Furnace
Input :
~Laju aliran massa bahan bakar
= 9634 kg/h
= 2.68 kg/s
~Heating value bahan bakar
= 9826.54 kcal/kg
= 41105163.64 joule/kg
~Laju aliran massa udara pembakaran
= 143640 kg/h
= 39.90 kg/s
~Entalpi dari udara pembakaran
= 176.14 kcal/kg
= 736816.18 joule/kg
Output:
*Flue gas
~Laju aliran massa gas buang
= 153090 kg/h
= 42.53 kg/s
~Entalphi dari gas buang
= 486932.23 joule/kg
~Energi panas hasil pembakaran
= (2.68 kg/s x 41105163.64 joule/kg + 39.90 kg/s x 736816.18 joule/kg) - (42.53 kg/s
x 486932.23 joule/kg)
= 118694157.63 joule/s
~Kerugian energi yang tidak ditransfer ke air
= 118694157.63 joule/s - 102046249.35 joule/s
= 16647908.29 joule/s
Gambar.
Perhitungan Heat Loss
Perhitungan efisiensi boiler komisioning
Perhitungan efisiensi ini menggunakan metode kehilangan panas (heat loss). Dari perhitungan
ini kita bisa mendapatkan adanya penurunan efisiensi boiler yang diakibatkan oleh kehilangan
panas dari sistem yang ada di boiler. Kerugian panas tersebut meliputi :
Kerugian koreksi harga asam
= Hac / HHV / (1+a) x
= 0.11 %
Kerugian gas buang kering
= Dry gas at AH inlet x 0.24 x (Uncorrected gas temp at AH outlet - Temp dry bulb) x
/ (1+a)
= 11.25 %
Kerugian adanya air dalam bahan bakar
= Moisture in fuel x Entalphy diff x / (1+a)
= 0.003 %
Kerugian untuk pembakaran hidrogen dalam bahan bakar
= Moisture from hydrogen x Entalphy diff x / (1+a)
= 1.14 %
Kerugian CO
= Dry gas at AH inlet x CO wt% at AH inlet x 24.2 x / (1+a)
=0%
Kerugian karbon yang tidak terbakar
= 81 x Solid combustible loss / HHV / (1+a) x
=0
Kerugian uap untuk sample
= Total sampling losses / Fuel heat input / (1+a) x
= 0.02 %
Kerugian panas adanya kadar air didalam udara pembakaran
= Moisture in air x 0.46 x Uncorrected gas temp at AH outlet - Temp dry bulb
x / (1+a)
= 0.03 %
Kerugian uap untuk pengabutan bahan bakar minyak
= Moisture from burner atomizing steam x (Saturated steam entalphy at drum - Feed
water entalphy at drum inlet) x / (1+a)
= 0.02 %
Kerugian perpindahan panas dan aliran
= 0.07 % (American Boiler Manufacturer Association chart)
= Dry gas at AH inlet x CO wt% at AH inlet x 24.2 x / (1+a)
=0%
Kerugian karbon yang tidak terbakar
= 81 x Solid combustible loss / HHV / (1+a) x
= 0%
Kerugian uap untuk sample
= Total sampling losses / Fuel heat input / (1+a) x
= 0.11 %
Kerugian panas untuk udara pembakaran
= Moisture in air x 0.46 x Uncorrected gas temp at AH outlet - Temp dry bulb x / (1+a)
= 0.35 %
Kerugian uap untuk pengabutan bahan bakar minyak
= Moisture from burner atomizing steam x (Saturated steam entalphy at drum - Feed
water entalphy at drum inlet) x / (1+a)
= 0.21 %
Kerugian perpindahan panas dan aliran
= 1.14 % (American Boiler Manufacturer Association chart)

Gambar. Diagram neraca kalor boiler kondisi komosioning.

Perhitungan efisiensi boiler kondisi Sekarang


Berikut ini adalah persentase masing-masing rugi tersebut.
Kerugian koreksi harga asam
= Hac / HHV / (1+a) x
= 0.81 %
Kerugian gas buang kering
= Dry gas at AH inlet x 0.24 x (Uncorrected gas temp at AH outlet - Temp dry bulb) x
/ (1+a)
= 14.85 %
Kerugian adanya air dalam bahan bakar
= Moisture in fuel x Entalphy diff x / (1+a)
= 0.001 %
Kerugian untuk pembakaran hidrogen dalam bahan bakar
= Moisture from hydrogen x Entalphy diff x / (1+a)
= 9.33 %
Kerugian CO
= Dry gas at AH inlet x CO wt% at AH inlet x 24.2 x / (1+a)
=0%
Kerugian karbon yang tidak terbakar
= 81 x Solid combustible loss / HHV / (1+a) x
= 0%
Kerugian uap untuk sample
= Total sampling losses / Fuel heat input / (1+a) x
= 0.11 %
Kerugian panas untuk udara pembakaran
= Moisture in air x 0.46 x Uncorrected gas temp at AH outlet - Temp dry bulb
x / (1+a)
= 0.35 %
Kerugian uap untuk pengabutan bahan bakar minyak
= Moisture from burner atomizing steam x (Saturated steam entalphy at drum - Feed
water entalphy at drum inlet) x / (1+a)
= 0.21 %
Kerugian perpindahan panas dan aliran
= 1.14 % (American Boiler Manufacturer Association chart)
Gambar. Grafik Selisih kerugian panas antara kondisi
komisioning dengan kondisi sekarang
Dari perhitungan diatas, didapat adanya penurunan efisiensi boiler yang diakibatkan oleh
kehilangan panas dengan kerugian panas terbesar terjadi pada gas buang. Semakin tinggi gas
buang berarti semakin tinggi panas yang dikeluarkan dari boiler. Hal ini berarti terjadi
pemborosan panas yang berdampak pada penurunan efisiensi dari boiler tersebut.
Penyebab naiknya temperatur gas buang boiler diantaranya kurangnya permukaan
perpindahan panas dan fouling yang terjadi pada tubing-tubing perpindahan panas. Yang
disebabkan oleh kerak, baik yang berasal dari bahan bakar maupun feed water. Naiknya
temperatur gas buang juga disebabkan karena turunnya performa air heater.

Pembahasan boiler
Efisiensi boiler FBC mengalami penurunan panas sebesar 4.17%. Penurunan ini bisa
diakibatkan oleh banyak hal, berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler
tersebut.
Faktor laju udara bersih yang disuplai melewati air heater. Boiler harus dioperasikan dengan
laju aliran udara yang lebih dari kebutuhan udara teoritis yang dihitung berdasarkan analisa gas
asap. Tetapi udara berlebih yang terlalu banyak juga akan mengakibatkan terjadinya losses
karena pengambilan panas sendiri oleh udara berlebih untuk dibawa bersama gas buang, untuk
itulah dilakukan analisa gas asap untuk menentukan kebutuhan udara actual (W udara actual).
Faktor burner, fungsi burner adalah untuk mencampur bahan bakar dan udara dengan proporsi
yang sesuai untuk terjadinya penyalaan api dan untuk menjaga kondisi pembakaran yang terus
menerus berjalan dengan baik. Burner yang tidak disetel dengan baik akan mengakibatkan
pencampuran udara dan bahan bakar tidak sesuai dan pada setiap laju pembebanan akan
meningkatkan kebutuhan udara berlebih dan memboroskan bahan bakar sehingga efisiensi boiler
akan turun.
Temperatur udara pembakaran juga merupakan faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler,
temperatur udara pembakaran dapat dinaikkan dengan memanfaatkan temperatur gas buang yang
tinggi melalui air heater, efisiensi boiler dapat ditingkatkan sebesar 1% pada setiap kenaikan
temperatur udara pembakaran sebesar 25 C.
Fouling merupakan faktor utama yang mempengaruhi efisiensi boiler. Fouling yaitu terjadinya
deposit ataupun kerak pada permukaan perpindahan panas yang dapat mengakibatkan tidak
efisiensinya hasil pembakaran sehingga mengakibatkan temperatur gas buang akan tinggi.
Blowdown juga berpengaruh terhadap efisiensi boiler. Endapan yang terbentuk didinding tube
pada sisi air dapat mengurangi efisiensi dan bahkan kerak dapat merusak tubenkarena over
heating. Endapan-endapan tersebut disebabkan oleh tingginya konsentrasi suspended solids dan
dissolved solids, hal itu juga dapat menyebabkan terbentuknya busa (foam) sehingga
menyebabkan carry over. Oleh karena itu konsentrasi solids harus dijaga pada kondisi tertentu,
dan ini dilakukan dengan proses blowdown, dimana air dibuang keluar dan segera digantikan
oleh air umpan boiler. Karena blowdown adalah air yang dikeluarkan dalam keadaan temperatur
tinggi, maka hal ini merupakan pembuang panas yang mengakibatkan penurunan efisiensi.
Faktor yang keempat adalah pemanfaatan kondensat, bila uap air memberikan energi termal
kedalam suatu sistem proses, panas yang diserap oleh proses umumnya adalah panas latennya,
sedangkan kondensatnya yang masih membawa panas sensible akan meninggalkan sistem proses
pada temperatur tinggi. Mengingat kondensat pada dasarnya adalah air murni dengan temperatur
tinggi, maka sejauh tidak terkontaminasi kondensat dapat dimanfaatkan sebagai air umpan boiler
yang ideal. Kontaminasi kondensat adalah salah satu hal yang tidak memungkinkan kondensat
untuk dimanfaatkan sebagai air umpan, sebagai altertnatif, panas yang ada pada kondensat dapat
dimanfaatkan melalui heat exchanger.
Faktor lain yang juga mempengaruhi efisiensi adalah data ultimate residu, sebagaimana dapat
kita bandingkan bahwa high heating value (nilai panas tertinggi) residu yang digunakan pada
saat komisioning lebih besar 113 kcal/kg dari pada yang digunakan pada kondisi sekarang. Hal
ini jelas berpengaruh terhadap proses pembakaran yang terjadi. Proses pembakaran akan
menghasilkan energi panas yang lebih tinggi jika bahan bakar yang digunakan memiliki HHV
yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Kandungan karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulphur,
moisture, ashcontent dalam bahan bakar residu juga berpengaruh terhadap hasil dari proses
pembakaran. Karbon, hidrogen dan sulphur merupakan konstituen yang terbakar. Lain halnya
dengan nitrogen yang akan terbakar hanya dengan temperatur pembakaran yang tinggi, tetapi hal
ini dapat mengakibatkan terjadinya polusi udara karena nitrogen akan bereaksi menjadi NOx.
BOILER

Pada dasarnya Boiler adalah suatu wadah yang berfungsi sebagai pemanas air, panas pembakaran
dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan
untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan
panas ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat sekitar 1600
kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dengan baik. Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan
boiler bisa berupa gas, minyak dan batu bara. Di Indonesia bahan bakar yang umum digunakan adalah
solar.
Sistem Pada Boiler
Sistem boiler terdiri dari sistem umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sisitem air umpan
menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipan ke
titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan
alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang digunakan dalam sistem bahan
bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Ada dua sumber air umpan: 1.
Kondensat atau steam yang mengembun yang mengembun ke proses. 2. Air make up (air baku yang
sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler ke plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi
boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah
panas pada gas buang.
Jenis-Jenis Boiler
Berdasarkan type pipa:
Fire Tube Boiler
Terdiri dari tanki air yang dilubangi dan dilalui pipa-pipa, dimana gas panas yang mengalir pada tanki
tersebut digunakan untuk memanaskan air di tanki. Air yang dipanaskan menhasilkan uap panas yang
dapat digunakan untuk memanaskan air di kamar mandi ataupun laundry. Fire tube boilers biasanya
digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang.
Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan
tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas dalam
operasinya.
Water tube Boiler
Air mengalir melalui susunan pipa yang terletak di dalam gas panas yang dihasilkan dari pembakaran.
Pada boiler watertube, air panas tidak berubah menjadi uap, sehingga bisa langsung digunakan untuk
keperluan seperti air panas di kamar mandi, laundry. Ketika air dalam pipa-pipa didih mendapat
pemanasan., air dalam pipa mendidih sehingga air mengandung uap dan berat jenis air berkurang., air dan
uap mengalir ke atas. Air yang berat jenisnya lebih besar akan turun dan menggantikan posisi air yang
menuju ke atas. Pada drum atas air dan uap berpisah menjadi uap jenuh, kemudian uap jenuh disalurkan
ke superheater untuk diubah menjadi uap panas lanjut. Uap panas lanjut yang keluar dari superheater
inilah yang akan dimanfaatkan sebagai penggerak mesin uap.
Berdasarkan bahan bakar yang digunakan:
Solid Fuel. Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara pencampuran bahan bakar padat (batu bara,
sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.
Oil fuel. Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara pencampuran bahan bakar cair (solar, residu,
kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
Gaseous Fuel. Pemanasan yang terjadi antara pembakaran antara LNG (Liquid Natural Gas) dengan
oksigen dan sumber panas. Harga bahan baku pembakarannya lebih murah diantara semua boiler yang
lain.
Electric. Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas.
Berdasarkan kegunaan boiler
Power boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe watertube boiler, hasil steam yang
dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga mampu memutar steam turbin dan
menghsilkan listrik dari generator. Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam untuk menghasilkan
listrik dari generator.
Industrial Boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler atau firetube
boiler.Kegunaannya untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahn panas. Steam memiliki
tekanan yang sedang dan kapasitas yang besar.
Komersial Boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler atau firetube boiler.
Kegunaannya untuk menjalankan proses operasi komersial. Tekanan yang dimiliki rendah.
Residential Boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe firetube boiler. Boiler ini
memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah, biasanya digunakan pada perumahan.
Heat Recovery Boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe watertube boiler atau
firetube boiler. Steam yang dihasilkan memiliki kapasitas dan tekanan yang besar, kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai. Hasil steam ini diguanakn untuk menjalankan
proses industri.
Berdasarkan konstruksi boiler
Packcage Boiler. Disebut packcage boiler karena sudah tersedia sebagai paket yang lengkap pada saat
dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam
Berdasarkan Tekanan Kerja Boiler
Low pressure boilers. Tipe ini memiliki steam operasi kurang dari 15 psi, menghasilkan air dengan
tekanan dibawah 160 psi dan temperature dibawah 250 F.
High Pressure boilers. Tipe ini memiliki steam operasi lebih dari 15 psi, menghasilkan air dengan tekanan
di atas 160 psi dan temperature di atas 250 F.
Komponen Utama Boiler
Furnace. Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar.
Steam Drum. Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam.
Superheater Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main steam
pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.
Air Heater. Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara luar
yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.
Economizer. Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari air
yang terkondensasi dari sistem sebelumnya.
Safety valve. Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana tekanan steam
melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.
Blowdown valve. Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di
dalam pipa steam.
Pemanfaatan Boiler
a.Pada kapal. Fungsi utama ketel uap di kapal adalah untuk menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan oleh
boiler selain sebagai pemanas bahan bakar seperti yang telah disebutkan, juga bisa digunakan untuk
menggerakkan turbin uap yang juga digunakan sebagai motor penggerak utama kapal, untuk peralatan
pemanas ( pemanas ruangan, bahan bakar). Pada kapal tanker digunakan sebagai pembersih tangki
minyak ( Tank Cleaning).
b.Pemasok konsumsi energi listrik pada system proses produksi di Pabrik
c.PDAM, menyediakan keran air panas
Secara umum yaitu mengubah air kondensat menjadi gas untuk keperluan pembentukan tenaga
pada turbin dengan bahan bakar bagasse. Berikut proses pada boiler, langkah pertama adalah air
dalam tangki kondensat diberlakukan proses deaerasi dengan tujuan membuang kandungan
oksigen di dalam air, agar dalam proses pemanasan tidak terdapat sisa oksigen, karena oksigen
ini akan menyebabkan korosi. Selanjutnya air yang disebut feeding water ini mengalami proses
penyesuaian pH, yaitu dengan penambahan NaOH (basa) dan ada juga penambahan Exxo
(silikat, basa) untuk perlindungan selama pemanasan di boiler agar pipa tidak mengalami karat
yang dapat mengganggu proses pemanasan. Sesudah diproses, feeding water akan dipompa
dengan tenaga listrik atau turbin yang dijalankan secara bergantian dan masuk ke dalam ketel
uap (furnace) untuk mengalami proses pemanasan dengan bahan bakar.

Keterangan :
1. Dearator
2. Bagasse distribution conveyor
3. Dapur (furnace)
4. Superheated steam valve
5. Air heather
6. Induced Draft Fan (I.D.F)
7. Cerobong asap (chimney)
8. Secondary fan
Komponen Utama dari Boiler
1. Ruang Pembakaran (Furnace)
Furnace adalah dapur sebagai penerima panas bahan bakar untuk pembakaran, yang terdapat fire
gate di bagian bawah sebagai alas bahan bakar dan yang sekelilingnya adalah pipa-pipa air ketel
yang menempel pada dinding tembok ruang pembakaran yang menerima panas dari bahan bakar
secara radiasi, konduksi, dan konveksi.
2. Drum Air dan Drum Uap
Drum air terletak pada bagian bawah yang berisi dari tangki kondensat yang dipanaskan dalam
daerator, disamping itu berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran dalam air yang
dikeluarkan melalui proses blowdown. Drum uap terletak pada bagian atas yang berisi uap yang
kemudian disalurkan ke steam header.
3. Pemanas Lanjut (Super Heater)
Super heater adalah bagian-bagian ketel yang berfungsi sebagai pemanas uap, dari saturated
steam (250C) menjadi super heated steam (360C).
4. Air Heater
Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan bakar.
5. Dust Collector
Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu pada sepanjang aliran gas
pembakaran bahan bakar sampai kepada gas buang.

6. Soot blower
Soot blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelaga atau abu yang menempel pada
pipa-pipa.

Peralatan Bantu Pada Ketel Uap


1. Air pengisi ketel (boiler feed water) didapatkan dari 2 sumber yaitu : air condensate,
didapatkan dari hasil pengembunan uap bekas yang telah digunakan sebagai pemanas pada
evaporator, juice heater dan vacuum pan. Air condensate ini ditampung dan kemudian dialirkan
ke station boiler sebagai air umpan pengisi ketel dengan persyaratan Ph: 8,5, Iron (ppm) : 0,002,
Oxygen (ppm) : 0,02
2. Dearator merupakan pemanas air sebelum dipompa kedalam ketel sebagai air pengisian.
Media pemanas adalah exhaust steam pada tekanan 1 kg/cm2 dengan suhu 150C, sehingga
didapatkan air pengisian ketel yang bersuhu antara 100C-105C. Fungsi utamanya adalah
menghilangkan oksigen (O2) dan untuk menghindari terjadinya karat pada dinding ketel.
3. High pressure feed water pump Berfungsi untuk melayani kebutuhan air pengisi ketel yang
dijadikan uap, sampai dengan kapasitas ketel yang maksimum, sehingga ketel uap akan dapat
bekerja dengan aman. Kapasitas pompa harus lebih tinggi dari kapasitas ketel, minimum 1,25
kali, tekanan pompa juga harus lebih tinggi dari tekanan kerja ketel, agar dapat mensupply air
kedalam ketel.
4. Induced Draft Fan (I.D.F) Alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghisap gas asap sisa
pembakaran bahan bakar, yang keluar dari ketel.
5. Force Draft Fan (F.D.F) merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghembus
bahan bakar. F.D.F. ini dijalankan apabila I.D.F. sudah dijalankan terlebih dahulu. Udara yang
dihembuskan oleh F.D.F. dilewatkan melalui air heater terlebih dahulu, supaya mendapatkan
udara penghembus bersuhu tinggi antara 250C-350C.
6. Secondary Fan merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai alat penghembus
pembakaran bahan bakar yang kedua sebagai pembantu F.D.F. untuk mendapatkan pembakaran
yang lebih sempurna lagi.
7. Conveyor merupakan alat pembawa atau pengangkut abu dari sisa-sisa pembakaran bahan
bakar, baik yang dari rangka bakar (fire grate) ataupun juga dari alat-alat pengumpul abu (dust
collector), untuk dibuang dan diteruskan ke kolam penampungan dan akan di angkut oleh truck
sebagai kompos.
8. Cerobong asap (Chimney) berfungsi untuk membuang udara sisa pembakaran.

Perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan pada boiler adalah sebagai berikut:
Mengecek kekencangan rantai, belt dan melumasi bearing.
Mengeluarkan abu dari dalam ketel.
Pembersihan saringan (screen) pada masing-masing bagian atau alat.
Mengecek I.D.F. impeller dan dust collector.
BOILER

Pada dasarnya Boiler adalah suatu wadah yang berfungsi sebagai pemanas air, panas
pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna
dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam,
volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk
mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dengan
baik. Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan boiler bisa berupa gas, minyak dan batu
bara. Di Indonesia bahan bakar yang umum digunakan adalah solar.
Sistem Pada Boiler
Sistem boiler terdiri dari sistem umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sisitem air umpan
menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem
pemipan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran
dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Peralatan yang digunakan dalam sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Ada dua sumber air
umpan: 1. Kondensat atau steam yang mengembun yang mengembun ke proses. 2. Air make up
(air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler ke plant proses.
Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan
awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

Jenis-Jenis Boiler
Berdasarkan type pipa:
Fire Tube Boiler
Terdiri dari tanki air yang dilubangi dan dilalui pipa-pipa, dimana gas panas yang mengalir pada
tanki tersebut digunakan untuk memanaskan air di tanki. Air yang dipanaskan menhasilkan uap
panas yang dapat digunakan untuk memanaskan air di kamar mandi ataupun laundry. Fire tube
boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam
rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam
sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan
bahan bakar minyak bakar, gas dalam operasinya.
Water tube Boiler
Air mengalir melalui susunan pipa yang terletak di dalam gas panas yang dihasilkan dari
pembakaran. Pada boiler watertube, air panas tidak berubah menjadi uap, sehingga bisa langsung
digunakan untuk keperluan seperti air panas di kamar mandi, laundry. Ketika air dalam pipa-pipa
didih mendapat pemanasan., air dalam pipa mendidih sehingga air mengandung uap dan berat
jenis air berkurang., air dan uap mengalir ke atas. Air yang berat jenisnya lebih besar akan turun
dan menggantikan posisi air yang menuju ke atas. Pada drum atas air dan uap berpisah menjadi
uap jenuh, kemudian uap jenuh disalurkan ke superheater untuk diubah menjadi uap panas lanjut.
Uap panas lanjut yang keluar dari superheater inilah yang akan dimanfaatkan sebagai penggerak
mesin uap.

Berdasarkan bahan bakar yang digunakan:


Solid Fuel. Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara pencampuran bahan bakar padat
(batu bara, sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.
Oil fuel. Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara pencampuran bahan bakar cair (solar,
residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
Gaseous Fuel. Pemanasan yang terjadi antara pembakaran antara LNG (Liquid Natural Gas)
dengan oksigen dan sumber panas. Harga bahan baku pembakarannya lebih murah diantara
semua boiler yang lain.
Electric. Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas.

Berdasarkan kegunaan boiler


Power boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe watertube boiler, hasil steam
yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga mampu memutar steam
turbin dan menghsilkan listrik dari generator. Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam untuk
menghasilkan listrik dari generator.
Industrial Boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler atau firetube
boiler.Kegunaannya untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahn panas. Steam
memiliki tekanan yang sedang dan kapasitas yang besar.
Komersial Boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler atau firetube
boiler. Kegunaannya untuk menjalankan proses operasi komersial. Tekanan yang dimiliki
rendah.
Residential Boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe firetube boiler.
Boiler ini memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah, biasanya digunakan pada perumahan.
Heat Recovery Boiler. Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe watertube
boiler atau firetube boiler. Steam yang dihasilkan memiliki kapasitas dan tekanan yang besar,
kegunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai. Hasil steam ini
diguanakn untuk menjalankan proses industri.

Berdasarkan konstruksi boiler


Packcage Boiler. Disebut packcage boiler karena sudah tersedia sebagai paket yang lengkap pada
saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam
Berdasarkan Tekanan Kerja Boiler
Low pressure boilers. Tipe ini memiliki steam operasi kurang dari 15 psi, menghasilkan air
dengan tekanan dibawah 160 psi dan temperature dibawah 250 F.
High Pressure boilers. Tipe ini memiliki steam operasi lebih dari 15 psi, menghasilkan air
dengan tekanan di atas 160 psi dan temperature di atas 250 F.

Komponen Utama Boiler


Furnace. Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar.
Steam Drum. Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam.
Superheater Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main
steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.
Air Heater. Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan
udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam
tungku pembakaran.
Economizer. Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air
dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya.
Safety valve. Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana tekanan
steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.
Blowdown valve. Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang
berada di dalam pipa steam.

Pemanfaatan Boiler
a.Pada kapal. Fungsi utama ketel uap di kapal adalah untuk menghasilkan uap. Uap yang
dihasilkan oleh boiler selain sebagai pemanas bahan bakar seperti yang telah disebutkan, juga
bisa digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang juga digunakan sebagai motor penggerak
utama kapal, untuk peralatan pemanas ( pemanas ruangan, bahan bakar). Pada kapal tanker
digunakan sebagai pembersih tangki minyak ( Tank Cleaning).
b.Pemasok konsumsi energi listrik pada system proses produksi di Pabrik
c.PDAM, menyediakan keran air panas
Seperti yang telah disinggung rumus kimia merupakan salah satu ciri khas senyawa kimia.
Rumus kimia suatu senyawa menyatakan lambang dan jumlah atom unsur yang menyusun
suatu senyawa tanpa menyebut senyawa tersebut termasuk senyawa ionik atau kovalen.
Rumus kimia sendiri terbagi menjadi rumus empiris dan rumus molekul.

Rumus molekul dan rumus empiris suatu senyawa hanya terjadi perbedaan jumlah
atom, sedangkan atom unsur penyusun senyawa tetap. Namun demikian beberapa senyawa
memiliki rumus molekul dan rumus empirisnya yang sama, misalnya H2O (air) dan NH3
(amoniak).

Jumlah atom dalam suatu rumus kimia menyatakan jumlah mol dari unsur terkait, jadi
rumus kimia suatu senyawa merupakan perbandingan mol atom unsur penyusun senyawa
tersebut. Dari perbandingan atom atau perbandingan mol ini dapat ditentukan perbandingan
massa dan % massa dari unsur-unsur yang menyusun senyawa tersebut.

Untuk memperjelas hal ini perhatikan contoh berikut! misalnya vitamin C yang
mengandung asam askorbat dengan rumus molekul C6H8O6, maka:

Rumus molekul C6H8O6

Perbandingan mol atom unsur

C:H:O=6:8:6

Perbandingan massa unsur

C : H : O = 6 x Ar. C : 8 x Ar.H : 6 x Ar.O

= (6 x 12) : (8 x 1) : (6 x 16)

= 72 : 8 : 96

Jumlah perbandingan = Mr

72 + 8 + 96 = 176
% massa masing-masing unsur

Berikut adalah rumus untuk menghitung % massa unsur dalam senyawa

Contoh soal menentukan kadar unsur dalam senyawa

Berapa persen (%) C, O, N dan H yang terdapat dalam urea, CO(NH2)2, jika diketahui Ar.C = 12,
Ar.O = 16, Ar.N = 28 dan Ar.H =1?

Jawab

Langkah penyelesaian

1. Tentukan mol masing unsur-unsur dalam senyawa

Atom C = 1 mol

Atom O = 1 mol

Atom N = 2 mol

Atom H = 4 mol
2. Dari mol atom tentukan massa masing-masing unsur dalam senyawa dengan cara: kalikan
dengan atom relatif (Ar) masing-masing atom

Atom C = 1 mol x 12 g/mol = 12 g

Atom O = 1 mol x 16 g/mol = 16 g

Atom N = 2 mol x 14 g/mol = 28 g

Atom H = 4 mol x 1 g/mol = 4 g

3. Jumlahkan massa semua atom yang telah diperoleh untuk memperoleh massa molekul (massa

molekul relatif)

Atau dengan cara

4. Tentukan % massa masing-masing unsur dengan cara:

Massa masing-masing atom dibagi dengan massa semua atom dalam senyawa (massa molekul
relatif) kemudian dikali 100%.

Dengan cara ini diperoleh:


Jika terdapat 120 Kg urea maka massa N adalah sebesar = 46, 67% x 120 Kg = 56 Kg.

Rumus Empiris dan Rumus Molekul

Rumus Empiris

Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan terkecil jumlah
atom-atom pembentuk senyawa. Misalnya senyawa etena yang memiliki rumus molekul C2H4,
maka rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2.

Dalam menentukan rumus empiris yang dicari terlebih dahulu adalah massa atau
persentase massa dalam senyawa, kemudian dibagi dengan massa atom relatif (Ar) masing-
masing unsur. artinya untuk menentukan rumus empiris yang perlu dicari adalah perbandingan
mol dari unsur-unsur dalam senyawa tersebut.

Contoh

Suatu senyawa mengandugn 64,6 g natrium, 45,2 g belerang dan 90 g oksigen. Jika diketahui
Ar.N = 23, Ar.S = 32, ddan Ar.O = 16. Maka tentukan rumus empiris senyawa tersebut?

Jawab
Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah Na2SO4.

Rumus Molekul

Rumus molekul adalah rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang
menyusun suatu senyawa. Misalnya: C2H4 (etena), CO(NH2)2 (urea) dan asam asetat atau asam
cuka (CH3COOH). Rumus molekul dapat didefinisikan sebagai rumus kimia yang menyatakan
perbandingan jumlah dan jenis atom sesungguhnya dari suatu senyawa.

Dari rumus molekul asam cuka diketahui bahwa rumus molekul tersebut tidak ditulis
C2H4O2. Beberapa alasan rumus molekul asam cuka tidak ditulis demikian yaitu

1. Untuk membedakan dengan senyawa lain yang memiliki jumlah atom penyusun yang sama
misalnya metil format (HCOOCH3).

2. Rumus molekul menggambarkan struktur molekul. Artinya dari rumus molekul kita dapat
menunjukan atom-atom saling berikatan. Pada molekul asam cuka atom C yang pertama
mengikat 3 atom H dan 1 atom C berikutnya dan atom C berikunya mengikat 2 atom O
kemudian 1 atom O mengikat 1 atom H.

Contoh soal menentukan rumus molekul dari rumus empiris

200 g senyawa organik mempunyai massa molekul relatif = 180, senyawa ini terdiri
dari 40% karbon, 6,6% hidrogen dan sisanya adalah oksigen. Jika diketahui Ar.C = 12, Ar.H = 1,
dan Ar.O = 16. Maka tentukan rumus molekul senyawa ini?

Jawab
Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2O

Dari rumus molekul yang telah diperoleh maka rumus molekul dapat ditentukan sbagai berikut

CH2O)n

(Ar C x n) + (2.Ar H x n) + (Ar.O) = Mr senyawa

12n + 2n + 16n = 180

30n = 180

n=6

jadi rumus molekulnya adalah C6H12O6.

Menentukan Rumus Empiris dan Rumus Molekul Berdasarkan Ar dan Mr

Tentukan rumus molekul yang dimiliki senyawa dengan umus empiris CH, jika
diketahui Mr senyawa tersebut adalah 78?

Jawab

Mr senyawa = (CH)n

78 = (12 + 1)n

78 = 13n

n=6
jadi rumus molekul yang dimiliki senyawa tersebut adalah (CH)n = C6H6.

Contoh Soal

Massa molekul relatif suatu senyawa organik yang memiliki rumus empiris CH2O
adalah 180, jika diketahui Ar.C= 12, Ar.H =1 Ar.O = 16, tentukan rumus molekul senyawa
tersebut?

Jawab

Mr senyawa = (CH2O)n

180 = (12 + 2+ 16)n

180 = 30n

n=6

jadi rumus molekul yang miliki senyawa tersebut adalah (CH2O)n = C6H12O6

Persamaan Reaksi

Seperti yang telah disinggung pada bab sebelumnya, bahwa perubahan kimia yang
terjadi pada materi disebut juga reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi dapat berlangsung
secara eksoterm dan endoterm. Reaksi berlangsung secara eksoterm bila reaksi yang terjadi
disertai pembebasan sejumlah energi, sedangkan kebalikan dari reaksi eksoterm disebut reaksi
endoterm. Energi yang terlibat dapat berupa energi cahaya, energi panas dan energi-energi yang
lainnya.

Pada reaksi kimia terdapat zat awal yang belum mengalami perubahan yang disebut
reaktan atau pereaksi dan zat yang telah mengalami perubahan yang disebut produk atau zat hasil
reaksi. Zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dapat berupa unsur dan senyawa. Rekasi yang
dimaksud disini bukan reaksi fisi atau reaksi fusi, sehingga zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah zat-zat yang sama.

Reaksi kimia yang terjadi biasanya tulis dalam bentuk persamaan reaksi. Persamaan
reaksi merupakan pernyataan yang mengungkapkan atau menggambarkan suatu proses kimia
dengan menggunakan rumus kimia. Karena itu penulisan persamaan reaksi harus dapat
menyatakan fenomena kimia yang sebenarnya, dimana zat-zat yang bereaksi dan zat-zat hasil
reaksi harus tergambarkan dengan jelas. Agar lebih jelas perhatikan reaksi yang terjadi antara gas
hidrogen dan gas oksigen untuk membentuk air, yang digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

tanda panah menunjukan arah reaksi. Dibaca membentuk atau menghasilkan atau
bereaksi menjadi.

Huruf kecil dalam tanda kurung yang setelah rumus kimia (yang ditulis miring) menyatakan
wujud zat. Wujud zat dinyatakan dengan singkatan yakni

s (solid) untuk zat berwujud padat

l (liquid) untuk zat berwujud cair

g untuk zat berwujud gas

aq (aqueous, baca: akues) untuk zat yang larut dalam air.

Bilangan yang mendahului rumus kimia (2 pada H2, 1 pada O2 dan 2 pada H2O) disebut
koefisien reaksi. Koefisien reaksi untuk menyetarakan jumlah atom atau jumlah molekul atau
jumlah ion sebelum dan sesudah reaksi.
Pada contoh di atas dapat diketahui bahwa jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama, hal ini disebut persamaan setara. Berikut adalah penjumlahannya:

Jumlah atom H di ruas kiri = jumlah atom H di ruas = 4

Jumlah atom O di ruas kiri = jumlah atom O di ruas = 2

Untuk keperluan tertentu, persamaan reaksi dibubuhkan atribut lain. Berikut adalah beberapa
atribut yang biasa ditemukan pada persaaman reaksi:

Warna zat

ada bawah atau atas anak panah= tanda proses pemanasan

= tanda kesetimbangan

H = harga perubahan entalpi

E = harga potensial elektrode

Tujuan dan Penyetaraan Persamaan Reaksi

Tujuan dari penyetaran persamaan reaksi yaitu untuk memenuhi hukum kekekalan massa
atau hukum Lavoisier dan teori atom Dalton. Hukum kekealan massa berbunyi dalam sistem
tertutup massa zat sebelum dan setelah reaksi adalah tetap dan tori atom dalton
menyatakan dalam reaksi kimia tidak ada atom yang hilang atau tercipta tetapi hanya
terjadi penataan ulang. Artinya jumlah dan jenis atom dalam reaksi kimia adalah tetap atau
sama.

Agar jumlah dan jenis atom yang terdapat pada reaktan dan produk tetap maka pada
persamaan reaksi masing-masing spesi yang terlibat dalam reaksi kimia diberi koefisien yang
sesuai. Seperti pada contoh pembentukan H2O koefisien reaksi menyatakan jumlah atom, jumlah
ion ataupun jumlah molekul, namun selain itu kofisien reaksi juga menyatakan mol zat yang
terlibat dalam reaksi kimia. Misalnya contoh pembentukan air:
Koefisien yang dimiliki menyetakan 2 mol gas hidrogen bereaksi dengan 1 mol gas
oksigen membentuk 2 mol air atau 2 molekul gas hidogen bereaksi dengan 1 molekul gas
oksigen membentuk 2 molekul air.

Berikut adalah langkah-langkah menulis persamaan reaksi dan penyetaraannya

Misalnya logam aluminium bereaksi dengan gas O2 membentuk aluminium oksida.


Tulislah persamaan reaksi dan penyetaraannya?

1) Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan wujud masing-
masing spesies.

2) Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang rumus kimianya lebih
kompleks).

Pada reaksi di atas spesi yang lebih kompleks adalah Al2O3 = 1

3) Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi koefisien 1.

Koefisien Al2O3 = 1

Maka Al diruas kanan = 2

Al diruas kiri = 1

Agar jumlah atom Al pada kedua ruas sama maka Al pada ruas kiri diberi kofisien 2. Mka
persamaan reaksinya menjadi:
Atom O

Koefisien Al2O3 = 1

Maka atom O diruas kanan = 3

Jumlah atom O diruas kiri = 2

Agar jumlah atom O pada kedua ruas sama maka atom O pada ruas kiri diberi koefisien 3/2.
Persamaan reaksinya menjadi:

Agar koefisien tidak dalam bentuk pecahan koefisien pada kedua ruas dikalikan dengan satu
bilangan sehingga memberikan suatu bilangan bulat. Agar diperoleh bilangan bulat maka kedua
ruas dikali 2, sehingga diperoleh persamaan reaksi yang setara dengan koefisien dalam bentuk
bilangan bulat:

4) Biasanya oksigen disetarakan paling terakhir jika masih terdapat unsur-unsur lain.

Contoh

Reaksi gas metana (CH4) dengan gas oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Tulislah persamaan reaksi dan setarakan persamaan reaksi tersebut?

Jawab
1. Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan wujud masing-
masing spesies.

2. Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang rumus kimianya lebih
kompleks). Sedangkan koefisien yang lainnya disetarakan huruf sebagai kofisien sementara.

CH4 = 1, koefisien zat yang lain disetarakan dengan huruf, maka persamaan reaksinya menjadi:

3. Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi koefisien 1.

Dari reaksi tersebut unsur yang beriktan langsung dengan zat telah diberi koefisien 1 adalah C
dan H.

penyetaraan atom C

Atom C diruas kiri = 1

Atom C diruas kanan = b

Maka jumlah atom C diruas kanan = b = 1

Penyetaraan atom H

Jumlah atom H di ruas kiri = 4

Jumlah atom H di ruas kanan = 2c

Maka jumlah atom H di ruas kanan atau harga koefisien c = 2c = 4, c = 2

Dari penyetaraan ini maka persamaan reaksi menjadi


4. Setarakan atom O

Jumlah atom O di ruas kanan = 2 + 2 = 4

Jumlah atom O di ruas kiri = 2a

Maka jumlah atom O di ruas kiri atau harga koefisien a = 2a = 4, a = 2

Maka persamaan reaksinya menjadi:

Catatan: koefisien 1 biasanya tidak ditulis, penulisan du atas dan untuk penyetaraan reaksi
selanjutnya hanya untuk memberikan gambaran mengenai tahap-tahap penyetaraan saja.

Contoh

Reaksi besi(III) oksida dengan larutan asam sulfat membentuk besi(III) sulfat dan air.
Tulislah persamaan reaksi dan setarakan persamaan reaksi tersebut?

Jawab

1. Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan wujud masing-
masing spesies.

2. Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang rumus kimianya lebih
kompleks). Sedangkan koefisien yang lainnya disetarakan huruf sebagai kofisien sementara.
Koefisien Fe2(SO4)3 = 1 dan koefisien yang lain menggunakan huruf. Persamaan reaksi menjadi:

3. Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi koefisien 1.

Dari reaksi tersebut unsur yang beriktan langsung dengan zat telah diberi koefisien 1 adalah Fe,
S dan O. Namun O disetarakan terakhir karena unsur O terdapat di lebih dari dua zat.

Penyetaraan atom Fe

Jumlah atom Fe di ruas kiri = 2a

Jumlah atom Fe di ruas kanan = 2

Maka jumlah atom Fe diruas kiri atau harga koefisien a = 2a = 2, a = 1

Penyetaraan atom S

Jumlah atom S di ruas kiri = b

Jumlah atom S di ruas kanan = 3

Maka jumlah atom S di ruas kiri atau harga koefisien b = 3

Persamaan reaksinya menjadi:

4. Setarakan atom lainnya. Atom O disetarakan setelah semua atom setara.

Penyetaraan atom H

Jumlah atom H di ruas kiri = 6


Jumlah atom H di ruas kanan = 2c

Maka jumlah atom H di ruas kanan atau harga koefisien b = 2c = 6, c = 3

Persamaan reaksinya menjadi:

5. Setarakan atom O. Karena semua atom telah setara, maka oksigen seharusnya telah setara
juga. Untuk meyakinkan jumlah atom O pada kedua ruas telah setara, maka dilakukan
penjumlahan atom O pada kedua ruas.

Jumlah atom O di ruas kiri = 3 + 12 = 15

Jumlah atom O di ruas kanan = 12 + 3 = 15.

Dari penjumlahan ini, terbukti jumlah atom O pada ruas kiri dan ruas kanan telah setara. Jadi
persamaan reaksi setaranya adalah sebagai beriktu:

Contoh

Reaksi antara tembaga dengan larutan asam nitrat encer menghasilkan tembaga(II)
sulfat, gas nitrogen oksida dan air. Tulislah persamaan reaksi dan setarakan persamaan reaksi
tersebut?

Jawab

1. Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan wujud masing-
masing spesies.
2. Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang rumus kimianya lebih
kompleks). Sedangkan koefisien yang lainnya disetarakan huruf sebagai kofisien sementara.

Koefisien Cu(NO3)2 = 1, dan koefisien yang lain menggunakan huruf. Persamaan reaksi menjadi:

3. Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi koefisien 1.

Pada reaksi di atas, hanya Cu yang dapat langsung disetarakan yaitu a = 1. Untuk unsur yang
lainnya walaupun terkait langsung dengan Cu(NO3)2 tetapi tidak dapat langsung disetarakan
karena terdapat di lebih dari dua zat yang belum mempunyai harga korfisien. Maka untuk
menyetarakannya ikuti persamaan-persamaan berikut:

Menyetarakan atom N : b = 2 + c (1)

Menyetarakan atom H : b = 2d . (2)

Menyetarakan atom O : 3b = 6 + c + d (3)

Dari persamaan-persamaan di atas nyatakan nilai c dan d dalam b, sebagai berikut:

Dari persamaan (1), b = 2 + c berarti c = b 2

Dari persamaan (2), b = 2d berarti d = 0,5 b

Substitusikan nilai c cdan d ke dalam persamaan (3)

3b = 6 + c + d

3b = 6 + b 2 + 0,5 b
1,5b = 4

b=

nilai b yang telah diperoleh di substitusikan ke persamaan (1) dan (2) untuk memperoleh nilai c

dan d. Maka nilai c dan d berturut-turut adalah

Maka persamaan reaksinya menjadi:

karena masih dalam bentuk pecahan maka dikalikan 3 sehingga diperoleh koefisien dalam
bentuk bilangan bulat.

Sifat persamaan reaksi

a. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama

b. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama

c. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol. Khusus untuk yang berwujud
gas perbandingan koefisien menyatakan perbandingan volume pada suhu den tekanannya sama.

Stoikiometri Reaksi

Hubungan mol dengan koefisien reaksi

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian-sebelumnya, koefisien zat dalam suatu
persamaan reaksi menyatakan jumlah mol zat itu. Oleh sebab itu jumlah mol zat atau massa zat
yang terlibat dalam suatu reaksi dapat ditentukan. Aspek kuantitatif zat-zat yang terlibat dalam
dalam reaksi inilah yang disebut stoikiometri reaksi. Stoikiometri reaksi ini sangat diperlukan
terutama dalam merencanaakan banyaknya zat yamg akan dihasilkan dari suatu reaksi kimia
dalam industri maupun dalam laboratorium.

Dengan mengeahui koefisien persamaan reaksi maka jumlah mol suatu zat
dalam persamaan reaksi telah diketahui. Mol zat yang telah diketahui dapat digunakan
untuk menentukan massa zat yang diperlukan dalam suatu reaksi. Karena hal tersebut
koefisien reaksi disebut sebagai dasar stoikiometri reaksi.

Contoh

Logam aluminium yang dilarutkan ke dalam asam sulfat menghasilkan aluminium sulfat dan gas
hidrogen, sesuai reaksi berikut:

Berapa mol mol gas hidrogen yang dihasilkan jika digunakan 0,5 mol aluminium yang dilarutkan
dalam asam sulfat?

Jawab

artinya dengan melarutkan 0,5 mol aluminium menghasilkan 0,75 mol gas hidrogen.

Dari mol gas hidrogen yang telah diketahui dapat ditentukan massa hidrogen yang dihasilkan.
Massa hidrogen dapat ditentukan dengan cara mengalikan mol hidrogen yang diperoleh dengan
Mr.H2.
Contoh

Perhatikan reaksi berikut:

Berapa volume gas hidrogen (STP) yang terbentuk jika digunakan 5,4 gram Al? (Ar Al = 27)

Jawab

a) Setarakan reaksi kimia yang terjadi jika persamaan reaksi belum setara. Pada persamaan reaksi
di atas telah setara sehingga tidak perlu disetarakan.

b) Menyatakan jumlah mol zat yang diketahui, yakni aluminium.

c) Menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan yakni gas H2.

d) Menentukan volume gas H2 yang dihasilkan


V = n x Vm

= 0,3 mol x 22,4 L mol1 = 6,72 L.

Hipotesis Avogadro dan Hubungan Volume dengan Koefisien Reaksi

Pada tahun 1811, Ameo Avogadro mengemukakan sebuah hipotesis yang


mengatakan: pada tekanan (P) dan suhu (T) yang sama, gas-gas yang memiliki volume
sama mengandung jumlah molekul (jumlah mol) yang sama pula.

Artinya pada P dan T sama, perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi sama
dengan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Karena pada persamaan
reaksi, koefisien menyatakan jumlah mol zat, maka volume gas yang terlibat dalam suatu reaksi
sama dengan koefisien zat itu.

Hubungan antara koefisien suatu zat dengan volume dapat dirumuskan sebagai berikut:

Contoh

Pada suhu dan tekanan tertentu 0,5 mol gas oksigen volumenya adalah 2 liter. Hitunglah
volume dari 1,5 mol gas hidrogen pada suhu dan tekanan yang sama dengan gas oksigen tersebut

Jawab
Contoh

Tentukan berapa volume gas belerang trioksida (SO3) yang dihasilkan dan berapa
volume gas O2 yang dibutukan, jika direaksikan 1 liter gas belerang dioksida (SO2) dengan gas
oksigen?

Jawab

Persamaan reaksi

SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

SO2 yang bereaksi = 1 liter

Anda mungkin juga menyukai