BAB I
Pendahuluan
Universitas Diponegoro
Semarang
12
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
1.2 Alasan Pemilihan Judul
Alasan pengambilan judul laporan ini adalah untuk mengetahui efisiensi/kinerja
dari boiler di PT.KIMIA FARMA Manufaktur Semarang agar kita dapat
memperkirakan kemungkinan untuk meningkatkan kinerja atau efisiensi boiler tersebut.
Dalam penulisan laporan ini penulis tidak lupa menjelaskan tentang pengetahuan boiler
secara umum.
Universitas Diponegoro
Semarang
13
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
2. Tinjauan Lapangan
Yakni dengan melakukan pengambilan data terhadap objek yang diteliti secara
langsung di lapangan.
3. Metode wawancara
Dalam metode ini penulis memperoleh data melalui wawancara, diskusi dan tanya
jawab dengan pembimbing lapangan serta operator.
BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai latar belakang kerja pratek, alasan pemilihan judul, ruang
lingkup/ batasan masalah, tujuan kerja praktek, metodologi penyusunan laporan dan
sistematika laporan.
Universitas Diponegoro
Semarang
14
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
terbakar (Ct), rumus perhitungan efisiensi ketel uap, rumus perhitungan kapasitas
produksi ketel uap (Mu), serta perhitungan efisiensi berdasarkan neraca kalor.
BAB VI PENUTUP
berisi kesimpulan dan saran
Universitas Diponegoro
Semarang
15
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
BAB II
Universitas Diponegoro
Semarang
16
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
nama menjadi Pabrik Minyak dan Lemak. Perubahan nama ini di harapkan lebih
sesuai dengan keadaan produk yang di hasilkan, karena pabrik ini tidak hanya
memproduksi minyak jarak saja, tetapi juga mengolah minyak nabati lainnya
seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak kacang.
Pada tanggal 1 Maret 1991, PT. Kimia Farma Pabrik Minyak dan Lemak di
ubah menjadi PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang. Pada tahun yang sama,
PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang juga memproduksi Kosmetika Bedak
Marcks, di samping memproduksi minyak dan lemak. Pada tahun 1994, PT.
Kimia Farma Unit Produksi Semarang di percaya oleh direksi untuk
memproduksi Lysol untuk sarana kesehatan.
PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang, yang memperingati hari ulang
tahunnya setiap tanggal 16 Agustus, mendapatkan ISO 9001 versi 1994
mengenai system manajemen mutu dan disain produk pada November 1997.
Sertifikat ISO 9001 ini di perbarui pada tahun 2000 menjadi versi 2000, dan
setiap tiga tahun di perbarui, dan akan di perbarui lagi pada November 2006.
Universitas Diponegoro
Semarang
17
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
2.3 Visi dan Misi.
Visi PT. Kimia Farma : Menjadi perusahaan farmasi utama di Indonesia
dan bardaya saing di pasar global.
Universitas Diponegoro
Semarang
18
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Luas lokasi PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang sekitar 2,67 Ha,
yang meliputi :
o Bangunan Pabrik : 10.000 m²
o Gudang apenyimpanan Minyak : 1.200 m²
o Laboratorium dan Perpustakaan : 500 m²
o Sarana Olahraga dan lain-lain : 15.000 m²
Untuk lebih jelas lokasi dan tata letak PT. Kimia Farma Unit Produksi
Semarang dapat di lihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.
Universitas Diponegoro
Semarang
19
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
20
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
21
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
2.5 Struktur Organisasi Perusahaan.
Organisasi perusahaan sangat penting dalam rangka pengelolaan
perusahaan dan mengaktifkan kerja untuk mencapai tujuan perusahaan.
Administrasi perusahaan mencakup struktur organisasi perusahaan, hak dan
kewajiban pengusaha dan pegawai, tata cara dan pegangan praktis yang
berhubungan dengan tugas.
PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang di pimpin oleh seorang Kepala
Unit Produksi Semarang dan di bantu oleh Tenaga Ahli, Kepala Bagian, serta
Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi. Bagan Organisasi PT. Kimia Farma Unit
Produksi Semarang dapat di lihat pada gambar 2.3.
Universitas Diponegoro
Semarang
22
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
PT.Kimia Farma Semarang
KSEP KSBPS
KSPR
KSBR
KSPPK KBPD
KSBPK
KSPFT
KSPP
KSBPR
KSGK KSPPPP KUPS
KSGM
KBSMP
KSBP
KSAK
KSKU KSBKU
KSPU
KSESP
KSBPE
KSCL
KSPK
KBPM
KSPML KSBPPP
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Perusahaan.
Universitas Diponegoro
Semarang
23
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Berikut ini penjelasan struktur organisasi PT. Kimia Farma Unit Produksi
Semarang :
1. Kepala Unit Produksi Semarang
Kepala Unit Produksi Semarang (KUPS) memegang kekuasaan dalam
struktur organisasi di PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang.
Tugas dan kewajiban Kepala Unit Produksi Semarang antara lain :
Mengelola pelaksanaan operasional produksi dan pemeliharaan system
mutu yang di tetapkan di PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang.
Mengelola pelaksanaan operasional dalam perencanaan dan
pengendalian investasi.
Mengelola pelaksanaan kebijakan operasional dalam keuangan dan
anggaran serta personalia dan rumah tangga.
Universitas Diponegoro
Semarang
24
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
3. Sub Bagian Pengadaan (SBP)
Sub Bagian Pengadaan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Pengadaan
yang bertanggung jawab kepada Kepala Unit Produksi Semarang.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Pengadaan adalah :
Menerima rencana kebutuhan bahan baku, bahan penolong, dan bahan
kemasan serta barang lain sesuai permintaan unit kerja.
Menerima permintaan kebutuhan sarana dan prasarana sesuai
permintaan unit kerja.
Mengusulkan pemasok dengan mempertimbangkan legalitas pemasok,
ketetapan , jumlah, harga, dan waktu pengiriman barang sesuai
prosedur yang telah ditetapkan.
Universitas Diponegoro
Semarang
25
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Bagian Produksi membawahi tiga seksi, yaitu :
o Seksi Pressing (SPR)
Seksi Pressing berada dibawah wewenang Bagian Produksi,
dipimpin oleh Kepala Seksi Pressing (KSPR) yang bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian Produksi.
Tugas dan kewajiban Seksi Pressing adalah :
Melakukan permintaan (bon) bahan baku, bahan penolong,
bahan kemasan ke gudang sesuai kebutuhan dan mencatat pada
catatan pengolahan dan pengemasan.
Memantau penyerahan sample crude oil hasil jadi untuk
pemeriksaan mutu.
Menyerahkan produk jadi ke Kepala Seksi Bagian Refining atau
Gudang Minyak (KGSM).
Universitas Diponegoro
Semarang
26
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
27
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Mengawasi dan mengatur pelaksanaan proses refining.
Universitas Diponegoro
Semarang
28
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
29
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
30
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, yang bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Perencanaan, Pengendalian Produk dan Persediaan.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Perencanaan yaitu ;
Menyusun rencana produksi tahunan, triwulan, bulanan, dan
minguan.
Menyusun rencana kebutuhan bahan baku, bahan penolong,
bahan kemasan sesuai dengan rencana produksi.
Menyusun rencana jadwal kedatangan bahan baku, bahan
penolong, bahan kemasan untuk keperluan produksi.
Universitas Diponegoro
Semarang
31
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Seksi Pemeriksaan Produk Kosmetik dan Bedak dipimpin oleh
Kepala Seksi Pemeriksaan Produk Kosmetik dan Bedak yang
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pengawasan Mutu (KBPM).
Tugas dan kewajiban Seksi Pemeriksaan Produk Kosmetik dan
Bedak yaitu :
Memantau pengambilan dan pendalaman sample bahan baku,
bahan kemasan, produk setengah jadi, dan produk jadi yang akan
diperiksa.
Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pemeriksaan mutu bahan
baku, bahan penolong, produk setengah jadi, dan poduk jadi.
Menjamin kebenaran hasil analisa pemeriksaan mutu yang
dilaporkan.
Universitas Diponegoro
Semarang
32
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
33
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Menerima dan menginventarisasi pesanan produk jadi berdasarkan
permintaan pelanggan.
Kepala Sub Bagian Pemasaran membawahi Seksi Ekspedisi dan
Pelayanan, yang dipimpin oleh Kepala Seksi Ekspedisi dan Pelayanan, yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan jadwal
pengiriman produk kepada pelanggan.
Universitas Diponegoro
Semarang
34
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Melaksanakan kegiatan pencatatan kredit nota dan debit nota.
Melaksanakan perhitungan penyusutan.
Universitas Diponegoro
Semarang
35
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Merencanakan kebutuhan dan memantau penggunaan peralatan dan
suku cadang untuk pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana.
Universitas Diponegoro
Semarang
36
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Mengawasi, mengatur, dan mengkoordinasi pelaksanaan
pemeliharaan, perbaikan instalasi energi, sarana dan prasarana
produksi.
Mengevaluasi dan melaporkan secara berkala mengenai hasil
kegiatan pemeliharaan, perbaikan instalasi energi, sarana dan
prasarana produksi.
2.6 Kepegawaian.
Menurut data pada Agustus 2006, diketahui bahwa jumlah Sumber Daya
Manusia PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang adalah 153 orang. Status
karyawan di PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang meliputi :
1. Pegawai Tetap.
2. Pegawai Tidak Tetap.
3. Pegawai Honorer, Tenaga Borongan, dan Harian Lepas.
Universitas Diponegoro
Semarang
37
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
1) Memberikan jaminan hari tua (pesiun) dan memberikan jaminan
sosial tenaga kerja.
Jaminan sosial meliputi :
a. Asuransi pegawai.
b. Bantuan sosial hari tua (pensiun).
c. Kebutuhan lain yang ditetapkan pemerintah.
Usaha yang dilakukan oleh perusahaan adalah kerja sama
dengan ASTEK (Asuransi Sosial dan Tenaga Kerja) yang meliputi
Asuransi Kecelakaan Kerja (AKK), Asuransi Kematian (AK),
Tunjangan Hari Tua (THT).
Jaminan kesejahteraan sosial diberikan dengan kriteria :
1. Pegawai tetap, calon pegawai tetap dan calon pegawai
penuh.
Fasilitas yang diberikan adalah sebagai berikut :
Uang pakaian dinas, satu tahun sekali.
Penggantian biaya perawatan dan pengobatan.
Rekreasi untuk seluruh pegawai.
2. Pegawai honorer paruh waktu, tenaga borongan, harian
lepas.
Fasilitas yang diberikan adalah sebagai berikut :
Gaji.
Asuransi kecelakaan kerja.
Asuransi kematian.
3. Pegawai tetap bulananyang telah berumur 55 tahun dan
masa kerja mencapai 15 tahun berhak mendapat pensiun.
Ada juga yang tidak berhak atas pensiun tetapi berhak atas
jaminan sosial pensiun (jaminan hari tua), yaitu pegawai
Universitas Diponegoro
Semarang
38
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
bulanan yang berumur 55 tahun tetapi masa kerja belum
mencapai 15 tahun.
2) Sumbangan kematian akan diberikan kepada pegawai maupun
keluarganya yang pada daftar perusahaan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
3) Perumahan bagi pejabat.
4) Koperasi yang menyediakan kebutuhan sehari – hari.
5) Tunjangan Hari Raya (THR)
6) Tunjangan Bonus.
7) Perlengkapan kerja yang meliputi pakaian kerja, sepatu, seragam,
serta perlengkapan keselamatan (masker, helm, dan sebagainya).
8) Hadiah dan penghargaan bagi karyawan.
9) Masjid lengkap dengan perpustakaannya.
Ditinjau dari peraturan yang dikeluarkan pemerintah melalui Departemen
Tenaga Kerja, PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang telah memberikan
fasilitas yang cukup bagi karyawan.
Universitas Diponegoro
Semarang
39
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Produk jadi minyak telon bayi memiliki dua macam kemasan
yaitu 37 ml dan 67 ml. Produk jadi minyak telon bayi yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : cairan kuning, bau aromatis
seperti kamfer, rasa menusuk seperti kamfer diikuti rasa hangat.
Minyak Kayu Putih
Produk jadi minyak kayu putih memiliki tiga macam kemasan
yaitu 37 ml, 67 ml, dan 127 ml. Produk jadi minyak kayu putih yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : cairan kuning
kehijauan, bau aromatis seperti kamfer, rasa menusuk seperti kamfer
diikuti rasa hangat.
Minyak Telon Anak
Produk jadi minyak telon anak memiliki dua macam kemasan
yaitu 37 ml dan 67 ml. Produk jadi minyak telon anak yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : cairan kuning, bau aromatis
seperti kamfer, rasa menusuk seperti kamfer diikuti rasa hangat.
RBD M V O III
RBD M V O III yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,
tidak tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
RBD SPC III
RBD SPC III yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,
tidak bercampur minyak babi atau minyak lainnya.
RBD Fat Blend 933
RBD Fat Blend 933 yang dihasilkan memiliki pemerian
sebagai berikut: cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tindak
tengik, tidak tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
Universitas Diponegoro
Semarang
40
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
RBD FB 21
RBD FB 21 yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut
: cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik, tidak
tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
RBD FB 23
RBD FB 23 yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut
: cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik, tidak
tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
RBD Soyabean Oil
RBD Soyabean Oil yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,
tidak tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
RBD Palm Oleia Oil
RBD Palm Oleia Oil yang dihasilkan memiliki pemerian
sebagai berikut : cairan berwarna kuning muda, jernih pada temperatur
ruangan, tidak tengik, tidak tercampur minyak babi atau minyak
lainnya.
RBD Peanut Oil
RBD Peanut Oil yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,
tidak tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
RBD Coconut Oil
RBD Coconut Oil yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,
tidak bercampur minyak babi atau minyak lainnya.
Bedak Salicyl ‘2%
Universitas Diponegoro
Semarang
41
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Bedak Salicyl ‘2% yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
berikut : bubuk halus berwarna agak putih.
Marck Body Talk Scarlet
Marck Body Talk Scarlet yang dihasilkan memiliki pemerian
sebagai berikut : bubuk halus berwarna putih, berbau harum yang khas
scarlet.
Marck Body Talk Fressia
Marck Body Talk Fressia yang dihasilkan memiliki pemerian
sebagai berikut : bubuk halus berwarna putih, berbau harum yang khas
fressia.
Marck Bedak Creme
Marck Bedak Creme yang dihasilkan memiliki pemerian
sebagai berikut : bubuk halus berwarna creme, berbau harum yang
khas.
Marck Bedak Rose
Marck Bedak Rose yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
berikut : bubuk halus berwarna rose, berbau harum yang khas.
Marck Bedak Putih
Marck Bedak Putih yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
berikut : bubuk halus berwarna putih, berbau harum yang khas.
Marck Venus Loose Powder Active 03 Ivory
Marck Venus Loose Powder Active 03 Ivory yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna salem /
kuning langsat, dengan bau harum yang khas.
Marck Venus Loose Powder Active 02 Beige
Universitas Diponegoro
Semarang
42
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Marck Venus Loose Powder Active 02 Beige yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna kuning
kecokelatan, dengan bau harum yang khas.
Marck Venus Loose Powder Active 01 Invisible
Marck Venus Loose Powder Active 01 Invisible yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna
peach / kuning natural, dengan bau harum yang khas.
Marck Venus Loose Powder Dynamic 03 Ivory
Marck Venus Loose Powder Dynamic 03 Ivory yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna salem /
kuning langsat, dengan bau harum yang khas.
Marck Venus Loose Powder Dynamic 02 Beige
Marck Venus Loose Powder Dynamic 02 Beige yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna
kuning kecokelatan, dengan bau harum yang khas.
Marck Venus Loose Powder Dynamic 01 Invisible
Marck Venus Loose Powder Dynamic 01 Invisible yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna
peach / kuning natural, dengan bau yang khas.
Refined Bleached Deodorized (RBD) Castrol Oil
Refined Bleached Deodorized (RBD) Castrol Oil yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : cairan kental, kuning
muda, tidak berbau, tidak tengik.
Produk Samping
Produk samping yang dihasilkan berupa ampas biji jarak.
Ampas biji jarak memiliki sepsifikasi sebagai berikut :
Warna : cokelat muda
Universitas Diponegoro
Semarang
43
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Kadar air : maksimal 11%
Kadar minyak : 5,5 – 11%
Kadar Nitrogen : minimal 5,5%
Kadar P2O5 : 1 – 1,5%
Kadar Kalium : 1 – 4%
Kadar Asam Lemak : 1 – 4%
Universitas Diponegoro
Semarang
44
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
BAB III
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan
steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem
bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar
untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan dalam sistem
bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada system [8].
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah:
Universitas Diponegoro
Semarang
45
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
2. Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar
ruang boiler ke plant proses.
Adalah uap yang masih bercampur atau berhubungan dengan bagian air yang
mempunyai temperatur sama
Adalah uap yang tidak bercampur atau tidak mengandung bagian air.
Universitas Diponegoro
Semarang
46
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Menurut kontruksi dan cara kerjanya
1. Fire Tube Boiler
Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di dalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan
dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler
mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.
Karakteristik:
- Biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil (12.000
kg/jam) dengan tekanan rendah sampai sedang (18 kg/cm2).
- Dalam operasinya dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan
bakar padat.
- Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai
paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar
Universitas Diponegoro
Semarang
47
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
2. Water Tube Boiler
Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di luar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya dikondisikan
terlebih dahulu melalui economizer. Steam yang dihasilkan kemudian
dikumpulkan terlebih dahulu di dalam sebuah steam drum sampai sesuai.
Setelah melalui tahap secondary superheater dan primary superheater, baru
steam dilepaskan ke pipa utama distribusi.
Karakteristik:
- Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.
- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan
air. Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan-
kandungan lain yang larut dalam air.
Universitas Diponegoro
Semarang
48
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
- Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat tinggi
seperti pada pembangkit tenaga.
- Kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam dengan tekanan sangat tinggi.
- Menggunakan bahan bakar minyak dan gas untuk water tube boiler yang
dirakit dari pabrik
- Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang tidak dirakit
di pabrik.
N
Tipe boiler Keuntungan Kerugian
O
Proses pemasangan mudah Tekanan operasi steam
dan cepat. terbatas untuk tekanan
Tidak membutuhkan setting rendah
khusus
Investasi awal boiler ini Kapasitas steam relatif kecil
murah jika dibandingkan dengan
water tube
1 Fire tube boiler
Bentuknya lebih compact Tempat pembakarannya sulit
dan portabel dijangkau untuk dibersihkan,
diperbaiki dan diperiksa
kondisinya.
Tidak membutuhkan area Nilai efisiensinya rendah,
yang besar untuk 1 HP karena banyak energi kalor
boiler yang terbuang
2 Water Tube Kapasitas steam besar Proses konstruksi lebih detail
Tekanan operasi mencapai Investasi awal relatif lebih
Boiler
100 bar mahal
Nilai efisiensinya relatif Penanganan air yang masuk
Universitas Diponegoro
Semarang
49
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
50
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
3. Gaseous Fuel
Pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG) dengan
oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:
- Harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan semua tipe boiler
- Nilai efisiensi lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler
4. Elektrik
Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas.
Karakteristik:
- Harga bahan baku relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair
- Nilai efisiensinya paling rendah dari semua tipe boiler
Universitas Diponegoro
Semarang
51
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
distribusi
Paling mudah perawatannya Paling buruk nilai
efisiensinya
4 Electric Mudah konstruksinya dan Temperatur pembakaran
mudah didapatkan paling rendah
sumbernya
Universitas Diponegoro
Semarang
52
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
4. Residential Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe fire tube boiler.
Karakteristik:
- Memiliki tekanan dan kapasitas steam yang rendah
- Kegunaan utamanya yaitu sebagai penghasil steam tekanan rendah yang
digunakan untuk perumahan.
5. Heat Recovery Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler atau fire
tube boiler.
Karakteristik:
- Steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar
- Kagunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak
terpakai
- Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri.
Universitas Diponegoro
Semarang
53
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
murah
1. Package Boiler
Disebut package boiler karena sudah tersedia sebagai paket yang lengkap
pada saat dikirim ke pabrik. Hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai
bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler
Universitas Diponegoro
Semarang
54
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
biasanya merupakan tipe fire tube boiler dengan transfer panas yang tinggi baik
radiasi maupun konveksi.
Universitas Diponegoro
Semarang
55
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
56
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
57
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu
kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya:
1. Burner
Burner adalah tempat bahan bakar dan udara bercampur supaya terjadi pengabutan
dan pembakaran dapat berlangsung sempurna.
Caranya adalah dengan menyemprotkan kedalam ruang dapur melalui mulut-mulut
pembakar atau brander, sedangkan udara dimasukkan lewat sekeliling mulut
pembakar tersebut.
Ada beberapa macam sistem brender tergantung pada sistem pengabutannya ,yaitu
sistem pengabut uap/udara dan sistem pengabut tekan.
Pada sistem pengabut uap/udara caranya adalah uap/udara dipancarkan melalui
mulut pembakar (brender) dan akibat dari pancaran ini minyak akan terisap.
Universitas Diponegoro
Semarang
58
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
59
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
( Sumber: STEAM its Generation and Use, Babcock & Wilcox, edisi 40.)
Gambar diatas adalah pengabut buatan wallsend. Jenis pengabut ini mempunyai
diafragma dan plat pengabut yang disambungkan pada badan pembakar oleh mur
tarik. Pada diafragma terdapat 4 buah luban kecil yang miring, sedang plat pengabut
hanya mempunyai sebuah lubang pusat yang kecil garis tengahnya. Minyak tekanan
yang bermuara dikamar minyak akan menyemprot keluar melalui lubang kecil
dengan gerakan berputar dan lintasannya berbentuk mantel kerucut yang menganga.
Gambar diatas adalah pengabut buatan Babcock & Willcock. Diafragma pengabut
ini mempunyai lubang-lubang yang lurus. Disebelah muka diafragma dibuat saluran
silinder gelang, tempat muara minyak yang keluar dari lubang-lubang diafragma.
Dari saluran selinder ini dibuat 2 buah alur yang mengarah tangensial kepada muara
minyak. Karena kedua alur ini mengalirkan minyak dalam arah tangensial (miring)
dimuara A, maka gerak minyak keluar brander mempunyai bentuk mantel kerucut
[6].
2. Furnace
Universitas Diponegoro
Semarang
60
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Dapur pembakaran adalah suatu ruangan tempat terjadinya proses pembakaran dari
bahan bakar. Kedudukan dapur pada ketel uap harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar didalam ruang dapur
dapat diserap dengan baik oleh air ketel. Selain itu kerugian panas diruang dapur
harus diusahakan sekecil mungkin .
( Sumber: www.globalvation.com )
Universitas Diponegoro
Semarang
61
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
3. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).
Tangki atau drum sering disebut juga badan ketel uap yaitu tempat
beroperasinya ketel uap di dalamnya terdapat instrumen-instrumen yang
menjalankan proses pemindah panas seperti lorong api dan pipa api, dalam badan
ketel inilah sejumlah air ditampung untuk dipanaskan.
4. fan
Force Draft Fan adalah alat untuk mendorong udara yang diperlukan untuk
pembakaran pada boiler yang melalui lorong udara (duct) sebelum bercampur
dengan bahan bakar.
5. Superheater
Superheater adalah alat yang berbentuk heat exchanger dimana panas dari gas
asap (combustion product) digunakan untuk mengeringkan uap jenuh, kemudian
menaikkan temperaturnya. Jalannya penyerapan panas adalah sebagai berikut:
Gas asap menyerahkan panas pada bidang superheater secara konveksi,
konduksi selanjutnya dari pipa bagian dalam superheater panas dipindahkan secara
konveksi ke uap yang ada dalam pipa tersebut.
Bahan yang digunakan untuk pipa coil adalah dari baja carbon (carbon steel)
untuk suhu 450oC, sedangkan untuk suhu diatas 450oC digunakan baja campuran
(alloy steel).
Susunan coil terhadap gas asap ada bermacam-macam:
a. Counter flow (aliran berlawanan)
b. Parallel flow (aliran searah)
c. Combine flow (gabungan searah dan lawan arah)
Universitas Diponegoro
Semarang
62
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
6. Air Heater
Udara yang dipergunakan untuk pembakaran sebelum masuk kedalam ruang bakar
terlebih dahulu dilewatkan pada alat yang namanya air heater atau luvo, dimana
tujuannya adalah untuk menaikkan suhu udara pembakaran sehingga dapat
menaikkan effisiensi pembakaran.
Luvo ini biasanya diletakkan dibelakang economizer, sehingga sebagai media
pemanas di luvo adalah gas asap yang keluar dari economizer
Universitas Diponegoro
Semarang
63
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
7. Economizer
Economizer adalah alat yang berbentuk heat exchanger yang digunakan untuk
menaikkan temperatur feed water (air umpan boiler). Sebagai pemanas biasanya digunakan
gas panas yang keluar dari superheater.
Dengan memakai economizer didapat keuntungan :
- Memanfaatkan gas asap (exhaust gas) yang masih mempunyai kalor.
- Menurunkan atau memperkecil perbedaan temperatur antara feed water dan saturated
steam, dengan demikian tegangan (external stress) yang terdapat didalam ketel dapat
diperkecil sehingga bisa menaikan efisiensi.
Dengan menggunakan economizer, selain untuk menaikkan suhu air umpan ketel
juga dimaksudkan untuk menurunkan suhu gas asap sebab gas asap menyalurkan panasnya
pada air dalam economizer, dimana setiap kenaikan suhu 1oC feed water selalu diikuti
penurunan suhu gas asap sebesar 2-3oC.
Universitas Diponegoro
Semarang
64
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Economizer biasanya terbuat dari susunan pipa-pipa yang membentuk heat
exchanger dan terbuat dari besi tuang (cast iron pipe) ataupun terbuat dari pipa baja (steel
tube). Untuk pipa-pipa dari besi, tekanan yang diizinkan adalah sampai 22 atm. Untuk
tekanan yang lebih besar lagi maka digunakan steel tube economizer.
Umumnya economizer dari besi banyak digunakan pada ketel pipa api karena
tekanan yang dihasilkan rendah.
Pada prakteknya pemanasan feed water dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
Universitas Diponegoro
Semarang
65
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
berbentuk selinder dimana dalam selinder terdapat pipa-pipa berisi feed
water.
8. Cerobong Asap
Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi meneruskan atau membuang
asap sisa reaksi pembakaran yang terjadi di dalam boiler dengan tujuan
menyalurkan gas asap bekas supaya tidak mengotori atau mengganggu lingkungan
sekitar. Di dalam cerobong asap ini terdapat water spray yang fungsinya untuk
menyemprotkan air di dalam cerobong supaya abu dari sisa pembakaran jatuh ke
bawah dan mengalir ke bak sedimen.
Universitas Diponegoro
Semarang
66
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
1. Gelas Penduga
Gelas penduga adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian
permukaan air dalam pesawat ketel uap. Pemasangan gelas penduga pada pesawat
ketel uap sekurang-kurangnya 2 buah
Universitas Diponegoro
Semarang
67
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Level air pada drum ketel biasanya dipertahankan pada kondisi sedikit
dibawah garis tengah drum. Level yang tinggi dapat menyebabkan air memasuki
turbin sehingga menimbulkan kerusakan yang serius serta valve-valve pada sistem
pipa uap akan menderita kerusakan pula.Sebaliknya bila air terlalu rendah (kosong)
kerusakan pada ketel (pipa) dapat terjadi.
Katup pengaman mempunyai fungsi untuk menjaga tekanan kerja ketel uap
agar tidak melebihi tekanan maksimum.
Katup pengaman ini akan bekerja dengan sendirinya apabila terjadi kelebihan
tekanan kerja yaitu uap akan dikeluarkan sehingga ketel bekerja sesuai dengan
tekanan yang diinginkan. Namun apabila melebihi tekanan maksimal dan katup ini
tidak berfungsi maka akan menyebabkan peledakan.
Universitas Diponegoro
Semarang
68
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
4. Relief Valve
Relief valve dapat digolongkan sebagai pengaman seperti halnya safety valve
tapi relief valve ini berfungsi sebagai pembatas atau pengaman tekanan maksimal
pada daerah kerja zat cair/liquid. Penggunaan pengaman relief valve ini ditempatkan
pada daerah sebagai berikut:
Universitas Diponegoro
Semarang
69
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
adalah mengamankan boiler drum dari terjadinya carry over di drum yang akan
mengakibatkan deposit pada area superheater dan sudu turbin. Deposit akan
menghambat heat transfer pada superheater yang mengakibatkan overheating pada
tube superheater dan pada sudu turbin akan mengakibatkan terjadinya unbalance
dan vibrasi pada turbin. Sedangkan kondisi “boiler drum level low trip” dapat
mengakibatkan terganggunya sirkulasi alami yang akan berakibat overheating di
steam drum dan produksi uap terhambat.
7. Pengaman Boiler Furnace
Berfungsi untuk mengontrol tekanan ruang bakar/boiler sebagai pengaman
terjadinya:
- Furnace pressure
- Furnace draft
Sehubungan dengan tipe boiler dengan desain balance draft dimana desain
pressure yang diizinkan -10mmWg, hal ini untuk menjamin kestabilan proses
pembakaran. Transportasi bahan bakar ke ruang bakar dan proses pengeluaran abu
dari dalam ruang bakar menuju alat penangkap debu dan lain-lain. Bila batasan
pengamanan terlampaui dan menyimpang maka proses diatas akan terganggu.
Hal-hal yang harus dijaga untuk menghindari kondisi diatas adalah dengan
cara:
1) Periksa level water seal through pada bottom hopper boiler harus berada pada
posisi diatas normal level. Periksa LCV an bypass valve water supplynya.
2) Periksa kondisi manhole boiler sebelum startup boiler harus pada kondisi
tertutup termasuk desorvation door.
3) Level air pada SDCC boiler bottom kondisi normal.
Universitas Diponegoro
Semarang
70
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Fungsinya adalah mengontrol tinggi temperatur uap utama keluar superheater
tingkat ke 2 sebagai pengaman terjadinya temperatur uap utama melebihi batas
desain yang diijinkan.
Pengamanan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya thermal stress
pada suatu turbin tingkat pertama akibat perbedaan temperatur terlalu tinggi antara
temperatur uap utama yang masuk dengan temperatur metal pada sudu turbin.
Selain itu untuk menghindari terjadinya kelelahan bahan pada tube superheater
akibat temperatur uap yang melebihi kemampuan maksimum tube-tube superheater.
Universitas Diponegoro
Semarang
71
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Udara instrumen adalah sebagai kebutuhan utama dalam sistem kontrol
pneumatic PLTU. Pasokan udara instrumen harus betul-betul terjaga dan sangat
spesial mengingat sumber tenaga seluruh kontrol boiler turbin dan alat bantunya
terletak pada keandalan supply udara instrumen yang kontinyu dan tetap pada
tekanan kerjanya.
Mengingat keutamaan dan fungsi udara instrumen sebagai sumber tenaga bagi
seluruh kontrol boiler turbin dan alat bantunya maka apabila terjadi tekanan udara
turun dibawah titik kerjanya hal ini akan mengakibatkan seluruh fungsi kontrol
pneumatic terhenti dan akan melumpuhkan kegiatan operasi boiler dan turbin.
Antisipasi pada saat terjadinya gangguan udara instrumen pressure low alarm
diantaranya:
- Segera buka backup valve SAC menuju header udara instrumen.
- Segera periksa kondisi kompresor udara instrumen dan proses supplynya.
- Lokalisir kemungkinan terjadinya kebocoran udara instrumen pada seluruh
line.
- Lokalisir kemungkinan ada valve drain/vent udata yang terbuka.
Universitas Diponegoro
Semarang
72
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
isyarat pada burner-burner yang sedang beroperasi untuk trip sehingga boiler akan
trip.
Apabila terjadi flame scanner blower discharge pressure low alarm lakukan
hal seperti dibawah ini:
- Periksa select auto start scanner blower yang standby pada posisi auto.
- Periksa saringan/filter udara blower inlet kemungkinan kotor.
- Periksa kemungkinan kebocoran pada line joint
13. Manometer
Manometer ini digunakan sebagai alat untuk menunjukkan tekanan uap pada
ketel uap. Pemasangan manometer ini ditujukan agar besar kecilnya tekanan di
dalam ketel uap dapat diketahui sehingga memudahkan untuk mengontrolnya.
Universitas Diponegoro
Semarang
73
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Penempatan manometer adalah pada bagian dimana uap hampir tidak mengalir,
kebanyakan manometer yang dipasang adalah manometer bourdon.
Pipa-pipa ketel dan permukaan bidang perpindahan panas dapat menjadi kotor
oleh akumulasi jelaga dan abu terbang (fly-ash). Karena ia menjadi sebuah isolator,
maka perpindahan panas dapat terganggu. Oleh karena itu perlu dibersihkan dengan
Soot blower.
Soot blower adalah alat yang dipergunakan untuk membersihkan permukaan
bidang-bidang pemanas dengan mempergunakan uap atau udara sebagai media
penghembus jelaga.
Universitas Diponegoro
Semarang
74
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Katup ini juga berfungsi untuk membuang sebagian air dari dalam ketel karena
permukaan terlalu tinggi. Permukaan air yang terlalu tinggi menyebabkan uap yang
dihasilkan terlalu banyak mengandung air.
16. Lubang Laluan Orang (Man Hole) dan Lubang Tangan (Hand Hole)
Man hole adalah suatu lubang laluan orang dengan ukuran tubuh manusia
berfungsi untuk memeriksa bagian dalam ketel dengan cara masuk ke dalam ketel
dan melihat bagian dalam ketel. Man hole ini dibuka hanya pada saat boiler ini tidak
beroperasi atau overhaule.
Universitas Diponegoro
Semarang
75
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Peluit ini terisi oleh udara yang ditekan air. Jika level air rendah sehingga
pipa tidak terendam air, uap akan memasuki pipa sampai ketabung peluit. Sumbat
akan menjadi panas dan melebur sehingga peluit akan berbunyi. Setiap kali sumbat
melebur, harus diganti dengan sumbat yang baru.
Pada sebuah boiler kegunaan dari sistem elektronik sangatlah penting sekali
karena sebuah boiler tidak akan beroperasi bila tidak ada sistem elektroniknya.
Instrumen elektronik yang ada pada boiler digunakan untuk sistem kontrol operasional
boiler. Sistem kontrol pada boiler dengan pola elektrik diantaranya:
1. Sensor
Sensor adalah instrument untuk memberi informasi bahwa kondisi yang kita
inginkan telah tercapai dan sekaligus menginstruksikan agar sistem itu bekerja.
Macam-macam sensor yang ada pada boiler diantaranya: Floater switch, elektrik
floater switch, foto elektrik floater switch, sensor temperatur dan thermostat,
pressure controller, dan flame detector.
2. Monitor
Monitor adalah alat pemantau kondisi suatu proses karena dengan indera
manusia tidak dapat mengetahui kondisi tersebut. Pada ketel uap, lingkup kerja
monitor diantaranya: memonitor tinggi permukaan air, monitor aliran, monitor
tekanan, monitor suhu, monitor fungsi instrumen, monitor peringatan fungsi
kerusakan sistem dan monitor langkah kerja.
3. Actuator/Servo Motor
Adalah alat gerak yang berfungsi untuk mengerjakan instruksi dan sumber
gerak untuk alat lain. Jenis actuator ini diantaranya: actuator elektro magnetic,
actuator motor listrik, dan actuator tenaga angin.
4. Kontaktor
Universitas Diponegoro
Semarang
76
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Adalah alat yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari satu jaringan
ke jaringan yang lain.
5. Recorder
Adalah instrumen yang digunakan untuk mengetahui debit yang mengalir
pada suatu saluran, hal ini sangat dibutuhkan guna mengetahui efisiensi dan biaya
produksi. Macam dari recorder ini diantaranya: flow rate recorder, flow recorder
jarak jauh, temperatur jarak jauh, dan recorder terpadu.
6. Vacum flame
Adalah alat yang berfungsi untuk mensensor rangkaian api yang ada di ruang
bakar.
7. Timer/Program Relay
Yaitu komponen yang mengatur sequence operasi instrument lainnya sesuai
dengan rangsangan yang diterima.
8. Safety Relay
Safety relay ini berupa 2 buah kontak relay yang bekerja memutuskan atau
menghubungkan 2 buah terminal bila waktu kerja relay terlampaui yang dapat
disebut dengan pembatas waktu kerja.
9. Power Supply
Power supply ini berfungsi untuk menyesuaikan tegangan listrik untuk
mengerjakan peralatan lainnya.
1. Blower
Adalah instrument yang berbentuk kipas yang digunakan untuk menghasilkan
udara yang bertekanan dari motor listrik juga berfungsi sebagai penghisap udara
Universitas Diponegoro
Semarang
77
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
luar sebagai udara pembakaran yang diteruskan ke dalam ruang bakar boiler sebagai
penekan bahan bakar yang telah membara sehingga pembakaran berlangsung
dengan cepat.
2. Header
Adalah sebuah tabung atau pipa yang digunakan untuk terminal uap hasil dari
ketel uap yang kemudian dari header ini uap akan dibagi ke bagian-bagian yang
memerlukan dengan melakukan pengaturan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Thermometer
Thermometer ini digunakan untuk mengetahui temperatur pada air pengisi
ketel uap yang dihasilkan, temperatur asap keluar cerobong, temperatur ruang bakar
dan lain sebagainya.
4. Pompa Air
Pompa air ini digunakan untuk menaikkan air pengisi dari tangki cadangan
yang berada di sisi yang airnya berasal dari tangki induk bila terjadi keterlambatan
pengisian air umpan dari tangki induk.
5. Safety Test
Adalah suatu bejana/tabung yang akan dipanaskan pada boiler yang sesuai
dengan tekanan pada ketel uap yang baru di overhaule. Masih normalkah dan
masih amankah safety valve itu digunakan untuk operasi lagi.
Prinsip Kerja Boiler
Universitas Diponegoro
Semarang
78
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
(sumber: http://oneimagic.blogspot.com )
Air yang ada didalam boiler dipanasi oleh kalor hasil reaksi pembakaran di furnace.
Uap jenuh yang dihasilkan boiler dipanaskan lebih lanjut pada superheater untuk
menghasilan uap superheated. Sebagai pemanas disuperheater adalah gas panas dari boiler
yang masih tinggi suhunya. Gas panas yang keluar dari superheater karena masih tinggi
suhunya maka dimanfaatkan lagi sebagai pemanas air umpan boiler (BFW) di alat yang
namanya economizer. BFW yang sudah dipanaskan dalam economizer ini kemudian baru
dimasukkan ke boiler.
Gas panas yang keluar economizer kemudian dipakai untuk pemanasan udara di air
heater (luvo) untuk selanjutnya dibuang melalui cerobong sebagai gas buang (flue gas/ gas
buang).
Universitas Diponegoro
Semarang
79
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Udara panas hasil pemanasan di air heater selanjutnya dipakai sebagai udara
pembakaran dan bersama bahan bakar masuk dapur (furnace) untuk menghasilkan gas
pembakaran yang panas.
Pada umumnya setiap mesin yang diproduksi oleh pabrik selalu dilengkapi
dengan handbook/ buku petunjuk cara pemasangan, perawatan dan pengoperasiannya.
Begitu juga dengan ketel uap yang ada di PT. KIMIA FARMA Unit Manfaktur
Semarang terdapat buku petunjuk tentang spesifikasi pengoperasian, perawatan,
pemasangan dan lain-lain.
Ketentuan Umum
Universitas Diponegoro
Semarang
80
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
- Steam test atau uji dengan uap
Universitas Diponegoro
Semarang
81
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Prosedur stop boiler
Pada waktu mematikan boiler operator tidak boleh langsung mematikan begitu saja
tanpa produksi yang benar. Tujuannya untuk menghindari kerusakan atau kecelakaan ketel
dan peralatannya. Berikut ini urutan prosedur mematikan boiler yang benar, diantaranya :
A. Air Ketel
Universitas Diponegoro
Semarang
82
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
B. Pembakaran
Universitas Diponegoro
Semarang
83
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Tabel 3.7 Beberapa permasalahan pada boiler yang dapat diatasi dengan pengolahan air
umpan boiler
Universitas Diponegoro
Semarang
84
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Scale (pengapuran)
Adalah timbulnya endapan zat-zat yang terlarut dalam air. Penyebabnya adalah Kandungan
kalsium pospat, dan kalsium karbonat (terutama pada boiler bertekanan rendah) serta
kandungan magnesium hidroksida, silica dan alumina.
Universitas Diponegoro
Semarang
85
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Tabel 3.8 besarnya ketebalan scale dan kenaikan konsumsi bahan bakar yang terjadi
akibat scale
Universitas Diponegoro
Semarang
86
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
- Terjadinya kegagalan tabung (failure tube)
Korosi
Korosi adalah kerak yang terjadi akibat gas-gas yang terlarut dalam air terutama
oksigen (O2)
Reaksi yang terjadi adalah:
Anode :
Fe Fe2+ + 2e–
Katode :
H2O + 1/2O2 + 2e– 2OH–
Dalam air :
Fe2+ + 2OH - Fe(OH)2
4Fe(OH)2 + O2 + 2H2O 4Fe(OH)3
Universitas Diponegoro
Semarang
87
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
- Chloride stress corrosion dan Transgraular cracking akan terjadi pada bahan
stainless steel
- Jika dalam air terdapat deposit yang dapat menghasilkan ion hidroksil, dapat
menyebabkan caustic stress corrosion
- Apabila air mengandung ion hidrogen berlebih, dapat menghasilkan gas
methane yang dapat merusak tube
Carry over
Carry over adalah terikutnya butiran air dalam steam yang keluar dari drum boiler.
Ada 2 jenis carry over
1. Carry over mekanis (mechanical carry over)
Terikutnya butiran air dalam steam yang keluar dari drum boiler
Penyebabnya:
rancangan yang buruk, kerusakan, atau pemasangan drum moisture
separator yang salah
• Pengendalian level air dalam drum yang jelek, perubahan tekanan (atau
beban) yang sangat cepat
Universitas Diponegoro
Semarang
88
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
89
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
3.5.1 Pengolahan Air Internal
Jenis sumber air yang berbeda memerlukan bahan kimia yang berbeda
pula. Senyawa seperti sodium karbonat, sodium aluminat, sodium fosfat,
sodium sulfit, dan senyawa organic dan anorganik seluruhnya dapat digunakan
untuk maksud ini. Untuk setiap kondisi air diperlukan bahan kimia tertentu.
Harus dikonsultasikan dengan seorang spesialis dalam menentukan bahan kimia
yang paling cocok untuk digunakan pada setiap kasus. Pengolahan air hanya
dengan pengolahan internal tidak direkomendasikan.
Universitas Diponegoro
Semarang
90
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
d. Koagulasi
e. filtrasi
Sebelum digunakan cara diatas, perlu untuk membuang padatan dan
warna dari bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang
digunakan pada bagian pengolahan selanjutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi dalam tangki pengendapan
atau pengendapan dalam clarifiers dengan bantuan koagulan dan flokulan.
Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbondioksida
dan besi, dapat digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air
sumur.
Universitas Diponegoro
Semarang
91
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Na2R + Ca(HCO3) → CaR + 2 Na(HCO3)
Reaksi regenerasi
CaR + 2 NaCl → Na2R + CaCl2
b. Deaerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbondioksida
dibuang dengan pemanasan awal air umpan masuk ke boiler. Seluruh air
alam mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti
karbondioksida dan oksigen sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan
dalam sistem boiler, karbondioksida (CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan
Universitas Diponegoro
Semarang
92
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
sebagai gas dan bergabung dengan air (H2O) membentuk asam karbonat
(H2CO3).
Penghilangan oksigen, karbondioksida dan gas lain yang tidak dapat
terembunkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler
dan juga keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan
umur peralatan dan pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika
kembali ke boiler akan mengalami pengendapan dan menyebabkan
terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya
berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah
energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas [8].
De-aerasi mekanis
De-aerasi mekanis untuk menghilangkan gas terlarut digunakan
sebelum penambahan bahan kimia untuk oksigen. De-aerasi mekanis
didasarkan pada hukum fisika Charles dan Henry. Secara ringkas, hukum
tersebut menyatakan menyatan bahwa penghilangan oksigen dan
karbondioksida dapat disempurnakan dengan pemanasan air umpan boiler
yang akan menurunkan konsentrasi oksigen dan karbondioksida di sekitar
atmosfer air umpan. De-aerasi mekanis dapat menjadi yang paling
ekonomis, beroperasi pada titik didih air pada tekanan dalam de-aerator.
Deaerasi mekanis dapat berjenis vakum atau bertekanan.
De-aerator jenis vakum beroperasi dibawah tekanan atmosfer, pada
suhu sekitar 820C, dan dapat menurunkan kandungan oksigen dalam air
hingga kurang dari 0,02 mg/liter. Pompa vakum atau steam ejectors
diperlukan untuk mencapai kondisi vakum. De-aerator jenis bertekanan
Universitas Diponegoro
Semarang
93
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
beropasi dengan membiarkan steam menuju air umpan melalui klep
pengendali tekanan untuk mencapai tekanan operasi yang dikehendaki, dan
dengan suhu minimum 1050C. Steam menaikkan suhu air menyebabkan
pelepasan gas oksigen dan karbondioksida yang dikeluarkan dari sistem.
Jenis ini dapat mengurangi kadar oksigen hingga 0,005 mg/liter.
( sumber: www.energyefficienciasia.org )
De-aerasi kimiawi
Universitas Diponegoro
Semarang
94
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Sementara deaerators mekanis yang paling efisien menurunkan
oksigen hingga ke tingkat yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun
jumlah oksigen yang sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan bahaya
korosi terhadap sistem. Sebagai akibatnya, praktek pengoperasian yang baik
memerlukan penghilangan oksigen yang sangat sedikit tersebut dengan
bahan kimia pereaksi oksigen seperti sodium sulfit atau hidrasin. Sodium
sulfit akan bereaksi dengan oksigen membentuk sodium sulfat yang akan
meningkatkan TDS dalam air boiler dan meningkatkan blowdown dan
kualitas air make-up. Hydrasin bereaksi dengan oksigen membentuk
nitrogen dan air. Senyawa tersebut selalu digunakan dalam boiler tekanan
tinggi bila diperlukan air boiler dengan padatan yang rendah, karena
senyawa tersebut tidak meningkatkan TDS air boiler.
c. Osmosis Balik
Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika larutan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda dipisahkan dengan sebuah membran semi-
permeable, air dari larutan yang berkonsentrasi lebih kecil akan melewati
membran untuk mengencerkan cairan yang berkonsentrasi tinggi. Jika cairan
yang berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan, prosesnya akan dibalik
dan air dari larutan yang berkonsentrasi tinggi mengalir ke larutan yang
lebih lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik.
Membran semi-permeable lebih mudah melewatkan air daripada
bahan mineral yang terlarut. Air pada larutan yang kurang pekat mengalir
melalui membran kea rah larutan yang lebih pekat menghasilkan perbedaan
head yang nyata diantara dua larutan. Perbedaan head ini merupakan ukuran
perbedaan konsentrasi dua larutan dan menunjukkan perbedaan tekanan
osmosis.
Universitas Diponegoro
Semarang
95
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
(sumber: www.yourdictionary.com )
d. Koagulasi
Adalah proses penggumpalan partikel yang digunakan sebelum
proses filtrasi . Prinsipnya menambahkan koagulan untuk mengendapkan
partikel
Universitas Diponegoro
Semarang
96
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
(sumber: www.bennysyah.edublogs.org )
e. Filtrasi
Adalah proses penyaringan yang fungsinya untuk menghilangkan
suspended solid seperti pasir halus, tanah liat, dan beberapa bahan organic.
Universitas Diponegoro
Semarang
97
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
( sumber: www.chem-is-try.org )
Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang diolah,
proses pengolahan yang digunakan dan prosedur pengoperasian boiler. Sebagai aturan
umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitivitas terhadap
kotoran.
Universitas Diponegoro
Semarang
98
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
5.6.7 Hal yang Harus Dilakukan dan Tidak Dilakukan pada Boiler
Tabel 3.9 Hal-hal yang dilakaukan dan tidak dilakukan pada boiler
Dilakukan dan Tidak Dilakukan pada Boile r
Lakukan Tidak Lakukan
1. Tiup jelaga secara teratur 1. Jangan nyalakan pemantik api secara
mendadak setelah api habis
(pembersihan)
2. Bersihkan pengukur gelas blowdown 2. Jangan lakukan blowdown jika tidak
sekali tiap satu sift perlu
3. Periksa klep keamanan seminggu 3. Jangan biarkan pintu tungku terbuka
sekali jika tidak perlu
4. Blowdown pada setiap sift, sesuai 4. Jangan sering menghembus klep
keperluan pengaman (kendali operasi)
5. Jaga seluruh pintu tungku tertutup 5. Jangan memberikan aliran berlebih
pada hopper abu
6. Kendalikan sirkulasi tungku 6. Jangan menaikan laju pembakaran
melebihi yang diperbolehkan
7. Bersihkan, hopper pembuangan abu 7. Jangan mengumpankan air baku
setiap sift
8. Jaga asap cerobong dan pengendali api 8. Jangan mengoperasikan boiler pada
aliran tertutup
9. Periksa pengendali otomatis pada 9. Jangan memberi beban berlebih pada
bahan bakar dengan menghentikan boiler
sekali waktu air umpan untuk jangka
waktu pendek
10. Perhatikan kebocoran secara berkala 10. Jangan membiarkan ketinggian air
terlalu tinggi atau terlalu rendah
11. Periksa seluruh klep, damper, dll 11. Jangan mengoperasikan penghembus
untuk operasi yang benar seminggu jelaga pada beban tinggi
sekali
12. Beri pelumas seluruh alat mekanik 12. Jangan jalankan kipas ID manakala
Universitas Diponegoro
Semarang
99
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
BAB IV
Universitas Diponegoro
Semarang
100
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
4.1 Neraca Panas
Universitas Diponegoro
Semarang
101
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
102
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih baik)
4.2 Nilai Pembakaran Bahan Bakar
Bahan bakar adalah zat kimia yang apabila direaksikan dengan oksigen (0 2)
akan menghasilkan sejumlah kalor. Bahan bakar dapat berwujud gas, cair, maupun
padat. Selain itu, bahan bakar merupakan suatu senyawa yang tersusun atas beberapa
unsur seperti karbon (C), hidrogen (H), belerang (S), dan nitrogen (N).
Universitas Diponegoro
Semarang
103
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
LHV = HHV – 600(9H + Mm)……………………………………...(4.1b)
Dimana Mm merupakan kelembaban bahan bakar.
Di mana
n = koefisien
h́ = entalpi
h́ of = entalpi pembentukan
Dua nilai pembakaran yang dikenal yaitu Higher Heating Value (HHV) atau
nilai pembakaran tinggi adalah nilai yang didapat ketika semua air dari proses
Universitas Diponegoro
Semarang
104
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
pembakaran berbentuk cair sedangkan Lower Heating Value (LHV) atau nilai
pembakaran rendah di dapatkan ketika semua air dari proses pembakaran berbentuk
uap.
Misal
pada pembakaran gas metana (dalam kJ per Kg bahan bakar) pada suhu 250 celcius dan
tekanan 1 Atm maka untuk menentukan HHV dan LHV nya dengan cara.
Asumsi
Nilai pembakarannya
HHV
LHV
Universitas Diponegoro
Semarang
105
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
106
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Di dalam teknik pembakaran diperlukan jumlah udara yang memadai (udara
berlebih) sehingga pembakaran yang terjadi akan sempurna. Untuk mengetahui jumlah
keperluan udara pada proses pembakaran harus diketahui kandungan O2 dalam udara.
Komposisi unsur-unsur yang terkandung dalam udara menurut satuan berat [6] adalah:
- 02 sebanyak 23%
- N2 sebanyak 77%
Reaksi pembakaran yang terjadi dapat dinyatakan dalam satu satuan berat
molekul. Maka reaksi pembakaran dari unsur-unsur bahan bakar adalah sebagai berikut:
32 kg O 2 1 kg O 2
→
32 kgS kgS
64 kgS O 2 2kg O 2
→
32 kgS kgS
Universitas Diponegoro
Semarang
107
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
32 kg O 2 2,66 kg O 2
→
32 kgC kgC
Maka:
16 kg O 2 8 kg O 2
→
2 kg H 2 kg H 2
18 kg H 2 O 9 kg H 2 O
→
2kg H 2 kg H 2
Universitas Diponegoro
Semarang
108
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Reaksi pembakaran akan menghasilkan gas baru, udara lebih dari sejumlah
energi. Senyawa-senyawa yang merupakan hasil dari reaksi pembakaran disebut gas
asap. [7]
- Hasil reaksi atas pembakaran unsur-unsur bahan bakar dengan O2 dari udara
seperti CO2, H2O, SO2
- Unsur N2 dari udara yang tidak ikut bereaksi
- Sisa kelebihan udara
Maka untuk menghitung berat gas asap pembakaran perlu dihitung dulu masing-
masing komponen gas asap tersebut [4]:
Universitas Diponegoro
Semarang
109
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Berat H2O = 9 H2 kg/kg
Berat O2 = 23% Ut
Atau:
Dari proses pembakaran selama terbentuk gas-gas asap, juga akan terbentuk
solid refuse (Msr) dimana solid refuse ini terdiri dari abu refuse (Ar), dan karbon refuse
(Cr). [7]
Persamaannya adalah:
mbb + Us = Gs + Msr………………………………………...…(4.4a)
Msr . Ar = mbb . A
Atau
Universitas Diponegoro
Semarang
110
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
mbb . A
Ar = ×100 %....................................................................(4.4b)
M sr
Cr = 100% - Ar…………………………………………………(4.4c)
Mr = Cr.mbb (kg/jam)…………………………………………..(4.4d)
Dimana:
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dalam dapur ketel
tidaklah seluruhnya digunakan untuk membentuk uap, karena sebagian panas tersebut
ada yang hilang. [7]. Panas yang hilang dari pembakaran bahan bakar dalam dapur ketel
merupakan kerugian-kerugian kalor yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kerugian kalor karena bahan bakar (Q1)
Universitas Diponegoro
Semarang
111
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Kerugian ini disebabkan karena adanya kandungan air dalam bahan bakar, dimana
besarnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q1=M m .(h g−h f )………………………………………………….(4.6a)
Dimana:
b. Kerugian kalor karena hidrogen (H) yang terdapat dalam bahan bakar (Q2)
Kerugian ini disebabkan karena kandungan unsur hidrogen (H) dalam bahan bakar,
yang bila terbakar akan bereaksi dengan oksigen dari udara dan berbentuk uap air
(H2O).
Besarnya kerugian ini dirumuskan dengan:
Q 2=9 H y (hg −hf )………………………………………………….(4.6b)
Dimana Hy = prosentase hidrogen dalam bahan bakar.
c. Kerugian kalor untuk menguapkan air yang terdapat dalam udara pembakaran (Q3)
Karena udara yang masuk ke dalam ruangan pembakaran tidak kering dan masih
mengandung air, maka terdapat panas yang hilang untuk menguapkan air yang
terkandung dalam udara tersebut.
Besarnya kerugian kalor ini dapat dirumuskan dengan:
Q3=U s . M v .0,6(t g−t a )……………………………………………(4.6c)
Dimana:
Universitas Diponegoro
Semarang
112
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Us = berat udara pembakaran sebenarnya (lb/lb BB)
Mv = prosentase penguapan udara masuk dapur dikalikan dengan nilai
kelembaban udara pada temperatur ruang.
tg = temperatur gas buang (0F)
ta = temperatur ruang (0F)
e. Kerugian kalor karena terdapat unsur karbon yang tidak ikut terbakar dalam sisa
pembakaran (Q5)
Kerugian ini dapat dirumuskan dengan:
14540 M r C r
Q 5= ……………………………………………….............(4.6e)
M bb
Dimana:
Mr = massa refuse (lb/jam)
Cr = prosentase karbon yang tidak terbakar dalam refuse
Mbb = laju aliran massa bahan bakar (lb/jam)
Universitas Diponegoro
Semarang
113
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
114
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Dengan diketahuinya kerugian-kerugian kalor dari hasil pembakaran pada
suatu ketel, maka dapat dihitung efisiensi dari ketel tersebut, yang besarnya
dirumuskan:
Dirumuskan dengan:
Dimana:
Universitas Diponegoro
Semarang
115
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Dikenal juga sebagai ‘metode input-output’ karena kenyataan bahwa metode
ini hanya memerlukan keluaran/output (steam) dan panas masuk/input (bahan bakar)
untuk evaluasi efisiensi.
BAB V
Universitas Diponegoro
Semarang
116
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Perhitungan Efisiensi Dan Kapasitas Produksi Uap Serta Peluang Meningkatkan
Efisiensi Boiler
Tahun : 1967
Luas Pemanas : 80 m²
Universitas Diponegoro
Semarang
117
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Bahan bakar yang digunakan adalah heavy oil (residu) dengan komposisi
sebagai berikut:
Dari data operasional kebutuhan bahan bakar IDO untuk ketel uap, tiap
jamnya rata-rata memerlukan 210 kg/jam (Mbb = 210 kg/jam). Sedangkan debit airnya
rata-rata 50 m3/24 jam = 2,083 m3/jam.
Dengan menggunakan persamaan (4.1a) dan data-data di atas kita dapatkan nilai
kalor pembakaran tinggi (HHV) sebesar:
0,01
HHV = 7986 ×0,856+ 33575(0,097− )+ 2190× 0,023
8
= 10101,192 kcal/kgBB
Universitas Diponegoro
Semarang
118
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
b. Nilai Pembakaran Rendah
Dari persamaan (4.1b) maka nilai kalor pembakaran rendah adalah sebagai berikut:
= 13,247 kg/kgBB
b. Dan dari persamaan (4.2b) didapatkan kebutuhan udara pembakaran sebenarnya
(Us):
Us = 13,247(1 + 0,18)
= 15,631 kg/kg
Dimana α = faktor kelebihan udara 18%
a. Dari persamaan (4.3a) maka didapatkan berat gas asap teoritis (Gt)
Gt = 13,247 + (1 – 0,00012)
= 14,246 kg/kgBB
b. Berat gas asap hasil pembakaran
W SO2 = 2S
= 2 x 0,0023
Universitas Diponegoro
Semarang
119
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
= 0,0046 kg/kg
W CO2 = 3,666 C
= 3,666 x 0,856
= 3,133 kg/kg
W H2O = 9 x H2
= 9 x 0,097
= 0,873 kg/kg
W O2 = (23% x 18% )Ut
= 0,23 x 0,18 x 13,246
= 0,545 kg + 0,01
= 0,548 kg/kg
W N2 = 77% x 15,631
= 12,036 kg/kg
Dari persamaan (4.3b) didapatkan berat gas asap (basah) sebenarnya (Gs) adalah
sebagai berikut:
Gs = 0,0046 + 3,133 + 0,873 + 0,548 + 12,036
= 16,636 kg/kg BB
Atau dengan persamaan 4.3c:
Gs = 15,631 + (1 – 0,0012)
= 16,629 kg/kg BB
c. Analisa gas asap basah:
0,0046
( SO2 ) w= 16,636 ×100 %=0,028 %
3,138
( CO 2 ) w= 16,636 × 100 %=18,83 %
0,873
( H ¿¿ 2 O) w= ×100 %=5,25 % ¿
16,636
Universitas Diponegoro
Semarang
120
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
0,555
( O2 ) w= 16,636 ×100 %=3,29 %
11,954
( N 2 ) w= 16,636 ×100 %=72,35 %
Berat gas asap kering:
Gs kering = Gs basah – w H2O
= 16,636 – 0,873
= 15,763 kg/kg BB
d. Analisa gas asap kering
0,0046
( SO2 ) w= 15,763 ×100 %=0,029 %
3,138
( CO 2 ) w= 15,763 × 100 %=19,88 %
0,555
( O2 ) w= 15,763 ×100 %=3,48 %
11,954
( N 2 ) w= 15,763 ×100 %=76,36 %
Dari persamaan (4.4a) dan (4.4b) didapatkan massa solid refuse dan prosentase solid
refuse abu sebagai berikut:
Msr = (1 + 15,631) – 16,629
= 0,002 kg/kgBB
1× 0,0012
Ar = ×100 %
0,002
= 60%
Maka dengan persamaan (4.4c) jumlah karbon yang tidak terbakar dalam
terak/jelaga adalah:
Universitas Diponegoro
Semarang
121
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Cr = 100% - 60%
= 40% dari solid refuse
= 40% x 0,002
= 0,0008 kg/kgBB
Jumlah massa refuse yang terjadi tiap jamnya (persamaan 4.4d) adalah:
Mr = 0,0008 x 210
= 0,168 kg/jam
Harga kalor jenis gas asap pada temperatur 1900C (463K), yaitu penjumlahan kalor
jenis senyawa penyusun-penyusunnya. Dengan rincian sebagai berikut:
c(CO2) = 0,1898 x Cp(CO2)
= 0,1898 x 0,845
= 0,160 kJ/kg K
c(H2O) = 0,05283 x Cp(H2O)
= 0,05283 x 1,867
= 0,0986 kJ/kg K
Universitas Diponegoro
Semarang
122
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
c(SO2) = 0,000278 x Cp(SO2)
= 0,000278 x 0,644
= 0,000179 kJ/kg K
c(O2) = 0,0358 x Cp(O2)
= 0,0358 x 0,917
= 0,0328 kJ/kg K
c(N2) = 0,7234 x Cp(N2)
= 0,7234 x 1,038
= 0,75 kJ/kg K
Sehingga Cp gas asap adalah 1,0504 kJ/kg K
Kerugian ini disebabkan karena adanya kandungan air di dalam bahan bakar. Dari
tabel B-2 dan B-1a buku [3], didapatkan:
hg = entalpi uap super panas pada temperatur gas buang T = 1900C
= 3740F pada tekanan atmosfer (1 atm), yaitu 1229,714 btu/lb
hf = entalpi pada temperatur udara ruang T = 300C = 860F, yaitu 54
btu/lb
sehingga dari persamaan 4.6a besar kerugian kalor karena kelembaban bahan bakar
didapat:
Q1 = 0,0028(1229,714 – 54)
= 3,292 btu/lb BB x 0,556 x 4,187
= 7,6637 kJ/kg BB
Dan apabila kerugian ini dinyatakan dalam prosentase (persamaan 4.7), maka:
7,6637
Q1* = × 100 %
40093,515
Universitas Diponegoro
Semarang
123
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
= 0,0191%
5.4.3 Kerugian Kalor Untuk Menguapkan Lembab Yang Terjadi Akibat Hidrogen
(H) Yang Terdapat Dalam Bahan Bakar
Q2 = 9Hy(hg – hf)
= 9 x 0,097 (1229,714 – 54)
= 1026,3983 x 0,556 x 4,187 = 2389,4265 kJ/kg
2389,4265
Q6* = × 100 %
40093,515
= 5,956%
Dengan mengasumsikan bahwa udara yang diserap oleh blower masuk ke dalam
ruang bakar mengalami penguapan sebesar 70% dan dari Tabel XVIII Buku Steam
Air And Gas Power, Williams Servens untuk T = 300C = 860F diperoleh berat air
dalam udara kering = 0,027586 maka:
Q3 = 15,631 x 0,7 x 0,027586 x 0,46(374 – 86)
= 39,71629 btu/lb BB
= 93,0897kJ/kg BB
Bila dinyatakan dalam prosentase:
93,0897
Q3* = × 100 %
40093,515
= 0,2322%
Universitas Diponegoro
Semarang
124
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
=0
5.4.6 Kerugian Karena Terdapatnya Unsur Karbon Yang Tidak Ikut Terbakar
Dalam Sisa Pembakaran.
Universitas Diponegoro
Semarang
125
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Bila dinyatakan dengan prosentase:
Q7* = 4%
= 82,794%
Untuk mengetahui kapasitas produksi uap ini didapatkan dari persamaan 4.9.
Diketahui debit air (Qair) = 2,083 m3/jam dan ρair pada suhu 300C = 995,26 kg/m3 (J.P.
Holman, perpindahan kalor, tabel A-9), sehingga dapat diperoleh kapasitas uap yang
dihasilkan:
Laju air = ρ x Q
= 2073,53 kg/jam
Mu = 2073,52 x 0,93
= 1928,38 kg/jam
Jadi perbandingan jumlah uap yang dihasilkan dengan bahan bakar yang dihabiskan
adalah 1928 : 210 = 9,18 : 1 kg uap/kg BB
Universitas Diponegoro
Semarang
126
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
panas keluar
Efisiensi Boiler (η) = x 100%
panas masuk
Q(h g−h f )
Efisiensi Boiler (η) = x 100%
q × LHV
3200×(683,72−30,024)
efisiensi boiler= ×100 %
210 ×9575,714
efisiensi boiler=85,7 %
Universitas Diponegoro
Semarang
127
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Dapat diketahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap aliran
yang dapat memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk
meningkatkan efisiensi boiler.
Kerugian menggunakan dengan menghitung kerugian-kerugian
Perlu waktu lama
Memerlukan fasilitas laboratorium untuk analisis
Kinerja boiler dipengaruhi beberapa hal, antara lain mutu udara pembakaran, mutu bahan
bakar, perpindahan panas yang baik antara panas hasil pembakaran dengan air dalam tube-
tube dan temperatur flue gas/ gas buang.Untuk mengoptimalkan secara kontinu effisiensi
boiler diperlukan variasi dalam load, fuel dan kondisi boiler itu sendiri.
Universitas Diponegoro
Semarang
128
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
menurunkan resiko kerugian kalor, karena dengan tingginya udara pembakaran berarti
fuel gas yang diperlukan untuk pemanasan udara supaya tercapai titik nyala tidak
begitu banyak. Sehingga kebutuhan akan fuel gas untuk memanaskan udara relatif
lebih rendah. Dengan demikian penggunaan bahan bakar dapat ditekan.
2. O2 Berlebih
Jumlah udara pembakaran yang disuplai untuk bercampur dengan bahan bakar
haruslah menghasilkan flameable mixture. Untuk menjamin bahwa semua bahan bakar
terbakar sempurna, oksigen harus disuplai cukup atau berlebih dari kebutuhannya.
Akan tetapi bila oksigen disuplai terlalu banyak, hal ini juga kurang effektif karena
dapat menyebabkan kehilangan panas sebab sebagian panas digunakan untuk
pemanasan udara. Sedangkan bila disuplai kurang akan terjadi pembakaran yang tidak
sempurna. Dalam pembakaran ini flue gas/ gas buang yang terbentuk adalah CO2.
Universitas Diponegoro
Semarang
129
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Bab VI
Penutup
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penulisan laporan kerja praktek ini dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
Universitas Diponegoro
Semarang
130
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Untuk mengurangi penurunan efisiensi operasional maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengontrolan yang ketat terhadap kandungan air pada feed water
sebelum masuk ke ketel uap.
2. Pengecekan secara berkala terhadap isolasi pipa penyalur uap dan langsung
mengganti isolasi pipa yang rusak.
3. Pengecekan berbagai macam katup yang ada pada ketel uap, harus diperhatikan
bahwa semua katup dapat berfungsi dengan baik.
4. Menggunakan air sisa kondensasi untuk menghemat kebutuhan air untuk feed water
yang terbuang percuma.
Universitas Diponegoro
Semarang
131
Laporan Kerja Praktek
PT. Kimia Manufaktur Semarang
Daftar Pustaka
1 Djokosetyardjo, IR. M. J, 2003, Ketel Uap, Cetakan Kelima, Pradnya Paramita. Jakarta.
2 El-Wakil,M.M.,Jasjfi, MSc, Ir. E., 1992, Instalasi Pembangkit Daya, Erlangga, Jilid I,
Jakarta.
3 Holman, JP, 1981, Heat Transfer, Mc Graw Hill Book Inc., Edisi ke 5, Jakarta.
4 Muin, Syamsir A, 1988, Pesawat-Pesawat Konversi Energi, Rajawali Pers, edisi ke 1,
Jakarta.
5 Reynold, William C., Perkins, Henry C., 1994, Termodinamika Teknik, Erlangga, Edisi
Kedua, Jakarta.
6 Stultz, S,C and Kitto.,1992, STEAM its Generation and Use, Babcock & Wilcox, edisi
40.
7 Tambunan., 1984, Ketel Uap, Karya Agung, Jakarta.
8 www.energyefficiencyasia.org., Pedoman Efisiensi Energi Untuk Industri di Asia, (18
November 2009)
Universitas Diponegoro
Semarang
132