PENDAHULUAN
1
2
Boiler adalah bagian terpenting dari sistem pembangkin listrik tenaga uap.
Boiler merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap).
Pada boiler sendiri terdapat beberapa jenis kipas (Fan) yang fungsinya sangat
penting bagi kinerja boiler itu sendiri. Fan yang dimaksud ialah fan yang
digunakan untuk membantu proses penyuplian amapas tebu dan serbuk kayu ke
furnace, penyuplaian udara ke furnace, hingga proses penghisapan gas sisa
pembakaran ke chimney. Fan tersebut ialah Force Draft Fan, Primary Air Fan dan
Induced Draft Fan.
Peran ID Fan pada sistem gas buang sangatlah penting bagi keberlangsungan
operasional boiler. Jika ID Fan tidak bekerja secara normal, maka akibatnya akan
sangat buruk bagi produksi uap di boiler yang digunakan untuk menghasilkan
energi listik.
Pengendalian ID Fan agar tetap berada pada set-point nya merupakan proses
paling penting untuk menjaga agar furnace boiler bekerja dengan stabil, dengan
cara membuang gas sisa pembakaran di furnace. Maka dari itu, berdasarkan hal
ini, penulis tertarik untuk membuat laporan yang berjudul “Sistem Kerja Furnace
Pressure Pada Induced Draft Fan di Boiler 2 PT Buma Cima Nusantara”.
Adapun maksud dan tujuan dari kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
3
1.4.2 Manfaat
Manfaat program Kerja Prektek untuk mahasiswa antara lain sebagai berikut:
1.6.1 Observasi
Melakukan tinjauan langsung ke lapangan tentang “Sistem Kendali
Furnace Pressure Pada Induced Draft Fan di Boiler 2 PT Buma Cima
Nusantara”.
1.6.2 Wawancara
Melakukan wawancara dan diskusi langsung kepada Mandor Besar, Asisten
Manager Instrumen, dan Karyawan di Stasiun Instrumen PT Buma Cima
Nusantara.
4
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan terdiri dari pembahasan mengenai latar belakang judul, rumusan
masalah, batsan masalah, tujuan dan manfaat, waktu kerja praktek, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
Pada bab ini membahas mengenai informasi penting tentang PT Buma Cima
Nusantara.
Pada bab ini membahas tentang teori pendukung yang menjadi acuan dalam
pembahasan mengenai Sistem Kendali Induced Draft Fan Pada Furnace
Pressure Control di Boiler 2 PT Buma Cima Nusantara.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas Sistem Kendali Induced Draft Fan Pada Furnace
Pressure Control di Boiler 2 PT Buma Cima Nusantara.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini terdapat kesimpulan dan saran yang berguna bagi perkembangan di
Stasiun Boiler PT Buma Cima Nusantara.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
6
7
Pabrik Gula Cinta Manis merupakan salah satu dari 2 pabrik gula yang
dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Pabrik Gula Cinta Manis
memiliki kemampuan produksi sebesar 5.500 Ton Cane Day (TCD). Produksi gula
pada pabrik Cinta Manis menggunakan proses sulfitasi dan menghasilkan produk
berupa Gula Kristal Putih(GKP). Keberadaan PTPN VII Unit Cinta Manis di
Kabupaten Ogan Ilir baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan
kontribusi terhadap pembangunan daerah, pertumbuhan ekonomi di desa sekitar,
penyediaan lapangan pekerjaan, pendapatan daerah serta pengadaan gula regional.
Pada tahun lalu pabrik gula Cinta Manis diambil alih oleh PT Buma Cima
Nusantara yang merupakan anak dari PTPN VII (Persero) [9].
b. Bentuk “Elips” yang berwarna biru langit (blue sky), melambangkan tujuan
perusahaan untuk menjadi pemain dalam bisnis global, dengan tetap pada
lingkungan.
c. Typography menggunakan huruf kecil (lowe case),menggambarkan PTPN 7
berkesan ramah dan cinta lingkungan, sesuai dengan filosofi dan karakter
perusahaan untuk terus berorientasi pada pasar dan melihat peluang kedepan.
d. Kesatuan antara logo simbol dan logo huruf memproyeksikan PTPN 7 sebagai
kelompok usaha yang solid serta terus TUMBUH dan BERKEMBANG
mencapai target tertinggi. [9]. Dapat dilihat pada Gambar 2.1
Pabrik ini berlokasi di Desa Ketiau Kecamatan Lubuk Keliat, Kabupaten Ogan Ilir,
Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan dengan Suangi Ogan Ilir, berjarak 17,7
Km dari pasar Tanjung Raja dan 78 Km dari Kota Palembang [10].
PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis memiliki luas lahan
20.263,09 Ha, yang terdiri dari lokasi I dengan luas lahan 6.512,42 Ha
(HGUNo.01/95), loksi II dengan luas lahan 8.866,77 HA (PBTNo.35/2003), dan
lokasi III dengan luas lahan 4.883,92 Ha (PBTNo.28/1998). Dapat dilihat pada
gambar 2.3.
Pada PT. Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis, untuk lahan tebu
dipisahkan dalam 5 (lima) satuan lahan yang disebut rayon, yaitu rayon I dan rayon
II berada di Desa Burai, rayon III di Desa Ketiau, rayon IV di Seribandung, rayon
V di Desa Betung. Luas setiap rayon berkisar antara 2000Ha - 4500 Ha [4].
Gambar pabrik gula PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis
dapat dilihat pada gambar 2.4.
10
dimiliki perusahaan.
6. Memelihara kesimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang kondusif mengembangkan usaha industri yang
terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan
menggunakan teknology terbaru.
7. Melakukan pengembangan bisnis berdasarkan potensi sumberdaya yang
dimiliki perusahaan.
8. Memelihara kesimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang kondusif. [7]
2.5 Struktur Organisasi
Pabrik gula PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis sangat
membutuhkan struktur organisasi dan ketenagakerjaan yang jelas. Hal ini akan
menunjukan hubungan antara karyawan disuatu bagian yang lain agar jelas
kedudukan wewenang dan tanggung jawab masing-masing sehingga dapat teratur
dan terorganisir dengan baik. Struktur organisasi terdiri dari pemimpin paling atas
sampai jabatan paling bawah yang ada didalam organisasi tersebut. Bagian-bagian
organisasi berpengaruh kepada bagian-bagian yang lainnya. Tentunya bagian yang
ada di dalamnya memiliki tugas dan fungsi yang berbeda.
12
Karyawan pekerja tetap maupun pekerja tidak tetap dibagi menjadi 2 tipe,
yaitu shift dan non shift seperti terlihat pada tabel 2.2.
Tabel 2. 2 Jadwal PT Buma Cima Nusantara
6. Sarana olahraga seperti lapangan bulu tangkis, basket, sepak bola dan
futsal.
7. Gedung pertemuan untuk karyawan-karyawan yang sedang rapat dan
sebagai gedung pertemuan dangn tamu perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
16
17
3.1.1 Boiler
Boiler merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap atau
steam. Steam yang dihasilkan oleh boiler pada umumnya dihasilkan melalui proses
pembakaran bahan bakar dan kemudian menghasilkan panas untuk memanaskan
air, sehingga air yang dipanaskan mencapai temperatur tertentu. Steam pada
tekanan dan temperatur tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan
untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor kesuati proses. Steam yang
dihasilkan dapat digunakan untuk beberapa keperluan diantaranya yaitu :
Proses perpindahan panas ini mencakup tiga jenis perpindahan panas yang
sudah sangat kita kenal yakni konduksi, konveksi, dan radiasi sumber panas
didapatkan dari pembakaran bahan bakar di dalam furnace. Bahan bakar yang
digunakan untuk memanaskan boiler bisa berupa amapas tebu, serbuk kayu, gas,
minyak dan batu bara. Gas hasil pembakaran yang mengandung energi panas akan
terus mengalir mengikuti bentuk boiler hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang
perjalanan, panas yang terkandung di dalam gas buang akan diserap oleh
permukaan turbin boiler dan diteruskan secara konduksi ke air di dalam pipa.
Secara bertahap, air akan berubah fase menjadi uap basah dan dapat berlanjut
hingga menjadi uap kering. Boiler mempunyai komponen yang merupakan
seperangkat alat atau unit yang mempunyai fungsi yang berbeda dan saling
berkaitan antara komponen satu dengan komponen yang lainnya.
18
Gambar 3. 2 Furnace
Sumber : (Dokumen Pribadi)
3.1.2 Economizer
Economizer adalah alat pemindah panas berbentuk tubular yang digunakan
untuk memanaskan air umpan boiler sebelum masuk ke drum level. Economizer
berfungsi untuk memanaskan air setelah melewati High Pressure Heater.
Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan panas dari flue gas yang merupakan
sisa dari pembakaran dalam furnace. Temperatur air yang keluar dari economizer
harus dibawah temperatur jenuhnya untuk mencegah terjadinya boiling dalam
economizer. Temperatur yang keluar dari economizer sekitar 100oC-150oC. Dapat
dilihat pada Gambar 3.3.
19
Gambar 3. 3 Economizer
Sumber : (https://miro.medium.com/max/354/0*IleWDGYikgGQrFTl.jpg)
3.1.4 Fan
Fan digunakan untuk memindahkan sejumlah volume udara atau gas
melalui suatu saluran (duct). Selain itu, fan juga digunakan untuk memasok udara
dalam proses pengeringan, pemindahan bahan tersuspensi di dalam aliran gas,
pembuangan asap, menara pendingin, pemasokan udara untuk pembakaran boiler,
pembuangan debu, aerasi sampah, pengeringan, pendinginan proses-proses
industrial, sistem ventilasi ruangan, dan aplikasi sistem beraliran tinggi dan yang
membutuhkan udara bertekanan lainnya.[3] Fan juga digunakan dalam peningkatan
efisiensi pembangkit karena fan dapat memaksimalkan tenaga dorong pada saluran
inlet bahan bakar, menghemat bahan bakar dan membantu pembakaran agar
prosesnya sempurna. Karena tanpa adanya fan, akan sulit didapatkan efisiensi
thermal dalam ketel. Selain itu, setelah proses pencampuran serbuk bahan bakar
dan udara yang dilakukan oleh fan dan dibantu oleh dumper tetap yaitu pengatur
pengaduk udara, akan dapat menimbulkan turbulensi yaitu gerakan yang dapat
menyempurnakan pencampuran bahan bakar dan udara. Kebutuhan turbulensi
untuk melakukan pencampuran bahan bakar secara sempurna atau memenuhi
kebutuhan akan oksigen untuk pembakaran sempurna tidak hanya di dapat dari
21
udara primer saja, melainkan juga di dapat dari udara sekunder[4]. Ada beberapa
jenis fan pada boiler antara lain :
3.1.5 Stack/Chimney
Stack atau chimney atau cerobong udara adalah peralatan yang berfungsi
sebagai media transfer flue gas menuju ke atmosfer. Pada dasarnya chimney juga
berfungsi sebagai induced draft fan yaitu dengan menggunakan perbedaan tekanan
udara antara sisi inlet (yang berada di permukaan tanah) dengan udara di sisi outlet
(yang berada lebih tinggi di ujung cerobong asap) sehingga udara akan secara
natural mengalir dari tekanan yang tinggi ke daerah yang bertekanan lebih
rendah.[2]
Transmitter sendiri ada yang berfungsi sebagai pengirim sinyal saja, atau
ada juga yang mengkonversi besaran yang diinginkan. Selain ditransmisikan ke
kontroler (control room), transmitter juga memiliki display di lapangan yang
digunakan untuk pengecekan secara manual. Biasanya besaran yang ditunjukkan di
lapangan adalah berapa persen dari tekanan. Dari situ bisa dikonversikan menjadi
berapa flowrate (jika mengukur flow) atau berapa level (jika mengukur kedalaman).
Ada juga transmitter yang kemunculan nilai besarannya sudah berupa besaran yang
diinginkan misalkan mengukur flow dengan differential pressure. Pada transmitter
bisa langsung menunjukkan berapa besar flownya, bukan berapa besar differential
pressurenya. Semakin baru teknologi yang digunakan maka semakin bagus juga
performa dari transmitter tersebut. Untuk mentransmisikan sinyal dari transmitter
ke control room, transmitter melakukan pengkondisian sinyal terlebih dahulu agar
sesuai dengan spesifikasi (tegangannya, arusnya). Transmisi yang digunakan untuk
pengiriman sinyal, seperti yang sudah disebutkan sebelum, ada pneumatik dan
elektrik. Dapat dilihat pada tabel 3.1.
Pneumatik Elektrik
Transmisi dengan udara bertekanan Transmisi dengan sinyal listrik
Jalur transmisi dengan tube Jalur transmisi dengan kabel biasa
Respon lambat Respon cepat
Butuh kontrol room besar Lebih compact
udara yang bertekanan dan biasanya sumber udara yang bertekanan 20 Psi atau 1.4
kg/cm2. Transmitter pneumatik ini dapat digunakan sampai jarak 200 meter. Karena
pneumatik proses yang umum ada empat macam yaitu pressure, level, temperature
dan flow, maka transmitter yang mengirimkan sinyal proses dari keempat variabel
ini sering disebut Pressure Transmitter (PT), Level Transmitter (LT), Temperature
Transmitter (TT), dan Flow Transmitter. Dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Input Output
(Kg/cm2) (Kg/cm2)
0 0,2
12,5 0,6
25 1
Beberapa bagian yang berperan dalam kinerja transmitter pneumatik antara lain:
1. Sensing element
Sensing element adalah bagian transmitter yang menerima besaran yang diukur.
Kalau transmitter itu bekerja dengan tekana maka sensing elemen adalah bagian
yang bertugas menerima tekanan dari fluida yang dikukur. Untuk transmitter yang
bekerja berdasarkan prinsip differensial pressure maka dia memiliki 2 sensing
element. Yakni tekanan tinggi (HP) dan tekanan rendah (LP). Hasil pengukuran
yang didapat defferensial pressure transmitter adalah nilai yang didapat dari
penguruangan tekanan pada tekanan tinggi (HP) dikurangi tekanan rendah (LP).
Selanjutnya tekanan yang diterima transmitter ini akan diteruskan untuk
menggerakan flaper yang selanjutnya akan mengatur keluaran udara output.
Air relay atau relay udara berfungsi mengatur udara supply transmitter supaya
bisa dikendalikan dan dikontrol outputnya melalui flapper dan nozzle. Prinsip
kerjanya, udara input relay sebesar 20 psi akan diatur flownya (tanpa mengurangi
tekanan) menggunakan extraction. Selanjutnya udara yang sudah diperkecil
flownya tadi dibagi menjadi dua bagian. Diantaranya yang satu menuju nozzle dan
yang lain sebagai output transmitter. Flow udara di nozzle akan diatur oleh flapper
dimana ketika flapper membuka, maka udara yang keluar melalui nozzle akan
semakin besar dan udara output akan berkurang tekanannya. Semakin besar udara
yang keluar melalui nozzle semakin kecil tekanan output transmitternya begitu juga
sebaliknya, semakin kecil udara yang keluar melalui nozzle semakin besar tekanan
output transmitternya.
3. Belows
26
Belows adalah sebuah tabung yang bisa mengembang dan mengempis apabila
terisi dengan udara instrument. Fungsi belows adalah sebagai feedback untuk
melawan gaya yang dihasilkan oleh sensing element terhadap flapper sehingga
flapper tidak bergerak kebablasan. Jadi pergerakan flapper akan lebih terjaga dan
output dari pneumatic transmitter akan lebih terjaga dan bisa di adjust sesuai
kebutuhan.
3.6 Kontroler
Kontroler adalah sebuah mesin atau alat yang digunakan untuk
mengendalikan suatu proses instrumentasi di industri. Kontroler berfungsi untuk
melakukan perhitungan berdasarkan perbandingan sinyal umpan balik (besaran
proses) dan sinyal referensi (set point) lalu memberikan suatu sinyak pada final
elemen kontrol untun melakukan tindakan pengendalian proses yang berlangsung.
3.6.1 SCADA
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang
mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri dari pengumpulan
informasi, mentransfer kembali ke pusat kendali, melakukan analisis yang
diperlukan dan kontrol, dan kemudian menampilkan data ini pada sejumlah
operator display. SCADA digunakan untuk memantau dan mengendalikan pabrik
atau peralatan. Kontrol mungkin dapat otomatis atau dapat dimulai dengan perintah
Operator. [5]. Dapat dilihat pada gambar 3.8.
1. Operator
HMI menampilkan data pada operator dan menyediakan input kontrol bagi
operator dalam berbagai bentuk, termasuk grafik, skematik, dan lain sebagainya.
HMI merupakan sebuah software pada komputer berbasis grafis yang berfungsi
untuk mempermuah pengawas (suoervisiory) kepada operator. HMI mengubah
data-data dan angka dalam bentuk animasi, grafik/trend dan bentuk yang mudah
diterjemahkan oleh display.
3.7 Konverter
Konverter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah suatu besaran
sinyal pengukuran. Contohnya adalah I/P konverter dan P/I konverter. Konverter
dapat disebut juga tranduser dalam instrumentasi karena mengubah suatu besaran
ke dalam bentuk besara lainnya. Namun tranduser pada umumnya sudah melekat
langsung pada sensor atau menjadi bagian dari sensor tersebut. Di PT Buma Cima
Nusantara jenis konverter yang digunakan adalah I/P konverter dan P/I konverter.
29
Konverter I/P tersusun dari beberapa elemen utama yaitu flapper, nozzle,
beam (balok), serta magnet permanen yang dililitkan kumparan di sekelilingnya.
Terdapat sebuah pivot yang berada di ujung beam tepat di atas flapper dan sebuah
material besi yang melekat pada ujung bawah beam. Posisi nozzle terhubung
dengan flapper dibawah pivot sehingga membentuk celah/jarak antara nozzle dan
flapper.
Adapun prinsip kerja dari konverter ini adalah udara supply sebesar 20 Psi
diberikan ke konverter melalui jalur air supply. Di dalam konverter udara tersebut
kemudian mengalami penekanan oleh regulator menjadi sebesar 15 Psi atau 1
kg/cm2 . Udara tersebut kemudian masuk ke input relay dan diteruskan ke nozzle
dan output dari konverter. Udara yang mengalir melalui nozzle sekitar 15 Psi
dipertahankan sebagai tekanan supply. Jika antara flapper dan nozzle tidak ada jarak
yang menyebabkan nozzle tertutup sehingga tidak ada udara yang diizinkan
30
melewati nozzle, maka tekanan 15 Psi akan diterima sebagai output. Sedangkan jika
terdapat jarak antara flapper dan nozzle yang menyebabkan udara keluar melalui
nozzle. Maka tekanan udara yang diterima sebagai output akan berkurang. Dalam
prinsip kerja ini ketika arus kontroler melewati kumparan yang dililitkan di sekitar
magnet permanen, maka akan menghasilkan sebuah medan magnet. Elektromagnet
cenderung menarik bahan feromagnetik yaitu besi yang menempel pada ujung
bawah beam. Ini menyebabkan beam bergerak kebawah menuju koil. Kuat arus
yang mengalir menuju koil akan menjadi daya tarik antara kumparan dan bahan
feromagnetik. Dengan demikian flapper akan tertarik ke arah nozzle. Dan ketika
besi bergerak kebawah mendekati magnet menyebabkan jarak antara flapper dan
nozzle menjadi kecil, maka udara yang akan melewati ujung nozzle menjadi lebih
sedikit. Dengan demikian sebagian besar tekanan supply bergerak keluar melalui
output konverter. Jika arus yang melewati koil bersifat lemah, maka jarak antara
nozzle dan flapper meningkat sehingga relatif lebih banyak udara yang dapat
melewati nozzle. Sistem ini diatur sedemikian rupa sehingga jika arus 4 mA
melewati koil, maka tekanan output yang dihasilkan adalah 3 Psi. Begitupun
sebaliknya jika arus 20 mA melewati koil maka tekanan yang dihasilkan output
adalah 15 Psi. Prinsip kerja dari konverter I/P dapat dilihat pada gambar 3.10.
Konverter P/I tersusun dari beberapa elemen utama yaitu flapper, nozzle,
bellow dan rangkaian Linear Variable Differential Transformer (LVDT). Tekanan
input berupa supply udara sebesar 20 Psi diberikan ke konverter melalui jalur air
supply. Di dalam konverter udara tersebut kemudian mengalami penekanan oleh
regulator menjadi sebesar15 Psi atau 1 kg/cm2. Udara tersebut kemudian masuk ke
input relay dan diteruskan ke nozzle dan bellow. Bellow adalah elemen yang akan
mengembang ketika diberi tekanan berupa udara. Udara yang mengalir melalui
nozzle sekitar 15 Psi dipertahankan sebagai tekanan supply.
Adapun prinsip kerja dari konverter ini adalah pada posisi awal tekanan udara
disuplaikan ke pengaturan flapper-nozzle. Kemudian tekanan udara akan disuplai
juga melalui pipa dan tekanan itu diberikan sebagai input ke bellow. Bellow ini
terhubung langsung ke Inti LVDT. LVDT (Linier Variabel Differential
Transformer) merupakan suatu komponen yang bekerja berdasarkan prinsip
32
induktansi bersama. Di dalam LVDT terdapat tiga buah kumparan, yaitu kumparan
primer dihubungkan dengan sumber listrik dan 2 buah kumparan sekunder yang
dihubungkan dengan metode oposisi seri. Ketika bellow mendapat tekanan udara,
mereka akan mengembang sehingga inti tergeser dan membuat tegangan diinduksi
pada kumparan sekunder LVDT. Ketika tegangan diinduksi, arus akan mengalir
melalui kumparan dan arus akan sebanding dengan tekanan udara input yang
diterapkan. Dengan demikian Tekanan udara akan diubah menjadi arus ekivalen
yang sesuai dengan standar yaitu tekanan udara 3-15 Psi akan diubah menjadi arus
sebesar 4-20 mA. Prinsip kerja dari konverter P/I dapat dilihat pada gambar 3.12.
3.8 Aktuator
Aktuator adalah bagian keluaran (output) untuk mengubah suplai berupa
tekanan menjadi gerak. Sinyal keluaran dikontrol oleh sistem kontrol dan aktuator
bertanggung jawab pada sinyal kontrol karena menjadi elemen kontrol terakhir.
Aktuator pneumatic dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu gerak lurus dan
putar :
33
Keterangan :
1. Tabung silinder
Biasanya tabung silinder terbuat dari tabung baja tanpa sambungan. Untuk
memperpanjang usia komponen seal permukaan dan tabung silinder dengan
mesin yang persis. Untuk bahan pembuatan tabung silinder bisa dibuat dari
aluminium,kuningan dari baja. Pada bagian permukaan dalan yang bergeser
atau bergesekan dilapisi chrom keras. Bagian ini adalah suatu area dimana tidak
boleh terkena korosi.
2. Saluran masuk
Sebagai saluran masuk udara bertekanan kedalam tabung silinder agar dapat
menggerkan piston.
3. Saluran keluar
4. Batang piston
Batang piston adalah bagian yang bergerak sebagai actuator, terbuat dari
baja yang bertemperatur tinggi. Untuk menghindari korosi dan menjaga
keberlangsungan kerjanya, batang piston harus dilapisi chrom.
35
5. Seal
Ring seal dipasang pada ujung tabung untuk mencegah kebocoran udara.
Bantalan penyangga gerakan batang psiton terbuat dari PVC, atau perunggu.
6. Bearing
Di depan bantalan ada sebuah ring pengikis yang berfungsi mencegah debu
dan butiran kecil yang akan masuk ke permukaan dalam silinder. Penutup akhir
tabung adalah bagian paling penting yang terbuat dari bahan cetak seperti
alumunium. Kedua penutup bisa pasang pada tabung silinder dengan batang
pengikat menggunakan baut dan mur.
7. Piston
Bagian yanh diberi tekanan udara agar batang piston dapat bergerak. Prinsip
kerja dari aktuator G-O motor ini yaitu, dengan memberika udara bertekanan
pata suatu sisi permukaan piston (arah maju), sedangkan sisi yang lain (aran
mundur). Maka terdapat gaya pada sisi permukaan piston tersebut, sehingga
batang piston akan terdorong keluar sampai mencapai posisi maksimum dan
berhenti. Gerekan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi
permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju)
udaranya keluar.
Fungsi penggunaan G-O Motor ini adalah untuk menggerkan dan mengatur
bukaan pada bamper yang terdapat di ID Fan yang dikontrol oleh Electro
Pneumatik Positioner dengan input tekanan 3-15 Psi dan outputnya bukaan
damper untuk proses pembungan gas dari furnace.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Sistem Kendali Furnace Pressure Pada Induced Draft Fan di Boiler
Furnace atau ruang pembakaran adalah bagian yang merupakan tempat
terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan menjadi sumber panas, proses
penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang telah dialiri air, pipa
pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran.
Proses perpindahan panas pada furnace terjadi dengan tiga cara yaitu secara radiasi,
konduksi, dan konveksi. Temperature pada tungku pembakaran sekitar 600℃-
800℃. Salah satu bagian yang terdapat pada boiler yang digunakan untuk menjaga
tekanan pada runga bakar yaitu induced draft fan.
Induced Draft Fan berfungsi sebagai penghisap gas buang dari furnace untuk
menuju ke stack dan untuk menjaga pressure pada boiler agar sesuai dengan
kebutuhan beban. Induced Draft Fan merupakan salah satu komponen penting di
Pembangkit Listrik Tenaga Uap, apabila mengalami permasalahan maka
berdampak menurunnya efisiensi pembakaran pada sebuah pembangkit listrik.
Gambar 4. 1 Diagram blok proses furnace pressure pada induced draft fan
Pada gambar 4.1 dapat dilihat diagram blok furnace pressure pada Induced
draft fan dimana di PT Buma Cima Nusantara sistem kendali masih menggunakan
sistem pneumatik dan beberapa komponen elektrik, untuk mengatur tekanan pada
furnace pertama tekanan ukur oleh transmitter pneumatik dengan output 0,2,1,0
kg/cm2 lalu menuju ke kontroler untuk membandingkan nilai set point tekanan
furnace karena kontroler yang digunakan adalah kontroler elektrik sengan input 4-
20mA maka untuk membandingkan nilai dari transmitter pneumatik ke kontroler
37
38
elekrtik terlebih dahulu output dari transmitter peneumatik di ubah menjadi arus
dengan cara output transmitter pneumatik masuk ke konverter P/I untuk mengubah
sinyal pneumatik menjadi arus lalu output konverter P/I masuk ke kontroler, setelah
kontroler membandingakan nilai set point lalu kontroler akan memerintahkan untuk
menggerakan G.O Motor yang input nya masih pneumatik maka output pada
kontroler masuk ke konverter I/P untuk diubah dari arus menjadi sinyal pneumatik
lalu output dari G.O Motor untuk menggerakan damper sesuai dengan tekanan yang
diukur oleh transmitter penumatik untuk membuang flue gas menuju ke chimey.
Gas yang di hisap oleh Incuded Draft Fan adalah gas hasil pembakaran di
ruang bakar. Didalam boiler terjadi pencampuran antara ampas tebu, serbuk kayu,
udara primer dan udara sekunder yang kemudian dibakar. Hasil pembakaran berupa
gas panas dan abu. Gas panas yang dihasilkan dilarikan untuk memanaskan steam
drum, superheater, pipa-pipa wall tube, dan economizer. Setelah dari economizer
uap masih bertemperatur tinggi digunakan sebagai sumber untuk memansakan
udara pada air heater. Tujuan utama dari proses pemanasan ini adalah untuk
menghasilkan gas panas yang berguna untuk memanaskan semua komponen di
boiler dan untuk mengurangi temperatur gas panas itu sendiri sebelum di tarik
keluar menuju stack dan mencegah terjadinya backfile atau api keluar saat boiler
beroperasi.
Pada gambar 4.2 merupakan proses pemanasan udara dan pembuangan flue
gas pada boiler.
39
Oleh karena itu ID Fan bekerja di bawah tekanan atmosfir (negative pressure)
agar dapat menghisap flue gas dari furnace boiler yang bertekanan tinggi (positive
pressure) menuju ke stack.
Model UT35A
Meter Range -200 s.d. 200 mmH2O
Output Signal 4-20 mA
41
untuk di olah menjadi arus masuk ke P/I tranduser untuk dikonversi ke arus berkisar
4-20 mA. Sinyal output menuju ke kontroler yokogawa UT35A proccess value
(PV), kemudian kontroler Yokogawa UT35A membandingkan set value (SV) di -
126 mmH2O pada Furnace. Setelah PV dan SV dibandingkan makan diperoleh
hasil koreksi bahwa nilai PV lebih besar dari nilai SV, jika level PV di -138
mmH2O. hasil dari koreksi dikirimkan ke I/P tranduser untuk di koversi ke sinyal
pnumatik berkisar 0,2-1,0 kg/cm2. Sinyal output kemudian diterima positioner G.O
Motor sebagai sinyal perintah. Karena sinyal yang dikirim kontroler Yokogawa
UT35A turun, maka sinyal yang diterima positioner G.O Motor juga turun.
Akibatnya, G.O Motor bergerak memerintahkan damper untuk menutup dan gas
yang ditarik oleh ID Fan pun menurun dan menyesuaikan dengan set value (SV)
atau set point nya.
Berikut tabel 4.3 Merupakan tabel per-jam tekanan flue gas, bukaan damper,
dan temperatur inlet ID Fan di PT Buma Cima Nusantara, tabel ini merupakan tabel
yang didapat pada tanggal 13 September 2021.
Tabel 4. 3 Tekanan flue gas, bukaan damper dan temperatur inlet ID Fan pada
tanggal 13 September 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pengaruh bukaan damper pada tekanan
flue gas, pada jam 07.00 bukaan damper 28% tekanan yang dihasilkan oleh flue gas
yaitu -134, pada jam 08.00 bukaan damper 30% tekanan flue gas yang di hasilkan
-126 selisih tekanan flue gas dari jam 07.00 s.d 08.00 adalah 8 karena besarnya
tekanan flue gas yang dihisap oleh ID Fan diatur oleh besarnya persentase bukaan
damper yang dipasang di posisi sebelum ID Fan (inlet), semakin besar bukanya
maka tekanan flue gas yang dihisap ID Fan semakin besar dan jika semakin kecil
bukanya maka tekanan flue gas yang dihisap ID Fan semakin kecil. Besarnya sudut
buka damper diatur oleh G.O Motor. Dari data di atas hal ini terjadi karena untuk
menjaga keseimbangan agar boiler bekerja dengan stabil.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dibahas pada bab sebelumnya dapat diperoleh
beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
5.2 Saran
1. Untuk mahasiswa yang selanjutnya akan membahas tentang sistem kendali
furnace pressure pada induced draft agar dapat membahas dengan sistem
PLC.
44
DAFTAR PUSTAKA
[1] O. A. Rosyid and K. P. Serpong, “Pada Unit Ketel Uap Di Pabrik Gula,” pp.
171–176.
[2] Yayat Rahmat Hidayat, P. Perguruan, and T. Tinggi, "No Title No Title No
Title,” Angew. Chemie Int. Ed. 6(11), 951–952., vol. 4, no. March, pp. 763–
773, 1967.
[3] B. Yusuf, “Analisa Efisiensi Primary Air Fan a Unit #10 Pada Pt Pjb Ubj
O&M Pltu Rembang,” pp. 7–27, 2015.
[4] Yusuf, “No Title, vol. 4, no. 1, p.::pp. 56-79, 1990.
[5] P. N. Sriwijaya, “BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA,” pp.
5–11.
[6] Adip, dan Tim Laboratorium, 2020, “Per. VIII September B 2020
rev.Laporan Kilat 15 Harian”. PG. Cinta Manis, Ogan Ilir.
[7] Natasya Radita. 2021 “Sistem Kendali Temperatur pada Deaerator Boiler 3
PT. Buma Cima Nusantara. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
[8] Suanda M, Aryadi Dariyus, 2020 “Luncurkan gula kemasan 1 Kg, PTPN 7
Rembah pasar ritel” https://metro7.co.id/luncurkan-gula-kemasan-1-kg-ptpn-
7-rambah-pasar-ritel/, diakses pada tanggal 22 September 2021
[9] Tata Usaha Unit Cinta Manis, 2021, “PTPN 7 Distrik Cinta Manis”. PG. Cinta
Manis, Ogan Ilir.
[10] Tim Pabrik Gula Cinta Manis.2012 “Lokasi Pabrik Gula Cinta Manis”
https://www.google.com/maps/search/lokasi+pabrik+gula+cinta+manis+dan
+palembang/@-3.4378032,104.6720552,17z. diakses pada 28 September
2021
viii
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
SURAT BALASAN PERMOHONAN MAGANG
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
LAMPIRAN 2
SERTIFIKAT KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
LAMPIRAN 3
ABSENSI KEGIATAN KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
\\
LAMPIRAN 4
PENILAIAN MAHASISWA KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
LAMPIRAN 5
DAFTAR KEGIATAN HARIAN KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI KERJA PRAKTEK
Kerja Prkatek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
Stasiun Boiler
Stasiun Boiler
Boiler Tampak Samping