Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik merupakan perguruan tinggi vokasi yang menghasilkan lulusan
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan oleh industri, sehingga lulusan politeknik memiliki daya saing tinggi
untuk mendapatkan pekerjaan. Pendidikan politeknik lebih menutamakan praktik
dimana 60% praktik dan 40% teori. Untuk menambah wawasan dan pengalaman
mahasiswa akan dunia industri serta menerapkan teori yang telah dipelajari selama
diperkuliahan, maka setiap mahasiswa wajib untuk mengikuti Kerja Praktek (KP)
yang merupakan salah satu kurikulum di mata kuliah Politeknik Negeri Sriwijaya.
Kerja praktek merupakan salah satu bentuk kerja sama antara perguruan tinggi
sebagai lembaga pendidikan dengan pihak perusahaan dimana mahasiswa dapat
melakukan kerja praktek dilapangan guna mengetahui dan mempelajari sistem dan
lingkungan kerja dalam satu perusahaan, kegiatan ini adalah sarana yang baik untuk
mahasiswa melihat kemajuan teknologi yang ada di perusahaan atau industri.

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan salah satu BUMN yang


bergerak dalam sektor perkebunan yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 yang berkantor pusat
di Bandar Lampung. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) terbagi menjadi 3
wilayah yaitu Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.

Keberadaan PT Buma Cima Nusantara (Persero) Distrik Cinta Manis di


Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan baik secara langsung maupun tidak langsung
memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah melalui pemanfaatan
potensi daerah, pertumbuhan ekonomi desa sekitar, penyediaan lapangan pekerjaan,
dan pendapatan daerah serta pengadaan gula regional. Terdapat sembilan stasiun di
dalam pabrik yaitu stasiun mill, stasiun pemurnian, stasiun evaporator, stasiun
masakan, stasiun putaran, stasiun instrument, stasiun listrik, stasiun power house
dan stasiun boiler.

1
2

Boiler adalah bagian terpenting dari sistem pembangkin listrik tenaga uap.
Boiler merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap).

Pada boiler sendiri terdapat beberapa jenis kipas (Fan) yang fungsinya sangat
penting bagi kinerja boiler itu sendiri. Fan yang dimaksud ialah fan yang
digunakan untuk membantu proses penyuplian amapas tebu dan serbuk kayu ke
furnace, penyuplaian udara ke furnace, hingga proses penghisapan gas sisa
pembakaran ke chimney. Fan tersebut ialah Force Draft Fan, Primary Air Fan dan
Induced Draft Fan.

Peran ID Fan pada sistem gas buang sangatlah penting bagi keberlangsungan
operasional boiler. Jika ID Fan tidak bekerja secara normal, maka akibatnya akan
sangat buruk bagi produksi uap di boiler yang digunakan untuk menghasilkan
energi listik.

Pengendalian ID Fan agar tetap berada pada set-point nya merupakan proses
paling penting untuk menjaga agar furnace boiler bekerja dengan stabil, dengan
cara membuang gas sisa pembakaran di furnace. Maka dari itu, berdasarkan hal
ini, penulis tertarik untuk membuat laporan yang berjudul “Sistem Kerja Furnace
Pressure Pada Induced Draft Fan di Boiler 2 PT Buma Cima Nusantara”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalahnya yaitu
bagaimana Sistem Kendali Furnace Pressure Pada Induced Draft Fan di Boiler 2
PT Buma Cima Nusantara.

1.3 Batasan Masalah


Mengingat begitu luasnya ruang lingkup tentang pembahasan ini, maka
penulis membatasi permasalahan tersebut pada sistem kendali furnace pressure
pada induced draft fan di boiler 2 PT Buma Cima Nusantara.

1.4 Tujuan dan Manfaat


1.4.1 Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
3

1. Mempelajari sistem kendali Furnace Pressure pada Induced Draft Fan di


boiler PT Buma Cima Nusantara.
2. Mempelajari pengaruh bukaan damper terhadap tekanan pada Furnace
Boiler PT Buma Cima Nusantara.

1.4.2 Manfaat
Manfaat program Kerja Prektek untuk mahasiswa antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem kendali Furnace Pressure Pada Induced Draft Fan di


Boiler 2 PT Buma Cima Nusantara.
2. Mengetahui manfaat adanya Induced Draft Fan pada stasiun Boiler di PT
Buma Cima Nusantara.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kerja praktek (KP) dilaksanakan pada :

Waktu : 2 Agustus 2021 – 2 November 2021.

Tempat : Stasiun Instrumentasi PT Buma Cima Nusantara.

Alamat : Desa Ketiau Kecamatan Lubuk Keliat, Kabupaten Ogan


Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

1.6 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek (KP) ini
antara lain :

1.6.1 Observasi
Melakukan tinjauan langsung ke lapangan tentang “Sistem Kendali
Furnace Pressure Pada Induced Draft Fan di Boiler 2 PT Buma Cima
Nusantara”.

1.6.2 Wawancara
Melakukan wawancara dan diskusi langsung kepada Mandor Besar, Asisten
Manager Instrumen, dan Karyawan di Stasiun Instrumen PT Buma Cima
Nusantara.
4

1.6.3 Referensi/ Studi Pustaka


Berdasarkan sumber buku-buku yang ada di perpustaka Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya serta arsip dan data-data yang ada di Stasiun
Instrumentasi PT Buma Cima Nusantara dan referensi di Internet.

1.7 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan ini, penulis mencoba membahas susunan laporan
berdasarkan pada sistematika berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan terdiri dari pembahasan mengenai latar belakang judul, rumusan
masalah, batsan masalah, tujuan dan manfaat, waktu kerja praktek, metode
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini membahas mengenai informasi penting tentang PT Buma Cima
Nusantara.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang teori pendukung yang menjadi acuan dalam
pembahasan mengenai Sistem Kendali Induced Draft Fan Pada Furnace
Pressure Control di Boiler 2 PT Buma Cima Nusantara.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas Sistem Kendali Induced Draft Fan Pada Furnace
Pressure Control di Boiler 2 PT Buma Cima Nusantara.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdapat kesimpulan dan saran yang berguna bagi perkembangan di
Stasiun Boiler PT Buma Cima Nusantara.
5
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat PT Buma Cima Nusantara


PT Perkebunan Nusantara VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 12 tahun 1996, yang merupakan konsolidasi dari PT Perkebunan X (Persero)
di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, PT Perkebunan XXXI (Persero)
Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, Proyek Pengembangan PT Perkebunan
XI (Persero) di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan, dan Proyek
Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Provinsi Bengkulu seperti yang
dinyatakan dalam akta pendirian yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil S.H.,
No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Mentri
Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-
8335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam
tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996. [7].

Pada tahun 2014 berdasarkan PP Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17


September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik
Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Peresroan maka PT Perkebunan
Nusantara VII (Persero) yang semula merupakan BUMN Perkebunan telah beralih
menjadi PT Perkebunan Nusantara VII yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40
Tahin 2007 tentang Perseroan Terbatas. Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan Anggaran Dasar perusahaan
terakhir adalah mengenai Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No: S-433/MBU/06/2019;
No:DSPN/KPPS/33/VI/2019 tentang Perubahan Jenis Saham dan Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Perkebunan Nusantara VII yang telah
dituangkan melalui Notaris Nanda Fauz Iwan dalam Akta Notaris No: 16 tanggal
25 Juli 2019. Perubahan tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Mentri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-
0056472.AH.01.02.2019 tanggal 23 Agustus 2019 saat ini, wilayah kerja perseroan
meliputi 3 (tiga) Provinsi yang terdiri atas 2 Kantor Perwakilan 9 Unit di Provinsi

6
7

Lampung, 12 Unit di Provinsi Sumatera Selatan, dan 3 Unit di Provinsi Bengkulu


[7].

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan salah satu BUMN yang


bergerak dalam sektor perkebunan yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006 tanggal 14 Februari 1996 yang berkantor pusat
di Bandar Lampung. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) terbagi menjadi 3
wilayah yaitu Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.

Pabrik Gula Cinta Manis merupakan salah satu dari 2 pabrik gula yang
dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Pabrik Gula Cinta Manis
memiliki kemampuan produksi sebesar 5.500 Ton Cane Day (TCD). Produksi gula
pada pabrik Cinta Manis menggunakan proses sulfitasi dan menghasilkan produk
berupa Gula Kristal Putih(GKP). Keberadaan PTPN VII Unit Cinta Manis di
Kabupaten Ogan Ilir baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan
kontribusi terhadap pembangunan daerah, pertumbuhan ekonomi di desa sekitar,
penyediaan lapangan pekerjaan, pendapatan daerah serta pengadaan gula regional.
Pada tahun lalu pabrik gula Cinta Manis diambil alih oleh PT Buma Cima
Nusantara yang merupakan anak dari PTPN VII (Persero) [9].

2.2 Logo dan Nilai Budaya Perusahaan


2.2.1 Logo Perusahaan

Gambar 2. 1 Makna Logo Perusahaan


(Sumber : PT. Cima Buma Nusantara 2021) [9].
Makna logo Perusahaan antara lain:

a. Bentuk “Biji Tanaman” yang berwarna orange, melambangkan PTPN 7 yang


akan terus tumbuh dan berkembang;
8

b. Bentuk “Elips” yang berwarna biru langit (blue sky), melambangkan tujuan
perusahaan untuk menjadi pemain dalam bisnis global, dengan tetap pada
lingkungan.
c. Typography menggunakan huruf kecil (lowe case),menggambarkan PTPN 7
berkesan ramah dan cinta lingkungan, sesuai dengan filosofi dan karakter
perusahaan untuk terus berorientasi pada pasar dan melihat peluang kedepan.
d. Kesatuan antara logo simbol dan logo huruf memproyeksikan PTPN 7 sebagai
kelompok usaha yang solid serta terus TUMBUH dan BERKEMBANG
mencapai target tertinggi. [9]. Dapat dilihat pada Gambar 2.1

2.2.2 Nilai Budaya Perusahaan

Gambar 2. 2 Nilai Budaya Perusahaan


1. AMANAH : Memegang teguh kepercayaan yang di berikan.
2. KOMPETEN : Terus belajar dan Mengembangkan Kapabilitas.
3. HARMONIS : Saling Peduli dan Mengargai Perbedaan.
4. LOYAL : Berdedikasi dan Mengutamakan Kepentingan
Bangsa dan Negara.
5. ADAPTIF : Terus Berinovasi dan Antusias dalam menggerak
kan ataupun Menghadapi perubahan.
6. KOLABORATIF : Membangun kerja sama yang Sinergi.

2.3 Lokasi Pabrik


PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis merupakan salah satu
dari 27 pabrik Gula Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantatra.
9

Pabrik ini berlokasi di Desa Ketiau Kecamatan Lubuk Keliat, Kabupaten Ogan Ilir,
Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan dengan Suangi Ogan Ilir, berjarak 17,7
Km dari pasar Tanjung Raja dan 78 Km dari Kota Palembang [10].

Gambar 2. 3 Lokasi Pabrik Gula Cinta Manis


Sumber : (Google Maps)

PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis memiliki luas lahan
20.263,09 Ha, yang terdiri dari lokasi I dengan luas lahan 6.512,42 Ha
(HGUNo.01/95), loksi II dengan luas lahan 8.866,77 HA (PBTNo.35/2003), dan
lokasi III dengan luas lahan 4.883,92 Ha (PBTNo.28/1998). Dapat dilihat pada
gambar 2.3.

Pada PT. Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis, untuk lahan tebu
dipisahkan dalam 5 (lima) satuan lahan yang disebut rayon, yaitu rayon I dan rayon
II berada di Desa Burai, rayon III di Desa Ketiau, rayon IV di Seribandung, rayon
V di Desa Betung. Luas setiap rayon berkisar antara 2000Ha - 4500 Ha [4].
Gambar pabrik gula PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis
dapat dilihat pada gambar 2.4.
10

Gambar 2. 4 Pabrik Gula PT Buma Cima Nusantra


(Sumber : Dokumen Pribadi)
2.4 Visi dan Misi Perusahaan
2.4.1 Visi Perusahaan
Visi dari PT Buma Cima Nusantara adalah :
Menjadi Perusahaan Agribisnis yang tangguh dengan Tata Kelola yang usahaan
Baik [7].

2.4.2 Misi Perusahaan


Misi dari PT Buma Cima Nusantara adalah sebagai berikut :
1. Menjalankan usaha perkebunan karet, Kelapa Sawit, Teh dan Tebu
dengan menggunaka technology budidaya dan proses pengolahan yang
berkelanjutan, lestari dan ramah lingkungan.
2. Produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industry yang bermutu tinggi
untuk pasar Domestik dan Pasar Ekspor.
3. Mengujudkan Daya Saing Produk yang di hasilkan melaui tata kelola
usaha yang efektif guna menumbuhkembangkan perusahaan.
4. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti
(karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknology
terbaru.
5. Melakukan pengembangan bisnis berdasarkan potensi sumberdaya yang
11

dimiliki perusahaan.
6. Memelihara kesimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang kondusif mengembangkan usaha industri yang
terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan
menggunakan teknology terbaru.
7. Melakukan pengembangan bisnis berdasarkan potensi sumberdaya yang
dimiliki perusahaan.
8. Memelihara kesimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang kondusif. [7]
2.5 Struktur Organisasi
Pabrik gula PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis sangat
membutuhkan struktur organisasi dan ketenagakerjaan yang jelas. Hal ini akan
menunjukan hubungan antara karyawan disuatu bagian yang lain agar jelas
kedudukan wewenang dan tanggung jawab masing-masing sehingga dapat teratur
dan terorganisir dengan baik. Struktur organisasi terdiri dari pemimpin paling atas
sampai jabatan paling bawah yang ada didalam organisasi tersebut. Bagian-bagian
organisasi berpengaruh kepada bagian-bagian yang lainnya. Tentunya bagian yang
ada di dalamnya memiliki tugas dan fungsi yang berbeda.
12

Gambar 2. 5 Struktur Organisasi PT Buma Cima Nusantara


(Sumber : PT Buma Cima Nusantara 2021)
Untuk memperlancar proses produksi, PT Buma Cima Nusantara unit Cinta
Manis dipimpin oleh seorang General Manager yang bertugas melaksanakan
kebijaksanaan direksi serta tanggung jawab atas pelaksanaannya meliputi
perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan bidang tanaman, teknisi,
pengolahan, administrasi, keuangan, kesehatan, dan umum. Untuk membantu
kinerja selama kegiatan produksi General Manager secara langsung dibantu oleh
manager dan asisten kepala dibawahnya.
Ketenagakerjaan PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis seperti terlihat
pada Gambar 2.5.
13

Tabel 2. 1 Karyawan PT Buma Cima Nusantara

No. Status Hubungan Kerja Jumlah Orang


1. Administrasi/Kantor 171
2. Pengolahan 179
3. Tanaman 612
4. Teknik 208
Total 1.170

Karyawan pekerja tetap maupun pekerja tidak tetap dibagi menjadi 2 tipe,
yaitu shift dan non shift seperti terlihat pada tabel 2.2.
Tabel 2. 2 Jadwal PT Buma Cima Nusantara

Tipe Shift Waktu Kerja


Pagi 06:00-14:00
Siang 14:00-22:00
Malam 22:00-06:00
Tipe Non-Shift Waktu Kerja
Senin-Jumat 07:00-12:00 dan 14:00-16:00
Sabtu 07:00-13:00

Managemen berkeyakinan bahwa mendapatkan kerja yang bermutu dan


mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi, maka jaminan kesejateraan dan
kebutuhan sosial mereka perlu diperhatikan. Disamping memberikan imbalan kerja
yang memadai kebutuhan sosial dan aspirasi lainnya juga mendapatkan perhatian
PT. Buma Cima Nusantara (Persero) menyediakan berbagai fasilitas yaitu:

1. Perumahan karyawan yang disediakan bagi karyawan tingkar staff.


2. Koperasi karyawan yang disediakan untuk membeli bahan sehari-hari.
3. Saran pendidikan yang disediakan di sekitar pabrik PT.BCN dapat
digunakan sebagai penunjang pendidikan anak-anak karyawan.
4. Tempat Ibadah.
5. Parkiran untuk karyawan.
14

6. Sarana olahraga seperti lapangan bulu tangkis, basket, sepak bola dan
futsal.
7. Gedung pertemuan untuk karyawan-karyawan yang sedang rapat dan
sebagai gedung pertemuan dangn tamu perusahaan.

2.6 Peraturan Perusahaan


Peraturan perusahaan adalah sesuatu yang memuat berbagai kebijaksanaan,
prosedur, yang kemudian disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja yang berlaku di
RI. Beberapa peraturan yang ditetapkan oleh PT. Buma Cima Nusantara adalah:

1. Dalam memasuk area pabrik, karyawan harus menujukan tanda pengenal


dan menggunakan helm.
2. Memakai seragam yang telah disediakan PT Buma Cima Nusantara.
3. Setiap karyawan berkewajiban melaksanakan tuugas dangan baik dan
membersihkan tempat pekerjaan.
4. Dilarang membawa obat-obatan terlarang ke dalam wilayah perusahaan
dan dilarang meminum minuman yang mengandung alkohol selama jam
kerja.

2.7 Jenis Produk Yang Dihasilkan


PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis memiliki dua jenis
produk yang dihasilkan yaitu produk utama dan produk sampingan. Produk utama
yang dihasilkan PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis adalah
berupa gula kristal putih (GKP) dengan kemurnian sekitar 99% dan besar butiran
kristal 0,9-1,1 mm dengan kapasitas produksi pada tahun 2021 sebesar 46.271 ton.
Sedangkan produk sampingan yang dihasilkan PT Perkebunan Nusantara VII Unit
Cinta Manis adalah berupa tetes tebu atau Molase dengan kemurnian sekitar 33%
[6].
15

2.8 Sistem Pemasaran


PT Buma Cima Nusantara (Persero) Unit Cinta Manis, sistem pemasaran
yang dilakukan dengan cara pengiriman langsung ke distributor pemasok gula. Gula
yang telah dikemas dalam karung dengan ukuran 50 kg (1 zak) diangkat dengan
menggunakan truk-truk yang datang langsung ke gudang penyimpanan gula.
Selanjutnya akan dibawa ke Badan Usaha Logistik (BULOG) daerah untuk
selajutnya dipasarkan atau dijual ke distributor pemasok gula. Ditahun 2021 ini PT
Bumba Cima Nusantara Unit Cinta Manis menyediakan Gula ritel kemasan 1 kg
dengan merk Walini, dan gula 1 kg tersebut siap dipasarkan. Tidak hanya berfokus
pada pemasaran namun juga tetap berkomitmen menjaga kualitas produksi gula
sesuai standar SNI [8].
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Stasiun Boiler (Ketel Uap)


Ketel uap atau boiler merupakan jantung dari pabrik gula PT Buma Cima
Nusantara. Fungsi dari ketel ini adalah untuk menyediakan uap yang digunakan
untuk proses-proses dalam pembuatan gula, seperti : gilingan, pemanasan nira,
penguapan nira, pemasakan nira kental, dan pemutaran. Ketel terdiri pipa-pipa
dimana lingkungannya terus menerus kontak dengan air dan uap[1]. Gambar 3.1
menunjukan diagram ketel uap yang digunakan di pabrik gula.

Gambar 3. 1 Diagram Ketel Uap di Pabrik Gula


Kebutuhan uap di PT Buma Cima Nusantara ini disuplai oleh 4 unit ketel
dengan kapasitas steam yang dihasilkan 60 ton/jam dengan temperatur dapur
600oC-800oC. Uap yang dihasilkan ketel tersebut merupakan uap panas lanjut
dengan suhu 325oC dengan tekanan 20-21 kg/cm2. 1 unit boiler dengan kapasitas
steam yang dihasilkan 90 ton/jam dengan temperatur dapur 600oC-800oC. Uap yang
dihasilkan boiler tersebut merupakan uap panas lanjut dengan suhu 325oC dengan
tekanan 20-21 kg/cm2. Uap yang dihasilkan oleh 4 boiler tersebut digunakan untuk

16
17

menggerakan mesin turbin altenator yang menghasilkan listrik. Di PT Buma Cima


Nusantara boiler yang digunakan yaitu boiler dengan tipe dumping grate stoker
yaitu boiler yang dapat menggunakan bahan bakar ampas tebu, serbuk kayu dan
residu.

3.1.1 Boiler
Boiler merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap atau
steam. Steam yang dihasilkan oleh boiler pada umumnya dihasilkan melalui proses
pembakaran bahan bakar dan kemudian menghasilkan panas untuk memanaskan
air, sehingga air yang dipanaskan mencapai temperatur tertentu. Steam pada
tekanan dan temperatur tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan
untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor kesuati proses. Steam yang
dihasilkan dapat digunakan untuk beberapa keperluan diantaranya yaitu :

a. Pada tekanan rendah digunakan untuk media pemanas.


b. Pada tekanan sedang untuk penggerak trubin.
c. Pada tekanan tinggi untuk tenaga penggerak turbin pada pembangkit
listrik.

Proses perpindahan panas ini mencakup tiga jenis perpindahan panas yang
sudah sangat kita kenal yakni konduksi, konveksi, dan radiasi sumber panas
didapatkan dari pembakaran bahan bakar di dalam furnace. Bahan bakar yang
digunakan untuk memanaskan boiler bisa berupa amapas tebu, serbuk kayu, gas,
minyak dan batu bara. Gas hasil pembakaran yang mengandung energi panas akan
terus mengalir mengikuti bentuk boiler hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang
perjalanan, panas yang terkandung di dalam gas buang akan diserap oleh
permukaan turbin boiler dan diteruskan secara konduksi ke air di dalam pipa.
Secara bertahap, air akan berubah fase menjadi uap basah dan dapat berlanjut
hingga menjadi uap kering. Boiler mempunyai komponen yang merupakan
seperangkat alat atau unit yang mempunyai fungsi yang berbeda dan saling
berkaitan antara komponen satu dengan komponen yang lainnya.
18

3.1.1 Furnace (ruang bakar)


Furnace (ruang bakar) adalah sebagai alat untuk mengubah energi kimia
menjadi energi panas dimana ruang bakar ini yang pada dindingnya tersusun pipa-
pipa sebagai tempat mengalirnya fluida yang akan dipanaskan. Temperature pada
tungku pembakaran sekitar 600oC-800oC. dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Furnace
Sumber : (Dokumen Pribadi)

3.1.2 Economizer
Economizer adalah alat pemindah panas berbentuk tubular yang digunakan
untuk memanaskan air umpan boiler sebelum masuk ke drum level. Economizer
berfungsi untuk memanaskan air setelah melewati High Pressure Heater.
Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan panas dari flue gas yang merupakan
sisa dari pembakaran dalam furnace. Temperatur air yang keluar dari economizer
harus dibawah temperatur jenuhnya untuk mencegah terjadinya boiling dalam
economizer. Temperatur yang keluar dari economizer sekitar 100oC-150oC. Dapat
dilihat pada Gambar 3.3.
19

Gambar 3. 3 Economizer
Sumber : (https://miro.medium.com/max/354/0*IleWDGYikgGQrFTl.jpg)

3.1.3 Electrostatic Precipitator


Electrostatic Precipitator (ESP) adalah sistem pembantu yang berfungsi
untuk menangkap ash/abu yang terbawa flue gas dari hasil proses pembakaran
dengan cara memberikan muatan negatif kepada abu-abu tersebut melalui
perangkat elektroda (discharge electrode). Selanjutnya abu tersebut akan bergerak
ke dalam sebuah kolom yang terbuat dari plat yang memiliki muatan lebih positif
(collecting electrode), sehingga secara alami abu tersebut akan tertarik dan
menempel pada plat-plat tersebut. Setelah abu terakumulasi pada plat tersebut,
sebuah sistem rapper khusus akan membuat abu tersebut jatuh ke bawah dan keluar
dari sistem ESP. [2] Dapat dilihat pada Gambar 3.4.
20

Gambar 3. 4 Electrostatic Precipitator


Sumber : (https://mytinycozyspace.files.wordpress.com/2011/08/esp.gif)

3.1.4 Fan
Fan digunakan untuk memindahkan sejumlah volume udara atau gas
melalui suatu saluran (duct). Selain itu, fan juga digunakan untuk memasok udara
dalam proses pengeringan, pemindahan bahan tersuspensi di dalam aliran gas,
pembuangan asap, menara pendingin, pemasokan udara untuk pembakaran boiler,
pembuangan debu, aerasi sampah, pengeringan, pendinginan proses-proses
industrial, sistem ventilasi ruangan, dan aplikasi sistem beraliran tinggi dan yang
membutuhkan udara bertekanan lainnya.[3] Fan juga digunakan dalam peningkatan
efisiensi pembangkit karena fan dapat memaksimalkan tenaga dorong pada saluran
inlet bahan bakar, menghemat bahan bakar dan membantu pembakaran agar
prosesnya sempurna. Karena tanpa adanya fan, akan sulit didapatkan efisiensi
thermal dalam ketel. Selain itu, setelah proses pencampuran serbuk bahan bakar
dan udara yang dilakukan oleh fan dan dibantu oleh dumper tetap yaitu pengatur
pengaduk udara, akan dapat menimbulkan turbulensi yaitu gerakan yang dapat
menyempurnakan pencampuran bahan bakar dan udara. Kebutuhan turbulensi
untuk melakukan pencampuran bahan bakar secara sempurna atau memenuhi
kebutuhan akan oksigen untuk pembakaran sempurna tidak hanya di dapat dari
21

udara primer saja, melainkan juga di dapat dari udara sekunder[4]. Ada beberapa
jenis fan pada boiler antara lain :

• Primary Air Fan (PA Fan)


• Force Draft Fan (FD Fan)
• Induced Draft Fan (ID Fan)

3.1.5 Stack/Chimney
Stack atau chimney atau cerobong udara adalah peralatan yang berfungsi
sebagai media transfer flue gas menuju ke atmosfer. Pada dasarnya chimney juga
berfungsi sebagai induced draft fan yaitu dengan menggunakan perbedaan tekanan
udara antara sisi inlet (yang berada di permukaan tanah) dengan udara di sisi outlet
(yang berada lebih tinggi di ujung cerobong asap) sehingga udara akan secara
natural mengalir dari tekanan yang tinggi ke daerah yang bertekanan lebih
rendah.[2]

3.2 Flue Gas Ducting


Ketika proses pembakaran terjadi di dalam gas buang pada boiler sedang
diproduksi, yang akan dievakuasi terus menerus. Sistem Induced Draft Fan
digunakan untuk mengevakuasi gas buang melalui Secondary super heaters,
Primary super heaters, Bank tubes, Economizer, Air preheater dan Mecanical dust
controller. Gas buang dari ID Fan keluar ke atmosfer melalui cerobong asap.

3.3 Induced Draft Fan


Induced Draft Fan digunakan dalam boiler untuk menarik gas buang
melewati permukaan pemindah panas di boiler dan saluran pembuang. Gas ini
selanjutnya didorong ke atmosfir melalui cerobong. ID Fan juga berfungsi untuk
menjaga tekanan ruang bakar selalu sedikit dibawah tekanan atmosfir.[3]

3.4 Fungsi dan prinsip kerja Induced Draft Fan


Induced Draft Fan berfungsi untuk mempertahankan pressure pada furnace
boiler dan bekerja pada tekanan atmosfir rendah karena digunakan untuk
menghisap gas dan abu sisa pembakaran (flue gas) pada boiler untuk selanjutnya
dibuang melalui stack/chimney. Sebelum gas dan abu sisa pembakaran dibuang,
22

terlebih dahulu dilewatkan pada electrostatic precipitator agar bisa mengurangi


persentase polusi udara yang dihasilkan dari sisa pembakaran tersebut[4]. Cara
kerja Induced Draft Fan sebagai furnace pressure control adalah menjaga tekanan
pembakaran dalam boiler tetap di bawah tekanan atmosfer (slight-negative), dan
mengeluarkan gas sisa pembakaran (flue-gas) dari boiler ke udara bebas. Skema
sistem udara pembakaran dan pembuangan Flue gas bisa dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3. 5 Skema Sistem Udara Pembakaran dan Pembuangan Flue Gas


Sumber : (https://docplayer.info/docs-images/63/49448143/images/16-0.jpg)

3.5 Alat Pengukur Tekanan


3.5.1 Transmitter
Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing
element dari sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh
controller. Sinyal untuk mentransmisikan ini ada dua macam yaitu pneumatic dan
electric. Sistem transmisi pneumatic adalah transmisi menggunakan udara
bertekanan untuk mengirimkan sinyal. Besar tekanan udara yang digunakana dalah
sekitar 3-15 psi. Sistem ini adalah sistem lama sebelum kemunculan era elektrik.
23

Sistem transmisi elektronik adalah transmisi menggunakan sinyal elektrik untuk


mengirimkan sinyal. Range yang digunakan untuk transmisi ini adalah 4-20 mA
dan 1-5 VDC.

Transmitter sendiri ada yang berfungsi sebagai pengirim sinyal saja, atau
ada juga yang mengkonversi besaran yang diinginkan. Selain ditransmisikan ke
kontroler (control room), transmitter juga memiliki display di lapangan yang
digunakan untuk pengecekan secara manual. Biasanya besaran yang ditunjukkan di
lapangan adalah berapa persen dari tekanan. Dari situ bisa dikonversikan menjadi
berapa flowrate (jika mengukur flow) atau berapa level (jika mengukur kedalaman).
Ada juga transmitter yang kemunculan nilai besarannya sudah berupa besaran yang
diinginkan misalkan mengukur flow dengan differential pressure. Pada transmitter
bisa langsung menunjukkan berapa besar flownya, bukan berapa besar differential
pressurenya. Semakin baru teknologi yang digunakan maka semakin bagus juga
performa dari transmitter tersebut. Untuk mentransmisikan sinyal dari transmitter
ke control room, transmitter melakukan pengkondisian sinyal terlebih dahulu agar
sesuai dengan spesifikasi (tegangannya, arusnya). Transmisi yang digunakan untuk
pengiriman sinyal, seperti yang sudah disebutkan sebelum, ada pneumatik dan
elektrik. Dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Perbedaan transmitter pneumatik dan elektrik

Pneumatik Elektrik
Transmisi dengan udara bertekanan Transmisi dengan sinyal listrik
Jalur transmisi dengan tube Jalur transmisi dengan kabel biasa
Respon lambat Respon cepat
Butuh kontrol room besar Lebih compact

3.5.2 Transmitter Pneumatik


Pada dasarnya transmitter pneumatik berfungsi untuk mengubah sinyal
proses menjadi sinyal pneumatik serta mengirimkan sinyal pneumatik itu ke alat
penerima seperti pencatat, pengatur dan petunjuk. Pokok utama trasmitter adalah
24

udara yang bertekanan dan biasanya sumber udara yang bertekanan 20 Psi atau 1.4
kg/cm2. Transmitter pneumatik ini dapat digunakan sampai jarak 200 meter. Karena
pneumatik proses yang umum ada empat macam yaitu pressure, level, temperature
dan flow, maka transmitter yang mengirimkan sinyal proses dari keempat variabel
ini sering disebut Pressure Transmitter (PT), Level Transmitter (LT), Temperature
Transmitter (TT), dan Flow Transmitter. Dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3. 6 Transmitter Pneumatik


Sumber : (Dokumen pribadi)
Tabel 3. 2 Kalibrasi Transmitter pneumatik

Input Output
(Kg/cm2) (Kg/cm2)
0 0,2
12,5 0,6
25 1

Transmitter pneumatik pada umumnya terdiri dari dua bagian yaitu :

a. Bagian Perasa (Detektor)


Bagian perasa berfungsi untuk mengubah sinyal proses ke dalam bentuk gerak
mekanik. Misalnya tekanan yang berada di dalam suatu bejana adalah
b. Bagian Pengirim
25

Bagian pengirim dari transmitter pneumatik berfungsi untuk mengubah gerak-


gerak mekanik detektor ke dalam bentuk sinyal pneumatik.

Beberapa bagian yang berperan dalam kinerja transmitter pneumatik antara lain:

1. Sensing element

Sensing element adalah bagian transmitter yang menerima besaran yang diukur.
Kalau transmitter itu bekerja dengan tekana maka sensing elemen adalah bagian
yang bertugas menerima tekanan dari fluida yang dikukur. Untuk transmitter yang
bekerja berdasarkan prinsip differensial pressure maka dia memiliki 2 sensing
element. Yakni tekanan tinggi (HP) dan tekanan rendah (LP). Hasil pengukuran
yang didapat defferensial pressure transmitter adalah nilai yang didapat dari
penguruangan tekanan pada tekanan tinggi (HP) dikurangi tekanan rendah (LP).
Selanjutnya tekanan yang diterima transmitter ini akan diteruskan untuk
menggerakan flaper yang selanjutnya akan mengatur keluaran udara output.

2. Air Relay (Relay Udara)

Air relay atau relay udara berfungsi mengatur udara supply transmitter supaya
bisa dikendalikan dan dikontrol outputnya melalui flapper dan nozzle. Prinsip
kerjanya, udara input relay sebesar 20 psi akan diatur flownya (tanpa mengurangi
tekanan) menggunakan extraction. Selanjutnya udara yang sudah diperkecil
flownya tadi dibagi menjadi dua bagian. Diantaranya yang satu menuju nozzle dan
yang lain sebagai output transmitter. Flow udara di nozzle akan diatur oleh flapper
dimana ketika flapper membuka, maka udara yang keluar melalui nozzle akan
semakin besar dan udara output akan berkurang tekanannya. Semakin besar udara
yang keluar melalui nozzle semakin kecil tekanan output transmitternya begitu juga
sebaliknya, semakin kecil udara yang keluar melalui nozzle semakin besar tekanan
output transmitternya.

3. Belows
26

Belows adalah sebuah tabung yang bisa mengembang dan mengempis apabila
terisi dengan udara instrument. Fungsi belows adalah sebagai feedback untuk
melawan gaya yang dihasilkan oleh sensing element terhadap flapper sehingga
flapper tidak bergerak kebablasan. Jadi pergerakan flapper akan lebih terjaga dan
output dari pneumatic transmitter akan lebih terjaga dan bisa di adjust sesuai
kebutuhan.

3.6 Kontroler
Kontroler adalah sebuah mesin atau alat yang digunakan untuk
mengendalikan suatu proses instrumentasi di industri. Kontroler berfungsi untuk
melakukan perhitungan berdasarkan perbandingan sinyal umpan balik (besaran
proses) dan sinyal referensi (set point) lalu memberikan suatu sinyak pada final
elemen kontrol untun melakukan tindakan pengendalian proses yang berlangsung.

Kontroler yang digunakan untuk mengukur tekanan ruang bakar di PT Buma


Cima Nusantara merupakan kontroler yokogawa yang di monitor menggukanan
SCADA (Supervisiory Control And Data Acquisition). Kontroler yang digunakan
dapat dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3. 7 kontroler Yokogawa


Sumber : (Dokumen pribadi)
27

3.6.1 SCADA
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang
mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri dari pengumpulan
informasi, mentransfer kembali ke pusat kendali, melakukan analisis yang
diperlukan dan kontrol, dan kemudian menampilkan data ini pada sejumlah
operator display. SCADA digunakan untuk memantau dan mengendalikan pabrik
atau peralatan. Kontrol mungkin dapat otomatis atau dapat dimulai dengan perintah
Operator. [5]. Dapat dilihat pada gambar 3.8.

SCADA merupakan sistem yang terdiri dari banyak komponen penyusun.


Subsistem penyusun SCADA terdiri dari :

1. Operator

Operator (manusia) mengawasi sistem SCADA dan melakukan fungsi


supervisiory control untuk operasi plant jarak jauh.

2. Human Machine Interface (HMI)

HMI menampilkan data pada operator dan menyediakan input kontrol bagi
operator dalam berbagai bentuk, termasuk grafik, skematik, dan lain sebagainya.
HMI merupakan sebuah software pada komputer berbasis grafis yang berfungsi
untuk mempermuah pengawas (suoervisiory) kepada operator. HMI mengubah
data-data dan angka dalam bentuk animasi, grafik/trend dan bentuk yang mudah
diterjemahkan oleh display.

3. Master Terminal Unit (MTU)

MTU berfungsi menampilkan data pada operator melalui HMI, mengumpulkan


data dari tempat yang jauh dan mengirimkan kontrol ke plant yang berjauhan.

4. Remote Terminal Unit (RTU)

RTU mengirimkan sinyal kontorl pada peralatan yang dikendalikan, mengambil


data dari peralatan tersebut, dan mengirimkan data tersebut ke MTU.
28

Gambar 3. 8 SCADA Room


Sumber : (Dokumen Pribadi)

Untuk bisa melakukan fungsinya secara optimal dan baik, SCADA


memiliki berbagai komponen di dalamnya sebagai pendukung kinerjanya. Salah
satu komponen yang penting pada SCADA adalah sensor, termasuk juga relay
kontrol yang nantinya akan berhubungan langusng dengan berbagai aktuator. Selain
itu juga ada RTU (Remote Terminal Unit) sebagai unit komputer mini yang
berfungsi sebagai pengumpul data. Data yang diterima oleh RTU berasal dari
sensor yang telah di pasang di lapangan. RTU juga yang nantinya akan
mengirimkan sinyal perintah pada peralatan yang ada di lapangan.

3.7 Konverter
Konverter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah suatu besaran
sinyal pengukuran. Contohnya adalah I/P konverter dan P/I konverter. Konverter
dapat disebut juga tranduser dalam instrumentasi karena mengubah suatu besaran
ke dalam bentuk besara lainnya. Namun tranduser pada umumnya sudah melekat
langsung pada sensor atau menjadi bagian dari sensor tersebut. Di PT Buma Cima
Nusantara jenis konverter yang digunakan adalah I/P konverter dan P/I konverter.
29

3.7.1 I/P Konverter


I/P konverter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah listrik 4-20
mA menjadi sinyal pneumaitk 3-15 psi atau 0,5-1,0 kg/cm2. Contoh penggunaan
alat ini yaitu pada G.O motor. Sinyal yang dikirim oleh kontroler berupa 4-20 mA,
sedangkan G.O motor dapat bekerja berdasarkan sinyal pnumatik oleh karena itu
sinyal listrik 4-20 mA diubah terlebih dahulu. Dilihat pada gambar 3.9.

Gambar 3. 9 I/P Konverter


Sumber : (Dokumen pribadi)

Konverter I/P tersusun dari beberapa elemen utama yaitu flapper, nozzle,
beam (balok), serta magnet permanen yang dililitkan kumparan di sekelilingnya.
Terdapat sebuah pivot yang berada di ujung beam tepat di atas flapper dan sebuah
material besi yang melekat pada ujung bawah beam. Posisi nozzle terhubung
dengan flapper dibawah pivot sehingga membentuk celah/jarak antara nozzle dan
flapper.

Adapun prinsip kerja dari konverter ini adalah udara supply sebesar 20 Psi
diberikan ke konverter melalui jalur air supply. Di dalam konverter udara tersebut
kemudian mengalami penekanan oleh regulator menjadi sebesar 15 Psi atau 1
kg/cm2 . Udara tersebut kemudian masuk ke input relay dan diteruskan ke nozzle
dan output dari konverter. Udara yang mengalir melalui nozzle sekitar 15 Psi
dipertahankan sebagai tekanan supply. Jika antara flapper dan nozzle tidak ada jarak
yang menyebabkan nozzle tertutup sehingga tidak ada udara yang diizinkan
30

melewati nozzle, maka tekanan 15 Psi akan diterima sebagai output. Sedangkan jika
terdapat jarak antara flapper dan nozzle yang menyebabkan udara keluar melalui
nozzle. Maka tekanan udara yang diterima sebagai output akan berkurang. Dalam
prinsip kerja ini ketika arus kontroler melewati kumparan yang dililitkan di sekitar
magnet permanen, maka akan menghasilkan sebuah medan magnet. Elektromagnet
cenderung menarik bahan feromagnetik yaitu besi yang menempel pada ujung
bawah beam. Ini menyebabkan beam bergerak kebawah menuju koil. Kuat arus
yang mengalir menuju koil akan menjadi daya tarik antara kumparan dan bahan
feromagnetik. Dengan demikian flapper akan tertarik ke arah nozzle. Dan ketika
besi bergerak kebawah mendekati magnet menyebabkan jarak antara flapper dan
nozzle menjadi kecil, maka udara yang akan melewati ujung nozzle menjadi lebih
sedikit. Dengan demikian sebagian besar tekanan supply bergerak keluar melalui
output konverter. Jika arus yang melewati koil bersifat lemah, maka jarak antara
nozzle dan flapper meningkat sehingga relatif lebih banyak udara yang dapat
melewati nozzle. Sistem ini diatur sedemikian rupa sehingga jika arus 4 mA
melewati koil, maka tekanan output yang dihasilkan adalah 3 Psi. Begitupun
sebaliknya jika arus 20 mA melewati koil maka tekanan yang dihasilkan output
adalah 15 Psi. Prinsip kerja dari konverter I/P dapat dilihat pada gambar 3.10.

Gambar 3. 10 Prinsip kerja konverter I/P


Sumber : (Current to Pressure (I/P) Converter Principle | Instrumentation Tools)
31

3.7.2 P/I konverter


P/I konverter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah sinyal
pneumatik 3-15 psi menjadi sinyal listrik 4-20 mA. Contoh penggunaan alat ini
pada pressure transmitter karena sinyal yang diukur oleh sensor berupa besaran
sinyal pneumatik sehingga sinyal yang diterima oleh pressure akan diubah menjadi
sinyal listrik dan dikirim kepada pengontrol. Dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3. 11 P/I Konverter


Sumber : (Dokumen pribadi)

Konverter P/I tersusun dari beberapa elemen utama yaitu flapper, nozzle,
bellow dan rangkaian Linear Variable Differential Transformer (LVDT). Tekanan
input berupa supply udara sebesar 20 Psi diberikan ke konverter melalui jalur air
supply. Di dalam konverter udara tersebut kemudian mengalami penekanan oleh
regulator menjadi sebesar15 Psi atau 1 kg/cm2. Udara tersebut kemudian masuk ke
input relay dan diteruskan ke nozzle dan bellow. Bellow adalah elemen yang akan
mengembang ketika diberi tekanan berupa udara. Udara yang mengalir melalui
nozzle sekitar 15 Psi dipertahankan sebagai tekanan supply.

Adapun prinsip kerja dari konverter ini adalah pada posisi awal tekanan udara
disuplaikan ke pengaturan flapper-nozzle. Kemudian tekanan udara akan disuplai
juga melalui pipa dan tekanan itu diberikan sebagai input ke bellow. Bellow ini
terhubung langsung ke Inti LVDT. LVDT (Linier Variabel Differential
Transformer) merupakan suatu komponen yang bekerja berdasarkan prinsip
32

induktansi bersama. Di dalam LVDT terdapat tiga buah kumparan, yaitu kumparan
primer dihubungkan dengan sumber listrik dan 2 buah kumparan sekunder yang
dihubungkan dengan metode oposisi seri. Ketika bellow mendapat tekanan udara,
mereka akan mengembang sehingga inti tergeser dan membuat tegangan diinduksi
pada kumparan sekunder LVDT. Ketika tegangan diinduksi, arus akan mengalir
melalui kumparan dan arus akan sebanding dengan tekanan udara input yang
diterapkan. Dengan demikian Tekanan udara akan diubah menjadi arus ekivalen
yang sesuai dengan standar yaitu tekanan udara 3-15 Psi akan diubah menjadi arus
sebesar 4-20 mA. Prinsip kerja dari konverter P/I dapat dilihat pada gambar 3.12.

Gambar 3. 12 Prinsip Kerja Konverter P/I


Sumber : (Pressure to Current (P/I) Converter Principle | Instrumentation
Tools)

3.8 Aktuator
Aktuator adalah bagian keluaran (output) untuk mengubah suplai berupa
tekanan menjadi gerak. Sinyal keluaran dikontrol oleh sistem kontrol dan aktuator
bertanggung jawab pada sinyal kontrol karena menjadi elemen kontrol terakhir.
Aktuator pneumatic dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu gerak lurus dan
putar :
33

1. Gerakan lurus (gerakan linier) :


• Silinder kerja tunggal atau SAC (Single Acting Silinder)
• Silinder kerja ganda atau DAC (Double Acting Silinder)
2. Gerakan putar :
• Motor udara
• Aktuator yang berputar (ayun)

3.8.1 G-O Motor


G-O Motor Pneumatic Cylinder adalah jenis aktuator gerakan lurus (linier)
yang bekerja dengan silinder ganda. Terdapat dua mode yaitu pengontrolan
otomatis dan manual menggunakan handwheel seperti gambar 3.13.

Gambar 3. 13 G.O Motor


Sumber : (Dokumen pribadi)

3.8.2 Bagian G-O Motor


Bagian silinder kerja tunggal mempunyai dua saluran (saluran mesukan dan
saluran pembuangan). Silinder tersendiri dari tabung silinder dan penutupnya,
piston dengan seal, batang piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambung.
Konstruksinya dapat dilihat gambar 3.14.
34

Gambar 3. 14 Bagian G.O Motor


Sumber:(http://pintar.jatengprov.go.id/uploads/users/trimaryono/materi/SMK_Pne
umtaik_2014-10-06/Pneumtaik.pdf )

Keterangan :

1. Tabung silinder

Biasanya tabung silinder terbuat dari tabung baja tanpa sambungan. Untuk
memperpanjang usia komponen seal permukaan dan tabung silinder dengan
mesin yang persis. Untuk bahan pembuatan tabung silinder bisa dibuat dari
aluminium,kuningan dari baja. Pada bagian permukaan dalan yang bergeser
atau bergesekan dilapisi chrom keras. Bagian ini adalah suatu area dimana tidak
boleh terkena korosi.

2. Saluran masuk

Sebagai saluran masuk udara bertekanan kedalam tabung silinder agar dapat
menggerkan piston.

3. Saluran keluar

Sebagai saluran keluar udara bertekanan dari dalam tabung silinder.

4. Batang piston

Batang piston adalah bagian yang bergerak sebagai actuator, terbuat dari
baja yang bertemperatur tinggi. Untuk menghindari korosi dan menjaga
keberlangsungan kerjanya, batang piston harus dilapisi chrom.
35

5. Seal

Ring seal dipasang pada ujung tabung untuk mencegah kebocoran udara.
Bantalan penyangga gerakan batang psiton terbuat dari PVC, atau perunggu.

6. Bearing

Di depan bantalan ada sebuah ring pengikis yang berfungsi mencegah debu
dan butiran kecil yang akan masuk ke permukaan dalam silinder. Penutup akhir
tabung adalah bagian paling penting yang terbuat dari bahan cetak seperti
alumunium. Kedua penutup bisa pasang pada tabung silinder dengan batang
pengikat menggunakan baut dan mur.

7. Piston

Bagian yanh diberi tekanan udara agar batang piston dapat bergerak. Prinsip
kerja dari aktuator G-O motor ini yaitu, dengan memberika udara bertekanan
pata suatu sisi permukaan piston (arah maju), sedangkan sisi yang lain (aran
mundur). Maka terdapat gaya pada sisi permukaan piston tersebut, sehingga
batang piston akan terdorong keluar sampai mencapai posisi maksimum dan
berhenti. Gerekan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi
permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju)
udaranya keluar.

Fungsi penggunaan G-O Motor ini adalah untuk menggerkan dan mengatur
bukaan pada bamper yang terdapat di ID Fan yang dikontrol oleh Electro
Pneumatik Positioner dengan input tekanan 3-15 Psi dan outputnya bukaan
damper untuk proses pembungan gas dari furnace.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sistem Kendali Furnace Pressure Pada Induced Draft Fan di Boiler
Furnace atau ruang pembakaran adalah bagian yang merupakan tempat
terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan menjadi sumber panas, proses
penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang telah dialiri air, pipa
pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran.
Proses perpindahan panas pada furnace terjadi dengan tiga cara yaitu secara radiasi,
konduksi, dan konveksi. Temperature pada tungku pembakaran sekitar 600℃-
800℃. Salah satu bagian yang terdapat pada boiler yang digunakan untuk menjaga
tekanan pada runga bakar yaitu induced draft fan.

Induced Draft Fan berfungsi sebagai penghisap gas buang dari furnace untuk
menuju ke stack dan untuk menjaga pressure pada boiler agar sesuai dengan
kebutuhan beban. Induced Draft Fan merupakan salah satu komponen penting di
Pembangkit Listrik Tenaga Uap, apabila mengalami permasalahan maka
berdampak menurunnya efisiensi pembakaran pada sebuah pembangkit listrik.

Gambar 4. 1 Diagram blok proses furnace pressure pada induced draft fan
Pada gambar 4.1 dapat dilihat diagram blok furnace pressure pada Induced
draft fan dimana di PT Buma Cima Nusantara sistem kendali masih menggunakan
sistem pneumatik dan beberapa komponen elektrik, untuk mengatur tekanan pada
furnace pertama tekanan ukur oleh transmitter pneumatik dengan output 0,2,1,0
kg/cm2 lalu menuju ke kontroler untuk membandingkan nilai set point tekanan
furnace karena kontroler yang digunakan adalah kontroler elektrik sengan input 4-
20mA maka untuk membandingkan nilai dari transmitter pneumatik ke kontroler

37
38

elekrtik terlebih dahulu output dari transmitter peneumatik di ubah menjadi arus
dengan cara output transmitter pneumatik masuk ke konverter P/I untuk mengubah
sinyal pneumatik menjadi arus lalu output konverter P/I masuk ke kontroler, setelah
kontroler membandingakan nilai set point lalu kontroler akan memerintahkan untuk
menggerakan G.O Motor yang input nya masih pneumatik maka output pada
kontroler masuk ke konverter I/P untuk diubah dari arus menjadi sinyal pneumatik
lalu output dari G.O Motor untuk menggerakan damper sesuai dengan tekanan yang
diukur oleh transmitter penumatik untuk membuang flue gas menuju ke chimey.

Gas yang di hisap oleh Incuded Draft Fan adalah gas hasil pembakaran di
ruang bakar. Didalam boiler terjadi pencampuran antara ampas tebu, serbuk kayu,
udara primer dan udara sekunder yang kemudian dibakar. Hasil pembakaran berupa
gas panas dan abu. Gas panas yang dihasilkan dilarikan untuk memanaskan steam
drum, superheater, pipa-pipa wall tube, dan economizer. Setelah dari economizer
uap masih bertemperatur tinggi digunakan sebagai sumber untuk memansakan
udara pada air heater. Tujuan utama dari proses pemanasan ini adalah untuk
menghasilkan gas panas yang berguna untuk memanaskan semua komponen di
boiler dan untuk mengurangi temperatur gas panas itu sendiri sebelum di tarik
keluar menuju stack dan mencegah terjadinya backfile atau api keluar saat boiler
beroperasi.

Pada gambar 4.2 merupakan proses pemanasan udara dan pembuangan flue
gas pada boiler.
39

Gambar 4. 2 Proses pemanasan udara dan pembuangan flue gas


Sebelum gas dan abu sisa pembakaran dibuang, terlebih dahulu dilewatkan
pada electrostatic precipitator agar bisa mengurangi persentase polusi udara yang
dihasilkan dari sisa pembakaran tersebut. Perlu diketahui bahwa selain digunakan
untuk menghisap flue gas ke stack, ID Fan juga difungsikan untuk menjaga
kestabilan FD Fan dan PA Fan serta untuk mengendalikan tekanan di furnace
boiler agar selalu vakum.

Oleh karena itu ID Fan bekerja di bawah tekanan atmosfir (negative pressure)
agar dapat menghisap flue gas dari furnace boiler yang bertekanan tinggi (positive
pressure) menuju ke stack.

Berikut gambar 4.3 differential pressure transmitter pneumatic yang


digunakan sebagai pengukur tekanan pada furnace.
40

Gambar 4. 3 Differential Pressure Transmitter Pneumatic


Tabel 4. 1 Spesifikasi Differential Pressure Transmitter Pneumatic

Merek Yamatake Honeywell


NO. Model NDP 44-1122-7
NO. Produksi R.49953.31.100.1
Range Adj 2—120 mmH2O
Supply 1,4 kg/cm2
Output 0.2-1.0 kg/cm2
Range 0-50 mH2O

Untuk mengetahui output dari transmitter selanjutnya akan dikirim ke


kontroler. Pada proses kendali ini, kontroler yang digunakan adalah Electric
Controller UT35A dapat dilihat pada gambar 4.4 dan spesifikasi dapat dilihat pada
tabel 4.2.

Tabel 4. 2 Spesifikasi controller Yokogawa UT35A

Model UT35A
Meter Range -200 s.d. 200 mmH2O
Output Signal 4-20 mA
41

Gambar 4. 4 Controller Yokogawa UT35A


Sumber : (Dokumen Pribadi)

4.2 Pengaruh Bukaan Damper Saat Tekanan Naik


Pada saat tekanan naik, maka differential pressure transmitter pneumatic
mengirimkan sinyal pneumatik berupa tekanan 0,2-1,0 kg/cm2 diterima oleh
konverter untuk di olah menjadi arus masuk ke P/I tranduser untuk dikonversi ke
arus berkisar 4-20 mA. Sinyal output menuju ke kontroler yokogawa UT35A
proccess value (PV), kemudian kontroler Yokogawa UT35A membandingkan set
value (SV) di -138 mmH2O pada Furnace. Setelah PV dan SV dibandingkan makan
diperoleh hasil koreksi bahwa nilai PV lebih besar dari nilai SV, jika level PV di -
126 mmH2O. hasil dari koreksi dikirimkan ke I/P tranduser untuk di koversi ke
sinyal pnumatik berkisar 0,2-1,0 kg/cm2. Sinyal output kemudian diterima oleh
positioner G.O Motor sebagai sinyal perintah. Karena sinyal yang dikirim kontroler
Yokogawa UT35A naik, maka sinyal yang diterima Positioner G.O Motor juga
naik. Akibatnya, G.O Motor bergerak memerintahkan damper untuk membuka dan
gas yang ditarik oleh ID Fan pun keluar menuju cimney ketika tekanan melebihi set
velve (SV). Sehingga tekanan pada furnace boiler akan menurun menyesuaikan
dengan set value (SV) atau set point nya.

4.3 Pengaruh Bukaan Damper Saat Tekanan Turun


Pada saat tekanan turun, maka differential pressure transmitter pneumatic
mengirim sinyal pneumatik berupa tekanan 0,2-1,0 kg/cm2 diterima oleh konverter
42

untuk di olah menjadi arus masuk ke P/I tranduser untuk dikonversi ke arus berkisar
4-20 mA. Sinyal output menuju ke kontroler yokogawa UT35A proccess value
(PV), kemudian kontroler Yokogawa UT35A membandingkan set value (SV) di -
126 mmH2O pada Furnace. Setelah PV dan SV dibandingkan makan diperoleh
hasil koreksi bahwa nilai PV lebih besar dari nilai SV, jika level PV di -138
mmH2O. hasil dari koreksi dikirimkan ke I/P tranduser untuk di koversi ke sinyal
pnumatik berkisar 0,2-1,0 kg/cm2. Sinyal output kemudian diterima positioner G.O
Motor sebagai sinyal perintah. Karena sinyal yang dikirim kontroler Yokogawa
UT35A turun, maka sinyal yang diterima positioner G.O Motor juga turun.
Akibatnya, G.O Motor bergerak memerintahkan damper untuk menutup dan gas
yang ditarik oleh ID Fan pun menurun dan menyesuaikan dengan set value (SV)
atau set point nya.

Berikut tabel 4.3 Merupakan tabel per-jam tekanan flue gas, bukaan damper,
dan temperatur inlet ID Fan di PT Buma Cima Nusantara, tabel ini merupakan tabel
yang didapat pada tanggal 13 September 2021.

Tabel 4. 3 Tekanan flue gas, bukaan damper dan temperatur inlet ID Fan pada
tanggal 13 September 2021

No. Jam Flue gas Temperatur Damper


Draught Flue gas ID (%)
ID Fan Fan (oC)
(mmH2O)
1 07.00 -134 164 28
2 08.00 -126 159 30
3 09.00 -121 160 31
4 10.00 -131 152 29
5 11.00 -138 164 27
6 12.00 -124 159 30
7 13.00 -128 152 29
8 14.00 -120 160 31
43

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pengaruh bukaan damper pada tekanan
flue gas, pada jam 07.00 bukaan damper 28% tekanan yang dihasilkan oleh flue gas
yaitu -134, pada jam 08.00 bukaan damper 30% tekanan flue gas yang di hasilkan
-126 selisih tekanan flue gas dari jam 07.00 s.d 08.00 adalah 8 karena besarnya
tekanan flue gas yang dihisap oleh ID Fan diatur oleh besarnya persentase bukaan
damper yang dipasang di posisi sebelum ID Fan (inlet), semakin besar bukanya
maka tekanan flue gas yang dihisap ID Fan semakin besar dan jika semakin kecil
bukanya maka tekanan flue gas yang dihisap ID Fan semakin kecil. Besarnya sudut
buka damper diatur oleh G.O Motor. Dari data di atas hal ini terjadi karena untuk
menjaga keseimbangan agar boiler bekerja dengan stabil.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dibahas pada bab sebelumnya dapat diperoleh
beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

1. Induced Draft Fan berfungsi untuk mempertahankan pressure pada furnace


boiler dan bekerja pada tekanan atmosfir rendah dengan nilai tekanan flue gas
-138 mmH2O. Karena digunakan untuk menghisap gas dan abu sisa
pembakaran pada boiler untuk selanjutnya dibuang melalui stack/chimney
maka nilai tekanan nya negatif. Untuk menjaga tekanan di dalam furnace boiler
agar tetap stabil pada set point. Sistem furnace pressure menggunakan
kontroler Yokogawa UT35A.
2. Saat ID Fan menghisap flue gas dari dalam furnace maka kontroler memberi
perintah ke G.O Motor untuk membuka damper dan membuang flue gas.
Berdasarkan data tekanan Flue gas yang paling tinggi dihisap oleh ID Fan yaitu
pada range -120 mmH2O sampai -121 mmH2O, tekanan flue gas yang
menghasilkan persentase bukaan damper sebesar 31%, semakin tinggi tekanan
flue gas yang dihisap ID Fan maka semakin besar juga bukaan damper. Jika
tekanan Flue gas yang dihisap rendah yaitu pada -138 mmH2O, tekanan Flue
gas menghasilkan presentase bukaan damper sebesar 27%, semakin rendah
tekanan Flue gas yang di hisap ID Fan maka semakin kecil bukanya.

5.2 Saran
1. Untuk mahasiswa yang selanjutnya akan membahas tentang sistem kendali
furnace pressure pada induced draft agar dapat membahas dengan sistem
PLC.

44
DAFTAR PUSTAKA

[1] O. A. Rosyid and K. P. Serpong, “Pada Unit Ketel Uap Di Pabrik Gula,” pp.
171–176.
[2] Yayat Rahmat Hidayat, P. Perguruan, and T. Tinggi, "No Title No Title No
Title,” Angew. Chemie Int. Ed. 6(11), 951–952., vol. 4, no. March, pp. 763–
773, 1967.
[3] B. Yusuf, “Analisa Efisiensi Primary Air Fan a Unit #10 Pada Pt Pjb Ubj
O&M Pltu Rembang,” pp. 7–27, 2015.
[4] Yusuf, “No Title, vol. 4, no. 1, p.::pp. 56-79, 1990.
[5] P. N. Sriwijaya, “BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA,” pp.
5–11.
[6] Adip, dan Tim Laboratorium, 2020, “Per. VIII September B 2020
rev.Laporan Kilat 15 Harian”. PG. Cinta Manis, Ogan Ilir.
[7] Natasya Radita. 2021 “Sistem Kendali Temperatur pada Deaerator Boiler 3
PT. Buma Cima Nusantara. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
[8] Suanda M, Aryadi Dariyus, 2020 “Luncurkan gula kemasan 1 Kg, PTPN 7
Rembah pasar ritel” https://metro7.co.id/luncurkan-gula-kemasan-1-kg-ptpn-
7-rambah-pasar-ritel/, diakses pada tanggal 22 September 2021
[9] Tata Usaha Unit Cinta Manis, 2021, “PTPN 7 Distrik Cinta Manis”. PG. Cinta
Manis, Ogan Ilir.
[10] Tim Pabrik Gula Cinta Manis.2012 “Lokasi Pabrik Gula Cinta Manis”
https://www.google.com/maps/search/lokasi+pabrik+gula+cinta+manis+dan
+palembang/@-3.4378032,104.6720552,17z. diakses pada 28 September
2021

viii
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
SURAT BALASAN PERMOHONAN MAGANG
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
LAMPIRAN 2
SERTIFIKAT KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
LAMPIRAN 3
ABSENSI KEGIATAN KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis

\\
LAMPIRAN 4
PENILAIAN MAHASISWA KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
LAMPIRAN 5
DAFTAR KEGIATAN HARIAN KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI KERJA PRAKTEK
Kerja Prkatek PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
Stasiun Boiler

Ruang Monitoring Boiler

SOP Setelah Start Boiler


Stasiun Boiler

Spesifikasi Tipe Boiler


Pengamatan ID Fan Secara Langsung

Stasiun Boiler
Boiler Tampak Samping

Boiler dilihat dari sisi tengah


Foto Bersama Karyawan dan Penyerahan Plakat

Anda mungkin juga menyukai