KERANGKA PENELITIAN
Populasi
Sampel
Perawat yang berdinas di RSPW pada tanggal .. sesuai kriteria inklusi yang berjumlah responden
dengan menggunakan teknik probability sampling
Desain Penelitian
Deskriptif Korelasional
Hubungan antara karakteristik perawat ( pengetahuan, pendidikan. Umur, masa kerja) dengan
kepatuhan perawat melakukan cuci tangan
Instrumen Penelitian
Analisa Data
Chi-Squere-uji kebebasan
Menguji Hipotesis
- Ada hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat dengan kepatuhan perawat melakukan
cuci tangan
- Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat dengan kepatuhan melakukan
cuci tangan
Pembahasan
kesimpulan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menjabarkan tentang metode penelitian yang akan digunakan
meliputi: jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, kerangka penelitian, sampling desain,
identifikasi variabel, definisi konseptual dan definisi operasional, pengumpulan data, analisa data
dan etika penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptip korelasional yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel.peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu
hubungan , memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Penelitian korelasional ini
bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel ( Nursalam, 2003). Penelitian
mendiskripsikan hubungan antara karakteristik perawat dengan kepatuhan cuci tangan.
Penelitian akan dilakukan pada tanggal. ,di ruang Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan Malang.
Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
( Nursalam,2003 ) dalam penelitian ini adalah perawat yang dinas di ruang. Rumah Sakit
Panti Waluya Sawahan Malang pada tanggal.yang berjumlah.responden
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Nursalam, 2003). Sampel
dalam penelitian ini adalah perawat yang dinas di ruang .Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang pada tanggal., yang sesuai kriteria inklusi yang berjumlahresponden
4.3.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan
terjangkau yang akan diteliti( Nursalam,2003). Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah perawat yang:
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria
dari studi karena sebab tertentu (Nursalam,2003). Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah:
4.4.3 Sampling
Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam,2003). Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilkukan dengan cara
probability sampling yaitu sampel yang kesempatan terpilihnya setiap anggota sampel dalam
populasi diketahui sebelum sampel tersebut diambil. Probability sampling memberikan hasil
yang dapat dinilai secara obyektif.
4.5 Identifikasi Variabel
Variabel independen disebut juga sebagai variabel bebas yaitu variabel yang menjadi
sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono,2003). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah karakteristik ( pengetahuan, pendidikan, umur, dan masa
kerja) perawat.
Variabel dependen disebut juga variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya varibel bebas ( Sugiyono,2003 ). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kepatuhan perawat mencuci tangan.
Variabel confonding tersebut diatas dikendalikan dengan metode retriksi yaitu menyingkirkan
atau menghilangkan variabel perancu dari setiap sudut penelitian ( Nursalam 2003 ).
4.6.1.1 Karakteristik
Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin,
umur, serta status social seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras dan status
(Widyaningrum,2000). Menurut Effendi demografi berkaitan dengan struktur penduduk, umur,
jenis kelamin dan status ekonomi sedangkan data kultural mengangkat tingkat
pendidikan,pekerjaan, agama, adat istiadat ,penghasilan dan sebagainya. Pada penelitian ini
karakteristik yang diteliti adalah pengetahuan, pendidikan, umur dan masa kerja.
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan
terdiri dari 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu ( know )
Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya ,termasuk
kedalaman pengetahuan , tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami ( comprehension )
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi ( application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi tertentu atau kondisi sebenarnya.
d. Analisa ( analysis )
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam
komponenkomponen tetapi masih di dalam stuktur organisasi dan masih ada kaitannya
satu dengan yang lain.
e. Sintesis ( synthesis )
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi.
Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
pembentukan tindakan seseorang ( Notoadmodjo,2003 ).
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan seseorang terhadap pola pikir individu. Sedangkan pola pikir berpengaruh
terhadap perilaku seseorang dengan kata lain pola pikir seseorang yang berpendidikan
rendah akan berbeda dengan pola pikir seseorang yang berpendidikan tinggi
(Asmadi,2010). Pendidikan keperawatan mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas
pelayanan keperawatan. Pendidikan yang tinggi dari seorang perawat akan member
pelayanan yang optimal
3. Umur
Umur berpengaruh terhadap pola pikir seseorang dan pola pikir berpengaruh terhadap
perilaku seseorang. Umur seseorang secara garis besar menjadi indikator dalam setiap
mengambil keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya,dengan semakin banyak
umur maka dalam menerima sebuah instruksi dan dalam melaksanakan suatu prosedur akan
semakin bertanggungjawab dan berpengalaman. Semakin cukup umur seseorang akan
semakin matang dalam berfikir dan bertindak( Evin,2009 ).
4. Masa Kerja
Masa kerja adalah merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan
dalam pekerjaan dan jabatan. Kreitner dan Kinichi ( 2004 ) menyatakan bahwa masa kerja
yang lama akan cenderung membuat seseorang betah dalam berorganisasi hal ini
disebabkan karena telah beradaptasi dengan lingkungan yang cukup lama sehingga akan
merasa nyaman dalam pekerjaannya. Semakin lama seseorang bekerja maka tingkat prestasi
akan semakin tinggi,prestasi yang tinggi di dapat dari perilaku yang baik.
4.6.1.2 Kepatuhan
Perubahan perilaku individu baru dapat menjadi optimal jika perubahan tersebut terjadi melalui
proses internalisasi dimana perilaku yang baru itu dianggap bernilai positif bagi individu itu
sendiri dan diintegrasikan dengan nilai-nilai dalam hidupnya.
4.6.1.3 Perawat
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau
memelihara. Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu , keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai , mempertahankan ,atau memulihkan kesehatan
yang optimal dan kualitas hidup dar lahir sampai mati.
Perilaku adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, bekerja, membaca dan
sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktifitas manusia baik yang diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar
(Notoadmodjo,2003).
Menurut teori Green dalam Notoadmodjo (2003) menganalisis perilaku manusia dari tingkat
kesehatn dimana kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor yaitu;faktor predisposisi (predisposing factors), yang
terwujud dalam pengetahuan ,sikap, kepercayaan , keyakinan dan nilai-nilai, kemudian faktor
pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik,tersedianya atau tidak
tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan misalnya fasilitas untuk cuci tangan dan factor
pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain yang merupakan referensi dari perilaku masyarakat.
Perubahan perilaku individu baru dapat menjadi optimal jika perubahan tersebut terjadi melalui
proses internalisasi dimana perilaku yang baru itu dianggap bernilai positif bagi individu itu
sendiri dan diintegrasikan dengan nilai-nilai lain dari hidupnya.
Menurut Purhito (1995 ), cuci tangan akan memberikan keuntungan sebagai berikut :
Cuci tangan dalam bidang medis dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu cuci tangan medical
tindakan yang tidak mempunyai resiko penularan penyakit.
a. Teknik mencuci tangan aseptic
Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan aseptik pada
pasien dengan menggunakan aseptik. Mencuci tangan dengan larutan desinfektan,
khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien penyakit menular atau sebelum
melakukan tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat steril.
b. Cuci tangan steril
Tehnik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril ( suci hama ), khususnya
bila akan membantu tindakan pembedahan atau operasi.
Langkah Mencuci Tangan dengan menggunakan Sabun dan Air atau Handrub berbasis Alkohol:
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
pengumpulan karakteristiknsubyek yang diperlukan dalam suatu penelitian( Nursalam,
2003). Data diperoleh dengan cara menyerahkan /memberikan kuisioner dalam bentuk
tertutup kepada responden yaitu perawat yang dinas di ruang. Dengan jumlah
pertanyaan.untuk variabel independen dan untuk variabel dependen dan diisi dalam
waktu + 10 menit untuk setiap responden. Dan dalam pengisian kuisioner responden di
damping peneliti.
N = SP X 100%
SM
Keterangan;
N : Nilai yang diperoleh
SP : Nilai yang didapat
SM : Skor tinggi maksimal
a. Editing
Dalam penelitian ini setelah data terkumpul dilakukan pengecekan terhadap kuis-kuis
pada kuisioner. Pada tahap ini, peneliti mengecek kembali semua jawaban responden
pada kuisioner. Setelah dilakukan pengecekan ternyata tidak terdapat data yang
meragukan lalu peneliti memasuki tahap berikutnya.
b. Coding
Dalam penelitian ini setelah dilakukan editing,pada kuisioner diberi kode penomeran
untuk memudahkan proses tabulasi.
c. Tabulating
Adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai dengan
analisis yang dibutuhkan ( Hasan Iqbal,2002). Semua data hasil jawaban responden
dimasukkan ke dalam tabel untuk diberikan penilaian.
d. Scoring
Dilakukan pengolahan data dengan pemberian skor:
o Bila jawaban selalu skor =4
o Bila jawaban sering skor =3
o Bila jawaban jarangskor =2
o Bila jawaban tidak pernahskor= 0
Hasil jawaban responden dijumlahkan kemudian dibandingkan dengan jumlah skor yang
diharapkan dan dikalikan 100% sehingga diperoleh prosentase
N = SP X 100%
SM
4.7.3.3 Untuk mengetahui Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen
dilakukan uji statistik yaitu, Chi Square secara manual dengan langkah sebagai berikut:
Ho dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik
perawat dengan kepatuhan mencuci tangan
2. Mermuskan nilai frekuensi expectasiii ( Hi )
Adapun langkah-langkahnya:
Untuk menentukan nilai derajat bebas hasil penelitian dibentuk dalam tabel dibawah ini
Tabel 4.2 Hubungan karakteristik dengan kepatuhan perawat melakukan cuci tangan di
ruang..Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang.
Kepatuhan
Pengetahuan Patuh Tidak Patuh Total
F % F % F %
Baik
Cukup
Kurang
Bila X2 dihitung > X2 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara karakteristik dengan
kepatuhan melakukan cuci tangan, sebaliknya bila X2 maka Ho diterima ,berarti tidak ada
hubungan antara karakteristik dengan kepatuhan perawat melakukan cuci tangan ( Hasan
Igbal,2002 )