Anda di halaman 1dari 17

BAB III

KERANGKA PENELITIAN
Populasi

Semua perawat yang berdinas di RSPW pada tanggal .. berjumlah perawat

Sampel

Perawat yang berdinas di RSPW pada tanggal .. sesuai kriteria inklusi yang berjumlah responden
dengan menggunakan teknik probability sampling

Desain Penelitian

Deskriptif Korelasional

Hubungan antara karakteristik perawat ( pengetahuan, pendidikan. Umur, masa kerja) dengan
kepatuhan perawat melakukan cuci tangan

Variabel Independen Variabel Confodis Variabel Dependen

Karakteristik perawat - Ketersediaan fasilitas Kepatuhan perawat


(pengetahuan, umur, cuci tangan melakukan cuci tangan
pendidikan, masa kerja) - Tempat tugas

Instrumen Penelitian

Analisa Data

Chi-Squere-uji kebebasan

Menguji Hipotesis

- Ada hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat dengan kepatuhan perawat melakukan
cuci tangan
- Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat dengan kepatuhan melakukan
cuci tangan

Pembahasan

kesimpulan
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menjabarkan tentang metode penelitian yang akan digunakan
meliputi: jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, kerangka penelitian, sampling desain,
identifikasi variabel, definisi konseptual dan definisi operasional, pengumpulan data, analisa data
dan etika penelitian.

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptip korelasional yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel.peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu
hubungan , memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Penelitian korelasional ini
bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel ( Nursalam, 2003). Penelitian
mendiskripsikan hubungan antara karakteristik perawat dengan kepatuhan cuci tangan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada tanggal. ,di ruang Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan Malang.

4.3 Sampling Desain

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

( Nursalam,2003 ) dalam penelitian ini adalah perawat yang dinas di ruang. Rumah Sakit
Panti Waluya Sawahan Malang pada tanggal.yang berjumlah.responden

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Nursalam, 2003). Sampel
dalam penelitian ini adalah perawat yang dinas di ruang .Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang pada tanggal., yang sesuai kriteria inklusi yang berjumlahresponden
4.3.2.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan
terjangkau yang akan diteliti( Nursalam,2003). Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah perawat yang:

1. Perawat yang berpendidikan D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan SPK.


2. Perawat yang bersedia menjadi responden.
3. Perawat pelaksana asuhan keperawatan.
4. Perwat dengan usia antara 20-55 tahun.
5. Perawat yang tidak mengalami masalah psikososial.

4.3.2.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria
dari studi karena sebab tertentu (Nursalam,2003). Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah:

1. Perawat yang sudah pernah menjadi responden dalam penelitian ini.


2. Perawat yang tidak bersedia menjadi responden.
3. Perawat yang sedang menjalani studi atau pelatihan.
4. Perawat yang sedang menjalani cuti hamil atau cuti tahunan.

4.4.3 Sampling

Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam,2003). Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilkukan dengan cara
probability sampling yaitu sampel yang kesempatan terpilihnya setiap anggota sampel dalam
populasi diketahui sebelum sampel tersebut diambil. Probability sampling memberikan hasil
yang dapat dinilai secara obyektif.
4.5 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel

4.5.1 Variabel Independen

Variabel independen disebut juga sebagai variabel bebas yaitu variabel yang menjadi
sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono,2003). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah karakteristik ( pengetahuan, pendidikan, umur, dan masa
kerja) perawat.

4.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya varibel bebas ( Sugiyono,2003 ). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kepatuhan perawat mencuci tangan.

4.5.3 Variabel Confonding

Variabel confonding adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat/memperlemah)


hubungan antara variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono 2003). Variabel
confonding dalam penelitian ini adalah :

- Ketersedian fasilitas cuci tangan.


- Tempat tugas perawat.

Variabel confonding tersebut diatas dikendalikan dengan metode retriksi yaitu menyingkirkan
atau menghilangkan variabel perancu dari setiap sudut penelitian ( Nursalam 2003 ).

4.6 Definisi Konsep dan Definisi Operasional

4.6.1 Definisi Konsep

4.6.1.1 Karakteristik

Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin,
umur, serta status social seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras dan status
(Widyaningrum,2000). Menurut Effendi demografi berkaitan dengan struktur penduduk, umur,
jenis kelamin dan status ekonomi sedangkan data kultural mengangkat tingkat
pendidikan,pekerjaan, agama, adat istiadat ,penghasilan dan sebagainya. Pada penelitian ini
karakteristik yang diteliti adalah pengetahuan, pendidikan, umur dan masa kerja.

1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan
terdiri dari 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu ( know )
Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya ,termasuk
kedalaman pengetahuan , tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami ( comprehension )
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi ( application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi tertentu atau kondisi sebenarnya.
d. Analisa ( analysis )
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam
komponenkomponen tetapi masih di dalam stuktur organisasi dan masih ada kaitannya
satu dengan yang lain.
e. Sintesis ( synthesis )
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi.
Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
pembentukan tindakan seseorang ( Notoadmodjo,2003 ).

2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan seseorang terhadap pola pikir individu. Sedangkan pola pikir berpengaruh
terhadap perilaku seseorang dengan kata lain pola pikir seseorang yang berpendidikan
rendah akan berbeda dengan pola pikir seseorang yang berpendidikan tinggi
(Asmadi,2010). Pendidikan keperawatan mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas
pelayanan keperawatan. Pendidikan yang tinggi dari seorang perawat akan member
pelayanan yang optimal
3. Umur
Umur berpengaruh terhadap pola pikir seseorang dan pola pikir berpengaruh terhadap
perilaku seseorang. Umur seseorang secara garis besar menjadi indikator dalam setiap
mengambil keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya,dengan semakin banyak
umur maka dalam menerima sebuah instruksi dan dalam melaksanakan suatu prosedur akan
semakin bertanggungjawab dan berpengalaman. Semakin cukup umur seseorang akan
semakin matang dalam berfikir dan bertindak( Evin,2009 ).
4. Masa Kerja
Masa kerja adalah merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan
dalam pekerjaan dan jabatan. Kreitner dan Kinichi ( 2004 ) menyatakan bahwa masa kerja
yang lama akan cenderung membuat seseorang betah dalam berorganisasi hal ini
disebabkan karena telah beradaptasi dengan lingkungan yang cukup lama sehingga akan
merasa nyaman dalam pekerjaannya. Semakin lama seseorang bekerja maka tingkat prestasi
akan semakin tinggi,prestasi yang tinggi di dapat dari perilaku yang baik.

4.6.1.2 Kepatuhan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kepatuhan didefinisikan sebagai kesetiaan


,ketaatan atau loyalitas. Kepatuhan yang dimaksud adalah ketaatan dalam pelaksanaan prosedur
yang telah di buat. Menurut Smet (1994) yaitu tingkat seseorang melaksanakan suatu cara atau
berperilaku sesuai dengan apa yang disarankan atau dibebankan kepadanya.
Kepatuhan merupakan modal dasar dalam seseorang berperilaku,menurut Sarwono (1997)
dijelaskan bahwa perubahan sikap dan perilaku individu diawali dengan proses
patuh,identifikasi,dan tahap akhir berupa internalisai. Pada awalnya individu mematuhi anjuran
atau instruksi tanpa kerelaan untuk melakukan tindakan tersebut dan seringkali karena ingin
menghindari hukuman atau sangsi jika dia tidak patuh,atau untuk memperoleh imbalan yang
dijanjikan jika dia mematuhi anjuran tersebut.

Perubahan perilaku individu baru dapat menjadi optimal jika perubahan tersebut terjadi melalui
proses internalisasi dimana perilaku yang baru itu dianggap bernilai positif bagi individu itu
sendiri dan diintegrasikan dengan nilai-nilai dalam hidupnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan cuci tangan perawat menurut


Noskin&Peterson(2003) adalah tidak tersedianya tempat cuci tangan ,waktu yang digunakan
untuk cuci tangan ,kondisi pasien, efek bahan cuci tangan terhadap kulit, kurangnya pengetahuan
terhadap standar dan tempat tugas perawat.

4.6.1.3 Perawat

Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau
memelihara. Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu , keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai , mempertahankan ,atau memulihkan kesehatan
yang optimal dan kualitas hidup dar lahir sampai mati.

4.6.1.4 Perilaku cuci tangan

Perilaku adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, bekerja, membaca dan
sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktifitas manusia baik yang diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar
(Notoadmodjo,2003).

Menurut teori Green dalam Notoadmodjo (2003) menganalisis perilaku manusia dari tingkat
kesehatn dimana kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor yaitu;faktor predisposisi (predisposing factors), yang
terwujud dalam pengetahuan ,sikap, kepercayaan , keyakinan dan nilai-nilai, kemudian faktor
pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik,tersedianya atau tidak
tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan misalnya fasilitas untuk cuci tangan dan factor
pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain yang merupakan referensi dari perilaku masyarakat.

Perubahan perilaku individu baru dapat menjadi optimal jika perubahan tersebut terjadi melalui
proses internalisasi dimana perilaku yang baru itu dianggap bernilai positif bagi individu itu
sendiri dan diintegrasikan dengan nilai-nilai lain dari hidupnya.

Menurut Susiati( 2008 ), tujuan dilakukan cuci tangan yaitu untuk:

a. Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan.


b. Mencegah infeksi silang (cross infekction)
c. Menjaga kondisi steril.
d. Melindungi diri dan pasien dari infeksi.
e. Memberikan perasaan segar dan bersih.

Indikasi Cuci Tangan:


Indikasi untuk mencuci cuci tangan menurut Tim Depkes (1987) adalah
membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai Pengertian dari ujung jari sampai siku
dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan. Sementara menurut Perry & Potter
(2005), mencuci tangan merupakan tehnik dasar yang paling penting dalam pencegahan
dan pengontrolan infeksi.
Cuci tangan harus dilakukan dengan baik dan benar sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan atau alat pelindung lain. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran
penyakit dapat dikurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi. Tangan harus dicuci sebelum
dan sesudah memakai sarung tangan. Cuci tangan tidak dapat digantikan oleh pemakaian
sarung tangan.
Tujuan Cuci Tangan menurut Depkes RI (1993 ) Adalah :
a. Sebelum melakukan prosedur invasive misalnya : menyuntik, pemasangan catheter dan
pemasangan alat bantu pernafasan.
b. Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung.
c. Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka.
d. Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikrooaganisme khususnya pada
tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaput lender, cairan tubuh,sekresi
atau ekskresi.
e. Setelah menyentuh benda yang kemungkinan terkontaminasi dengan mikroorganisme
virulen atau secara epidemiologis merupakan mikroorganisme penting. Benda ini termasuk
pengukur urin atau alat penampung sekresi.
f. Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien terinfeksi atau kemungkinan
kolonisasi mikroorganisme yang bermakna secara klinis atau epidiologis.
g. Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi.
h. Setelah melakukan asuhan langsung maupaun tidak langsung pada pasien yang tidak
infeksius.

Keuntungan Mencuci Tangan ;

Menurut Purhito (1995 ), cuci tangan akan memberikan keuntungan sebagai berikut :

a. Dapat mengurangi infeksi nosokomial.


b. Jumlah kuman yang terbasmi lebih banyak sehingga tangan lebih bersih dibandingkan
dengan tidak mencuci tangan.
c. Dari segi praktis, ternyata lebih murah dari pada tidak mencuci tangan sehingga tidak
dapat menyebabkan infeksi nosokomial.

Macam- macam Cuci Tangan dan Cara Cuci Tangan:

Cuci tangan dalam bidang medis dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu cuci tangan medical
tindakan yang tidak mempunyai resiko penularan penyakit.
a. Teknik mencuci tangan aseptic
Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan aseptik pada
pasien dengan menggunakan aseptik. Mencuci tangan dengan larutan desinfektan,
khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien penyakit menular atau sebelum
melakukan tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat steril.
b. Cuci tangan steril
Tehnik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril ( suci hama ), khususnya
bila akan membantu tindakan pembedahan atau operasi.

Langkah Mencuci Tangan dengan menggunakan Sabun dan Air atau Handrub berbasis Alkohol:

a. Mengunakan air dan sabun


- Basuh tangan dan tuangkan sabun secukupnya ratakan dengan kedua telapak tangan.
- Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan atau
sebaliknya.
- Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
- Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci dan lakukan sebaliknya.
- Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
- Gosokkan dengan memutar ujung-ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya,bilas dengan air mengalir dan keringkan dengan tissue atau handuk sekali
pakai.
b. Menggunakan handrub berbasis alcohol
- Tuangkan larutan tersebut ke telapak tangan secukupnya, gosok kedua telapak tangan.
- Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan dan sebaliknya.
- Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
- Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
- Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
- Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.

Menurut WHO dalam Perdalin ( 2010 )


4.6.2 Definisi Operasional
4.6.3 Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi opersional parameter Alat ukur skala Skor


Variabel
independen
karakteristik
- Pengetahuan(know) perawat Perawat kuisioner ordinal Skor 1
pengetahuan tentang cuci tangan meliputi tahu bila
definisi,tujuan,macam,indikasi tentang cuci benar
melakukan cuci tangan dan tangan Skor 0
prosedur cuci tangan meliputi: bila
-definisi salah
-tujuan
-macam
-indikasi
-prosedur
cuci tangan
Variabel Kepatuhan melaksanakan cuci Perawat kuisioner ordinal Skor 20-
independen tangan adalah tindakan yang mencuci 32 bila
dilakukan perawat sebelum tangan Patuh,
dan sesudah melakukan dengan Skor 8-
tindakankeperawatan benar saat 19 Tidak
sebelum Patuh
dan sesudah
melakukan
tindakan

4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data

4.7.1 Instrumen Penelitian


Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitianini adalah dengan kusioner
dengan pertanyaan tertutup dan lembar observasi. Kuisioner adalah tehnik
pengumpulan data dengan menyerahkan daftar pertanyaan untuk diisi responden
( Hasan Iqbal,2002).
4.7.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
pengumpulan karakteristiknsubyek yang diperlukan dalam suatu penelitian( Nursalam,
2003). Data diperoleh dengan cara menyerahkan /memberikan kuisioner dalam bentuk
tertutup kepada responden yaitu perawat yang dinas di ruang. Dengan jumlah
pertanyaan.untuk variabel independen dan untuk variabel dependen dan diisi dalam
waktu + 10 menit untuk setiap responden. Dan dalam pengisian kuisioner responden di
damping peneliti.

4.7.3 Analisa Data


Setelah terkumpul dilakukan pengolahan data,teknik pengolahan data dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:
4.7.3.1 Variabel Independen: karakteristik (pengetahuan, umur ,pendidikan, masa kerja)
a. Editing
Adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul karena
kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul itu tidak logis dan
meragukan (Hasan Iqbal,2002). Setelah dilakukan pengecekan ternyata tidak
terdapat data yang meragukan lalu peneliti memasuki tahap berikutnya.
b. Coding
Adalah pemberian atau pembuatan kode pada tiap-tiap data yang telah dikumpulkan
dalam kategori yang sama.( Hasan Iqbal,2002). Pada tahap ini peneliti member kode
pada lembar jawaban responden yang sudah sesuai kategori yang ditetapkan.
c. Tabulating
Adalah membuat table-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai
dengan analisis yang dibutuhkan( Hasan Iqbal,2002). Semua data hasil jawaban
responden dimasukkan ke dalam tabel untuk diberikan penilaian.
d. Scoring
Adalah pemberian skor penelitian setelah data terkumpul ( Arikunto,1998 ). Setelah
angket terkumpul dilkukan pengolahan data dan diberi skor. Jika jawaban benar
skor=1 dan jika jawaban salah skor=0. Hasil jawaban dijumlahkan kemudian
dibandingkan dengan jumlah skor yang diharapkan dan dikalikan 100% sehingga
dapat diperoleh prosentase:

N = SP X 100%
SM
Keterangan;
N : Nilai yang diperoleh
SP : Nilai yang didapat
SM : Skor tinggi maksimal

Kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan skala kualitatif, sebagai berikut:


a. Pengetahuan baik : 76 -100%
b. Pengetahuan cukup baik ; 56 76%
c. Pengetahuan kurang baik : 40 55%

4.7.3.2 Variabel Dependen ; kepatuahan melakuakan cuci tangan

Setelah data terkumpul data diolah dengan langkah sebagai berikut:

a. Editing
Dalam penelitian ini setelah data terkumpul dilakukan pengecekan terhadap kuis-kuis
pada kuisioner. Pada tahap ini, peneliti mengecek kembali semua jawaban responden
pada kuisioner. Setelah dilakukan pengecekan ternyata tidak terdapat data yang
meragukan lalu peneliti memasuki tahap berikutnya.
b. Coding
Dalam penelitian ini setelah dilakukan editing,pada kuisioner diberi kode penomeran
untuk memudahkan proses tabulasi.
c. Tabulating
Adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai dengan
analisis yang dibutuhkan ( Hasan Iqbal,2002). Semua data hasil jawaban responden
dimasukkan ke dalam tabel untuk diberikan penilaian.
d. Scoring
Dilakukan pengolahan data dengan pemberian skor:
o Bila jawaban selalu skor =4
o Bila jawaban sering skor =3
o Bila jawaban jarangskor =2
o Bila jawaban tidak pernahskor= 0

Hasil jawaban responden dijumlahkan kemudian dibandingkan dengan jumlah skor yang
diharapkan dan dikalikan 100% sehingga diperoleh prosentase

N = SP X 100%
SM

N = Nilai yang diperoleh


SP = Nilai yang didapat
SM = Skor tinggi maksimal

Kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan skala kualitatif sebagi


a. Perawat patuh bila total skornya 20-32
b. Perawat tidak patuh bila total skornya 8-9

4.7.3.3 Untuk mengetahui Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen
dilakukan uji statistik yaitu, Chi Square secara manual dengan langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesa nol ( Ho)

Ho dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik
perawat dengan kepatuhan mencuci tangan
2. Mermuskan nilai frekuensi expectasiii ( Hi )

Nilai frekuensi diperhitungkan dari nilai dan data observasinya.

a. Menghitung nilai X2 hitung


b. Menghitung nilai X2 tabel

Adapun langkah-langkahnya:

1. Menentukan taraf signifikan analisa


Dalam penelitian ini digunakan taraf signifikan (a) = 0,05
2. Menentukanderajat kebebasan atau derajat bebas (dk)

Untuk menentukan nilai derajat bebas hasil penelitian dibentuk dalam tabel dibawah ini

Tabel 4.2 Hubungan karakteristik dengan kepatuhan perawat melakukan cuci tangan di
ruang..Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang.

Kepatuhan
Pengetahuan Patuh Tidak Patuh Total
F % F % F %
Baik
Cukup
Kurang

Ditentukan nilai derajat kebebasan (dk) dengan rumus :


Dk = (b-1) ( k-1)
Keterangan:
b = banyaknya baris
k = banyaknya kolom
sehingga dalam penelitian ini
dk = (b-1) (k-1)
3. Cara merumuskan X2 tabel pada dk tertentu adalah X tertentu adalah X2
Jadi X2 tabel dalam penelitian ini adalah X2 (0,05)(

Nilai X2 (0,05) ( ) dicari melalui tabel distribusi X2

Nilai X2 (0,05) ( ) adalah

Bila X2 dihitung > X2 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara karakteristik dengan
kepatuhan melakukan cuci tangan, sebaliknya bila X2 maka Ho diterima ,berarti tidak ada
hubungan antara karakteristik dengan kepatuhan perawat melakukan cuci tangan ( Hasan
Igbal,2002 )

4.8 Etika Penelitian


Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh
bertentangandengan etika. Penelitian harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian.
Jika hal ini dilaksanakan,maka peneliti tidak melanggar hak-hak(otonomi) manusia
yang kebetulan sebagai responden ( N ursalam, 2003)
Penyusunan proposal penelitian ini harus melalui prosedur yang berlaku yaitu melalui
bimbingan yang kemudian disetujui untuk melakukan seminar proposal. Setelah
pembimbing I dan II menyetujui, kemudian mengajukan permohonan kepada pihak
yang terkait yaitu direktur, kabid keperawatn, diklit dan kapala
ruangan..ruang.RSPW. setelah mendapat persetujuan baru mengadakan penelitian
dengan menekankan kepada masalah etika penelitian sebagai berikut ;
4.8.1 Informed Concent ( lembar persetujuan responden)
Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan penelitian informed concet diberikan
kepada responden, hal ini bertujuan agar mengetahui tujuan dan maksud peneliti.
Jika responden bersedia diteliti,mereka dipersilahkan menandatangani lembar
persetujuan, jika tidak bersedia, peneliti akan menghormati hak-hak responden.
4.8.2 Anonimity ( tanpa nama)
Nama perawat yang bersedia menjadi responden tak perlu dicantumkan pada lembar
kuisioner. Untuk mengetahui keikutsertaan responden, peneliti menuliskan nomer
kode pada masing-masing lembar pengumpulan data.
4.8.3 Confidentaly ( kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden akan dijamin kerahasiannya
oleh peneliti.
4.8.4 Ketebatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian adalah hambatan atau kelemahan dalam penelitian. Dalam


penelitian ini keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah keterbatasan dana dan
waktu,serta hal ini adalah pengalaman pertama bagi peneliti.

Anda mungkin juga menyukai