Anda di halaman 1dari 21

UJI LOGAM BERAT (Pb) PADA LIMBAH CAIR DI TPA MANCANI

KOTA PALOPO

IKA PITRA ANNISA


1503409061

FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat rahmat dan
karuniaNya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan proposal
penelitian dengan judul Uji logam berat (pb) pada limbah cair di tpa mancani Kota
Palopo.
Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tak luput dari kehilafan dan
keterbatasan sehingga dalam proses penyusunan proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang positif demi kesempurnaan penyusunan proposal ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan
Ibu yang telah mencurahkan kasih sayangnya dalam membesarkan, mendidik,
mendoakan, dan memberikan dukungan kepada penulis selama menuntut ilmu sampai
kejenjang perguruan tinggi. Terima kasih atas semua Bapak dan Ibu berikan selama ini.
Semua yang telah di berikan sangat berarti dalam hidup penulis dan tak akan pernah
terlupakan sampai roh terlepas dari jasad.
Penulis juga menyadari bahwa isi dari proposal ini masih jauh dari kesempurnaan
seperti apa yang diharapkan, oleh karena itu penulis mengharapkan koreksi dan saran-
saran dari semua pihak, guna perbaikan ke arah yang benar dan sempurna pada saat-saat
mendatang.
Penyusunan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan
kelulusan pada Universitas Cokroaminoto Palopo Fakultas Sains Program Studi Biologi.
Penyusunan proposal ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari berbagai
pihak, guna perbaikan ke arah yang benar dan sempurna ke depannya. Dan penulis
memohon kepada Allah SWT semoga segala bantuan dari semua pihak mendapat balasan
yang setimpal. Amin.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya buat seluruh dosen-dosen
Universitas Cokroaminoto Palopo yang telah menguatkan hati dan membuat penulis
bangga mendalami suatu bidang ilmu yang mulanya tidak pernah terpikirkan sama sekali.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulisi mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. H. Suaedi, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing I dalam penulisan proposal saya.
2. Pauline Destinugrainy, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan ibu Eka
Pratiwi Tenriawaru, S,Pd., M.Pd., demisioner Dekan Fakultas Sains, yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan, dan nasehat serta telah banyak meluangkan
waktunya membimbing dalam menyelesaikan proposal ini.
3. Ilmiati Illing, S.Si., M.Pd., selaku Wakil Dekan Fakultas Sains.
4. Ariandi, S.Pd., M.Si., selaku ketua program studi biologi dan sekaligus sebagai
Pembimbing II dalam penulisan proposal saya, yang telah banyak memberikan
arahan, bimbingan, dan nasehat serta telah banyak meluangkan waktunya
membimbing dalam menyelesaikan penulisan proposal ini.
5. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan Program Studi Biologi Fakultas Sains
yang telah memberikan bimbingan, dan arahan selama penulis mengerjakan proposal
ini.
6. Ucapan terima kasih kepada keluarga tersayang Ibu, Ayah, Kakek dan Sepupu yang
selama ini memberikan semangat dan arahan dalam menyelesaikan studi dan
mencapai cita-cita.
7. Ucapan terima kasih pula kepada teman-teman seperjuangan khususnya biologi b
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis samapai proposal ini diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari apa yang
diharapkan, dengan penuh rasa kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun guna penyempurnaan penulisan proposal ini. Akhirnya penulis
berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang
membacanya.

Palopo, November 2017

Ika Pitra Annisa


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
2.1 Kajian Teori ........................................................................................... 4
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 9
2.3 Kerangka Fikir ....................................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 13
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 13
3.2 Tempat dan Waktu ................................................................................. 13
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................ 13
3.4 Prosedur Kerja ...................................................................................... 14
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 15
3.6 Diagram Alir .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah adalah buangan yang di hasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestic. Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena dapat membahayakan lingkungan.
Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya, dikenal dengan
limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan
limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti,
tapi dalam jangka waktu yang panjang cukup fatal bagi lingkungan (Irhamni, 2009).
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk disertai dengan aktivitas seperti
perdagangan,perindustrian yang mengakibatkan bertambahnya jumlah buangan sampah
yang dilakukan oleh manusia. Permasalahan sampah merupakan masalah yang dihadapi
oleh kebanyakan masyarakat khususnya masyarakat Kota Palopo.Sampah yang di
produksi setiap harinya bermacam-macam,ada yang organik maupun non-
organik.Sampah organik ketika tidak di tangani dengan baik maka akan mengakibatkan
pencemaran lingkungan yaitu timbulnya pencemaran udara yang dapat mengganggu
aktivitas indra penciuman.Begitupun dengan sampah non-organik seperti plastik dan
botol yang merupakan sampah-sampah yang tidak dapat terurai.Sampah-sampah yang di
tampung di tempat pembuangan sampah kemudin akan di bawa ketempat pembuangan
akhir (TPA). Menurut Suhendrayatna (2013) Proses penimbunan sampah secara terus
menerus di daerah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah menghasilkan pencemaran
berupa air lindi (leachate) yaitu cairan yang mengandung zat terlarut dan tersuspensi
yang sangat halus sebagai hasil penguraian sampah oleh mikroba.
Lindi yang di hasilkan di tempat pembuangan akhir (TPA) ditampung dalam suatu
kolam penampungan seperti di TPA Mancani Kota Palopo. Namun dalam proses
penampungan lindi,limbah tersebut bisa saja merembes ke daerah yang tidak tercemar
seperti petakan sawah yang ada di sekitarnya.Apabila limbah sampah merembes ke dalam
permukaan tanah dan terbawa aliran air maka lingkungan yang di sekitarnyapun juga
ikut tercemar. Limbah yang di hasilkan oleh sampah tersebut mengandung bahan- bahan
pencemar yaitu logam berat yag sifatnya beracun dan sangat berbahaya apabila masuk ke
dalam tubuh manusia.Menurut Widowati, (2008) dalam Lisa. N, (2013) Logam berat
dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. logam berat esensial yang merupakan logam dalam jumlah tertentu yang sangat
dibutuhkan oleh organisme. Akan tetapi, logam tersebut bisa menimbulkan efek
racun jika dalam jumlah yang berlebihan, contohnya Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan
lainlain.
2. Logam berat tidak esensial adalah logam yang keberadaannya dalam tubuh masih
belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat racun, contohnya yaitu: Hg, Cd, Pb, Cr,
dan lainnya. Logam berat yang mencemari lingkungan, baik dalam udara, air, dan
tanah berasal dari proses alami dan kegiatan industri. Proses alami dapat berasal dari
bebatuan gunung berapi yang memberikan kontribusi ke lingkungan udara, air, dan
tanah. Kegiatan manusia yang dapat menambah pencemaran lingkungan berupa
kegiatan industri, pertambangan, pembakaran bahan bakar, serta kegiatan domestik
lain yang mampu meningkatkan kandungan logam di lingkungan udara, air, dan
tanah.
Adanya logam berat di perairan berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan
organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini
berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yaitu sulit terurai, sehingga mudah terakumulasi
dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai. Logam berat
masih termasuk golongan logam dengan kriteria yang sama dengan logam-logam lain.
Perbedaannya terletak pada pengaruh yang diakibatkan bila logam ini diberikan dan atau
masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Meskipun semua logam berat dapat
mengakibatkan keracunan pada makhluk hidup, namun sebagian dari logam berat
tersebut tetap dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Bila kebutuhan yang sangat
sedikit itu tidak dipenuhi, maka dapat berakibat fatal bagi kelangsungan hidup organisme
(Rusman,2010).
Faktor yang menyebabkan logam tersebut dikelompokkan ke dalam zat pencemar
yaitu logam berat tidak dapat terurai melalui biodegradasi seperti pencemar organik,
logam berat dapat terakumulasi dalam lingkungan terutama sedimen sungai dan laut,
karena dapat terikat dengan senyawa organik dan anorganik, melalui proses adsorpsi dan
pembentukan senyawa komplek (Susiati dkk, 2009).
Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat yang sering juga disebut dengan
istilah timah hitam. Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk, memiliki
sifat kimia yang aktif sehingga biasa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul
perkaratan. Timbal adalah logam yang lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat dan
memiliki bilangan oksidasi +2 (Sunarya, 2007).
Timbal (Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya toksitas yang tinggi
terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak,
menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan mempengaruhi anggota
tubuh lainnya. Timbal dapat diakumulasi langsung dari air dan dari sedimen oleh
organisme laut (Garno, 2001).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan di atas, maka yang menjadi
permasalahan adalah
1. Adakah kandungan logam berat timbal (Pb) yang terdapat pada air lindi TPA
Mancani ?
2. Berapa besar kadar kandungan logam berat timbal (Pb) pada air lindi TPA
Mancani ?
1..3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalah di atas,maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui adanya kandungan logam berat timbal (Pb) pada air lindi TPA
Mancani.
2. Untuk mengetahui jumlah kadar logam berat timbal (Pb) yang terdapat pada air
lindi di TPA Mancani
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai bahayanya tingkat pencemaran
logam berat di lingkungan.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam mengetahui tingkat kadar
logam berat di lingkungan khususnya di kawasan TPA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori

a.Limbah Cair TPA

Limbah cair atau lebih di kenal dengan sebutan air lindi merupakan hasil
penguraian mikroba dari tumpukan sampah yang ada di TPA. Lindi dari sebuah kolam
penampungan dapat meresap kedalam tanah.Peresapan cairan lindi ke dalam tanah akan
menyebabkan pencemaran tanah dan air tanah secara langsung. Dimana kandungnan dari
lindi itu sendiri banyak mengandung bahan-bahan organik maupun non-organik. Cairan
lindi yang di hasilkan dari sampah umumnya banyak mngandung logam berat yang
bersifat toksik seperti Hg,Cd,Pb,Mn,Ag,Ni,Cr,Ag,Zn,Sn,dan As.
b. Logam Berat (Pb)

Menurut Widowati (2008), Timbal (Pb) pada awalnya adalah logam berat yang
terbentuk secara alami. Namun, Timbal (Pb) juga bisa berasal dari kegiatan manusia
bahkan mampu mencapai jumlah 300 kali lebih banyak dibandingkan Timbal (Pb) alami.
Timbal (Pb) meleleh pada suhu 328C (662F); titik didih 1740C (3164F); dan memiliki
gravitasi 11,34 dengan berat atom 207,20. Sedangkan menurut Palar (1994), Timbal (Pb)
adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat yang secara alami terdapat
pada lapisan kerak bumi. Bagaimanapun, Timbal (Pb) jarang ditemukan dalam bentuk
logam tunggal tetapi biasanya ditemukan bergabung dengan dua atau lebih logam lainnya
dalam satu komposisi.

.Menurut ATSDR (2005), Timbal (Pb) secara alami terdapat di lingkungan. Tetapi

walaupun begitu, sebagian besar keberadaan Timbal (Pb) di lingkungan berasal dari
kegiatan manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke lingkungan dari kegiatan pertambangan
Timbal (Pb) dan logam lainnya juga dari industri yang menggunakan Timbal (Pb)
ataupun dalam bentuk alloy.
Menurut Widowati (2008), logam Timbal (Pb) dalam pertambangan berbentuk
sulfida logam (Pbs) yang disebut galena. Logam timbal (Pb) digunakan dalam industri
baterai, kabel, penyepuhan, pestisida, sebagai zat antiletup pada bensin, bahan untuk
penyolderan, sebagai formulasi penyambung pipa. Kemampuan timbal (Pb) membentuk
alloy dengan berbagai jenis logam lain sehingga banyak digunakan, seperti :
1) Pb + Sb sebagai kabel telepon
2) Pb + As + Sn + Bi sebagai kabel listrik
3) Pb + Ni senyawa azida sebagai bahan peledak
4) Pb + Cr + Mo +Cl sebagai pewarnaan cat
5) Pb + asetat untuk mengkilapkan keramik dan bahan anti api
6) Pb + Te sebagai pembangkit listrik tenaga panas
Menurut Nasution (2004) dalam Widowati (2008), Timbal (Pb) sebagai salah satu
zat yang dicampurkan ke dalam bahan bakar, yaitu (CH)Pb atau TEL (Tetran Ethyl
Lead) yang digunakan sebagai bahan aditif, yang berfungsi meningkatkan angka oktan.
Keberadaan octane booster dibutuhkan dalam bensin agar mesin bisa bekerja dengan
baik.Sedangkan menurut ATSDR (2005), industri yang paling banyak menggunakan
Timbal (Pb) untuk produksi adalah industri pembuatan baterai. Penggunaan Timbal (Pb)
lainnya untuk pembuatan benda-benda yang disolder, untuk mesin x- ray dan pencegahan
korosi pada peralatan dan bangunan gedung.
Keberadaan Timbal (Pb) dapat ditemukan secara alami dan secara buatan seperti dari
hasil industri dan dari buangan kendaraan bermotor.
1. Sumber Alami
Menurut Sudarmaji (2006), kadar Timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan
dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Timbal (Pb) yang tercampur dengan batu
fosfat dan terdapat di dalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100
mg/kg. Timbal (Pb) yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 25 mg/kg dan di air
bawah tanah (ground water) berkisar antara 1 60 g/ liter.
Menurut Mukono (2002), analisis air bawah tanah menunjukkan kadar Timbal (Pb)
sebesar 1 60 g/liter, sedangkan analisis air permukaan terutama pada sungai dan danau
menunjukkan angka 1 10 g/liter. Sedangkan menurut Palar (2008), di pantai California
(USA) kadar Timbal (Pb) menunjukkan kadar 0,08 - 0,04 g/liter. Timbal (Pb) yang larut
dalam air adalah Timbal asetat (Pb(CHO)), timbal klorat Pb(CLO), timbal nitrat
Pb(NO), timbal stearat Pb(CHO). Timbal (Pb) juga dapat berada dalam
tumbuhan secara alami. Menurut Siregar (2005), secara normal kandungan Pb dalam
berbagai jenis tanaman berkisar antara 0,5 - 3,0 g/g, atau dengan kata lain kandungan
maksimal Pb dalam tanaman adalah 3,0 g/g.
2. Sumber dari Industri
Menurut Sudarmaji (2006), industri yang berpotensi sebagai sumber pencemaran
Timbal (Pb) adalah semua industri yang memakai Timbal (Pb) sebagai bahan baku
maupun bahan penolong, seperti industri pengecoran, pembuatan baterai, kabel, dan
industri kimia dalam pembuatan cat, karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan logam pigmen yang lain.
Menurut Palar (2008), Timbal (Pb) dapat berada dalam badan perairan secara alamiah
dan sebagai dampak dari aktivitas manusia. Secara alamiah, Timbal (Pb) dapat masuk ke
badan perairan melalui pengkristalan Timbal (Pb) di udara dengan bantuan air hujan dan
proses korosifikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin. Timbal
(Pb) dari aktivitas manusia terdapat pada limbah industri yang mengandung Timbal (Pb)
yang dibuang ke badan air. Baku mutu (WHO) Timbal (Pb) dalam air 0,1 mg/liter dan
KLH No. 02 tahun 1988 yaitu 0,05 - 1 mg/liter.
Menurut Sudarmaji (2006), secara alami Timbal (Pb) juga ditemukan di air
permukaan. Kadar Timbal (Pb) pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1 10 g/
liter. Dalam air laut kadar Timbal (Pb) lebih rendah dari dalam air tawar.
Menurut Widowati (2008), rata-rata timbal (Pb) yang terdapat di dalam tanah adalah
sebesar 5 25 mg/kg. Keberadaan timbal di dalam tanah dapat berasal dari emisi
kendaraan bermotor, dimana partikel timbal yang terlepas ke udara, secara alami dengan
adanya gaya gravitasi, maka timbal tersebut akan turun ke tanah.
Menurut Kozlowski et al. (1991) bahwa pencemaran udara terhadap tanaman dapat
mempengaruhi: pertumbuhan, yaitu dengan mengurangi pertumbuhan kambium, akar dan
bagian reproduktif, termasuk pertumbuhan akar dan pertumbuhan daun. Sedangkan
menurut Mukono (2002), secara alamiah tumbuhan dapat mengandung timbal (Pb).
Kadar timbal (Pb) pada dedaunan adalah 2,5 mg/kg berat daun kering.
Risiko toksisitas berarti besarnya kemungkinan zat kimia untuk menimbulkan
keracunan. Hal ini tergantung dari besarnya dosis, konsentrasi, lama dan seringnya
pemaparan, juga cara masuk dalam tubuh,xxii serta gejala keracunan antara lain
disebabkan oleh adanya pencemaran/polusi. Pencemaran merupakan keadaan yang
berubah menjadi lebih buruk, keadaan yang berubah karena akibat masuknya bahan -
bahan pencemar. Bahan pencemar umumnya mempunyai sifat toksik (racun) yang
berbahaya bagi organisme hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan itulah yang
kemudian menjadi pemicu terjadinya pencemaran.
Keracunan Pb terhadap manusia dapat bersifat akut maupun kronis. Walaupun
pengaruh toksisitas akut agak jarang dijumpai tetapi pengaruh toksisitas kronis sering
ditemukan. Menurut Hasan (2010), pengaruh toksisitas kronis sering ditemukan pada
pekerja di pertambangan dan pabrik pemurnian logam, pabrik mobil pada proses
pengecatan sistem semprot, pengolahan baterai, pencetakan, pembuatan keramik dan
pelapisan logam. Keracunan kronis yang sangat patut kita waspadai adalah pada orang-
orang yang bekerja di pinggir jalan seperti polisi lalu lintas, pekerja kebersihan jalan,
pekerja taman, pedagang kakilima, penjaga toko dan lain-lain yang sehari-hari menghirup
udara yang tercemar Tetra Ethyl Lead (TEL) dan Tetra Methyl Lead (TML) yang
dilepaskan oleh gas buang kendaraan bermotor. Menurut Sudarmaji (2006), efek dari
paparan Timbal (Pb) akan menimbulkan gangguan pada organ tubuh sebagai berikut:

1) Gangguan terhadap sintesa hemoglobin.


Timbal (Pb) dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin
walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ringan yang
terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid). Dapat
dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari keracunan Timbal (Pb) pada
manusia. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak -anak lebih sensitif terhadap
terjadinya anemia akibat paparan Pb.
2) Gangguan terhadap sistem syaraf
Paparan menahun dengan Timbal (Pb) dapat menyebabkan lead encephalopathy.
Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, mudah tersinggung, sakit kepala, tremor,
halusinasi, mudah lupa, sulit konsentrasi dan menurunnya kecerdasan. Pada anak dengan
kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40 80 g/100 ml dapat timbul gejala gangguan
hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang
timbul pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa canggung, mudah tersinggung,
dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh
Pb, maka pengaruhnya pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan
tampak pada umur sekitar 5 15 tahun.
3) Gangguan terhadap fungsi ginjal
Timbal (Pb) dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati
irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus.
Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus
berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
4) Gangguan terhadap neurologi
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Timbal (Pb) dapat berupa
encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang
tubuh dan neuropathy perifer.
5) Gangguan terhadap sistem reproduksi
Logam Timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi berupa
keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun
terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Anak -anak sangat peka
terhadap paparan Timbal (Pb) di udara. Paparan Timbal (Pb) dengan kadar yang rendah
yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
Timbal (Pb) masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan (respirasi)
dan saluran pencernaan (gastrointestinal). Menurut Darmono (1995), Timbal (Pb) yang
masuk melalui saluran pencernaan bersumber dari makanan dan minuman yang tercemar
Timbal (Pb) sedangkan yang masuk melalui saluran pernapasan bersumber dari udara
yang tercemar Timbal (Pb). Menurut Palar (2008), Timbal (Pb) yang terhirup pada saat
bernafas akan masuk ke dalam pembuluh darah paru-paru. Tingkat penyerapannya sangat
dipengaruhi oleh ukuran partikel dari senyawa Pb yang ada dan volume udara yang
mampu dihirup pada saat bernafas.
Konsentrasi Timbal (Pb) yang diserap oleh tubuh akan semakin besar jika ukuran
partikel debu semakin kecil dan volume udara yang mampu dihirup semakin besar.
Timbal (Pb) yang masuk ke dalam paru-paru akan berdifusi dan berikatan dalam darah
untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Lebih dari 90% Timbal
(Pb) yang terserap oleh darah berikatan dengan sel darah merah.Sedangkan Timbal (Pb)
yang diabsorpsi melalui saluran pencernaan didistribusikan ke dalam jaringan lain
melalui darah. Menurut Ardyanto (2005), Timbal (Pb) yang diabsorpsi diangkut oleh
darah ke organ-organ tubuh, sebanyak 95% Timbal (Pb) dalam darah diikat oleh eritrosit.
Sebagian Timbal (Pb) disimpan dalam jaringan lunak dan tulang, sebagian lagi
diekskresikan lewat kulit, ginjal dan usus besar.

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian dari Pujiati dkk pada tahun 2006 menyebutkan bahwa kandungan
logam berat pada sampah di TPA Pakusari cukup tinggi yaitu merkuri (Hg) sebesar 0,16
mg/l (ppm) dengan batas maksimum 0,0014 mg/l, cadmium (Cd) sebesar 14,08 mg/l
(ppm) dengan batas maksimum 0,0100 mg/l, dan timbal (Pb) sebesar 129,32 mg/l (ppm)
dengan batas maksimum 0,0405 mg/l (sesuai dengan SNI 06-2462-1991). Tingginya
kadar timbal diperkirakan berasal dari sampah yang tercampur dalam tumpukan sampah
di TPA Pakusari seperti baterai bekas, aki bekas, plastik pembungkus makanan,
pembungkus rokok, sisa kemasan pestisida dan cat. Jika sampah tercampur dan volume
sampah di TPA Pakusari secara terus menerus semakin meningkat maka kandungan
logam berat (seperti timbal) juga semakin tinggi, kemungkinan timbal tersebut akan
terbawa dan terdekomposisi pada air lindi kemudian merembes mengikuti gerakan aliran

air tanah.

Hasil pengujian kadar timbal (Pb) pada 6 kavling yang bervariasi pada berbagai
kedalaman tanah dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Ukuran diameter partikel dan
porositas akan mempengaruhi mobilitas serta keberadaan kontaminan atau zat pencemar
(pollutan) dalam tanah. Penelitian di TPA South Dayton dan Moraine Ohio yang
dilakukan oleh Ferron (2008) menyatakan bahwa tanah di sekitar TPA telah tercemar
logam berat salah satunya yaitu timbal sebesar 12.100 ppm dengan batas maksimum 31,5
ppm. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi perbedaan pendistribusian kadar timbal
pada tanah adalah erosi tanah pada saat musim hujan terutama pada tanah yang
miring,sehingga dapat menyebabkan hilangnya sebagian endapan logam yang telah
terkandung pada lapisan tanah tersebut. Pada tanah yang miring air tanah akan mengalir
dari dataran yang tinggi ke dataran yang lebih rendah.
Dengan membandingkan antara hasil analisis laboratorium dengan regulasi/ standar
yang berlaku menurut SK Gub. Jatim No.45 tahun 2002 Lampiran II Golongan III
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau kegiatan lainnya di Jawa Timur yaitu
sebesar 1 mg/l, maka kualitas air lindi dari ketiga kolam penampung lindi tidak melebihi
baku mutu lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa
konstruksi ketiga kolam penampung lindi sangat sederhana karena tidak ada lapisan
beton yang kedap air untuk mengantisipasi merembesnya air lindi. Kualitas dan kuantitas
air lindi dari dekomposisi sampah baru lebih banyak daripada sampah lama artinya
semakin lama penimbunan kualitas dan kuantitas air lindi semakin sedikit .Air lindi yang
berasal dari dekomposisi sampah baru mempunyai warna yang lebih pekat dan
kandungan bahan pecemar yang lebih tinggi daripada lindi yang berasal dari sampah
lama. Hal tersebut yang menyebabkan tingginya kadar Pb pada kolam penampung lindi 2.
Hasil penelitian dari Zens C Menyatakan bahwa, Pencemaran yang ditimbulkan
oleh limbah industri yang mengandung logam berat misalnya As, Cd, Pb, dan Hg dapat
berakumulasi dalam tanaman misalnya padi, rumput, sayuran, dan jenis tanaman lain
yang digunakan makanan ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa kandungan
Cd, Pb, Cu, dan Zn dalam rumput yang tumbuh di daerah sekitar pabrik semen di
Kabupaten Bogor, dilaporkan mempunyai kandungan Pb dan Zn yang tinggi pada rumput
yang tumbuh dengan jarak satu kilometer dari pabrik semen Bogor. Akibat yang
ditimbulkan dari pencemaran adalah terganggunya aktivitas kehidupan makhluk hidup,
terlebih apabila organisme tersebut tidak mampu mendegradasi bahan pencemar tersebut,
sehingga bahan tersebut terakumulasi dalam tubuhnya. Peristiwa tersebut akan
mengakibatkan terjadinya biomagnifikasi dari organisme satu ke organisme yang lain
yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi. Risiko apabila mengkonsumsi pakan
mengandung bahan toksik setiap harinya adalah akumulasi bahan toksik tersebut
sehingga konsentrasi dalam tubuh hewan lebih tinggi dari pada konsentrasi yang
terkandung dalam pakan yang dikonsumsi. Bila seekor hewan mengandung bahan toksik
dikonsumsi hewan lainnya maka hewan kedua memiliki konsentrasi bahan toksik lebih
tinggi dari hewan pertama, demikian juga hewan ketiga yang memakan hewan kedua,
rangkaian proses tersebut disebutfood chain.
` penelitian Moelyaningrum (2009) paparan Pb dapat menyebabkan ostereoporosis
pada wanita.Hasil penelitian Palar (1994) bahwa, Pada aliran darah Pb yang diserap akan
mengendap di tulang dan bergabung dengan matrik tulang. Penyimpanan Pb dalam tulang
menyebabkan kenaikan katabolisme tulang yang memungkinkan dapat meningkatkan
konsentrasi Pb dalam sirkulasi darah. Berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh adanya
proses pergantian tulang berkaitan dengan tingginya kadar Pb dalam darah seperti
hipertiroidisme dan ostereoporosis.
2.2 Kerangka Fikir

TPA Mancani merupakan sarana tempat pembuangan akhir sampah di Kota Palopo.
Kandungan sampah yang beraneka ragam di TPA Mancani berpotensi besar di dalam
pencemaran terhadap lingkungan. Hal ini bisa terjadi karena sampah yang terdekomposisi
akan menghasilkan lindi. Lindi mengandung bahan organik maupun anorganik yang
mengandung berbagai mineral dan logam seperti timbal (Pb). Kandungan logam berat ini
mengalir bersama lindi masuk ke dalam sistem perairan dan mengalami proses
sedimentasi di aliran Sungai dan persawahan yang ada di wilayah tersebut.
Sebagaimana yang kita kitahui bahwasanya Timbal (Pb) merupakan logam berat yang
berpotensi menjadi bahan toksik. Jika terakumulatif dalam tubuh, maka berpotensi akan
menjadi bahan toksik pada makhluk hidup. Masuknya unsur Pb ke dalam tubuh makhluk
hidup dapat melalui saluran pencernaan,saluran pernafasan dan penetrasi melalui kulit.
Adapun gambaran dari kerangka piker di sajikan pada gambar 1.
Air Lindi TPA Mancani

Kandungan Logam Berat


Timbal (Pb)

Dampak Negatif

Gangguan pada organ


Pencemaran Lingkungan
tubuh manusia

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan membuat variable bebas
kemudian mengukur pengaruhnya terhadap variabel terikat.

2. Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu variable bebas adalah limbah cair
TPA Mancani sedangkan variable terikat adalah kadar logam berat (Pb).
3. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah :
a. Variabel Bebas yaitu,Jenis Limbah Cair yang digunakan yaitu jenis limbah cair
sampah yang ada di TPA Mancani Kota Palopo,yang di ambil dengan menggunakan
jirigen.Limbah cair merupakan buangan yang di hasilkan dari proses penguraian
mikroba.
b. Variabel Terikat yaitu,Kandungan logam berat Timbal (Pb) yang ada pada Limbah
cair di TPA Mancani Kota Palopo.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2018 di balai besar
Laboratorium Kesehatan Makassar Sulawesi Selatan.

3.3 Prosedur Penelitian


1. Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan adalah Jirigen bekas untuk mengambil sampel,botol untuk
tempat penyimpanan sampel,Hot plate,labu ukur dan SSA sebagai parameter untuk
menguji kadar logam berat timbal (Pb). Adapun Bahan yang digunakan adalah sampel
limbah cair TPA Mancani,HNO3,dan aquades.
3.4 Prosedur Kerja

1. Tahap Persiapan
Melakukan survey lapangan,kemudian memilih lokasi titik pengambilan sampel yang
akan di uji kadar logam beratnya.
2. Pengambilan sampel
Sampel diambil dengan menggunakan jirigen bekas yang telah di kait dengan
menggunakan tali sehingga dapat digunakan untuk mengambil sedimen air lindi,
kemudian di masukkan kedalam botol dan menutupnya kemudian memasukkannya
kedalam kantongan warna hitam agar tidak ada cahaya yang masuk, sehingga mikroalga
yang didalamnya tidak mampu berfotosintesis.
3. Pengolahan Sampel
a. Destruksi basah asam nitrat
Destruksi basah dilakukan dengan mencampur asam nitrat sampai homogeny dengan
sedimen. Ditimbang dengan teliti 1 gram sedimen tersebut dan dimasukkan ke dalam
tabung detruksi. Ditambahkan sedikit aquades sampai menggenangi sampel. Ditambah
HNO3 pekat 5 ml, panaskan dalam hot plate secara terus menerus, bila perlu
ditambahkan HNO3 pekat sampai didapatkan hasil detruksi jernih. Pada saat detruksi,
sampel dijaga jangan sampai kering. Lakukan juga detruksi untuk kontrol.
b. Pemindahan larutan hasil detruksi ke dalam labu ukur 100 ml
Pindahkan larutan hasil detruksi ke dalam labu ukur 100 ml. Cuci tabung detruksi
dengan aquades dan masukkan ke dalam labu ukur. Dinginkan, tambahkan aquades
sampai tanda dan campur hingga homogen. Saring dan larutan siap dianalisis dengan
spektofotometri serapan atom (SSA).
c. Pengujian Menggunakan Parameter SSA
Pengukuran kandungan timbal (Pb) dengan menggunakan metode SSA
(Spektofotometri Serapan Atom). Hasil pengukuran serapan atom dicatat, kemudian
dihitung untuk mendapat konsentrasi logam pada larutan sampel.
3.5 Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh berupa kandungan logam berat timbal (Pb) Sampel dinyatakan
dalam g/g (mikrogram per gram), data yang diperoleh tersebut diolah secara deskriptif
dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berdasarkan hasil analisis spektofotometri
serapan atom (SSA).

3.6 Diagram Alir

Tahap Persiapan

Pengambilan Sampel

Pengolahan Sampel

Destruksi basah Pemindahan larutan Pengujian

asam nitrat hasil detruksi ke dalam Menggunakan


labu ukur 100 ml Parameter SSA

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Darmono, Lingkungan Hidup Dan Pencemaran, Universitas Indonesia, Jakarta, 2001.

Eaton, AD., dan Epps, A.A. (1995) Standart Methods for the Examination of Water and
Wastewater, 19th Ed, APHA, AWWA, and WEF, Baltimore, MD

Ferron,PJ & Frey, RC. 2008. South Dayton Dump &Landfill. Agency for Toxic
Substances and Disease Registry.

Garno, S. Y. (2001). Kandungan beberapa logam berat di perairan pesisir timur pulau
Batam. Jurnal Teknologi Lingkungan, 2(3), 281-286.

Hasan.2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Irhamni. (2009). Aplikasi Phytoremediasi dalam Penyisihan Ion Logam Kromium (Cr)
Dengan Menggunakan Tumbuhan Air (Typha Latifolia), Thesis, Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh.

Kozlowski et al.Marine Environment Pollution, 2.Elsevier Scientific Publishing


Company, New York, 1991.
Moelyaningrum, AD. 2009. Hubungan Kadar Timbal Darah Dengan Kejadian
Osteoporosis Pada Wanita Post Menopouse di Surabaya. Surabaya:
Universitas Airlangga [Tidak Dipublikasikan].
Palar H.1994.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Pujiati, RS., Moelyaningrum, AD., Khoiron. 2006.Kajian Potensi Sampah TPA Pakusari
sebagai Bahan Kompos dan Briket. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian
Universitas Jember (Tidak Dipublikasikan).
Rusman. (2010). Analisis kandungan logam kromium (Cr) dan timbal (Pb) dalam air
muara sungai Palu (skripsi). Untad Press, Palu.

Sudarmaji, J. Mukono, Corie. 2006.Toksikologi logam berat B3 dan dampaknya terhadap


kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan,Vol. 2, No. 2 , Januari 134
2006:129 -142
ATSDR. 2005. Analisis Spasial Pencemaran Logam Berat (Pb Dan Cd) Pada Sedimen
Aliran Sungai dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatibarang
Semarang. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro.Semarang

Suhendrayatna. (2013). Merkuri: Bahaya, Sumber Pencemar, Dan Pengelolaannya di


Lingkungan. Kampanye dan sosialisasi Dampak Merkuri Terhadap
Lingkungan. Meulaboh, 9 Desember 2013.

Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 45Lampiran II Golongan III tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau Kegiatan Lainnya di Jawa Timur.

Sunarya,(2007).Teknologi Pengolahan Limbah, Bahan Beracun Berbahaya (B3),


Perpustakaan Nasional, Syiah Kuala, Banda Aceh.
Susiati, H., Arman, A., & Yarianto. (2009). Kandungan logam berat (Co,Cr, Cs, As, Sc,
dan Fe) dalam sedimen di kawasan pesisir I semenanjung Muria. Jurnal
Pengembangan Energi Nuklir, 11(1).

Widowati, Sastiono, R., Jusuf. (2008). Efek Toksik Logam. Andi Offset, Yogyakarta.

Zens C, Occupational Medicine Third Edition Departement Of Enviromental Health


University Of Cincinati Medical Center Cincinati Ohio, 1994.

Anda mungkin juga menyukai