ANDRIAN SAPUTRA TANYAWAN (D021191143) VAUZEEL ALFON F (D021191137) MURTHADA MUTAHHAR AL-FAJRI NAWAWI(D021191133) MUH. FADLY FAUZAN (D021191087) PERAN TEKNOLOGI DALAM TINJAUAN perkembangan teknologi di satu sisi terus TERMODINAMIKA berlangsung dalam rangka meingkatkan nilai efisiensi penggunaan materi dan energi, mereduksi produk sampingan berupa bahan buangan, dan mengolah limbah sebelum sungguh- sungguh dinilai tidak mampu dimanfaatkan lagi. Di sisi lain, efek samping penggunaan teknologi, secara kumulatif menyisakan pekerjaan dan Hukum pertama termodinamika mencerminkan asas kelestarian energi, bahwa energi dapat kekhawatiran. Apabila pengembangan teknologi tersimpan dalam sistem sebagai energi dalam, ini tidak diupayakan secara arif, maka laju sekaligus dapat mengalir dari dan ke dalam sistem degradasi kualitas lingkungan tidak dapat dalam bentuk bahang (kalor, panas, heat) atau dikenadalikan. kerja (work). Selisih antara bahang yang dapat keluar atau masuk ke dalam sistem dengan energi yang dapat menghasilkan kerja terhadap Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa walaupun keberadaan entitas energi itu tetap, tetapi lingkungan atau sebaliknya akan tersimpan sebagai porsi energi yang dapat digunakan kembali (renewable energi dalam. Denga penjelasan lain perubahan energy) semakin mengecil, sementara entitas energi energi dalam yang tersimpan dalam sistem yang tidak dapat digunakan kembali (non-renewable merupakan selisih antara jumlah bahang yang energy) semakin membesar. Perubahan entropi dalam diserap atau dilepas sistem dengan kerja yang suatu proses merupakan perubahan bahang per satuan dilakukan sistem kepada lingkungan atau suhu (dS = dQ/T). Perubahan entropi dS dapat diukur melalui pengukuran suhu T dengan termometer, dan sebaliknya. perubahan bahang dQ dengan kalorimeter, sehingga entropi merupakan kuantitas makroskopik. Biasa Pengalaman manusia telah mengakumulasi beragam cara digunakan persamaan energi bebas Helmholtz F sebagai dalam memperoleh dan memanfaatkan energi dan materi energi yang mampu melakukan kerja, yaitu: F = E - TS. dari alam. Diantaranya, alam menganugerahkan aliran air dari posisi tinggi ke rendah, atau dari energi potensial tinggi ke energi potensial rendah. PERILAKU MANUSIA DALAM MEMANFAATKAN ALAM
Cara-cara manusia dalam memanfaatkan alam ditemukan melalui pengalaman yang
menghasilkan teknologi tradisional, atau melalui eksperimentasi ilmiah yang menghasilkan teknologi modern berbasis sains. spektrum jenis teknologi secara tradisional membentang dalam semua aspek kehidupan manusia, apabila diurutkan mencakup teknologi-teknologi eksploitasi, pengolahan, transportasi, kenyamanan, peningkatan potensi manusia. Meskipun pada awalnya beberapa aspek kehidupan dapat tercakup oleh bentangan tugas teknologi mulai dari eksploitasi sampai pada pengolahan, tetapi tampaknya kepuasan manusia menutut tugas teknologi jauh lebih berat sehingga terjadi pelebaran spektrum ke arah: eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, dan pengelolaan mengenai: materi, energi dan informasi. itupun manusia belum merasa puas, sehingga tidak hanya memodifikasi intelegensia artifisal, tetapi mulai bergeser ke arah manipulasi intelegensia genetikal. Dengan berjalannya waktu, aliran energi atau daya yang 'termusnahkan' karena irreversibilitas akan bertambah dan menjadi energi yang tidak terbarukan (nonrenewable energy) atau energi yang tak dapat digunakan kembali, hal ini dalam termodinamika sering dengan pembesaran kuantitas entropi semesta. Sehingga energi yang masih dapat dipergunakan semakin menipis, oleh karena itu tidak ada jalan demi kelangsungan hidup manusia, energi harus dihemat dan teknologi proses harus diupayakan untuk memperbaiki efisiensi penggunaan energi. Kejadian inilah yang memotivasi semua pihak untuk memperbaiki kualitas teknologi dewasa ini dan di masa depan. Energi dalam wilayah kajian ekologi dari bentuk definisi yang paling sederhana merupakan kapasitas untuk menghasilkan kerja. Sedangkan definisi sederhana tentang uang dalam wilayah kajian ekonomi adalah kemampuan untuk membuat orang lain bekerja. Makna lain tentang uang dalam padanan definisi lainnya adalah MODEL EKONOMI daya dorong bagi orang untuk melakukan tindakan kerja. Dalam dunia sekitar kita, DALAM TINJAUAN dapat disaksikan perubahan bentuk materi dan energi yang dilakukan oleh para TERMODINAMIKA pekerja, dan jelas merupakan suatu aktivitas ekonomi dengan bantuan teknologi. Pada saat itulah para ekonom bekerja dalam paradigma `kelangkaan` sumber daya. Bagi ekonom, suatu sumber daya dikatakan `langka`, apabila sumberdaya tersebut tidak dapat dimanfaatkan, ditukar atau diproduksi menjadi sumberdaya `langka` lainnya.
Sumberdaya dapat berupa unsur-unsur tanah, modal, energi, dan
INPUT ENERGI kombinasi diantara dua atau lebih unsur-unsur tersebut, baik yang DAN MATERI diukur maupun tidak. Sementara itu, harga adalah kuantitas uang yang ditentukan dalam aktivitas pertukaran, pemanfaatan atau produksi sumberdaya. Karena itu, setiap sumberdaya yang `langka` akan memiliki harga sebagai nilai tukarnya. PROSES PEROSES PRODUKSI Pada setiap simpul dalam suatu proses produksi secara alami akan selalu melesap energi dan melepas limbah. Apabila lesapan energi atau lepasan limbah tersebut dapat didaur ulang, maka akan kembali masuk PRODUKSI sebagai input bagi sistem proses produksi dirinya atau yang lainnya. ENERGI DAN Sehingga keberagaman entitas, seperti fakto-faktor modal, buruh, tanah MATERI dan bentuk-bentuk sumberdaya lainnya dapat diperlakukan atau dihitung dengan satuan yang sama. Beragam entitas yang terlibat itu dalam ranah ekonomi disebut faktor-faktor produksi. Selanjutnya dalam suatu model ekonomi, faktor-faktor produksi ini diklasifikasi menurut sektor dan kemudian dilakukan korelasi diantara beragam entitas tersebut sebagai suatu telaah kinerja sistem. Dalam kondisi laissez faire yang ideal, dipikirkan akan terdapat keseimbangan antara konsumen dan para pekerja. Para pekerja mendapat bayaran karena jasa dan sumberdaya yang disediakannya, dan pada saat yang sama konsumen membayar untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang dibutuhkannya. Apabila setiap pembayaran menopang upaya keseimbangan, maka pekerja dibayar gajnya untuk jasa mereka, sedangkan para pemilik tanah atau modal dibayar untuk penggunaan sumberdayanya, dalam bentuk ongkos sewa atau bunga, dan konsumen membayar sesuai dengan pemenuhan kebutuhannya. Dalam setiap aktivitas produksi barang dan jasa, apabila dicermati, maka dapat ditelusuri arus materi dan energi sewaktu masuk dalam proses sebagai input, masa tinggal materi dan energi dalam utilitas setelah diproduksi sebagai output, dan masa pemusnahannya kembali sebagai upaya ekstraksi dalam daur ulang maupun limbah yang belum dapat diekstraksi. Model sederhana yang memiliki keseimbangan permanen dalam pertukaran sumberdaya memerlukan faktor pengatur, misalnya modal yang diinvestasikan, atau limbah yang dapat didaur ulang, seperti dijelaskan oleh Climberis (1998) pada gambar 9.2. Diakui bahwa pada kondisi keseimbangan itu, sumberdaya diakui sebagai suatu yang lestari, teknologi yang digunakan tidak berubah, dan peubah ekonomi satu sama lain memiliki korelasi linear. Kondisi ini benar-benar merupakan penyederhanaan, tetapi akibatnya tidak akan ada sesuatu yng disebut pertumbuhan ekonomi. ENERGI ENERGI ENERGI TERBUANG
PRODUKSI BARANG DAN KOMSUMSI BARANG DAN
JASA BARANG BARANG MATERIAL JASA
KOMSUMSI TERBUANG PEMASOK PRODUKSI TERBUANG MATERIAL INPUT
EKSTRAKSI DAUR ULANG LIMBAH BUANGAN
DAUR MATERI DAN ENERGI BUMI EKONOMI TEREKSTRAKSI
MATERI DAN ENERGI YANG
KEMBALI KE BUMI Pada kenyataanya, materi tidak akan punah dari alam, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya. Aktivitas konsumsi tidak akan sempat sampai merusak asas kelestarian mteri, hanya kembali ke bumi dalam bentuk limbah, seperti yang dijelaskan dalam gambar 9.3. Limbah berupa materi masih lebih dapat didaur ulang ketimbang limbah energi, seperti panas dan bising langsung terserap oleh alam tanpa dapat diekstrak kembali.
APLIKASI HUKUM TERMODINAMIKA DALAM KEHIDUPAN EKONOMI
Hukum pertama dan kedua termodinamika sangat implisit ketika digunakan
dalam daur ekonomi. Pada hukum pertama dinyatakan bahwa materi dan energi memiliki sifat lestari, tetapi kurang mampu menjelaskan irreversibilitas suatu proses, karena materi dan energi input tidak akan pernah persis dapat dikembalikan ke bentuk semula dari materi dan energi yang menjadi output. Kenyataan ini sejalan dengan hukum kedua bahwa kandungan entropi inputselalu lebih rendah dibandingkan dengan kandungan entropi output. Untuk mengembalikannya diperlukan sistem lain yang juga akan memperbesar entropi, sehingga secara total tetap akan berakhir dengan kondisi yang memperbesar kondisi entropi semesta.
McMahon dan Mrozek (1997) mengungkapkan bahwa ekonomi neo-klasi
juga mempertimbangkan keberlanjutan (sustainability) agar generasi mendatang dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dalam koridor dan rambu-rambu ekologi. Ekonomi neo-klasik berpandanganbahwa koridor dan Penggunaan hukum pertama termodinamika dalam ekonomi neo-klasik rambu-rambu fisika dan ekologi dalam interaksi ekonomi dan lingkungan mengisyaratkan kondisi mendatang menjadi sangat tidak menentu, sebagai suatu yang kurang menyenangkan tetapi tidak dapat dihindari lagi. degradasi lingkungan, perambatan limbah dengan etropi tinggi, dan Dalam pemikiran ekonomi neo-klasik yang baru, besaran entropi menjadi kombinasi di antara berbagai kesulitan membuat pembatas dalam kepentingan pemikiran pertumbuhan ekonomi. Konsisten konsumsi masa depan secara termodinamik menjadi lebih sulit. berpikir dalam batas-batas pengetahuan dan juga teknologi sangat Kekhawatiran ini dapat direduksi dengan penggunaan hukum kedua diperlukan untuk menemukan relevansi entropi dengan teori ekonomi termodinamika yang memberikan peringatan bahwa entropi alam akan dalam peggunaan summberdaya. terus membesar, sehingga perlu dihemat dengan pengelolaan yang bermanfaat bagi kehidupan di atas kondisi alam yang memiliki keberlanjutan TINJAUAN TENTANG ASPEK KEBRLANJUTAN DAN ASPEK KEMANDIRIAN Dua buah aksioma dari Norton memperlihatkan optimisme dalan memandang kondisi masa depan generasi mendatang yaitu Aksioma nilai materi (axiom of material Value) memandang bahwa pada umumnya sumber daya tidak memiliki nilai intrinsic karena masih terpisah dari nilai ekonominya dipasar.Sehingga banyak fungsi esensial dari lingkungan walaupun tidak penting secara ekonomi karena karena tidak teralokasi melalui aktivitas pasar,boleh jadi tetap memilikinilai ekonomi sekecil apapun Aksioma berkelimpahan (Axiom of abundance) memandang bahwa planet bumi ini sangat besar dibanding dengan system produksi ekonomi sehingga karena begitu besarnya maka modal sumberdaya alam diyakini masih tidak terbatas. Lain halnya dengan teori keberlanjutan carpenter,yang bersifat kuat dan bersifat kuat dan lemah memperlihatkan suatu kekhawatiran tentang kondisimasa depan dengan masa yang akan dating yaitu Keberlanjutan yang lemah berlangsung pada kegiatan ekonomi yang ditempuh melalui pengembangan kapabilitas teknologi .Alasannya berada pada kenyataan selama ini bahwa setiap upaya manusia bisa menghasilkan masalah ini Keberlanjutan yang kuat berlangsung pada kegiatan ekonomi yang memenuhi asas asas dalam ekologi.Setiap proses yang berlangsung dialam yang diyakini mengikuti asas terkecil,memelihara keseimbangan ,keserasian dan keselarasan dalam interaksi antara alam,manusia dan seluruh makhluk hidup yang satu sama lain memiliki interkoneksitas ekologi Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam dan memberlanjutkan kehidupan ekonomi bagi generasi kinidan mendatang merupakan hasil keserbautuhan yang mengemas unsur- unsur keindahan kebaikan dan kebenaran BERKEHIDUPAN DALAM SUASANAN YANG BERUBAH
Bagaimanapun keadaan nya kehidupan kehidupan harus tetap
berlangsung makan dengan menggunakan kearifan lokal ,desentralisasi dan komunikasi global,ketidaktertiban harus diadaptasi secara kreatif menuju ketertiban baru.Perubahan seperti ini berlangsung dalam proses entropi tinggi dengan berkompromi mengalokasikan sumberdaya demi ko-eksistensi dan berpartisipasi secara bijak dan kreatif dalam masa transisi menuju ko-evolusi.Melalui partisipasi tersebut diharapkan teknologi baru dapat lahir untuk untuk menguragi kecemasan bagi generasi yang akan datang
Penggunaan Ikan Nilem (Osteochilus Haselti CV) Dan Ikan Tawes (Puntius Javanicus CV) Sebagai Agen Hayati Pembersih Perairan Danau Maninjau, Sumatera Barat