Anda di halaman 1dari 100

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Kolom merupakan bejana tekan yang berbentuk silinder vertikal yang di dalamnya
terdapat peralatan kontak uap cairan atau cairan cairan dan berfungsi untuk
memisahkan campuran dari dua komponen atau lebih berdasarkan kesetimbangan fase.
Kolom digunakan untuk absorpsi, distilasi dan juga untuk ekstraksi liquid-liquid. Kontak
antara dua fase di dalam kolom dapat dilakukan secara counter current (berlawanan arah
seperti pada absorpsi dan ekstraksi ) dan bisa cross flow (seperti pada kolom distilasi).

Berdasarkan pengoperasiannya kolom dapat dibedakan menjadi batch column dan


continuous column. Batch column, umpan dimasukkan ke dalam bejana dan diproses
dalam rentang waktu tertentu sampai seluruh umpan berubah menjadi produk dan residu
(sisa). Jika proses telah selesai, operasi dihentikan, selanjutnya produk dan residu diambil
dari dalam bejana dan diganti dengan umpan yang baru. Teknologi awal distilasi minyak
bumi menggunakan sistem batch. Sebaliknya pada kolom yang kontinyu aliran umpan
yang masuk ke dalam kolom senantiasa kontinyu tanpa terputus, kecuali jika ada masalah
di dalam kolom dan proses harus dihentikan. Dengan demikian kolom mampu mengolah
umpan dan menghasilkan produk dalam jumlah yang besar.

Pada prinsipnya kolom kontinyu dapat dibagi menjadi 4 tipe :


1. Tray kolom
2. Wetting column
3. Kolom dengan peralatan rotating internal
4. Kolom tanpa peralatan internal

Dalam materi ini hanya akan dibahas mengenai tray kolom dan wetting column. Kolom
yang dilengkapi dengan rotating internal biasanya digunakan untuk ekstraksi, sebagai
contoh pada propane deasphalting unit (PDU) yang berfungsi untuk mengekstraksi
deasphalted oil dari residu dengan menggunakan pelarut propane. Kolom tanpa peralatan
internal digunakan pada beberapa proses absorpsi dan ekstraksi.

1
Kolom dengan internal (tray column dan wetting column) digunakan untuk proses
absorpsi dan distilasi. Peralatan internal berupa alat kontak uap cairan dalam bentuk tray
atau packing. Keberadaan alat kontak tersebut berfungsi untuk menghasilkan kontak yang
baik antara fase-fase dalam campuran. Kontak yang baik akan menghasilkan transfer
massa dan panas yang baik sehingga efisiensi pemisahan semakin bagus.

Perbedaan antara tray column dengan wetting column adalah pada jenis transfer massanya.
Pada wetting column transfer massa berlangsung di permukaan liquid yang berbentuk
lapisan film. Lapisan film biasanya terbentuk di permukaan packing. Gas yang mengalir
ke atas akan melewati film liquid ini sehingga terjadi transfer massa. Sedangkan pada tray
column transfer massa berlangsung di setiap lapisan liquid yang terdapat pada tray. Fase
gas dan liquid akan bercampur secara merata di atas tray.

Tray digunakan sebagai internal kolom jika :


Pressure drop cukup besar
Flow rate cukup besar sehingga memerlukan diameter kolom yang besar
Keberadaan partikel-partikel padat dalam umpan yang dapat mengkontaminasi atau
menyebabkan fouling pada kolom.

1.2 Komponen-komponen utama dalam kolom distilasi.


Kolom distilasi terdiri dari beberapa komponen utama :
1. Body atau badan bejana (shell) yang berbentuk silinder vertikal. Berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya pemisahan uap dan liquid
2. Peralatan internal, berupa tray dan atau packing yang digunakan untuk menaikkan
efisiensi pemisahan
3. Reboiler, yang berfungsi untuk menguapkan kembali liquid di bagian dasar kolom.
4. Kondensor, untuk mendinginkan dan mengkondensasikan uap yang meninggalkan
kolom dari bagian atas/puncak kolom.
5. Refluks drum, sebagai tempat untuk menampung liquid hasil kondensasi uap oleh
kondensor untuk digunakan sebagai refluks, liquid yang dikembalikan ke dalam kolom.

Skema komponen-komponen utama kolom distilasi ditunjukkan pada gambar 1.1

2
Gam
mbar 1.1 Skeema komponeen-komponeen utama kollom distilasi

perasi dasar kolom disstilasi


1.3 Op
Camppuran liquid yang masuk
k ke dalam kolom diseb
but dengan ffeed (umpan
n). Feed yanng
masuk
k biasanya melalui
m bagian tengah kkolom atau di
d dekatnya. Tray yang terdapat padda
lokasii tempat maasuknya um
mpan disebutt dengan feeed tray. Feed tray mem
mbagi kolom
m
menjaadi dua bagiaan yaitu bagiian strippingg (bagian dassar kolom) dan
d enrichingg (bagian ataas
kolom
m). Umpan mengalir
m ke bawah dann ditampung di bagian bbottom, selaanjutnya akaan
diuapkkan kembalii dengan men
nggunakan rreboiler.

Supayya bisa mengguapkan umppan maka haarus ada supplai panas kee dalam rebo
oiler, biasanyya
digunaakan steam.. Dalam peengolahan m
minyak bum
mi, sumber panas
p bisa berupa
b aliraan
produuk dari kolom
m yang lain, yang suhunyya masih cukup tinggi. U
Uap yang dihasilkan akaan
dimassukkan kembbali ke dalam
m kolom. Seebagian liquuid yang adaa di bagian bawah
b kolom
m
akan ditarik
d keluaar sebagai boottom producct (produk baawah kolom
m).

Uap yang
y dihasilkkan bergerakk ke atas menuju puncak
k kolom mellalui tray-traay yang ada di
d
dalam
m kolom. Di dalam tray sebagian uaap akan terk
kondensasi dan
d jatuh kem
mbali menujju
bagiann bawah kolom atau trayy di bawahnyya. Uap yangg lolos samppai ke puncaak kolom akaan
dikond
densasikan di
d kondensoor. Liquid haasil kondensaasi ditampunng di dalam refluks drum
m
Sebag
gian liquid hasil
h kondennsasi akan dikembalikaan ke dalam
m kolom sebbagai reflukks.
Sebag
gian lagi akan
n diambil seebagai distilaat atau top prroduct (prodduk atas kolo
om).
BAB 2
TRAY COLUMN

2.1 Pendahuluan
Proses distilasi atau fraksinasi pada umumnya dilakukan di dalam kolom, dengan
menggunakan peralatan kontak uap dan liquid. Alat kontak uap-liquid yang digunakan di
dalam kolom bisa berupa tray atau plate atau berupa packing.

Tray atau plate merupakan peralatan kontak di dalam kolom yang didasarkan pada
kesetimbangan uap dan liquid. Sehingga desain kolom yang menggunakan alat kontak
yang berupa tray sering disebut sebagai equilibrium stage column. Uap dan liquid yang
berkontak di dalam tray akan mengalami perubahan konsentrasi, karena terjadi transfer
massa antara uap dan liquid. Dengan demikian setiap tray merepresentasikan stage
kesetimbangan yang ideal. Untuk menghasilkan transfer massa yang baik antara uap dan
liquid di setiap tray, maka tray dilengkapi dengan beberapa fitur tambahan yang berupa
weir yang berfungsi untuk menjaga level liquid di setiap tray, downcomer yang berfungsi
sebagai tempat aliran liquid dari tray diatasnya menuju tray yang ada di bawahnya serta
tray deck/plate sebagai tempat terjadinya kontak antara uap dan liquid. Komponen-
komponen tersebut ditunjukkan pada gambar 1.1

Gambar 2.1 Perforated tray

4
Packing merupakan alat kontak antara uap dan liquid dengan cara memanfaatkan
perbedaan kontak antara uap dan liquid di bagian permukaan packing. Sehingga packing
didesaian sebagai differential columns. Differential column memungkinkan terjadinya
transfer massa diantara fase-fase berlangsung di setiap beda kecil ketinggian dari seluruh
tinggi kolom. Pada umumnya transfer massa terjadi di dalam packing yang ditempatkan di
dalam shell kolom. Keberadaan packing akan meningkatkan luas area permukaan di dalam
kolom. Packing tersebut ditempatkan pada ruang diantara plate-plate. Aliran uap dan
liquid yang mengalir di dalam kolom harus dengan pola aliran counter current.

Pada bab ini akan dibicarakan jenis-jenis tray. Prinsip kerja tray akan dibicarakan pada
bab 3, sedangkan teknologi packing akan dibicarakan pada bab-bab selanjutnya. Plate atau
tray telah banyak digunakan selama beberapa dekade dan masih digunakan sebagai alat
kontak uap dan liquid sampai saat ini. Terdapat berbagai jenis plate yang digunakan,
namun semuanya memiliki prinsip dasar operasi yang sama.

2.2 Karakteristik umum plate


Beberapa parameter geometri di bawah ini digunakan untuk mendefinisikan karakteristik
plate, seperti ditunjukkan pada gambar 2.2

hod

AA

Gambar 2.2 Diagram karakteristik geometri plate, (a) penampang melintang plate
column (b) plate tampak atas

5
Keterangan :
DT : Diameter kolom
h : tinggi weir yang menahan liquid di dalam plate
T : jarak antar plate (tray spacing)
D : lebar downcomer
e : tinggi slot tempat masuknya liquid dari downcomer ke dalam plate
hod : puncak liquid yang berada di atas weir
AD : downcomer area
AA : active area, dimana terjadi kontak antara uap dan liquid.

Gambar 2.3 di bawah ini menunjukkan skema konfigurasi dasar plate serta beberapa poin
penting dalam tray column.

Gambar 2.3 Skema susunan plate di dalam kolom dan bentuk geometri downcomer

Ruang kosong merupakan bagian terbuka sebagai tempat pelepasan uap. Ruang
kosong sama dengan luas penampang kolom dikurangi downcomer

6
Dinding downcomer bisa didesain dalam berbagai bentuk untuk variasi jalur aliran
liquid.
Liquid yang masuk ke dalam plate melalui bagian yang berupa inlet weir atau
downcomer pan. Peralatan tersebut diperlukan untuk memperbaiki distribusi liquid ke
dalam plate.
Konfigurasi plate seperti di atas akan menghasilkan pola aliran cross flow. Liquid
mengalir dalam arah horisontal di sepanjang plate, melewati uap yang mengalir
vertikal.

Uap mengalir secara vertikal di dalam kolom melalui lubang-lubang perforasi yang
terdapat di setiap plate. Selanjutnya uap akan melewati liquid yang tertahan oleh outlet
weir dan membentuk gelembung-gelembung. Uap dan liquid akan berkontak di dalam
plate sehingga membentuk busa atau buih. Sebagian liquid akan terbawa aliran uap dalam
bentuk butiran-butiran. Ukuran butiran liquid yang terbawa oleh aliran uap akan
menentukan seberapa cepat butiran tersebut jatuh kembali ke permukaan plate. Jarak antar
tray diatur untuk memaksimalkan pelepasan liquid yang terbawa aliran uap.

Liquid mengalir turun menuju plate di bawahnya secara gravitasi melalui downcomer dan
kemudian menuju active area. Uap yang mengalir dari plate di bawahnya akan berkontak
dengan liquid dan secara otomatis akan meng-entrain liquid. Liquid mengalir
meninggalkan plate menuju plate di bawahnya dalam campuran uap dan liquid. Salah satu
fungsi dari downcomer adalah memungkinkan lepasnya gas-gas yang terbawa oleh aliran
liquid sebelum diinjeksikan pada plate di bawahnya. Sehingga untuk tujuan ini liquid
memerlukan waktu tinggal di dalam downcomer. Faktor tersebut juga mempengaruhi
desain tinggi downcomer.

2.3 Pengaturan aliran


Plate fraksinasi harus didesain dengan syarat-syarat tertentu, yaitu :
1. Mampu memberikan derajat kontak yang tinggi antara fase uap dan liquid sehingga
tercapai kesetimbangan antara uap dan liquid.
2. Pressure drop yang dihasilkan minimum di sepanjang kolom pada saat terjadi kontak
antara fase uap dan liquid.

7
3. Mampu menghasilkan aliran liquid pada plate dan downcomer dalam jumlah yang
cukup sesuai dengan batas laju alir yang diperlukan.

Terdapat beberapa jenis layout plate seperti ditunjukkan pada gambar 2.4 dan 2.5. Pola
aliran di dalam plate fraksinasi dipilih supaya menghasilkan kontak uap liquid yang paling
baik, serta gradien hidraulika yang minimum. Pemilihan pola aliran didasarkan pada
diameter kolom atau jarak liquid yang dipindahkan dari titik masuk (downcomer) sampai
dengan titik keluar (weir) pada plate.

Pada umumnya aliran liquid di dalam plate dibagi menjadi tiga pola aliran :
Reverse flow
Radial flow
Cross flow

Reverse flow
Di bagian tengah tray dipasang separation weir. Liquid mengalir memutari weir, sehingga
inlet dan outlet liquid berada pada sisi tray yang sama. Tray jenis ini digunakan untuk
beban liquid yang rendah dan gradien liquid di sepanjang tray rendah. Separation harus
weir lebih tinggi dibandingkan outlet weir.

Radial flow
Liquid masuk melalui bagian tengah tray, kemudian menyebar secara radial di atas
permukaan plate dan keluar melalui outlet weir. Outlet weir yang digunakan berbentuk
lingkaran. Digunakan untuk beban liquid yang tinggi. Efisiensi pemisahan tinggi, tetapi
biaya konstruksinya mahal.

Cross flow
Pola aliran yang paling universal dan paling banyak digunakan. Dibagi menjadi single dan
multi pass cross flow. Single pass, liquid mengalir searah dari inlet menuju outlet. Arah
aliran liquid antara tray di atasnya dengan tray di bawahnya counter current. Multi pass
digunakan untuk beban liquid yang tinggi, untuk mencegah terjadinya liquid tailback dan
meminimalkan gradien liquid yang melintasi tray. Liquid tailback dapat menyebabkan

8
terjadinya weeping. Karena jumlah downcomer lebih banyak, maka luas area aktif akan
berkurang.

Cascade
Digunakan untuk laju alir liquid yang tinggi dan diameter kolom yang besar. Pola seperti
ini digunakan untuk meratakan tinggi liquid yang berbeda-beda yang timbul akibat laju
alir liquid yang besar.

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g)

Gambar 2.4 Berbagai pola aliran pada plate fraksinasi (a) cross flow/single pass ; (b)
Reverse flow; (c) Double passes; (d) Multiple dam cascade; (e) Radial flow;
(f) three passes; (g) 2 passes and cascades

a. cross flow b. Double pass c. 3 pass d. 4 pass

9
e. cascade f. radial flow g. two passes and cascades
Gambar 2.5 Berbagai pola aliran liquid pada plate fraksinasi

Gradien hidraulika merupakan istilah yang diaplikasikan untuk menyatakan perbedaan


ketinggian liquid pada plate pada titik masuk dan titik outlet weir (seperti ditunjukkan
pada gambar 2.6). liquid head yang terdapat di atas tray harus dijaga supaya jangan
menyebabkan liquid mengalir melewati lubang-lubang perforasi.

Gambar 2.6 Gradien hidraulika

2.4 Jenis-jenis plate atau tray


Terdapat tiga jenis tray yang umum digunakan yaitu : sieve plate, valve plate dan bubble
cap plate. Menurut sejarah bubble cap plate merupakan jenis tray yang pertama kali
digunakan dan sampai sekarang masih digunakan untuk aplikasi tertentu. Sebagian besar
process plant saat ini menggunakan tray jenis valve dan sieve plate. Disamping ketiga
jenis tray tersebut, terdapat beberapa jenis tray yang lain seperti jet tray, slit tray dsb.

10
2.4.1 Bubble
B cap plate
Tray kesetimbang
k gan yang paliing tua dan m
masih banyaak digunakann adalah bubbble cap platte.
Namu
un dalam dessain dan penngembangann kolom distiilasi yang terbaru pengggunaan bubble
cap pllate mulai ditinggalkan
d banyakan terrbatas pada kilang-kilanng
dan pengguunaannya keb
gas, teerutama padda proses gass sweeteningg. Kelemahaan dari bubbble cap platee adalah biayya
konstrruksi yang mahal, presssure drop yyang dihasillkan di dalaam kolom tinggi,
t prosees
pembuuangan liquiid yang massih tersisa paada saat shutt down lebihh sukar, sertta beban plaate
yang lebih
l berat akan
a menam
mbah beban kolom, sehiingga membbutuhkan sup
pporting yanng
lebih kuat.
k Gambaar 2.7 menunnjukkan bubble cap tray

Gambaar 2.7 Bubblle cap tray (hhttp://distillaationtray.bloogreaction.neet)

Bubblle cap terdirri dari sebuaah pelat dataar yang pem


masangannyaa dengan carra dibaut ataau
dikelin
ng atau dilaas pada dindding kolom. Pelat tersebu
ut diberi lubbang-lubang perforasi. Di
D
setiap lubang dip
pasang riserr/chimney yyang dilengkapi dengann cap (tutuup) di bagiaan
atasnyya. Tutup tersebut diberri slot/lubangg-lubang, diimana airan uap yang melewati
m riseer
akan keluar
k melaalui lubang-llubang ini sselanjutnya akan bercam
mpur dengann liquid yanng
mengaalir pada traay tersebut. Setiap platee dilengkapi dengan dow
wncomer ataau downspouut
yang berfungsi untuk tempat mengalirnya liquid menuju tray di bawahnya. Head liquid di
setiap tray senantiasa dijaga dengan cara memasang pembatas pada sisi luar tray di dekat
downcomer. Komponen ini disebut outlet weir. Bagian-bagian utama bubble cap tray
dapat dilihat pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Bagian-bagian utama bubble cap tray (working guide to process equipment)

Bubble cap tray dapat beroperasi pada laju alir uap dan liquid yang rendah, karena riser
yang berada di dalam cap selalu lebih tinggi daripada weir. Dengan desain seperti ini maka
akan menghasilkan mechanical seal yang dapat mencegah liquid bocor melalui plate.
Semua plate juga dilengkapi dengan weep hole yang berfungsi untuk pembuangan (drain)
pada saat kolom tidak beroperasi. Pada saat laju alirnya sangat rendah, liquid akan keluar
melalui lubang-lubang ini dan liquid head akan lebih rendah daripada tinggi weir. Gambar
skematik aliran uap dan liquid di dalam bubble cap tray ditunjukkan pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Skema aliran uap dan liquid pada bubble cap tray (wikipedia)

12
Pada umumnya bubble cap merupakan tutup yang terbalik yang dilengkapi dengan
penyangga mekanik untuk mengencangkan/mengikat cap pada plate dengan jarak tertentu.
cara penyambungan cap dengan riser atau pelat adalah dengan menggunakan baut yang
disusun sedemikian rupa sehingga menjadi satu rangkaian. Tipikal susunan sambungan
cap dengan riser atau pelat dapat dilihat pada gambar 2.10

Bubble cap

Slot

Bolt

Riser

(a) (b)
Gambar 2.10 Susunan sambungan cap dengan riser dan pelat

Jenis-jenis bubble cap


Berbagai jenis rakitan cap dengan plate dan riser ditunjukkan pada gambar 2.12. Terdapat
berbagai variasi bentuk dan ukuran cap, demikian juga ukuran, bentuk dan pengaturan slot.
Gambar 2.12 menunjukkan sejumlah tipe cap. Berbagai bentuk slot yang telah banyak
digunakan seperti bentuk persegi panjang, trapesium, bujur sangkar, segitiga, oval dan
lingkaran. Slot ditempatkan di sisi luar cap seperti ditunjukkan pada gambar. slot yang

13
paling banyak digunakan berbentuk persegi panjang atau trapesium. Ukuran slot bervariasi
dengan lebar 1/8 s.d 3/8 in dan panjang s.d 1 in. jarak antar slot (seusai rule of thumb)
tidak boleh kurang dari 1,5 kali tebal logam.

Gambar 2.11 Beberapa jenis rangkaian riser dan bubble cap (applied process design
chemical and petrochemical plant volume 2, hal 140)

14
Gambar 2.12 Berbagai jenis bubble cap (Chem. Process Equipment Selection. & Design)

Ukuran diameter cap yang dijual komersil bervariasi dari 1 in hingga 6 in. Jumlah slot di
setiap cap bervariasi dari 12 hingga 70 bergantung pada dimensi cap dan ukuran slot serta
jarak antar slot. Beberapa cap dibuat dalam bentuk tunnel yang memiliki lebar 2 s.d 6 in
dan panjang 12 s.d. 24 in. Material cap terbuat dari carbon steel, alloy steel, stainless steel,
nikel, tembaga, kuningan, alumunium dan logam-logam paduan khusus. Untuk servis
fluida yang bersifat asam bisa digunakan keramik yang dicetak.

Susunan bubble cap


Bubble cap biasanya dipasang pada plate dalam bentuk segitiga sama sisi, dengan orientasi
seperti ditunjukkan pada gambar 2.13 jarak antar cap berkisar dari sampai dengan 1 kali
diameter cap.

Flow direction

Gambar 1.13 Equilateral triangular cap spacing

15
Riser
Riser seperti pipa, bagian penampangnya berbentuk lingkaran, yang berguna untuk tempat
mengalirnya uap dari ruang yang berada di bawah plate menuju anulus pada bubble cap
yang berada di atas slot. Dalam beberapa desain riser bertindak sebagai penyangga dan
jangkar bagi cap sehingga benturan uap dan turbulensi aliran liquid tidak menggerakkan
atau mengubah posisinya di atas riser. Riser dipasang pada plate dengan cara dibaut,
dikeling, dijepit atau dilas. Material riser dibuat sama dengan cap. Luas area riser biasanya
ditentukan berdasarkan rasio slot area/riser area = 1 1,1.

Skirt clearance
Jarak antara ujung bawah cap dengan permukaan plate berkisar antara 0 2,5 in. Untuk
praktisnya biasanya skirt clearance berkisar antara 0,5 1,5 in. Untuk beban uap yang
rendah cap dapat dipasang merapat pada permukaan plate, dan uap akan keluar melalui
celah-celah slot.

2.4.2 Perforated plate (sieve tray)


Merupakan plate kesetimbangan yang paling sederhana, hanya berupa pelat logam yang
diberi lubang yang berfungsi sebagai tempat naiknya uap melewati liquid yang ada di
permukaan tray. Komponen lainnya hanya terdiri dari downcomer dan outlet weir.
Kadang-kadang dilengkapi dengan inlet weir dan splash baffle. Uap mengalir melalui
lubang-lubang yang terdapat pada plate dan selanjutnya akan terdispersi melalui liquid
yang mengalir di permukaan plate. Prinsip operasi sieve tray ditunjukkan pada gambar
2.14

Perforated plate memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan bubble cap tray.
Efisiensi yang dihasilkan juga lebih besar. Salah satu kelemahan dari perforated tray
adalah tidak dapat digunakan untuk laju alir uap yang rendah. Aliran uap juga berfungsi
untuk mencegah liquid jatuh melalui lubang-lubang di sepanjang plate menuju plate di
bawahnya. Setiap desain plate memiliki kecepatan uap minimum yang dioperasikan. Jika
kecepatan uap lebih rendah dari kecepatan minimum maka akan terjadi dumping atau
shower yaitu situasi dimana liquid mengalir bebas melalui lubang-lubang plate. Kecepatan
uap minimum ini disebut weep point yang merupakan batasan penggunaan perforated
plate untuk melayani fleksibilitas operasi yang berhubungan dengan kecepatan aliran uap
dan liquid yang rendah.

16
Gambar 2.14 Prinsip operasi sieve tray

(a) sieve plate dengan downcomer (koch-glistsch)

(b) sieve plate tanpa downcomer

(c) sieve plate hole


Gambar 2.15 Perforated plate (sieve tray)

17
Dual flow tray
Dual flow tray adalah sieve tray yang tidak menggunakan downcomer (seperti ditunjukkan
pada gambar 2.14-c). Uap mengalir menuju tray di atasnya melalui lubang-lubang,
sedangkan liquid turun ke bawah melalui lubang yang sama, sehingga dapat menyebabkan
mal distribusi dan efisiensi yang rendah. Dual flow tray didesain untuk fluida yang korosif,
tingkat fouling tinggi, dan mengandung slurry. Cocok digunakan untuk fraksinasi
komponen-kompoenen yang mudah terpolimerisasi. Dual flow tray memiliki turndown
ratio yang rendah, jika beban uap turun maka efisiensinya akan jatuh.

Ukuran dan susunan lubang


Diameter lubang bervariasi dari 1/8 s.d. 1 in, namun ukuran yang paling banyak digunakan
adalah - in. Diameter lubang yang kecil digunakan untuk kolom dengan diameter
yang kecil, semakin besar diameter lubang, ketebalan plate juga harus semakin besar.
Untuk diameter lubang 1 in tebal plate bisa mencapai in. Semakin besar ukuran lubang
semakin mudah dibersihkan, semakin kecil ukuran lubang akan menghasilkan kontak uap
dan liquid yang lebih baik. Plate yang terbuat dari carbon steel atau tembaga, tebal plate
tidak boleh lebih besar daripada diameter lubang. Untuk plate yang terbuat dari stainless
steel tebal plate dibatasi - 2/3 kali diameter lubang.(1) Pada umumnya rasio tebal plate
dengan diameter lubang antara 0,1 0,7.(2)

Susunan lubang berupa triangular pitch atau square pitch. Jarak antar lubang (hole spacing)
atau disebut juga pitch besarnya 1 5 kali diameter lubang. Persentase luas area yang
kosong diperoleh dari luas total lubang seluruhnya dibagi dengan luas kolom. Pemilihan
diameter lubang dan persen luas area menentukan rasio pitch terhadap diameter (hole
spacing). Luas lubang seluruhnya berkisar antara 5 15% dari luas active area, namun
yang umum digunakan adalah 10%. Rasio pitch terhadap diameter lubang yang banyak
digunakan biasanya berkisar antara 2,5 4.

Besarnya pressure drop ditentukan oleh rasio tebal terhadap diameter lubang. Semakin
besar rasio tebal terhadap diameter semakin rendah pressure drop. Jumlah lubang yang
dibuat, dibatasi oleh tebal plate.

18
Ada berbagai variasi bentuk lubang yang dibuat pada sieve plate diantaranya adalah
lingkaran (round hole), persegi (square hole) dan oblong. Bentuk lubang yang paling
umum digunakan adalah lingkaran. Untuk jenis round hole terdapat tiga pola susunan
lubang, yaitu triangular pitch, square pitch dan square pitch 45o. Bentuk dan susunan
lubang dapat dilihat pada gambar 2.16 dan 2.17

(a) round hole (b) square hole (c) oblong


Gambar 2.16 Variasi bentuk lubang pada sieve plate

(a) Triangular (b) square (c) square 45o


Gambar 2.17 Susunan lubang jenis round hole (www.alibaba.com)

2.4.3 Valve tray


Karena pengoperasian perforated plate yang terbatas (tidak dapat digunakan untuk vapor
load yang rendah), maka dalam pengembangannya perforated plate dilengkapi dengan
valve disk, yang dipasang pada lubang-lubang tray. Valve disk ini akan terangkat jika laju
alir uap-nya tinggi dan akan tetap terbuka atau kadang-kadang menutup lubang jika aliran
uapnya rendah. Tray jenis ini merupakan kompromi dari dua jenis tray sebelumnya. Valve
plate secara bertahap menggantikan bubble cap plate karena performanya yang lebih
superior dan harganya lebih murah. Tray jenis ini dapat digunakan untuk aliran uap yang
tidak konstan, disamping itu valve juga dapat mencegah terjadinya dumping liquid melalui

19
lubang-lubang perforasi pada saat laju alir uapnya rendah. Operasi valve tray ditunjukkan
pada gambar 2.18

Gambar 2.18 Skema operasi V-valve tray

Gambar 2.19 menunjukkan tipikal valve tray jenis flexitray yang diproduksi oleh Koch-
Glitsch.

Gambar 2.19 Valve Tray tipe flexitray produksi Koch-Glitsch

20
Valve tray digunakan untuk melayani proses pemisahan dengan karakteristik diantaranya :
1. Kecepatan gas yang berkontak dengan liquid tinggi
2. Pressure drop yang rendah
3. variasi bukaan untuk berbagai laju alir uap.

Jumlah valve yang terdapat pada valve tray dihitung berdasarkan beban uap maksimum.
Kenaikan beban uap yang melebihi batas maksimum desain akan menurunkan efisiensi
pemisahan. Valve tray dapat digunakan untuk sistem yang mengandung partikel-partikel
solid, karena buka tutup valve akan menghasilkan cleaning effect. Berbeda dengan bubble
cap yang sangat sensitif terhadap partikel padat karena dapat menyebabkan penyumbatan.
Pressure drop valve tray lebih rendah dibandingkan bubble cap, karena tidak memerlukan
komponen seperti riser untuk jalur uap. Faktor utama yang menyebabkan pressure drop
adalah berat valve.

Bentuk-bentuk desain valve tray


Terdapat beberapa model valve disk, dimana setiap perusahaan manufaktur memiliki tipe
tersendiri. Sebagai contoh Koch memiliki flexitray seri A dan T, Glitsch memiliki ballast
tray seri V dan A, Norton memiliki tipe L dan M dan sebagainya. Secara umum bentuk
desain yang digunakan adalah :
Ballast valve
Float valve
Flexitray

Ballast valve tray


Ballast valve tray yang standart terdiri dari tiga bagian seperti ditunjukkan pada gambar
2.21 yaitu orifice cover, ballast plate dan cover stop. Pada laju alir uap yang tinggi ballast
plate akan terangkat dan berkontak dengan cover stop. Ballast valve diproduksi oleh
Glitsch (sekarang Koch-Glitsch). Model-model ballast valve tray ditunjukkan pada
gambar 2.22

Float valve tray


Float valve ditunjukkan pada gambar 2.23. Fase uap mengalir masuk ke dalam fase liquid
melalui slit. Jika laju alir uap rendah maka bukaan akan menutup. Uap masuk ke dalam

21
liquid secara horisontal sehingga menurunkan entrainment. Valve jenis ini dapat
digunakan untuk beban uap dan liquid yang tinggi. Gambar 2.24 menunjukkan tipe-tipe
float valve yang diproduksi oleh Nutter Engineering dan Sulzer Chemtech

Flexitray
Didesain oleh Koch Engineering. Terdapat dua tipe utama desain valve yaitu tipe T dan
tipe A. Pada umumnya digunakan dua valve dengan berat yang berbeda. Beberapa valve
dengan berat yang sama disusun secara paralel dengan weir. Hal ini bertujuan untuk
menghasilkan distribusi uap yang lebih baik meskipun beban uap berubah-ubah. Pada laju
alir uap yang rendah, valve yang lebih ringan dapat terbuka, sedangkan valve yang berat
kemungkinan masih menutup. Gambar 2.25 mengilustrasikan beberapa tipe flexitray yang
didesain oleh Koch-Glitsch Engineering.

Cocurrent valve tray


Valve jenis ini didesain dengan salah satu kakinya lebih pendek dibandingkan yang lain,
sehingga menghasilkan bukaan valve yang tidak seragam. Valve akan terbuka pada salah
satu arah, sehingga uap akan masuk ke dalam liquid hanya dalam satu arah.

Gambar 2.20 Co current valve tray

22
Gambar 2.21 Ballast valve tray

23
(a) Tipe A-1, A-4 (b) V-0

(c) Tipe A-2X, A-5X (d) Flat orifice (tipe A-1, A-2, A-2X)

(e) Tipe A-2, A-5 (f) Extruded orifice (tipe A-4, A-5, A-5X)

(g) V-1X, V-4X (h) Flat orifice untuk tipe V-1

(i) V-1, V-4 (j) Extruded orifice (tipe V-4)


Gambar 2.22 Tipe-tipe ballast valve tray

24
Gambar 2.23 Prinsip kerja float valve tray

Gambar 2.24 (a) Nutter V-Grid valve


for tray produksi Nutter Engineering
Gambar 2.24 (b) Nutter BDH valve tray with
downcomer, Nutter Engineering

Gambar 2.24 (c) Float valve tray, Sulzer


Chemtech
Gambar 2.24 (d) Caged valve digunakan untuk
beban liquid yang rendah, Sulzer Chemtech

Gambar 2.24 Jenis-jenis float valve tray

25
Tipe T

Tipe A

Tipe T-0
VG-10 Fixed Valve

Tipe ACU
Tipe ACZ

Tipe U Tipe Z

Tipe NRU dan NRZ

Gambar 2.25 Tipe-tipe flexitray valve standard dan pengembangannya oleh Koch-Glitsch

26
Gambar 2.26 Tipikal norton valve tray, Norton Chemical Process Product

2.5 Jenis-jenis tray yang lain


2.5.1 Uniflux (S-Tray)
Dikembangkan oleh Socony-Mobil Oil Company. Merupakan perbaikan dari bubble cap
tray. Tray terdiri dari sejumlah bagian yang berbentuk S, dipasang tegak di sepanjang tray.
Keuntungan dari tray jenis ini adalah fleksibilitas operasi dapat dinaikkan tanpa
kehilangan efisiensi. (dapat dioperasikan 12 % lebih rendah dari kapasitas maksimum
tanpa terjadi liquid backflow). Cocok digunakan untuk beban uap dan liquid yang tinggi.
Beban uap maksimum sedikit lebih besar dibandingkan bubble cap tray.

27
Gambar 2.27 S-Tray

2.5.2 Tunnel tray


Prinsip kerja sama dengan bubble cap tray. Digunakan untuk kolom dengan diameter yang
besar. Tunnel dapat disusun secara paralel atau bersilangan dengan aliran liquid. Chimney
berbentuk persegi panjang dan diberi tutup.

a. Thorman Tray

b. Aliran liquid di Thorman tray

c. Detail cap dan slit d. Vapour chimney dan cap


Gambar 2.28 Tunnel tray

2.5.3 Jet Tray


Jenis tray yang metode konstruksinya dengan cara membuat sobekan-sobekan pada
permukaan tray dengan ukuran tertentu, kemudian dibengkokkan ke atas sehingga terdapat

28
lubang-lubang sebagai saluran uap yang akan berkontak dengan liquid di atas tray.
Kecepatan gas yang diperlukan sebanding dengan sieve tray untuk liquid jatuh melalui
lubang tersebut (weeping). Karena konstruksinya mudah, maka biayanya relatif murah.

a. Jet tray tampak atas b. Jet tray tampak samping


Gambar 2.29 Gambar Skematik Jet Tray

2.5.4 Baffle tray


Baffle tray didesain untuk menghasilkan liquid cascade, yang disusun secara seri di dalam
kolom. Biasa digunakan di desuperheating zone FCCU, coker primary fractionator, coker
scrubber dan berbagai fouling service seperti slurry stripper. Dibagi menjadi tiga tipe
utama : shed deck, side tray, dan disk and donuts.

Disamping jenis-jenis tray yang telah disebutkan di atas, masih banyak jenis tray yang
didesain secara khusus. Tray-tray tersebut biasanya memiliki kemampuan yang
melampaui tray konvensional. Sebagian telah ditunjukkan pada gambar-gambar
sebelumnya.

2.6 Perbandingan berbagai jenis tray


Jenis dan performance setiap tray termasuk ukuran, bentuk, dan beratnya sangat beragam,
tergantung dari pemanufakturnya. Tray ini mempunyai hak patent dari masing-masing
pemanufaktur. Pemanufaktur yang ada misalnya Koch-Glitsch Inc. (gabungan dua
perusahaan, Koch dan Glitsch), Saint-Gobain NorPro Corporation (sebelumnya bernama
Norton), Sulzer Chemtech (sebelumnya Nutter Engineering dan Sulzer), dan banyak
vendor lainnya .

29
Faktor utama dalam memilih jenis alat kontak (terutama untuk conventional tray : bubble-
cap, sieve dan valve) adalah biaya, kapasitas, rentang operasi, efisiensi dan pressure drop.
Biaya, bubble-cap tray lebih mahal dibanding sieve dan valve tray. Dengan
menggunakan bahan yang sama, rasio harga bubble-cap : valve : sieve, sekitar 3.0: 1.5 :
1.0.
Kapasitas, sebetulnya tidak ada perbedaan kapasitas yang berarti, walau begitu kalau
diurutkan dari besar ke kecil adalah sieve, valve, bubble-cap.
Rentang operasi, merupakan faktor penting, dinyatakan dalam rentang kapasitas
operasi yang masih dalam operasi yang memuaskan. Rasio operasi stabil tertinggi dan
operasi stabil terendah disebut turndown ratio. Pada kenyataannya, unit membutuhkan
fleksibilitas operasi, misalnya untuk start up, shut down, pengurangan kapasitas karena
masalah pemasaran produk dll. Bubble cap memiliki rentang operasi yang cukup
tinggi, sieve tray jarang digunakan untuk laju alir uap yang rendah, valve tray
memberikan fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan sieve tray, namun harganya
lebih murah dibandingkan bubble cap.
Efisiensi, efisiensi murphree dari ketiga jenis plate secara virtual sama jika
dioperasikan pada kapasitas desainnya, dan tidak ada perbedaan yang berarti.
(Zuiderweg et al, 1960)
Pressure drop, pressure drop pada saat melewati plate merupakan pertimbangan desain
yang penting, terutama pada kolom vakum. Pressure drop sangat bergantung pada
detail dari desain masing-masing tray. Secara umum urutan pressure drop dari yang
paling rendah adalah sieve, valve, bubble-cap.

Perbandingan dari berbagai jenis tray konvensional yang tersedia secara komersil
ditunjukkan pada tabel 2.1.

2.7 Plate komponen


2.6.1 Downcomer
Downcomer dipasang pada tray sebagai tempat mengalirnya liquid dari tray di atasnya
menuju tray di bawahnya. Downcomer didesain supaya memiliki kapasitas handling liquid
yang cukup di dalam kolom dan pada saat yang sama hanya membutuhkan luas area tray
seminimal mungkin, sehingga luas daerah aktif pada tray maksimum. Downcomer
berbentuk lingkaran ataupun segmental, jumlahnya di tiap tray bisa satu (single) atau lebih

30
(multiple). Downcomer yang bentuknya melingkar digunakan untuk kolom yang
berukuran kecil atau untuk tujuan-tujuan khusus.

Tabel 2.1 Perbandingan berbagai jenis tray

Tipe Bubble cap Valve Sieve tray


Kapasitas Moderat Besar Besar, bisa lebih
tinggi dari bubble cap
untuk 60% kapasitas
desain
Efisiensi Tinggi Tinggi Tinggi, efisiensi
turun jika kapasitas
diturunkan sampai di
bawah 60%
Entrainment Tinggi, 3 x perforated Moderat Moderat, 1/3 bubble
plate cap
Fleksibilitas Tinggi, dapat Baik Rendah
didesain untuk laju
alir uap dan liquid
yang tinggi ataupun
rendah
Aplikasi Untuk semua jenis Untuk semua jenis Untuk sistem dengan
proses, kecuali proses kapasitas yang besar,
coking, pembentukan banyak terdapat
polimer dan potensi suspended solid,
fouling yang tinggi pembentukan polimer
Aplikasi yang Untuk laju alir liquid Untuk semua jenis Proses vakum atau
disarankan yang rendah proses dengan proses dengan
berbagai kisaran laju pressure drop yang
alir rendah
Kecenderungan Tinggi Sedang Rendah
terjadinya
plugging
Tray spacing Rata-rata 18 in, 24 Rata-rata 15 in, untuk
36 in untuk kondisi kondisi vakum 20
vakum 30 in
Pressure drop tinggi Rendah Moderat
Harga Mahal Sedang Rendah

Segmental downcomer memiliki ujung bagian atas dalam bentuk segmental weir,
merupakan jenis downcomer yang paling banyak digunakan. Untuk pola aliran yang multi

31
pass disamping menggunakan segmental downcomer, juga digunakan rectangular
downcomer. Jenis-jenis downcomer ditunjukkan pada gambar 2.30

Gambar 2.30 Jenis-jenis downcomer, (a) Segmental; (b) circular; (c) envelope
(segemental); (d) envelope (rectangular); (e) sloped; (f) sloped.

32
Kapasitas downcomer didesain untuk beban liquid yang maksimum. Kapasitas ini
dinyatakan dengan kecepatan linier liquid yang melewati downcomer dibagi dengan
volume liquid yang mengalir per satuan waktu. Kapasitas downcomer juga dapat
dinyatakan sebagai waktu tinggal liquid di downcomer. Jarak antara ujung bawah
downcomer dengan permukaan plate di bawahnya harus sebanding dengan laju alir liquid
yang masuk ke downcomer. Disamping itu downcomer juga harus mampu menciptakan
seal terhadap aliran uap, sehingga tidak dapat mengalir ke atas melalui downcomer. Untuk
tujuan tersebut jarak antara ujung bawah downcomer dengan plate sekitar 1 1,5 in.

2.6.2 Plate spacing


Setiap plate dipisahkan dengan jarak tertentu sehingga memungkinkan butiran-butiran
liquid jatuh dan terpisah dari fase uapnya sebelum mencapai plate di atasnya. Secara
umum jarak antar plate berkisar antara 12 in untuk kolom yang kecil dan 48 in untuk
kolom vakum yang besar. Jarak antar plate yang paling umum digunakan adalah 24 in.

2.6.3 Overflow atau outlet weir


Outlet weir merupakan dam yang berfungsi untuk menjaga liquid head yang berada di atas
plate sehingga uap yang naik dari plate di bawahnya membentuk gelembung pada saat
melewati liquid pada tray tersebut, sebelum terlepas lagi menuju tray di atasnya. Tinggi
weir ditentukan berdasarkan tinggi liquid yang diperlukan di atas plate supaya tercipta seal
bagi uap yang melewati plate tersebut. Panjang weir didesain agar bisa menjaga tinggi
puncak liquid sebesar - in di atas weir sehingga diperoleh distribusi liquid yang baik.

Terdapat beberapa variasi desain weir, seperti ditunjukkan pada gambar 2.31. Adjustable
weir banyak digunakan pada desain-desain awal. Weir seperti ini didesain untuk
menyediakan fleksibilitas ketika terjadi perubahan kapasitas, akan tetapi efektivitasnya
terbatas, sehingga tidak banyak direkomendasikan. Pengalaman menunjukkan jika sering
terjadi kegagalan pengaturan weir. Swept back weir kadang-kadang digunakan untuk
beban liquid yang tinggi. Desain weir seperti ini dapat menurunkan tray pressure drop dan
memperbaiki distribusi liquid pada tray. Bentuk downcomer akan mengikuti kontur dari
swept back weir atau bisa juga dalam bentuk dinding lurus vertikal.

33
Gambar 2.31 Beberapa desain unik outlet weir (a) adjustable, (b) swept back, (c)
rectangular nitch, (d) intermittent triangular notch, (e) continuous
triangular notch.

Notches weir digunakan untuk beban liquid yang rendah. Notch weir berbentuk triangular
dan rectangular. Rectangular notch weir disebut juga picket weir, direkomendasikan untuk
beban liquid kurang dari 0,5 1 gpm per inch weir. Bentuk yang lain direkomendasikan
untuk beban liquid kurang dari 0,25 gpm.

34
2.6.4 Inlet weir
Dalam beberapa kasus tray juga dilengkapi dengan inlet weir (distibuting weir). Inlet weir
berfungsi untuk menghasilkan downcomer seal. Disamping itu inlet weir akan
mendistribusikan aliran liquid secara merata di sepanjang permukaan tray, karena liquid
yang jatuh melalui downcomer akan ditahan lebih dulu oleh inlet weir sebelum masuk ke
bubbling area di plate. Tipikal dari inlet weir dan seal pan ditunjukkan pada gambar 2.32

Gambar 2.32 Sealing downcomer, (a) inlet weir; (b) seal pan

Seal pan memiliki fungsi yang sama seperti inlet weir. Digunakan untuk beban liquid yang
tinggi sementara kapasitas kolom terbatas. Seal pan akan mendistribusikan liquid menuju
tray dalam arah vertikal.

Seal pan dan inlet weir keduanya memiliki kelemahan, yaitu akan menghasilkan area
dimana liquid akan stagnan, sehingga akan menyebabkan terbentuknya sedimen, kotoran
dan polimer. Pembentukan sedimen dapat menyebabkan hambatan aliran yang keluar dari
downcomer sehingga dapat menyebabkan flooding.

2.6.5 Splash baffle dan vapor hood.


Splash baffle berupa pelat yang dipasang secara vertikal paralel dengan outlet weir dan
ditempatkan di depan dan berdekatan dengan weir. Ujung bagian bawah baffle hampir
rapat dengan permukaan tray, tetapi masih memungkinkan liquid mengalir melewatinya.
Splash baffle digunakan untuk beban liquid yang rendah. Splash baffle akan menahan laju
liquid agar tidak terlalu cepat jatuh menuju tray di bawahnya, sehingga meningkatkan

35
liquid hold up dan ketinggian buih. Splash baffel juga mencegah tray agar tidak kering,
serta mempromote pembentukan buih pada laju alir liquid yang rendah. Splash baffle
direkomendasikan untuk beban liquid kurang dari 0,1 gpm per inch outlet weir.

Vapor hood memiliki fungsi yang sama seperti splash baffle. Digunakan bersamaan
dengan downcomer tipe envelope.

Gambar 2.33 Splash baffle dan vapor hood

36
BAB 3
PRINSIP KERJA TRAY

3.1 Efisiensi tray


Tray pada kolom distilasi fraksinasi beroperasi pada efisiensi 10 s.d 90 %. Perhitungan
tray efisiensi kadang-kadang bisa sangat sederhana, yaitu dengan membandingkan suhu
uap yang meninggalkan tray dengan suhu liquid yang meninggalkan tray. Sebagai contoh
efisiensi tray yang ditunjukkan pada gambar 3.1 (a) adalah 100 %. Efisiensi tray pada
gambar 3.1 (b) adalah 0%.

(a) (b)
Gambar 3.1 Efisiensi Tray

Bagaimana jika terdapat 10 tray seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2. Hitung
efisiensi rata-rata di setiap tray (jawabannya sekitar 10%). Sebagaimana disebutkan suhu
uap yang meninggalkan tray paling atas sama dengan suhu liquid yang jatuh dari tray
paling bawah. Jumlah tray ada 10 buah, sehingga efisiensi kesepuluh tray tersebut adalah
100%. Efisiensi untuk setiap tray, karena ada 10 tray, rata-rata 10%.

Efisiensi tray yang buruk disebabkan oleh dua faktor :


Flooding
Dumping

37
Gambar 3.2 Efisiensi Tray rata-rata 10%

3.2 Downcomer backup


Liquid mengalir melintasi tray deck menuju outlet weir. Liquid melampaui weir dan jatuh
melalui downcomer menuju tray di bawahnya. Gelembung-gelembung uap naik melalui
lubang-lubang sieve atau valve caps pada tray deck. Uap yang masuk akan berkontak
dengan liquid. Liquid yang terdapat di setiap tray lebih tepatnya berupa buih atau busa
merupakan campuran dari uap dan liquid. Dengan demikian fungsi dari tray adalah untuk
mencampur uap dan liquid bersama-sama dalam bentuk busa (foam) atau buih.

Bentuk asli campuran (disperse) antara uap dan liquid di dalam tray disebut flow regime.
Sebagian besar industri membagi flow regime menjadi dua jenis :
Froth regime (buih) dan
Spray regime

38
Pada froth regime, liquid merupakan fase kontinyu, sedangkan uap merupakan fase
terdispersi dalam bentuk gelembung-gelembung di dalam liquid. Spray regime
kebalikannya, uap merupakan fase kontinyu, sedangkan liquid merupakan fase terdispersi
yang jatuh di dalam uap. Beberapa ahli menambahkan flow regime yang lain yaitu liquid
continuous regime (emulsion regime), dimana kedua fase fluida terdispersi secara seragam.

(a) (b)
Gambar 3.3 Pola aliran di dalam tray (a) froth regime; (b) spray regime

Froth regime merupakan flow regime yang paling umum diterapkan di industri tray. Pola
aliran seperti ini terjadi pada kecepatan uap yang rendah hingga menengah dan kecepatan
liquid yang menengah hingga tinggi, yang merupakan tipikal dari kondisi operasi di kolom
distilasi atmosferik. Spray regime biasanya terjadi pada kecepatan uap yang tinggi dan
beban liquid yang rendah, merupakan tipikal dari kolom distilasi vakum.

Buih atau foam yang terbentuk di dalam tray akan dipisahkan kembali menjadi uap dan
liquid di downcomer. Jika foam tidak dapat jatuh/mengalir dengan cepat dari downcomer
menuju tray di bawahnya, maka foamy liquid atau buih akan kembali naik menuju tray
diatasnya. Kejadian ini disebut flooding. Dengan kata lain flooding merupakan akumulasi
liquid yang berlebihan di dalam tray kolom.

Terdapat dua jenis flooding pada tray column, yang pertama adalah entrainment flooding
atau jet flooding yang disebabkan oleh kenaikan beban uap di dalam kolom, yang kedua
adalah downflow flooding atau downcomer backup flooding yang disebabkan oleh
kenaikan beban liquid dalam kolom

39
Beberapa penyebab terjadinya flooding sebagai berikut :
1. Downcomer backup flooding
Liquid yang teraerasi tertahan di dalam tray karena tray pressure drop, friksi pada
dinding downcomer dan juga tinggi liquid pada tray di bawahnya. Semuanya ini bisa
disebabkan oleh laju alir liquid yang tinggi, sedangkan tray pressure drop disebabkan
oleh laju alir uap yang tinggi. Jika liquid backup di tray semakin tinggi melampaui tray
spacing, maka akan menyebabkan flooding (liquid tertahan di downcomer).
Mekanisme downcomer backup flooding ditunjukkan pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Downcomer backup flooding

Downcomer backup flooding bisa disebabkan oleh aspek desain yang tidak tepat
diantaranya adalah :
Kehilangan downcomer seal
Seperti ditunjukkan pada gambar 3.5 (a) terlihat bahwa downcomer B mengalami
flooding. Penyebabnya adalah karena tidak adanya downcomer seal. Tinggi dari ujung
atas outlet weir lebih rendah dari ujung bawah downcomer. Hal ini menyebabkan uap
akan mem by-pass melewati downcomer B menggantikan aliran liquid yang turun ke
bawah. Uap akan menekan liquid kembali ke tray diatasnya sehingga terjadi flooding.

Jarak antara downcomer dengan tray deck yang terlalu dekat.


Mengacu pada gambar 3.5 (b), apa yang akan terjadi jika ujung bawah downcomer
terlalu dekat bahkan hampir menempel pada tray di bawahnya? Diperlukan pressure
drop yang tinggi bagi liquid di downcomer B untuk keluar menuju tray deck 1. Hal ini

40
menyebabkan level liquid yang ada di downcomer B akan penuh dan kembali menuju
tray deck 2, sehingga tray 2 mengalami flooding.

(a) (b)
Gambar 3.5 Flooding (a) disebabkan tidak adanya downcomer seal ; (b) jarak
downcomer yang terlalu dekat dengan tray

2. Jet flood
Jet flood merupakan kejadian dimana sebagian liquid akan terbawa oleh aliran uap
(entrainment) menuju tray di atasnya. Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor :
Tinggi foam atau buih pada tray
Kecepatan uap yang melewati tray

Kombinasi antara kecepatan uap yang tinggi dengan tingginya level foam atau buih
akan menghasilkan spray yang cukup tinggi dan mampu memukul bagian bawah tray
di atasnya. Hal ini menyebabkan pencampuran liquid dari tray yang ada di bawahnya
dengan liquid pada tray di atasnya, sehingga menurunkan efisiensi pemisahan.

Kecepatan uap yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya fouling pada tray. Fouling bisa
disebabkan oleh keberadaan partikulat, coke, gum, salt atau polimer. Fouling akan
menurunkan open area pada tray deck, sehingga menyebabkan terjadinya jet flood.
Tray spacing juga mempengaruhi terjadinya jet flood. Jika tray spacing cukup besar (>
18 24 in), buih jarang mencapai tray di atasnya.

41
Gambar 3.6 Entrainment yang menyebabkan terjadinya jet flood

3. Efek tekanan dan rasio L/V


Pada tekanan yang rendah akan membantu meningkatkan kecepatan uap, dan
menurunkan laju alir liquid sehingga terbentuk spray regime. Pada kolom distilasi
vakum flooding terjadi pada rasio L/V yang rendah, dan biasanya disebabkan oleh
spray entrainment (jet flood). Pada tekanan yang tinggi perbedaan densitas antara uap
dan liquid menjadi lebih kecil, sehingga pemisahan uap dan liquid di downcomer
semakin sukar dilakukan. Karena sukar dipisahkan maka akan menyebabkan :
downcomer aeration meningkat, kehilangan akibat friksi di downcomer meningkat,
liquid (buih) yang tertahan di downcomer meningkat. Laju alir liquid yang tinggi
menyebabkan tray pressure drop meningkat, liquid level di tray meningkat, kehilangan
akibat friksi di downcomer meningkat. Dengan demikian downcomer flooding akan
cepat terjadi pada tekanan operasi dan laju alir liquid yang tinggi.

Poin 1 pada paragraf diatas menjelaskan sebagian dari beberapa parameter desain yang
menyebabkan flooding. Beberapa parameter yang lain dirangkum dalam tabel 3.1 akan
memperbesar kemungkinan terjadinya flooding

42
Tabel 3.1 Efek geometri tray terhadap potensi flooding

Parameter Desain Jet Flood Downcomer backup flooding


Low bubbling area X X
Low fractional hole area (<8%) X X
Tray spacing rendah X X
Weir terlalu tinggi X
Weir terlalu rendah X
Jarak di bawah downcomer sempit X

3.3 Prediksi flooding


Beberapa rule di bawah ini dapat diaplikasikan untuk memprediksi kejadian flooding
Jika mulai terjadi flooding di salah satu tray, seluruh tray diatasnya juga akan
mengalami flooding, tetapi tray di bawahnya mulai kering.
Indikasi awal terjadinya flooding dalam kolom distilasi adalah kehilangan level liquid
di bagian dasar kolom.
Jika downcomer clearance yang berarti jarak antara ujung bawah downcomer dan tray
sebelumnya terlalu besar, maka downcomer menjadi unsealed. Uap akan mengalir ke
atas melalui downcomer dan menyebabkan flooding tray diatasnya
Jika downcomer clearace terlalu kecil, menyebabkan liquid tertahan di downcomer,
sehingga tray diatasnya mengalami flooding
Untuk mendapatkan downcomer seal, ujung bawah downcomer 0,5 in di bawah ujung
atas outlet weir

Secara umum flooding dapat diketahui dari beberapa kejadian berikut ini.
1. Perbedaan tekanan di dalam kolom cukup besar
2. Kenaikan beda tekanan di dalam kolom yang sangat tajam
3. Kehilangan level di bagian bottom
4. Entrainment dari tray paling atas naik dengan cepat
5. Efisiensi pemisahan turun (diketahui dari analisa produk dan profil suhu)

3.3.1 Pressure drop yang berlebihan di dalam kolom


Pada umumnya pressure drop yang lebih besar 50 60% dari tray spacing merupakan
indikasi terjadinya flooding pada tray column. Atau jika pressure drop di tiap tray, yang

43
dinyatakan dengan in liquid, 3 kali lebih besar dibandingkan tinggi weir, maka terjadi
flooding

Pada packed column rule of thumb berikut ini dapat digunakan untuk memprediksi
terjadinya flooding.
Pressure drop yang lebih rendah dari 1 in H2O untuk tiap feet ketinggian bed
mengindikasikan tidak terjadi flooding.
Pressure drop yang lebih besar dari 3 in H2O untuk tiap feet ketinggian bed
mengindikasikan telah terjadi flooding.
Pressure drop diantara 1 3 in H2O untuk tiap feet ketinggian bed mengindikasikan
kemungkinan terjadi flooding.

3.3.2 Kenaikan pressure drop yang tajam


Kenaikan pressure drop cenderung mengikuti kenaikan laju alir uap. Dapat diketahui
dengan membuat plot grafik hubungan antara pressure drop dengan laju alir uap. Jika
terlihat kurva pressure drop naik dengan tajam dan tidak seperti biasanya,
mengindikasikan terjadinya flooding.

3.3.3 Kehilangan level di bagian bottom


Merupakan indicator yang umum dan salah satu criteria terjadinya flooding. Namun ada
dua masalah yang dijumpai jika menggunakan parameter ini sebagai salah satu indicator
utama. Pertama adalah kolom fraksinasi mungkin terjadi flooding tanpa kehilangan level
di bagian bottom. Sebagai contoh jika terjadi flooding pada bagian rektifikasi, sedangkan
sebagian besar umpan dalam fase liquid, maka bagian bottom akan terus beroperasi secara
normal tanpa kehilangan level liquid. Kedua jika flood point tepat berada di atas bagian
bottom, maka interval waktu antara awal terjadinya flooding dengan kehilangan level di
bagian bottom bias berlangsung cukup lama, sehingga hal ini akan mempengaruhi
keakuratan pengukuran.

Kehilangan level di bagian bottom merupakan indikasi yang baik, jika kolom tidak terlalu
tinggi, terutama jika flooding terjadi di antara titik masuknya feed dengan bagian bottom.
Untuk kolom yang terdiri dari banyak tray kehilangan level di bagian bottom bukan
merupakan indicator utama.

44
3.3.4 Kenaikan entrainment dengan cepat dari tray paling atas
Seringkali diartikan sebagai kenaikan refluks atau jumlah produk sedangkan laju
penguapan kembali (reboil) kecil atau bahkan tidak ada. Digunakan terutama jika
kenaikan pressure drop tidak begitu tajam

3.3.5 Efisiensi pemisahan turun


Kehilangan efisiensi biasanya berhubungan dengan downcomer flooding. Dapat diketahui
dari analisa produk-produk kolom di laboratorium. Plot rasio pemisahan terhadap laju alir
pada refluks yang konstan digunakan untuk mengidentifikasi titik terjadinya kehilangan
efisiensi.

Indicator yang lain untuk mengetahui penurunan efisiensi pemisahan adalah dari profil
suhu di dalam kolom. Profil temperatur yang bagus adalah profil yang
menunjukkan perubahan temperatur yang signifikan antar tray-nya. Hal ini
mengindikasikan perpindahan massa di setiap tray berlangsung dengan baik. Dengan
demikian, profil temperatur ini bisa digunakan sebagai alat untuk memprediksi apakah
pemisahan berlangsung baik atau tidak. Gambar 3.7 berikut merupakan contoh profil
temperatur untuk kolom distilasi yang sama dengan kondisi yang berbeda.

Gambar 3.7 Profil temperature pada kolom distilasi yang beroperasi normal dengan yang
mengalami flooding

45
Pada kolom distilasi yang mengalami flooding terutama di bagian bawah, terlihat bahwa
perubahan suhu setiap kenaikan tray tidak signifikan.

3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi tray (flooding)


3.4.1 Tinggi liquid pada tray deck
Jika level liquid di tray meningkat, maka tinggi liquid pada downcomer yang masuk ke
tray tersebut juga akan meningkat dalam jumlah yang sama. Liquid yang berlebih di
downcomer dapat menyebabkan flooding dan hilangnya efisiensi tray.

Tinggi liquid pada tray merupakan fungsi dari dua faktor :


Tinggi weir
Tinggi puncak (tinggi level liquid yang ada di atas weir)

Tinggi weir akan diatur di tiap tray, biasanya sekitar 2 3 in. Dengan tinggi ini akan
menghasilkan kedalaman liquid yang cukup pada tray untuk mendapatkan kontak uap dan
liquid yang baik. Tinggi puncak sebanding dengan tinggi liquid yang overflow pada dam.
Tinggi weir ditambah tinggi puncak sama dengan kedalaman liquid pada tray deck.

Vapor flow pressure drop


Faktor paling penting yang menentukan tinggi liquid di downcomer adalah pressure drop
dari aliran uap yang melewati tray deck. Sekitar 50% level di downcomer bergantung pada
aliran uap yang melewati tray.

Aliran uap yang melewati tray akan meningkat kecepatannya terutama pada saat aliran uap
melewati lubang-lubang kecil pada valve cap atau sieve hole. Energi untuk menaikkan
kecepatan aliran uap berasal dari pressure drop aliran uap.

Katakanlah uap mengalir melalui sebuah tray deck mengalami pressure drop sebesar 1
psig (lb/in2 g). Gambar 3.8 menunjukkan Tekanan di bawah tray deck 2 sebesar 10 psig,
sedangkan tekanan diatas tray 2 sebesar 9 psig. Bagaimana caranya liquid yang ada di
downcomer B mengalir dari area yang bertekanan rendah (9 psig) menuju area yang
bertekanan lebih tinggi (10 psig)? Jawabnya adalah gravitasi atau liquid head pressure

46
Tinggi air yang diperlukan untuk menghasilkan liquid head pressure sebesar 1 psig
sebanding dengan 28 in air. Jika fluida yang dijalankan adalah gasoline dengan s.g 0,7
maka tinggi gasoline yang diperlukan untuk menciptakan liquid head pressure sebesar 1
psig adalah 28 in/0,7 = 40 in

Gambar 3.8 Penurunan tekanan aliran uap dapat menyebabkan downcomer backup

Tinggi total liquid di downcomer


Dari penjelasan diatas dapat dirangkum bahwa tinggi total liquid di downcomer
merupakan jumlah dari 4 faktor :
Kecepatan liquid yang keluar dari downcomer menuju tray di bawahnya
Tinggi weir
Tinggi puncak liquid yang overflow keluar dari weir
Pressure drop uap yang mengalir melalui tray diatas downcomer

Liquid yang sebenarnya berada dalam bentuk buih atau busa yang disebut aerated liquid.
Faktor aerasi sebesar 50% sering digunakan untuk service hidrokarbon. Jika kita
menghitung liquid level di downcomer sebesar 12 in, maka foam level di downcomer
sebesar 12/0,5 = 24 in. Tinggi foam level ini berhubungan dengan downcomer flooding

47
3.4.2 Incipient flood
Telah dijelaskan pada sub bab 3.2 bahwa salah satu mekanisme terjadinya flooding adalah
jet flood, dimana buih atau spray dari tray di bawahnya menyentuh tray di atasnya,
sehingga efisiensi pemisahan turun. Tinggi spray minimal sehingga menyebabkan buih
atau spray dari tray di bawahnya dapat memukul tray di atasnya disebut incipient flood
point. Incipient flood point berhubungan dengan refluks rate, seperti diilustrasikan pada
gambar 3.9

Gambar 3.9 Definisi konsep incipent flood point

Incipient flood point seperti diilustrasikan pada gambar 2,9 merupakan titik dalam operasi
kolom dimana kenaikan atau penurunan refluks rate akan menyebabkan efisiensi
pemisahan turun. Kita dapat menyebutnya sebagai optimum reflux rate.

Hal-hal di atas merupakan karakteristik dari peralatan proses dimana kondisi operasi
terbaik dapat dicapai tidak pada beban uap dan liquid yang tinggi ataupun yang rendah.
Beban uap dan liquid yang menengah (intermediate) akan menghasilkan operasi yang
paling efisien yang disebut best efficiency point. Untuk tray kolom distillasi incipient
flood point berhubungan dengan best efficiency point.

3.5 Weeping
Weeping terjadi pada sieve tray, dimana liquid head yang berada pada plate sama dengan
tekanan yang bekerja pada plate. Pada kondisi ini liquid akan mulai mengalir menuju tray
di bawahnya melalui lubang-lubang perforasi. Weeping yang berlebihan disebut dumping.

48
Tray distilasi akan bekerja dengan efisien jika uap dan liquid berkontak dengan baik dalam
tray deck. Liquid harus mengalir secara merata sampai ke bagian ujung di sepanjang tray
deck, demikian juga uap harus dapat menghasilkan gelembung-gelembung yang merata
melalui lubang-lubang perforasi pada tray deck.

Aliran liquid yang tidak rata di sepanjang tray deck akan merusak campuran uap dan
liquid. Sebagai contoh misalkan separoh dari tray deck terdapat liquid yang stagnan, maka
gelembung-gelembung uap mengalir melewatinya tidak mampu mengubah komposisinya.
Sementara jika gelembung-gelembung uap mengalir melalui tray deck dimana liquid
mengalir dengan aktif, maka uap akan bercampur dengan flowing liquid tersebut. Liquid
yang mengalir akan membersihkan fraksi berat dari uap yang naik ke atas.

Gelembung-gelembung uap yang mengalir melalui tray deck dimana terdapat liquid yang
stagnan (aliran liquid sama dengan nol) juga akan bercampur dengan liquid. Namun
perumpamaannya seperti mencuci baju kotor ke dalam air yang kotor. Liquid yang stagnan
tidak mampu membersihkan fraksi-fraksi berat dari uap, karena liquid juga sudah jenuh
dengan fraksi berat.

Aliran liquid yang tidak rata bias disebabkan oleh tinggi outlet weir yang tidak sama.
Liquid akan cenderung mengalir melalui bagian yang lebih rendah. Sehingga bagian outlet
weir yang lebih tinggi akan cenderung menghasilkan liquid yang stagnan. Aliran
gelembung uap yang tidak rata ketika melewati tray deck juga akan cenderung
menghasilkan vapor-liquid channeling. Channeling merupakan salah satu penyebab tray
tidak bias menghasilkan fraksinasi dengan baik.

Tray pressure drop


Tray pressure drop merupakan jumlah dari dry tray pressure drop ditambah dengan
hydraulic tray pressure drop. Dry tray pressure drop merupakan pressure drop dari aliran
uap yang mengalir melalui lubang-lubang perforasi. Besarnya pressure drop harus
sebanding dengan berat liquid yang ada pada tray deck. Hal ini bertujuan supaya liquid
tidak bocor melalui lubang-lubang sieve. Hydraulic pressure drop merupakan berat liquid
yang ada di tray. Jika dry tray pressure drop lebih rendah daripada hydraulic tray pressure
drop maka tray akan mulai terjadi kebocoran atau weeping. Sebaliknya jika dry tray

49
pressure drop lebih besar daripada hydraulic tray pressure drop maka akan terjadi blow off
dan efisiensi tray akan turun.

3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi tray (weeping)


3..6.1 Kehilangan level di tray
Seperti diilustrasikan pada gambar 3.10, liquid akan terakumulasi pada sisi tray yang
paling rendah. Jika berat liquid pada sisi tray yang paling rendah menjadi lebih besar
melampaui dry tray pressure drop, maka liquid akan bocor melalui lubang-lubang pada
area tersebut. Sementara uap akan mengalir melalui sisi tray yang lebih tinggi, dimana
berat liquidnya lebih kecil. Fenomena seperti ini diistilahkan sebagai channeling, yang
merupakan salah satu faktor turunnya efisiensi tray.

Gambar 3.10 Kehilangan level di tray akibat achanneling

Alasan utama hilangnya level di tray adalah karena tray deck-nya bengkok atau
melengkung. Tray yang bengkok disebabkan oleh gelombang tekanan atau instalasi yang
buruk. Kemungkinan lain menara tidak benar-benar berdiri secara vertikal.

3.6.2 Kehilangan downcomer seal


Sebagaimana dijelaskan pada sub bab 3.2, untuk menciptakan downcomer sral setidaknya
ujung outlet weir harus 0,5 in lebih tinggi dibandingkan ujung bawah downcomer. Namun
seal ini akan efektif jika liquid senantiasa melampui tinggi outlet weir (overflow). Jika
mulai terjadi weeping liquid melalui tray deck, maka tidak ada lagi liquid yang mengalir di
atas weir, sehingga tinggi weir tidak lagi relevan. Gambar 3.11 menunjukkan akibat-akibat
dari kebocoran pada tray deck.

50
Gambar 3.11 Tray yang bengkok merusak downcomer seal

1. Tray deck 1 mulai kehilangan downcomer seal


2. Uap mengalir melalui downcomer antara tray deck 1 dan 2
3. Aliran liquid akan tertahan di tray deck 2
4. Dry tray pressure drop yang melewati tray deck 2 akan turun, karena aliran uap yang
melewati tray deck 2 rendah (sebagian aliran uap mengalir melalui downcomer)
5. Hydarulic tray pressure drop pada tray deck 2 meningkat karena liquid levelnya
meningkat.
6. Tray deck 2 mulai terjadi weeping, dimana weeping terkonsentrasi di bagian tray yang
paling rendah, bagian yang bengkok,
7. Tray nomor 2 sekarang sebagian besar uap mengalir melalui downcomer,
dibandingkan yang melalui tray deck, dan sebagian besar liquid bocor melalui tray
deck.

Hasil akhirnya adalah tray kehilangan kontak uap dan liquid sehingga efisiensi tray akan
turun.

51
3.7 Foaming
Foaming yang terjadi di dalam kolom fraksinasi atau absorpsi akan menurunkan kapasitas
secara drastis, mempercepat terjadinya flooding, liquid carryover dan solvent losses. Foam
terbentuk ketika gelembung-gelembung naik ke permukaan liquid dan tetap dalam bentuk
seperti itu, tanpa bergabung dengan gelembung yang lain dan tidak juga pecah menjadi
uap. Umur foam bervariasi dari beberapa detik hingga beberapa menit. Paling cepat foam
pecah dalam 5 detik, paling lama 2 3 menit. Untuk mencegah terjadinya foam digunakan
foam inhibitor. Salah satu jenis foam inhibitor yang banyak digunakan di distilasi dan
absorpsi adalah silikon.

52
BAB 4
PENGATURAN INLET DAN OUTLET TRAY KOLOM

4.1 Refluks dan Feed Inlet


Pertimbangan utama dalam menempatkan refluks dan intermediate feed pada tray column
adalah untuk mendapatkan hidraulika yang tepat di inlet area. Kesalahan dalam
penempatan keduanya dapat menyebabkan flooding, entrainment yang berlebihan dan
kerusakan mekanis.

4.1.1 Pengaturan top feed inlet dan refluks inlet


Gambar 4.1 menunjukkan beberapa metode pengaturan masuknya umpan pada tray bagian
puncak dan inlet refluks ke dalam kolom. Semua susunan tersebut bisa digunakan untuk
refluks liquid dan umpan yang masuk dari puncak kolom. Jika umpan mengandung
sejumlah uap, maka digunakan susunan b, d, e dan h. Susunan a, b, c, e dan f biasanya
lebih murah. Susunan d dan h digunakan jika inlet nozzle membentuk sudut lebih dari 0o.
Susunan a, d, h dan kadang-kadang g memiliki kelemahan, yaitu mudah terjadi weeping
pada tray di bawah inlet feed-nya. Susunan b, menghasilkan distribusi liquid yang paling
baik, dan orientasi inlet nozzle-nya bisa diatur lebih fleksibel. Susunan e, juga cukup
populer, karena harganya tidak terlalu mahal dan bisa menghindari terjadinya
ketidakstabilan hidraulika, serta meminimalkan inlet splashing. Bagian samping dan
bagian bawah baffle terbuka.

Tabel 4.1 Dimensi susunan top feed/reflux inlet

Gambar a b c d e f g h
Maksimum nozzle diameter, in 6 - - 6 - - 6 -
Pure liquid feed
Dimensi x, in Wd hd dn/2 >12 2dn dn/2 4 >12
Dimensi y, in 46 2dn - Wd 2dn 2dn Wd Wd
Dimensi z, in - dn - 46 dn 1,5dn - 46
Vapor/liquid feed NS NS NS NS
Dimensi x, in 2dn >12 2dn >12
Dimensi y, in 2dn Wd 2dn Wd
Dimensi z, in dn 46 2dn 46

53
Keterangan
dn = inlet diameter pipa, in
Wd = lebar downcomer, in
NS = not suitable, tidak tersedia

4.1.2 Pengaturan intermediate feed inlet


Gambar 4.2 menunjukkan metode-metode untuk mengatur masuknya umpan intermediate
ke dalam kolom. Tabel 4.2 menunjukkan rangkuman aplikasi yang sesuai untuk masing-
masing susunan.

Tabel 4.2 Pengaturan intermediate feed inlet

Susunan a b c d e f g h i j
Cold liquid feed Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes No
Vapor liquid feed No No No Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Vapor feed No No No Yes Yes Yes Yes Yes No Yes
Hot feed No No No No No No Yes Yes Yes Yes
High velocity feed No No No No Yes Yes No Yes Yes Yes
High pressure application No No Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Downcomer capacity crit. No No Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes

Susunan a, hanya cocok digunakan untuk sub cooled liquid dan kecepatannya rendah. Jika
liquid mengandung sejumlah uap atau lebih panas daripada liquid di downcomer, maka
akan terjadi flashing dan kapasitas downcomer akan turun. Untuk susunan seperti ini harus
dihindari kondisi yang bisa menyebabkan kapasitas downcomer menjadi kritis, yang bisa
disebabkan oleh sistem dengan tekanan tinggi dan kecenderungan fouling yang tinggi
sehingga menurunkan kapasitas downcomer.

Susunan b sama seperti susunan a, hanya saja dapat menurunkan turbulensi yang
dihasilkan di dalam downcomer. Susunan c hanya cocok untuk umpan liquid dengan
kecepatan yang rendah. Jika umpan mengandung uap, maka dapat menyebabkan
entrainment lebih cepat terjadi. Susunan d sama dengan susunan c, hanya ada penambahan
channel baffle untuk mencegah impingement. Cocok untuk umpan yang menandung uap.
Baffle bisa berbentuk lurus atau agak melingkar, dengan bagian atas, bawah dan samping
terbuka.

54
55
Gambar 4.1 Susunan top tray feed dan inlet refluks, dimensi x, y dan z dapat dilihat di table
56
Susunan e sama seperti susunan d, tetapi ditambahkan plate di bawah nozzle sehingga
liquid mengalir ke bawah melalui kedua sisi plate. Hal ini dapat menurunkan kecepatan
umpan pada saat masuk ke dalam kolom, sehingga cocok digunakan untuk umpan yang
kecepatannya tinggi apakah dalam bentuk liquid atau uap.

Susunan f sama seperti susunan e, tetapi umpan masuk di atas downcomer. Susunan g
merupkan susunan yang optimum untuk kolom dengan panjang outlet weir kurang dari 5 ft.
Plate isolasi diperlukan di bagian luar dinding downcomer jika umpan masuk pada suhu
yang lebih tinggi daripada liquid di downcomer. Susunan h sama seperti g ditambahkan
wear plate diluar dinding downcomer dan horizontal impingement baffle di bawah nozzle
untuk mencegah entrainment. Direkomendasikan untuk umpan dengan kecepatan yang
tinggi.

Susunan i merupakan salah satu tipikal yang menggunakan distributor liquid.


Direkomendasikan untuk kolom dengan panjang weir lebih dari 5 ft. Susunan j digunakan
untuk umpan dengan kecepatan yang tinggi dengan uap berada dalam fase kontinyu dan
liquid dalam bentuk spray. Digunakan untuk umpan yang akan ter-flash pada saat
memasuki kolom dengan tekanan yang rendah. Contoh penggunaannya adalah pada kolom
distilasi atmosferik dan vakum.

Distributor umpan direkomendasikan untuk single pass tray dengan diameter yang besar.
Untuk multi pass tray direkomendasikan untuk menggunakan distributor umpan dan
refluks

4.1.3 Downcomer trapout dan chimney tray


Downcomer trapout terutama digunakan untuk partial liquid draw off dari tray kolom.
Downcomer trapout jarang meyediakan waktu tinggal yang cukup untuk pemisahan uap
dan liquid. Oleh karena itu di outlet kolom harus dilengkapi dengan venting. Downcomer
trapout harus di-seal untuk mencegah uap naik ke atas melalui downcomer. Downcomer
trapout ditunjukkan oleh gambar 4.3 (a)

Komponen alternatif selain downcomer trapout adalah chimney tray, seperti ditunjukkan
pada gambar 4.3 (b). Dalam packed tower, chimney tray juga digunakan sebagai liquid
collector atau distributor uap. Keuntungan pemakaian chimney tray adalah memberikan

57
waktu tinggal yang cukup untuk pemisahan uap dan liquid. Kelemahannya adalah
menambah ketinggian kolom dan menghasilkan pressure drop yang tinggi.

(a) Downcomer trapout (b) chimney tray


Gambar 4.3 Downcomer trapout dan chimney tray

4.1.4 Vapor outlet


Pertimbangan utama pemasangan vapor outlet adalah untuk menghindari entrainment,
terbawanya butiran-butiran liquid ke dalam aliran uap yang meninggalkan kolom. Untuk
memisahkan butiran-butiran liquid yang terbawa aliran uap bisa menggunakan mist
elliminator yang dipasang diatas top tray atau dengan menggunakan knock out drum.

Sejumlah kecil liquid akan selalu dijumpai dalam vapor outlet. Liquid ini berasal dari
entrainment dari dalam kolom atau kondensasi pada kondisi atmosferik. Posisi vapor line
yang rendah cenderung menyebabkan liquid trap dan akumulasi liquid. Liquid yang
terakumulasi dapat menyebabkan backpressure pada kolom dan menyebabkan
ketidakstabilan proses, serta menyebabkan terbentuknya slug di peralatan-peralatan
setelahnya. Vapor outlet line harus dipasang miring terhadap kolom atau terhadap
downstream vessel.

4.2 Bagian dasar dan outlet kolom


Pertimbangan utama pengaturan bagian dasar dan outlet kolom adalah untuk mendapatkan
fase pemisahan yang diperlukan serta menjaga hidraulika kolom.

58
4.2.1 Bottom feed dan reboiler return inlet
Jarak antara tray paling bawah dengan level liquid merupakan potensi masalah yang utama
di dalam kolom distilasi. Beberapa masalah ini berhubungan dengan inlet dari reboiler
return. Di bawah ini adalah petunjuk penempatan bottom feed dan reboiler return inlet :
1. Bottom feed dan reboiler return inlet tidak boleh terendam di bawah level liquid. Uap
dapat blow up dan dapat mengangkat tray sehingga lepas dari supportingnya.
Disamping itu juga menyebabkan entrainment yang berlebihan dan mempercepat
terjadinya flooding. (lihat gambar 4.3)
2. Nozzle untuk bottom feed dan reboiler return inlet tidak boleh terlalu dekat dengan
maksimum liquid level. Jarak antara nozzle dengan maximum liquid level minimal 12
in. Hal ini untuk menghindari turbulensi liquid, dan entrainment uap yang naik ke atas.
3. Aliran bottom feed dan reboiler return tidak boleh membentur permukaan liquid di
bagian dasar. (lihat gambar 4.4)
4. Aliran bottom feed dan reboiler return tidak boleh membentur bottom seal pan, seal
pan overflow, atau bottom downcomer. Karena akan menyebabkan entrainment
menuju ke bottom tray, menyebabkan penguapan, mempercepat terjadinya flooding,
terutama jika umpannya superheated.
5. Reboiler return atau bottom feed nozzle harus ditempatkan setidaknya 15 18 in di
bawah tray.
6. Bagian dinding yang menghadap langsung dengan bottom feed atau reboiler return
sering terkorosi atau tererosi. Untuk mencegahnya bisa dengan menambahkan
chemical anti korosi (untuk kolom yang kecil) atau menambahkan impingement plate
(pelat untuk menahan benturan) pada dinding sebagai pelindung dari korosi ataupun
erosi.
7. Geometri bottom feed atau reboiler return jangan sampai membentuk pola aliran atau
kecepatan tangensial, karena akan menghasilkan vortex.

4.2.2 Bottom feed dan reboiler return sparger


Sparger digunakan jika umpan (bottom feed) dalam fase uap masuk ke dalam kolom di
bawah permukaan bottom liquid. Sparger adalah pipa yang diperforasi sehingga
memungkinkan uap masuk ke dalam liquid dalam bentuk gelembung-gelembung dan
menghindari terjadinya slug. Penempatan sparger ditunjukkan pada gambar 4.5

59
(a) (b)
Gambar 4.3 Good and bad practice untuk pengaturan reboiler return dan bottom feed :
(a) bad practice dan harus dihindari; (b) good practice

Gambar 4.4 Praktek yang harus dihindari dalam pengaturan bottom feed

4.2.3 Waktu tinggal (residence time)


Waktu tinggal yang cukup diperlukan untuk menghindari supaya jangan ada uap yang
terbawa ke aliran liquid. Di bawah ini adalah alasan-alasan kenapa kita harus menyediakan
waktu tinggal yang cukup di dalam liquid draw off sump.
1. Untuk mengeluarkan uap yang masih terdapat dalam sump liquid. Gelembung-
gelembung uap yang terbawa pada liquid draw off bisa menyebabkan kavitasi pada
pompa di bagian hilir.
2. Sebagai buffer bagi peralatan di bagian hilir jika terjadi fluktuasi di dalam kolom
3. Memberikan kesempatan bagi operator untuk melakukan tindakan koreksi jika terjadi
kegagalan (pompa trip, kehilangan level terlalu cepat, dll)
4. Menyediakan waktu settling yang cukup jika ada dua fase liquid yang harus
dipisahkan seperti hidrokarbon dan air.

60
Gambar 4.5 Bottom feed sparger (a) Submerged ; (b) vapor space

61
4.2.4 Pengaturan bagian dasar kolom
Terdapat tiga mode pengaturan di bagian dasar kolom :
1. Pengaturan tanpa baffle (unbaffled arrangement). Produk di bagian bottom dengan
reboiler liquid ditarik dari bottom sump yang utama (gambar 4.6 a)
2. Pengaturan dengan baffle (baffled arrangement). Bagian dasar kolom dibagi menjadi
dua yaitu draw off bottom sump dan reboiler bottom sump dengan menggunakan
preferential baffle. (gambar 4.6 b)
3. Pengaturan once through reboiler. Dimana cairan reboiler ditarik dari bagian bawah
downcomer atau dari chimney tray yang terletak di atas bottom sump. (gambar 4.6 c)

(a) unbaffled arrangement (b) baffled arrangement

(c) Once through


thermosyphone reboiler

Gambar 4.6 Pola-pola pengaturan yang umum digunakan untuk bottom column

62
Unbaffled arrangement memiliki keuntungan yaitu kemudahan dalam instalasi, konstruksi,
inspeksi atau maintenance serta biaya yang rendah. Disarankan untuk digunakan di :
1. Kolom yang berukuran kecil (diameter < 3 ft) dimana baffle lebih sulit diinspeksi atau
pemeliharaannya.
2. Kettle reboiler karena bottom product ditarik dari reboiler surge compartment bukan
dari column bottom sump.
3. Forced circulation reboiler, karena laju sirkulasinya besar, sehingga tidak mungkin
dicapai kalau bagian dasar kolom menggunakan baffle.
4. Kolom dengan internal reboiler
5. Untuk service dimana umpan lebih banyak mengandung komponen ringan, dan residu
hanya terdapat dalam jumlah kecil, sehingga dapat menghindari akumulasi residu di
reboiler loop dan menghindari penipisan material karena waktu tinggal yang terlalu
lama
6. Packed kolom

Baffled atau once through arrangement disarankan untuk digunakan di thermosiphon


reboiler yang berada dalam kolom yang besar (diameter > 3ft). Pengaturan seperti ini
dapat mensuplai liquid head yang konstan menuju reboiler serta memaksimalkan bottom
sump residence time sehingga pemisahan dengan uap lebih baik.

4.2.5 Outlet dasar kolom


Pertimbangan utama pengaturan bottom outlet adalah untuk mendapatkan fase pemisahan
uap dan liquid yang sesuai serta memberikan kapasitas penampungan yang diperlukan.
Keberadaan surge drum, chimney tray dan bottom sump biasanya didesain untuk
menghindari adanya uap di dalam liquid outlet. Sebaliknya downcomer trapout didesain
supaya terdapat sejumlah uap di dalam liquid.

Keberadaan uap di dalam liquid outlet dapat menyebabkan terjadinya erosi, korosi,
ketidakstabilan kolom, dan kavitasi pada pompa, beberapa penyebab utama keberadaan
liquid di dalam liquid outlet lines adalah :
1. Waktu tinggal yang tidak cukup
2. Frothing, disebabkan oleh jatuhnya liquid pada permukaan liquid pada sump atau draw
pan. Frothing lebih banyak terjadi di tray kolom daripada di packed kolom (dalam
packed kolom liquid jatuh seperti hujan rintik-rintik)

63
3. Vortexing, disebabkan karena gerakan melingkar yang intensif, pada saat liquid keluar
dari kolom. Vortexing dapat memicu entrainment uap menuju draw off line. Untuk
mencegah terjadinya vortex dapat dipasang vortex breaker.

4.3 Koneksi instrumentasi


Informasi yang disuplai dari peralatan instrumentasi merupakan hal yang vital dalam
pengaturan kolom dan kondisi operasi. Kesalahan informasi menyebabkan operator salah
dalam mengambil tindakan, sehingga bisa terjadi sejumlah masalah dalam operasi kolom.
Di bawah ini adalah pertimbangan-pertimbangan utama dalam koneksi instrumentasi :
1. Koneksi harus ditempatkan di lokasi dimana pengukuran yang diinginkan dapat dibaca
dengan tepat. Sebagai contoh jika ingin mengetahui suhu liquid, maka koneksi alat
ukur harus ditempatkan di dekat lantai tray atau downcomer bukan di vapor space.
2. Koneksi harus kompatibel dengan peralatan instrumentasi dan memungkinkan impulse
line bisa dipasang dengan tepat. Pemasangan impulse line pipe yang tidak sempurna
akan menimbulkan masalah instrumentasi
3. fluida yang mengalir tidak boleh membentur transmitter dan koneksinya. Benturan
akan menghasilkan pembacaan yang tidak tepat dan juga kerusakan peralatan
instrumentasi
4. Instrumen harus mudah diakses untuk keperluan operasi dan maintenance.
5. Koneksi intrumentasi tidak boleh terlalu kecil sehingga mudah dibongkar pasang. Pada
umumnya digunakan koneksi berukuran 1 2 in
6. Pipa instrumentasi harus diusahakan sependek mungkin dan tidak terdapat elbow
ataupun bend.
7. Hindari jangan sampai terjadi vibrasi, vibrasi pada transmitter bisa menyebabkan
bautnya kendur dan sinyalnya menjadi tidak menentu.
8. Segala kemungkinan terjadinya pembekuan liquid di impulse line harus dicegah,
terutama di lokasi dimana temperatur ambient jatuh di bawah titik beku air.
9. Jika koneksi instrumentasi dipurging dengan gas inert, sumber gas dan tekanannya
harus dijaga. Jika tekanan purge gas jatuh, maka akan terjadi aliran balik liquid dari
dalam kolom, dan menyebabkan plugging, indikasi yang keliru dan bahaya lain. Gas
purging harus bebas dari solid, karena dapat mem-block orifice.
10. Jika koneksi instrumentasi dipurging dengan gas inert, di overhead condensor dipasang
venting untuk mencegah gas blanketing.

64
Gambar 4.7 Pengaturan pipa untuk level glass. (a) Lokasi glass yang tepat. (b) glass di
bawah nozzle bagian bawah. (c) glass di atas nozzle bagian atas.

4.4 Koneksi untuk sampling


Koneksi sampling harus dipastikan supaya fluida yang keluar dari koneksi dan masuk ke
dalam analyzer berada dalam fase yang diinginkan. Terutama untuk fase uap, sampel tidak
boleh mengandung butiran-butiran liquid pada saat meninggalkan kolom. Penguapan
liquid dapat menyebabkan kenaikan volume sampel dan menyebabkan analisa yang keliru.
Pertimbangan lain dalam penempatan koneksi sampling adalah supaya bisa mendapatkan
hasil sampling yang representative.

4.5 Manhole
Manhole digunakan sebagai pintu masuk / akses ke dalam kolom. Biasanya dipasang pada
kolom yang memiliki jumlah tray sebanyak 10 20 tray. Jika prosesnya bersih dan tidak
korosif, maka untuk setiap 30 tray cukup dipasang 1 manhole. Jika proses cleaning harus
sering dilakukan maka jumlah manhole bisa lebih banyak, sehingga pada saat
membersihkan tray memungkinkan untuk dilakukan oleh lebih banyak kru. Untuk kolom
dengan diameter kecil sebaiknya digunakan cartridge tray.

Pada packed kolom manhole diposisikan sehingga memungkinkan distributor,


redistributor dan peralatan internal lainnya bisa diakses dengan mudah. Biasanya manhole
ditempatkan di atas bed support plate atau diatas top distributor dan pada bottom kolom.
Penempatan manhole di atas support plate juga memungkinkan untuk mengambil packing
dari bed di atasnya.

65
Untuk packed kolom dengan diameter yang kecil (< 3 ft) biasanya handhole dan flange
connection yang digunakan sebagai akses. Handhole memiliki diameter 8 14 in dan
ditempatkan dalam posisi yang sama dengan manhole pada kolom yang besar. Namun
akses dengan menggunakan handhole terbatas, biasanya hanya digunakan untuk
maintenance kecil. Dalam banyak kasus biasanya untuk akses ke dalam kolom
menggunakan flange yang ditempatkan di dekat top distributor dan di bawah support plate.

Diameter manhole biasanya berkisar dari 16 24 in. Jika untuk membersihkan tray bisa
dilakukan di dalam kolom, tanpa perlu melepasnya, maka jumlah manhole bisa dikurangi.
Jika memungkinkan seluruh manhole dipasang dengan arah/orientasi yang sama. Untuk
meminimalkan kerusakan di bagian internal kolom, manhole jangan dipasang di lokasi
downcomer seal

4.6 Gravity refluks


Pada kolom yang tidak terlalu besar overhead kondensor biasanya dipasang di atas kolom,
dan refluks mengalir menuju kolom secara gravitasi. Refluks drum atau refluks control
valve seringkali diabaikan. Kadang-kadang bagian bawah kondensor digunakan sebagai
tempat penampungan liquid. Di bawah ini merupakan beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pengaturan gravity refluks
1. Uap dapat mengalir dari dalam kolom melalui refluks line dan melawan aliran refluks
turun ke bawah. Seal loop hampir selalu digunakan untuk menghindari terjadinya
aliran balik (gambar 4.7). Titik terendah pada seal loop biasanya untuk drain.
2. Sebaiknya menempatkan bagian bawah seal loop pada ketinggian yang lebih rendah
daripada outlet rim pipa refluks. Hal ini untuk menghindari supaya liquid di seal loop
tidak tersedot masuk ke dalam kolom.(gambar 4.7 a, b, d). Konfigurasi c dan e tidak
aman kecuali kalau dipasang vent di atasnya.

66
Gambar 4.8 Pengaturan gravity refluks

67
BAB 5
PACKED COLUMN

5.1 Bagian-bagian packed kolom


Packed kolom merupakan bejana tekan yang berbentuk vertikal, silindrikal yang terdiri
dari satu atau lebih bagian-bagian yang berupa packing material. Pada system uap-liquid,
cairan akan mengalir ke bawah melalui permukaan packing karena pengaruh gravitasi
dalam bentuk film atau atau tetesan-tetesan. Sebaliknya, uap mengalir keatas melalui
packing yang telah terbasahi (wetted packing) sehingga terjadi kontak dengan liquid dan
memfasilitasi terjadinya perpindahan massa dari uap ke liquid.

Packed kolom digunakan sebagai peralatan kontak system uap-liquid dan system liquid-
liquid. Distilasi, disamping menggunakan tray column, dapat juga dilakukan dengan
menggunakan packed column yang diisi dengan packing. Hal yang sama juga dilakukan
untuk unit operasi lainnya seperti absorpsi gas, ataupun ekstraksi liquid-liquid. Pada
dasarnya unit packed column terdiri dari :
Shell (badan bejana)
Packing (alat-kontak uap-liquid atau liquid-liquid)
Packing support
Liquid distributor
Intermediate support dan redistributor
Nozzle untuk inlet dan outlet gas dan liquid

Tipikal packed tower dapat dan bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar 5.1 di bawah
ini. Beberapa aspek mekanik dari konstruksi dan rangkaian kolom akan mempengaruhi
performa kolom. Efisiensi packed kolom akan turun jika :
Distribusi liquid yang buruk
Entrainment butiran-butiran liquid
Distribusi gas yang tidak merata
Pressure drop yang berlebihan
Packing tidak terbasahi dengan sempurna

68
Gambar 5.1 Tipikal packed column

69
5.1.1 Packing
Packing merupakan jantung dari packed kolom. Packing tersedia dalam berbagai bentuk
yang berbeda. Pada umumnya packing dibedakan menjadi dua tipe yaitu random packing
dan struktur packing. Pemilihan packing secara tepat memerlukan pemahaman
karakteristik operasional yang dihasilkan dari berbagai jenis packing yang berbeda.
Karakteristik packing biasanya ditinjau dari dua hal yakni : pressure drop yang dihasilkan
dan perpindahan massa diantara fase-fase yang berkontak.

Kriteria pemilihan packing sebagai berikut :


1. Ketahanan terhadap chemical, panas dan gaya-gaya mekanis
2. Penggunaan dalam jangka waktu yang lama
3. Kapasitas hidraulik
4. Wettability
5. Pressure drop
6. Berat
7. Biaya
8. Transfer massa
9. Kecenderungan terjadinya polusi.
10. Kemampuan menyeimbangkan distribusi fase

Packing bisa terbuat dari logam (metal), keramik ataupun plastik. Metal packing paling
banyak digunakan. Packing jenis ini memiliki kekuatan mekanik dan koefisien elastisitas
yang tinggi, dinding packing bisa lebih tipis dibandingkan jenis packing yang terbuat dari
material lainnya. Dibandingkan dengan packing keramik, metal packing lebih sukar pecah,
namun lebih mudah terkorosi.

Packing keramik memiliki resistansi kimiawi yang bagus, bahkan terhadap zat-zat asam
organic maupun anorganik (kecuali HF). Memiliki ketahanan thermal sampai dengan
1800oC. Kelemahannya adalah mudah pecah atau remuk, serta mudah mengalami abrasi.
Material keramik merupakan campuran dari clay (kaolin), flux material (feldspar), dan
quartz. Masing-masing material memiliki pengaruh yang berbeda terhadap aspek thermal
ataupun kimia dari keramik. Flux material berfungsi untuk soldifikasi selama proses
pembakaran material serta memperbaiki suhu pelelehan. Quartz berfungsi untuk

70
meningkatkan rongga-rongga (fraksi ruang kosong, ), dan stabilitas terhadap perubahan
panas. Clay berfungsi untuk memperbaiki stabilitas thermal dan supaya lebih mudah
dibentuk.

Material yang sering digunakan adalah stoneware, yang memiliki ketahanan yang baik
terhadap material-material yang bersifat asam dan basa pada suhu tinggi. Material lainnya
adalah porcelain, yang memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap basa namun memiliki
berat yang lebih tinggi dibandingkan stoneware.

Plastik packing memiliki sifat densitas yang lebih rendah, viskositas yang tinggi dan
koefisien elastisitas yang lebih rendah. Kelemahannya memiliki stabilitas thermal yang
rendah, serta usia pemakaian yang sebentar. Plastic memiliki berat yang lebih ringan
dibandingkan material packing yang lain, sehingga beban kolom menjadi lebih rendah.

Material plastic yang paling banyak digunakan untuk packing adalah polypropilena (PP)
yang memiliki suhu kerja sampai dengan 120oC serta memiliki ketahanan yang baik
terhadap asam dan pelarut organic yang lain. Polyethylena (PE) yang memiliki ketahanan
suhu sampai dengan 80oC. Polyvinilchloride (PVC) memiliki ketahanan terhadap basa dan
chlorine serta dapat digunakan sampai dengan suhu 60oC. Polyvinildenefluorida (PVDF)
memiliki ketahanan suhu sampai dengan 140oC.

Tabel 5.1 menunjukkan perbandingan ketahanan material penyusun packing terhadap


media dan suhu.

Desain packing
Pada dasarnya terdapat dua tipe desain packing, yaitu : random packing dan structured
packing. Namun dalam perkembangannya seringkali ditambahkan jenis packing yang
ketiga yaitu grid packing.

1. Random packing
Packing yang penyusunannya di dalam kolom (packed bed) diletakkan secara acak.
Masing-masing packing, secara individual, memiliki bentuk dan geometri yang seragam.
Pada mulanya terdapat dua bentuk dasar random packing yaitu : bentuk saddle dan ring.

71
Dalam perkembangannya kedua bentuk dasar ini mengalami modifikasi bentuk dan
ukuran. Saat ini terdapat banyak variasi random packing, Sebagian besar penulis
mengklasifikasikan random packing ke dalam tiga generasi :
Generasi pertama : jenis raschig ring dan berl saddle (gambar 5.2), masih digunakan
sampai sekaran karena harganya yang murah.
Lanjut halaman

Tabel 5.1 Perbandingan stabilitas material

Keterangan :
A : media tidak berpengaruh
B : stabilitasnya bagus
C : menurun
D : penggunaan tidak direkomendasikan

Angka-angka yang termuat dalam table menunjukkan batasan suhu operasi tertinggi dalam oC, untuk
proses-proses kontinyu.

72
Generasi kedua : variasi dari generasi pertama, namun memiliki surface area yang lebih
besar, sehingga bentuk lebih rumit. Contohnya : Intalox saddle (Norton), Hy pak & pall
ring (gambar 5.3)
Generasi ketiga : terdapat banyak variasi biasanya terbuat dari logam atau plastic.
Dikarakterisasi dengan porositas yang lebih besar dibandingkan dua sebelumnya.
Contohnya : intalox, cascade miniring, chempak, nutter ring dll.

Gambar 5.2 Beberapa tipe random packing generasi pertama

Gambar 5.3 Beberapa tipe random packing generasi kedua

73
Gambar 5.4 Beberapa tipe random packing generasi ketiga

Random packing biasanya memiliki diameter 13.5 in. Pada umumnya semakin besar
ukuran packing efisiensi perpindahan massa dan pressure dropnya akan turun.
Berdasarkan korelasi ini, kolom dengan diameter tertentu, ukuran packing yang optimal
dapat dicapai dengan mengkompromikan antara pressure drop yang rendah dan laju
perpindahan massa yang tinggi. Rule of thumb yang harus dipertimbangkan untuk
memilih diameter packing adalah kurang dari 1/8 diameter kolom, sehingga dapat
meminimalisir liquid channeling.

Karakteristik utama random packing adalah luas spesifik (specific area, ap) dan fraksi
ruang kosong (void fraction, ). Packing factor, Fp = ap/3, biasanya digunakan untuk
membandingkan berbagai jenis random packing

74
2. Structured packing
Struktur packing adalah packing yang dibuat dalam bentuk modul-modul yang memiliki
pola geometri tertentu, seperti grid atau wire mesh. Proses pembuatannya bisa berasal dari
lembaran-lembaran logam yang tipis atau kawat yang dicrimping, dibending, dirolling dsb.
Beberapa jenis structured packing menggunakan material plastic, tetapi dipilih yang
memiliki ketahanan terhadap service fluida tertentu.

Salah satu jenis structured packing modern yang paling awal digunakan adalah panapak
packing (nama dagang Pan America Refining Corporation). Packing jenis ini terbuat dari
beberapa lapisan lembaran logam yang dibikin bergelombang dan dirangkai menjadi satu,
dan memiliki struktur seperti sarang madu. Beberapa perusahaan manufaktur seperti
Sulzer, Goodloe, Koch, Glitsch, Nutter membuat struktur packing dari lembaran logam
yang tipis yang diperforasi dengan lubang-lubang yang kecil, dibuat bergelombang atau
dilipat-lipat. Packing dirangkai dalam bentuk silinder atau seperti pipa yang disusun
parallel dan mengisi penuh kolom (packed bed) pada saat ditegakkan.

Ruang antara lembaran-lembaran logam yang bergelombang digunakan sebagai tempat


kontak antara uap dan liquid. Berbagai tipe struktur packing dapat dilihat pada gambar 5.5.
s.d 5.7

Gambar 5.5 Intalox structured packing, Koch-Glitsch

75
(b)

(a) (c)

Gambar 5.6 Flexipac structured packing

Gambar 5.7 Pencampuran liquid dan gas di dalam Koch-Glitsch packing

76
Gambar 5.8 Koch ceramic flexiramic Koch structured packing

Gambar 5.9 Instalasi ceramic flexiramic structured packing

Gambar 5.10 York twist structured tower packing

77
Gambar 5.11 ACS Knitted mesh structured packing

(a) Mellapak dari plastic (b) Mellacarbon karbon murni

(c) Mellagrid
Gambar 5.12 Structured packing produksi Sulzer Chemtech

78
3. Grid
Grid biasanya terbuat dari logam, dikembangkan dari prinsip wooden grid yang digunakan
pada cooling tower. Proses manufaktur sama seperti struktur packing. Karakteristik utama
dari packing tipe ini adalah pressure drop yang lebih rendah, kapasitas yang lebih besar,
porsi ruang kosong yang lebih besar serta memberikan toleransi jika ada padatan di dalam
liquid.

Gambar 5.13 Nutter Snap Grid, Grid packing dengan kapasitas yang besar yang
dilengkapi dengan interlock diantara strukturnya.

Gambar 5.14 Intalox grid type packing, Norton chemical process co., memiliki efisiensi
yang lebih tinggi dibandingkan struktur packing dan random packing.

79
Gambar 5.15 Flexigrid produksi Koch engineering

Gambar 5.16 EF-25 A grid yang digunakan untuk proses coking, produksi Glitsch

5.1.2 Packing support


Packing support memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Menyangga packed bed.
2. Memiliki open area yang cukup sehingga memungkinkan uap dan liquid mengalir
tanpa hambatan
3. Menghindari bagian-bagian packing jatuh ke bawah.

Berat yang disangga oleh packing support adalah berat dari packed di atasnya ditambah
dengan berat liquid yang membasahinya. Open area pada packing support yang modern
berkisar antara 70 100 % dari luas penampang kolom. Besarnya open area tergantung

80
pada material konstruksi dan diameter kolom. Beberapa desain yang menggunakan
material keramik, karbon dan plastic memiliki open area yang lebih kecil dari 65%. Open
area packing support yang terlalu kecil dapat menyebabkan bottleneck kapasitas kolom.

Untuk menghindari terjadinya migrasi bagian-bagian packing ke bawah, bukaan support


harus lebih kecil daripada ukuran packing. Untuk bukaan yang berbentuk lingkaran,
direkomendasikan ukuran lubang in.

Tinggi packing per support plate tidak boleh lebih dari 12 ft untuk jenis raschig ring, dan
15 20 ft untuk jenis yang lain. Beberapa tipe packing support yang utama :
1. Gas injection support plate.
Memiliki bukaan uap dan liquid yang terpisah. Uap naik melalui bukaan yang terdapat di
bagian sisi miring support plate, sedangkan liquid mengalir ke bawah melalui lubang-
lubang yang ada di bagian dasar. Hal ini dapat menghindari terjadinya build up hydrostatic
head.

(a) Tipikal support plate Sulzer Chemtech

(b) Tipikal plate - Norton Chemical

(c) ceramic plate - Norton Chemical

Gambar 5.17 Gas injection support plate

81
2. Grid support.
Grid support terdiri dari batangan-batangan yang disusun vertikal pada satu atau dua
bidang yang berbeda. Grid support (untuk aplikasi keramik) memiliki performa yang baik
sebagaimana gas injection support.

Grid support lebih murah dibandingkan gas injection support. Open area yang dimiliki
sebesar 70 % jika terbuat dari keramik dan 95% jika terbuat dari logam. Grid support
umumnya digunakan untuk structured packing.

Gambar 5.18 Ceramic grid support plate Norton Chemical

82
(a) (b)
Gambar 5.19 (a) Tipikal susunan cros partition ring; (b) tipikal susunan Norton Grid
Block; Norton Chemical

3. Corrugated support.
Corrugated support digunakan untuk menyangga beban yang tidak terlalu berat (tipikal
beban sampai dengan 450 lb/ft2) pada kolom dengan diameter yang kecil. Open area relatif
kecil, yaitu sekitar 80%. Penggunaannya terbatas pada beban uap dan liquid yang rendah

Gambar 5.20 Corrugated support

5.1.3 Liquid distributor


Distribusi liquid memainkan peranan penting dalam operasi packed kolom. Packing yang
bagus dapat turun efisiensinya jika distribusi liquidnya buruk. Distribusi yang buruk akan
menurunkan jumlah luasan packing yang terbasahi (wetted area) dan mempercepat
terjadinya liquid channeling.

83
Liquid distributor diperlukan di semua titik pada packed kolom dimana terdapat aliran
liquid dari luar. Terdapat dua tipe liquid distributor :
1. Gravity fed distributor : distribusi liquid dari distributor menuju packing berdasarkan
prinsip gravitasi. Merupakan jenis distributor yang paling banyak digunakan. Tipikal
gravity fed distributor ditunjukkan pada gambar 5.21 s.d. 5.24
2. Pressure fed distributor : distribusi liquid ke dalam packing dibantu dengan tekanan.
Digunakan jika tinggi kolom terbatas. Tipikal pressure fed distributor diantaranya
adalah : (a) ladder tipe dengan lengan yang berupa pipa-pipa dan di dalamnya terdapat
liquid metering orifice, (b) spray nozzle distributor. (gambar 5.25 5.26)

Liquid harus didistribusikan secara seragam untuk mendapatkan efisiensi packed bed yang
maksimum. Jika umpan yang masuk berupa campuran fase uap dan liquid, maka
diperlukan peralatan tambahan untuk memisahkan uap dan liquid untuk menghindari
terjadinya turbulensi di dalam liquid distributor.

Gambar 5.21 Orifice deck liquid distributor (Norton Chemical)

Gambar 5.22 Orifice pan liquid distributor (Norton Chemical)

84
Gambar 5.23 Weir trough liquid distributor (Norton Chemical)

Gambar 5.24 Koch-sulzer trough liquid distributor (MDP) untuk kolom dengan diameter
besar dan struktur packing (Sulzer Chemtech)

Gambar 5.25 Orifice ladder liquid distributor (Norton Chemical)

85
Gambar 5.26 Spray nozzle liquid distributor (Norton Chemical)

Spray nozzle biasanya tidak digunakan untuk distribusi liquid di dalam kolom distilasi
ataupun absorpsi. Penggunaannya biasanya terbatas pada operasi perpindahan panas,
dimana liquid entrainment dari bagian atas bed tidak terjadi.

5.1.4 Liquid redistributor


Liquid redistributor diperlukan untuk mendapatkan kembali aliran liquid yang seragam di
setiap bed. Liquid yang mengalir ke bawah melewati packing dan dinding kolom akan
didistribusikan kembali setiap kedalaman bed atau sekitar tiga kali diameter kolom untuk
raschig ring packing dan 5 10 kali diameter kolom untuk saddle packing. Liquid
redistributor beroperasi seperti gravity fed distributor. Antara liquid redistributor dengan
dinding kolom diberi seal untuk mencegah liquid mengalir melalui sela-sela sambungan.

Gambar 5.27 Orifice deck liquid redistributor (Norton Chemical)

86
5.1.5 Wall wiper
Wall wiper pada liquid redistributor berguna untuk menurunkan efek bypass liquid yang
mengalir melewati dinding pada kolom dengan diameter kecil. Wall wiper tidak begitu
bermanfaat pada kolom dengan diameter yang lebih besar dari 4 ft.

Gambar 5.28 Rosette Wall wiper (Norton Chemical)

5.1.6 Liquid collector


Liquid yang mengalir turun ke bagian bawah kolom kadang-kadang harus ditahan terlebih
dahulu, selanjutnya akan didistribusikan kembali menuju bagian yang berada di bawahnya,
sehingga diperoleh aliran liquid yang seragam.

Gambar 5.29 Liquid collector plate (Norton Chemical)

5.1.7 Hold down plate dan bed limiter


Hold down plate biasanya digunakan bersama-sama dengan keramik atau karbon random
packing untuk mencegah fluidisasi dan menghambat pergerakan packing yang mungkin

87
bisa menyebabkan packing menjadi rusak. Hold down plate diletakkan langsung di atas
packing. Biasanya digunakan untuk menahan packing dengan ketinggian 5 ft.

Untuk mencegah fluidisasi random packing yang terbuat dari plastik atau logam
digunakan bed limiter. Bed limiter tidak diletakkan di atas packing tetapi dipasang pada
dinding kolom dengan support ring atau dibaut. Hal ini untuk menghindari terjadinya
kompresi pada plastik atau hancurnya logam.

Gambar 5.30 Hold down plate (Koch Engineering Company)

Gambar 5.31 Bed limiter (Koch Engineering Company)

Packed kolom yang tidak dilengkapi dengan hold down plate atau bed limiter, packing
yang berada di dalam bed dapat terangkat dan terbawa oleh aliran gas sehingga dapat
menyebabkan kerusakan intenal kolom.

5.2 Pemasangan packing


5.2.1 Ditumpuk (stacked)
Packing ditumpuk atau ditata dengan tangan, sehingga memakan waktu dan biaya.
Instalasi packing seperti ini biasanya dihindari kecuali di lapisan bagian bawah yang dekat
dengan supporting. Liquid yang didistribusikan melalui stacked packing biasanya lurus ke
bawah melewati packing, dan hanya sedikit liquid yang mengalir secara horisontal.
Contoh stacked packing dapat dilihat pada gambar 5.32

88
Gambar 5.32 Stacked packing square pattern

Gambar 5.33 Stacked packing diamond pattern

Gambar 5.34 Stacked packing packing assembly

89
5.2.2 Dituang (dumped)
Dumping adalah metode pemasangan packing yang paling umum digunakan. Salah satu
perusahaan manufaktur menyarankan pada saat loading packing tipe ceramic ring
menggunakan lembaran logam yang dibentuk kerucut di bagian ujungnya. Hal ini
dipercaya dapat menurunkan potensi liquid channeling

90
BAB 6
PRINSIP KERJA PACKED TOWER

6.1 Bagaimana packed tower bekerja


Packed tower yang pertama kali digunakan adalah raschig ring, silinder keramik yang
berlubang dengan diameter luar 1 inchi, diameter dalam 0,75 inchi dan panjang 1 inchi.
Packing yang berada dalam bentuk susunan, disebut struktur packing. Packing jenis ini
terbuat dari lembaran logam yang diberi alur atau diberi lubang-lubang dengan ukuran
lubang yang kecil dan antara lembaran yang satu dengan yang lain disatukan dengan
pengait tipis. Jenis logam yang dipilih biasanya 316 stainless steel. Dua fitur utama untuk
mendapatkan pemisahan yang maksimal di dalam packed bed adalah :
1. Open area : persentase rata-rata luas penampang di dalam packed tower yang tidak
diblok oleh packing dan meningkatkan kecepatan aliran uap dan liquid.
2. Wetted surface area : jumlah total ft2 permukaan packing yang tersedia untuk kontak
uap dan liquid per ft3 volume tower.

Semakin besar open area packing semakin besar kapasitas tower. Semakin besar wetted
surface area packing, semakin besar efisiensi pemisahan tower. Sebagai contoh packing
yang terdiri dari ruang kosong akan meningkatkan kapasitas tetapi menutunkan efisiensi
pemisahan. Packing yang berupa butiran-butiran lembut seperti pasir memiliki efisiensi
pemisahan yang tinggi tetapi kapasitasnya sangat rendah. Sehingga pemilihan pcking
untuk kolom harus mengkomporomikan antara open area yang maksimal dan wetted
surface area yang maksimal.

Struktur packing memiliki 50% open area dan dibandingkan raschig ring dan dua sampai
tiga kali wetted surface area, sehingga struktur packing telah banyak menggantikan
sebagian besar packing yang berbentuk ring di dalam banyak packed tower.

Di berbagai jenis packed tower liquid atau internal reflux drip melewati packing dalam
bentuk film cairan yang tipis di permukaan packing. Uap akan mengalir ke atas melewati
packing dan melakukan pertukaran panas dan molekul dengan permukaan film liquid yang
tipis di permukaan packing.

91
Di dalam tray tower kontak antara uap dan liquid hanya terjadi di atas tray deck. Setinggi
5 atau 6 in dan sebagian besar volume kolom tidak digunakan untuk pertukaran panas
ataupun massa antara uap dan liquid. Di dalam packed tower hampir seluruh volume
packed digunakan untuk kontak antara uap dan liquid.

Di dalam tray tower area yang digunakan untuk mengalirkan liquid dari tray di bagian atas
menuju tray di bawahnya (downcomer) tidak digunakan sebagai tempat untuk
mengalirnya uap. Di dalam packed tower seluruh area yang ada di dalam tower digunakan
untuk tempat mengalirnya uap. Hal ini yang membuat packing terlihat superior
dibandingkan tray, meskipun hal ini tidak sepenuhnya benar.

6.2 Distribusi liquid


Setiap tray yang terdapat di dalam kolom juga berfungsi sebagai redisitribuor uap dan
liquid. Lubang-lubang yang ada di dalam tray deck berfungsi untuk mendistribusikan
kembali uap yang mengalir menuju ke puncak kolom. Outlet weir atau lebih tepatnya level
liquid yang mengalir melewati puncak weir, akan memberikan gaya supaya liquid
mengalir secara merata di atas permukaan tray. Meskipun tinggi tray tidak rata dan aliran
liquid mengalami distorsi pada tray tertentu, liquid akan didistribusikan kembali dengan
tepat pada tray di sebelumnya.

Sebaliknya packing tidak berfungsi untuk mendistribusikan kembali liquid atau internal
refluks. Meskipun distribusi internal refluksnya berlangsung dengan baik, distribusi aliran
liquid yang melewati packed bed akan berlangsung buruk, sehingga packed tower
memerlukan distributor liquid. Gambar 6.1 menunjukkan liquid distributor yang umum
digunakan yaitu jenis orifice plate liquid distributor. Uap mengalir ke atas melalui
chimney dan liquid jatuh melalui lubang-lubang distribusi yang ukurannya lebih kecil di
tray deck.

Untuk menghitung tinggi liquid di atas tray ini, kita harus menambahkan dua faktor :
1. Pressure drop uap yang mengalir melewati chimney. Liquid yang berada di atas tray
harus mampu menghasilkan liquid head untuk mengalir melawan tekanan yang lebih
besar dari tray di bawahnya.
2. Orifice hole pressure drop. Sama dengan liquid head yang dikonversi menjadi
kecepatan liquid yang mengalir melalui lubang-lubang orifice pada pressure drop.

92
Gambar 6.1 Orifice plate liquid distributor

Total pressure drop di distributor liquid merupakan jumlah dari pressure drop uap yang
mengalir melewati chimney (PV) ditambah dengan orifice hole pressure drop (PL) atau
PTOTAL = PV + PL. Total pressure drop merupakan tinggi liquid di atas distributor
(chimney tray). Misal tinggi total liquid di atas liquid distributor 6 in, yaitu :
PV = 5,1 in, dan
PL = 0,9 in

Seandainya plate distributor miring 1 in seperti ditunjukkan pada gambar 6.2, aliran liquid
atau internal refluks yang melewati bagian yang lebih tinggi sama dengan nol. Hal yang
lebih buruk lagi gelembung-gelembung uap mulai terbentuk melalui lubang orifice yang
lebih tinggi, yang tidak terendam oleh 5,1 in liquid. Sehingga tidak diperoleh cairan murni
di area tersebut. Sementara itu aliran liquid akan mulai jatuh melalui bagian distributor
yang lebih rendah. Hasilnya, packing yang beada di satu sisi akan kering sedangkan
packing yang ada di sisi lainnya mengalami over refluks. Kondisi ini yang disebut dengan
vapor-liquid channeling dan ini adalah salah satu akar masalah efisiensi yang buruk di
dalam tower.

93
Gambar 6.2 Plate distributor

Jalan keluar masalah ini adalah dengan menaikkan PL, pressure drop liquid yang
mengalir melalui lubang-lubang orifice. Hal ini dapat dilakukan dengan menaikkan
kecepatan liquid yang keluar melalui lubang-lubang orifice. Salah satu cara untuk
menaikkan kecepatan liquid adalah dengan membuat lubang orifice yang lebih sedikit.
Sayangnya hal ini akan menurunkan efisiensi kontak antara uap dan liquid. Atau cara yang
lain kita dapat membuat lubang-lubang dengan ukuran yang lebih kecil. Hanya saja lubang
yang terlalu kecil akan berpotensi timbulnya penyumbatan.

Efisiensi dan kapasitas


Dalam tray tower kita dapat meningkatkan kapasitas tower dengan mengurangi jumlah
tray dan menaikkan tray spacing. Tetapi mengurangi jumlah tray akan menurunkan
efisiensi pemisahan. Dalam packed tower kita dapat menaikkan kapasitas tower dengan
cara menggunakan packing yang berukuran lebih besar sehingga open area akan
meningkat. Namun, semakin besar ukuran packing akan menurunkan wetted area packing,
sehingga akan menyebabkan efisiensi turun. Pemasangan liquid distributor yang efisien
seperti pada gambar 6.3 dapat meningkatkan efisiensi pemisahan, tetapi pemasangan
liqudi distributor akan mengorbankan tinggi menara yang sebenarnya bisa digunakan
untuk menaikkan tinggi packing.

94
Gambar 6.3 Modern liquid distributor

Distribusi uap
Gambar 6.4 di bawah ini menunjukkan liquid collector-vapor distributor yang modern
jenis chimney tray. Distribusi uap yang melewati packing tidak sesulit distribusi liquid.
Sieve tray atau valve tray pada tray tower akan bertindak sebagai distributor uap. Sehingga
distribusi uap yang buruk di bagian awalnya hanya akan menurunkan efisiensi di tray
bagian bawah. Tetapi pada packed tower, jika packed bed vapor distributor tidak bekerja
dengan tepat akan menyebabkan terjadinya vapor channeling di seluruh bed.

Distributor uap seperti ditunjukkan pada gambar 6.4 dimaksudkan untuk mendispersikan
uap secara merata di bagian dasar packed bed. Lebar chimney tidak boleh melampaui 6 in.
supaya distributor uap bekerja dengan baik, maka harus memiliki pressure drop yang
sesuai dengan pressure drop packed bed. Sebagai contoh misalnya pressure drop liquid
yang melewati 12 ft packed bed sebesar 10 in, maka pressure drop vapor distributor bisa
sekitar 3 4 in liquid.

Dalam prakteknya terjadinya distribusi uap yang buruk dari chimney tray yang telah
dirancang dengan baik disebabkan oleh topi (hat) yang telah rusak/terdistorsi. Penyebab

95
distorsi ini dipercaya akibat pekerja menginjak hat pada saat TA, karena supporting di
bagian bawahnya hanya didesain untuk mensupprot beban hat yang kecil, bukannya beban
pekerja yang besar.

Gambar 6.4 Modern vapor distributor

Menjaga efisiensi packed column


6.5.1 Pressure drop
Packed tower dapat dilakukan untuk fraksinasi dengan pressure drop yang lebih rendah
dibandingkan tray. Untuk tray tower yang modern untuk menghasilkan sebuah tray
teoretis dengan efisiensi pemisahan 100% diperlukan pressure drop liquid sebesar 6 in.
sebuah bed yang berisi struktur packing dapat melakukan pekerjaan yang sama dengan

96
pressure drop liquid sebesar 1 in. packed taower juga memiliki fleksibilitas yang lebih
baik dibandingkan sieve tray ataupun valve tray pada laju alir uap yang rendah.

6.5.2 Flooding pada packed tower


Untuk lebih memahami yang dimaksud flooding pada packed tower, pertama kali kita
harus memahami pengertian dari holdup. Sebelumnya marilah kita membayangkan sebuah
scrubber udara-air seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.5. Air bersirkulasi dari bagian
dasar menuju bagian puncak tower. Level air di bagian dasar 2 ft. tinggi packed bed 20 ft.
Jika kompresor udara dimatikan dan pompa sirkulasi air tetap dijalankan, maka air yang
semula tertahan di packing oleh aliran udara akan mengalir turun. Sehingga level di bagian
dasar kolom akan naik dari 2 ft menjadi 5 ft. Dengan demikian kita bisa mengatakan hold
up di packing sebesar 15 % [(5 ft 2 ft) / 20 ft = 15 %].

Gambar 6.5 Pengukuran holdup di dalam packed bed

97
Jika liquid hold up terlalu rendah maka efisiensi fraksinasi menjadi buruk. Atau dengan
kata lain height equivalent theoretical plate-nya (HETP) tinggi. Jika liquid hold up terlalu
tinggi efisiensi fraksinasi juga buruk. Dan kita dapat mengatakan lagi jika HETP-nya
tinggi. Ide ini dinyatakan dalam gambar 6.6. jika liquid hold up meningkat diatas titik
yang berhubungan dengan HETP minimum, kita dapat mengatakan packing mulai
mengalami flooding. Titik minimum HETP pada gambar 6.6 hampir sama dengan titik
incipient flood pada tray tower seperti yang dibicarakan pada bab 3.

Gambar 6.6

Untuk packing jenis struktur packing liquid hold up berkisar antara 4 5 % menunjukkan
efisiensi fraksinasi packing yang optimum. Untuk raschig ring optimum hold up dicapai
pada 10 12 %.

Terdapat hubungan yang dekat antara persentase liquid hold up yang dinyatakan dalam in
liquid per feet packing. Jika pressure drop per feet packing 1,2 in, maka liquid hold up
sebesar 10 % (1,2 in : 12 in )

Packed bed support


Penyangga yang sederhana untuk bed yang berisi 1,5 in pall ring terdiri dari sebuah tiang
yang memiliki kisi-kisi (bar grid) dengan tebal 0,25 in. Tiang tersebut disangga dengan
dua buah I-beam yang memiliki lebar 6 in. Open area dari masing-masing komponen
adalah :

98
1,5 in pall ring : 80 persen
Grid support : 75 persen
I-beam support : 90 persen

Gambar 6.7 Hambatan yang disebabkan packing support dapat menyebabkan flooding

Anggaplah ring, grid support dan I-beam berada dalam satu bagian, maka berapa open
area dari interface? Jawab : 80% x 75% x 90% = 54%. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hambatan aliran uap dan liquid pada grid support, yang mempromote terjadinya
flooding di bagian dasar bed. Secara alami hal ini akan menyebabkan seluruh packed bed
mengalami flooding.

Untuk menghindari terjadinya flooding, desainer menggunakan corrugated bed support


seperti ditunjukkan pada gambar 6.8. grid seperti ini memiliki lebih dari 100 persen open
area.

99
Gambar 6.8 Superior bed support

Packing holddown
Selama operasi rutin, berat packing sudah cukup untuk menjaga supaya packing tetap
berada di tempatnya. Tetapi jika ada tekanan yang lepas pada saat start-up, packed bed
dapat menekan bagian bawah liquid distributor dengan sangat kuat. Jika liquid distributor
berupa spray header, seperti ditunjukkan pada gambar 6.9, maka lengan spray bar dapat
bengkok. Untuk mencegah hal ini diperlukan packing holddown grid (penahan packing) di
atas packed bed. Holdown grid harus dipasang dengan tepat (pas ukurannya) pada dinding
bejana.

Kerugian packed tower dibandingkan tray


Sukar untuk mendapatkan distribusi liquid awal yang tepat, terutama pada laju alir
liquid yang rendah
Membutuhkan distribuitor uap yang tepat untuk mendapatkan distribusi uap awal yang
tepat.
Kemungkinan terjadinya hambatan aliran uap dari packing grid support atau holddown
Masalah-masalah inspeksi selama instalasi akhir

100

Anda mungkin juga menyukai