Anda di halaman 1dari 11

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

DENGAN SISTEM IFAS (Integrated Fixed Film Activated Sludge)


DI KOTA SURAKARTA BAGIAN TENGAH
Ervy Destrivadiyani P, Wiharyanto Oktiawan, Tri Joko

Abstrak

Kota Surakarta merupakan Kota dengan pemukiman yang cukup padat penduduknya.
Akibat dari kepadatan penduduk yang cukup tinggi, dikhawatirkan akan terjadi pencemaran air
tanah maupun badan air akibat pengelolaan limbah domestik yang belum dikelola dengan baik.
Di Kota Surakarta terdapat 3 wilayah bagian yakni wilayah Utara, Selatan dan Tengah. Dimana
untuk wilayah Utara pengelolaan limbah domestik telah dilayani oleh IPAL Mojosongo,
sedangkan wilayah Selatan dilayani oleh IPAL Semanggi. Untuk mencapai sanitasi yang baik,
khususnya Kota Surakarta Bagian Tengah dan seluruh wilayah Kota Surakarta pada umumnya,
maka perlu adanya instalasi yang mengelola limbah domestik untuk Kota Surakarta Bagian
Tengah.
Bentuk pengelolaan yang ada di instalasi pengolahan air limbah domestik yaitu secara
fisik dan biologi, pengolahan secara biologi juga bermacam macam jenisnya dalam kondisi
aerobik, anaerobik, dan kombinasi antara aerobik-anaerobik. Untuk mendapatkan kualitas
effluent yang baik, maka memanfaatkan pengolahan biologi dengan sistem IFAS (integrated
fixed film activated sludge), yaitu penggabungan antara suspended growth dan attach growth
yakni memanfaatkan mikroorganisme yang ada di dalam air limbah dengan suplai oksigen dapat
mengasimilasi zat zat organik yang ada di dalam limbah yang kemudian membentuk lendir
(biofilm) yang melekat pada media pelekat. Dengan upaya tersebut diharapkan dapat
menciptakan lingkungan pemukiman yang sehat, estetis, nyaman, dan layak huni.

Kata Kunci : Kota Surakarta Bagian Tengah, instalasi pengolahan air limbah domestik, sistem
IFAS (Integrated Fixed Film Activated Sludge)

PENDAHULUAN Penanganan pembuangan air limbah


yang ada saat ini yaitu dengan membuang air
1. Latar Belakang limbah domestik langsung ke saluran drainase
Bentuk dan macam buangan yang tanpa pengolahan terlebih dahulu. Untuk
dihasilkan manusia tergantung pada tingkat mencapai sanitasi yang lebih baik dan lengkap,
peradaban manusia, sehingga dengan kemajuan Pemerintah Kota Surakarta berencana untuk
jaman dan teknologi jenis buangan manusia membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah
yang semula bersifat sederhana kini semakin (IPAL) untuk melayani penyaluran air limbah
bervariasi dan apabila tidak diolah dengan baik domestik di Kota Surakarta Bagian Tengah.
akan mempengaruhi kualitas lingkungan. Untuk menghindari dampak yang
Dalam pengelolaan sanitasi, Kota merugikan dari pembuangan air limbah
Surakarta telah memiliki infrastuktur domestik, maka diperlukan desain instalasi
pengelolaan air limbah secara off-site. Kota pengolahan air limbah domestik yang berfungsi
Surakarta telah memiliki 2 (dua) sistem/jaringan menurunkan konsentrasi zat-zat pencemar
layanan air limbah melalui perpipaan yang sebelum air limbah tersebut dialirkan ke badan
diolah dalam 2 (dua) IPAL yaitu IPAL air penerima.
Mojosongo dengan kapasitas 24 l/det dan IPAL
Semanggi dengan kapasitas 60 l/det yang 2. Tujuan Perancangan
melayani wilayah Utara dan Selatan Kota Adapun permasalahan-permasalahan timbul
Surakarta. Sedangkan untuk wilayah Kota dan teridentifikasi adalah sebagai berikut :
Surakarta Bagian Tengah belum ada pengolahan 1. Tingkat kepadatan penduduk Kota
air limbah domestiknya, dengan jumlah Surakarta Bagian Tengah yang cukup
penduduk 108.501 jiwa, luas wilayah 782,4 ha, tinggi mencapai 159,4 jiwa/ha.
dan kepadatan penduduk 159,4 jiwa/ha.

1
2. Dengan kepadatan penduduk Kota 6. Ruang Lingkup
Surakarta yang cukup tinggi, 6.1 Lingkup Wilayah
dikhawatirkan terjadinya pencemaran Ruang lingkup wilayah perancangan
air tanah akibat penyaluran air limbah yaitu Kota Surakarta Bagian Tengah yang
domestik di Kota Surakarta Bagian meliputi daerah Kecamatan Jebres (Kel.
Tengah yang belum dibangun. Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Tegalharjo,
3. Penurunan kondisi lingkungan yang Sudiroprajan, Gandekan, Sewu, Pucangsawit,
dapat mengganggu kenyamanan hidup Jagalan dan Purwodiningratan), Kecamatan
masyarakat sekitar, seperti terdapatnya Banjarsari (Kel. Kestalan, Setabelan, Manahan),
genangan air yang diakibatkan oleh Kecamatan Laweyan (Kel. Kerten dan Jajar).
meluapnya air dari saluran drainase 6.2 Lingkup Sasaran
karena pembuangan air limbah a. Kajian lokasi perletakan IPAL
domestik dan air hujan bersatu dalam Kajian mengenai identifikasi kondisi
satu saluran. Selain itu juga akumulasi fisik daerah perencanaan dan badan air
air limbah domestik dan air hujan penerima
yang tinggi dapat meningkatkan b. Desain Instalasi Pengolahan Air
jumlah kuantitas air buangan yang Limbah Domestik Dengan Sistem
mengalir dalam saluran air drainase IFAS
sehingga menyebabkan bau busuk Kajian desain IPAL Domestik dengan
yang menyengat. Sistem IFAS meliputi perhitungan
desain dan gambar desain yang terdiri
3. Pembatasan Masalah dari :
1. Desain Instalasi Pengolahan Air 1. Penentuan sistem pengolahan air
Limbah Domestik digunakan untuk limbah domestik yang disesuaikan
melayani masyarakat Kota Surakarta dengan kualitas air limbah yang
Bagian Tengah. akan diolah
2. Desain Instalasi Pengolahan Air 2. Penentuan media pelekat dan suplai
Limbah Domestik dengan sistem IFAS oksigen untuk pengolahan biologi
(Integrated Fixed Film Activated terpilih yaitu dengan sistem IFAS
Sludge) yaitu pengolahan limbah di 3. Operasional dan pemeliharaan
dalam zona aerobik dirancang sesuai 4. Perhitungan Rencana Anggaran
dengan debit yang akan masuk ke Biaya (RAB)
instalasi serta sistem pengolahannya 5. Gambar desain instalasi pengolahan
(perhitungan desain dan gambar). air limbah domestik.
6.3 Lingkup Masalah
4. Perumusan Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas
1. Berapa debit air limbah yang akan lingkungan yang baik dan sehat, maka
diolah IPAL? dirumuskan masalah sebagai berikut, yaitu
2. Bagaimanakah bangunan pengolah air bagaimana penanganan air limbah domestik
limbah domestik yang sesuai untuk yang ada.
Kota Surakarta Bagian Tengah?
3. Berapa biaya yang dibutuhkan dalam 7. Manfaat
pelaksanaan pekerjaan dan Operational Manfaat dari desain Instalasi Pengolahan
Maintenance (OM) sistem yang Air Limbah Domestik dengan Sistem IFAS di
direncanakan? Kota Surakarta Bagian Tengah yaitu :
1. Mengurangi tingkat pencemaran air sungai
5. Tujuan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
1. Mengetahui debit air limbah yang masyarakat dan melindungi
dihasilkan dari daerah pelayanan oleh ekosistem.
yang direncanakan. 2. Melatih penulis untuk berpikir secara
2. Mendesain instalasi pengolahan air ilmiah guna meningkatkan ilmu
limbah yang sesuai diterapkan di Kota pengetahuan, keterampilan, dan
Surakarta Bagian Tengah. pengalaman
3. Menghitung Rencana Anggaran Biaya 3. Dapat dijadikan dasar/rujukan bagi PDAM
dalam pelaksanaan pekerjaan dan terkait dalam perencanaan penanganan air
operasional dan pemeliharaan sistem limbah domestik di Kota Surakarta Bagian
yang direncanakan.

2
Tengah, sehingga diharapkan ke depannya Persiapan
tercipta kondisi lingkungan yang sehat.

Studi
METODOLOGI Literatur
Untuk mempermudah penyampaian tujuan
Analisa : Data
perancangan, maka diperlukan suatu tujuan
Sumber air Penunjang :
operasional perancangan yang dapat bersih Pengumpulan Peta
menjelaskan secara lengkap maksud dan tujuan Sampling Data administrasi
perancangan serta membimbing langkah kerja air limbah Kualitas
Debit air Badan Air
selanjutnya. Adapun tujuan operasional dari
limbah Penerima
perancangan ini adalah sebagai berikut : Data Data
1. Untuk mengetahui kondisi fisik wilayah Primer Sekunder
perancangan yang meliputi kondisi
geografis, luas lahan dan tata guna lahan
yang akan digunakan untuk penentuan Analisis
lokasi IPAL. Data
2. Untuk mendesain Instalasi Pengolahan Air
Limbah Domestik pada daerah pelayanan, Supplai
Perancangan
penentuan aspek teknis desain, serta Oksigen Kriteria
Dengan Sistem
Media Attach Desain
operasional dan pemeliharaannya. Growth
IFAS
3. Untuk membuat Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang dibutuhkan dalam Perhitungan DED
membangun Instalasi Pengolahan Air
Limbah Domestik dengan Sistem IFAS
(Integrated Fixed Film Activated Sludge) Layout Gambar Desain
serta biaya operasional dan perawatannya IPAL IPAL
(OM).
Tabel 1
Data data yang Dibutuhkan Operasional dan Pemeliharaan
No Data Sumber
1. Jumlah Penduduk Balai Pusat RAB
Statistik
2. Kondisi Fisik daerah Balai Pusat Gambar 1
perancangan Statistik Diagram Alir Tahapan Perancangan
a. Kondisi Geografis Sumber : Analisa Penulis, 2010
b. Luas lahan
c. Tata guna lahan ANALISIS DAN PERHITUNGAN
1. Analisis Kondisi Fisik
3. Kualitas Air Sungai PDAM Kota a. Topografi
Surakarta Topografi daerah perancangan berada di
4. Sampel air limbah domestik Wahana ketinggian 80 130 m di atas
Laboratorium permukaan laut dengan ketinggian di
5. Daftar harga satuan Departemen PU bagian timur mencapai 0 15 %,
bangunan dan upah sedangkan pada bagian barat 0-2 %.
Sumber : Analisa Penulis, 2010 Kondisi muka tanah di daerah
perancangan relatif datar dan sedikit
Untuk menentukan arah dalam pengerjaan tugas agak berombak.
akhir ini, disusun diagram alir tahapan b. Hidrologi dan Hidrogeologi
perancangan, yaitu sebagai berikut : Curah hujan daerah perancangan relatif
rendah yaitu 246 mm/tahun dengan
kedalaman air tanah berkisar antara 15-
20 m. Kedalaman air tanah ini
dipertimbangkan untuk menghindari
kemungkinan pencemaran air tanah
oleh fasilitas sanitasi yang digunakan
masyarakat di daerah perancangan
yang dilewati oleh anak sungai dari

3
Sungai Bengawan Solo, yakni Kali 4. Analisis Kondisi Eksisting Penggunaan
Pepe dan Kali Anyar. Sarana Air Bersih
c. Geologi Kondisi air bersih di Kota Surakarta ini
Pada bagian Timur jenis tanahnya terbilang cukup banyak persediaannya, sehingga
lempung, hitam, plastisitas tinggi sebagian penduduk Kota Surakarta
kenyal, mengandung kerikil dan menggunakan air tanah untuk sumber air
kerakal batu gamping. Sedangkan pada bersihnya. Padahal kenyataannya penggunaan
bagian Barat jenis tanahnya berupa tangki septik dapat pula ikut mencemarakan air
tanah lanau, dan lempung sebagai tanah, apalagi kalau lokasi dan jaraknya tidak
tanah penutup. mememuhi syarat yang ditentukan.

2. Analisis Kependudukan 5. Analisis Kondisi Eksisting Sarana


Menurut data monografi Surakarta bagian Sanitasi
Tengah bahwa jumlah penduduknya sampai Pengelolaan air buangan domestik di Kota
dengan Desember 2008 adalah sebesar 108.501 Surakarta termasuk dalam pengelolaan setempat
jiwa yang terdiri dari 19.236 KK. Luas wilayah atau on site system dengan menggunakan Water
total adalah 782,4 ha, sehingga kepadatan Closet (WC) dan saluran drainase. WC
penduduk sebesar 159,4 jiwa/ha. Total jumlah digunakan untuk sarana pembuangan tinja, yang
Kepala Keluarga yang ada di Surakarta bagian dilengkapi dengan bak penampungan berupa
Tengah sebanyak 19.236 Kepala Keluarga. tangki septik ataupun cubluk. Seluruh penduduk
Sedangkan rata-rata jumlah anggota keluraga Kota Surakarta juga telah memiliki WC pribadi.
dalam satu rumah adalah sebanyak 5-6 orang. Sedangkan saluran drainase digunakan sebagai
saluran untuk membuang air sisa bekas
3. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi pemakaian rumah tangga lainnya seperti
a. Tingkat Pendidikan mencuci, mandi, dan lain-lain (grey water).
Tingkat pendidikan di Surakarta bagian Berdasarkan survey yang telah dilakukan,
Tengah ini bervariasi, mulai dari tidak lulus SD seluruh rumah dan bangunan yang terdapat di
sampai dengan Sarjana. Berdasarkan hasil Kota Surakarta Bagian Tengah memakai saluran
survey didapat hasil bahwa sebagian besar drainase sebagai sarana penyaluran grey water
penduduk Surakarta bagian Tengah ini ini.
berpendidikan lulusan SLTA. Selain itu tingkat Sedangkan untuk kelengkapan sarana
pendidikan juga berpengaruh dalam tingkat sanitasi terdapat masyarakat yang sudah
kesadaran masyarakat dan kemampuannya menggunakan tangki septik namun juga masih
untuk memahami arti dan tujuan dari ada yang menggunakan cubluk. Penggunaan
pengelolaan air buangan domestik yang tangki septik dan cubluk ini yang dapat
nantinya akan direncanakan di permukiman menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah
mereka. akibat peresapan air buangan domestik.
b. Mata Pencaharian Pengelolaan air buangan domestik pada
Sebagian besar mata pencaharian sistem setempat (On-Site System) hanya
penduduk di wilayah Kota Surakarta Bagian menekankan untuk mengelola air buangan yang
Tengah adalah Buruh Industri, Karyawan berasal dari toilet saja. Sedangkan untuk air
Swasta, PNS, Pedagang diikuti Pensiunan, buangan yang berasal dari penggunaan air non
Pengusaha, dan ABRI. . kloset seperti cuci, mandi, masak dan lain-lain
c. Tingkat Pendapatan tidak diperhatikan.
Tingkat pendapatan responden sangat
bevariasi, mulai daari 750.000 sampai di atas 6. Analisis Tingkat Pelayanan
4.000.000. Berdasarkan hasil survey dan Berdasarkan analisis daerah perancangan
kuesioner, rata-rata penghasilan penduduk di yang terdiri dari 11 Kelurahan yang terbagi
Surakarta bagian Tengah yaitu termasuk menjadi 2 sistem pelayanan dengan jumlah
kategori menengah. Hal ini mempengaruhi penduduk 95.035 jiwa dan jumlah KK untuk
potensi peran serta masyarakat untuk ikut IPAL Timur adalah 4288 dan IPAL Barat
berpartisipasi dalam hal pembiayaan operasi dan adalah 2922. Dengan jumlah sambungan rumah
pemeliharaan IPAL yang nantinya akan (SR) sebanyak 6580 sambungan rumah dan
direncanakan. diprioritaskan untuk kawasan perumahan yang
telah terlayani air bersih oleh PDAM. Untuk
tingkat pelayanan dari perencanaan ini adalah
34,61 %.

4
7. Analisis Bangunan Pengolah Air Limbah 7.4 Analisis Kualitas Air Limbah
7.1 Analisis Pemilihan Lokasi Tabel 4
Dalam desain instalasi pengolahan air Karakteristik Air Limbah Domestik
limbah domestik di Kota Surakarta Bagian (Data Primer, 2010)
Tengah ini direncanakan akan dibangun IPAL Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan
di 2 wilayah yaitu wilayah Timur dan Barat TSS mg/l 518,10
yang nantinya akan dibuang ke Sungai pH - 6,67
Bengawan Solo dan Kali Anyar. Adapun BOD, 5 hari mg/l 102,82
masing-masing bangunan yang dibutuhkan COD mg/l 215,70
tersebut menempati lahan kosong yang terdapat Ammonia ( NH3-N ) mg/l 0,65
di wilayah Surakarta bagian Tengah. MBAS mg/l 1,43
Minyak dan lemak mg/l 0,58
Tabel 2
Luas Lahan dan Alamat Lokasi BPAB 8. Perhitungan Debit Air Limbah Domestik
Nama Luas Jarak Alamat Debit air buangan domestik ditentukan
IPAL Lahan dengan Lokasi oleh penggunaan air bersih yang didasari oleh
Tersedia badan air peruntukkan bangunan. Untuk perhitungan air
penerima
limbah domestik yang dihasilkan adalah dari
I 125 m x 20 meter Jln. Candi
100 m Mulyo, penggunaan air bersih, yaitu sebesar 80 % dari
Pucangsawit jumlah kebutuhan air bersih. Dari hasil
II 50 m x 50 25 meter Jln. Jendral A. perhitungan tersebut diperoleh Qrata rata air buangan
m Yani IPAL Timur Kota Surakarta pada tahun 2020
Sumber : Hasil Pengamatan, 2010 adalah :Qr = 77,2 L/dt. Sedangkan, hasil
7.2 Analisis Persepsi Masyarakat perhitungan Qrata rata air buangan IPAL Barat Kota
Tanggapan masyarakat mengenai akan Surakarta pada tahun 2020 adalah : Qr = 25,2
dibangunnya IPAL bervariasi, ada yang L/dt.
menolak dan khawatir akan mengganggu Tabel 5
kenyamanan di lingkungan mereka, ada yang Debit Influen yang Masuk ke IPAL
menyatakan pikir-pikir terlebih dahulu,namun Debit Air Limbah (l/dtk)
sebagian besar juga menyatakan setuju dan
mendukung adanya pembangunan IPAL. IPAL Q Q Q
7.3 Analisis Pemilihan IPAL Rata-Rata Minimum Maksimum
Tabel 3
Penentuan Alternatif Pengolahan Timur 77,2 27,6 96,5
N Tinjauan Trickling RBC IFAS UASB Barat 25,2 8,8 31,5
o Filter Berdasarkan data-data di atas, maka kapasitas
1 Luas lahan (m2) 2 1 3 3
desain yang diharapkan berdasarkan data primer
2 Efisiensi BOD (%) 2 3 3 2
:
3 Waktu tinggal (td) 2 1 3 2
Kapasitas pengolahan IPAL Timur : 135,5 l/dt
4 Konsumsi Energi 2 2 2 3
5 Operational dan 3 3 2 2 Kapasitas pengolahan IPAL Barat : 52,13 l/dt
Maintenance TSS masuk : 518,10 mg/l
Jumlah 11 10 13 12 BOD masuk : 102,82 mg/l
COD masuk : 215,70 mg/l
(Sumber : Darmasetiawan, 2004, Metcalf and Eddy, 2003, Setyo
Sarwanto Moersidik (1993), www. Brentwood.com) 9. Desain Instalasi Pengolahan Air
Limbah
Berdasarkan penentuan alternatif pengolahan, IPAL Timur
maka desain yang dipilih adalah menggunakan
Screen
IFAS, yaitu mengkombinasikan pengolahan Su
antara suspended growth dan attach growth GC TAR BP
IFAS Chlor ng
dengan tujuan menghasilkan kualitas efluen ai
limbah yang lebih baik.
SDB
Drying
GambarBed2
Diagram Alir Proses IPAL Timur

5
Saluran Pembawa dan Bar Screen Bak Ekualisasi
Berfungsi menyisihkan padatan kasar (sampah) Berfungsi sebagai bak pengumpul sementara
yang mungkin masuk ke dalam sistem dari air limbah tiap proses produksi dan
pengolahan air limbah domestik agar tidak mengurangi adanya beban kejut (shock loading)
mengganggu proses pengolahan di unit instalasi pada proses selanjutnya
pengolahan air limbah selanjutnya. Direncanakan bak ekualisasi bebentuk persegi
Bentuk segiempat beton, n = 0,015 panjang dengan kedalaman direncanakan 3 m.
Tinggi : lebar =1:2
Slope = 0,005 Hubungan Debit dan Waktu 0.25
Kecepatan (V) = (0,3 2,5)m/dt
Bukaan (jarak antar batang) : 40 mm 0.2
Qrata-
Lebar penampang batang : 10 mm rata
Kecepatan melalui kisi : 0,5 m/dt 0.15
QTAR

Debit
Kemiringan batang : 450 0.1
Faktor bentuk batang : 1,79
Perhitungan : 0.05
Tinggi = 0,77 m 0
Lebar = 0,94 m Jam

10-11
12-13
14-15
16-17
18-19
20-21
22-23
24-1

8-9
2-3
4-5
6-7
Kecepatan = 0,34 m/dt
Jumlah kisi = 18 buah
Gambar 3
Grit Chamber Grafik Hubungan Debit & Waktu IPAL Timur
Grit Chamber dapat melindungi
perlengkapan mekanis dan pompa dari abrasi, Perhitungan
mencegah penyumbatan pompa oleh endapan Direncanakan TAR berbebtuk persegi empat
dalam saluran dan mencegah akumulasi material (rectangular) dengan rencana desain
masuk dalam unit pengolahan selanjutnya. Grit Volume (V) = 548,2 m3
chamber yang direncanakan adalah dengan Panjang : 23,4 m
aliran horizontal. IPAL direncanakan memiliki Lebar : 11,7 m
2 unit Grit Chamber (2 unit beroperasi dengan Kedalaman : 2,6 m
sistem buka tutup), artinya grit chamber Distribusi limbah cair dari bak ekualisasi ke
digunakan secara bergantian yang dikontrol pengolahan biologi (IFAS) menggunakan
oleh pintu air yang ada dimasing-masing inlet. pompa dengan daya 2 KW masing masing
Perencanaan pompa.
Jumlah bak : 2 buah
Koefisien Manning : 0,015 IFAS
Waktu Detensi : 60 detik IFAS merupakan media inovasi baru yang
Kecepatan mengendap : 0,6 m/mnt diimplikasikan dengan menggabungkan dari
Kecepatan horizontal : 0,25 m/s media tempat melekatnya biofilm (lendir)
Efisiensi penyisihan BOD : 5% dengan reaktor lumpur aktif untuk
Efisiensi penyisihan COD : 5% meningkatkan performa dan dalam beberapa
Efisiensi penyisihan TSS : 10% keadaan dapat meminimisasi kondisi eksisting
Perhitungan fasilitas/bangunan.
Panjang : 9 m Suspended Growth
Lebar : 1,5 m Perencanaan
Tinggi : 0,36 + 0,3 = 0,67 m -Y : 0,6
Vh : 0,25 m/s - kd : 0,05 hari
Vs : 0,6 m/mnt -Q : 6670 m3/hari
-c : 10 hari
Pengurasan Lumpur -So : 97,68 mg/l
Dilakukan 3 kali sehari dengan pemompaan, -MLSS : 2000 mg/l
dengan volume lumpur 1,83 m3/hr. -MLVSS: 1500 mg/l
-Efisiensi TSS : 80 %
-Efisiensi BOD : 83,4 %
-Efisiensi COD : 70 %

6
Perhitungan - H =3m
Bak IFAS direncanakan dibuat 2 bak, sehingga - S = 60 mm/m
perhitungan debit influen masing masing - Bentuk clarifier = lingkaran
kamar adalah 6670 m3 : 2 = 3335 m3 tipe centre feed
Dari hasil perhitungan diperoleh : - Efisiensi, y/yo = 70 %
Volume : 724,8 m3 - Performansi, n = 1/3
Panjang : 21,9 m - Freeboard = 0,5 m
Lebar : 10,9 m - Koefisien viskositas dinamik, =
Tinggi : 3,4 m 0,8581 x 10-6 m2/dt
Td : 5,2 jam - Kadar SS dalam lumpur = 5 %
c : 10 hr Perhitungan :
Px : 144,9 kg/hr Diameter bak : 20 m
Qw : 18,12m3/hr Kedalaman : 4,1 m
BODL : 399,7 kg/hari Td : 2,5 jam
Kebutuhan O2 : 245,2 kg/hr Volume lumpur : 42,3 m3/hr
Jumlah Aerator : 7 buah, dengan jenis aerator
submersible aerator 3,2 KW. Chlorinasi
Attach Growth Chlorinasi diterapkan guna membunuh
Proses biologis dengan biakan melekat yakni organisme-organisme patogen sebelum effluen
proses pengolahan limbah dimana dari instalasi pengolahan air limbah disalurkan
mikroorganisme yang digunakan pada suatu ke badan air penerima.
media, sehingga mikroorganisme tersebut Kriteria Desain
melekat pada permukaan media. Proses ini - Waktu kontak = 15 45 menit
disebut juga dengan proses film mikrobiologi - Konsentrasi larutan = 10 %
atau proses biofilm. - Kadar klor dalam kaporit = 70 %
Perencanaan (Metcalf&Eddy, 2003)
Waktu tinggal total = 6-8 jam - Berat jenis kaporit = 0,86 kg/L
Hydroulic loading rate (q) = 20-50 m3/m2/hari - Dosis klorin untuk desinfeksi = 3 10
= 10-50 m3/m2/hari mg/L (Qasim, 1985)

Dimensi kotak : Perhitungan


P : L : T = (3,8 : 1,8 : 0,9)m, media yang Direncanakan 1 unit bak kontak
digunakan adalah bio balls dengn diameter 5 Panjang : 9,5 m
cm, jadi dalam satu kotak penampungan terdiri Lebar : 4,7 m
dari 10.650 bola. Kedalaman : 3 m
Perhitungan : Td : 29,8 menit
Hydroulic loading rate (q) = 24,4 m3/m2/hari Kebutuhan kaporit : 47,6 kg/hr
Td total = 6 jam
Beban BOD = 8,83 gr/m3/hr Sludge Drying Bed
Kriteria Desain:
Bak Pengendap Tebal lapisan lumpur: 200 - 300 mm 300
Kriteria desain mm
Overflow rate, vo = 25 35 Tebal bed : 30 - 60 cm
m3/m2.hari Lebar bed : 6 - 30 m
Weir loading =125 500 Panjang bed : 15 - 50 m
m3/m2/hari Waktu pengeringan : 7 hari
Kedalaman, H = 3 4.9 m Kadar air lumpur hasil pengeringan : 60%
Diameter, D =36m
Slope dasar saluran, S = 40 100 mm/m Perhitungan :
Waktu detensi, td = 2-4 jam a. Lumpur Influen = 166,2 m3/hari
Kadar lumpur =46% b. Volume bed:
V = p x l x tebal lumpur
= 20 x 30 x 0,3
Perencanaan :
= 180 m3
- Direncanakan 1 bak pengendap
c. Jumlah bed yang diperlukan = 1bak
- Q tiap bak = 77,2 l/dt= 6670
d. Luas bidang pengeringan:
m3/hari
A = V/h
- vo = 30 m3/m2.hari
= 180 m3/0,3

7
= 600 m2 Distribusi limbah cair dari bak ekualisasi ke
IPAL BARAT pengolahan biologi (IFAS) menggunakan
pompa dengan daya 2 KW masing masing
Screen pompa.
GC TAR IFAS BP Chlor
IFAS
Suspended Growth
SDB Perhitungan
Drying Bak IFAS direncanakan dibuat 2 bak, sehingga
Gambar 4 perhitungan debit influen masing masing
Bed
Diagram Alir Proses IPAL Barat kamar adalah 2177,3 m3 : 2 = 1088,6 m3
Dari hasil perhitungan diperoleh :
Saluran Pembawa dan Bar Screen Volume : 236,6 m3
Hasil Perhitungan : Panjang : 12,5 m
Tinggi = 0,54 m Lebar : 6,3 m
Lebar = 0,50 m Tinggi : 3,4 m
Kecepatan = 0,5 m/dt Td : 5,2 jam
Jumlah kisi = 9 buah c : 10 hr
Px : 47,3 kg/hr
Grit Chamber Qw : 5,9 m3/hr
Hasil Perhitungan BODL : 130,5 kg/hari
Panjang : 5 m Kebutuhan O2 : 80 kg/hr
Lebar : 1,05 m Jumlah Aerator : 2 buah, dengan jenis aerator
Tinggi : 0,20 + 0,3 = 0,5 m submersible aerator 3,2 KW.
Vh : 0,25 m/s Attach Growth
Vs : 0,6 m/mnt Perencanaan
Waktu tinggal total = 6-8 jam
Pengurasan Lumpur Hydroulic loading rate (q) = 20-50 m3/m2/hari
Dilakukan 3 kali sehari dengan pemompaan, = 10-50 m3/m2/hari
dengan volume lumpur 0,7 m3/hr.
Dimensi kotak :
Bak Ekualisasi P : L : T = (3,8 : 1,8 : 1,3)m, media yang
Direncanakan bak ekualisasi bebentuk persegi digunakan adalah bio balls dengn diameter 5
panjang dengan kedalaman direncanakan 3 m. cm, jadi dalam satu kotak penampungan terdiri
dari 15.384 bola.
Hubungan Debit dan Waktu Perhitungan :
0.05
Hydroulic loading rate (q) = 26,52 m3/m2/hari
Debit Rata- 0.04 Td total = 6 jam
rata Beban BOD = 2,3 gr/m3/hr
Debit TAR 0.03

0.02 Bak Pengendap


Perhitungan :
0.01 Diameter bak : 11,7 m
0
Kedalaman : 3,85 m
Td : 3,5 jam
Volume lumpur : 41,4 m3/hr

Gambar 5 Chlorinasi
Grafik Hubungan Debit & Waktu IPAL Barat Perhitungan
Direncanakan 1 unit bak kontak
Perhitungan Panjang : 6,6 m
Direncanakan TAR berbebtuk persegi empat Lebar : 3,3 m
(rectangular) dengan rencana desain Kedalaman : 2 m
Volume (V) = 206,5 m3 Td : 30 menit
Panjang : 14,3 m Kebutuhan kaporit : 15,7 kg/hr
Lebar : 7,2 m
Kedalaman : 2,6 m

8
Sludge Drying Bed kotak penampungan terbuat dari besi yang
Perhitungan : dilapisi dengan fiber agar tidak terjadi korosi.
a. Lumpur Influen = 53,9 m3/hari Bak ifas yang akan direncanakan menggunakan
b. Volume bed: bahan beton bertulang dengan tebal 30 cm. Bak
V = p x l x tebal lumpur ifas ini dilengkapi dengan aerator sebagai suplai
= 18 x 10 x 0,3 udara.
= 54 m3 a) Pengoprasian
c. Jumlah bed yang diperlukan = 1bak Dalam bak IFAS terdapat dua proses
d. Luas bidang pengeringan: yakni suspended growth dan attach growth,
A = V/h dalam satu bak terdapat beberapa aerator
= 54 m3/0,3 sebagai suplai oksigen yang berfungsi untuk
= 180 m2 pertumbuhan mikroorganisme. Aerator bisa
difungsikan semua dan hanya beberapa saja,
10. Standar Operasional dan hal ini tergantung dari kandungan DO pada bak
Pemeliharaan tersebut, untuk itu, perlu dilakukan pengukuran
Standar Operasonal dan Pemeliharaan ini DO.
mencakup tiga aspek. b) Pemeliharaan
Pemeliharaannya dapat dilakukan
10.1 Aspek Teknis dengan pembersihan kotak penampungan yang
Dalam aspek teknis ini akan dibahas mengenai berisi bio balls selama kurang lebih dua minggu
uraian tentang sistem pengolahan air limbah satu kali, pembersihan kotak penampungan ini
serta cara pengoperasian dan pemeliharaan dilakukan penyemprotan pada kotak
setiap elemen. penampungan bio balls. Serta dilakukan
A. Screen pengecekan ketebalan lumpur tiap dua minggu
Pemeliharaan screen dilakukan yaitu sekali dan pemeriksaan kondisi aerator setiap
dengan pembersihan sampah sampah yang tiga bulan sekali.
menyangkut pada bar rack, dimana pembersihan D. Bak Pengendap/Clarifier
dilakukan secara rutin 2-3 kali sehari yang Pada bak pengendap pengurasan harus
kemudian dikumpulkan lalu dibuang pada dilakukan secara ruti sesuai dengan kriteria
tempat sampah. perencanaan yaitu setiap 3 kali sehari. Dan
B. Grit Chamber dan Ekualisasi dilakukan pengontrolan pada pelimpah, jika
Pengoprasian dan pemeliharaan pada grit terjadi penumpukan lumpur yang ada pada
chamber dilakukan dengan pengaturan pintu air saluran.
yang disesuaikan dengan debit yang masuk pada
IPAL, kemudian bak grit chamber terdiri bari 10.2 Aspek Kelembagaan
dua bak, dimana 1 bak beroprasi dan bak yang Aspek Kelembagaan penting dibentuk bertujuan
lain sebagai cadangan saat salah satu bak untuk pengelolaan yang komprehensif dan agar
dilakukan pengurasan lumpur. Pengurasan terjadi harmonisasi hubungan antara masyarakat
lumpur dilakukan juga secara rutin sesuai dan pihak pengelola serta untuk menjaga
perencanaan yaitu setiap tiga kali sehari. kesinambungan sistem sanitasi yang ada
Sedangkan pada ekualisasi terdapat pompa terutama jika terjadi permasalahan. Untuk
untuk menyalurkan air dari bak ekualisasi ke Kelembagaan yang akan dibentuk berada di
bak Ifas, sehingga perlu dilakukan perawatan bawah naungan PDAM Kota Surakarta.
pompansecara periodik karena lumpur yang
mengendap di grit chamber dan air limbah yang 10.3 Aspek Keuangan.
ditransfer ke bak aerasi mengandung padatan Dalam aspek keuangan diperhitungkan
padatan yang dapat mempersingkat umur perkiraaan besarnya biaya operasional dan
pompa dan pada akhirnya dapat mengurangi pemeliharaan dari IPAL Timur dan Barat Kota
efisiensi pompa. Surakarta Bagian Tengah. Berdasarkan hasil
C. Ifas perhitungan diperoleh jumlah total pengeluaran
Setelah masuk ke bak ekualisasi, biaya operasional dan pemeliharaan untuk IPAL
selanjutnya air limbah dipompa menuju bak Timur sebesar Rp. 27.840.000,-, sedangkan
IFAS yang dibagi menjadi 2 bak. Dalam untuk IPAL Barat sebesar Rp. 14.590.000,-
pemilihan bahan dan konstruksi untuk bak ifas, Oleh karena jumlah sambungan rumah (SR)
untuk kotak penampungan media harus dipilih yang terlayani untuk IPAL Timur adalah
bahan yang kedap air dan tahan korosi seperti sebanyak 9434, maka biaya operasional dan
fiber glass, beton bertulang atau beberapa bahan pemeliharaan yang dikenakan untuk masing-
lainnya. Pada bak ifas ini direncanakan untuk masing SR adalah sebesar Rp. 3000,- perbulan

9
dan sambungan rumah untuk IPAL Barat adalah Saran
sebanyak 5437, maka besarnya biaya Saran yang dapat diberikan dalam
operasional dan pemeliharaan masing masing desain instalasi pengolahan air limbah domestik
SR sebesar Rp. 2700,-,- perbulan dengan sistem IFAS (Integrated Fixed Film
Activated Sludge) adalah sebagai berikut :
12. Rencana Anggaran Biaya 1. Perlu dilakukan sosialisasi secara berkala
ke masyarakat untuk menghimpun peran
serta dan dukungan masyarakat lebih
Anggaran biaya yang direncanakan adalah:
banyak terhadap pembangunan Instalasi
Jumlah Pengolahan Air Limbah Domestik. Hal ini
IPAL Biaya
KK juga dibutuhkan terutama dalam hal
I pemeliharaan dan operasional pengolahan
9434 Rp.6.795.726.224
(Timur) air limbah domestik di kawasan
II pemukiman masyarakat.
5437 Rp.1.769.563.109
(Barat) 2. Perlu pemeliharaan rutin dan berkala pada
peralatan mekanikal IPAL, hal ini sangat
Sehingga total biaya pembangunan IPAL untuk penting dilakukan sesuai dengan ketentuan
melayani Kota Surakarta Bagian Tengah sebesar pabrik guna menjamin umur teknis dan
Rp. 8.565.289.333,00. kualitas pengolahan IPAL, agar kualitas
efluen yang dibuang ke badan air tidak
KESIMPULAN DAN SARAN merusak kualitas badan air dan sanitasi
Kesimpulan daerah pelayanan menjadi lebih baik.
Dalam desain instalasi pengolahan air 3. Dilakukan pengelolaan dan pemantauan
limbah domestik dengan sistem IFAS secara rutin yang dilakukan secara langsung
(Integrated Fixed Film Activated Sludge) di oleh PDAM Kota Surakarta sebagai
Kota Surakarta Bagian Tengan dapat diambil naungan pengelola baik air bersih maupun
beberapa kesimpulan sebagai berikut : air limbah domestik masyarakat Kota
1. Dari daerah pelayanan yang direncanakan Surakarta.
yaitu untuk wilayah Kota Surakarta Bagian 4. Mengenai perencanaan biaya yang cukup
Tengah yaitu 3 (tiga) Kecamatan yang besar, maka untuk masalah pembiayaan
terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan dengan pembangunan, perlu adanya koordinasi
jumlah penduduk mencapai 108.501 jiwa, ataupun musyawarah antara pemerintah dan
pelayanan pengolahan air limbah dibagi masyarakat setempat sehingga
menjadi dua sistem, yaitu Bagian Barat dan menghasilkan kesepakatan mengenai
Timur. Untuk IPAL Timur menghasilkan besarnya biaya yang harus dibayar
debit air limbah yaitu 77,2 liter/detik dan masyarakat.
untuk wilayah Barat menghasilkan debit air
limbah sebesar 25,2 liter/detik. DAFTAR PUSTAKA
2. Dalam pengolahan air limbah domestik unit Babbit, Harold E. 1968. Sewerage Of
pengolahan yang digunakan terdiri dari : Wastewater. John Willey & Sons, Inc.
screening, grit chamber, bak ekualisasi, New York
clarifier, chlorinasi,. untuk pengolahan Basak, NN. 2003. Environmental Engineering.
biologi yang memakai sistem IFAS Tata Mc Graw Hill : New Delhi
menggunakan media pelakat berupa Benefield, D Larry and Randall, Clifford W.
bioballs dan suplai oksigennya 1980. Biological Process Design For
menggunakan submersible aerator. Wastewater Treatment. Prentice-
3. Total rencana anggaran biaya untuk IPAL hall,Inc : Englewood Cliffs,N.J
Timur mencapai Rp. 6.795.726.224,00, Crites, Tchobanoglous. 2003. Small and
sedangkan untuk IPAL Barat rencana Decentralized Wastewater
anggaram biaya nya mencapai Management System. McGraw-Hill.
1.769.563.109,00. Sedangkan biaya Singapore
operasional dan pemeliharaannya untuk Darmasetiawan,Martin. 2004. Sarana Sanitasi
IPAL Timur Rp 27.840.000,00 per bulan Perkotaan. Ekamitra Engineering :
dan setiap KK dibebani biaya sebesar Rp Jakarta
3.000,00, untuk IPAL Barat biaya Departemen Pekerjaan Umum. 2004. Tatacara
operasional dan pemeliharaannya sebesar Perencanaan dan Pemasangan Tangki
Rp 14.590.000,00 per bulan dan setiap KK Biofilter Pengolahan Air Limbah
dibebani biaya sebesar Rp 2.700,00.

10
Rumah Tangga Dengan Tangki SK, Sidharta. 1997. Rekayasa Lingkungan.
Biofilter. Bandung Gunadharma : Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Review Sugiharto. 1987. Dasar dasar Pengelolaan
Desain Ipal Semanggi Kota Surakarta. Air Limbah. UI Press. Jakarta
Satker Pengembangan Kinerja Tchobanoglous, G and F.L Burton. 1991,
Pengelolaan PLP. Jawa Tengah Wastewater Engineering. Treatment,
Eckenfelder, W Wesley Jr. 2000. Industrial Disposal, Reuse, 3rd edition. McGraw-
Water Pollution Control. The McGraw Hill, NewYork
Hill Companies. Singapore Wulanarum, Rina. 2008. Laporan Tugas Akhir :
Hardjosuprapto, Moh. Masduki (MODUTO). Perancangan Sistem Penyaluran dan
2000. Penyaluran Air Buangan (PAB) Bangunan Pengolahan Air Buangan
Volume II. ITB. Bandung Domestik Kelurahan Rejowinangun
Hindarko. 2003. Mengolah Air Limbah Supaya Selatan Kecamatan Magelang Selatan.
Tidak Mencemari Orang Lain. PT Teknik Lingkungan UNDIP. Semarang
Esha: Jakarta http://www.en.wikipedia.org/wiki/greywater ,
Insani. Iedayu K. 2008. Laporan Tugas Akhir : viewed 10 Februari 2010
Perancangan Sistem Penyaluran dan http://www.brentwood
Bangunan Pengolahan Air Buangan process.com/IFAS_main.html, viewed 10
Domestik Kelurahan Cipulir, Jakarta Februari 2010
Selatan. Teknik Lingkungan UNDIP. http://www.radarbanten.com /harga kaporit,
Semarang viewed 15 Mei 2010
Leslie and Lim. 1980. Biological Wastewater
Treatment. Marcel Dekker, Inc : New
York
Metcalf & Eddy. 2003. Wastewater Engineering
: Treatment and Reuse. McGraw Hill:
New York
Nugroho, Arief. 2009. Laporan Tugas Akhir:
Detail Engineering Desain (DED)
Sistem Penyaluran Air Buangan Dan
Instalasi Pengolahan Air Buangan
Perumahan Sedesrhana Hunian (RSH)
Taman Sentosa Desa Ngargorejo.
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten
Boyolali. Teknik Lingkungan UNDIP.
Semarang
Peavy, H.S., D.R. Rowe, G. Tchobanoglous.
1985. Environmental Engineering. Mc
Graw-Hill, Inc : Singapore.
Pedoman Pengelolaan Air Limbah Perkotaan.
2003. Pedoman Pengelolaan Air
Limbah Domestik Perkotaan.
Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jendral Cipta Karya: Jakarta
Qasim, Syed R. 1985. Wastewater Treatment
Plant (Planning, Design, and
Operation). CBS College Publishing.
USA
Reynolds, T.D. 1982. Unit Operations In
Enviromental Engineering. Texas A &
M Univercity; B/C Engineering
Division Boston, Massacusetts.
Said, Nusa. 20
Sandi, Hikmat. 2006. Laporan Tugas Akhir :
Evaluasi dan Optimalisasi Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik
Kota Surakarta. Teknik Lingkungan
UNDIP: Semarang

11

Anda mungkin juga menyukai