Anda di halaman 1dari 53

Perancangan Gelagar Balok T

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN

A. Perancangan Plat Lantai

1. Spesifikasi Jembatan

Balok T
Plat Beton
Balok Diafragma
Lapis Perkerasan Aspal

hb
ha

b b b

s s
B

Gambar 4.1. Elemen Struktur Atas Jembatan beton

Tebal plat lantai lantai jembatan, (ts) = 0,20 m

Tebal lapisan aspal + overlay, (ta) = 0,10 m

Tebal genangan air hujan, (th) = 0,05 m

Jarak antara gelagar utama, (s) = 2,00 m

Lebar jalur lalu-lintas, (b1) = 5,50 m

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-1


Perancangan Gelagar Balok T

Lebar total jembatan, (b) = 5,50 m

Panjang bentang gelagar utama, (L) = 16,00 m

2. Bahan Struktur

Mutu Beton, (K) = 250 Kg/cm2

Kuat tekan, (fc') = 0.83 * K / 10 = 20,75 MPa

Modulus Elastisitas, (Ec) = 4700 * fc' = 21409,52 MPa

Angka Poisson, () = 0,2

Modulus Geser, (G) = Ec / [2*(1+v)] = 8921 MPa

Koefisien Muai Panjang, () = 1,00E-05/ C

Untuk baja tulangan dengan > 12 mm, (U) = 40

Tegangan leleh baja, (fy) = U * 10 = 400 MPa

Untuk baja tulangan dengan < 12 mm, (U) = 24

Tegangan leleh baja, (fy) = U * 10 = 240 MPa

Berat beton bertulang, (wc) = 24,00 kN/m3

Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 24,00 kN/m3

Berat aspal, (wa) = 22,00 kN/m3

Berat jenis air, (ww) = 9,80 kN/m3

Berat baja, (ws) = 77,00 kN/m3

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-2


Perancangan Gelagar Balok T

3. Analisis Plat Lantai

a. Berat Sendiri (MS)

Faktor beban ultimit, (KMS) = 1,3

Ditinjau plat lantai lantai jembatan selebar, (b) = 1,00 m

Tebal plat lantai lantai jembatan, h = ts = 0,20 m

Berat beton bertulang, (wc) = 24,00 kN/m3

Berat sendiri , (QMS) = b * ts * wc = 4,800 kN/m

b. Beban Mati Tambahan (MA)

Faktor beban ultimit, (KMA) = 2,0

Lapis aspal + overlay = tebal * wa = 0,10 * 22,00 = 2,200 kN/m

Air hujan = tebal * ww = 0,05 * 9,80 = 0,490 kN/m

Beban mati tambahan, (QMA) = a + b = 2,690 kN/m

c. Beban Truck "T" (TT)

Faktor beban ultimit, (KTT) = 2,0

Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk

(beban T) yang besarnya, (T) = 112,5 kN

Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk digunakan, (DLA) = 0,3

Beban truk "T" : PTT = ( 1 + DLA ) * T

= (1+0,3)*112,5 = 146,3kN

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-3


Perancangan Gelagar Balok T

T = 100 kN

ts
ta

b b
s

Gambar 4.2. Beban Truk pada Plat Lantai

d. Beban Angin (EW)

Faktor beban ultimit, (KEW) = 1,2

Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai

jembatan akibat angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung

dengan rumus :

TEW = 0.0012 * Cw * (Vw)2

dimana :

Cw = koefisien seret = 1,2

Vw = kecepatan angin rencana = 35 m/det (PPJT-1992,Tabel 5)

TEW = 0.0012 * Cw* (Vw)2 = 0.0012 * 1.2 * 352 = 1,764 kN/m

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-4


Perancangan Gelagar Balok T

TEW
h
1
2h

ts
ta
PEW PEW
x

b b
s

Gambar 4.3. Distribusi Beban Angin pada Plat Lantai

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan

dengan tinggi 2.00 m di atas lantai jembatan.

Tinggi di atas lantai, (h) = 2,00 m

Jarak antara roda kendaraan, (x) = 1,75 m

Transfer beban angin ke lantai jembatan

PEW = [ ((1/2 * h ) / x) * TEW ]

PEW = 1,008 kN

e. Pengaruh Temperatur (ET)

Faktor beban ultimit (KET) =1,2

Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul

akibat pengaruh temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-5


Perancangan Gelagar Balok T

setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan temperatur minimum

rata-rata pada lantai jembatan.

Temperatur maksimum rata-rata, (Tmax) = 40C

Temperatur minimum rata-rata, (Tmin) = 15C

T = ( Tmax - Tmin ) / 2

Perbedaan temperatur pada plat lantai, (T) = (40+15)/2 = 12,5C

Koefisien muai panjang untuk beton, () = 1,00E-05/C

Modulus elastis beton, (Ec) = 21409519 kPa

f. Momen pada Plat Lantai Jembatan

Formasi pembebanan plat lantai untuk mendapatkan momen

maksimum pada bentang menerus dilakukan seperti pada gambar berikut:

Gambar 4.4. Sistim Pembebanan pada Plat Satu Arah

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-6


Perancangan Gelagar Balok T

Momen maksimum pada plat lantai dihitung berdasarkan metode plat

satu arah dengan beban sebagai berikut:

QMS = 4,800 kN/m

QMA = 2,690 kN/m

PTT = 146,3 kN

PEW = 1,008 kN

T = 12,5 C

Koefisien momen lapangan dan momen tumpuan untuk bentang menerus

dengan beban merata, terpusat, dan perbedaan temperatur adalah sebagai

berikut:

Gambar 4.5. Koefisien Momen pada Plat Satu Arah

k = koefisien momen

s = 2,00 m

Momen akibat berat sendiri (MS):

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-7


Perancangan Gelagar Balok T

M = k * QMS * s2

Momen tumpuan (MMS) = 0,0833 * 4,800 * 22 = 1,599 kNm

Momen lapangan (MMS) = 0,0417 * 4,800 * 22 = 0,801 kNm

Momen akibat beban mati tambahan (MA) :

M = k * QMA * s2

Momen tumpuan (MMA) = 0,1041 * 2,690 * 22 = 1,120 kNm

Momen lapangan (M MA) = 0,0540 * 2,690 * 22 = 0,581 kNm

Momen akibat beban truck (TT):

M = k * PTT * s

Momen tumpuan (MTT) = 0,1562 * 146,3 * 2 = 45,689 kNm

Momen lapangan (MTT) = 0,1407 * 146,3 * 2 = 41,155 kNm

Momen akibat beban angin (EW) :

M = k * PEW * s

Momen tumpuan (MEW) = 0,1562 * 1,008 * 2 = 0,315 kNm

Momen lapangan (MEW) = 0,1407 * 1,008 * 2 = 0,284 kNm

Momen akibat temperatur (ET):

M = k * * T* Ec * s3

Momen tumpuan (MET) = 5,62E-07 * 1,00E-05 * 12,5 * 21409519 * 23

= 0,012 kNm

Momen lapangan (MET) = 2,81E-06 * 1,00E-05 * 12,5 * 21409519 * 23

= 0,060 kNm

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-8


Perancangan Gelagar Balok T

Perhitungan momen plat lantai berdasarkan kombinasi pembebanan

ditampilkan dalam table berikut:

Tabel 4.1. Perhitungan Momen Plat lantai untuk Kombinasi 1

Faktor M tumpuan M lapangan Mu tumpuan Mu lapangan


Jenis Beban Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)

Berat Sendiri 1,3 1,599 0,801 2,079 1,041


Beban mati
tambahan
2,0 1,120 0,581 2,240 1,162

Beban truk "T" 2,0 45,689 41,155 91,377 82,310


Beban angin 1,0 0,315 0,284 0,315 0,284
Pengaruh
Temperatur
1,0 0,012 0,060 0,012 0,060

Total momen ultimit plat lantai Mu = 96,023 84,856

Tabel 4.2. Perhitungan Momen Plat lantai untuk Kombinasi 2

Faktor M tumpuan M lapangan Mu tumpuan Mu lapangan


Jenis Beban
Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)

Berat Sendiri 1,3 1,599 0,801 2,079 1,041


Beban mati
tambahan
2,0 1,120 0,581 2,240 1,162

Beban truk "T" 1,0 45,689 41,155 45,689 41,155


Beban angin 1,2 0,315 0,284 0,378 0,340
Pengaruh
Temperatur
1,2 0,012 0,060 0,014 0,072

Total momen ultimit plat lantai Mu = 50,400 43,770

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-9


Perancangan Gelagar Balok T

Dari kedua kombinasi diperoleh harga ultimit momen lentur negative dan

momen lentur positif dari kombinasi 1.

4. Penulangan Plat lantai

a. Tulangan Lentur Negatif

Momen rencana tumpuan Mu = 96,023 kNm

Mutu beton, K - 250 Kuat tekan beton fc' = 20,8 MPa

Mutu baja, U 40 Tegangan leleh baja fy = 400 MPa

Tebal plat lantai beton h = 200 mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d' = 35 mm

Modulus elastis baja Es = 200000 MPa

Faktor bentuk distribusi tegangan beton 1 = 0,916

b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy )

= 0,024236

Rmax = 0.75 * b * fy * [1 * 0.75* b * fy / ( 0.85 * fc )]

= 5,772127

Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,8

Momen rencana ultimit, Mu = 96,023 kNm

Tebal efektif plat lantai beton d = h - d' = 165 mm

Ditinjau plat lantai beton selebar 1 m, b = 1000 mm

Momen nominal rencana, Mn = Mu / = 120,029 kNm

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-10


Perancangan Gelagar Balok T

Faktor tahanan momen , Rn = Mn * 106 / (b * d2) = 4,40878

Rn < Rmax OK...!

Rasio tulangan yang diperlukan:

perlu = 0.85 * fc/ fy * [1 - (1 - 2 * Rn / (0.85 * fc'))] = 0,01291

Rasio tulangan minimum:

min = 25% * (1.4 / fy) = 0,00088

Rasio tulangan yang digunakan () = 0,01291

Luas tulangan yang diperlukan:

As perlu =*b*d = 2130,59 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, D = 16 mm

Jarak tulangan yang diperlukan:

s = / 4 * D2 * b / As perlu = 94,369 mm

Digunakan tulangan D16 - 90

Luas tulangan ada (As ada) = / 4 * D2 * b / s = 2234 mm2

Tulangan bagi / susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok.

As' perlu = 50% * As perlu

= 1065 mm2

Diameter tulangan yang digunakan D = 16 mm

Jarak tulangan yang diperlukan s = / 4 * D2 * b / As' perlu

s = 188,738 mm

Digunakan tulangan D16-180

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-11


Perancangan Gelagar Balok T

As' ada = / 4 * D2 * b / s = 1117 mm2

b. Tulangan Lentur Positif

Momen rencana lapangan :

Mu = 84,856 kNm

Mutu beton, K - 250 Kuat tekan beton fc' = 20,8 MPa

Mutu baja, U 40 Tegangan leleh baja fy = 400 MPa

Tebal plat lantai beton h = 200 mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d' = 35 mm

Modulus elastis baja Es = 200000 MPa

Faktor bentuk distribusi tegangan beton 1 = 0,916

b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy )

= 0,024236

Rmax = 0.75 * b * fy * [1 * 0.75* b * fy / ( 0.85 * fc ) ]

= 5,772127

Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,8

Momen rencana ultimit, Mu = 84,856 kNm

Tebal efektif plat lantai beton, d = h - d' = 165 mm

Ditinjau plat lantai beton selebar 1 m, b = 1000 mm

Momen nominal rencana, Mn = Mu / = 106,070 kNm

Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2) = 3,89606

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-12


Perancangan Gelagar Balok T

Rn < Rmax .................................................................................OK

Rasio tulangan yang diperlukan:

perlu = 0.85 * fc/ fy * [1 - (1 - 2 * Rn / (0.85 * fc'))]

= 0,01115

Rasio tulangan minimum:

min = 25% * (1.4 / fy)

= 0,00088

Rasio tulangan yang digunakan, = 0,01115

Luas tulangan yang diperlukan:

As perlu =*b*d = 1839,73 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, D = 16 mm

Jarak tulangan yang diperlukan

s = / 4 * D2 * b / As perlu = 109,289 mm

Digunakan tulangan D16-100.

Luas tulangan ada:

As ada = / 4 * D2 * b / s

= 2011mm2

Tulangan bagi / susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok

As' perlu = 50% * As perlu

= 920 mm2

Diameter tulangan yang digunakan D =16 mm

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-13


Perancangan Gelagar Balok T

Jarak tulangan yang diperlukan:

s = / 4 * D2 * b / As' perlu = 218,578 mm

Digunakan tulangan D16-215

As' ada = / 4 * D2 * b / s = 935 mm2

5. Kontrol Lendutan Plat

Mutu beton, K - 250 Kuat tekan beton, fc' = 20,8 MPa

Mutu baja, U 40 Tegangan leleh baja. fy = 400 MPa

Modulus elastisitas beton, Ec = 21409,52 MPa

Modulus elastis beton, Es = 200000 MPa

Tebal plat lantai, h = 200 mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d' = 35 mm

Tebal efektif plat lantai, d = h - d' = 165 mm

Luas tulangan plat lantai, As = 2011mm2

Panjang bentang plat lantai, Lx = 2,0 mm

Ditinjau plat lantai selebar, b = 1000 mm

Beban terpusat, P = PTT P = 146,250 kN

Beban merata, Q = QMS + QMA Q = 7,490 kN/m

Lendutan total yang terjadi, tot < ijin = Lx / 240

ijin = 8,3333 mm

Inersia brutto penampang plat, Ig = 1/12*b*h3 = 6,67E+08 mm4

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-14


Perancangan Gelagar Balok T

Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7* fc' = 3,189 MPa

Nilai perbandingan modulus elastic, n = Es/Ec = 9,34

n * As = 18782,48 mm2

Jarak garis nertal terhadap sisi atas beton, c = n * As / b =18,782 mm

Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung:

Icr = 1/3*b*c3 + n*As*( d - c )2 = 4,04E+08 mm4

yt = h / 2 = 100 mm

Momen retak (Mcr) = fr * Ig / yt = 2,13E+07 Nmm

Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban):

Ma = 1/8 * Q * Lx2 + 1/4 * P * Lx = 76,870 kNm

= 7,69E+07 Nmm

Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,

Ie = ( Mcr / Ma )3 * Ig + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] * Icr = 4,09E+08 mm4

Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup:

Q = 7,49 N/mm P = 146250 N

e = 5 / 384 *Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) + 1 / 48 * P * Lx3 / ( Ec* Ie ) = 2,959 mm

Rasio tulangan plat lantai pada jembatan

= As / b * d = 0,012186

Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun),

nilai : = 2,0

= / ( 1 + 50 * ) = 1,2428

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-15


Perancangan Gelagar Balok T

Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut

g = * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie) = 0,221mm

Lendutan total pada plat lantai jembatan

tot = e + g = 3,180 mm

ijin = Lx / 240 = 8,33333 mm

tot < ijin ..............................................OK

3,180 < 8,33333 ..........................................OK

6. Kontrol Tegangan Geser Pons

Gambar 4.6. Distribusi Tegangan Geser pada Plat Lantai Jembatan

Mutu beton, K - 250 Kuat tekan beton fc' = 20,8 MPa

Mutu baja, U 40 Tegangan leleh baja fy = 400 MPa

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-16


Perancangan Gelagar Balok T

Kuat geser pons yang disyaratkan fv = 0.3 * fc' =1,367 MPa

Faktor reduksi kekuatan geser = 0,60

Beban roda truk pada plat lantai PTT = 146250 N

h = 0,20 m; a = 0,30 m; ta = 0,10 m; b = 0,50 m

u = a + 2 * ta + h = 0,7 m = 700 mm

v = b + 2 * ta + h = 0,9 m = 900 mm

Tebal efektif plat (d) = 165 mm

Luas bidang geser (Av) =2*(u+v)*d = 528000 mm2

Gaya geser pons nominal (Pn) = Av * fv = 721546,3 N

* Pn = 432927,8 N

Faktor beban ultimit (KTT) = 2,0

Beban ultimit roda truk pada plat lantai (Pu) = KTT * PTT = 292500 N

Pu < * Pn .....................................OK

292500 < 432927,8 .....................................OK

Tebal pelat beton mampu menahan gaya geser pons akibat beban roda

kendaraan.

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-17


Perancangan Gelagar Balok T

D 16-180

D 16-180 D 16-180 D 16-180


D 16-200 D 16-200
D 16-200

D 16-180
D 16-180

D 16-200
D 16-180

D 16-180
0.75 2.00 2.00 0.75
5.50

Gambar 4.7. Penulangan Plat Lantai

B. Perancangan Plat Tepi

1. Berat Sendiri Plat Tepi

Plat tepi direncanakan sebagai plat kantilever yang menerima beban

hidup berdasarkan perencanaan trotoar sesuai dengan Peraturan

Perencanaan Jembatan Jalan Raya (PPJR).

Jarak antara tiang railing (L) = 2,00 m

Berat beton bertulang (wc) = 24,00 kN/m3

Berat sendiri Plat untuk panjang (L) = 2,00 m

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-18


Perancangan Gelagar Balok T

16

64 9

8
15
8
3
50 65
7 5
25
6 4 18
2 1

20 10 7

9 3

10
7

83
108

Gambar 4.8. Tipikal Plat Kantilever

Tabel 4.3. Perhitungan Momen Trotoar

b h Pengali L Berat Lengan Momen


No
(m) (m) Bentuk (m) (kN) (m) (kNm)
1 0,65 0,07 1 2,00 2,184 0,325 0,710
2 0,10 0,07 0,5 2,00 0,168 0,683 0,115
3 0,83 0,09 0,5 2,00 1,793 0,527 0,944
4 0,03 0,18 1 2,00 0,259 0,835 0,216
5 0,05 0,18 0,5 2,00 0,216 0,867 0,187
6 0,15 0,50 0,5 0,16 0,144 0,900 0,130
7 0,08 0,50 1 0,16 0,154 1,040 0,160
8 0,08 0,50 0,5 0,16 0,077 1,107 0,085
9 0,16 0,64 1 0,16 0,393 1,080 0,425
10 1,08 0,20 1 2,00 10,368 0,540 5,599
SGP 3" berat/m
11 0,63 4,00 2,520 1,480 3,730
Total 18,276 12,300

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-19


Perancangan Gelagar Balok T

Berat sendiri plat per m lebar (PMS) = L * 18,276 = 9,138 kN

Momen plat per m lebar (MMS) = L * 12,300 = 6,150 kN

2. Beban Hidup Plat

Beban hidup pada pedestrian per meter lebar tegak lurus bidang

Gambar 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.4. Perhitungan Momen Akibat Beban Hidup Pedestrian

Berat Lengan Momen


No Jenis Beban
(kN) (m) (kNm)
1 Beban horisontal pada railing (H1) 0,75 1,100 0,825
2 Beban horisontal pada kerb (H2) 1,50 0,280 0,420
3 Beban vertikal terpusat (P) 20,00 0,410 8,200
4 Beban vertikal merata = q * b2 7,00 0,410 2,870
Momen akibat beban hidup pada pedestrian MTP 12,315

H 1= 0.75kN/m
P1= 20kN
q= 5kPa

110
H 2= 1.5kN/m

28

82

Gambar 4.9. Beban Hidup pada Pedestrial

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-20


Perancangan Gelagar Balok T

3. Momen Ultimit Rencana Plat Trotoar

Faktor beban ultimit untuk berat sendiri pedestrian (KMS) = 1,3

Faktor beban ultimit untuk beban hidup pedestrian (KTP) = 2,0

Momen akibat berat sendiri pedestrian (MMS) = 6,150 kNm

Momen akibat beban hidup pedestrian (MTP) = 12,315 kNm

Momen ultimit rencana plat lantai trotoar :

Mu = KMS * MMS + KTP * MTP

Mu = 1,3 * 6,150 + 2 * 12,315 = 32,625 kNm

4. Penulangan Plat Tortoar

Momen rencana ultimit :

Mu = 32,625 kNm

Mutu beton, K - 250 Kuat tekan beton (fc') = 20,8 MPa

Mutu baja, U 40 Tegangan leleh baja (fy) = 400 MPa

Tebal plat lantai beton (h) = 200 mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton (d') = 30 mm

Modulus elastisitas baja (Es) = 200000 MPa

Faktor bentuk distribusi tegangan beton (1) = 0,85

b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy )

= 0,024236

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-21


Perancangan Gelagar Balok T

Rmax = 0.75 * b * fy * [1 * 0.75* b * fy / ( 0.85 * fc )]

= 5,772127

Faktor reduksi kekuatan lentur = 0,8

Momen rencana ultimit Mu = 32,625 kNm

Tebal efektif plat lantai beton, d = h - d' = 170 mm

Ditinjau plat lantai beton selebar 1 m (b) = 1000 mm

Momen nominal rencana Mn = Mu / = 40,781 kNm

Faktor tahanan momen Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 1,41111

Rn < Rmax .................................................................OK

Rasio tulangan yang diperlukan:

perlu = 0.85 * fc/ fy * [1 - (1 - 2 * Rn / (0.85 * fc'))] = 0,00368

Rasio tulangan minimum (min) = 25% * (1.4 / fy) = 0,00088

Rasio tulangan yang digunakan = 0,00368

Luas tulangan yang diperlukan As perlu = * b * d = 625,85 mm2

Diameter tulangan yang digunakan D = 16 mm

Jarak tulangan yang diperlukan (s) = / 4 * D2 * b / As perlu

= 321,264 mm

Digunakan tulangan D16-180 mengikuti terusan tulangan lentur negative.

Luas tulangan ada As ada = / 4 * D2 * b / s

= 670 mm2

Tulangan bagi / susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok.

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-22


Perancangan Gelagar Balok T

As' perlu = 50% * As perlu

= 312,92 mm2

Diameter tulangan yang digunakan D = 13 mm

Jarak tulangan yang diperlukan (s) = / 4 * D2 * b / As' perlu

= 424,168 mm

Digunakan tulangan D13-150

As' ada = / 4 * D2 * b / s = 885 mm2

C. Perancangan Tiang Sandaran

1. Beban Tiang Sandaran

Jarak antara tiang railing (L) = 2,0 m

Beban horisontal pada railing (H1) = 0,75 kN/m

Gaya horisontal pada tiang railing (HTP) = H1 * L =1,5 kN

Lengan terhadap sisi bawah tiang railing (y) = 0,8 m

Momen pada pada tiang railing, MTP = HTP * y = 1,2 kNm

Faktor beban ultimit, KTP = 2,0

Momen ultimit rencana, Mu = KTP * MTP = 2,4 kNm

Gaya geser ultimit rencana, Vu = KTP * HTP = 3,0 kN

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-23


Perancangan Gelagar Balok T

2. Penulangan Tiang Sandaran

a. Tulangan Lentur

Momen rencana ultimit (Mu) = 2,400 kNm

Mutu beton, K - 250 Kuat tekan beton (fc') = 20,8 MPa

Mutu baja, U 24 Tegangan leleh baja (fy) = 240 MPa

Tebal tiang railing (h) = 150 m

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton (d') = 35 mm

Modulus elastisitas baja (Es) = 200000 MPa

Faktor bentuk distribusi tegangan beton (1) = 0,85

b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,044619

Rmax = 0.75 * b * fy * [1 * 0.75* b * fy / ( 0.85 * fc )] = 6,202793

Faktor reduksi kekuatan lentur f = 0,8

Faktor reduksi kekuatan geser f = 0,6

Momen rencana ultimit (Mu) = 2,400 kNm

Tebal efektif tiang railing (d) = h - d' = 115mm

Lebar tiang railing (b) = 150 mm

Momen nominal rencana (Mn) = Mu / f = 3,000 kNm

Faktor tahanan momen (Rn) = Mn*106/(b*d2) = 1,51229

Rn < Rmax ............................................................................OK

Rasio tulangan yang diperlukan:

perlu = 0.85 * fc/ fy * [1 - [1 - 2 * Rn / (0.85 * fc')] = 0,00660

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-24


Perancangan Gelagar Balok T

Rasio tulangan minimum (min) = 25% * (1.4 / fy) = 0,00146

Rasio tulangan yang digunakan () = 0,00660

Luas tulangan yang diperlukan ( As perlu) = * b * d =113,80 mm2

Diameter tulangan yang digunakan (D) = 12 mm

Julmah tulangan yang diperlukan (n) = As perlu / ( / 4 * D2)

= 1,006 mm

Digunakan tulangan 2D-12

a. Tulangan Geser

Gaya geser ultimit rencana (Vu) = 3,0 kN = 3000 N

Daerah di luar sendi plastis (Vc) = ( fc') / 6 * b * d = 13096,248 N

* Vc = 7857,749 (Tidak Perlu Tulangan Geser).

D. Perancangan Gelagar Utama

1. Data Struktur Atas

Gelagar utama atau girder direncanakan menggunakan gelagar balok

T beton bertulang konvensional dengan mutu bahan sama dengan

perencanaan elemen struktur plat lantai.

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-25


Perancangan Gelagar Balok T

B1

B2 B2
Balok T 50/125
Plat Beton t = 20 cm
Balok Diafragma 30/50 0.50
Lapis Perkerasan Aspal
0.50

0.20 2.25

1.05

1.05 2.00 2.00 1.05

Gambar 4.10. Potongan Melintang Jembatan

Panjang bentang jembatan (L) = 16,00 m

Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B1 = 4,50 m

Lebar trotoar (B2) = 0,50 m

Lebar total jembatan, B1 + 2 * B2 = 5,50 m

Jarak antara gelagar utama (s) = 2,00 m

Lebar gelagar utama (b) = 0,50 m

Tinggi gelagar utama (h) = 1,25 m

Lebar diafragma (bd) = 0,30 m

Tinggi diafragma (hd) = 0,50 m

Tebal plat lantai lantai jembatan (ts) = 0,20 m

Tebal lapisan aspal + overlay (ta) = 0,10 m

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-26


Perancangan Gelagar Balok T

Tinggi genangan air hujan (th) = 0,05 m

Tinggi bidang samping (ha) = 2,50 m

Jumlah balok diafragma sepanjang L, nd = 5 buah

Jarak antara balok diafragma, sd = L/(nd-1) = 4 m

2. Bahan Struktur

Mutu beton K-250, fc' = 0.83 * K/10 = 20,75 MPa

Modulus elastik, Ec = 4700 * fc' = 21409,51891 MPa

Angka poisson, u = 0,20

Modulus geser, G = Ec / [2*(1 + u)] = 8921MPa

Koefisien muai panjang untuk beton, = 1,0,E-05C

Untuk baja tulangan dengan > 12 mm, U-40, fy = U*10 = 400 Mpa

Untuk baja tulangan dengan 12 mm : U-24, fy = U*10 = 240 Mpa

Berat beton bertulang, wc = 24,00 kN/m3

Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 22,00 kN/m3

Berat aspal padat, wa = 22,00 kN/m3

Berat jenis air, ww = 9,80 kN/m3

3. Analisis Beban

a. Berat Sendiri (MS)

Faktor beban ultimit, KMS = 1,3

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-27


Perancangan Gelagar Balok T

Berat sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang

merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang

dipikulnya dan bersifat tetap. Beban berat sendiri balok diafragma pada

Gelagar utama dihitung sebagai berikut:

Panjang bentang Gelagar utama,L =16,00 m

Berat satu balok diafragma, Wd = bd * (hd - ts) * s * wc = 4,32 kN

Jumlah balok diafragma sepanjang bentang L, nd = 4 buah

Beban diafragma pada Gelagar utama, Qd = nd * Wd / L = 1,08 kN/m

Beban berat sendiri pada gelagar utama dihitung pada table berikut:

Tabel 4.5. Perhitungan Berat Sendiri Balok

No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban


(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 2,00 0,20 24,00 9,60
Gelagar
2 utama 0,50 1,05 24,00 12,60
3 Diafragma Qd = 1,08
QMS = 23,28

Gaya geser dan momen pada T-Gelagar utama akibat berat sendiri (MS):

Gaya Geser, VMS = 1/2 * QMS * L = 186,240 kN

Momen, MMS = 1/8 * QMS * L2 = 744,960 kNm

b. Beban Mati Tambahan (MA)

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-28


Perancangan Gelagar Balok T

Faktor beban ultimit, KMA = 1,3

Beban mati tambahan (superimposed dead load), adalah berat seluruh bahan

yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen

non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan.

Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban tambahan seperti:

Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari

Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik.

Tabel 4.6. Perhitungan Beban Mati Tambahan

No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban


(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 2,00 0,10 22,00 4,40
2 Air hujan 2,00 0,05 9,80 0,98
Beban mati tambahan QMA = 5,38

Gaya geser dan momen pada gelagar utama akibat beban tambahan (MA):

Panjang gelagar utama, L = 16 m

Gaya Geser, VMA = 1/2 * QMA * L = 43,040 kN

Momen, MMA = 1/8 * QMA * L2 = 172,160 kNm

c. Beban Lalu lintas Beban Lajur D (TD)

Faktor beban ultimit, KTD = 2,0

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-29


Perancangan Gelagar Balok T

Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata

(Uniformly Distributed Load), UDL dan beban garis (Knife Edge Load), KEL

seperti pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11. Beban Merata dan Beban Garis dari Beban Lajur D

UDL mempunyai intensitas q (kPa) yg besarnya tergantung pada

panjang bentang L yang dibebani lalu-lintas seperti Gambar 4.10 atau

dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Gambar 4.12. Intensitas Uniformly Distributed Load (UDL)

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-30


Perancangan Gelagar Balok T

q= 8,0 kPa, untuk L 30

q= 8.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa, untuk L > 30

Untuk panjang bentang, L = 16,00 m, maka q = 8,00 kPa

KEL mempunyai intensitas, p = 44,00 kN/m

Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai

berikut:

DLA = 0,40 untuk L 50 m

DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untul 50 < L < 90 m

DLA = 0,30 untuk L 90 m

Jarak antara gelagar utama, s = 2,00 m

Untuk panjang bentang, L = 16,00 m, maka DLA = 0,40

Beban lajur pada Gelagar utama, QTD = q * s =16,00 kN/m

PTD = (1 + DLA) * p * s = 123,20 kN

Gambar 4.13. Faktor Beban Dinamis

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-31


Perancangan Gelagar Balok T

Gaya geser dan momen pada T-Gelagar utama akibat beban lajur "D":

Gaya Geser, VTD = 1/2 * ( QTD * L + PTD ) = 189,60 kN

Momen, MTD = 1/8 * QTD * L2 + 1/4 * PTD * L = 1004,80 kNm

d. Beban Lalu lintas Beban Truck T (TT)

Faktor beban ultimit, KTT = 2,0

Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk

(beban T) yang besarnya, T = 100 kN

Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0,40

Beban truk "T" :

PTT = ( 1 + DLA ) * T = 140,00 kN

Gambar 4.14. Distribusi Beban Truk

a = 5,00 m

b = 5,00 m

Panjang bentang Gelagar utama,L = 16,00 m

Gaya geser dan momen pada T-Gelagar utama akibat beban truk "T" :

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-32


Perancangan Gelagar Balok T

Gaya Geser, VTT = [ 9/8 * L - 1/4 * a + b ] / L * PTT = 190,31 kN

Momen, MTT = VTT * L/2 - PTT * b = 822,5 kNm

Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil

yg memberikan pengaruh terbesar terhadap T-Gelagar utama di antara

beban "D" dan beban "T".

Gaya geser maksimum akibat beban, T

VTT = 189,60 kN

Momen maksimum akibat beban, D

MTD = 1004,80 kNm

e. Gaya Rem (TB)

Faktor beban ultimit, KTB = 2,0

Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam

arah memanjang, dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai

jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung panjang

total jembatan (Lt) sebagai berikut:

Gambar 4.15. Gaya Rem pada Jembatan

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-33


Perancangan Gelagar Balok T

Gaya rem, HTB = 250 untuk Lt 80 m

Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) untul 80 < Lt < 180 m

Gaya rem, HTB = 500 untuk Lt 180 m

Panjang bentang Gelagar utama, L = 16,00 m

Jumlah Gelagar utama, n = 3 bh

Gaya rem, HTB = 250 kN

Jarak antara Gelagar utama, s = 2,00 m

Gaya rem untuk Lt 80 m : TTB =HTB / n gelagar utama = 83,3333 kN

Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor

beban dinamis.

Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,

QTD = q * s = 16,00 kN/m

PTD = p * s = 88,00 kN

TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) = 17,20 kN < 83,3333 kN

Diambil gaya rem, TTB = 83,3333 kN

Lengan thd. Titik berat balok, y = 1.80 + ta + h/2 = 2,53 m

Beban momen akibat gaya rem,M = TTB * y = 210,42 kNm

Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem:

Gaya Geser, VTB = M / L = 7,89 kN

Momen, MTB = 1/2 * M = 63,13 kNm

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-34


Perancangan Gelagar Balok T

f. Beban Angin (EW)

Faktor beban ultimit, KEW = 1,2

Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan

akibat beban angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung

dengan rumus:

TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 kN/m2

dengan, Cw = 1,2

Kecepatan angin rencana, Vw = 35 m/det

Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan:

TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = 1,764 kN/m2

Gambar 4.16. Distribusi Beban Angin pada Gelagar utama

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping

kendaraan dengan tinggi (h) = 2.00 m di atas lantai jembatan.

Jarak antara roda kendaraan, x = 1,75 m

Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,

QEW = 1/2*h / x * TEW = 1,008 kN/m

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-35


Perancangan Gelagar Balok T

Panjang bentang Gelagar utama, L = 16,00 m

Gaya geser dan momen pada Gelagar utama akibat beban angin (EW):

Gaya Geser, VEW = 1/2 * QEW * L = 8,064 kN

Momen, MEW = 1/8 * QEW *L2 = 32,256 kNm

g. Pengaruh Temperatur (ET)

Gaya geser dan momen pada Gelagar utama akibat pengaruh temperatur,

diperhitungkan terhadap, gaya yang timbul akibat pergerakan temperatur

(temperatur movement) pada tumpuan (elastomeric bearing) dengan

perbedaan temperatur sebesar:

DT = 20 C

Koefisien muai panjang untuk beton, = 1,0E-05C

Panjang bentang Gelagar utama,L = 16,00 m

Shear stiffness of elastomeric bearing,k = 15000 kN/m

Temperatur movement, d = * DT * L = 0,0032 m

Gaya akibat temperatur movement, FET = k * d = 48,00 kN

Tinggi Gelagar utama, h = 1.25 m

Eksentrisitas, e = h / 2 = 0.625

Momen akibat pengaruh temperatur, M = FET*e = 30,000 kNm

Gaya geser dan momen pada Gelagar utama akibat pengaruh temperatur

(ET):

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-36


Perancangan Gelagar Balok T

Gaya Geser, VET = M/L = 1,875 kN

Momen, MET = M = 30,000 kNm

h. Beban Gempah (EQ)

Gaya gempa vertikal pada gelagar utama dihitung dengan menggunakan

percepatan vertikal ke bawah minimal sebesar 0.10 * g ( g = percepatan

gravitasi ) atau dapat diambil 50% koefisien gempa horisontal statik ekivalen.

Gambar 4.17. Grafik Respon Spektrum wilayah 4 untuk Jembatan

Koefisien beban gempa horizontal, Kh = C * S

Kh = Koefisien beban gempa horisontal,

C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan

kondisi tanah setempat

S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan

energi gempa (daktilitas) dari struktur.

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-37


Perancangan Gelagar Balok T

Waktu getar struktur dihitung dengan rumus:

T = 2 * * [ Wt / ( g * KP ) ]

Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan

KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan

untuk menimbulkan satu satuan lendutan.

g = percepatan grafitasi bumi, 9,81 m/det2

Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan:

Wt = QMS + QMA

Berat sendiri, QMS = 23,28 kN/m

Beban mati tambahan, QMA = 5,38 kN/m

Panjang bentang, L = 16,00 m

Berat total, Wt = (QMS + QMA)*L = 458,56 kN

Ukuran Gelagar utama, b = 0,50 m; h = 1,25 m

Momen inersia penampang Gelagar utama, I = 1/12 * b * h3 = 0,0813 m4

Modulus elastik beton, Ec = 23453,953 Mpa

= 23452953 kPa

Kekakuan lentur Gelagar utama,Kp = 48 * Ec * I / L3 = 22366 kN/m

Waktu getar, T = 2** [ Wt / (g * KP)] = 0,2872 detik

Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium)

Lokasi wilayah gempa adalah wilayah =4

Koefisien geser dasar, C = 0,22

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-38


Perancangan Gelagar Balok T

Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton bertulang,

maka faktor tipe struktur dihitung dengan rumus, S = 1.0 * F

dengan, F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil 1

F = faktor perangkaan,

n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur.

Untuk nilai, n = 1 maka:

F = 1.25 - 0.025 * n = 1,225

Faktor tipe struktur, S = 1.0 * F = 1,225

Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C*S = 0,270

Koefisien beban gempa vertikal, Kv = 50% * Kh = 0,135 > 0.10

Diambil koefisien gempa vertikal, Kv = 0,135

Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt = 61,791 kN

Beban gempa vertikal, QEQ = TEQ / L = 3,862 kN/m

Gaya geser dan momen pada Gelagar utama akibat gempa vertikal (EQ):

Gaya Geer, VEQ = 1/2 * QEQ * L = 30,895 kN

Momen, MEQ = 1/8 * QEQ * L2 = 123,582 kNm

4. Kombinasi Beban

Kombinasi pembebanan mengikuti kombinasi pembebanan

berdasarkan seperti Tabel 4.4. berikut:

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-39


Perancangan Gelagar Balok T

Tabel 4. 7. Kombinasi Beban

No. Jenis Beban Faktor Komb-1 Komb-2 Komb-3


Beban
1 Berat sendiri (MS) 1,30
2 Beban mati tambahan (MA) 2,00
3 Beban lajur "D" (TD) 2,00
4 Gaya rem (TB) 2,00
5 Beban angin (EW) 1,20
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1,20
7 Beban gempa (EQ) 1,00

Tabel 4.8. Perhitungan Kombinasi Momen Ultimit

KOMBINASI MOMEN ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor M Mu Mu Mu
Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1,30 744,96 968,45 968,45 968,45
2 Beban mati tambahan (MA) 2,00 172,16 344,32 344,32 344,32
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2,00 1004,80 2009,60 2009,60 2009,60
4 Gaya rem (TB) 2,00 63,13 126,25 126,25
5 Beban angin (EW) 1,20 32,26 38,71
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1,20 30,00 36,00
7 Beban gempa (EQ) 1,00 123,58 123,58
3487,33 3484,62 3445,95

Tabel 4.9. Kombinasi Gaya Geser Ultimate

KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor V Vu Vu Vu
Beban (kN) (kN) (kN) (kN)
1 Berat sendiri (MS) 1,30 186,24 242,11 242,11 242,11
2 Beban mati tambahan (MA) 2,00 43,04 86,08 86,08 86,08
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2,00 189,60 379,20 379,20 379,20
4 Gaya rem (TB) 2,00 7,89 15,78 15,78
5 Beban angin (EW) 1,20 8,06 9,68
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1,20 1,88 2,25
7 Beban gempa (EQ) 1,00 30,90 30,90
732,85 725,42 738,29

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-40


Perancangan Gelagar Balok T

Momen ultimate rencana gelagar utama, Mu = 3487,33 kNm

Gaya geser ultimate rencana gelagar utama, Vu = 732,85 kN

5. Pembesian Gelagar utama

a. Tulangan Lentur

Momen rencana ultimit Gelagar utama, Mu = 3487,33 kNm

Mutu Beton, K = 250 Kg/cm2

Kuat tekan, fc' = 0.83 * K / 10 = 20,75 MPa

Modulus Elastisitas, Ec = 4700 * fc' = 21409,52 MPa

Tebal plat lantai beton,ts = 200 mm

Lebar badan Gelagar utama,b = 500 mm

Tinggi Gelagar utama, h = 1250 mm

Lebar sayap T-Gelagar utama diambil nilai yang terkecil dari:

L/4 = 4000 mm

s = 2000 mm

12 * ts = 2400 mm

Diambil lebar efektif sayap T-Gelagar utama, beff = 2000 mm

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm

Modulus elastis baja, Es = 200000 MPa

Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = 0,85

b = b1* 0.85 * fc/ fy * 600/(600+fy) = 0,022487813

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-41


Perancangan Gelagar Balok T

Rmax = 0.75*b*fy*[1-1/2*0.75*b*fy/(0.85*fc')] = 5,456105508

Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80

Tinggi efektif T-Gelagar utama, d = h - d' = 1100 mm

Momen nominal rencana, Mn = Mu/f = 4359,1565 kNm

Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = 1,801304339

Rn < Rmax.....................................................................OK

Rasio tulangan yang diperlukan :

= 0.85 * fc / fy * [ 1 - (1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ))] = 0,004760209

Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy = 0,0035

Luas tulangan yang diperlukan, As = * beff * d =10472,46 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, D 32 mm

As1 = /4 * D2 = 804,25 mm2

Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = 13,02

Digunakan tulangan, 14 D 32

As = As1 * n = 11259,468 mm2

Tebal selimut beton, td = 30 mm

Diameter sengkang yang digunakan, ds = 13 mm

Jumlah tulangan tiap baris, nt =6

Jarak bersih antara tulangan, mm

X = ( b - nt * D - 2 * td - 2 * ds) / (nt - 1) = 44,4 mm > 35 mm .........OK

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-42


Perancangan Gelagar Balok T

Untuk menjamin agar Gelagar utama bersifat daktail, maka tulangan tekan

diambil 30% tulangan tarik, sehingga: As' = 30% * As = 3860,389 mm2

Digunakan tulangan, 5 D 32.

Luas tulangan, As = 11259,47 mm2

Kuat tekan beton, fc' = 20,75 MPa

Kuat leleh baja, fy = 400 MPa

Untuk garis netral berada di dalam sayap T-Gelagar utama, maka : Cc > Ts

Gaya internal tekan beton pada sayap,

Cc = 0.85 * fc' * beff * ts = 7055000 N

Gaya internal tarik baja tulangan,

Ts = As * fy = 4503787,228 N

Cc > Ts, maka garis netral berada di dalam sayap

a = As * fy / ( 0.85 * fc' * beff ) = 127,68 mm

Jarak garis netral, c = a / b1 = 150,21 mm

Regangan pada baja tulangan tarik,

s = 0.003 * (d - c) / c = 0,0190 < 0.03...................................OK

Momen nominal, Mn = As*fy*(d-a/2)*10-6 = 4666,652 kNm

Kapasitas momen ultimit, * Mn = 3733,3217kNm

* Mn > Mu 3487,33 kNm......................................................................OK

b. Tulangan Geser

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-43


Perancangan Gelagar Balok T

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 732,85 kN

Mutu beton, K - 250 Kuat tekan beton, fc' = 20,8 MPa

Mutu baja, U 40 Tegangan leleh baja, fy = 400 MPa

Faktor reduksi kekuatan geser, = 0,75

Lebar badan Gelagar utama, b = 500 mm

Tinggi efektif Gelagar utama, d = 1100 mm

Kuat geser nominal beton,

Vc = (fc') / 6 * b * d * 10-3 = 457,416 kN

* Vc = 343,062 kN

Perlu tulangan geser

* Vs = Vu - * Vc = 389,788 kN

Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = 519,718 kN

Kontrol dimensi Gelagar utama terhadap kuat geser maksimum:

Vsmax = 2/3* fc'*[b*d]*10-3 = 1829,663 kN Vs < Vsmax

Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser......................OK

Digunakan sengkang berpenampang : 2 D 13

Luas tulangan geser sengkang, Av = /4 * D2 * n = 265,465 mm2

Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan:

S = Av * fy * d / Vs = 219,127 mm

Digunakan sengkang, 2D13-200

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-44


Perancangan Gelagar Balok T

Pada badan gelagar utama dipasang tulangan susut minimal dengan rasio

tulangan, sh = 0,001

Luas tulangan susut, Ash = sh * b * d = 550 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm

Jumlah tulangan susut yang diperlukan, n = Ash / ( /4 * D2 ) = 4,14

Digunakan tulangan, 4 D 13.

6. Lendutan Balok

Tinggi balok, h = 1,25 m

Lebar balok, b = 0,50 m

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,15 m

Tinggi efektif balok, d = h - d' = 1,10 m

Luas tulangan balok, As = 0,011259 m2

Inersia brutto penampang balok, Ig =1/12*b*h3 = 0,081380208 m4

Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 *fc' *103 = 3188,651 kPa

Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 9,3

n * As = 0,105 m2

Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 0,210 m

Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb:

Icr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 0,08480 m4

yt = h/2 = 0,63 m

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-45


Perancangan Gelagar Balok T

Momen retak, Mcr = fr * Ig / yt = 415,189 Nmm

Momen akibat beban mati dan beban hidup (MD+L)

Berat sendiri (MS) = 744,96 kNm

Beban mati tambahan (MA) = 172,16 kNm

Beban lalulintas (TD/TT) = 1004,80 kNm

Gaya rem (TB) = 63,13 kNm

MD+L = 1985,05 kNm

Inersia efektif untuk perhitungan lendutan

Ie = (Mcr/MD+L)3*Ig + [1-(Mcr/MD+L)3]*Icr = 0,0848 m4

Panjang bentang balok, L = 16,00 m

a. Lendutan Akibat Berat Sendiri (MS)

Beban akibat berat sendiri, QMS = 23,28 kN/m

Lendutan akibat berat sendiri (MS)

MS = 5/384*QMS*L4 / ( Ec*Ie) = 0,01095 m

b. Lendutan Akibat Beban Mati Tambahan (MA)

Beban akibat berat sendiri, QMA = 5,38 kN/m

Lendutan akibat berat sendiri (MS) :

MA = 5/384*QMA*L4 / ( Ec*Ie) = 0,00253 m

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-46


Perancangan Gelagar Balok T

c. Lendutan Akibat Beban Lajur "D" (TD)

Beban lajur "D" : Beban terpusat, PTD = 123,20 kN

Beban merata, QTD = 16,00 kN/m

Lendutan akibat beban lajur "D" (TD) :

TD = 1/48* PTD*L3 / (Ec*Ie) + 5/384*QTD*L4 / ( Ec*Ie) = 0,01332 m

d. Lendutan Akibat Gaya Rem (TB)

Momen akibat gaya rem, MTB = 63,13 kNm

Lendutan akibat gaya rem (TB):

TB = 0.0642 * MTB * L2 / ( Ec*Ie) = 0,00057

e. Lendutan Akibat Beban Angin (EW)

Beban akibat transfer beban angin pada kendaraan, QEW =1,008 kN/m

Lendutan akibat beban angin (EW) :

EW = 5/384*QEW*L4 / ( Ec*Ie) = 0,0005 m

f. Lendutan Akibat Pengaruh Temperatur (ET)

Momen akibat temperatur movement, MET = 30,00 kNm

Lendutan akibat pengaruh temperatur (ET) :

ET = 0.0642 * MET * L2 / ( Ec*Ie) = 0,00027 m

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-47


Perancangan Gelagar Balok T

g. Lendutan Akibat Beban Gempa (EQ)

Beban gempa vertikal, QEQ = 3,862 kN/m

Lendutan akibat beban gempa (EQ) :

EQ = 5/384*QEQ*L4 / ( Ec*Ie) = 0,0018

Lendutan maksimum maks = L/240 = 0,06666 m

Tabel 4.10. Kombinasi Perhitungan Lendutan Gelagar Utama

No. Jenis Beban Komb-1 Komb-2 Komb-3


(kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 0,0109 0,0109 0,0109
2 Beban mati tambahan (MA) 0,0025 0,0025 0,0025
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 0,0133 0,0133 0,0133
4 Gaya rem (TB) 0,0006 0,0006
5 Beban angin (EW) 0,0005
6 Pengaruh Temperatur (ET) 0,0003
7 Beban gempa (EQ) 0,0018
0,0278 0,0276 0,0286
< L/240 < L/240 < L/240
OK OK OK

1.25

a b
0.40 2.00 2.00 2.00 2.00
8.00 m
5 D 32 5 D 32

0.20 0.20

2 D 12 D13 - 150 2 D 12 D13 - 200

1.25 1.25
2 D 12 6 D 32 2 D 12 6 D 32
2 D 32 2 D 32

6 D 32 6 D 32

0.50 0.50

Potongan -a Potongan -b

Gambar 4.18. Pembesian Gelagar Utama

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-48


Perancangan Gelagar Balok T

E. Perancangan Balok Diafragma

1. Perhitungan Beban Balok Diafragma

a. Berat Sendiri Balok (MS)

Distribusi beban lantai pada balok diafragma adalah sebagai berikut:

Ukuran balok diafragma,Lebar bd = 0,30 m

Tinggi, hd = 0,50 m

Panjang bentang balok diafragma,s = 2,00 m

Tebal lantai, ts = 0,20 m

Jarak antara balok diafragma,sd =4m

Gambar 4.19. Distribusi Beban Plat yang dipikul balok diafragma

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-49


Perancangan Gelagar Balok T

Tabel 4.11. Perhitungan Berat Sendiri Balok

No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban


(kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 2,00 0,20 24,00 9,60
2 Balok diafragma 0,30 0,30 24,00 2,16
QMS = 11,76

Gaya geser dan momen akibat berat sendiri:

Gaya Geser, VMS = 1/2 * QMS * s = 11,760 kN

Momen, MMS = 1/12 * QMS * s2 = 3,920 kNm

b. Perhitungan Beban Mati Tambahan (MA)

Tabel 4.12. Perhitungan Beban Mati Tambahan

No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban


(kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 2,00 0,10 22,00 4,40
2 Air hujan 2,00 0,05 9,80 0,98
QMS = 5,38
Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan:

Gaya Geser, VMA = 1/2 * QMA * s = 5,380 kN

Momen, MMA = 1/12 * QMA * s2 = 1,793 kNm

c. Perhitungan Beban Truk (TT)

Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk

(beban T) yang besarnya, T = 100 kN

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-50


Perancangan Gelagar Balok T

Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0,40

Beban truk "T" : PTT = (1 + DLA) * T = 140,00 kN

Gaya geser dan momen akibat beban "T",

Gaya Geser, VTT = 1/2 * PTT = 70,00 kN

Momen, MTT = 1/8 * PTT * s = 35,00 kNm

Tabel 4.13. Perhitungan Gaya Geser dan Momen Rencana

No. Jenis beban Faktor V M Vu Mu


Beban (kN) (kNm) (kN) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1,30 11,76 3,92 15,288 5,096
2 Beb.mati tamb (MA) 2,00 5,38 1,79 10,760 3,587
3 Beban truk "T" (TT) 2,00 70,00 35,00 140,000 70,000
166,048 78,683
Momen ultimit rencana balok diafragma, Mu = 78,683 kNm

Gaya geser ultimit rencana balok diafragma, Vu = 166,048 kN

2. Pembesian Balok Diafragma

a. Tulangan Lentur Negatif

Momen rencana ultimit balok diafragma, Mu = 78.895 kNm

Lebar balok, b = bd = 300 mm

Tinggi balok, h = hd = 500 mm

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 mm

Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = 0,85

b = b1* 0.85 * fc/ fy * 600/(600+fy) = 0,022487813

Rmax = 0.75*rb*fy*[1-1/2*0.75*rb*fy/(0.85*fc')] = 5,456105508

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-51


Perancangan Gelagar Balok T

Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,80

Tinggi efektif balok, d = h - d' = 450 mm

Momen nominal rencana, Mn = Mu/ = 98,3533 kNm

Faktor tahanan momen, Rn = Mn*106/(beff *d2) = 1,61898

Rn < Rmax......................................................................OK

Rasio tulangan yang diperlukan:

= 0.85 * fc / fy * [ 1 - (1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ))] = 0,00425

Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy = 0,0035

Luas tulangan yang diperlukan, As = *b*d = 574,09 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, D-25 mm

As1 = /4 * D2 = 490,87 mm2

Jumlah tulangan yang diperlukan, n= As / As1 = 1,17

Digunakan tulangan, 2D25

As = As1 * n = 981,748 mm2

b. Tulangan Geser Balok

Gaya geser ultimit rencana,Vu = 166,05 kN

Mutu Beton, K = 250 Kg/cm2

Kuat tekan, fc' = 0.83 * K / 10 = 20,75 MPa

Modulus Elastisitas, Ec = 4700 * fc' = 21409,52 MPa

Lebar badan Gelagar utama,b = 300 mm

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-52


Perancangan Gelagar Balok T

Tinggi efektif Gelagar utama, d = 450 mm

Kuat geser nominal beton, Vc = ( fc')/6*b*d*10-3 = 102,492 kN

* Vc = 76,869 kN

Perlu tulangan geser, * Vs = Vu-*Vc = 89,179 kN

Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = 118,905 kN

Kontrol dimensi Gelagar utama terhadap kuat geser maksimum:

Vsmax = 2/3*(fc')*b*d*10-3 = 409,970 kN

Vs < Vsmax, dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser,...............OK

Digunakan sengkang berpenampang, 2 D 12

Luas tulangan geser sengkang, Av = /4*D2*n = 226,195 mm2

Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan:

S = Av * fy * d / Vs = 342,417 mm

Digunakan sengkang, 2 D12 - 200

Perancangan Jembatan Beton Bertulang VI-53

Anda mungkin juga menyukai