Anda di halaman 1dari 22

Menemukan Rumus

Segitiga Phytagoras
di Ujung Lidi
Media
l Lidi atau potongan bambu (tusuk bakso)
l Kertas berpetak
l Spidol warna

Pembuatan Media
Potongan
l lidi yang diciptakan sedemikian rupa sehingga mendapatkan jenis
panjang tertentu dan dalam kelompok tertentu. Dalam kelompok tertentu
tersebut masing-masing panjang potongan berbeda, tetapi panjang potongan
kelompok satu dengan yang lainnya bisa saja sama, karena panjang potongan lidi
tersebut diciptakan agar didalam menggunakannya bisa menghasilkan lebih dari
dua jenis yaitu: (1) segitiga siku-siku, (2) segitiga lancip, (3) segitiga tumpul dan,
(4) tiga sisi yang tidak bisa membentuk segitiga.

l Lidi dipotong-potong dan diruncingi masing-masing ujungnya sesuai dengan


ukuran yang telah ditentukan yaitu:
a. 3,4,5, dan 6
b. 4, 6 dan 8
c. 4, 5, 10, 12, dan 13

l Jumlah potongan dalam satu kelompok disesuaikan dan dikondisikan dan


masing-masing kelompok diberi warna berbeda agar tidak saling tertukar dalam
pemakaian.

Deskripsi Pembelajarannya

Proses pembelajaran dengan menggunakan media yang sangat sedehana ini


akan menciptakan pembelajaran yang tak seorangpun siswa yang menganggur
dan diharapkan lebih dari 80% siswa mampu memahami teorema Pythagoras
dan menggunakannya dalam memecahkan masalah. Siswa dapat secara nyata
melihat dan membuktikan sendiri bahwa tidak semua tiga ukuran panjang sisi
bisa membentuk segitiga. Kalau pemahaman segitiga selama ini adalah bangun
datar yang dibentuk atau disusun oleh tiga sisi, hal ini benar tapi masih kurang
lengkap. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan potongan lidi ini
diharapkan dapat memantapkan pemahaman tentang segitiga menjadi
sempurna, yaitu: Segitiga adalah bangun datar yang dibentuk oleh tiga ukuran
panjang sisi tertentu yaitu panjang sisi terpanjangnya lebih kecil dari jumlah
panjang kedua sisi yang lainnya.

Matematika adalah pelajaran yang membutuhkan ketelitian dan konsentrasi


yang sangat tinggi, maka dengan pembelajaran yang menggunakan media lidi ini
diharapkan bisa mengembangkan ketelitian, konsentrasi, dan kerjasama siswa.
Hal ini dapat dilihat ketika mereka menghubungkan ujung-ujung tiap lidi,
mengukur sudut, membentuk model dan lainnya sesuai dengan apa yang ingin
dicapai dalam pembelajaran itu.

12 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Matematika dianggap pelajaran yang susah, membosankan, dan lambat dipahami
oleh kebanyakan siswa. Dengan menggunakan media sederhana ini ternyata bisa
mengatasi masalah tersebut,terbukti ketika hal ini dilaksanakan di MTs.N
takalala kabupaten Soppeng, Prov.Sul-sel. Siswa menganggap pembelajaran
menyenangkan walau menegangkan. Menyenangkan karena semua bisa berbuat
dan mereka merasa bermain. Menegangkan karena mereka terkadang sulit
mempertemukan dengan tepat ujung-ujung tiap potongan lidi. Hasil
pembelajaran dengan media lidi ini sangat menggembirakan. Target diatas 80%
tuntas bisa tercapai.

Sebelum saya menggunakan media lidi ini, materi Teorema Pythagoras saya
ajarkan minimal 7 kali pertemuan dan hasilnya kurang memuaskan. Hal
tersebut mungkin karena selama ini saya hanya menjelaskan dengan
menggunakan ilustrasi di papan tulis sementara siswa tidak memegang media
apa pun. Setelah menggunakan media lidi, materi ini saya ajarkan hanya 4 kali
pertemuan masing-masing 2 x 40 menit dengan hasil belajar dapat dicapai
secara tuntas.

Deskripsi Penggunaan Media


Pertemuan Pertama

Potongan lidi tersebut dibungkus per anggota kelompok sisi. Kelompok sisi
yang dimaksud adalah beberapa potongan lidi dengan panjang tertentu yang
berfungsi sebagai posisi panjang sisi tertentu misalnya sisi a.,kelompok lain sisi
b, dan klompok lainnya lagi sisi c.

Cara menggunakannya dalam pembelajaran


Kerja Perseorangan
Setiap siswa dalam kelompok membuat segitiga sebanyak mungkin dengan cara
menghubungkan setiap ujung lidi yang diambil dari masing-masing kelompok
panjag sisi(Setiap melakukan diambil masing-masing satu potongan tiap
kelompok). Ulangi terus hingga memperoleh sebanyak mungkin segitiga dari
berbagai jenis dan menemukan sisi-sisi yang tidak bisa membentuk segitiga.

Kerja kelompok
Hasil kerja masing masing anggota kelompok disatukan. Mereka mengamati
hasil tersebut kemudian memilih dan menandai dengan tanda berbeda, misalnya,
kode A untuk segitiga siku-siku, kode B untuk segitiga lancip, kode C untuk
segitiga tumpul, dan D untuk sisi-sisi yang tak bisa membentuk segitiga. Segitiga
yang ditandai lengkap ditulisi berapa derajat besar masing-masing sudutnya
dengan terlebih dahulu mengukurnya dengan busur derajat.

Anggota kelompok menyepakati ukuran segitiga mana yang terbaik dari masing-
masing jenis termasuk yang tidak bisa membentuk segitiga. Mereka memilih
minimal dua untuk tiap jenis segitiga, termasuk dua untuk yang tidak berbentuk
segitiga.

Segitiga terpilih kemudian ditempelkan pada kolom seperti dibawah ini dan
dilengkapi dengan ukuran segitiga masing-masing pada kolom yang tersedia,
yaitu kolom C, D, dan E.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 13


Kolom F diisi pada pertemuan kedua

Tabel lembar Kerja pertemuan pertama

14 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Pertanyaan yang dapat diajukan kepada siswa antara lain:
lApa syarat ukuran potongan lidi agar dapat membentuk segitiga?
(Kemungkinan jawaban siswa: Tiga ukuran panjang sisi bisa membentuk
segitiga tumpul apabila dua sisi mengapit sudut yang besarnya lebih dari 90
derajat dan sisi yang menghubungkan kedua ujung sisi tersebut berada di
depan sudut tersebut dan merupakan sisi terpanjang)

PERTEMUAN KEDUA
1. Siswa diminta melengkapi tabel yang diisi pada pertemuan sebelumnya, yaitu
mengisi kolom F, dengan terlebih dahulu mengamati luas masing-masing
persegi yang dapat dibentuk pada tiap sisi segitiga tersebut. Kemudian siswa
diminta mengamati hubungan ketiga luas persegi tersebut.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 15


2. Dengan rumus Pythagoras di atas, siswa diminta untuk menentukan rumus untuk
jenis segitiga yang lain
4. Siswa diminta pendapatnya tentang tiga sisi yang tidak bisa membentuk segitiga.

Contoh lidi yang digunakan dalam pembelajaran

Siswa membuat sendiri


media yang dibutuhkan

Semua siswa aktif menggunakan


media

16 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Semua siswa aktif bekerja

Siswa bekerjasama membuat persegi pada sisisisi segitiga

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 17


Momok yang Berubah
menjadi Mainan Menyenangkan

Berkenalan dengan pembelajaran kontekstual


(BTL2 DBE3) memberikan makna yang sangat
berarti bagi saya dan siswa saya. Sebagai guru yang
juga berperan sebagai fasilitator, saya menjadi teman
mereka dalam berkreasi dan bereksperimen, urai
besar dan memberi tugas kepada masing-masing
kelompok tersebut.

Kelompok I diberi tugas untuk mengukur panjang sisi


lapangan di halaman sekolah. Anggota kelompok ini
Mustafa, guru Matematika di MTsN Takalala, Soppeng, menggunakan jangka yang terbuat dari bambu, yang
di sela-sela riuh rendah dan kegembiraan siswanya dibuat sendiri oleh siswa. Kelompok 2 mendapat tugas
belajar Matematika dengan materi Mengembangkan untuk mengukur tinggi pohon mangga di halaman
Konsep Segitiga Sebangun. Pada suatu kesempatan, sekolah.Tugas yang diberikan ini terkait dengan materi
pak Mustafa membagi siswanya dalam dua kelompok segitiga sebangun.

Capaian Belajar Siswa

Kelompok 1 dan 2 mampu mengukur panjang lapangan Setelah melakukan penghitungan, siswa dan guru
dan tinggi pohon mangga dengan menggunakan konsep melakukan refleksi bersama terhadap proses dan hasil
segitiga sebangun. Melalui konsep ini mereka bisa yang dicapai. Melalui kegiatan belajar seperti ini,
mengukur panjang lapangan dan tinggi pohon tanpa Matematika tidak lagi menjadi pelajaran yang ditakuti
harus mengukur langsung pada bendanya. Dengan kata siswa. Sebaliknya, pelajaran ini menjadi sangat
lain, mereka melakukan perhitungan di dalam kelas. menyenangkan. Di bawah ini adalah gambar yang
menceritakan proses kegiatan yang dilakukan.

18 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Asyiik...
Menjumlah B agi kebanyakan guru, teknik menjelaskan
pemahaman tentang Sudut Dalam Segitiga
menggunakan penggaris secara manual sudah
hal biasa. Berbeda bila kita sampaikan secara animatif
Sudut Dalam menggunakan teknologi Power Point yaitu dengan
teknik Drawing Tool dan Picture Tool. Dibantu oleh

Segitiga dengan rekan guru TIK, saya mencobanya saat pendampingan


BTL4 dengan mengangkat topik cooperative learning
dalam pembelajaran Sudut Dalam Segitiga.
Drawing Tools Setelah slide power point siap ditampilkan, saya

Power Point merasa sangat percaya diri bahwa materi ini


memudahan pemahaman anak dalam menyerap
materi. Usai mereka mendapatkan paparan melalui
Ulin Nama, S.Pd. Si, slide mereka tinggal membuktikannya dengan tugas
Guru SMPN 2 Undaan, Jawa Tengah individu dan kelompok.

Dengan media power point ini, saya mengangkat


topic meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran kooperatif dengan problem yang
kerap muncul yaitu, beberapa siswa masih
bergantung terhadap siswa lain dan beberapa
siswa kurang memahami tugas di Lembar
Kerja. Saya kemudian menetapkan solusinya dengan
tugas dikerjakan secara individu kemudian di
share ke kelompok, dan lembar kerja
diperbaiki dengan memberikan informasi
yang cukup.

Berikut cuplikannya:

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 19


Tugas tersebut ditampilkan menggunakan slide power
point dan mengilustrasikan gambar-gambar segitiga
dengan atraktif, seperti potongan-potongan slide berikut:

20 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 21
Pembelajaran Obibul Mabuba
Membantu Meningkatkan Aspek
Kognitif dan Kinestetik Siswa
Budi Sutrisno, S.Pd, Guru Matematika, Distrik Fasilitator Karawang, Jawa Barat

B elajar adalah suatu usaha yang dilakukan


seseorang secara sadar untuk memperoleh
perubahan yang baru sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan tersebut bisa
berupa pola fikir dan pola tingkah laku. Berubah dari
diperoleh mengingat bahwa dalam pelajaran
matematika, seorang siswa akan diarahkan untuk
mampu menguasai kompetensi dalam hal
pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta
pemecahan masalah.
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak menguasai menjadi
menguasai, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan Pembelajaran Obibul Mamuba (operasi bilangan bulat
perubahan di atas, maka seorang siswa harus maju, mundur, balik) adalah salah satu contoh
mempelajari bahan pelajaran secara keseluruhan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan aspek
berulang sampai benar-benar menguasainya. kognitif dan kinestesik siswa. Pembelajaran ini sangat
tepat diterapkan di kelas VII semester I pada
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang Kompetensi Dasar: "Melakukan operasi hitung
diharapkan dapat menjadi bekal siswa untuk berfikir bilangan bulat dan pecahan".
logis, kritis, dan praktis. Keterampilan tersebut dapat

22 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Materi yang sesuai adalah: Operasi Penjumlahan dan memeriksa hasil pajangan tersebut. Manfaat apa yang
Pengurangan Bilangan Bulat. Sesuai dengan bisa diambil dari pembelajaran di atas?
p e n gal am an m e m p r ak t i k k an ny a di ke l as, 1. Siswa terbiasa menggambar bangun 2 dimensi.
pembelajaran ini telah mampu memberikan 2. Siswa mampu berkomunikasi dengan temannya.
pemahaman yang lebih mudah kepada siswa. 3. Siswa belajar membuat soal.
4. Materi pelajaran penjumlahan dan pengurangan
Adapun proses pembelajarannya adalah sebagai sangat mudah dipahami.
berikut: 5. Belajar sambil berolah raga.
1. Siswa bekerja secara berpasangan (2 orang).
2. Semua siswa diajak pergi ke lapangan basket, Dari kelima manfaat di atas, tentunya aspek kognitif
lapangan voli, lapangan upacara, atau tempat lain di dan kinestesik siswa termasuk didalamnya. Setiap
luar kelas yang dianggap refresentatif. guru harus menerapkan cooperative learning, sehingga
3. Setiap pasangan menggambar 11 persegi dengan siswa merasa senang untuk belajar Matematika, dan
panjang sisi 30 cm secara sejajar, kemudian di mudah untuk memahaminya.
dalam persegi tersebut di tulis angka -5, -4, -3, -2, -1,
0, 1, 2, 3, 4, 5.
4.Secara bergantian siswa mempraktikkan
penjumlahan dan pengurangan dengan
memanfaatkan persegi-persegi di atas. Contoh:
l 1+3, siswa berdiri di persegi ber-angka 1
kemudian maju 3 langkah (hasilnya 4)
l 5-2, siswa berdiri di persegi ber-angka 5
kemudian mundur 2 langkah (hasilnya 3)
l -2+4, siswa berdiri di persegi ber-angka -2
kemudian maju 4 langkah (hasilnya 2)
l -1-3, siswa berdiri di persegi ber-angka -1
kemudian mundur 3 langkah (hasilnya -4)
l 2-(-3), siswa berdiri di persegi ber-angka 2
kemudian balik kanan dan mundur 3 langkah
(hasilnya 5).
l -1-(-4), siswa berdiri di persegi ber-angka -1
kemudian balik kanan dan mundur 4 langkah
(hasilnya 3).

Setiap siswa bisa membuat persegi lebih banyak lagi,


artinya angkanyapun bisa semakin banyak, tidak
terbatas 11 angka. Soal-soalnyapun siswa sendiri yang
menentukan secara bergantian. Hasil pertanyaan dan
jawaban siswa ditulis di kertas kemudian hasilnya
dipajangkan di kelas. Secara bergantian semua siswa

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 23


Ibu Hurriah
mendampingi siswanya
saat merancang taman
bermain untuk
menghitung luas
keliling segi empat.

Merancang Taman
untuk Belajar Menghitung
Keliling Luas Segi Empat

K ompetensi dasar yang diharapkan adalah


siswa mampu menghitung keliling dan luas
bangun segi empat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah. Hasil yang diharapkan
adalah siswa mampu menyelesaikan masalah yang
beberapa fasilitas dan di luar semua fasilitas akan
ditanami rumput. Disinilah konsep menghitung keliling
dan luas bangun segiempat itu digunakan.

berhubungan dengan keliling dan luas persegi,


persegipanjang, jajargenjang, belah ketupat, layang-
layang dan trapesium.

Untuk mencapai kompetensi ini, pertama siswa secara


berkelompok diberi tugas untuk merancang sebuah
taman bermain dengan beberapa fasilitas yang
bentuknya merupakan bangun bangun segiempat yang
telah ditentukan ukurannya. Siswa bebas menuangkan
gagasan-gagasan mereka untuk menata bangun-bangun
tersebut menjadi sebuah taman bermain yang
menyenangkan.

Setelah itu siswa diminta untuk membuat rencana biaya


yang dibutuhkan untuk membuat taman tersebut
menjadi lebih sejuk dengan menghitung banyak pohon,
tanaman bunga dan rumput yang diperlukan untuk
taman tersebut. Pada lembar kerja digambarkan bahwa
taman yang dirancang tersebut akan ditanami pohon
pada sekeliling taman, tanaman bunga pada sekeliling

24 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat untuk merangsang siswa berfikir tingkat
tinggi menjadi kekuatan pembelajaran ini. Siswa mampu menyelesaikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas segiempat.

Pembelajaran ini diharapkan dapat membuat siswa berpikir bahwa apa yang
mereka pelajari bukan sekedar menghapal rumus dan hanya menghitung keliling
dan luas bangun persegi, persegipanjang, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang
dan trapesium, tapi mereka dapat menerapkan dalam kehidupan nyata.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 25


Aplikasi Koin Positif dan Koin
Negatif untuk Pembelajaran
Operasi Bilangan Bulat
Rosyid Eko Priyono, S.Pd. M.Pd, Guru MTsN Boyolali, Jawa Tengah

K onsep bilangan merupakan konsep dasar


matematika yang harus dikuasai siswa sejak
kelas 1 SD/MI, dari pengalaman mengajar di
kelas 7 pada MTs Negeri Boyolali selama tujuh tahun
hampir setiap kelas ada beberapa anak yang belum
Berbekal dari hasil pelatihan BTL2 dan BTL 3
beberapa bulan yang lalu, saya memulai menggunakan
media pembelajaran yang sederhana salah satunya
memanfaatkan uang recehan hasil tabungan saya
untuk digunakan sebagai media pembelajaran di kelas.
bisa mengoperasikan bilangan bulat pada operasi Materi awal kelas 7 MTs adalah bilangan bulat.
penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun Berkenaan dengan materi operasi penjumlahan dan
pembagian pada awal-awal tahun pelajaran dimana pengurangan bilangan bulat, saya menggunakan uang
materi ini seharusnya sudah dikuasai siswa pada recehan sebagai koin positif dan koin negatif sebagai
tingkat dasar kelas 4 dan 5 SD/MI. media pembelajaran untuk siswa.

Permasalahan klasik seorang guru adalah bagaimana Uang recehan itu saya kelompokkan menjadi 2
guru bisa menyampaikan meteri yang bisa dipahami kelompok. Kelompok pertama berwarna kuning
dan dipraktikkan langsung oleh siswa melalui latihan- keemasan sebagai koin positif dan kelompok ke dua
latihan soal yang diberikan maupun pemecahan berwarna putih sebagai koin negatif. Aturan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dari penggunaan koin sebagai berikut:
pengamatan di beberapa sekolah tingkat dasar dan l Operasi + atau tambah artinya diberi lagi atau
menengah kebanyakan guru masih menggunakan ditambahkan
pembelajaran konvensional dan tidak menggunakan l Operasi atau kurang artinya diambil
media pembelajaran untuk menyampaikan materi l Koin positif dan koin negatif yang berpasangan
pelajaran kepada siswa sehingga pembelajaran di kelas nilainya nol
kurang bermakna, membosankan dan siswa lemah l Hasil operasi penjumlahan atau pengurangan sama
dalam konsep-konsep dasar matematika dan akibatnya dengan sisa koin yang tidak berpasangan.
prestasi belajar matematika rendah.

26 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Contoh aplikasi koin positif dan koin negatif pada
pengoperasian penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat:
-2 + 4 = ...
Langkah-langkah:
1. Sediakan 2 koin negatif.
2. Tambahkan 4 koin positif kemudian
pasangkan dengan koin negatif.
3. Hitung koin yang tak punya pasangan.

Karena yang tak berpasangan adalah 2 koin positif,


maka : -2 + 4 = 2
-3 - 2 = ...
Langkah-langkah:
1. Sediakan 3 koin negatif.
2. Ambil 2 koin positif.
(Ternyata tak bisa diambil sebab tidak ada
koin positif)
3. Bantu dengan cara menambahkan 2 pasang
koin positif dan koin negatif dan letakkan di
sampingnya.
4. Ambil 2 koin positif.
5. Hitung koin yang tak punya pasangan
Karena yang tak berpasangan adalah 5 koin
negatif, maka hasilnya adalah -5 (negatif lima).

Dalam pembelajaran di kelas saya menggunakan


model pembelajaran kooperatif dengan membagi
siswa kedalam kelompok-kelompok heterogen sekitar
4-6 siswa dan setiap kelompok mengaplikasikan koin
positif dan koin negatif untuk mempelajari operasi
penjumlahan dan pengurangan bilanga bulat. Semula
siswa masih kebingungan terutama operasi
pengurangan bilangan bulat. Namun, setelah proses
pembelajaran siswa menjadi paham dan bisa
menjawab soal-soal penjumlahan dan pengurangan
yang saya berikan dengan benar. Suatu kegembiraan
bagi setiap guru ketika mengajarkan sesuatu kepada
siswa, siswa merespon dengan aktif dan memperoleh
hasil belajar yang baik.

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 27


Asyiknya Belajar Koordinat
di Luar Kelas
Sebuah Pengalaman di SMPN 8 Purworejo Sekolah
Replikasi Mandiri DBE 3
Ahmad Supeno S.Pd, Guru Matematika SMPN 8 Purworejo, Jawa Tengah

T idak bisa dipungkiri bahwa pelajaran


Matematika adalah pelajaran yang menjadi
Momok bagi siswa di SMP tak terkecuali hal
tersebut juga terjadi di SMP Negeri 8 Purworejo.
Menurut masukan dari siswa tentang kesan pelajaran
Prifesional seri 2 dan 3) yang diselenggarakan oleh
DBE 3 USAID. Karena SMP Negeri 8 Purworejo adalah
sekolah replikasi mandiri maka segala sesuatu yang
saya butuhkan dalam pelatihan saya cukupi sendiri dan
saya juga tidak mau kalah dengan guru guru
Matematika sangat membosankan, katanya; hanya Matematika dari sekolah binaan yang lain yang telah
berkutat pada angka angka, ada lagi yang mengatakan lebih dahulu mendapatkan pelatihan. Saya harus
pelajaran yang sulit dipahami karena sangat abstrak mampu menunjukan bahwa dari sekolah mitra

kurang wujud atau realistis. Sulitnya memahami mandiripun mampu memunculkan ide-ide
pertanyaan dalam angka angka menyebabkan pembelajaran yang baik. Bagi saya setelah
pelajaran Matematika tidak menarik lagi, mendapatkan pelatihan BTL 2 dan 3 tidak ada waktu
membosankan, sukar dipahami, jenuh, dan segudang lagi untuk tidak segera mengamalkan hasil pelatihan
keluhan yang muncul tentang pelajaran Matematika. kedalam pembelajaran. Begitu pula saya berusaha
Itu Dulu sebelum saya mengikuti pelatihan BTL 2 memunculkan ide-ide pembelajaran baru.
dan 3 (Pembelajaran bermakna dan pengajaran

28 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Kegiatan yang segera saya lakukan adalah mengubah
gambaran selama ini bahwa pembelajaran
Matematika membosankan menjadi pelajaran yang
mengasyikan. Caranya yaitu mengubah kebiasaan
selama ini belajar Matematika di dalam kelas menjadi
belajar di luar kelas dengan menggunakan lapangan
hijau. Selanjutnya suatu hal baru lagi bagi siswa adalah
jika biasanya pertanyaan berupa soal dalam bentuk
angka-angka, kali ini saya ubah pertanyaan berupa
narasi cerita pendek yang menarik. Tidak hanya
materi soal dan lokasi pembelajaran saja yang
berubah namun juga media pembelajaran
Matematika juga mengalamai perubahan.

Biasanya Matematika itu berupa kegiatan hitung


menghitung berkutat tentang angka-angka dan
berada di atas kertas. Setelah saya mengikuti Penilaian
l

pelatihan BTL 2 dan 3 maka media koordinat Karya Siswa


l

diperbesar dengan menggunakan tanah lapang hijau


dengan dilengkapi garis-garis kordinat yang terbuat Kegiatan awal yang saya lakukan adalah berusaha
dari tali rafia. Harapan saya dengan garis kordinat mendekatkan kompetensi dasar tentang koordinat
yang terbentang di lapangan hijau, pembelajaran dengan beberapa kompetensi dasar yang lain
Matematika akan mengasyikan karena kegiatan kemudian selanjutnya disepakati dengan merumuskan
pembelajaran akan mengaktifkan tidak saja mental topik untuk beberapa kompetensi dasar, sehingga
namun juga fisik berupa gerakan-gerakan yang harus diharapkan ke depan pelaksanaan pembelajaran akan
dilakukan siswa untuk mampu menjawab pertanyaan. lebih efektif. Artinya, penyajian salah satu topik sudah
Pertanyan yang pada mulanya membosankan, setelah akan mampu menaungi berapa kompetensi dasar yang
dengan pola baru ternyata memberikan dampak yang relevan. Mengemas ranah pertanyaan tingkat tinggi
luar biasa. untuk Matematika pada awalnya agak sukar namun
dengan format baru bahwa mencari kordinat yang
Soal-soal pada lembar kerja siswa tidak lagi berupa biasanya hanya di atas kertas namun kali ini menuntut
angka namun berbentuk narasi yang dikaitkan dengan aktif secara fisik.
isu yang sedang berkembang saat itu . Misalnya, kalau
saat ini sedang hangat tentang bola, maka redaksi Merupakan hal baru juga bagi siswa bahwa 'menilai'
narasi soal matematika pun berkaitan dengan bola. pada umumnya merupakan bentuk aktifitas guru.
Misal, rumah pesepakbola nasional Irvan Backdim Namun, pembelajaran aktif tentang mencari koordinat
terletak pada kordinat (-3, 7) selanjutnya pada setiap di lapangan hijau, siswa dapat mengamati gerak-gerik
hari Sabtu dan Minggu mengikuti pelatnas di Senayan temannya untuk menilai apakah titik kordinat yang
dengan kordinat (6, -9) dan seterusnya. ditunjukkan temannya benar atau tidak.

Selanjutnya perlu saya sampaikan bahwa yang saya Penampang koordinat yang terbuat dari tali rafia di
kerjakan mengikuti pola yang pernah saya dapatkan lapangan hijau dianggap sebagai hasil karya siswa
pada pelatihan BTL 2 dan BTL 3 adalah sebagai sekaligus media yang dibuat dan digunakan siswa
berikut: secara berkelompok.
l Telaah Kurikulum
l Pertanyaan Tingkat Tinggi Demikianlah sebuah praktik pembelajaran
l Lembar Kerja mengembangkan kompetensi dasar
l Pemecahan Masalah 'mencari/menentukan kordinat' dengan menggunakan
l Kerja Kooperatif tanah lapang sebagai media pembelajaran.
l Media Pembelajaran

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 29


Temuan Tak
Terduga dalam
Proses
Pembelajaran
Matematika di
SMPN 19
Purworejo
Juli Eko Sarwono,
Guru Matematika SMPN 19 Purworejo,
Jawa Tengah

1.Temuan pada Kompentensi Bangun Ruang Sisi berjalan dan menghasilkan hasil yang lebih baik, alat
Lengkung peraga yang dibutuhkan di arsip dan dikemas jadi satu
dengan RPP. Catatan yang terjadi atau temuan- temuan
A.Kerucut (alas kerucut) pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dicatat dan
Pada saat saya melakukan pembelajaran matematika di ditulis tindak lanjutnya. Untuk melengkapi data
SMP 19 Purworejo banyak sekali peristiwa saya kemampuan siswa tidak ada jeleknya menulis siswa yang
temukan yang tidak diduga sebelumnya. Misalnya, pada perlu mendapat pendampingan.
pembelajaran materi bangun sisi lengkung kerucut. Pada
saat siswa membuat atau menggunting kertas bagian B. Bangun ruang sisi lengkung (tinggi dan sisi
alas sebuah kerucut, banyak siswa yang salah kerucut)
mengguntingnya. Akibatnya, kerucut yang terjadi tidak Pada pelaksanaan proses pembelajaran matematika
bisa berdiri tegak. Langkah yang saya ambil adalah saya untuk mengembangkan kompentensi berkaitan dengan
memberi waktu kepada siswa untuk mendiskusikannya bangun ruang sisi lengkung, saya menemukan hal yang
secara berkelompok. Di samping itu saya menawarkan tidak diduga sebelumnya, yaitu siswa kebingungan
kepada siswa yang bisa untuk tampil di depan menentukan tinggi bangun kerucut. Mungkin hal ini
memberikan pemecahannya. Jika di kelas itu tidak disebabkan pada saat mengajar guru jarang menyiapkan
seorang siswa pun ada yang bisa, saya memberikan alat peraga bangun kerucut secara kontekstual. Siswa
gambaran sederhana sebanyak 30 persen. hanya melihat gambar bangun kerucut di papan tulis.
Untuk mengatasi kebingunan tersebut saya membawa
Selanjutya siswa diminta mendiskusikannya. Bila sampai kerucut utuh sebagai gambaran pada siswa dan kerucut
waktu yang disepakati selesai, maka pembelajaran kita belah, yaitu kerucut yang dibagi menjadi dua bagian
tarik kesimpulan bersama dan bila ternyata siswa ada sehingga akan kelihatan ruang dalam kerucut tersebut.
juga yang belum bisa ,maka siswa tersebut diberi Dengan bangun kerucut yang terbelah tadi siswa
kesempatan bergabung dengan teman yang dianggap diminta untuk mengidentifikasi tinggi kerucut dan
bisa memberikan penjelasan guru pun memantau bila panjang sisi kerucut. Selanjutnya siswa diminta untuk
perlu membimbing dengan lemah lembut dan menghubungkan tinggi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari
mendorong siswa untuk terus mencoba sampai lingkaran alas kerucut. Siswa secara berkelompok
menemukan tujuan akhir dari materi yang akan menggambar segitiga siku-siku dari gabungan tinggi
dicapai.Sekali lagi gurupun memberikan penekanan lagi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari alas kerucut. Temuan
tentang tujuan akhir pembelajaran yang akan dicapai tadi membuat saya belajar dan harus memperbaiki
saat itu skenario pembelajaran pada RPP. Jika temuan tadi
dibiarkan, tidak dimanfaatkan untuk perbaikan, maka
Selanjutnya saya segera merevisi RPP ,dan memperbaiki malapetaka berupa siswa tidak paham secara baik
sekenario RPP bangun ruang sisi lengkung.Agar RPP tentang kerucut merupakan hal yang mesti terjadi.

30 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


C.Bangun Sisi Lengkung (Menentukan luas banyak pengalaman. Pengaitan soal-soal dengan
permukaan kerucut) peragaan yang sesuai telah membuat siswa menjadi
Pada pembelajaran bangun ruang sisi lengkung: mudah dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Misal,
menentukan dan menghitung luas permukaan kerucut, menghitung perbadingan volum kerucut dan volum
siswa sering mengalami kesulitan menghitung tabung dikaitkan dengan alat peraga kerucut yang
permukaan kerucut. Hal ini mungkin disebabkan berada tepat di dalam tabung, menjadi mudah bagi
pemahaman tentang luas kerucut disampaikan guru siswa untuk mengerjakannya. Demikian juga
secara tidak kontektual yaitu masih sebatas gambar menghitung perbandingan volum tabung dan volum
kerucut. Suatu ketika saya menyampaikannya dengan bola menjadi mudah ketika ada peragaan bola yang
menggunakan alat peraga dengan cara membuat dua berada tepat di dalam tabung. Singkat kata, setiap
bangun kerucut ditempel jadi satu dengan dua alas memberian soal latihan pada siswa kita siapkan peraga
kerucut. Bagian sisi kerucut yang kedua digunting yang berkaitan dengan soal tersebut. Namun, secara
vertikal, dan alas kerucut bagian bawah dilepas. bertahap, peragaan dari soal tersebut harus dibuat
sendiri oleh siswa sehingga tidak selalu tergantung
Dari contoh kerucut tadi akan kelihatan kerucut utuh pada guru, karena peragaan tersebut merupakan
dibungkus kerucut yang ke dua, tapi akan terlihat wujud pemahaman siswa terhadap soal tersebut.
bungkus kerucut ke dua mengelupas. Dengan cara ini
ternyata bisa mejawab persoalan tadi sehingga siswa 2.Temuan Pada Kompetensi Balok dan Kubus
mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan (Menentukan panjang diagonal sisi dan
menentukan luas kerucut. Dari pengalaman tadi, diagonal ruang)
dalam satu pertemuan mengubah dan memperbaiki Siswa mengalami kesulitan dalam membedakan kubus
RPP lebih dari dua kali agar RPP bisa tepat sasaran dan balok dan banyak yang tidak dapat menghitung
yaitu RPP dapat menghantarkan siswa mampu soal berkaitan dengan balok dan kubus. Mengapa
menentukan luas permukaan kerucut. demikian? Usut punya usut ternyata urutan kegiatan
pada RPP yang saya susun tidak mengajak siswa untuk
D.Tabung (menghitung luas permukaan bisa melihat bagian dalam dari kubus dan balok.
tabung) Setelah saya lengkapi kegiatan belajar siswa dengan
Pada pembelajaran menghitung luas permukaan kegiatan melihat bagian dalam kubus dan balok, siswa
tabung, penyajian gambar tabung , tidak cukup tampak lancar menyelesaikan soal-soal yang berkaitan
membuat siswa mampu mengidentifikasikan dengan kubus dan balok, khususnya menentukan
permukaan tabung. Untuk mengatasi hal ini saya panjang diagonal sisi dan diagonal ruang.
membut alat peraga tabung ganda berupa kaleng roti
yang dibungkus kertas dengan ukuran sesuai kaleng
tersebut, baik tutup maupun
alas tabung. Ada bagian
bungkus kaleng yang di lem
dan ada pula yang digunting.
Alat peraga seperti ini telah
mempermudah siswa untuk
menghitung luas permukaan
tabung. Tapi untuk
memperoleh hasil yang
optimal siswa harus banyak
mengerjakan soal latihan
baik secara berkelompok
maupun individu dan
sesekali mengakses soal
soal dari internet.

Berlatih mengerjakan soal


yang banyak dan dari
berbagai sumber termasuk
internet telah berdampak
sangat baik bagi siswa
karena mereka memperoleh

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 31


Aku Bisa Menemukan
Rumus Lingkaran Sendiri!

A nak-anak menurut kalian apakah bisa mencari luas lingkaran dengan menggunakan pendekatan
luas segitiga? Tidak bu! Serempak seluruh siswa kelas 8 B menjawab pertanyaan Ibu rochimah-
guru matematika SMP 1 Gebog. Mari kita buktikan bersama-sama! Bu rochimah meminta siswa
untuk memperhatikan tayangan pada layar. Beliau mencontohkan sebuah lingkaran dengan jari-jari 10
cm, dibagi menjadi 2 bagian yang sama kemudian diberilah warna yang berlainan. Kemudian lingkaran
dibagi menjadi juring-juring bersudut 22,5 , dan juring ditata seperti tampak pada gambar:

1. Dengan menggunakan curah pendapat siswa


dapat menemukan rumus luas lingkaran dengan
pendekatan luas segitiga. Dengan tersenyum
mereka berseru,wow ! Ternyata bisa ya, nggak
nyangka, tambah Desi Setyowati. Hasil curah
pendapat terdapat pada gambar

2. Berikutnya secara berkelompok


dibagikan lembar kerja untuk mencari
rumus lingkaran dengan pendekatan
rumus luas trapezium, belah ketupat,
luas persegi panjang, laying-layang. Bu
Rochimah tampak selalu berkeliling ke
kelompok, terutama untuk memotivasi
siswa yang kurang aktif berdiskusi
dalam kelompok.

Ketika masing-masing kelompok


mempresentasikan hasil diskusinya,
banyak pertanyaan yang muncul dari
kelompok lain, seperti bagaimana kalau
dibuat formasi yang berbeda apakah
ada perbedaan hasil?

32 Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika


Diakhir pelajaran Bu Rochimah bersama siswa
membuat kesimpulan dan memberikan penguatan.
Muhammad Iqbal dalam refeleksinya menulis,
ternyata matematika asyik, lain kali daripada
menghapal rumus ternyata lebih nyanthel kalo kita
menemukannya sendiri.

Luas Lingkaran dengan pendekatan luas trapesium

Luas lingkaran dengan pendekatan luas


persegipanjang

Luas lingkaran dengan pendekatan luas belah


ketupat

Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Matematika 33

Anda mungkin juga menyukai