Anda di halaman 1dari 12

Hizbut Tahrir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hizb ut-Tahrir

Pemimpin Syekh Atha' Abu Rasytah

Pendiri Syekh Taqiyuddin An Nabhani

Didirikan Al Quds, Palestina pada tahun 1953

Kantor pusat Al Aqsha

Keanggotaan Jutaan pengikut (perkiraan)[1]

Ideologi Islam sunni

Afiliasi internasional Mancanegara

Situs web

www.hizb-ut-tahrir.org

www.hizbut-tahrir.or.id

Hizbut Tahrir atau Hizbut-Tahrir (Arab: ; Inggris: Liberation Party;Indonesia: 'Partai


Pembebasan') awalnya bernama 'Partai Pembebasan Islam (hizb al-tahrir al-islami)' [2] adalah partai
politik berideologi Islam yang didirikan pada tahun 1953 di Al Quds berdasarkan aqidah
Islam.[3] Taqiyyuddin An Nabhani (1905-1978) atau di Indonesia dikenal dengan Syekh Taqiyyuddin
An Nabhani adalah seorang Ulama, Mujtahid, Hakim pengadilan (Qadhi) di Palestina dan ulama
lulusan Al Azhar. Dia hafidz Quran/hafal Al Quran sebelum baligh bahkan tepatnya sebelum
menginjak usia 13 tahun. Dia adalah cucu dari Ulama besar pada masa Khilafah Utsmaniyah,
Syeikh Yusuf An-Nabhani (salah seorang guru KH. Hasyim Asy'ari/Pendiri Nahdhatul Ulama [NU])

Daftar isi
[sembunyikan]

1Latar belakang pendirian


o 1.1Keharusan Berdirinya Partai-partai Politik Menurut Syariat
2Tujuan Dan Keanggotaan
o 2.1Tujuan
o 2.2Keanggotaan Hizbut Tahrir
3Aktivitas Hizbut Tahrir
4Landasan Pemikiran Hizbut Tahrir
5Pranala luar
6Referensi

Latar belakang pendirian[sunting | sunting sumber]


Hizbut Tahrir didirikan sebagai harokah Islam yang bertujuan mengembalikan kaum muslimin untuk
kembali taat kepada hukum-hukum Allah SWT yakni hukum Islam, memperbaiki sistem
perundangan dan hukum negara yang dinilai tidak Islami/kufur agar sesuai dengan tuntunan syariat
Islam, serta membebaskan dari sistem hidup dan pengaruh negara barat. Hizbut Tahrir juga
bertujuan untuk membangun kembali pemerintahan Islam warisan Rosulullah SAW dan Khulafaur
Rasyidin yakni Khilafah Islamiyah di dunia, sehingga hukum Islam dapat diberlakukan kembali.[4]
Keharusan Berdirinya Partai-partai Politik Menurut Syariat[sunting | sunting
sumber]
Berdirinya Hizbut Tahrir, sebagaimana telah disebutkan, adalah dalam rangka memenuhi seruan
Allah SWT dalam QS.Ali Imran, Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat. Dalam ayat ini,
sesungguhnya Allah telah memerintahkan umat Islam agar di antara mereka ada suatu jamaah
(kelompok) yang terorganisasi. Kelompok ini memiliki dua tugas: (1) mengajak pada al-Khayr, yakni
mengajak pada al-Islm; (2) memerintahkan kebajikan (melaksanakan syariat) dan mencegah
kemungkaran (mencegah pelanggaran terhadap syariat).
Perintah untuk membentuk suatu jamaah yang terorganisasi di sini memang sekadar menunjukkan
adanya sebuah tuntutan (thalab) dari Allah. Namun, terdapat qarnah (indikator) lain yang
menunjukkan bahwa tuntutan tersebut adalah suatu keniscayaan. Oleh karena itu, aktivitas yang
telah ditentukan oleh ayat ini yang harus dilaksanakan oleh kelompok yang terorganisasi tersebut
yakni mendakwahkan Islam dan melaksanakan amar makruf nahi mungkaradalah kewajiban yang
harus ditegakkan oleh seluruh umat Islam. Kewajiban ini telah diperkuat oleh banyak ayat lain dan
sejumlah hadis Rasulullah saw. Rasulullah saw., misalnya, bersabda, Demi Zat Yang diriku berada
di tangan-Nya, sungguh kalian (mempunyai dua pilihan): melaksanakan amar makruf nahi mungkar
ataukah Allah benar-benar akan menimpakan siksaan dari sisi-Nya. Kemudian, setelah itu kalian
berdoa, tetapi doa kalian itu tidak akan dikabulkan. (H.R. At-Turmudz, hadis no. 2259). Hadis di
atas merupakan salah satu qarnah (indikator) yang menunjukkan bahwa thalab (tuntutan) tersebut
bersifat tegas dan perintah yang terkandung di dalamnya hukumnya adalah wajib.
Jamaah terorganisasi yang dimaksud haruslah berbentuk partai politik. Kesimpulan ini dapat dilihat
dari segi: (1) ayat di atas telah memerintahkan kepada umat Islam agar di antara mereka ada
sekelompok orang yang membentuk suatu jamaah; (2) ayat di atas juga telah membatasi aktivitas
jamaah yang dimaksud, yaitu mendakwahkan Islam dan melaksanakan amar makruf nahyi munkar.
Sementara itu, aktivitas amar makruf nahi mungkar di dalamnya mencakup upaya menyeru para
penguasa agar mereka berbuat kebajikan (melaksanakan syariat Islam) dan mencegah mereka
berbuat kemungkaran (melaksanakan sesuatu yang tidak bersumber dari syariat, misalnya, bersikap
zalim, fasik, dan lain-lain). Bahkan, inilah bagian terpenting dalam aktivitas amar makruf nahi
mungkar, yaitu mengawasi para penguasa dan menyampaikan nasihat kepada mereka. Aktivitas-
aktivitas seperti ini jelas merupakan salah satu aktivitas politik, bahkan termasuk aktivitas politik
yang amat penting. Aktivitas politik ini merupakan ciri utama dari partai-partai politik yang ada.
Dengan demikian, ayat di atas menunjukkan pada adanya kewajiban mendirikan partai-partai politik.
Akan tetapi, ayat tersebut di atas memberi batasan bahwa kelompok-kelompok yang terorganisasi
tadi mesti berbentuk partai-partai Islam. Sebab, tugas yang telah ditentukan oleh ayat tersebut
yakni mendakwahkan kepada Islam dan mewujudkan amar makruf nahi mungkar sesuai dengan
hukum-hukum Islamtidak mungkin dapat dilaksanakan kecuali oleh organisasi-organisasi dan
partai-partai Islam. Partai Islam adalah partai yang berasaskan akidah Islam; partai yang
mengadopsi dan menetapkan ide-ide, hukum-hukum, dan solusi-solusi (atas berbagai problematika
umat) yang Islami; serta partai yang tharqah (metode) operasionalnya adalah metode Rasulullah
saw.
Oleh karena itu, tidak dibolehkan organisasi-organisasi/partai-partai politik yang ada di tengah-
tengah umat Islam berdiri di atas dasar selain Islam, baik dari segi fikrah (ide dasar) maupun
tharqah (metode)-nya. Hal ini, di samping karena Allah telah memerintahkan demikian, juga karena
Islam adalah satu-satunya mabda (ideologi) yang benar dan layak di muka bumi ini. Islam adalah
mabda yang bersifat universal, sesuai dengan fitrah manusia, dan dapat memberikan jalan
pemecahan kepada manusia (atas berbagai problematikan mereka, penerj.) secara manusiawi.
Oleh karena itu, Islam telah mengarahkan potensi hidup manusiaberupa ghariz (nalurinaluri) dan
h ajt udhawiyyah (tuntutan jasmani), mengaturnya, dan mengatur pemecahannya dengan suatu
tatanan yang benar; tidak mengekang dan tidak pula melepaskannya sama sekali; tidak ada saling
mendominasi antara satu gharzah (naluri) atas gharzah (naluri) yang lain. Islam adalah ideologi
yang mengatur seluruh aspek kehidupan.
Allah telah mewajibkan umat Islam agar selalu terikat dengan hukumhukum Islam secara
keseluruhan, baik menyangkut hubungannya dengan Pencipta mereka, seperti hukum-hukum yang
mengatur masalah akidah dan ibadah; menyangkut hubungannya dengan dirinya sendiri, seperti
hukum-hukum yang mengatur masalah akhlak, makanan, pakaian, dan lain-lain; ataupun
menyangkut hubungannya dengan sesama manusia, seperti hukum-hukum yang mengatur masalah
muamalat dan perundang-undangan. Allah juga telah mewajibkan umat Islam agar menerapkan
Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan mereka, menjalankan pemerintahan Islam, serta
menjadikan hukum-hukum syariat yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah RasulNya sebagai
konstitusi dan sistem perundang-undangan mereka. Allah berfirman : Putuskanlah perkara di antara
manusia berdasarkan wahyu yang telah Allah turunkan dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran (hukum Allah) yang telah datang kepada kalian. (QS al-
Midah [5]: 48).
Hendaklah kalian memutuskan perkara di antara manusia berdasarkan wahyu yang telah Allah
turunkan dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah kalian terhadap
mereka, jangan sampai mereka memalingkan kalian dari sebagian wahyu yang telah Allah turunkan
kepada kalian. (QS al-Midah [5]: 49).
Oleh karena itu, Islam memandang bahwa tidak menjalankan pemerintahan berdasarkan hukum
Islam merupakan sebuah tindakan kekufuran, sebagaimana firman-Nya: Siapa saja yang tidak
memutuskan perkara (menjalankan urusan pemerintahan) berdasarkan wahyu yang telah
diturunkan Allah, berarti mereka itulah orang-orang kafir. (QS al-Midah [5]: 44).
Semua mabda (ideologi) selain Islam, seperti kapitalisme dan sosialisme (termasuk di dalamnya
komunisme), tidak lain merupakan ideologi-ideologi destruktif dan bertentangan dengan fitrah
kemanusiaan. Ideologi-ideologi tersebut adalah buatan manusia yang sudah nyata kerusakannya
dan telah terbukti cacat-celanya. Semua ideologi yang ada selain Islam tersebut bertentangan
dengan Islam dan hukumhukumnya. Oleh karena itu, upaya mengambil dan meyebarluaskannya
serta dan membentuk organisasi/partai berdasarkan ideologi-ideologi tersebut adalah termasuk
tindakan yang diharamkan oleh Islam. Dengan demikian, organisasi/partai umat Islam wajib
berdasarkan Islam semata, baik ide maupun metodenya. Umat Islam haram membentuk
organisasi/partai atas dasar kapitalisme, komunisme, sosialisme, nasionalisme, patriotisme,
primordialisme (sektarianisme), aristokrasi, atau freemasonry. Umat Islam juga haram menjadi
anggota ataupun simpatisan partai-partai di atas karena semuanya merupakan partai-partai kufur
yang mengajak kepada kekufuran. Padahal Allah telah berfirman: Barangsiapa yang mencari agama
(cara hidup) selain Islam, niscaya tidak akan diterima, sementara di akhirat dia termasuk orang-
orang yang merugi. (QS Ali Imran [3]: 85). Allah juga berfirman dalam ayat yang kami jadikan
patokan di sini, yaitu, mengajak kepada kebaikan, yang dapat diartikan dengan mengajak pada
Islam.
Sementara itu, Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa yang melakukan suatu amal-perbuatan
yang bukan termasuk urusan kami, berarti amal-perbuatan itu tertolak. (H.R. Muslim, hadis no.
1718). Rasulullah saw. juga bersabda, Barangsiapa yang mengajak orang
pada ashabiyah (primordialisme, sektarianisme, nasionalisme) tidaklah termasuk golongan kami.
(H.R. Ab Dwud, hadis no. 5121). Berkaitan dengan hal di atas, upaya untuk membangkitkan umat
dari kemerosotan yang dideritanya; membebaskan mereka dari ide-ide, sistem, dan hukum-hukum
kufur; serta melepaskan mereka dari kekuasaan dan dominasi negara-negara kafir, sesungguhnya
dapat ditempuh dengan jalan meningkatkan taraf berfikir mereka. Upaya riilnya adalah dengan
melakukan reformasi total dan fundamental atas ide-ide dan persepsi-persepsi yang telah
menyebabkan kemerosotan mereka. Setelah itu, ditanamkan di dalam benak umat ide-ide dan
pemahaman-pemahaman Islam yang benar. Upaya demikian diharapkan dapat menciptakan
perilaku umat dalam kehidupan ini yang sesuai dengan ide-ide dan hukum-hukum Islam.

Tujuan Dan Keanggotaan[sunting | sunting sumber]


Tujuan[sunting | sunting sumber]
Hizbut Tahrir memiliki dua tujuan: (1) melangsungkan kembali kehidupan Islam; (2) mengemban
dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Tujuan ini berarti mengajak umat Islam agar kembali hidup
secara Islami di dr al-Islam dan di dalam lingkungan masyarakat Islam. Tujuan ini berarti pula
menjadikan seluruh aktivitas kehidupan diatur sesuai dengan hukum-hukum syariat serta
menjadikan seluruh pandangan hidup dilandaskan pada standar halal dan haram di bawah naungan
dawlah Islam. Dawlah ini adalah dawlah-khilfah yang dipimpin oleh seorang khalifah yang diangkat
dan dibaiat oleh umat Islam untuk didengar dan ditaati. Khalifah yang telah diangkat berkewajiban
untuk menjalankan pemerintahan berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya serta mengemban
risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Di samping itu, aktivitas Hizbut Tahrir dimaksudkan untuk membangkitkan kembali umat Islam
dengan kebangkitan yang benar melalui pemikiran yang tercerahkan. Hizbut Tahrir berusaha untuk
mengembalikan posisi umat Islam ke masa kejayaan dan keemasannya, yakni tatkala umat dapat
mengambil alih kendali negaranegara dan bangsa-bangsa di dunia ini. Hizbut Tahrir juga berupaya
agar umat dapat menjadikan kembali dawlah Islam sebagai negara terkemuka di dunia
sebagaimana yang telah terjadi pada masa silam; sebuah negara yang mampu mengendalikan
dunia ini sesuai dengan hukum Islam
Keanggotaan Hizbut Tahrir[sunting | sunting sumber]
Hizbut Tahrir menerima anggota dari kalangan umat Islam, baik pria maupun wanita, tanpa
memperhatikan lagi apakah mereka keturunan Arab atau bukan dan dari suku apapun. Hizbut Tahrir
adalah sebuah partai untuk seluruh umat Islam. Partai ini menyerukan kepada umat untuk
mengemban dakwah Islam serta mengambil dan menetapkan seluruh aturan-aturannya tanpa
memandang lagi ras-ras kebangsaan, warna kulit, maupun mazhab-mazhab mereka.
Hizbut Tahrir melihat semuanya dari pandangan Islam. Para anggota dan aktivis Hizbut Tahrir
dipersatukan dan diikat oleh akidah Islam, kematangan mereka dalam penguasaan ide-ide (Islam)
yang diemban oleh Hizbut Tahrir, serta komitmen mereka untuk mengadopsi ide-ide dan pendapat-
pendapat Hizbut Tahrir. Mereka sendirilah yang mengharuskan dirinya menjadi anggota Hizbut
Tahrir, setelah sebelumnya ia terlibat secara intens dengan Hizb; berinteraksi langsung dengan
dakwah bersama Hizb; serta mengadopsi ide-ide dan pendapat-pendapat Hizb. Dengan kata lain,
ikatan yang mengikat para anggota dan aktivis Hizbut Tahrir adalah akidah Islam dan tsaqfah (ide-
ide) Hizb yang sepenuhnya diambil dari dari akidah ini. Halaqah-halaqah atau pembinaan wanita di
dalam tubuh Hizbut Tahrir terpisah deri halaqah-halaqah pria. Yang memimpin halaqah-halaqah
wanita adalah para suami, para muhrimnya, atau sesama wanita itu sendiri .
Aktivitas Hizbut Tahrir[sunting | sunting sumber]
Aktivitas Hizbut Tahrir adalah mengemban dakwah Islam dalam rangka melakukan transformasi
sosial di tengah-tengah situasi masyarakat yang rusak sehingga diubah menjadi masyarakat Islam.
Upaya ini ditempuh dengan tiga cara:

1. Mengubah ide-ide yang ada saat ini menjadi ide-ide Islam. Dengan begitu, ide-ide Islam
diharapkan dapat menjadi opini umum di tengah-tengah masyarakat, sekaligus menjadi
persepsi mereka yang akan mendorong mereka untuk merealisasikan dan mengaplikasikan
ide-ide tersebut sesuai dengan tuntutan Islam.
2. Mengubah perasaan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat menjadi perasaan
Islam. Dengan begitu, mereka diharapkan dapat bersikap ridha terhadap semua perkara
yang diridhai Allah, dan sebaliknya, marah dan benci terhadap semua hal yang dimurkai
dan dibenci oleh Allah.
3. Mengubah interaksi-interaksi yang terjadi di tengah masyarakat menjadi interaksi-interaksi
yang Islami, yang berjalan sesuai dengan hukum-hukum Islam dan pemecahan-
pemecahannya. Seluruh aktivitas atau upaya yang dilakukan Hizbut Tahrir di atas adalah
aktivitas atau upaya yang bersifat politisdalam makna yang sesungguhnya. Artinya,
Hizbut Tahrir menyelesaikan urusan-urusan masyarakat sesuai dengan hukum-hukum serta
pemecahannya secara syar. Sebab, secara syar, politik tidak lain mengurus dan
memelihara urusan-urusan masyarakat (umat) sesuai dengan hukumhukum Islam dan
pemecahannya.
Aktivitas-aktivitas Hizbut Tahrir yang bersifat politik ini tampak jelas dalam upayanya mendidik dan
membina umat dengan tsaqfah (ide-ide) Islam agar umat meleburkan dirinya dengan Islam;
membebaskan umat dari dominasi akidah-akidah yang destruktif, pemikiran-pemikiran yang salah,
dan persepsi-persepsi yang keliru; serta menyelamatkan umat dari pengaruh ide-ide dan
pandangan-pandangan yang kufur.
Aktivitas politik Hizbut Tahrir ini juga tampak dalam upayanya melakukan pergolakan pemikiran dan
perjuangan politiknya. Pergolakan pemikiran Hizbut Tahrir ini dapat terlihat dalam upayanya untuk
senantiasa melakukan perlawanan terhadap ide-ide dan aturan-aturan kufur serta penentangannya
terhadap ideide yang salah, akidah-akidah yang rusak, atau pemahaman-pemahaman yang keliru.
Semua itu dilakukan dengan berupaya membongkar kerusakannya, menampakkan kekeliruannya,
dan menjelaskan solusi hukum-hukum Islam dalam masalah tersebut.
Sementara itu, perjuangan politik Hizbut Tahrir dapat terlihat dalam upayanya menentang orang-
orang kafir imperialis dalam rangka melepaskan umat Islam dari belenggu kekuasaan mereka,
membebaskan umat Islam dari tekanan dan pengaruhnya,serta mencabut akar-akar pemikiran,
kebudayaan, politik, ekonomi, maupun militer dari seluruh negeri-negeri Islam.
Perjuangan politik Hizbut Tahrir juga tampak jelas dalam upayanya menentang para penguasa;
membongkar pengkhianatan dan persekongkolan mereka terhadap umat Islam; serta melancarkan
kritik, kontrol, dan koreksi terhadap mereka. Hizbut Tahrir berusaha mengubah para penguasa
apabila mereka melanggar hak-hak umat atau mereka tidak menjalankan kewajibannya terhadap
umat, juga apabila mereka melalaikan salah satu urusan umat atau mereka menyalahi hukum-
hukum Islam.
Dengan demikian, aktivitas Hizbut Tahrir secara keseluruhan merupakan aktivitas yang bersifat
politik, baik di lingkungan sistem kekuasaan yang tidak Islami ataupun di dalam naungan sistem
pemerintahan Islam. Artinya, aktivitas Hizbut Tahrir tidak hanya terbatas pada aspek pendidikan.
Hizbut Tahrir bukanlah madrasah atau sekolahan.
Aktivitas partai ini juga tidak terfokus pada seruan-seruan dan nasihatnasihat yang bersifat umum.
Akan tetapi, aktivitasnya secara keseluruhan bersifat politis; Hizbut Tahrir berupaya menyampaikan
ide-ide dan hukum-hukum Islam untuk direalisasikan, diemban, dan diwujudkan dalam realitas
kehidupan umat dan negara. Hizbut Tahrir mengemban dakwah Islam agar Islam dapat diterapkan
dalam realitas kehidupan; agar akidah Islam menjadi dasar negara dan sekaligus landasan
konstitusi dan undang-undang. Sebab, akidah Islam adalah akidah yang bersifat rasional (aqdah
aqliyyah) dan sekaligus akidah yang bersifat politis (aqdah siysiyah); akidah yang telah
menderivasikan (menurunkan) aturan-aturan yang mampu menjadi solusi atas segenap
problematika yang dihadapi manusia secara keseluruhan, baik di bidang politik, ekonomi,
pendidikan, sosial, dan lain-lain.

Landasan Pemikiran Hizbut Tahrir[sunting | sunting sumber]


Hizbut Tahrir selama ini melakukan serangkaian pengkajian, penelitian, dan studi terhadap keadaan
umat dan kemerosotan yang dideritanya. Pada saat yang sama, Hizbut Tahrir juga melakukan
serangkaian penelaahansebagai perbandingan, penerj.terhadap situasi masa Rasulullah saw.,
masa Khulafaur Rasyidin, dan masa tbin. Upaya ini dilakukan dengan senantiasa merujuk pada
Sirah Rasulullah saw. dan metode dia dalam mengemban dakwah (sejak awal hingga dia berhasil
mendirikan Daulah Islam di Madinah), serta dengan melakukan studi tentang bagaimana perjalanan
hidup dia di Madinah. Upaya ini juga dilakukan dengan senantiasa merujuk pada Kitabullah, Sunnah
Rasul-Nya, serta apa yang ditunjukkan oleh keduanya, yakni Ijma Sahabat dan Qiyas syar'iyyah,
disamping merujuk pula pada berbagai pendapat para imam mujtahid. Setelah melakukan
serangkaian upaya di atas, Hizbut Tahrir lalu memilih dan menetapkan ide-ide, pendapat-pendapat,
dan hukum-hukum; baik secara konseptual (fikrah) maupun metode operasionalnya (thariqah).
Semua itu merupakan ide-ide, pendapat-pendapat, dan hukum-hukum Islam semata; tidak ada satu
pun yang tidak Islami; tidak pula dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak bersumber dari Islam.
Semuanya bersumber secara utuh dan murni dari Islam, tidak bersandar pada dasardasar selain
Islam dan nash-nash syariatnya. Selain itu, partai ini senantiasa bersandar pada pemikiran (akal
sehat) dalam menetapkan semua itu. Hizbut Tahrir telah memilih dan menetapkan ide-ide,
pendapat-pendapat, dan hukum-hukum tersebut sesuai dengan ketentuan yang diperlukan dalam
perjuangannya. Semua itu adalah dalam rangka melangsungkan kehidupan Islam dan mengemban
dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, dengan cara mendirikan kembali dawlah-khilafah dan
mengangkat seorang khalifah. Ide-ide, pendapat-pendapat, dan hukum-hukum yang telah dipilih dan
ditetapkan oleh Hizbut Tahrir telah dihimpun di dalam buku-buku (baik yang dijadikan sebagai materi
pokok pembinaan ataupun sebagai materi pelengkap) dan sejumlah selebaran. Semua itu telah
diterbitkan dan disebarkan di tengah-tengah umat.

Hizbut Tahrir berdiri pada tahun 1953 di Al-Quds (Baitul Maqdis), Palestina. Gerakan yang menitik beratkan
perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya
kembali Khilafah Islamiyah ini dipelopori oleh Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani, seorang ulama alumni Al-Azhar
Mesir, dan pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah di Palestina.

Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk di Afrika seperti Mesir,
Libya, Sudan dan Aljazair. Juga ke Turki, Inggris, Perancis, Jerman, Austria, Belanda, dan negara-negara
Eropah lainnya hingga ke Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia,
Indonesia, dan Australia.

Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di
seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai
aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan.
Maka sudah tiba saatnya bagi seluruh pemuda-pemudi Indonesia, bergabung bersama Hizbut Tahrir untuk
berjuang bagi kesatuan dan persatuan kaum Muslimin di bawah bendera Lailahaillallah
Muhammadurrasulullah, termasuk Anda.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologi Islam. Politik merupakan kegiatannya, dan Islam
adalah ideologinya. Hizbut Tahrir bergerak di tengah-tengah umat, dan bersama-sama mereka berjuang untuk
menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, serta membimbing mereka untuk mendirikan kembali
sistem Khilafah dan menegakkan hukum yang diturunkan Allah dalam realitas kehidupan. Hizbut Tahrir
merupakan organisasi politik, bukan organisasi kerohanian (seperti tarekat), bukan lembaga ilmiah (seperti
lembaga studi agama atau badan penelitian), bukan lembaga pendidikan (akademis), dan bukan pula lembaga
sosial (yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan). Ide-ide Islam menjadi jiwa, inti, dan sekaligus rahasia
kelangsungan kelompoknya.

Latar Belakang Berdirinya Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir didirikan dalam rangka memenuhi seruan Allah Swt :

(Dan) hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (jamaah) yang menyeru
kepada kebaikan (mengajak memilih kebaikan, yaitu memeluk Islam), memerintahkan
kepada yang maruf dan melarang dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Ali Imran: 104)

Hizbut Tahrir bermaksud membangkitkan kembali umat Islam dari kemerosotan yang amat parah,
membebaskan umat dari ide-ide, sistem perundang-undangan, dan hukum-hukum kufur, serta membebaskan
mereka dari cengkeraman dominasi dan pengaruh negara-negara kafir. Hizbut Tahrir bermaksud juga
membangun kembali Daulah Khilafah Islamiyah di muka bumi, sehingga hukum yang diturunkan Allah Swt
dapat diberlakukan kembali.

Tujuan Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir bertujuan melanjutkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Tujuan ini berarti mengajak kaum muslimin kembali hidup secara Islami dalam Darul Islam dan masyarakat
Islam. Di mana seluruh kegiatan kehidupannya diatur sesuai dengan hukum-hukum syara. Pandangan hidup
yang akan menjadi pedoman adalah halal dan haram, di bawah naungan Daulah Islamiyah, yaitu Daulah
Khilafah, yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang diangkat dan dibaiat oleh kaum muslimin untuk didengar
dan ditaati agar menjalankan pemerintahan berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, serta mengemban
risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Di samping itu Hizbut Tahrir bertujuan
membangkitkan kembali umat Islam dengan kebangkitan yang benar, melalui pola pikir yang cemerlang.
Hizbut Tahrir berusaha untuk mengembalikan posisi umat ke masa kejayaan dan keemasannya seperti dulu, di
mana umat akan mengambil alih kendali negara-negara dan bangsa-bangsa di dunia ini. Dan negara Khilafah
akan kembali menjadi negara nomor satu di duniasebagaimana yang terjadi pada masa silamyakni
memimpin dunia sesuai dengan hukum-hukum Islam.Hizbut Tahrir bertujuan pula untuk menyampaikan
hidayah (petunjuk syariat) bagi umat manusia, memimpin umat Islam untuk menentang kekufuran beserta
segala ide dan peraturan kufur, sehingga Islam dapat menyelimuti bumi.

Kegiatan Hizbut Tahrir

Kegiatan Hizbut Tahrir adalah mengemban dakwah Islam untuk mengubah kondisi masyarakat yang rusak
menjadi masyarakat Islam. Hal ini dilakukan dengan mengubah ide-ide rusak yang ada menjadi ide-ide Islam,
sehingga ide-ide ini menjadi opini umum di tengah masyarakat serta menjadi persepsi bagi mereka.
Selanjutnya persepsi ini akan mendorong mereka untuk merealisasikan dan menerapkannya sesuai dengan
tuntutan Islam.

Juga dengan mengubah perasaan yang dimiliki anggota masyarakat menjadi perasaan Islamyakni ridla
terhadap apa yang diridlai Allah, marah dan benci terhadap apa yang dimurkai dan dibenci oleh Allahserta
mengubah hubungan/interaksi yang ada dalam masyarakat menjadi hubungan/interaksi yang Islami, yang
berjalan sesuai dengan hukum-hukum dan pemecahan-pemecahan Islam.

Hizbut Tahrir telah muncul dan berkembang, kemudian menyebarluaskan aktivfitas dakwahnya di negeri-negeri
Arab, maupun sebagian besar negeri-negeri Islam lainnya.

Seluruh kegiatan yang dilakukan Hizbut Tahrir bersifat politik. Maksudnya adalah bahwa Hizbut Tahrir
memperhatikan urusan-urusan masyarakat sesuai dengan hukum-hukum serta pemecahannya secara syari.
Karena yang dimaksud politik adalah mengurus dan memelihara urusan-urusan masyarakat sesuai dengan
hukum-hukum Islam dan pemecahan-pemecahannya.

Kegiatan-kegiatan yang bersifat politik ini tampak jelas dalam aktifitasnya dalam mendidik dan membina umat
dengan tsaqafah Islam, meleburnya dengan Islam, membebaskannya dari aqidah-aqidah yang rusak,
pemikiran-pemikiran yang salah, serta persepsi-persepsi yang keliru, sekaligus membebaskannya dari
pengaruh ide-ide dan pandangan-pandangan kufur.

Kegiatan politik ini tampak juga dalam aspek pertarungan pemikiran (ash shiroul fikri) dan dalam perjuangan
politiknya (al kifahus siyasi). Pertarungan pemikiran terlihat dalam penentangannya terhadap ide-ide dan
aturan-aturan kufur. Hal itu tampak pula dalam penentangannya terhadap ide-ide yang salah, aqidah-aqidah
yang rusak, atau persepsi-persepsi yang keliru, dengan cara menjelaskan kerusakannya, menampakkan
kekeliruannya, dan menjelaskan ketentuan hukum Islam dalam masalah tersebut.

Adapun perjuangan politiknya, terlihat dari penentangannya terhadap kaum kafir imperialis untuk
memerdekakan umat dari belenggu dominasinya, membebaskan umat dari cengkeraman pengaruhnya, serta
mencabut akar-akarnya yang berupa pemikiran, kebudayaan, politik, ekonomi, maupun militer dari seluruh
negeri-negeri Islam.
Perjuangan politik ini juga tampak jelas dalam kegiatannya menentang para penguasa, mengungkap
pengkhianatan dan persekongkolan mereka terhadap umat, melancarkan kritik, kontrol, dan koreksi terhadap
mereka serta berusaha menggantinya tatkala mereka mengabaikan hak-hak umat, tidak menjalankan
kewajibannya terhadap umat, melalaikan salah satu urusan umat, atau menyalahi hukum-hukum Islam.

Seluruh kegiatan politik itu dilakukan tanpa menggunakan cara-cara kekerasan (fisik/senjata) (laa madiyah)
sesuai dengan jejak dakwah yang dicontohkan Rasulullah saw.

Jadi kegiatan Hizbut Tahrir secara keseluruhan adalah kegiatan yang bersifat politik, baik sebelum maupun
sesudah proses penerimaan pemerintahan (melalui umat).

Kegiatan Hizbut Tahrir bukan di bidang pendidikan, karena ia bukanlah madrasah (sekolah). Begitu pula
seruannya tidak hanya bersifat nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk. Kegiatan Hizbut Tahrir bersifat politik,
(yaitu) dengan cara mengemukakan ide-ide (konsep-konsep) Islam beserta hukum-hukumnya untuk
dilaksanakan, diemban, dan diwujudkan dalam kenyataan hidup dan pemerintahan.

Hizbut Tahrir mengemban dakwah Islam agar Islam dapat diterapkan dalam kehidupan dan agar Aqidah
Islamiyah menjadi dasar negara, dasar konstitusi dan undang-undang. Karena Aqidah Islamiyah adalah aqidah
aqliyah (aqidah yang menjadi dasar pemikiran) dan aqidah siyasiyah (aqidah yang menjadi dasar politik) yang
melahirkan aturan untuk memecahkan problematika manusia secara keseluruhan, baik di bidang politik,
ekonomi, budaya, sosial, dan lain-lain.

Metode Dakwah Hizbut Tahrir

Metode yang ditempuh Hizbut Tahrir dalam mengemban dakwah adalah hukum-hukum syara, yang diambil
dari thariqah (metode) dakwah Rasulullah saw, sebab thariqah itu wajib diikuti. Sebagaimana firman Allah Swt:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian,
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan Hari Kiamat, dan dia
banyak menyebut Allah (dengan membaca dzikir dan mengingat Allah). (QS. Al Ahzab
: 21)
Katakanlah: Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. (QS. Ali Imran : 31)
Apa saja yang dibawa Rasul untuk kalian, maka ambilah. Dan apa saja yang
dilarangnya bagi kalian, maka tinggalkanlah. (QS. Al Hasyr : 7)

Dan banyak lagi ayat lain yang menunjukkan wajibnya mengikuti perjalanan dakwah Rasulullah saw,
menjadikan beliau suri teladan, dan mengambil ketentuan hukum dari beliau.

Berhubung kaum muslimin saat ini hidup di Darul Kufurkarena diterapkan atas mereka hukum-hukum kufur
yang tidak diturunkan Allah Swt maka keadaan negeri mereka serupa dengan Makkah ketika Rasulullah saw
diutus (menyampaikan risalah Islam). Untuk itu fase Makkah wajib dijadikan sebagai tempat berpijak dalam
mengemban dakwah dan meneladani Rasulullah saw.
Dengan mendalami sirah Rasulullah saw di Makkah hingga beliau berhasil mendirikan Daulah Islamiyah di
Madinah, akan tampak jelas beliau menjalani dakwahnya dengan beberapa tahapan yang sangat jelas ciri-
cirinya. Beliau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang tampak dengan nyata tujuan-tujuannya. Dari sirah
Rasulullah saw inilah Hizbut Tahrir mengambil metode dakwah dan tahapan-tahapannya, beserta kegiatan-
kegiatan yang harus dilakukannya pada seluruh tahapan ini, karena Hizbut Tahrir mensuriteladani kegiatan-
kegiatan yang dilakukan Rasululah saw dalam seluruh tahapan perjalanan dakwahnya.

Berdasarkan sirah Rasulullah saw tersebut, Hizbut Tahrir menetapkan metode perjalanan dakwahnya dalam 3
(tiga) tahapan berikut :

Pertama, Tahapan Pembinaan dan Pengkaderan (Marhalah At Tatsqif), yang dilaksanakan untuk membentuk
kader-kader yang mempercayai pemikiran dan metode Hizbut Tahrir, dalam rangka pembentukan kerangka
tubuh partai.

Kedua, Tahapan Berinteraksi dengan Umat (Marhalah Tafaul Maa Al Ummah), yang dilaksanakan agar umat
turut memikul kewajiban dakwah Islam, hingga umat menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, agar
umat berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan.

Ketiga, Tahapan Penerimaan Kekuasaan (Marhalah Istilaam Al Hukm), yang dilaksanakan untuk menerapkan
Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.

Landasan Pemikiran Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir telah melakukan pengkajian, penelitian dan studi terhadap kondisi umat, termasuk kemerosotan
yang dideritanya. Kemudian membandingkannya dengan kondisi yang ada pada masa Rasulullah saw, masa
Khulafa ar-Rasyidin, dan masa generasi Tabiin. Selain itu juga merujuk kembali sirah Rasulullah saw, dan tata
cara mengemban dakwah yang beliau lakukan sejak permulaan dakwahnya, hingga beliau berhasil mendirikan
Daulah Islamiyah di Madinah. Dipelajari juga perjalanan hidup beliau di Madinah. Tentu saja, dengan tetap
merujuk kepada Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya, serta apa yang ditunjukkan oleh dua sumber tadi, yaitu Ijma
Shahabat dan Qiyas. Selain juga tetap berpedoman pada ungkapan-ungkapan maupun pendapat-pendapat
para Shahabat, Tabiin, Imam-imam dari kalangan Mujtahidin.

Setelah melakukan kajian secara menyeluruh itu, maka Hizbut Tahrir telah memilih dan menetapkan ide-ide,
pendapat-pendapat dan hukum-hukum yang berkaitan dengan fikrah dan thariqah. Semua ide, pendapat dan
hukum yang dipilih dan ditetapkan Hizbut Tahrir hanya berasal dari Islam. Tidak ada satupun yang bukan dari
Islam. Bahkan tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak bersumber dari Islam.

Hizbut Tahrir telah memilih dan menetapkan ide-ide, pendapat-pendapat dan hukum-hukum tersebut sesuai
dengan perkara-perkara yang diperlukan dalam perjuangannyayaitu untuk melangsungkan kembali
kehidupan Islam serta mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru duniadengan mendirikan Daulah
Khilafah, dan mengangkat seorang Khalifah. Ide-ide, pendapat-pendapat dan hukum-hukum tersebut telah
dihimpun dalam berbagai buku, booklet maupun selebaran., yang diterbitkan dan disebarluaskan kepada umat.
Buku-buku itu, antara lain:

1. Nizhamul Islam (Peraturan Hidup dalam Islam)

2. Nizhamul Hukmi fil Islam (Sistem Pemerintahan dalam Islam)

3. Nizhamul Iqtishadi fil Islam (Sistem Ekonomi dalam Islam)

4. Nizhamul Ijtimaiy fil islam (Sistem Pergaulan dalam islam)

5. At-Takattul al-Hizbiy (Pembentukan Partai Politik)

6. Mafahim Hizbut Tahrir (Pokok-pokok Pikiran Hizbut Tahrir)

7. Daulatul Islamiyah (Negara Islam)

8. Al-Khilafah (Sistem Khilafah)

9. Syakhshiyah Islamiyah 3 jilid (Membentuk Kepribadian Islam)

10. Mafahim Siyasiyah li Hizbit Tahrir (Pokok-pokok Pikiran Politik Hizbut Tahrir)

11. Nadharat Siyasiyah li Hizbit Tahrir (beberapa Pandangan Politik Hizbut Tahrir)

12. Kaifa Hudimatil Khilafah (Persekongkolan Meruntuhkan Khilafah)

13. Siyasatu al-Iqtishadiyah al-Mutsla (Politik Ekonomi yang Agung)

14. Al-Amwal fi Daulatil Khilafah (Sistem Keuangan Negara Khilafah)

15. Nizhamul Uqubat fil Islam (Sistem Sanksi Peradilan dalam Islam)

16. Ahkamul Bayyinat (Hukum-hukum Pembuktian)

17. Muqaddimatu ad-Dustur (Pengantar Undang-undang Dasar Negara Islam)

Dan banyak lagi buku-buku, booklet, maupun selebaran yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir, baik yang
menyangkut ide maupun politik.

Keanggotaan Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir menerima keanggotaan setiap orang Islam, baik laki-laki maupun wanita, tanpa memperhatikan
lagi apakah mereka keturunan Arab atau bukan, berkulit putih ataupun hitam. Hizbut Tahrir adalah sebuah
partai untuk seluruh kaum muslimin dan menyeru mereka untuk mengemban dakwah Islam serta mengambil
dan menetapkan seluruh aturan-aturan Islam, tanpa memandang lagi kebangsaan, warna kulit, maupun
madzhab mereka. Hizbut Tahrir melihat semuanya dari pandangan Islam.

Cara mengikat individu-individu ke dalam Hizbut Tahrir adalah dengan memeluk Aqidah Islamiyah, matang
dalam Tsaqafah Hizbut Tahrir, serta mengambil dan menetapkan ide-ide dan pendapat-pendapat Hizbut
Tahrir. Dia sendirilah yang mengharuskan dirinya menjadi anggota Hizbut Tahrir, setelah sebelumnya ia
melibatkan dirinya dengan (pembinaan dan aktivitas dakwah) Hizbut Tahrir; ketika dakwah telah berinteraksi
dengannya dan ketika dia telah mengambil dan menetapkan ide-ide serta persepsi-persepsi Hizbut Tahrir. Jadi
ikatan yang dapat mengikat anggota Hizbut Tahrir adalah Aqidah Islamiyah dan Tsaqafah Hizbut Tahrir yang
terlahir dari aqidah ini. Halaqah-halaqah (pembinaan) wanita dalam Hizbut Tahrir terpisah dengan halaqah laki-
laki. Yang memimpin halaqah-halaqah wanita adalah para suami, mahramnya, atau para wanita.

Anda mungkin juga menyukai