Dokumen - Tips Viskositas-55a75692b8908 PDF
Dokumen - Tips Viskositas-55a75692b8908 PDF
Viskositas merupakan suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan viskositas cairan
dengan Metode Ostwald, mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan,
dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap viskositas. Prosedur yang telah
dilakukan diantaranya menyiapkan cairan yaitu aquadest, gliserin 10%, gliserin
20%, dan gliserin 30%. Keempat cairan yang dimasukan di pipet 10-15 ml
kedalam viskometer yang telah disiapkan ke reservoir A.Setelah itu keempat
viskometer Ostwald yang telah berisi setiap cairan dimasukan kedalam bak air
yang sudah terpasang thermostat, suhu thermostat diatur, yaitu 40 C, 45 C, dan
50 C untuk setiap pengulangan A pengerjaan diatas. Viskometer dan isinya
didiamkan selama 10 menit. Menggunakan ball pipet cairan direservoir A dibawa
ke reservoir B hingga melewati dua batas yang terdapat di atas dan di bawah
reservoir B. Ball pipet dilepaskan dan waktu dicatat dengan stopwatch saat cairan
melewati batas ke-1 hingga batas ke-2 . Ditentukan viskositas tiap cairan untuk
tiap suhu, dan ditentukan grafik hubungan antara konsentrasi berbanding
koefisien viskositas dan grafik hubungan antara suhu berbanding koefisien
viskositas. Pada akhirnya dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa, Metode
Ostwald merupakan metode yang cukup akurat untuk menentukan nilai viskositas
suatu cairan. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai viskositas cairan
tersebut, begitupun sebaliknya dan Semakin tinggi konsentrasi cairan maka
semakin besar nilai viskositas cairan tersebut, begitu pula sebaliknya.
1
ABSTRACT
2
V I S KO S I T A S
I. TUJUAN
Menentukan viskositas cairan dngan menggunakan metode Ostwald
Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan
Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap viskositas cairan
II. PRINSIP
1. Prinsip Poiseuille
= .P.r .t
8.l.v
Dimana, : viskositas
P: tekanan (dyne/cm)
V: volum cairan
r: Jari-jari tabung
2. Persamaan Ostwald
.
Dimana, : viskositas
:kerapatan cairan yang ditentukan
3
: Kerapatan cairan standar
3. Hukum Stokes
Menunjukan bahwa gaya hambatan F
: viskositas
r: jari-jari
4. Suhu
Suhu menunjukan derajat panas suatu benda, semakin tinggi suhu
maka semakin panas benda tersebut. Secara . Suhu menunjukan energy
yang dimiliki suatu benda.
Viskositas cairan turun dengan bertambahnya temperature. Salah
satu hubungan dan T dinyatan oleh persamaan :
5. Bilangan Reynold
Kombinasi empat faktor yang menentukan apakah aliran fluida
yang melalui pipa bersifat laminar atau turbulen.
4
Dimana, = massa jenis fluida
v = kecepatan alir rata-rata
= Viskositas
D = Diameter pipa
III. TEORI DASAR
Viskositas adalah salah satu sifat dari cairan. Yaitu adanya tahanan
untuk mengalir, salah satu akibat dari viskositas adalah perbedaan
kecepatan aliran suatu zat cair. Dengan kata lain viskositas merupakn
suatu sifat cairan yang cenderung untuk menahan aliran atau menurunkan
tekanan dalam cairan. (Sukardjo,2002)
5
Fluida Newtonian dan non-Newtonian. Sebuah Fluida Newtonian
(dinamakan dari Isaac Newton) didefinisikan sebagai fluida yang tegangan
gesernya berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah
tegak lurus dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida
newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja
pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida Newtonian karena air
memiliki properti fluida sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya, bila
fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan
terisi seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada
material-material seperti puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-
Newtonian diaduk adalah penurunan viskositas yang menyebabkan fluida
tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-
Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah pada
keadaan tertentu. Persamaan pada fluida Newtonian Konstanta yang
menghubungkan tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier dikenal
dengan istilah viskositas.
6
= .P.r .t
8.l.v
Dimana:
: koefisien viskositas
P : tekanan (dyne / cm2)
v : volume cairan
r : jari-jari
l : panjang
(Sukardjo, 2002)
P=.h.g
7
dimana :
P : tekanan
: kerapatan cairan
h : tinggi permukaan cairan pada kedua reservoir alat
g : percepatan gravitasi
dengan perbandingan:
Dimana:
1 : viskositas dari cairan yang ditentukan
0 : viskositas cairan standar
1 : kerapatan cairan yang ditentukan
0 : kerapatan cairan standar
t1 : waktu alir cairan yang ditentukan
t0 : waktu alir cairan standar
8
menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah
kecil aliran yang lain adalah aliran turbulen yang menggambarkan laju
aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar. Hal ini
dikelompokkan menurut bilangan Reynoldsnya, yaitu :
NR = R.V.d
dimana :
: viskositas
d : kerapatan cairan
v : kecepatan aliran
R : jari-jari pipa
NR : bilangan reynold
Jika NR lebih besar dari 4000, alirannya turbulen dan jika lbih kecil
dari 2100, alirannya laminar. (Dogra S.K & Dogra S, 1990)
Namanya diambil dari Osborne Reynolds (18421912) yang
mengusulkannya pada tahun 1883.
Aliran cairan yang merupakan dan aliran turbulen yaitu jika zat cair
kental dan alirannya tidak terlalu cepat, aliran akan bersifat laminar,
kecepatan mempunyai harga terbesar di sumbu pipa, dan makin berkurang
makin dekat dinding. Lapisan fluida yang menempel dinding berada dalam
keadaan diam. Jika kecepatan fluida melebihi suatu harga tertentu aliran
yang terjadi menjadi kompleks. Di dalam aliran terjadi pusaran-pusaran,
dan aliran mendapat hambatan lebih besar. Aliran seperti ini disebut aliran
pusaran, dan aliran mendapat hambatan lebih besar. Aliran seperti ini
disebut aliran turbulen.
Penetapan ini dapat dilakukan dengan viskometer Ostwald.
Sejumlah zat cair dimasukkan ke dalam viskometer yang diletakkan dalam
9
thermostat. Cairan ini dihisap dengan pompa ke dalam de dalam bola B
hingga permukaan cairan di atas a. Cairan dibiarkan mengalir ke bawah
dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari a ke b dicatat dengan
stopwatch. Percobaan ini diulangi dengan cairan pembanding setelah
dibersihkan. Dengan ini dapat ditentukan t1 dan t2.
Untuk dua zat cair dengan tabung kapiler sama maka :
(Sukardjo,2002)
Viskometer Ostwald
10
3. Klem dan statip
4. Piknometer
5. Pipet seukuran berskala (25ml)
6. Pompa hisap
7. Stopwatch
8. Thermostat
9. Viskometer Oswald
Gambar alat :
V. PROSEDUR
Hal yang pertama dilakukan adalah disiapkan suatu gliserin dengan
konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Masing-masing gliserin dengan
konsentrsai yang berbeda tersebut dipipetkan dalam tiga buah viskometer
berbeda. Dipipetkan sejumlah tertentu cairan ke dalam reservoir A,
sehingga jika gliserin dibawa ke reservoir B, permukaannya melewati
garis m, reservoir kira-kira masih terisi setengahnya. Diatur suhu
thermostat pada suhu 40 0C. Viskometer diletakkan dalam thermostat
secara vertikal dan dibiarkan viskometer beserta isinya selama sepuluh
menit untuk mencapai suhu thermostat. Gliserin dalam viskometer
kemudian dihisap menggunakan bulb pipet ke dalam reservoir B sampai
sedikit di atas garis m, kemudian dibiarkan gliserin mengalir secara bebas
11
dan dicatat waktu yang diperlukan gliserin untuk mengalir dari m ke n,
dilakukan sebanyak dua kali (duplo). Dicatat pula waktu yang diperlukan
gliserin dalam viskometer pada thermostat dengan suhu 450C dan 500C.
Ditentukan kerapatan gliserin pada suhu yang bersangkutan dengan
piknometer. Sebelumnya piknometer harus dikalibrasi terlebih dahulu,
setelah itu dapat digunakan untuk menghitung nilai kerapatan gliserin
tersebut.
Dilakukan pengerjaan di atas untuk cairan pembanding (aquades),
digunakan viskometer yang sama. Setelah itu dihitung viskositas gliserin
yang diukur pada suhu 40 0C, 450C dan 500C. Dibuat grafik log q vs 1fT
dan grafik q vs C.
ZAT m m V
Aquadest 14,199 g 24,173 g 9,974 g 10,0035 0,99657
Glisesin 14,199 g 24,576 g 10,377 g 10,0035 1,0373
10%
Gliserin 14,199 g 24,636 g 10,437 g 10,0035 1,0433
20%
Gliserin 14,199 g 24,908 g 10,709 g 10,0035 1,0705
30%
ZAT TEMPERATUR
40 Rata- 45 Rata- 50 Rata-
Rata Rata Rata
Aquadest 19,2 s 18,3 18,75 17,75 18,11 17,93 11,3 11,9 11,6 s
12
s s s s s s s
Gliserin 32,6 s 31,7 32,15 33,7 s 36,8 s 35,25 34,4 34, s 34,55
10% s s s s s
Gliserin 13,3 s 13,4 13,35 13,5 s 13,8 s 13,65 14,4 13,6 14,0 s
20% s s s s s
Gliserin 27,08 27,0 27,04 18,7 s 26,9 s 27,8 s 24,4 24,5 24,45
30% s s s s s s
M1 = Gliserin 100%
V1 = 40 mL
Pengenceran
M1V1 = M2V2
100.V1 = 10.40
V1 = 4 mL
4 mL Glis + 36 mL Aquades
100.V1 = 20.40
V1 = 8 mL
8 mL Glis + 32 mL Aquades
13
100.V1 = 30.40
V1 = 12 mL
12 mL Glis + 28 mL Aquades
Kerapatan Cairan
M1 = 14199 mg
M2 = 24,173 mg
m = 9,974
m 9 ,974 9 ,974
v= = = = 10 , 0035
0 ,99567 0 ,997
m 10 ,377
Gliserin 10 % = = = 1, 0373
v 10 , 0035
m 10 , 437
Gliserin 20 % = = = 1, 0433
v 10 , 0035
m 10 , 709
Gliserin 30 % = = = 1, 0705
v 10 , 0035
Visikositas Cairan
2 2 t2
=
1 1 t1
1,0373 11,52 0,654
2 =
0,99657 15,11
= 0,52cP
14
c). Gliserin 30%
1,0433 14 0,549
b). 3 =
0,99657 11,25
= 0,715cP
15
B. Grafik
16
17
VIII. PEMBAHASAN
18
Dalam percobaan ini, untuk memperoleh viskositas dari
gliserin dengan berbagai konsentrasi digunakan suatu metode yaitu
viskometer Ostwald. Viskometer Ostwald yang digunakan ada empat
buah tetapi ukuran viskometer tersebut berbeda-beda sehingga dapat
berpengaruh terhadap penentuan viskositas selanjutnya. Volume cairan
uji dan cairan standart yang dimasukkan ke dalam viskometer memiliki
syarat bahwa jika cairan tersebut dibawa dari reservoir A ke reservoir B
maka cairan dalam reservoir A kira-kira masih terisi setengahnya. Saat
cairan uji, yaitu gliserin dimasukkan ke dalam viskometer tidak boleh
terdapat gelembung. Adanya gelembung dapat menyebabkan penentuan
waktu alir gliserin menjadi tidak akurat. Keberadaan gelembung udara
akan mengganggu turunnya aliran zat cair. Untuk mengatasi masalah
ini, posisi pipet tetes dimiringkan sehingga zat cair langsung mengalir
melalui dinding kapiler viskometer.
19
Data waktu alir yang diproleh sangat beragam, bahkan terdapat
data yang tidak falid. Ketidakaturan waktu alir untuk tiap cairan gliserin
pada suhu 40 0C, 450C dan 500C disebabkan penggunaan viskometer
yang berbeda-beda dengan ukuran jari-jari pipa kapiler yang berbeda
juga. Pada suhu 500C, pencatatan waktu dilakukan pada saat viskometer
beserta isinya belum mencapai suhu thermostat. Hal ini menyebabkan
adanya perbedaan waktu yang kontras pada suhu 40 0C dan 450C
dengan suhu 500C. Selain itu, viskometer yang digunakan untuk gliserin
10% pada suhu 400C mengalami kerusakan sehingga data yang
dicantumkan merupakan dari sumber lain (tanpa diketahui ukuran jari-
jari pipa kapiler viskometer yang digunakan). Setelah waktu alir
diperoleh untuk setiap konsentrasi dan tiap suhu maka dapat ditentukan
nilai viskositas gliserin.
20
dalam viskometer Ostwald. Karena menggunakan viskometer yang
berbda-beda, volume gliserin yang ada di dalam viskometer tersebut
berbeda dengan yanng lainnya.
21
mempengaruhi kemurnian gliserin tersebut dan
mempengaruhi perhitungan nilai viskositas.
22
IX. KESIMPULAN
Metode Ostwald merupakan metode yang cukup akurat untuk menentukan
nilai viskositas suatu cairan.
Semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai viskositas cairan tersebut,
begitupun sebaliknya.
Semakin tinggi konsentrasi cairan maka semakin besar nilai viskositas
cairan tersebut, begitu pula sebaliknya.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN I
25
5. Bagaimana Pengaruh suhu terhadap viskositas, jelaskan jawabannya!
Jawab:
Koefisien viskositas berubah-ubah dengan berubahnya temperatur.
Hubungannya dengan
26
Dengan membandingkan pada viskositas air (dari literature suhu tersebut)
kerapatannya diukur dengan piknometer pada metode Ostwald.
10. Mengapa piknometer harus dikalibrasi sebelum digunakan?
Jawab:
Untuk mengetahui volume piknometer yang sebenarnya kemudian baru
digunakan untuk menentukan kerapatannya suatu zat.
11. Jelaskan cara penentuan bobot molekul suatu polimer berdasarkan
pengukuran viskositas!
Jawab:
n = jumlah zat
27
LAMPIRAN II
THE DOCTOR
KNOWLEDGE ABOUT
MEDICAL,HOSPITAL,DISEASE,VIRUSES,PHARMACY,ETC. "Warning :
Blog ini sadar (HAKI/ hak kekayaan intelektual indonesia).segala bentuk
copying,penjiplakan tanpa menyebut sumber dari sini adalah melanggar
HUKUM" !!! Penulis : Andrean SE , Chrsiye SF , Dr Dhedy
PERCOBAAN IV
VISKOSITAS
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menyelidiki angka kental relative suatu zat cair dengan cara
menggunakan air sebagai pembanding.
28
sehingga gaya gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang
hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan
fungsi dari harga resiprok sampel. ( Moechtar,1990 )
c. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang
tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan
konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebt aliran sumbat. ( Moechtar,1990 )
d. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan
yang diam dan kemudian kerucut yang berputar. ( Moechtar,1990 )
Alat dibersihkan betul-betul dengan asam pencuci dan dikeringkan dengan pompa
vakum
Diisi dengan air secukupnya. Air dinaikkan lebih tingggi dari tanda paling atas.
Pada saat air sampai pada batas ini, stopwatch dimatikan dan waktu alir bisa
ditentukan.
29
1. Air 8,59 8,50 8,44 8,51
2. Aseton 16,72 16,69 16,34 16,58
3. Alkohol 7,34 7,44 7,25 7,34
4. Sukrosa 10% 9,69 9,78 9,81 9,76
5. Sukrosa 20% 14,16 14,59 14,40 14,38
0 komentar:
Post a Comment
Create a Link
30