Anda di halaman 1dari 109

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR : KP 414 Tahun 2013


TANGGAL : 17 April 2013
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR : KP 414 Tahun 2013
TANGGAL : 17 April 2013
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL
Nomor : KP 414 Tahun 2013
Tanggal : 17 April 2013

DAFTAR ISI
BAB 1: PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
BAB 2: KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL ................................................................... 4
2.1 KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL ............................................................................ 5
2.2 STRATEGI IMPLEMENTASI ....................................................................................... 6
2.2.1 Pedoman Kebijakan Pelabuhan Nasional dan Strategi Bisnis yang Komprehensif ........ 6
2.2.2 Perencanaan Terpadu, Hierarki Pelabuhan dan Pemantauan Kinerja ........................... 6
2.2.3 Pengaturan Tarif ............................................................................................................ 6
2.2.4 Mendorong Persaingan di Sektor Pelabuhan ................................................................ 7
2.2.5 Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia di Pelabuhan ................................. 7
2.2.6 Meningkatkan Keselamatan Kapal dan Keamanan Fasilitas Pelabuhan secara Efektif . 7
2.2.7 Meningkatkan Perlindungan Lingkungan Maritim secara Efektif .................................. 7
BAB 3: PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI PELABUHAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PEMBANGUNAN KEPELABUHANAN DI INDONESIA ..................................... 9
3.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 9
3.2 PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI PELABUHAN BERDASARKAN SKENARIO DASAR (BASE
CASE) ........................................................................................................... 10
3.3 PROYEKSI LALU LINTAS BERBASIS SKENARIO ALTERNATIF ................................................. 14
3.4 IMPLIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTOR PELABUHAN .............................................. 16
BAB 4: HIERARKI, LOKASI DAN RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN.17
4.1 KRITERIA HIERARKI PELABUHAN .............................................................................. 17

4.2 KEBUTUHAN INVESTASI PELABUHAN ........................................................................ 19


4.3 PEMBIAYAAN PELABUHAN DAN KERANGKA DUKUNGAN DAN PENJAMINAN PEMERINTAH ......... 22
4.3.1 Indikasi Kebutuhan Pembiayaan.................................................................................. 22
4.3.2 Potensi Sumber Pembiayaan Investasi Sektor Pemerintah ......................................... 22
4.3.3 Kerangka Dukungan dan Penjaminan Pemerintah ...................................................... 23
4.3.4 Strategi Pelaksanaan untuk Partisipasi Swasta dalam Investasi di Pelabuhan ............ 26
BAB 5: RENCANA AKSI DI BIDANG PENGATURAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN29
5.1 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN UNDANG-UNDANG PELAYARAN .................... 29
5.2 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
KEPELABUHANAN (PP NO. 61/2009)...................................................................... 29
5.3 RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBIJAKAN.................................................................. 29
5.4 INISIATIF JANGKA PENDEK UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN KEBIJAKAN................................ 29

SUB LAMPIRAN A: LOKASI DAN RENCANA LOKASI PELABUHAN/TERMINAL ....................... 36


SUB LAMPIRAN B: ARUS PERDAGANGAN UTAMA PADA TAHUN 2009 ............................... 74

i
SUB LAMPIRAN C: PELABUHAN STRATEGIS DALAM KORIDOR EKONOMI ........................... 78
SUB LAMPIRAN D: PARAMETER PERENCANAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
PELABUHAN BERDASARKAN KORIDOR EKONOMI .................................................... 81
SUB LAMPIRAN E: RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN ........................................... 88

ii
BAB 1: PENDAHULUAN
Sebagai negara kepulauan yang pertumbuhan ekonominya sangat tergantung kepada
transportasi laut, beroperasinya pelabuhan secara efisien di Indonesia merupakan
prioritas utama. Selain untukmemberdayakan industri angkutan laut nasional, Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran lebih lanjut mengamanatkan
prioritas dalam hal peningkatan efisiensi dan kesinambungan pembangunan
pelabuhan, keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan
maritim. Arah kebijakan di bidang kepelabuhanan menekankan pada penataan
penyelenggaraan pelabuhan, reformasi kelembagaan, peningkatan persaingan,
penghapusan monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan, pemisahan antara fungsi
regulator dan operator, pembagian peran pemerintah daerah dan swasta secara
proporsional dalam penyelenggaraan dan perencanaan pengembangan pelabuhan,
serta penyiapan sumber daya manusia yang profesional untuk memenuhi kebutuhan
sektor pemerintah maupun swasta.

Pendekatan multi-dimensi yang diamanatkan oleh Undang-Undang diharapkan dapat


mendukung dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan
mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya konektivitas dan pola
distribusi nasional yang mantap dan dinamis serta meningkatkan kesejahteraan rakyat
Indonesia. Visi pembangunan di bidang kepelabuhanan ditetapkan sebagai berikut:

Sistem kepelabuhanan yang efisien, kompetitif dan responsif yang


mendukung perdagangan internasional dan domestik serta mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah.

Undang-UndangNomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaranjuga mengamanatkan bahwa


Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) disusun sebagai kerangka kebijakan untuk
memfasilitasi tercapainya visi tersebut. RIPN akan menjadi acuan bagi pembangunan
bidang kepelabuhanan di Indonesia. Di dalam RIPN juga terdapat prediksi lalu-lintas
pelabuhan, kebutuhan pengembangan fisik pelabuhan, kebutuhan investasi dan
strategi pendanaan, program modernisasi pelabuhan dan integrasinya dengan
pembangunan ekonomi dalam kerangka sistem transportasi nasional.

RIPN disusun dengan mengintegrasikan rencana lintas sektor, mencakup keterkaitan


antara sistem transportasi nasional dan rencana pengembangan koridor ekonomi serta
sistem logistik nasional, rencana investasi dan implementasi kebijakan, peran serta
pemerintah dan swasta, serta pembagian wewenang pemerintah pusat dan daerah.
Integrasi tersebut menjadi landasan utama untuk perencanaan dan investasi jangka
panjang dimana bentuknya tidak hanya berupa pembangunan fisik namun juga
menyangkut peningkatan efisiensi dan upaya memaksimalkan pemanfaatan kapasitas
pelabuhan yang ada serta berbagai langkah terkait dengan aspek pengaturan,
kelembagaan, dan operasional pelabuhan.

1
Gambar 1-1 Kedudukan RIPN dalam Kerangka Kerja MP3EI

2
Gambar 1-2 Kerangka Kerja RIPN

3
BAB 2: KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL
Kebijakan pelabuhan nasional merupakan bagian dalam proses integrasi multimoda
dan lintas sektoral. Peran pelabuhan tidak dapat dipisahkan dari sistem
transportasinasional dan strategi pembangunan ekonomi. Oleh karena itu kebijakan
tersebut lebih menekankan pada perencanaan jangka panjang dalam kemitraan antar
lembaga pemerintah dan antar sektor publik dan swasta. Munculnya rantai pasok
global (supply chain management) sebagai model bisnis yang diunggulkan, merupakan
faktor kunci dalam perubahan ekonomi global. Perkembangan teknologi informasi
komunikasi dan transportasimempengaruhi strategi bisnis yangterintegrasi antara
produksi, pemasaran, transportasi, distribusi dan klaster industri dalam koridor
ekonomi.

Kelancaran, keamanan dan ketepatan waktu, dalam sistem multi moda transportasi
yang efisien merupakan kunci keberhasilan bisnis yang dapat meningkatkan daya saing
Indonesia.Oleh karena itu, diperlukan keterpaduan multimoda transportasi dan sistem
logistik nasional dalam penetapan kebijakan dan pembangunan infrastruktur fisik.
Infrastruktur transportasi merupakan faktor dominan yang berkaitan dengan kebijakan
publik, peraturan, dan sistem operasi. Peran investasi swasta sangat penting, dimana
komitmen kebijakan pemerintah perlu menciptakan iklim yang kondusif sekaligus
melindungi kepentingan publik.

Dalam sistem transportasi nasional yang efesien dan efektif, kebijakan maritim masa
depan di Indonesia mempunyai potensi dan peluang yang besar. Dengan berbagai
kebijakan akan diadakan perubahan secara berkesinambungan sesuai dengan prioritas
dan perkembangan lingkungan strategis dan internasional (continuous improvement
process). Untuk itu masukan dari para pemangku kepentingan sangat diperlukan.

Kebijakan pelabuhan nasional akan merefleksikan perkembangan sektor


kepelabuhanan menjadi industri jasa kepelabuhanan kelas dunia yang kompetitif dan
sistem operasi pelabuhan sesuai dengan standar internasional baik dalam bidang
keselamatan pelayaran maupun perlindungan lingkungan maritim. Tujuannya adalah
untuk memastikan sektor pelabuhan dapat meningkatkan daya saing, mendukung
perdagangan,terintegrasi dengan sistem multi-moda transportasi dansistem logistik
nasional.Kerangka hukum dan peraturan akan diarahkan dalam upaya menjamin
kepastian usaha, mutu pelayanan yang lancar dan cepat, kapasitas mencukupi, tertib,
selamat, aman, tepat waktu,tarif terjangkau, kompetitif, aksesibilitas tinggi dan tata
kelolayang baik. Kebijakan tersebut akan terus dibangun dan dikembangkan
berdasarkan konsensus dan komitmen dari para pemangku kepentingan.

4
2.1 KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL

Kebijakan pelabuhan nasional diarahkan dalam upaya:


Mendorong Investasi Swasta
Untuk mendukung rencana MP3EI, partisipasi sektor swasta merupakan kunci
keberhasilan dalam percepatan pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan
Indonesia, karena kemampuan finansial sektor publik terbatas.
Mendorong Persaingan
Mewujudkan iklim persaingan yang sehat dalam kegiatan usaha kepelabuhanan
yang diharapkan dapat menghasilkan jasa kepelabuhanan yang efektif dan efisien.
Pemberdayaan Peran Penyelenggara Pelabuhan
Upaya perwujudan peran Penyelenggara Pelabuhan sebagai pemegang hak
pengelolaan lahan daratan dan perairan (landlord port authority) dapat
dilaksanakan secara bertahap. Upaya tersebut mencerminkan penyelenggara
pelabuhan yang lebih fleksibel dan otonom.
Terwujudnya Integrasi Perencanaan
Perencanaan pelabuhan harus mampu mengantisipasi dinamika pertumbuhan
kegiatan ekonomi dan terintegrasi kedalam penyusunan rencana induk pelabuhan
khususnya dikaitkan dengan MP3EI/koridor ekonomi, sistem transportasi nasional,
sistem logistik nasional, rencana tata ruang wilayah serta keterlibatan masyarakat
setempat.
Menciptakan kerangka kerja hukum dan peraturan yang tepat dan fleksibel
Peraturan pelaksanaan yang menunjang implementasi yang lebih operasional akan
dikeluarkan untuk meningkatkan keterpaduan perencanaan, mengatur prosedur
penetapan tarif jasa kepelabuhanan yang lebih efisien, dan mengatasi
kemungkinan kegagalan pasar.
Mewujudkan sistem operasi pelabuhan yang aman dan terjamin
Sektor pelabuhan harus memiliki tingkat keselamatan kapal dan keamanan fasilitas
pelabuhan yang baik serta mempunyai aset dan sumber daya manusia yang andal.
Keandalan teknis minimal diperlukan untuk memenuhi standar keselamatan kapal
dan keamanan fasilitas pelabuhan yang berlaku di seluruh pelabuhan. Secara
bertahap diperlukan penambahan kapasitas untuk memenuhi standar yang sesuai
dengan ketentuan internasional.
Meningkatkan perlindungan lingkungan maritim
Pengembangan pelabuhan akan memperluas penggunaan wilayah perairan yang
akan meningkatkan dampak terhadap lingkungan maritim. Penyelenggara
Pelabuhan harus lebih cermat dalam mitigasi lingkungan, guna memperkecil
kemungkinan dampak pencemaran lingkungan maritim. Mekanisme pengawasan
yang efektif akan diterapkan melalui kerja sama dengan instansi terkait, termasuk
program tanggap darurat.
Mengembangkan sumber daya manusia
Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan
profesionalisme dan kompetensi dalam upaya meningkatkan produktivitas dan
tingkat efisiensi, termasuk memperhatikan jaminan kesejahteraan dan
perlindungan terhadap tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan. Lembaga
pelatihan, kejuruan dan perguruan tinggi akan dilibatkan dalam meningkatkan
produktivitas tenaga kerja sektor pelabuhan, untuk memenuhi standar
internasional.

2.2 STRATEGI IMPLEMENTASI


2.2.1 Pedoman Kebijakan Pelabuhan Nasional dan Strategi Bisnis yang Komprehensif

Pelaksanaan Kebijakan Pelabuhan Nasional akan diawasi secara efektif dan


dipublikasikan secara berkala kepada para pemangku kepentingan.
2.2.2 Perencanaan Terpadu, Hierarki Pelabuhan dan Pemantauan Kinerja
Perencanaan pengembangan pelabuhan dalam kerangka sistem transportasi
nasional akan dikoordinasikan dengan perencanaan sektoral masing-masingmoda
transportasi, instansi terkait lainnya dan Penyelenggara Pelabuhan. Pedoman
tentang perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan akan
diterbitkan. Badan usaha pelabuhan diminta untuk memberikan informasi yang
relevan kepada Penyelenggara Pelabuhan untuk disinkronisasikan dengan rencana
induk masing-masing pelabuhan.
Status pelabuhan akan di-review secara berkala untuk menentukan kemungkinan
terjadinya perubahan hierarki pelabuhan dan implikasinya terhadap revisi Rencana
Induk Pelabuhan Nasional dan rencana induk masing-masing pelabuhan.
Sistem indikator kinerja akan diterapkan untuk tujuan perencanaan dan
pemantauan serta hasil pencapaian kinerja pelabuhan akan dipublikasikan secara
berkala.
2.2.3 Pengaturan Tarif
Pengaturan penetapan tarif harus mudah diterapkan dalam arti setiap jasa
kepelabuhanan dikenakan tarif sesuai dengan jasa yang disediakan. Tarif yang
diusulkan Badan Usaha Pelabuhan dapat ditolak apabila tidak wajar dibandingkan
dengan biaya penyediaan jasa atau infrastruktur..
Review tarif dilakukan tanpa mengurangi kebebasan badan usaha pelabuhan untuk
menegosiasikan perjanjian kerjasama usaha dengan mitra bisnisnya.
Pedoman tentang prosedur pemantauan dan review tarif akan dikeluarkan untuk
mempermudah penerapan tarif agar tidak menimbulkan beban yang tidak wajar
kepada Badan Usaha Pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan maupun para Pengguna
Jasa. Pedoman tersebut juga akan memberikan penjelasan tentang penerapan tarif
atau perjanjian jasa pelayanan pelabuhan yang dianggap anti-kompetitif.

6
2.2.4 Mendorong Persaingan di Sektor Pelabuhan
Persaingan di sektor pelabuhan akan terus didorong, baik terhadap fasilitas yang
sudah ada maupun melalui pengembangan pelabuhan baru atau perluasan
pelabuhan yang sudah ada.
Pedoman tentang prosedur penyampaian keberatan dan penyelesaian sengketa
akan dikeluarkan untuk mengatasi perilaku anti-kompetitif.
2.2.5 Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia di Pelabuhan
Dalam upaya meningkatkan keterampilan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM),
identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan pendidikan di sektor
pelabuhan akan dilakukan bersama-sama dengan Badan Usaha Pelabuhan,
Penyelenggara Pelabuhan, koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat dan pusat
pelatihan yang ada. Kebutuhan dan strategi pengembangan pendidikan dan
pelatihan akan direvisi secara berkala untuk disesuaikan dengan tuntutan
permintaan.
Nota kesepahaman akan dibuat dengan pusat pelatihan, lembaga kejuruan, dan
perguruan tinggi untuk pengembangan sumber daya manusia di sektor pelabuhan
dan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja serta memastikan kurikulum
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan para pemangku kepentingan.
Peningkatan kesejahteraan dan insentif yang dapat meningkatkan produktivitas
tenaga kerja, memperbaiki praktek jam kerja efektif, jumlah tenaga kerja riil,
memperluas program pelatihan dan mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan
persaingan di pelabuhan.
Keikutsertaan tenaga kerja di sektor pelabuhan akan didorong melalui program
pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh lembaga pelatihan, sekolah kejuruan
dan perguruan tinggi.
2.2.6 Meningkatkan Keselamatan Kapal dan Keamanan Fasilitas Pelabuhan secara
Efektif

Penerapan peraturan tentang keselamatan kapal dan keamanan fasilitas pelabuhan


akan dilaksanakan secara konsekuen dalam rangka memberikan kewenangan yang
lebih efektif kepada Syahbandar berdasarkan pedoman dan standar internasional
(International Ship and Port facility Security Code).
2.2.7 Meningkatkan Perlindungan Lingkungan Maritim secara Efektif
Dalam rangka menjamin perlindungan lingkungan maritim yang efektif di
pelabuhan, pedoman tentang pencegahan pencemaran lingkungan maritim di
pelabuhan akan lebih dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan dan
dilaksanakan oleh Penyelenggara Pelabuhan yang mengatur:
o Pencegahan pencemaran lingkungan maritim di pelabuhan;
o Kerangka kerja sistem manajemen lingkungan maritim; dan
o Pengawasan internal dan audit independen yang dilakukan secara berkala.
Peran Syahbandar untuk mengelola dan melakukan penanggulangan pencemaran
maritim di pelabuhan akan lebih ditingkatkan.

Sistem manajemen lingkungan maritim akan diterapkan melalui kemitraan dengan


pemangku kepentingan di bidang pelayaran untuk memastikan sistem tanggap darurat
berfungsi di sektor pelabuhan.

8
BAB 3: PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI
PELABUHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PEMBANGUNAN KEPELABUHANAN DI INDONESIA
3.1 LATAR BELAKANG
Peran pelabuhan di Indonesia sebagai negara maritim sangat dominan dalam
pembangunan nasional. Hal tersebut tercermin dalam kegiatan pelabuhan untuk
menunjang perdagangan internasional dan domestik secara nasional pada skala sangat
besar. Pada tahun 2009, pelabuhan Indonesia menangani 968,4 juta ton muatan yang
terdiri atas 560,4 juta ton muatan curah kering (hampir tiga perempatnya adalah
batubara), 176,1 juta ton muatan curah cair (86 persennya adalah minyak bumi atau
produk minyak bumi dan minyak kelapa sawit), 143,7 juta ton general cargo dan 88,2
muatan peti kemas (terlihat pada Tabel 3-1, dan Gambar 3-1 dan 3-2).

Perdagangan luar negeri tercatat sebesar 543,4 juta ton atau 56 % dari total volume
muatan yang ditangani melalui pelabuhan Indonesia pada tahun 2009. Muatan ekspor
sebesar 442,5 juta ton atau lebih dari 80 % perdagangan luar negeri, sementara impor
sebanyak 101,0 juta ton atau 20 % perdagangan luar negeri. Muatan ekspor lebih tinggi
karena angkutan batubara jumlahnya sangat besar yaitu 278,6 juta ton pada tahun
2009.

Tabel 3-1 juga menunjukkan pertumbuhan lalu-lintas barang melalui pelabuhan


Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 1999 sampai dengan 2009 yang
meningkat rata-rata 11,0 %. Namun demikian, penyebaran pertumbuhannya sangatlah
beragam, sebagai contoh, lalu lintas curah kering meningkat lebih dari lima kali lipat
dari 95,2 juta ton pada tahun 1999 menjadi 560,4 juta ton pada tahun 2009. Muatan
peti kemas juga meningkat rata-rata 12,3 %, yaitu dari 27,7 juta ton pada tahun 1999
menjadi 88,2 juta ton pada tahun 2009 (lihat juga Gambar 3-3). General cargo
meningkat rata-rata 7,3 %, sementara komoditas curah cair memiliki pertumbuhan
yang lebih rendah, yaitu 1,7% selama perioda ini. Secara total, lalu-lintas barang
melalui pelabuhan-pelabuhan di Indonesia menurut kelompok jenis muatan utama
diperlihatkan pada Tabel 3-2 serta secara grafis pada Gambar 3-1 sampai 3-3.
Sedangkan lalu-lintas antar pelabuhan (arus perdagangan) menurut jenis komoditasnya
ditunjukkan pada Sub LampiranB.

Pertumbuhan perdagangan masa depan di Indonesia akan banyak dipengaruhi oleh


tingkat implementasi kebijakan pemerintah untuk melakukan percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi, yang tertuang dalam Masterplan Perluasan dan
Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI). Dengan pusat
pertumbuhan dan koridor ekonomi yang telah ditetapkan (Gambar 3-4) beserta sistem
transportasi nasional yang akan menjamin konektivitas, MP3EI mengarahkan untuk
terwujudnya Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Melalui implementasi
MP3EI, Indonesia diharapkan dapat menjadi negara maju pada tahun 2025, yang
berarti pertumbuhan ekonomi riil antara 6,4 7,5% diharapkan bisa tercapai pada
periode 2011 2014. Selain itu, tingkat inflasi juga diperkirakan turun dari 6,5% pada
kurun waktu 2011 2014 menjadi 3,0% pada tahun 2025.

Peranan Pelabuhan menjadi sangat penting bagi terwujudnya tujuan MP3EI. Disisi lain,
bila MP3EI dapat diimplementasikan dengan baik, maka implikasinya adalah
pertumbuhan lalu-lintas barang melalui pelabuhan menjadi lebih tinggi. Pelabuhan
strategis di masing-masing koridor ekonomi disajikan dalam Sub Lampiran C.

3.2 PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI PELABUHAN BERDASARKAN


SKENARIO DASAR (BASE CASE)

Tabel 3-3 menyajikan proyeksi total muatan yang akan ditangani pelabuhan di
Indonesia berdasarkan jenis muatan dan komoditas dari tahun 2009 sampai dengan
2030. Total lalu-lintas muatan melalui pelabuhan diperkirakan meningkat dari 1,0
milyar ton pada tahun 2009 menjadi 1,3 milyar ton pada tahun 2015 dan menjadi 1,5
milyar ton pada tahun 2020. Angka pertumbuhan rata-rata tahunan mencapai 4,5 %
dari tahun 2009 sampai dengan 2015 dan 3,7 % dari tahun 2015 sampai dengan 2020.

10
Tabel 3-1 Lalu Lintas Barang Melalui Pelabuhan Indonesia berdasarkan Arus Perdagangan dan
Jenis Muatan, pada Tahun 1999 dan 2009 (dalam ribu ton)
Tabel 3-2
2 Lalu Lintas Muatan melalui Pelabuhan Indonesia berdasarkan Arus Perdagangan
dan Jenis Muatan dan Komoditas Utama, pada Tahun 2009 (dalam ribu ton)

Gambar 3-1
1 Bongkar Muat Barang melalui Pelabuhan di Indonesia berdasarkan Arus
Perdagangan Tahun 2009 (dalam ribu ton)

12
Gambar 3-2
2 Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Indonesia berdasarkan Jenis Muatan pada
Tahun 2009 menurut Klaster Pelabuhan (dalam ribu ton)

Gambar 3-3
3 Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Indonesia, Periode Tahun 1990-2009
1990
Gambar 3-4
3 Koridor Ekonomi dalam MP3EI

Tabel 3-3 Prakiraan (Base Case Arus Barang di Pelabuhan-Pelabuhan


Base Case) Pelabuhan Indonesia,
Indonesia 2009-2030
(dalam ribu ton)

2009 2015 2020 2030


Jenis Muatan Jenis Perdagangan Jenis Perdagangan Jenis Perdagangan Jenis Perdagangan
Total Total Total Total
Internasional Domestik Internasional Domestik Internasional Domestik Internasional Domestik
General Cargo 32,840 110,859 143,699 39,213 148,562 187,775 43,294 180,748 224,043 50,245 242,911 293,155
Peti Kemas 61,000 27,223 88,222 106,894 65,626 172,519 157,271 100,020 257,291 294,234 183,446 477,680
Curah Kering 312,852 255,914 568,766 328,918 342,135 671,053 310,318 438,906 749,224 284,436 675,731 960,167
Semen 144 14,941 15,085 6,700 21,925 28,625 8,757 28,655 37,411 14,264 48,947 63,210
Batubara 279,303 139,349 418,652 279,303 203,330 482,633 250,000 272,101 522,101 200,000 443,224 643,224
Biji Besi 10,531 91 10,623 13,714 400 14,114 16,686 1,000 17,686 23,537 2,000 25,537
Pupuk 5,162 30,665 35,828 7,323 39,934 47,257 9,346 48,586 57,932 14,514 68,536 83,050
Biji-bijian 3,832 2,343 6,175 4,316 2,639 6,954 4,672 2,885 7,557 5,422 3,348 8,770
Curah Kering Lain 13,879 60,124 74,003 17,562 73,907 91,469 20,858 85,679 106,537 26,700 109,676 136,376
Curah Cair 136,723 39,349 176,072 178,042 52,718 230,759 216,653 65,700 282,353 315,952 97,252 413,204
Minyak Bumi & Produk 91,110 385 91,495 118,649 501 119,151 144,355 610 144,965 213,681 903 214,584
CPO 22,438 38,485 60,923 30,069 51,574 81,643 37,471 64,271 101,742 55,467 95,136 150,603
Curah Cair Lain 23,175 479 23,654 29,323 642 29,965 34,827 819 35,646 46,805 1,213 48,017
Total 543,415 433,346 976,761 653,066 609,040 1,262,106 727,537 785,374 1,512,911 944,867 1,199,340 2,144,207

Rata-rata Pertumbuhan Tahunan (%)


General Cargo - - - 3.0 5.0 4.6 2.0 4.0 3.6 1.5 3.0 2.7
Container - - - 9.8 15.8 11.8 8.0 8.8 8.3 6.5 6.3 6.4
Dry Bulk - - - 0.8 5.0 2.8 (1.2) 5.1 2.2 (0.9) 4.4 2.5
Cement - - - 89.7 6.6 11.3 5.5 5.5 5.5 5.0 5.5 5.4
Coal - - - - 6.5 2.4 (2.2) 6.0 1.6 (2.2) 5.0 2.1
Iron Ore - - - 4.5 27.9 4.9 4.0 20.1 4.6 3.5 7.2 3.7
Fertilizer - - - 6.0 4.5 4.7 5.0 4.0 4.2 4.5 3.5 3.7
Grain - - - 2.0 2.0 2.0 1.6 1.8 1.7 1.5 1.5 1.5
Other Dry Bulk - - - 4.0 3.5 3.6 3.5 3.0 3.1 2.5 2.5 2.5
Liquid Bulk - - -
Petroleum & Products - - - 4.5 4.5 4.5 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
CPO - - - 5.0 5.0 5.0 4.5 4.5 4.5 4.0 4.0 4.0
Other Liquid Bulk - - - 4.0 5.0 4.0 3.5 5.0 3.5 3.0 4.0 3.0
Total - - - 3.1 5.8 4.4 2.2 5.2 3.7 2.6 4.3 3.5

3.3 PROYEKSI LALU LINTAS BERBASIS SKENARIO ALTERNATIF

Sebagaimana terlihat pada Gambar 3-5, pada Skenario Pertumbuhan Tinggi, total lalu
lintas peti kemas Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai 57 juta TEUs,sementara
TEU
pada Skenario Pertumbuhan Dasar akan mencapai 48 juta TEUs,sedangkan sedangkan pada
Skenario Pertumbuhan Rendah 42 juta TEUs. Gambar 3-6 menyajikan secara jelas
proyeksi untuk total berdasarkan jenis muatan untuk ketiga skenario.

14
Gambar 3-5 Proyeksi Total Lalu Lintas Peti Kemas di Pelabuhan Indonesia menurut Skenario
Pertumbuhan Periode Tahun 2015-2030 (dalam ribu TEU)
Pertumbuhan,

Gambar 3-6 Proyeksi Total Lalu Lintas Muatan di Pelabuhan Indonesia berdasarkan Jenis
Muatan Menurut Skenario
kenario Pertumbuhan,
Pertumbuhan Periode Tahun 2015-2030
2030 (dalam ribu ton)

2015 2020 2030

Gambar 3-6 6 menyajikan proyeksi total lalu lintas muatan di Indonesia berdasarkan jenis
muatan untuk ketiga skenario tersebut. Total lalu lintas muatan diprakirakan mencapai
2,7 milyar ton pada tahun 2030,mencapai
2030 2,1 milyar ton pada Skenario Pertumbuhan
Dasar dan 1,8 milyar ton pada Skenario Pertumbuhan Rendah.
3.4 IMPLIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTOR PELABUHAN

Hasil proyeksi lalu-lintas muatan melalui pelabuhan di Indonesia mempunyai implikasi


yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan sistem pelabuhan nasional, yaitu
diantaranya:
Pada tahun 2020 lalu lintas peti kemas Indonesia akan meningkat lebih dari dua kali
lipat volume tahun 2009 dan akan kembali meningkat dua kali lipat pada tahun
2030;
Pengembangan terminal peti kemas sangat diperlukan di berbagai lokasi
pelabuhan;
Peningkatan volume peti kemas juga akan menimbulkan kebutuhan
pengembangan pelabuhan peti kemas sebagai pelabuhan hub baru, baik di bagian
barat maupun di timur Indonesia, seperti Kuala Tanjung dan Bitung sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan
Sistem Logistik Nasional. Namun kajian yang lebih spesifik diperlukan untuk
pengembangan pelabuhan hub tersebut.
Pertumbuhan lalu lintas curah kering dan cair yang lebih rendah menunjukkan
bahwa total tonase muatan hanya akan meningkat sampai dengan 50% pada tahun
2020 dan 50% lagi pada tahun 2030.

16
BAB 4: HIERARKI, LOKASI DAN RENCANA
PEMBANGUNAN PELABUHAN
Penyusunan rencana kebutuhan pengembangan pelabuhan didasarkan pada
pendekatan penilaian kapasitas pelabuhan dan memperhatikan skema pembangunan
untuk masing-masing pelabuhan. Selain kebijakan pemerintah, juga telah diperhatikan
program pembangunan pelabuhan strategis di Indonesia.

Kebijakan pemerintah yang menjadi dasar utama bagi pengembangan pelabuhan


meliputi (a) prioritas pengembangan konektivitas dan prasarana pelabuhan untuk
mendukung program koridor perekonomian Indonesia tahun 2025, (b) Cetak Biru
Transportasi Multimoda/Antarmoda untuk mendukung Sistem Logistik Nasional, dan
(c) Rencana Strategis Sektor Perhubungan.

Sub Lampiran D memberikan rangkuman parameter perencanaan dan strategi


pengembangan pelabuhan pada enam koridor pembangunan ekonomi sampai dengan
2030.Rangkuman tersebut memuat proyeksi lalu-lintas muatan melalui pelabuhan
berdasarkan jenis kargo, disain kapal dan target produktivitas, strategi investasi, dan
kegiatan bisnis utama pelabuhan.

Sub Lampiran E memuat daftar rencana pengembangan pelabuhan (termasuk


pengembangan kapasitas dan kebutuhan investasi) sampai dengan tahun 2030
berdasarkan wilayah, lokasi, dan fasilitas pelabuhan.

4.1 KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang


Kepelabuhanan, pelabuhan laut di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan
hierarki yang terdiri atas:
a. Pelabuhan Utama (yang berfungsi sebagai Pelabuhan Internasional dan Pelabuhan
Hub Internasional);
b. Pelabuhan Pengumpul; dan
c. Pelabuhan Pengumpan, yang terdiri atas:
1) Pelabuhan Pengumpan Regional;
2) Pelabuhan Pengumpan Lokal.

Hierarki pelabuhansebagaimana dimaksud ditetapkan dengan memperhatikan kriteria


teknis sebagai berikut:
1. Pelabuhan Utama:
a. kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;
b. berada dekat dengan jalur pelayaran internasional 500 mil dan jalur pelayaran
nasional 50 mil;
c. memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya minimal 200 mil;
d. memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang
e. kedalaman kolam pelabuhan minimal 9 m-LWS;
f. berperan sebagai tempat alih muat peti kemas/curah/general cargo/penumpang
internasional;
g. melayani Angkutan petikemas sekitar 300.000 TEUs/tahun atau angkutan lain
yang setara;
h. memiliki dermaga peti kemas/curah/general cargo minimal 1 (satu) tambatan,
peralatan bongkar muat petikemas/curah/general cargo serta lapangan
penumpukan/gudang penyimpanan yang memadai.
i. berperan sebagai pusat distribusi peti kemas/curah/general cargo/penumpang di
tingkat nasional dan pelayanan angkutan peti kemas internasional;
2. Pelabuhan Pengumpul:
a. kebijakan Pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan nasional dan
meningkatkan pertumbuhan wilayah;
b. memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya setidaknya 50 mil;
c. berada dekat dengan jalur pelayaran nasional 50 mil;
d. memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
e. berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan kawasan
pertumbuhan nasional;
f. kedalaman minimal pelabuhan 7 m-LWS;
g. memiliki dermaga multipurpose minimal 1 tambatan dan peralatan bongkar
muat;
h. berperan sebagai pengumpul angkutan peti kemas/curah/general
cargo/penumpang nasional;
i. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum nasional;
3. Pelabuhan Pengumpan Regional:
a. berpedoman pada tata ruang wilayah provinsi dan pemerataan pembangunan
antarprovinsi;
b. berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan dan
peningkatan pembangunan kabupaten/kota;
c. berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi wilayah provinsi;
d. berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Pengumpul dan Pelabuhan
Utama;
e. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke Pelabuhan
Pengumpul dan/atau Pelabuhan Pengumpan lainnya;
f. berperan melayani angkutan laut antar kabupaten/kota dalam propinsi;

18
g. memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
h. melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar
kecamatan dalam 1 (satu) provinsi;
i. berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau 25 mil;
j. kedalaman maksimal pelabuhan 7 m-LWS;
k. memiliki dermaga dengan panjang maksimal 120 m;
l. memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Regional lainnya 20 50 mil.
4. Pelabuhan Pengumpan Lokal:
a. Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pemerataanserta
peningkatan pembangunan kabupaten/kota;
b. Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota;
c. Memiliki luas daratan dan perairan tertentu dan terlindung dari gelombang;
d. Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar
kecamatan dalam 1 (satu) kabupaten/kota;
e. berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Utama, Pelabuhan
Pengumpul, dan/atau Pelabuhan Pengumpan Regional;
f. berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil, terisolasi,
perbatasan, daerah terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut;
g. berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung
kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai
terminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup
masyarakat disekitarnya;
h. berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut reguler kecuali
keperintisan;
i. kedalaman maksimal pelabuhan 4 m-LWS;
m. memiliki fasilitas tambat atau dermaga dengan panjang maksimal 70 m;
j. memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal lainnya 5 20 mil.

4.2 KEBUTUHAN INVESTASI PELABUHAN

Table 4-1 menunjukkan rincian dari total kebutuhan investasi pelabuhan di Indonesia
sampai dengan 2030 berdasarkan koridor pembangunan ekonomi dan jenis fasilitas
pelabuhan. Total investasi sebesar US$ 47,064 milyar terdiri dari US$ 12,212 milyar
(tahun 2011-2015), US$ 12,389 milyar (tahun 2016-2020) dan US$ 22,464 milyar (tahun
2021-2030). Gambar 4-1 menunjukkan distribusi kebutuhan investasi sektor pelabuhan
berdasarkan koridor ekonomi dan tahapan pengembangan, sedangkan Gambar 4-2
memperlihatkan distribusi kebutuhan investasi pelabuhan menurut koridor ekonomi
dan jenis terminal/fasilitas pelabuhan.Sub Lampiran E memberikan rincian kebutuhan
investasi pelabuhan sampai dengan tahun 2030 berdasarkan koridor ekonomi dan jenis
terminal/fasilitas pelabuhan.

Secara ringkas, Tabel 4-2 menunjukkan indikasi kebutuhan jumlah pendanaan dari
sektor pemerintah dan swasta selama periode tahun 2011-2030.

Tabel 4-1 Investasi Sektor Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Jenis
Terminal/Fasilitas Pelabuhan untuk Tahapan Tahun 2011-2030 and Total Tahun 2011-2030
(dalam juta US$, tahun 2011)

Terminal CDC Pesiar/ Lahan/


Perode dan Koridor
Peti Minyak Batu Curah Terminal /Multi Pariwisa Infra. Total
Ekonomi CPO
Kemas Bumi Bara Lainnya lainnya Moda ta Dasar
2011-2015
Sumatra 455 388 289 387 63 31 25 17 613 2,267
Java 2,095 - 339 60 86 354 130 100 2,342 5,506
Bali-Nusa Tenggara 7 - 20 - 41 121 - 47 190 426
Kalimantan 186 138 89 366 430 195 - 20 30 1,454
Sulawesi 121 9 50 - 166 355 75 - 94 870
Papua- Kepulauan 183 - 34 - 122 1,070 - 21 258 1,688
Total 3,046 535 821 813 906 2,127 230 205 3,528 12,212
2016-2020
Sumatra 2,192 467 344 299 167 44 - 20 222 3,755
Java 2,297 - 508 60 35 120 250 110 150 3,530
Bali-Nusa Tenggara 30 - 20 - 35 243 - 439 61 828
Kalimantan 120 138 89 346 35 243 - 30 61 1,061
Sulawesi 141 9 95 - 106 606 - - 121 1,077
Papua- Kepulauan 123 - 48 - 106 1,458 - 40 364 2,138
Total 4,902 614 1,103 705 484 2,714 250 639 980 12,390
2021-2030
Sumatra 4,329 903 762 597 202 88 - 30 - 6,911
Java 4,164 8 827 120 115 150 340 130 150 6,005
Bali-Nusa Tenggara 60 - 40 - 70 486 - 390 121 1,168
Kalimantan 338 275 178 693 70 486 - 29 121 2,190
Sulawesi 216 25 137 - 211 1,092 - - 243 1,923
Papua- Kepulauan 245 10 97 - 211 2,915 - 60 729 4,267
Total 9,352 1,221 2,041 1,410 882 5,217 340 639 1,365 22,465
2011-2030
Sumatra 6,975 1,758 1,395 1,283 432 163 25 67 835 12,934
Java 8,556 8 1,674 240 236 624 720 340 2,642 15,041
Bali-Nusa Tenggara 97 - 80 - 146 850 - 876 373 2,422
Kalimantan 644 550 356 1,405 535 924 - 79 213 4,705
Sulawesi 477 43 282 - 483 2,053 75 - 459 3,871
Papua- Kepulauan 550 10 179 - 439 5,443 - 121 1,351 8,093
Total 17,299 2,369 3,965 2,927 2,273 10,058 820 1,482 5,872 47,066

Catatan: *) Terminal lainnya: Terminal konvensional (muatan umum), terminal mobil, terminal
serbaguna dan terminal penumpang

20
Gambar 4-1 Investasi Sektor Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Tahapan
Pengembangan (dalam juta US$)

Gambar 4-2 Investasi Sektor Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Jenis
Terminal/Fasilitas Pelabuhan (dalam juta US$)
Tabel 4-2 Indikasi Kebutuhan Pembiayaan oleh Pemerintah dan Pihak Swasta untuk
Pengembangan Fasilitas Pelabuhan, 2011-2030

Catatan:
1. Pembiayaan dari sektor keuangan pemerintah/swasta untuk tanah, infrastruktur
dasar dan non-komersial terminal, rehabilitasi/pengembangan pelabuhan-
pelabuhan kecil baru. Sedangkan pembiayaan sektor swasta murni adalah untuk
pembangunan terminal di pelabuhan-pelabuhan komersial;
2. Diperkirakan bahwa untuk periode 2011-2015 dari total kebutuhan pembiayaan
sebesar US$, 12.212 juta porsi BUMN mencapai US$3.521 juta.

4.3 PEMBIAYAAN PELABUHAN DAN KERANGKA DUKUNGAN DAN PENJAMINAN


PEMERINTAH
4.3.1 Indikasi Kebutuhan Pembiayaan

Sampai dengan tahun 2030 Indonesia harus menyediakan anggaran sebesar US$ 45-50
milyar untuk pembiayaan pembangunan dan pengembangan kapasitas
pelabuhan.Diperkirakan sekitar 68% dari seluruh total investasi pengembangan
pelabuhan baru di Indonesia memerlukan pendanaan dari pihak swasta, terutama
berdasarkan skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) melalui pemberian konsesi
untuk jangka panjang, terutama untuk pelabuhan komersial seperti terminal peti
kemas, terminal curah, dan fasilitas pelabuhan komersial lainnya.

Sisanya sekitar 32% diperlukan untuk penyediaan lahan, prasarana umum pelabuhan
seperti pendalaman alur pelayaran dan penahan gelombang (breakwater), penyediaan
terminal pelabuhan non-komersial, rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan kecil
baru (feeder) yang harus disediakan oleh pemerintah.
4.3.2 Potensi Sumber Pembiayaan Investasi Sektor Pemerintah

UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan bahwa investasi


infrastruktur dasar pelabuhan menjadi tanggung jawab Penyelenggara Pelabuhan.
Penyelenggara Pelabuhan merupakan lembaga yang memiliki aset finansial dan

22
pengalaman yang terbatas dalam penyelenggaraan pelabuhan. Dalam masa transisi,
lembaga tersebut hanya mempunyai anggaran yang terbatas dan pada dasarnya belum
memiliki kapasitas untuk melakukan pinjaman di awal tahun operasionalnya. Satu-
satunya sumber utama pendanaan infrastruktur dalam jangka pendek adalah dari
anggaran pemerintah.

Apabila Penyelenggara Pelabuhan belum memiliki sumber pembiayaan yang


mencukupi, maka potensi sumber pendanaan untuk investasi infrastruktur pelabuhan
dapat berasal dari konsesi. Di masa mendatang, sumber pembiayaan infrastruktur
dasar untuk Penyelenggara Pelabuhan akan berkembang sejalan dengan peningkatan
kinerja keuangan Penyelenggara Pelabuhan. Hal ini akan terjadi apabila Penyelenggara
Pelabuhan dimungkinkan untuk mengelola pendapatannya, termasuk pendapatan dari
penyelenggaraan kepelabuhanan (misalnya jasa labuh, sewa lahan, konsesi). Dengan
demikian Penyelenggara Pelabuhan dapat meningkatkan pendapatannya.

4.3.3 Kerangka Dukungan dan Penjaminan Pemerintah

Karena keterbatasan anggaran, interaksi antara pihak pemerintah dan swasta diatur
dalam tiga jenis peraturan, yaitu peraturan mengenai Kerjasama Pemerintah dan
Swasta (KPS), peraturan spesifik sektor, dan peraturan umum lainnya yang mengatur
kegiatan usaha di Indonesia.

Terdapat empat prinsip dasar kebijakan investasi dalam kategori KPS, yaitu:

a. Kebijakan Pemerintah dalam Penyediaan Infrastruktur

Pemerintah bermaksud untuk memusatkan kebijakannya dalam (i) pemeliharaan dan


peningkatan infrastruktur yang ada, (ii) fokus pada pengembangan infrastruktur yang
secara ekonomi layak, namun secara finansial tidak layak, (iii) pemberian subsidi dan
kompensasi pada PSO (Kewajiban Layanan Umum) dalam pelayanan infrastruktur, dan
(iv) mengisi celah kebutuhan pembiayaan infrastruktur dengan cara menawarkan
proyek KPS kepada pasar.

b. Peraturan dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Peraturan mengenai percepatan pembangunan infrastruktur ditunjukkan dalam Tabel


4.3 Peraturan KPS terutama mengacu pada Peraturan Presiden No. 67/2005 mengenai
Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur, yang telah dirubah
dalam Peraturan Presiden No. 13/2010 dan No. 56/2011 yang memungkinkan
pemberian dukungan dan penjaminan pemerintah.

Sebagai tambahan, dua peraturan lainnya mengenai penjaminan pemerintah mengacu


pada Peraturan Presiden No. 78/2010 tentang Dana Penjaminan Infrastruktur melalui
Pemberian Dana Penjaminan dan Peraturan Menteri Keuangan No. 260/2010 tentang
implementasi dari Penjaminan Infrastruktur melalui Pemberian Dana Penjaminan
Infrastruktur.

Berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Keuangan, Bappenas, dan


Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Keuangan dapat
menyediakan fasilitas (i) kebijakan dana talangan melalui Pusat Investasi Pemerintah
(PIP), (ii) penjaminan untuk resiko infrastruktur melalui PT. Penjaminan Infrastruktur
Indonesia (PII), dan (iii) layanan proyek pengembangan melalui PT. Sarana Multi
Infrastruktur (PT. SMI).

Table 4-1Dasar Hukum Investasi Sektor Swasta

Regulasi Kerjasama Pemerintah


No. Penjelasan
dan Swasta (KPS)

Skema dan Pedoman KPS

1 Peraturan Presiden No.67 Tahun Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
2005 Penyediaan Infrastruktur

2 Peraturan Presiden No. 13 Tahun Perubahan atas Peraturan Presiden No. 67 Tahun
2010 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

3 Peraturan Presiden No. 56 Tahun Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden No. 67
2011 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

4 Peraturan Menteri Perencanaan Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama


Pembangunan Nasional / Kepala Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Bappenas No. 3 Tahun 2012 Penyediaan Infrastruktur

5 Peraturan Menteri Perhubungan Panduan Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah


No. PM 83 Tahun 2010 dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur Transportasi

Manajemen Resiko , Dukungan Pemerintah dan Penjaminan Infrastruktur

6 Peraturan Menteri Keuangan No. Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan


38/PMK.01/2006 Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur

7 Peraturan Presiden No. 78 Tahun Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek Kerjasama


2010 Pemerintah dengan Badan Usaha yang dilakukan
melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

8 Peraturan Menteri Keuangan No. Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur


260/PMK.011/2010 Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan
Badan Usaha

Pedoman, Organisasi, dan Prosedur KPS

24
Regulasi Kerjasama Pemerintah
No. Penjelasan
dan Swasta (KPS)

9 Peraturan Menteri Perencanaan


Pembangunan Nasional / Kepala Daftar Rencana Proyek Kerjasama
Bappenas No. 3 Tahun 2009

10 Peraturan Presiden No. 42 Tahun Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan


2005 Infrastruktur (KKPPI)

11 Public Private Partnership Book, Sector of Transportation, 2010-2014, Ministry of


Transportation (2010)

12 Peraturan Presiden No. 12 Tahun Perubahan atas Peraturan Presiden No. 42 Tahun
2011 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan
Penyediaan Infrastruktur (KKPPI)

13 Peraturan Menteri Koordinasi


Bidang Perekonomian Selaku
Ketua Komite Kebijakan Organisasi dan Tata Kerja Komite Kebijakan
Percepatan Penyediaan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI)
Infrastruktur No. PER-
01/M.EKON/05/2006

14 Peraturan Menteri Koordinator


Bidang Perekonomian Selaku
Tata Cara dan Kriteria Penyusunan Daftar Prioritas
Ketua Komite Kebijakan
Proyek Infrastruktur Kerjasama Pemerintah dan
Percepatan Penyediaan
Badan Usaha
Infrastruktur No. PER-
3/M.EKON/06/2006

15 Peraturan Menteri Koordinator


Bidang Perekonomian Selaku Tata Cara Evaluasi Proyek Kerjasama Pemerintah
Ketua Komite Kebijakan dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Percepatan Penyediaan Infrastruktur yang Membutuhkan Dukungan
Infrastruktur No. PER- Pemerintah
4/M.EKON/06/2006

Kerjasama Daerah

16 Peraturan PemerintahNo. 50
Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah
Tahun 2007

Pengadaan Tanah

17 Undang-undang No. 2 Tahun Pengadaan Tanah bagi Pengembangan


2012 Pembangunan untuk Kepentingan Umum

18 Peraturan Presiden No. 71 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi


Tahun 2012 Pembangunan untuk Kepentingan Umum

20 Peraturan Kepala Badan Ketentuan Pelaksanaan Perpres No. 36 Tahun 2005


Pertanahan Nasional No. 3 Tahun tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Regulasi Kerjasama Pemerintah
No. Penjelasan
dan Swasta (KPS)
2007 Pembangunan untuk Kepentingan Umum
(sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. 65
Tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres No. 36
Tahun 2005 tentang Pengadaaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan
Umum)

c. Peran Indonesia Infrastructure Fund (IIF) dalam Pembiayaan Infrastruktur

Indonesia Infrastructure Fund (IIF) dibentuk untuk (i) memenuhi pembiayaan jangka
panjang, terutama dalam mata uang lokal dan untuk pembiayaan infrastruktur serta (ii)
menyediakan pembiayaan mata uang local dengan jangka waktu (tenor), persyaratan,
dan ketentuan pinjaman yang sesuai untuk kredit proyek infrastrukturmelalui:
Penggunaan peringkat kredit pinjaman dari bank dan lembaga investasi domestik
untuk tenor jangka panjang dengan resiko marjin yang lebih tinggi dari penawaran
pemerintah dan perusahaan skala besar;
Penyediaan produk keuangan yang memenuhi kriteria KPS infrastruktur dan proyek
yang dibiayai sepenuhnya oleh swasta.

d. Peran PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) dalam Penyediaan Penjaminan


untuk Pengembangan Infrastruktur Indonesia

PT PII dibentuk untuk memenuhi tujuan berikut:


Menyediakan penjaminan resiko politik untuk proyek KPS infrastruktur;
Meningkatkan kelayakan kredit dan kualitas proyek KPS infrastruktur dengan
memberikan penjaminan resiko politik yang kredibel;
Meningkatkan tata kelola dan transparansi pemberian penjaminan;
Melindungi pemerintah dari kewajiban yang bersifat kontingensi (termasuk
proteksi terhadap tekanan APBN).

4.3.4 Strategi Pelaksanaan untuk Partisipasi Swasta dalam Investasi di Pelabuhan

Hambatan yang terjadi dalam pengembangan pasar untuk mengikutsertakan pihak


swasta adalah persepsi terhadap resiko proyek, resiko investasi dan keterbatasan akses
untuk pasar modal serta pembiayaan proyek.

Strategi utama (key success factor) untuk mengikutsertakan pihak swasta berinvestasi
di pelabuhan adalah:

26
Kebijakan investasi sektor swasta yang kondusif
Kebijakan investasi yang kondusif akan meningkatkan minat investor yang potensial
dan juga mempengaruhi persepsi investor terhadap resiko secara positif.
Implementasi regulasi secara komprehensif
Regulasi merupakan wadah yang penting untuk mewujudkan komitmen
pelaksanaan kebijakan pemerintah.
Persiapan proyek yang matang
Persiapan proyek yang matang merupakan daya tarik pihak swasta untuk
berinvestasi. Apabila dilelang, proyek tersebut akan menarik minat investor dengan
kualitas teknik dan keuangan yang memadai.
Prosedur pelelangan yang kompetitif
Pelelangan pelabuhan/terminal umum harus dilaksanakan secara kompetitif agar
pemerintah memperoleh manfaat maksimal dari persaingan harga, tingkat
pelayanan jasa kepelabuhanan dan kualitas investor.
Penanggung jawab proyek yang jelas dan tidak ada intervensi kontrak
Hal ini penting untuk memastikan efisiensi biaya (value for money) bagi
pemerintah.
Kerangka pemantauan kinerja
Kerangka pemantauan kinerja diperlukan untuk pemantauan kepatuhan
pelaksanaan kontrak.
Kepastian bagi swasta untuk memperoleh pendapatan sesuai tarif yang berlaku
Hal ini penting untuk memberikan kepastian bagi investor dalam memperoleh
pendapatan dari pengoperasian proyek.
Kepastian bagi swasta untuk dapat menyesuaikan tarif
Selama periode pengoperasian proyek, pihak swasta dapat melakukan penyesuaian
tarif secara berkala.
Kerangka pengaturan keamanan dan keselamatan pelayaran serta perlindungan
lingkungan maritim yang komprehensif
Pihak swasta harus menerapkan standar keamanandan keselamatan pelayaran
serta perlindungan lingkungan maritim secara komprehensif.
Kepastian bagi swasta untuk memperoleh hak perlindungan secara efektif
Pihak swasta akan memperoleh perlindungan terhadap intervensi pemerintah yang
dapat mempengaruhi pendapatan, membatasi akses pembiayaan atau merugikan
investasinya dan kebebasan untuk menyelesaikan sengketa.
Kapasitas kelembagaan
Proyek akan dikelola oleh tenaga profesional dari pemerintah agar memberikan
kepastian bagi investor.
Pengaturan yang independen
Pihak swasta akan diberikan kepastian bahwa keputusan regulator tidak
dipengaruhi oleh intervensi politik atau tekanan pihak tertentu.

28
BAB 5: RENCANA AKSI DI BIDANG PENGATURAN DAN
PELAKSANAAN KEBIJAKAN
Dalam rangka proses perumusan Rencana Induk Pelabuhan Nasional telah
digambarkan perlunya penjabaran lebih lanjut dibidang pengaturan dan kebijakan
untuk mendorong Indonesia kearah yang lebih maju dengan terwujudnya sistem
kepelabuhanan yang lebih berdaya saing. Dalam hubungan ini diperlukan rencana aksi
yang meliputi:
Peraturan pelaksanaan yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun
2008 tentang Pelayaran;
Peraturan Pelaksanaan yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
Rencana aksi lebih lanjut untuk menunjang pelaksanaan kebijakan.

5.1 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN UNDANG-UNDANG


PELAYARAN

Undang-undang Pelayaran telah mengamanatkan perlunya perumusan peraturan


pelaksanaan kebijakan, program dan tindakan administratif.Beberapa hal telah
tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 61/2009 tentang Kepelabuhanan, namun
masih diperlukan peraturan lebih lanjut sebagaimana terlihat pada Tabel 5.1.

5.2 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN PERATURAN PEMERINTAH


TENTANG KEPELABUHANAN (PP NO. 61/2009)

PP No. 61/2009 mencakup secara luas ketentuan pelaksanaan dari Undang-undang


Pelayaran dan telah mengamanatkan perlunya perumusan ketentuan lebih lanjut
dalam bentuk peraturan Menteri Perhubungan (Tabel 5.2.)

5.3 RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBIJAKAN

Untuk melaksanakan kebijakan pelabuhan nasional secara efektif, diperlukan beberapa


rencana aksi lebih lanjut (Tabel 5.3) secara terintegrasi. Dialog terbuka dengan para
pemangku kepentingan akan dilakukan untuk membahas isu kebijakan, perencanaan
dan regulasi di bidang kepelabuhanan.

5.4 INISIATIF JANGKA PENDEK UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN KEBIJAKAN

Selain rencana aksi kebijakan tersebut, terdapat beberapa inisiatif jangka pendek untuk
mengimplementasikan kebijakan yang fokus pada kinerja pelabuhan, termasuk
manajemen pelabuhan, tenaga kerja bongkar muat dan pembangunan fasilitas
pelabuhan (Tabel 5.4).
Tabel 5-1 Rencana Aksi Peraturan Pelaksanaan yang Diamanatkan Undang-Undang No.
17/2008 tentang Pelayaran

No. Materi Peraturan Menteri Perhubungan Keterangan

1. Tarif dan Pelayanan Jasa Kepelabuhanan Pasal 110


UU Pelayaran

2. Rancangan dan pelaksanaan pengerukan dan Pasal 197


reklamasi, Sertifikat Pemberi Jasa Pengerukan
UU Pelayaran

3. Penetapan Daerah Wajib Pandu, Pelatihan dan ujian Pasal 201


Pandu dan Penyelenggaraan Pemanduan
UU Pelayaran

4. Pelaksanaan Keamanan dan Ketertiban serta Pasal 212


Permintaan Bantuan di Pelabuhan
UU Pelayaran

5. Kegiatan Kapal di Pelabuhan (Perbaikan kapal, Pasal 216


Perpindahan muatan, gandeng kapal, Penanganan
barang-barang berbahaya) UU Pelayaran

6. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran di Pasal 238


Pelabuhan
UU Pelayaran

7. Sistem Informasi Pelayaran Pasal 272


UU Pelayaran

Tabel 5-2 Rencana Aksi Peraturan Pelaksanaan yang Tercakup dalam PP No. 61/2009

No. Materi Peraturan Menteri Perhubungan Keterangan

1. Prosedur Penetapan Lokasi Pelabuhan Pasal 19


PP 61/2009

2. Prosedur Formulasi dan Evaluasi Rencana Induk Pasal 29


Pelabuhan (masing-masing Pelabuhan)
PP 61/2009

3. Prosedur Formulasi dan Evaluasi Penetapan Daerah Pasal 36


Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan
PP 61/2009
Kepentingan (DLKp) Pelabuhan

4. Prosedur Penyediaan, Pemeliharaan, Standar, Pasal 67


Spesifikasi untuk Penahan Gelombang, Kolam
Pelabuhan, Alur Pelayaran ke/dari Pelabuhan, Jaringan

30
No. Materi Peraturan Menteri Perhubungan Keterangan
Jalan dan Keamanan dan Ketertiban di Pelabuhan PP 61/2009

5. Persyaratan dan Prosedur Pemberian dan Pencabutan Pasal 78


Konsesi
PP 61/2009

6. Pemberian ijin Pembangunan Pelabuhan Pasal 86


PP 61/2009

7. Pemberian Ijin Pengembangan Pelabuhan Pasal 93


PP 61/2009

8. Persyaratan dan Prosedur Pemberian Ijin Pengoperasian Pasal 104


Pelabuhan, Perbaikan dan Peningkatan Kapasitas
PP 61/2009
Pelabuhan

9. Prosedur Pemberian Ijin Lokasi Pelabuhan, Konstruksi Pasal 109


dan pengoperasian Pelabuhan untuk pelabuhan Daratan
PP 61/2009
(Dry Port)

10 Persyaratan dan Prosedur Penetapan Terminal Khusus Pasal 134


(Persetujuan Lokasi, Konstruksi dan Operasi,
PP 61/2009
Penggunaan oleh Pihak Ketiga, Peningkatan Operasi,
Perubahan Status Pelabuhan, Pencabutan Ijin,
Pengalihan Wewenang kepada Pemerintah)

11 Prosedur untuk persetujuan pengelolaan Terminal Untuk Pasal 144


Kepentingan Sendiri
PP 61/2009

12 Jenis, struktur dan klasifikasi tarif badan usaha Pasal 148


pelabuhan untuk jasa pelabuhan , mekanisme untuk
PP 61/2009
menentukan tarif untuk menggunakan lahan pelabuhan
dan air

13 Prosedur untuk menentukan status dari pelabuhan dan Pasal 153


terminal khusus yang terbuka bagi perdagangan luar
PP 61/2009
negeri

14 Prosedur untuk pengolahan data dan pelaporan dan Pasal 161


penyusunan sistem informasi pelabuhan
PP 61/2009
Tabel 5-3 Rencana Aksi Implementasi Kebijakan

No. Materi yang Perlu Diatur Lebih Lanjut Keterangan

1 Membentuk kelompok unit pelayanan (customer untuk formulasi, implementasi dan


focus group) di pelabuhan strategis sebagai review kebijakan
forum konsultasi dengan para pemangku
kepentingan dalam formulasi, review dan
implementasi kebijakan
No. Materi yang Perlu Diatur Lebih Lanjut Keterangan

2 Pedoman rencana induk masing-masing untuk integrasi perencanaan dan


pelabuhan memperhatikan perencanaan yang pemantauan kinerja
terintegrasi

3 Kementerian Perhubungan bersama Instansi untuk integrasi perencanaan dan


pemerintahan terkait serta pengguna jasa pemantauan kinerja
pelabuhan secara periodik melakukan review
atas kinerja pelabuhan dalam rangka
meningkatkan kinerja pelabuhan yang lebih
baik.

4 Merumuskan indikator kinerja pelabuhan untuk untuk integrasi perencanaan dan


keperluan perencanaan dan monitoring serta monitoring
dipublikasikan.

5 Merumuskan kebijakan Tarif yang wajar untuk mendorong persaingan usaha


yang sehat

6 Menyusun prosedur penyampaian usulan/ untuk mendorong persaingan usaha


permohonan penetapan tariff oleh otoritas yang sehat
pelabuhan

7 Mengembangkan proses peninjauan tarif dan untuk mendorong persaingan usaha


persetujuan pelayanan jasa pelabuhan dalam yang sehat
rangka untuk mengevaluasi adanya dampak
monopoli

8 Mempertimbangkan kemungkinan adanya MoU untuk mendorong persaingan usaha


dalam rangka untuk memonitor dan mendorong yang sehat
persaingan usaha dibidang kepelabuhanan.

9 Memasukkan dampak persaingan usaha dalam untuk mendorong persaingan usaha


rumusan rencana induk pelabuhan yang sehat

10 Menyusun prosedur tuntutan dan penyelesaian untuk mendorong persaingan usaha


perselisihan mengenai masalah tarif dan yang sehat
perilaku monopolistis.

11 Menilai kebutuhan pelatihan untuk Ditjen Hubla, untuk meningkatkan kompetensi


dan BUP dan mengembangkan cara-cara untuk sumber daya manusia di sektor
memenuhi kebutuhan pelatihan. pelabuhan

12 Mengadakan MoU dengan pusat pelatihan dan untuk meningkatkan kompetensi


pendidikan dan Lembaga Perguruan tinggi sumber daya manusia di sektor
untuk meningkatkan kompetensi dan pelabuhan
pengembangan kurikulum

13 Mengadakan koordinasi dengan pemangku untuk meningkatkan kompetensi


kepentingan guna peningkatan produktivitas sumber daya manusia di sektor
kerja pelabuhan

14 Mengembangkan dan mengimplementasikan untuk meningkatkan kompetensi

32
No. Materi yang Perlu Diatur Lebih Lanjut Keterangan
strategi untuk rekruitmen tenaga kerja dibidang tenaga kerja di sektor pelabuhan
kepelabuhanan

15 Mengeluarkan peraturan yang memberikan untuk memelihara kepatuhan


kewenangan yang penuh kepada Syahbandar peraturan keselamatan pelayaran
hal memelihara keselamatan dan keamanan di
pelabuhan

16 Mengeluarkan peraturan tugas dan untuk memelihara kepatuhan


kewenangan Syahbandar sesuai dengan peraturan keselamatan pelayaran
peraturan keselamatan pelayaran yang ada

17 Mengeluarkan peraturan tugas dan untuk memelihara kepatuhan


kewenangan Syahbandar sesuai dengan peraturan perlindungan lingkungan
peraturan perlindungan lingkungan maritim maritim

18 Membuat peraturan yang memberikan untuk memelihara kebersihan


wewenang kepada Syahbandar untuk perairan pelabuhan
mengelola dan mengawasi terjadinya
pencemaran di pelabuhan

19 Melakukan kerjasama dengan lembaga terkait untuk mengatasi terjadinya keadaan


untuk menjamin penanganan tanggap darurat di darurat dengan cepat.
pelabuhan.
Tabel 5-4 Inisiatif untuk Pelaksanaan Kebijakan

No Materi Keterangan

1. Persiapan penyusunan pedoman teknis untuk pemberdayaan Penyelenggara


(toolkit) untuk penyelenggaraan kegiatan Pelabuhan
di pelabuhan bagi Penyelenggara
Pelabuhan yang meliputi:
Model pemberian konsesi dan bentuk
kerjasama lainnya;
Model pemberian ijin (lisensi);
Model analisa tarif dan keuangan
pelabuhan;
Sistem indikator kinerja operasional
pelayanan jasa kepelabuhanan

2. Pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk peningkatan kemampuan SDM,


SDM di pelabuhan melalui kerjasama termasuk Penyelenggara Pelabuhan
dengan lembaga pendidikan tinggi dan
pusat pelatihan lainnya

3. Reformasi dan pelatihan tenaga kerja untuk peningkatan kompetensi TKBM


bongkar muat di pelabuhan (TKBM)

4. Penelahaan pendayagunaan aset dan untuk peningkatan pengelolaan pelabuhan oleh


kapasitas pelabuhan pengumpan pemerintah daerah

5. Penyederhanaan proses pemberian untuk kepastian hukum dalam penetapan


perijinan dan deregulasi pengaturan kewenangan dan tanggung jawab yang jelas
melalui konsultasi dengan Penyelenggara antara instansi pemerintah
Pelabuhan serta Pemerintah Daerah

6. Penelahaan pengalihan hak pengelolaan untuk pemberdayaan Penyelenggara


lahan daratan dan perairan pelabuhan Pelabuhan
kepada Penyelenggara Pelabuhan

7. Penelahaan/kajian secara komprehensif untuk pembangunan pelabuhan hub


atas rencana pembangunan International internasional di masa depan
Hub Port (termasuk Kuala Tanjung dan
Bitung)

8. Mengembangkan sistem informasi dan untuk pengembangan data base pelabuhan


komunikasi kepelabuhanan termasuk statistik, fasilitas fisik, akses, dan jasa
pelayanan pelabuhan

34
No Materi Keterangan

9. Menyiapkan Proyek Percontohan KPS untuk daya tarik dalam pengembangan model
Pelabuhan (termasuk kemungkinan proyek pelabuhan melalui partisipasi pihak
penyusunan rencana induk pelabuhan; swasta
studi kelayakan, termasuk strategi
investasi dan kemungkinan
diperlukannya bantuan dan jaminan
infrastruktur; penyiapan dokumen lelang
dan proses pelelangan)

10 Optimalisasi sistem operasi dalam rangka untuk kelancaran operasional pelabuhan


mengantisipasi kapadatan lalu lintas strategis
muatan di pelabuhan strategis (termasuk
Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung
Perak, dan Belawan)
SUB LAMPIRAN A: LOKASI DAN RENCANA LOKASI PELABUHAN/TERMINAL

Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
Provinsi : Aceh
1 1 Aceh Barat Meulaboh PP PP PP PP *
2 2 Aceh Barat Daya Susoh PR PR PR PR *
3 3 Aceh Barat Daya Lhok Pawoh PL PL PL PL
4 4 Aceh Besar Malahayati PP PP PP PP *
5 5 Aceh Besar Meulingge PL PL PL PL
6 6 Aceh Jaya Calang PP PP PP PP *
7 7 Aceh Jaya Lhok Kruet PL PL PL PL
8 8 Aceh Selatan Tapaktuan PR PR PR PR *
9 9 Aceh Selatan Sibadeh PL PL PL PL
10 10 Aceh Selatan Meukek PL PL PL PL
11 11 Aceh Singkil P. Banyak PL PL PL PL
12 12 Aceh Singkil P. Sarok PL PL PL PL
13 13 Aceh Singkil Singkil PP PP PP PP *
14 14 Aceh Singkil Gosong telaga PL PL PL PL
15 15 Aceh Tamiang Seruway PL PL PL PL
16 16 Aceh Timur Idi PR PR PR PR *
17 17 Aceh Utara Lhokseumawe/Krueng Geukeh PP PP PP PP *
18 18 Bireun Kuala Raja PL PL PL PL
19 19 Langsa Kuala Langsa PP PP PP PP *
20 20 Langsa Pusong PL PL PL PL
21 21 Pidie Sigli PL PL PL PL
22 22 Pidie Laweung PL PL PL PL
23 23 Sabang Sabang PU PU PU PU *
24 24 Banda Aceh Ulee Lheue PP PP PP PP
25 25 Simeulue Sibigo PL PL PL PL
26 26 Simeulue Sinabang PP PP PP PP *
Provinsi : Sumatera Utara
27 1 Asahan Tanjung Balai Asahan PP PP PP PP *
28 2 Batubara Kuala Tanjung PP PU PU PU * / **
29 3 Batubara Pangkalan Dodek PR PR PR PR *
30 4 Batubara Perupuk PL PL PL PL
31 5 Batubara Tanjung Tiram PR PR PR PR *
32 6 Batubara Teluk Nibung PR PR PR PR
33 7 Medan Belawan PU PU PU PU *

36
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
34 8 Deli Serdang Pantai Labu PL PL PL PL
35 9 Deli Serdang Percut PL PL PL PL
36 10 Deli Serdang Rantau Panjang PR PR PR PR
37 11 Deli Serdang Tanjung Beringin PR PR PR PR *
38 12 Gunung Sitoli Gunung Sitoli PR PR PR PR *
39 13 Labuhan Batu Labuhan Bilik PL PL PL PL
40 14 Labuhan Batu Sei Barombong PR PR PR PR *
41 15 Labuhan Batu Teluk Leidong PP PP PP PP *
42 16 Labuhan Batu Tg. Sarang Elang PP PP PP PP *
43 17 Langkat Pangkalan Susu PP PP PP PP *
44 18 Langkat Pulau Kampai PL PL PL PL *
45 19 Langkat Tanjung Pura PR PR PR PR *
46 20 Langkat Tapak Kuda PL PL PL PL
47 21 Langkat Kuala Sarapu PL PL PL PL
48 22 Langkat Pangkalan Brandan PP PP PP PP
49 23 Mandailing Natal Natal/Sikara-kara PP PP PP PP *
50 24 Mandailing Natal Batahan PL PL PR PR
51 25 Nias Lahewa PR PR PR PR *
52 26 Nias Sirombu PR PR PR PR *
53 27 Nias Selatan Pulau Tanah Masa PL PL PL PL
54 28 Nias Selatan Pulau Tello PP PP PP PP *
55 29 Nias Selatan Teluk Dalam PR PR PR PR *
56 30 Serdang Bedagai Sialang Buah PL PL PL PL
57 31 Serdang Bedagai Pantai Cermin PR PR PR PR *
58 32 Tapanuli Tengah Barus PL PL PL PL *
59 33 Tapanuli Tengah Manduamas PL PL PL PL
60 34 Tapanuli Tengah Oswald Siahaan/ Labuhan Angin PR PR PR PP
61 35 Sibolga Sibolga PP PP PP PP *
Provinsi : Sumatera Barat
62 1 Kep. Mentawai Muara Siberut/Pokai PR PR PR PR *
63 2 Kep. Mentawai Muara Sikabaluan/Simailepet PL PL PL PL
64 3 Kep. Mentawai Sikakap PP PP PP PP *
65 4 Kep. Mentawai Siuban PR PR PR PR *
66 5 Kep. Mentawai Tua Pejat PR PR PR PR
67 6 Kep. Mentawai Subelen PL PL PL PL
68 7 Kep. Mentawai Labuhan Bajau PL PR PR PR
69 8 Kep. Mentawai Sinakak PL PL PL PL
70 9 Kep. Mentawai Pasapuat PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
71 10 Padang Muara Padang PP PP PP PP
72 11 Padang Teluk Bayur PU PU PU PU *
73 12 Pasaman Barat Air Bangis PR PR PR PR
74 13 Pasaman Barat Sasak PR PR PR PR
75 14 Pasaman Barat Teluk Tapang PR PR PP PP
76 15 Pesisir Selatan Muara Haji PR PR PR PR
77 16 Pesisir Selatan Carocok Painan PR PR PP PP
78 17 Pesisir Selatan Surantih PL PL PR PR
Provinsi : Kepulauan Riau
79 1 Batam Batam/Batu Ampar PU PU PU PU *
80 2 Batam Batam/Sekupang PU PU PU PU
81 3 Batam Kabil PU PU PU PU
82 4 Batam Nongsa PR PR PR PR
83 5 Batam Pulau Bulan PR PR PR PR
84 6 Batam Pulau Sambu PP PP PP PP *
85 7 Batam Batam Center PP PP PP PP
86 8 Batam Batu Besar PR PR PR PR
87 9 Batam Belakang Padang PL PL PL PL
88 10 Batam Harbour Bay PP PP PP PP
89 11 Batam Sagulung PL PL PL PL
90 12 Batam Sijantung PR PR PR PR
91 13 Batam Tanjung Riau PR PR PR PR
92 14 Batam Telaga Punggur PR PR PR PR
93 15 Batam Teluk Senimba PR PR PP PP
94 16 Bintan Barek Motor PL PL PL PL
95 17 Bintan Batu PL PL PL PL
96 18 Bintan Batulicin PL PL PL PL
97 19 Bintan Busung PL PL PL PL
98 20 Bintan Galang Batang PL PL PL PL
99 21 Bintan Gentong Pasir Batu PL PL PL PL
100 22 Bintan Jembatan Kawal PL PL PL PL
101 23 Bintan Keke Baru PL PL PL PL
102 24 Bintan Lagoi PP PP PP PP
103 25 Bintan Lobam PP PP PU PU
104 26 Bintan Malang Rapat PL PL PL PL
105 27 Bintan P. Buton PL PL PL PL
106 28 Bintan P. Gobin PL PL PL PL
107 29 Bintan P. Hantu PL PL PL PL

38
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
108 30 Bintan P. Kellong PL PL PL PL
109 31 Bintan P. Kelong PL PL PL PL
110 32 Bintan P. Koyan PL PL PL PL
111 33 Bintan P. Mantang PR PR PR PR
112 34 Bintan P. Mapur PL PL PL PL
113 35 Bintan P. Numbing PL PL PL PL
114 36 Bintan P. Pagkil Besar PL PL PL PL
115 37 Bintan P. Pangkil PL PL PL PL
116 38 Bintan P. Pangkil Kecil PL PL PL PL
117 39 Bintan P. Poto PL PL PL PL
118 40 Bintan P. Pulau PL PL PL PL
119 41 Bintan P. Sirai PL PL PL PL
120 42 Bintan P. Telang PL PL PL PL
121 43 Bintan Pelantar Korindo PL PL PL PL
122 44 Bintan Sei Kolak Kijang PP PP PP PP *
123 45 Bintan Semen Tokojo PL PL PL PL
124 46 Bintan Sungai Enam PL PL PL PL
125 47 Bintan Sungai Kecil PL PL PL PL
126 48 Bintan Tambelan PL PL PL PL
127 49 Bintan Tanjung Berakit PP PP PP PP
128 50 Bintan Tanjung Uban PP PP PP PP *
129 51 Bintan Trikora PL PL PL PL
130 52 Karimun Malarko PP PP PP PP
131 53 Karimun Moro PP PP PP PP
132 54 Karimun Pasir Panjang PR PR PR PR
133 55 Karimun Tanjung Batu PP PP PP PP *
134 56 Karimun Urung/Tg. Berlian PL PL PL PL
135 57 Karimun Bom Panjang/KPK PL PL PL PL
136 58 Karimun Buru PL PL PL PL
137 59 Karimun Durai Kota PL PL PL PL
138 60 Karimun Parit Rempak PL PR PP PP
139 61 Karimun Selat Beliah PL PL PL PL
140 62 Karimun Tanjung Tiram PR PP PP PP
141 63 Karimun Tg. Balai Karimun PP PP PU PU *
142 64 Kep. Anambas Letung PL PL PL PL
143 65 Kep. Anambas Tarempa PP PP PP PP *
144 66 Kep.Anambas Kuala Maras PR PR PR PR
145 67 Kep.Anambas Matak PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
146 68 Lingga Benan PR PR PR PR
147 69 Lingga Berhala PR PR PR PR
148 70 Lingga Cempa PR PR PR PR
149 71 Lingga Dabo Singkep PR PR PR PR *
150 72 Lingga Daik Lingga PL PL PL PL
151 73 Lingga Jagoh PR PP PP PP
152 74 Lingga Marok Tua PR PP PP PP
153 75 Lingga Medang PR PP PP PP
154 76 Lingga P. Mas PL PL PL PL
155 77 Lingga Pancur PR PP PP PP
156 78 Lingga Pekajang PR PP PP PP
157 79 Lingga Penuba PL PL PL PL
158 80 Lingga Rejai PR PP PP PP
159 81 Lingga Sei Buluh PL PL PL PL
160 82 Lingga Sei Tenam PR PP PP PP
161 83 Lingga Senayang PL PL PL PL *
162 84 Lingga Tajur Biru PR PP PP PP
163 85 Lingga Tanjung Buton PR PP PP PP
164 86 Lingga Tanjung Kelit PR PP PP PP
165 87 Natuna Binjai PL PL PL PL
166 88 Natuna Kelarik PR PR PR PR
167 89 Natuna Maro Sulit PR PR PR PR
168 90 Natuna Midai PL PL PL PL
169 91 Natuna Penagi PR PR PR PR
170 92 Natuna Pulau Laut PR PR PR PR
171 93 Natuna Pulau Seluan PR PR PR PR
172 94 Natuna Pulau Tiga PR PR PR PR
173 95 Natuna Ranai PR PR PR PR
174 96 Natuna Sabang Mawang PL PL PL PL
175 97 Natuna Sedanau PL PL PL PL
176 98 Natuna Sededap PL PL PL PL
177 99 Natuna Selat Lampa PR PR PR PR
178 100 Natuna Semedang PL PL PL PL
179 101 Natuna Serasan PR PR PR PR
180 102 Natuna Subi PR PR PR PR
181 103 Natuna Tanjung Kumbik PL PL PL PL
182 104 Natuna Teluk Buton PR PR PP PP
183 105 Tanjung Pinang Batu Anam PR PR PR PR

40
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
184 106 Tanjung Pinang Tanjung Pinang PP PP PP PP *
185 107 Tanjung Pinang Tg. Moco PR PP PP PP
186 108 Tanjung Pinang Balai Adat Indra Sakti PL PL PL PL
187 109 Tanjung Pinang Daeng Celak PL PL PL PL
188 110 Tanjung Pinang Daeng Marewa PL PL PL PL
189 111 Tanjung Pinang Dompak PP PP PP PP
190 112 Tanjung Pinang Dompak Sebrang PL PL PL PL
191 113 Tanjung Pinang Kampung Bugis PL PL PL PL
192 114 Tanjung Pinang Kampung Lama Dompak PL PL PL PL
193 115 Tanjung Pinang Kelam Pagi PL PL PL PL
194 116 Tanjung Pinang Madong PL PL PL PL
195 117 Tanjung Pinang P. Penyengat PL PL PL PL
196 118 Tanjung Pinang Pelantar Asam PL PL PL PL
197 119 Tanjung Pinang Pelantar I PL PL PL PL
198 120 Tanjung Pinang Pelantar II PR PR PR PR
199 121 Tanjung Pinang Sei Jang PR PR PR PR
200 122 Tanjung Pinang Sei Ladi PL PL PL PL
201 123 Tanjung Pinang Sekatap Darat PL PL PL PL
202 124 Tanjung Pinang Senggarang PL PL PL PL
203 125 Tanjung Pinang Tanjung Ayun PL PL PL PL
204 126 Tanjung Pinang Tanjung Duku PL PL PL PL
205 127 Tanjung Pinang Tanjung Geliga PR PR PR PR
206 128 Tanjung Pinang Tanjung Lanjut PL PL PL PL
207 129 Tanjung Pinang Tanjung Sebauk PL PL PL PL
208 130 Tanjung Pinang Tanjung Siambang PL PL PL PL
209 131 Tanjung Pinang Tanjung Unggat PR PR PR PR
210 132 Tanjung Pinang Wisata Penyengat PL PL PL PL
Provinsi : Riau
211 1 Bengkalis Bandul PL PL PL PL
212 2 Bengkalis Melibur PL PL PL PL
213 3 Bengkalis Batu Panjang PL PL PL PL *
214 4 Bengkalis Bengkalis PP PP PP PP *
215 5 Bengkalis Sungai Pakning PP PP PP PP *
216 6 Bengkalis Tanjung Medang PP PP PP PP *
217 7 Dumai Dumai PU PU PU PU *
218 8 Indragiri Hilir Kuala Enok PP PU PU PU *
219 9 Indragiri Hilir Kuala Gaung PR PR PR PR *
220 10 Indragiri Hilir Kuala Mandah PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
221 11 Indragiri Hilir Kuala Raya PL PL PL PL
222 12 Indragiri Hilir Concong Luar PL PL PL PL
223 13 Indragiri Hilir Bekawan Luar PL PL PL PL
224 14 Indragiri Hilir Sungai Buluh PL PL PL PL
225 15 Indragiri Hilir Perigi Raja PL PL PL PL
226 16 Indragiri Hilir Pulau Kijang PL PL PL PL
227 17 Indragiri Hilir Sapat PL PL PL PL
228 18 Indragiri Hilir Tembilahan PP PP PP PP *
229 19 Indragiri Hilir Sungai Guntung PP PP PP PP *
230 20 Indragiri Hulu Rengat PP PP PP PP *
231 21 Kep.Meranti Selat Panjang PR PP PP PP *
232 22 Kep.Meranti Tanjung Samak PL PL PL PL
233 23 Kep.Meranti Tanjung Kedadu PL PL PL PL
234 24 Palalawan Penyalai PR PR PR PR
235 25 Pekanbaru Pekanbaru PP PP PP PP *
236 26 Rokan Hilir Bagan Siapi-api PP PP PP PP *
237 27 Rokan Hilir Panipahan PP PP PP PP *
238 28 Rokan Hilir Sinaboi PL PL PL PL *
239 29 Siak Buatan PL PL PL PL
240 30 Siak Kurau/Si Lalang PL PL PL PL
241 31 Siak Sel Apit PL PL PL PL
242 32 Siak Sungai Siak PP PP PP PP
243 33 Siak Tanjung Buton PP PP PP PP
Provinsi : Bengkulu
244 1 Bengkulu Utara Malakoni/P. Enggano PR PR PR PR *
245 2 Kaur Bintuhan/Linau PR PR PP PP *
246 3 Kota Bengkulu Pulau Baai PP PU PU PU *
247 4 Muko - Muko Muko-Muko PL PL PR PR
Provinsi : Jambi
248 1 Muaro Jambi Talang Duku PP PP PP PP *
249 2 Tg. Jabung Barat Kuala Tungkal PP PP PP PP *
250 3 Tg. Jabung Barat Muara Delli PR PR PR PR
251 4 Tg. Jabung Timur Pangkal Duri PR PR PR PR
252 5 Tg. Jabung Timur Sungai Jambat PL PL PL PL
253 6 Tg. Jabung Timur Air Hitam Laut PL PL PL PL
254 7 Tg. Jabung Timur Kuala Mendahara PR PR PR PR *
255 8 Tg. Jabung Timur Lambur Luar PL PL PL PL
256 9 Tg. Jabung Timur Muara Sabak PP PP PP PP *

42
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
257 10 Tg. Jabung Timur Nipah Panjang PR PR PR PR *
258 11 Tg. Jabung Timur Pamusiran PL PL PL PL
259 12 Tg. Jabung Timur Simbur Naik PL PL PL PL
260 13 Tg. Jabung Timur Sungai Lokan PL PL PL PL
261 14 Tg. Jabung Timur Ujung Jabung PP PP PU PU
Provinsi : Sumatera Selatan
262 1 Banyuasin Tanjung Api-Api PR PP PU PU
263 2 Banyuasin Sungsang PP PP PP PP
264 3 Banyuasin Tanjung Lago PL PR PR PR
265 4 Banyuasin Gasing PL PR PR PR
266 5 Banyuasin Karang Agung PR PP PP PP
267 6 Banyuasin Penuguan PL PL PL PL
268 7 Banyuasin Sungai Sembilang PR PR PR PR
269 8 Musi Banyu Asin Bayung Leucir PR PR PR PR
270 9 Musi Banyu Asin Sungai Lilin PR PR PR PR
271 10 OKI Sungai Lumpur PR PP PP PP *
272 11 OKI Mesuji PR PR PR PR
273 12 OKI Sugihan PR PR PR PR
274 13 Palembang Gandus PL PR PR PR
275 14 Palembang Jakabaring PR PP PP PP
276 15 Palembang Kertapati PR PP PP PP
277 16 Palembang Sungai Lais PP PP PP PP
278 17 Palembang Boom Baru/ Palembang PU PU PU PU *
Provinsi : Bangka Belitung
279 1 Bangka Sungai Liat PR PR PR PR
280 2 Bangka Jeletik PL PL PR PR
281 3 Bangka Belinyu PP PP PP PP
282 4 Bangka Barat Tanjung Kalian PR PR PR PR
283 5 Bangka Barat Muntok PP PP PP PP *
284 6 Bangka Selatan Tanjung Sadai PP PP PP PP
285 7 Bangka Selatan Toboali PR PR PR PR *
286 8 Bangka Tengah Tanjung Berikat PR PR PP PP
287 9 Bangka Tengah Sungai Selan PR PR PR PR
288 10 Belitung Tanjung Pandan PP PP PP PP *
289 11 Belitung Tanjung Batu PP PP PP PP *
290 12 Belitung Timur Manggar PP PP PP PP *
291 13 Belitung Timur Dendang PL PL PR PR
292 14 Belitung Timur Pulau Buku Limau PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
293 15 Belitung Timur Pulau Long PL PL PL PL
294 16 Belitung Timur Pulau Sekunyit PL PL PL PL
295 17 Belitung Timur Pulau Ketapang PL PL PL PL
296 18 Belitung Timur Pulau Batu PL PL PL PL
297 19 Pangkal Pinang Pangkal Balam PP PP PP PP *
Provinsi : Lampung
298 1 Bandar Lampung Teluk Betung PR PP PP PP *
299 2 Bandar Lampung Panjang PU PU PU PU *
300 3 Kota Agung Batu Balai PR PP PP PP
301 4 Lampung Barat Krui PL PL PL PL
302 5 Lampung Selatan Kalianda PL PL PL PL
303 6 Lampung Selatan Lagundi PR PR PR PR
304 7 Lampung Selatan P. Sebesi PR PR PR PR
305 8 Lampung Selatan Sebalang PR PP PP PP
306 9 Lampung Selatan Bakauheni PP PP PP PP *
307 10 Lampung Tengah Way Seputih PL PL PL PL
308 11 Lampung Timur Kuala Penat PR PR PR PR
309 12 Lampung Timur Labuhan Maringgai PR PR PR PR *
310 13 Lampung Timur Way Penat PL PL PL PL
311 14 Lampung Timur Way Sekampung PR PR PR PR
312 15 Mesuji Mesuji PR PR PR PR *
313 16 Tanggamus Kota Agung PP PP PP PP *
314 17 Tanggamus P. Tabuan PR PR PR PR
315 18 Tanggamus Kelumbayan PR PR PR PR
316 19 Tulang Bawang Teladas PR PR PR PR
317 20 Tulang Bawang Manggala/Menggala PR PR PR PR *
318 21 Tulang Bawang Sungai Burung PL PL PL PL
319 22 Tulang Bawang Tulang Bawang PP PP PP PP
Provinsi : Banten
320 1 Cilegon Banten PU PU PU PU *
321 2 Cilegon Cigading PP PP PP PP
322 3 Lebak M. Binuangeun PL PL PL PL
323 4 Pandeglang Labuhan PR PR PR PR *
324 5 Serang Anyer Lor PR PR PR PR *
325 6 Serang Karangantu PP PP PP PP *
326 7 Serang Bojonegara PP PP PP PP *
327 8 Tangerang Kresek/Kronjo PL PL PL PL
328 9 Tangerang Muara Dadap PL PL PL PL

44
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
Provinsi : Jawa Barat
329 1 Bekasi Muara Gembong PR PR PR PR
330 2 Ciamis Pangandaran PR PR PR PR *
331 3 Cianjur Sindang Barang PL PL PR PR
332 4 Cirebon Cirebon PP PP PP PP *
333 5 Cirebon Muara Gebang PR PR PR PR
334 6 Garut Pakenjeng PL PL PR PR
335 7 Indramayu Eretan PL PL PL PL
336 8 Indramayu Indramayu PR PR PR PR *
337 9 Karawang Cilamaya PU PU PU PU
338 10 Subang Pamanukan PR PR PR PR *
339 11 Sukabumi Pelabuhan Ratu PR PR PR PR *
340 12 Tasikmalaya Cipatujah PL PL PR PR
Provinsi : DKI Jakarta
341 1 Jakarta Utara Kalibaru PP PP PP PP *
342 2 Jakarta Utara Muara Baru PP PP PP PP *
343 3 Jakarta Utara Sunda Kelapa PP PP PP PP *
344 4 Jakarta Utara Tg. Priok PU PU PU PU *
345 5 Jakarta Utara Marunda PP PP PP PP *
346 6 Jakarta Utara Muara Angke PR PR PR PR *
347 7 Kep. Seribu P. Kelapa PL PL PL PL *
348 8 Kep. Seribu P. Harapan PL PL PL PL
349 9 Kep. Seribu P. Sebira PL PL PL PL
350 10 Kep. Seribu P. Untung jawa PL PL PL PL
351 11 Kep. Seribu P. Pari PL PL PL PL
352 12 Kep. Seribu P. Lancang PL PL PL PL
353 13 Kep. Seribu P. Pramuka PL PL PL PL
354 14 Kep. Seribu P. Panggang PL PL PL PL
355 15 Kep. Seribu P. Tidung PL PL PL PL
356 16 Kep. Seribu P. Payung PL PL PL PL
357 17 Jakarta Utara Pantai Mutiara PR PR PR PR
358 18 Jakarta Utara Marina Ancol PL PR PR PR
359 19 Jakarta Utara Pangkalan Pasir Kalibaru PL PR PR PR
360 20 Jakarta Utara Cakung Drain Cilincing PL PR PR PR
Provinsi : Jawa Tengah
361 1 Batang Batang PR PR PP PP *
362 2 Brebes Brebes PR PR PR PR *
363 3 Cilacap Tanjung Intan PU PU PU PU *
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
364 4 Jepara Jepara PR PR PR PR *
365 5 Jepara Karimun Jawa PR PR PR PR *
366 6 Kendal Kendal PP PP PP PP
367 7 Pati Juwana PR PR PP PP *
368 8 Pekalongan Wiradesa PL PL PL PL *
369 9 Pemalang Pemalang PL PL PL PL
370 10 Rembang Rembang PR PR PR PR *
371 11 Rembang Sluke PR PR PP PP
372 12 Semarang Tanjung Emas PU PU PU PU *
373 13 Tegal Tegal PP PP PP PP *
Provinsi : Jawa Timur
374 1 Bangkalan Kamal PR PR PR PR
375 2 Bangkalan Sapulu PL PL PL PL
376 3 Bangkalan Telaga Biru PR PR PR PR *
377 4 Bangkalan Tanjung Bulu Pandan PU PU PU PU
378 5 Bangkalan Socah PU PU PU PU
379 6 Banyu Wangi Banyu Wangi/Boom PR PR PR PR
380 7 Banyu Wangi Tanjung Wangi PP PU PU PU *
381 8 Banyu Wangi Ketapang PP PP PP PP *
382 9 Gresik Bawean PP PP PP PP *
383 10 Gresik Gresik PP PP PP PP *
384 11 Gresik Teluk Lamong PU PU PU PU
385 12 Lamongan Brondong PR PR PR PR *
386 13 Lamongan LIS PR PR PP PP
387 14 Lamongan Paciran PR PR PR PR
388 15 Malang Sendang Biru PL PL PP PP
389 16 Pacitan Pacitan PR PP PP PP
390 17 Pamekasan Branta PR PR PR PR *
391 18 Pamekasan Pasean PL PL PL PL
392 19 Pasuruan Pasuruan PP PP PP PP *
393 20 Probolinggo Probolinggo/ Tg.Tembaga PP PU PU PU *
394 21 Probolinggo Paiton PP PP PP PP
395 22 Sampang Glimandangin PL PL PL PL
396 23 Sampang Sampang/Taddan PL PR PR PR
397 24 Sampang Tanlok PL PL PL PL
398 25 Situbondo Panarukan PR PR PR PR *
399 26 Situbondo Besuki PL PL PL PL
400 27 Situbondo Jangkar PL PL PL PL

46
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
401 28 Situbondo Kalbut PR PR PR PR *
402 29 Sumenep Gayam PL PL PL PL
403 30 Sumenep Kalianget PR PR PR PR *
404 31 Sumenep Kangean PP PP PP PP
405 32 Sumenep P. Raas PL PL PL PL
406 33 Sumenep Sapudi PP PP PP PP *
407 34 Sumenep Sapeken PP PP PP PP *
408 35 Sumenep Keramaian PL PL PL PL
409 36 Sumenep Masalembo PL PR PP PP *
410 37 Sumenep Giliraja PL PL PL PL
411 38 Sumenep Dungkek PL PL PL PL
412 39 Sumenep Pagerungan PL PR PP PP
413 40 Surabaya Tanjung Perak PU PU PU PU *
414 41 Tuban Tuban PR PR PR PR
415 42 Tuban Tg. Awar-awar PR PR PR PR
Provinsi : Bali
416 1 Buleleng Buleleng (Sangsit) PR PR PP PP *
417 2 Buleleng Celukan Bawang PP PP PP PP *
418 3 Buleleng Pegametan PR PP PP PP
419 4 Buleleng Penuktukan PR PP PP PP
420 5 Buleleng Labuhan Lalang PL PL PL PL
421 6 Denpasar Benoa PU PU PU PU *
422 7 Denpasar Sanur PL PL PL PL
423 8 Jembrana Gilimanuk PP PP PP PP *
424 9 Karangasem Padang Bai PP PP PP PP *
425 10 Karangasem Labuan Amuk/Tanahampo PU PU PU PU
426 11 Karangasem Labuhan Amed PL PL PL PL
427 12 Klungkung Nusa Lembongan PL PL PL PL
428 13 Klungkung Nusa Penida (Mentigi) PR PP PP PP *
429 14 Klungkung Buyuk PL PL PL PL
430 15 Klungkung Kusamba PL PL PL PL
Provinsi : Nusa Tenggara Barat
431 1 Bima Bima PP PP PP PP *
432 2 Bima Sape PR PR PR PR *
433 3 Bima Waworada PR PR PR PR
434 4 Dompu Cempi PL PL PL PL
435 5 Dompu Calabahi PL PL PL PL *
436 6 Dompu Kempo PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
437 7 Lombok Barat Lembar PP PP PP PP *
438 8 Lombok Barat Senggigi PL PL PL PL
439 9 Lombok Barat Bangko-Bangko PL PL PL PL
440 10 Lombok Timur Telong Elong PR PR PR PR
441 11 Lombok Timur Labuhan Haji PR PR PR PR
442 12 Lombok Timur Labuhan Lombok PP PP PP PP *
443 13 Lombok Timur Tanjung Luar PL PL PL PL
444 14 Lombok Utara Pemenang/Tanjung PR PR PR PR *
445 15 Lombok Utara Carik PR PR PR PR
446 16 Sumbawa Badas PP PP PP PP *
447 17 Sumbawa Alas PL PL PL PL
448 18 Sumbawa Barat Lalar PL PL PL PL
449 19 Sumbawa Barat Benete PP PP PP PP *
Provinsi : Nusa Tengara Timur
450 1 Alor Baranusa PR PR PR PR *
451 2 Alor Dulionong PL PL PL PL
452 3 Alor Kabir PL PL PL PL
453 4 Alor Kalabahi PR PR PR PR *
454 5 Alor Kolana PL PL PL PL
455 6 Alor Maritaing PP PP PP PP
456 7 Alor Moru PL PL PL PL
457 8 Belu Atapupu PR PR PR PR *
458 9 Ende Ende PR PP PP PP *
459 10 Ende Ippi PP PP PP PP
460 11 Ende Maurole PL PL PL PL
461 12 Ende Pulau Ende PL PL PL PL
462 13 Flores Timur Lamakera PL PL PL PL
463 14 Flores Timur Larantuka PP PP PP PP *
464 15 Flores Timur Menanga PL PL PL PL
465 16 Flores Timur Paitoko PR PR PR PR
466 17 Flores Timur Terong PL PL PR PR
467 18 Flores Timur Waiwadan PP PP PP PP
468 19 Flores Timur Waiwerang PL PL PL PL
469 20 Flores Timur Tabilota PL PL PL PL
470 21 Kota Kupang Pelra Nunbaun Sabu (Namosain) PL PL PL PL
471 22 Kota Kupang Tenau/Kupang PU PU PU PU *
472 23 Kupang Batubao PL PL PL PL
473 24 Kupang Naikliu PL PL PL PL

48
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
474 25 Lembata Balauring PP PP PP PP
475 26 Lembata Lembata PR PR PR PR
476 27 Lembata Lewoleba PL PL PL PL
477 28 Lembata Wulandoni PL PL PL PL
478 29 Manggarai Iteng PL PL PL PL
479 30 Manggarai P. Mules PL PL PL PL
480 31 Manggarai Reo PR PR PR PR *
481 32 Manggarai Robek PL PL PL PL
482 33 Manggarai Barat Bari PL PL PL PL
483 34 Manggarai Barat Komodo PR PR PR PR
484 35 Manggarai Barat Labuan Bajo PP PP PP PP *
485 36 Manggarai Barat Rinca PL PL PL PL
486 37 Manggarai Timur Mborong PL PL PL PL
487 38 Manggarai Timur Nanga Baras PL PL PL PL
488 39 Manggarai Timur Waiwole PL PL PL PL
489 40 Manggarai Timur Pota PL PL PL PL
490 41 Nagekeo Marapokot PR PR PR PR *
491 42 Ngada Riung PL PL PL PL
492 43 Ngada Aimere PL PL PL PL
493 44 Ngada Maumbawa PL PL PL PL
494 45 Ngada Waebela PL PL PL PL
495 46 Rote Ndao Baa PL PL PL PL *
496 47 Rote Ndao Batutua PL PL PL PL
497 48 Rote Ndao Ndao PL PL PL PL
498 49 Rote Ndao Oelaba PL PL PL PL
499 50 Rote Ndao Papela PL PL PL PL
500 51 Sabu Raijua Biu PL PL PL PL
501 52 Sabu Raijua Raijua PL PL PL PL
502 53 Sabu Raijua Seba PR PR PR PR *
503 54 Sikka Hepang PL PL PL PL
504 55 Sikka Laurens Say PR PR PP PP
505 56 Sikka Maumere PP PP PP PP *
506 57 Sikka Paga PL PL PL PL
507 58 Sikka Palue PL PL PL PL
508 59 Sikka Pemana PL PL PL PL
509 60 Sikka Sukun PL PL PL PL
510 61 Sikka Wuring PR PR PR PR
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
511 62 Sumba Barat Binanatu PL PL PL PL
512 63 Sumba Barat Rua PL PL PL PL
513 64 Sumba Barat Daya Pero PL PL PL PL
514 65 Sumba Barat Daya Waikelo PR PR PR PR *
515 66 Sumba Tengah Mamboro PR PR PR PR
516 67 Sumba Timur Baing PL PL PL PL
517 68 Sumba Timur Gonggi PL PL PL PL
518 69 Sumba Timur Pelra Waingapu PL PL PL PL
519 70 Sumba Timur Pulau Salura PL PL PL PL
520 71 Sumba Timur Waingapu PP PP PP PP *
Timor Tengah
521
72 Selatan Boking PL PL PL PL
Timor Tengah
522
73 Selatan Kolbano PL PR PR PR
523 74 Timor Tengah Utara Wini PP PP PP PP
Provinsi : Kalimantan Barat
524 1 Kayong Utara Karimata PR PR PR PR
525 2 Kayong Utara Tg. Satai PL PL PL PL
526 3 Kayong Utara Sukadana PL PL PL PL
527 4 Ketapang Air Hitam PP PP PP PP
528 5 Ketapang Kendawangan PP PP PP PP *
529 6 Ketapang Ketapang PP PP PP PP *
530 7 Ketapang Teluk Melano/Teluk Batang PR PP PP PP *
531 8 Kubu Raya Paloh/Sakura PP PP PP PP *
532 9 Kubu Utara Singkawang PP PP PP PP
533 10 Kubu Utara Teluk Air PP PP PP PP *
534 11 Pontianak Pontianak PU PU PU PU *
535 12 Pontianak Mempawah PR PR PR PR
536 13 Sambas Jaruju PR PR PR PR
537 14 Sambas Sambas PP PP PP PP
538 15 Sambas Sintete PP PP PP PP *
Provinsi : Kalimantan Tengah
539 1 Barito Selatan Kelanis PR PR PR PR
540 2 Barito Selatan Rangga Ilung PR PR PR PR
541 3 Kapuas Batanjung PP PP PP PP
542 4 Kapuas Behaur PL PL PL PL
543 5 Kapuas Kuala Kapuas PP PP PP PP
544 6 Katingan Pegatan Mendawai PR PR PR PR *

50
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
545 7 Kota Waringin Barat Kumai PP PP PP PP *
546 8 Kota Waringin Barat Pangkalan Bun PP PP PP PP *
Kota Waringin
547
9 Timur Sampit PU PU PU PU *
Kota Waringin
548
10 Timur Samuda PL PL PL PL *
Kota Waringin
549
11 Timur Bagendang PR PR PR PR
550 12 Palangkaraya Kereng Bengkirai PR PR PR PR *
551 13 Palangkaraya Teluk Sebangau PR PR PR PR
552 14 Palangkaraya Bukit Pinang PR PR PR PR
553 15 Pulang Pisau Pulang Pisau PP PP PP PP *
554 16 Seruyan Kuala Pembuang PR PR PR PR *
555 17 Seruyan Teluk Sigintung/Seruyan PR PP PP PP
556 18 Sukamara Kuala Jelay PL PL PL PL
557 19 Sukamara Sukamara PP PP PP PP *
Provinsi : Kalimantan Selatan
558 1 Banjarmasin Banjarmasin PU PU PU PU *
559 2 Kotabaru Gunung Batu Besar PL PL PL PL
560 3 Kotabaru Stagen PP PP PP PP
561 4 Kotabaru Kota Baru PP PP PP PP *
562 5 Kotabaru Sebuku PP PP PP PP *
563 6 Kotabaru Mekar Putih PP PP PU PU
564 7 Kotabaru Serongga/Tanjung Batu PR PR PR PR *
565 8 Tanah Bumbu Satui/Sel Danau PL PL PL PL *
566 9 Tanah Bumbu Simp. Empat Batu Licin PP PP PP PP
567 10 Tanah Bumbu Pegatan PR PR PR PR
568 11 Tanah Bumbu Sungai Loban PR PR PR PR
569 12 Tanah Laut Kintap PP PP PP PP *
570 13 Tanah Laut Pelaihari/Swarangan PP PP PP PP
571 14 Tanah Laut Tanjung Dewa PR PR PR PP
Provinsi : Kalimantan Timur
572 1 Balikpapan Balikpapan PU PU PU PU *
573 2 Balikpapan Kampung Baru PP PP PP PP
574 3 Berau Talisayan PL PL PL PL
575 4 Berau Tanjung Redep PP PP PP PP *
576 5 Bontang Lhok Tuan PP PP PP PP *
577 6 Bontang Tanjung Laut PP PP PP PP *
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
578 7 Bulungan Tanjung Selor PR PR PR PR *
579 8 Kutai Kertanegara Tanjung Santan PP PP PP PP *
580 9 Kutai Kertanegara Kuala Semboja PP PP PP PP *
581 10 Kutai Kertanegara Sebulu PR PR PR PR
582 11 Kutai Timur Sangatta PP PP PP PP *
583 12 Kutai Timur Maloy PP PP PP PP
584 13 Kutai Timur Sangkulirang PR PR PR PR *
585 14 Nunukan Nunukan PP PP PP PP *
586 15 Nunukan Sungai Nyamuk PP PP PP PP *
587 16 Paser Tanah Grogot PP PP PP PP *
588 17 Paser Teluk Adang PP PP PP PP
Penajam Paser
589
18 Utara Penajam Paser PP PP PP PP
590 19 Samarinda Samarinda PP PP PP PP *
591 20 Tana Tidung Pulau Bunyu PP PP PP PP *
592 21 Tana Tidung Sesayap PL PL PL PL
593 22 Tarakan Tarakan PP PP PP PP *
Provinsi : Sulawesi Utara
594 1 B. Mangodow Labuhan Uki PP PP PP PP *
B. Mangodow
595
2 Selatan Molibagu PL PL PL PL
B. Mangodow
596
3 Selatan Torosik PR PR PR PR
597 4 B. Mangodow Timur Kotabunan PL PL PL PL *
598 5 B. Mangodow Timur Tutuyan - Jikoblanga PL PL PL PL
599 6 B. Mangodow Utara Boroko PL PL PL PL
600 7 B. Mangodow Utara Tg. Sidupa PR PR PR PR
601 8 Bitung Air Tembaga PR PR PR PR
602 9 Bitung Bitung PU PU PU PU * / **
603 10 Kep. Sangihe Bentung PL PL PL PL
604 11 Kep. Sangihe Bukide PL PL PL PL
605 12 Kep. Sangihe Kahakitang PL PL PL PL
606 13 Kep. Sangihe Kalama PL PL PL PL
607 14 Kep. Sangihe Kawaluso PL PL PL PL
608 15 Kep. Sangihe Kawio PR PR PR PR
609 16 Kep. Sangihe Lipang PL PL PL PL
610 17 Kep. Sangihe Makalehi PR PR PR PR
611 18 Kep. Sangihe Marore PL PL PR PR

52
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
612 19 Kep. Sangihe Matutuang PL PL PL PL
613 20 Kep. Sangihe Ngalipaeng PL PL PL PL
614 21 Kep. Sangihe P. Beng Darat PL PL PL PL
615 22 Kep. Sangihe P. Beng Laut PL PL PL PL
616 23 Kep. Sangihe P. Mahangetang PL PL PL PL
617 24 Kep. Sangihe P. Tinakareng PL PL PL PL
618 25 Kep. Sangihe Pananaru PL PL PL PL
619 26 Kep. Sangihe Para PL PL PL PL
620 27 Kep. Sangihe Petta PP PP PP PP
621 28 Kep. Sangihe Tahuna PP PP PP PU *
622 29 Kep. Sangihe Tamako PL PL PL PL
623 30 Kep. Sitaro Biaro PL PL PL PL
624 31 Kep. Sitaro Buhias PL PL PL PL
625 32 Kep. Sitaro P. Ruang PL PL PL PL
626 33 Kep. Sitaro Pehe PL PL PR PR
627 34 Kep. Sitaro Sawang PR PR PR PR
628 35 Kep. Sitaro Tagulandang PR PR PR PR
629 36 Kep. Sitaro Ulu Siau PL PL PL PL *
630 37 Kep. Talaud Beo PL PL PL PL
631 38 Kep. Talaud Damao PL PL PL PL
632 39 Kep. Talaud Dapalan PL PL PL PL
633 40 Kep. Talaud Essang PL PL PL PL
634 41 Kep. Talaud Karatung PP PP PP PP
635 42 Kep. Talaud Lirung PR PR PR PR *
636 43 Kep. Talaud Mangarang PL PL PL PL
637 44 Kep. Talaud Marampit PL PL PR PR
638 45 Kep. Talaud Melangoane PL PL PR PR
639 46 Kep. Talaud Miangas PP PP PP PP
640 47 Kep. Talaud Rainis PL PL PL PL
641 48 Kep.Talaud Gemeh PL PL PL PL
642 49 Kep.Talaud Intata PL PL PL PL
643 50 Kep.Talaud Kakorotan PR PR PR PR
644 51 Manado Manado PP PP PP PP *
645 52 Manado P. Manado Tua PL PL PL PL
646 53 Minahasa Kora-Kora PL PL PL PL
647 54 Minahasa Tanawangko PL PL PL PL
648 55 Minahasa Selatan Amurang PL PL PR PR
649 56 Minahasa Tenggara Belang PR PR PR PR *
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
650 57 Minahasa Tenggara Tumbak PL PL PL PL
651 58 Minahasa Utara Bangka PL PL PL PL
652 59 Minahasa Utara Gangga PL PL PL PL
653 60 Minahasa Utara Kema PL PL PL PL
654 61 Minahasa Utara Likupang PL PL PL PL *
655 62 Minahasa Utara Montehage PL PL PL PL
656 63 Minahasa Utara Munte/Likupang Barat PR PR PR PR
657 64 Minahasa Utara Nain PL PL PL PL
658 65 Minahasa Utara Talise PL PL PL PL
659 66 Minahasa Utara Wori PL PL PL PL
Provinsi : Gorontalo
660 1 Boalemo Tilamuta PR PR PP PP *
661 2 Boalemo Wongosari PL PL PL PL
662 3 Gorontalo Gorontalo PP PP PP PP *
663 4 Gorontalo Utara Anggrek PP PP PU PU *
664 5 Gorontalo Utara Gentuma PL PL PL PL
665 6 Gorontalo Utara Kwandang PP PP PP PP *
666 7 Gorontalo Utara Tolinggula PL PL PR PR
667 8 Pohuwato Bumbulan PR PR PP PP
668 9 Pohuwato Lemito PL PL PL PL
669 10 Pohuwato Marisa PL PL PL PL
670 11 Pohuwato Popayato PL PL PL PL
Provinsi : Sulawesi Barat
671 1 Majene Majene PR PR PP PP *
672 2 Majene Malunda PL PL PL PL
673 3 Majene Palipi PL PR PR PR
674 4 Majene Pamboang PL PL PL PL
675 5 Majene Sendana PL PL PL PL
676 6 Mamuju Ambo PL PL PL PL
677 7 Mamuju Belang-Belang PP PU PU PU *
678 8 Mamuju Budong-Budong PL PL PL PL
679 9 Mamuju Kaluku PL PL PL PL
680 10 Mamuju Mamuju PP PP PP PP *
681 11 Mamuju Poongpongan PL PL PL PL
682 12 Mamuju Salisingan PL PL PL PL
683 13 Mamuju Sampaga PL PL PL PL
684 14 Mamuju Tappalang PL PL PL PL
685 15 Mamuju Utara Bambaloka PL PL PL PL

54
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
686 16 Mamuju Utara Pasang Kayu PL PR PR PR
687 17 Polewali Mandar Campalaglang PL PL PL PL
688 18 Polewali Mandar Tanjung Silopo/Polewali PR PR PP PP *
689 19 Polewali Mandar Tinambung PL PL PL PL
Provinsi : Sulawesi Tengah
690 1 Banggai Bunta PR PR PR PR *
691 2 Banggai Luwuk PP PP PP PP *
692 3 Banggai Pagimana PP PP PP PP *
693 4 Banggai Tangkiang PP PP PP PP
694 5 Banggai Kepulauan Alasan PL PL PL PL
695 6 Banggai Kepulauan Bakalan PL PL PL PL
696 7 Banggai Kepulauan Banggai PP PP PP PP *
697 8 Banggai Kepulauan Batangono PL PL PL PL
698 9 Banggai Kepulauan Boloan PL PL PL PL
699 10 Banggai Kepulauan Boyomoute PL PL PL PL
700 11 Banggai Kepulauan Bulagi PL PL PL PL
701 12 Banggai Kepulauan Bulungkobit PL PL PL PL
702 13 Banggai Kepulauan Bungin (I,II) PL PL PL PL
703 14 Banggai Kepulauan Bungin (III,IV) PL PL PL PL
704 15 Banggai Kepulauan Dodung PL PL PL PL
705 16 Banggai Kepulauan Gasuang PL PL PL PL
706 17 Banggai Kepulauan Gonggong PL PL PL PL
707 18 Banggai Kepulauan Kalumbatan PL PL PL PL
708 19 Banggai Kepulauan Kalupapi PL PL PL PL
709 20 Banggai Kepulauan Kapela PL PL PL PL
710 21 Banggai Kepulauan Kasuari PL PL PL PL
711 22 Banggai Kepulauan Kaukes PL PL PL PL
712 23 Banggai Kepulauan Kindandal PL PL PL PL
713 24 Banggai Kepulauan Kokondang (I,II) PL PL PL PL
714 25 Banggai Kepulauan Komba-Komba PL PL PL PL
715 26 Banggai Kepulauan Lalengan PL PL PL PL
716 27 Banggai Kepulauan Lalong PL PL PL PL
717 28 Banggai Kepulauan Lampio (I,II,III) PL PL PL PL
718 29 Banggai Kepulauan Lantibun PL PL PL PL
719 30 Banggai Kepulauan Liana Banggai PL PL PL PL
720 31 Banggai Kepulauan Liang PL PL PL PL
721 32 Banggai Kepulauan Lipulalongo PL PL PL PL
722 33 Banggai Kepulauan Lokotoy PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
723 34 Banggai Kepulauan Lolantang PL PL PL PL
724 35 Banggai Kepulauan Lumbilumbia PL PL PL PL
725 36 Banggai Kepulauan Lupamenteng PL PL PL PL
726 37 Banggai Kepulauan Mansalean PL PL PL PL
727 38 Banggai Kepulauan Matanga PL PL PL PL
728 39 Banggai Kepulauan Mbeleang PL PL PL PL
729 40 Banggai Kepulauan Mbuang-Mbuang PL PL PL PL
730 41 Banggai Kepulauan Ndindibung PL PL PL PL
731 42 Banggai Kepulauan Oluno PL PL PL PL
732 43 Banggai Kepulauan Padingtian PL PL PL PL
733 44 Banggai Kepulauan Paisubebe PL PL PL PL
734 45 Banggai Kepulauan Paisulamo PL PL PL PL
735 46 Banggai Kepulauan Palapat PL PL PL PL
736 47 Banggai Kepulauan Panapat PL PL PL PL
737 48 Banggai Kepulauan Panapat/Dendek PL PL PL PL
738 49 Banggai Kepulauan Panapat/Konalu PL PL PL PL
739 50 Banggai Kepulauan Panapat/Mandel PL PL PL PL
740 51 Banggai Kepulauan Ponding - Ponding PL PL PL PL
741 52 Banggai Kepulauan Popisi PL PL PL PL
742 53 Banggai Kepulauan Posisi/Banggai PL PL PL PL
743 54 Banggai Kepulauan Sabang/P. Peleng PL PL PL PL
744 55 Banggai Kepulauan Salakan PR PR PR PR
745 56 Banggai Kepulauan Salakan (I,II) PL PL PL PL
746 57 Banggai Kepulauan Sasabobok PL PL PL PL
747 58 Banggai Kepulauan Sonit (I,II) PL PL PL PL
748 59 Banggai Kepulauan Tabulan PL PL PL PL
749 60 Banggai Kepulauan Tadono PL PL PL PL
750 61 Banggai Kepulauan Talas PL PL PL PL
751 62 Banggai Kepulauan Tataba PL PL PL PL
752 63 Banggai Kepulauan Tebing PL PL PL PL
753 64 Banggai Kepulauan Timpaus PL PL PL PL
754 65 Banggai Kepulauan Tinakin Laut PL PL PL PL
755 66 Banggai Kepulauan Tinangkung PL PL PL PL
756 67 Banggai Kepulauan Togong Sagu PL PL PL PL
757 68 Banggai Kepulauan Tolulos PL PL PL PL
758 69 Banggai Kepulauan Toropot PL PL PL PL
759 70 Buol Kumaligon PL PL PL PL
760 71 Buol Leok PR PR PP PP *

56
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
761 72 Buol Lokodidi PR PR PP PP
762 73 Buol Palele PL PL PL PL
763 74 Donggala Donggala PP PP PP PP
764 75 Donggala Ogoamas PR PR PP PP *
765 76 Donggala Sabang PR PR PP PP
766 77 Donggala Wani PP PP PP PP *
767 78 Morowali Baturube PL PL PL PL
768 79 Morowali Bungku PP PP PP PP
769 80 Morowali Kolonedale PP PP PP PP *
770 81 Morowali Menuai PL PL PL PL
771 82 Morowali Sambalagi PR PR PR PR
772 83 Morowali Wosu PP PP PP PP
773 84 Palu Pantoloan PU PU PU PU *
774 85 Parigi Moutong Moutong PL PL PL PL
775 86 Parigi Moutong Parigi PR PR PR PR *
776 87 Poso Poso PP PP PP PP *
777 88 Tojo Una-Una Mantangisi PL PL PL PL
778 89 Tojo Una-Una Popolii PL PL PL PL
779 90 Tojo Una-Una Ampana PP PP PP PP *
780 91 Tojo Una-Una Wakai PL PL PL PL
781 92 Toli-Toli Ogotua PL PL PL PL
782 93 Toli-Toli Toli-toli PP PP PP PP *
Provinsi : Sulawesi Tenggara
783 1 Bau-Bau Bau-Bau/Marhum PP PP PP PP *
784 2 Bombana Boepinang PL PL PL PL
785 3 Bombana Dongkala PL PL PL PL
786 4 Bombana Kasipute PL PL PL PL
787 5 Bombana Sikeli PL PL PR PR
788 6 Bombana Wamengkoli PL PL PL PL
789 7 Buton Banabungi PR PR PR PR
790 8 Buton Lasalimu PL PL PL PL
791 9 Buton Lawele PL PL PL PL
792 10 Buton Siompu PL PL PL PL
793 11 Buton Talaga Raya PL PL PL PL
794 12 Buton Utara Buranga PL PL PL PL
795 13 Buton Utara Ereke PR PR PR PR
796 14 Buton Utara Labuhan Belanda PL PL PL PL
797 15 Kendari Kendari PP PP PP PP *
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
798 16 Kendari Bungkutoko PP PP PP PP
799 17 Konawe Langara PL PL PL PL *
800 18 Konawe Munse PL PL PL PL
801 19 Kolaka Dawi-dawi PL PL PL PL
802 20 Kolaka Kolaka PP PP PP PP *
803 21 Kolaka Wollo PL PL PL PL
804 22 Kolaka Pomalaa PR PR PP PP *
805 23 Kolaka Rante Angin PR PR PR PR
806 24 Kolaka Tangke Tada PL PL PL PL
807 25 Kolaka Toari PL PL PL PL
808 26 Kolaka Malombo PL PL PL PL
809 27 Kolaka Utara Lasusua PL PL PL PL
810 28 Kolaka Utara Olo-oloho PR PR PR PR
811 29 Kolaka Utara Watunohu PP PP PP PP
812 30 Konawe Selatan Torobulu PL PL PL PL
813 31 Konawe Selatan Lapuko PR PR PR PR
814 32 Konawe Utara Matarape PL PL PL PL
815 33 Konawe Utara Lameluru PL PL PL PL
816 34 Konawe Utara Molawe PL PL PL PL
817 35 Muna Malingano PL PL PL PL
818 36 Muna Raha PP PP PP PP *
819 37 Muna Tampo PL PL PL PL
820 38 Wakatobi Kaledupa PR PR PR PR
821 39 Wakatobi Papalia PL PL PL PL
822 40 Wakatobi Waha/Usuku PL PL PL PL
823 41 Wakatobi Wanci PP PP PP PP
Provinsi : Sulawesi Selatan
824 1 Bantaeng Bantaeng/Bonthain PL PL PL PL
825 2 Barru Awarange/Barru PP PP PP PP *
826 3 Barru Labuange PL PL PL PL
827 4 Barru Pancana PL PL PL PL
828 5 Barru Garongkong PP PP PP PP
829 6 Bone Bajoe PP PP PP PP *
830 7 Bone Barebbo/Kading PL PL PL PL
831 8 Bone Lapangkong/Salameko PL PL PL PL
832 9 Bone Pattirobajo PR PR PR PR *
833 10 Bone Tuju-Tuju PR PR PR PR
834 11 Bone Uloe PL PL PL PL

58
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
835 12 Bone WaItuo PL PL PL PL
836 13 Bone Cenrana PL PL PL PL
837 14 Bulukumba Bira/Tanah Beru PL PL PL PL
838 15 Bulukumba Bulukumba/Lappe'e PP PP PP PP *
839 16 Bulukumba Kajang PL PL PL PL
840 17 Jeneponto Jeneponto/Bunging PR PR PR PR *
841 18 Luwu Larompong PL PL PL PL
842 19 Luwu Ulo-Ulo/Belopa PL PL PL PL
843 20 Luwu Timur Lampia PR PR PR PR
844 21 Luwu Timur Malili PP PP PP PP *
845 22 Luwu Timur Wotu PL PL PL PL
846 23 Luwu Utara Cappasalo PL PL PL PL
847 24 Luwu Utara Munte PL PL PL PL
848 25 Makasar Makassar PU PU PU PU *
849 26 Makasar Paotere PP PP PP PP
850 27 Palopo Palopo/Tg. Ringgit PP PP PP PP *
Pangkajene
851
28 Kepulauan Biringkasi PR PR PP PP *
Pangkajene
852
29 Kepulauan Maccini Baji PL PL PL PL
Pangkajene
853
30 Kepulauan P. Balang Lompo PL PL PL PL
Pangkajene
854
31 Kepulauan P. Balo Babang PL PL PL PL
Pangkajene
855
32 Kepulauan P. Kalukalukuang PL PL PL PL
Pangkajene
856
33 Kepulauan P. Pangkajene PL PL PL PL
Pangkajene
857
34 Kepulauan P. Sabutung PL PL PL PL
Pangkajene
858
35 Kepulauan P. Sailus PL PL PL PL
Pangkajene
859
36 Kepulauan P. Sapuka PL PL PL PL
860 37 Pare-pare Capa Ujung PP PP PP PP
861 38 Pare-pare Pare-Pare/Nusantara PP PP PP PP *
862 39 Pinrang Langnga PL PL PL PL
863 40 Pinrang Marabombang PR PR PR PR
864 41 Pinrang Ujung Lero PL PL PL PL
865 42 Selayar Appatana PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
866 43 Selayar P. Batang Mata PL PL PL PL
867 44 Selayar P. Biropa PL PL PL PL
868 45 Selayar P. Bone Lohe PL PL PL PL
869 46 Selayar P. Bonerate PL PL PL PL
870 47 Selayar P. Jampea PR PR PR PR *
871 48 Selayar P. Jinato PL PL PL PL
872 49 Selayar P. Kalatoa PL PL PL PL
873 50 Selayar P. Kayuadi PL PL PL PL
874 51 Selayar P. Padang PL PL PL PL
875 52 Selayar P. Rajuni PL PL PL PL
876 53 Selayar Pamatata PR PR PP PP
877 54 Selayar Selayar/Benteng/Rauf Rahman PP PP PP PP *
878 55 Sinjai P. Burung Leo PL PL PL PL
879 56 Sinjai P. Kambuno PL PL PL PL
880 57 Sinjai Sinjai/Larea-rea PP PP PP PP *
881 58 Takalar Galesong/Takalar PR PR PR PR
882 59 Takalar P. Tanakeke PL PL PL PL
883 60 Wajo Danggae PL PL PL PL
884 61 Wajo Doping PL PL PL PL
885 62 Wajo Jalang/Cendrane PR PR PR PR
886 63 Wajo Siwa/Bangsalae PR PR PR PR *
Provinsi : Maluku Utara
887 1 Halmahera Barat Bataka PL PL PL PL
888 2 Halmahera Barat Bobane Igo PL PL PL PL
889 3 Halmahera Barat Ibu PL PL PL PL
890 4 Halmahera Barat Jailolo PR PR PR PR *
891 5 Halmahera Barat Kedi/Loloda PL PL PL PL
892 6 Halmahera Barat Matui PR PR PR PR
893 7 Halmahera Barat Sidangoli PL PL PL PL
894 8 Halmahera Barat Susupu PL PL PL PL
895 9 Halmahera Selatan Babang/Labuha PP PP PU PU *
896 10 Halmahera Selatan Bajo PL PL PL PL
897 11 Halmahera Selatan Belang-Belang PL PL PL PL
898 12 Halmahera Selatan Bibinoy PL PL PL PL
899 13 Halmahera Selatan Bisui PL PL PL PL
900 14 Halmahera Selatan Busua PL PL PL PL
901 15 Halmahera Selatan Dolik PL PL PL PL
902 16 Halmahera Selatan Doro PL PL PL PL

60
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
903 17 Halmahera Selatan Dowora PL PL PL PL
904 18 Halmahera Selatan Fulai PL PL PL PL
905 19 Halmahera Selatan Gane Dalam PL PL PL PL
906 20 Halmahera Selatan Geti Lama PL PL PL PL
907 21 Halmahera Selatan Guruaping Kayoa PL PL PL PL
908 22 Halmahera Selatan Indari PL PL PL PL
909 23 Halmahera Selatan Indong PL PL PL PL
910 24 Halmahera Selatan Kawasi PL PL PL PL
911 25 Halmahera Selatan Kelo PL PL PL PL
912 26 Halmahera Selatan Kotiti PL PL PL PL
913 27 Halmahera Selatan Kukupang PL PL PL PL
914 28 Halmahera Selatan Kupal PL PL PL PL
915 29 Halmahera Selatan Labuha PL PL PL PL
916 30 Halmahera Selatan Laiwui PR PP PP PP *
917 31 Halmahera Selatan Laluin PL PL PL PL
918 32 Halmahera Selatan Lata-lata PL PL PL PL
919 33 Halmahera Selatan Lelei PL PL PL PL
920 34 Halmahera Selatan Loleo Jaya PL PL PL PL
921 35 Halmahera Selatan Loleo Obi PL PL PL PL
922 36 Halmahera Selatan Mafa PR PR PP PP
923 37 Halmahera Selatan Makian PL PL PL PL
924 38 Halmahera Selatan Mandopolo/Jojame PL PL PL PL
925 39 Halmahera Selatan Manu/Gamumu PL PL PL PL
926 40 Halmahera Selatan Nang Kokotu PL PL PL PL
927 41 Halmahera Selatan Nusa Ra PL PL PL PL
928 42 Halmahera Selatan Obilatu PR PR PR PR
929 43 Halmahera Selatan Palamea PL PL PL PL
930 44 Halmahera Selatan Pasipalele PL PL PL PL
931 45 Halmahera Selatan Pelita PL PL PL PL
932 46 Halmahera Selatan Pigaraja PL PL PL PL
933 47 Halmahera Selatan Posi-Posi Gane PL PL PL PL
934 48 Halmahera Selatan Pulau Kayoa PL PL PL PL
935 49 Halmahera Selatan Pulau Tapa PL PL PL PL
936 50 Halmahera Selatan Pulau Widi PL PL PL PL
937 51 Halmahera Selatan Saketa PL PL PL PL
938 52 Halmahera Selatan Samo PL PL PL PL
939 53 Halmahera Selatan Sum PL PL PL PL
940 54 Halmahera Selatan Tagono PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
941 55 Halmahera Selatan Taneti PL PL PL PL
942 56 Halmahera Selatan Tawa PL PL PL PL
943 57 Halmahera Selatan Wayaloar PL PR PR PR
944 58 Halmahera Selatan Wayauwa PL PL PL PL
945 59 Halmahera Selatan Wosi PL PL PL PL
946 60 Halmahera Selatan Yaba PL PL PL PL
947 61 Halmahera Tengah Banemo PL PL PL PL
948 62 Halmahera Tengah Gemia PL PL PL PL
949 63 Halmahera Tengah Mesa PL PL PL PL
950 64 Halmahera Tengah P. Gebe PL PL PL PL *
951 65 Halmahera Tengah Paniti PL PL PL PL
952 66 Halmahera Tengah Patani PL PL PL PL
953 67 Halmahera Tengah Tapaleo PL PL PL PL
954 68 Halmahera Tengah Weda PR PR PR PR
955 69 Halmahera Tengah Sepo PL PL PL PL
956 70 Halmahera Timur Bicoli PR PR PR PR
957 71 Halmahera Timur Buli PR PR PR PR *
958 72 Halmahera Timur Dorosagu PL PL PL PL
959 73 Halmahera Timur Lolasita PL PL PL PL
960 74 Halmahera Timur Maba Pura PL PL PL PL
961 75 Halmahera Timur Manitingting PR PR PR PR
962 76 Halmahera Timur Patilean/Miyaf PL PL PL PL
963 77 Halmahera Timur Akelamo PL PL PL PL
964 78 Halmahera Timur Subaim/Wasile PL PL PL PL
965 79 Halmahera Utara Asmiro PL PL PL PL
966 80 Halmahera Utara Bataka PL PL PL PL
967 81 Halmahera Utara Bobane Igo PL PL PL PL
968 82 Halmahera Utara Cera PL PL PL PL
969 83 Halmahera Utara Dama PL PL PL PL
970 84 Halmahera Utara Daru PL PL PL PL
971 85 Halmahera Utara Dedeta PL PL PL PL
972 86 Halmahera Utara Dorume PL PL PL PL
973 87 Halmahera Utara Galela PL PL PR PR
974 88 Halmahera Utara Gisi PL PL PL PL
975 89 Halmahera Utara Gonga PL PL PL PL
976 90 Halmahera Utara Gurua PL PL PL PL
977 91 Halmahera Utara Kakara PL PL PL PL
978 92 Halmahera Utara Kao PL PL PL PL

62
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
979 93 Halmahera Utara Kupa-Kupa PL PL PL PL
980 94 Halmahera Utara Ngajam PL PL PL PL
981 95 Halmahera Utara Pacao PL PL PL PL
982 96 Halmahera Utara Salimuli PL PL PL PL
983 97 Halmahera Utara Sopu PL PL PL PL
984 98 Halmahera Utara Tobelo PP PP PU PU *
985 99 Halmahera Utara Tolonuo PL PL PL PL
986 100 Halmahera Utara Tupu-tupu PL PL PL PL
987 101 Halmahera Utara Tutumaleo PL PL PL PL
988 102 Kepulauan Sula Bapenu PL PL PL PL
989 103 Kepulauan Sula Baruakol PL PL PL PL
990 104 Kepulauan Sula Bobong PR PR PR PR
991 105 Kepulauan Sula Dofa PL PL PL PL
992 106 Kepulauan Sula Falabisahaya PR PR PP PP
993 107 Kepulauan Sula Fuata PL PL PL PL
994 108 Kepulauan Sula Gela PR PR PR PR
995 109 Kepulauan Sula Jorjoga PL PL PL PL
996 110 Kepulauan Sula Kabau PL PL PL PL
997 111 Kepulauan Sula Lede PL PL PL PL
998 112 Kepulauan Sula Loseng PL PL PL PL
999 113 Kepulauan Sula Maitina PL PL PL PL
1000 114 Kepulauan Sula Malbufa PL PL PL PL
1001 115 Kepulauan Sula Nggele PL PL PL PL
1002 116 Kepulauan Sula Pas Ipa PL PL PL PL
1003 117 Kepulauan Sula Penu PL PL PL PL
1004 118 Kepulauan Sula Samuya PL PL PL PL
1005 119 Kepulauan Sula Sanana PR PR PR PR *
1006 120 Kepulauan Sula Tikong PR PR PR PR
1007 121 Kepulauan Sula Tolonuo PL PL PL PL
1008 122 Pulau Morotai Bere - Bere PL PL PL PL
1009 123 Pulau Morotai Daruba PR PR PR PR *
1010 124 Pulau Morotai Posi-Posi PL PL PL PL
1011 125 Pulau Morotai Sopi PL PL PL PL
1012 126 Pulau Morotai Wayabula PP PP PP PP
1013 127 Ternate Armada Semut Mangga Dua PL PL PL PL
1014 128 Ternate Bastiong PR PR PR PR
1015 129 Ternate Dufa-Dufa PL PL PL PL
1016 130 Ternate Hiri PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
1017 131 Ternate Mayau PL PL PL PL
1018 132 Ternate Moti PL PL PL PL
1019 133 Ternate Sulamadaha PL PL PL PL
1020 134 Ternate Ternate/A.Yani PU PU PU PU *
1021 135 Ternate Tifure PL PL PL PL
1022 136 Tidore Kepulauan Galala Oba PL PL PL PL
1023 137 Tidore Kepulauan Gita/Payahe PR PR PR PR
1024 138 Tidore Kepulauan Guruaping Oba PR PR PR PR
1025 139 Tidore Kepulauan Leoleo Oba PL PL PL PL
1026 140 Tidore Kepulauan Lola PL PL PL PL
1027 141 Tidore Kepulauan Lola Oba PL PL PL PL
1028 142 Tidore Kepulauan Loleo PL PL PL PL
1029 143 Tidore Kepulauan Maidi/Lifofa PL PL PL PL
1030 144 Tidore Kepulauan Maitara PL PL PL PL
1031 145 Tidore Kepulauan Mangole PR PR PP PP
1032 146 Tidore Kepulauan Mare PL PL PL PL
1033 147 Tidore Kepulauan Rum PL PL PL PL
1034 148 Tidore Kepulauan Soasio/Goto PR PR PR PR *
1035 149 Tidore Kepulauan Sofifi PP PP PP PP
1036 150 Tidore Kepulauan Somahode PL PL PL PL
1037 151 Tidore Kepulauan Galala PL PL PL PL
Provinsi : Maluku
1038 1 Ambon Ambon PU PU PU PU *
1039 2 Buru Bilorro PL PL PL PL
1040 3 Buru Ilath PL PL PL PL
1041 4 Buru Namlea PP PP PP PP *
1042 5 Buru Waplau PL PL PL PL
1043 6 Buru Selatan Air Buaya PL PL PL PL
1044 7 Buru Selatan Ambalau PL PL PL PL
1045 8 Buru Selatan Fogi PR PR PR PR
1046 9 Buru Selatan Leksula PR PR PR PR *
1047 10 Buru Selatan Namrole PR PR PR PR
1048 11 Buru Selatan Tifu PL PL PL PL
1049 12 Buru Selatan Wamsisi PL PL PL PL
1050 13 Kepulauan Aru Batu Goyang/Kalar-Kalar PP PP PP PP
1051 14 Kepulauan Aru Dobo PP PP PP PP *
1052 15 Maluku Barat Daya Lirang PL PL PL PL
1053 16 Maluku Barat Daya Dawera/Dawelor PL PL PL PL

64
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
1054 17 Maluku Barat Daya Hila/Romang PL PL PL PL
1055 18 Maluku Barat Daya Ilwaki PR PR PR PR
1056 19 Maluku Barat Daya Kaiwatu/Moa PL PL PL PL
1057 20 Maluku Barat Daya Marsela PL PL PL PL
1058 21 Maluku Barat Daya Serwaru PL PL PL PL
1059 22 Maluku Barat Daya Tepa PR PR PR PR
1060 23 Maluku Barat Daya Wonreli PR PR PR PR *
1061 24 Maluku Barat Daya Wulur PL PL PL PL
1062 25 Maluku Tengah Amahai PP PP PP PP *
1063 26 Maluku Tengah Banda Naira PP PP PP PP *
1064 27 Maluku Tengah Hitu PL PL PL PL
1065 28 Maluku Tengah Kesui PL PL PL PL
1066 29 Maluku Tengah Kobisonta PL PL PL PL
1067 30 Maluku Tengah Saparua/Haria PL PL PL PL
1068 31 Maluku Tengah Tulehu PP PP PP PP *
1069 32 Maluku Tengah Wahai PR PR PR PR *
1070 33 Maluku Tengah Kabisadar PR PR PR PR
1071 34 Maluku Tengah Wolu PL PL PL PL
1072 35 Maluku Tenggara Elat PL PL PL PL
1073 36 Maluku Tenggara Kur PL PL PL PL
1074 37 Maluku Tenggara Tehoru PL PL PL PL
Maluku Tenggara
1075
38 Barat Adault PL PL PL PL
Maluku Tenggara
1076
39 Barat Larat PL PL PL PL
Maluku Tenggara
1077
40 Barat Mahaleta PL PL PL PL
Maluku Tenggara
1078
41 Barat Saumlaki PP PP PP PP *
Maluku Tenggara
1079
42 Barat Seira PL PL PL PL
Maluku Tenggara
1080
43 Barat Sera PL PL PL PL
1081 44 Seram Bagian Timur Bemo PL PL PL PL
1082 45 Seram Bagian Timur Bula PP PP PP PP
1083 46 Seram Bagian Timur Geser PL PL PL PL *
1084 47 Seram Bagian Barat Hatu Piru PR PR PP PP
1085 48 Seram Bagian Barat Kairatu PL PL PL PL
1086 49 Seram Bagian Barat Kataloka/Ondor PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
1087 50 Seram Bagian Barat Lakor PL PL PL PL
1088 51 Seram Bagian Barat Larokis PL PL PL PL
1089 52 Seram Bagian Barat Lokki PL PL PL PL
1090 53 Seram Bagian Barat Manipa PL PL PL PL
1091 54 Seram Bagian Barat Pelita Jaya PL PL PL PL
1092 55 Seram Bagian Barat Taniwel PL PL PL PL
1093 56 Seram Bagian Barat Toyando PL PL PL PL
1094 57 Seram Bagian Barat Wailey PL PL PL PL
1095 58 Seram Bagian Barat Waimeteng Piru PL PL PL PL
1096 59 Seram Bagian Barat Waisala PL PL PL PL
1097 60 Seram Bagian Barat Waisarisa PL PL PL PL *
1098 61 Seram Bagian Barat Upisera PL PL PL PL
1099 62 Tual Tual PP PP PP PP *
Provinsi : Papua Barat
1100 1 Fak-fak Bomberai PL PL PL PL
1101 2 Fak-fak Fak-fak PP PP PP PP *
1102 3 Fak-fak Karas PL PL PL PL
1103 4 Fak-fak Kokas PL PL PR PR *
1104 5 Fak-fak Sagan PL PL PL PL
1105 6 Fak-fak Selasi PL PL PL PL
1106 7 Fak-fak Weti PL PL PL PL
1107 8 Kaimana Adijaya PL PL PL PL
1108 9 Kaimana Etna PP PP PP PP
1109 10 Kaimana Kaimana PP PP PP PP *
1110 11 Kaimana Kanoka PL PL PL PL
1111 12 Kaimana Lobo PL PL PL PL
1112 13 Kaimana P. Adi PL PL PL PL
1113 14 Kaimana Senini PL PL PL PL
1114 15 Kaimana Susunu PL PL PL PL
1115 16 Manokwari Manokwari PP PP PP PP *
1116 17 Manokwari Oransbari PL PL PR PR *
1117 18 Manokwari Ransiki PL PL PL PL
1118 19 Raja Ampat Fatanlap PL PL PL PL
1119 20 Raja Ampat Kabare PL PL PL PL
1120 21 Raja Ampat Kalobo PL PL PL PL
1121 22 Raja Ampat Sailolof PL PL PL PL
1122 23 Raja Ampat Saonek PL PL PR PR *
1123 24 Raja Ampat Pam PL PL PL PL

66
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
1124 25 Raja Ampat Waigama PP PP PP PP
1125 26 Sorong Makbon PL PL PL PL
1126 27 Sorong Mega PL PL PL PL
1127 28 Sorong Muarana PL PL PL PL
1128 29 Sorong Kasim PL PL PL PL
1129 30 Sorong Kiamano PL PL PL PL
1130 31 Sorong Salawati PL PL PL PL
1131 32 Sorong Seget PL PL PL PL
1132 33 Sorong Sele PL PL PL PL
1133 34 Sorong Sorong PU PU PU PU *
1134 35 Sorong Arar PP PP PP PP
1135 36 Sorong Selatan Inawatan PP PP PP PP
1136 37 Sorong Selatan Konda PL PL PL PL
1137 38 Sorong Selatan Taminabuan PP PP PP PP *
1138 39 Tambrauw Saukorem PL PL PL PL
1139 40 Tambrauw Sausapor PL PL PL PL
1140 41 Teluk Bintuni Arandai PP PP PP PP
1141 42 Teluk Bintuni Babo PP PP PP PP
1142 43 Teluk Bintuni Bintuni PP PP PP PP *
1143 44 Teluk Wondana Wasior PP PP PP PP *
1144 45 Teluk Wondana Windesi PP PP PP PP
Provinsi : Papua
1145 1 Asmat Agats PP PP PP PP *
1146 2 Asmat Atsy PL PL PL PL
1147 3 Asmat Jipawer PL PL PL PL
1148 4 Asmat Kamur PL PL PL PL
1149 5 Asmat Pirimapun PL PL PL PL
1150 6 Asmat Sawaerma PL PL PL PL
1151 7 Asmat Yamas PL PL PL PL
1152 8 Asmat Yaosakor PL PL PL PL
1153 9 Biak Numfor Biak PP PP PU PU *
1154 10 Biak Numfor Bosnik PL PL PL PL
1155 11 Biak Numfor Insobabi PL PL PL PL
1156 12 Biak Numfor Korem PL PL PL PL
1157 13 Biak Numfor M. Mapia PL PL PL PL
1158 14 Biak Numfor Manggari PL PL PL PL
1159 15 Biak Numfor Masram PL PL PL PL
1160 16 Biak Numfor Padaido PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
1161 17 Biak Numfor Saribi PL PL PL PL
1162 18 Biak Numfor Sowek PL PL PL PL
1163 19 Biak Numfor Wardo PL PL PL PL
1164 20 Biak Numfor Warsa PL PL PL PL
1165 21 Boven Digul Asiki PL PL PL PL
1166 22 Boven Digul Prabu Alaska PR PR PR PR
1167 23 Boven Digul Anggamburan PL PL PL PL
1168 24 Boven Digul Cabang Tiga PL PL PL PL
1169 25 Boven Digul Eci PL PL PL PL
1170 26 Boven Digul Gantenteri PL PL PL PL
1171 27 Boven Digul Kaptel PL PL PL PL
1172 28 Boven Digul Mindiptanah PL PL PL PL
1173 29 Boven Digul Tanah Merah PL PL PL PL
1174 30 Boven Digul Tanah Miring PL PL PL PL
1175 31 Jayapura Betaf PL PL PL PL
1176 32 Jayapura Demta PP PP PP PP
1177 33 Jayapura Depapre PP PP PP PU
1178 34 Jayapura Jayapura PU PU PU PP *
1179 35 Jayapura Metabore PL PL PL PL
1180 36 Jayapura P. Yamna PL PL PL PL
1181 37 Mamberamo Raya Teba PL PL PL PL
1182 38 Mappi Bade PP PP PP PP *
1183 39 Mappi Bayun PL PL PL PL
1184 40 Mappi Kepi PL PL PL PL
1185 41 Mappi Moor PL PL PL PL
1186 42 Merauke Arambu PL PL PL PL
1187 43 Merauke Bian PL PL PL PL
1188 44 Merauke Bulaka PL PL PL PL
1189 45 Merauke Bupul PL PL PL PL
1190 46 Merauke Kimaam PL PL PL PL
1191 47 Merauke Kumbe PL PL PL PL
1192 48 Merauke Merauke PU PU PU PU *
1193 49 Merauke Muting PL PL PL PL
1194 50 Merauke Okaba PL PL PL PL
1195 51 Merauke Semanggi PL PL PL PL
1196 52 Merauke Senggo PL PL PL PL
1197 53 Mimika Amamapare PP PP PP PP *
1198 54 Mimika Hiripau PL PL PL PL

68
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
1199 55 Mimika Kokonao PL PL PL PL
1200 56 Mimika Pomako I & II PP PP PU PU *
1201 57 Mimika Uta PL PL PL PL
1202 58 Nabire Kuatisora PL PL PL PL
1203 59 Nabire Nabire/Teluk Kimi PP PP PP PU *
1204 60 Nabire Napan PL PL PL PL
1205 61 Nabire Nusa PL PL PL PL
1206 62 Nabire Wanggur PL PL PL PL
1207 63 Nabire Wapoga PP PP PP PP
1208 64 Sarmi Apauwer PL PL PL PL
1209 65 Sarmi Armopa PL PL PL PL
1210 66 Sarmi Bagusa PL PL PL PL
1211 67 Sarmi Kasonaweja PL PL PL PL
1212 68 Sarmi P. Liki PL PL PL PL
1213 69 Sarmi Sarmi PP PP PP PP *
1214 70 Sarmi Takar PL PL PL PL
1215 71 Sarmi Trimuris PL PL PL PL
1216 72 Sarmi Wakde PL PL PL PL
1217 73 Supiori Janggerbun PL PL PL PL
1218 74 Supiori Kameri PL PL PL PL
1219 75 Supiori Korido PP PP PP PP *
1220 76 Supiori Marsram PR PR PR PR
1221 77 Supiori Miosbipondi PL PL PL PL
1222 78 Supiori Numfor PL PL PL PL
1223 79 Waropen Barapasi PL PL PL PL
1224 80 Waropen Kaipuri PL PL PL PL
1225 81 Waropen Koweda PL PL PL PL
1226 82 Waropen P. Nauw PL PL PL PL
1227 83 Waropen Waren PL PL PP PP *
1228 84 Yapen Ambai PL PL PL PL
1229 85 Yapen Ampimoi PL PL PL PL
1230 86 Yapen Angkaisera PL PL PL PL
1231 87 Yapen Ansus PL PL PL PL
1232 88 Yapen Dawai PP PP PP PP
1233 89 Yapen Koweda PL PL PL PL
1234 90 Yapen Kurudu PL PL PL PL
1235 91 Yapen Owe PL PL PL PL
1236 92 Yapen Papuma PL PL PL PL
Hierarki
Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal Pelabuhan/Terminal KET.
2011 2015 2020 2030
1237 93 Yapen Poom PL PL PL PL
1238 94 Yapen Samberbaba PL PL PL PL
1239 95 Yapen Serui PP PP PP PP *
1240 96 Yapen Wainapi PL PL PL PL

REKAPITULASI JUMLAH PELABUHAN / TERMINAL 2011 2015 2020 2030

Pelabuhan Utama (PU) 33 39** 49** 51**


Pelabuhan Pengumpul (PP) 217 240 262 262
Pelabuhan Pengumpan Regional (PR) 249 235 225 223
Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL) 741 726 704 704
Jumlah Pelabuhan 1240 1240 1240 1240

Keterangan :

*)Terdapat Kantor UPT Ditjen Hubla sesuai :

1) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan;
2) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan Batam;
3) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama;
4) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan;

**) termasuk 2 (dua) Pelabuhan Utama yang berfungsi sebagai Hub Internasional
(Bitung dan Kuala Tanjung)

70
HIERARKI PELABUHAN
NO PROVINSI 2011 2015 2020 2030
PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah
1 ACEH 1 8 3 14 26 1 8 3 14 26 1 8 3 14 26 1 8 3 14 26
2 SUMATERA UTARA 1 9 13 12 35 2 8 13 12 35 2 8 14 11 35 2 9 13 11 35
3 SUMATERA BARAT 1 2 8 6 17 1 2 9 5 17 1 4 8 4 17 1 4 8 4 17
4 KEPULAUAN RIAU 3 15 42 72 132 3 27 31 71 132 5 28 28 71 132 5 28 28 71 132
5 RIAU 1 12 3 17 33 2 12 2 17 33 2 12 2 17 33 2 12 2 17 33
6 BENGKULU 0 1 2 1 4 1 0 2 1 4 1 1 2 0 4 1 1 2 0 4
7 JAMBI 0 4 4 6 14 0 4 4 6 14 1 3 4 6 14 1 3 4 6 14
SUMATERA
8
SELATAN 1 2 10 4 17 1 7 8 1 17 2 6 8 1 17 2 6 8 1 17
9 BANGKA BELITUNG 0 7 5 7 19 0 7 5 7 19 0 8 6 5 19 0 8 6 5 19
10 LAMPUNG 1 3 13 5 22 1 6 10 5 22 1 6 10 5 22 1 6 10 5 22
11 BANTEN 1 3 2 3 9 1 3 2 3 9 1 3 2 3 9 1 3 2 3 9
12 JAWA BARAT 1 1 6 4 12 1 1 6 4 12 1 1 9 1 12 1 1 9 1 12
13 DKI JAKARTA 1 4 2 13 20 1 4 5 10 20 1 4 5 10 20 1 4 5 10 20
14 JAWA TENGAH 2 2 7 2 13 2 2 7 2 13 2 5 4 2 13 2 5 4 2 13

71
HIERARKI PELABUHAN
NO PROVINSI 2011 2015 2020 2030
PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah
15 JAWA TIMUR 4 10 13 15 42 6 9 15 12 42 6 13 12 11 42 6 13 12 11 42
16 BALI 2 3 4 6 15 2 6 1 6 15 2 7 0 6 15 2 7 0 6 15
NUSA TENGGARA
17
BARAT 0 5 6 8 19 0 5 6 8 19 0 5 6 8 19 0 5 6 8 19
NUSA TENGGARA
18
TIMUR 1 9 14 50 74 1 10 14 49 74 1 11 14 48 74 1 11 14 48 74
KALIMANTAN
19
BARAT 1 8 4 2 15 1 9 3 2 15 1 9 3 2 15 1 9 3 2 15
KALIMANTAN
20
TENGAH 1 6 9 3 19 1 7 8 3 19 1 7 8 3 19 1 7 8 3 19
KALIMANTAN
21
SELATAN 1 7 4 2 14 1 7 4 2 14 2 6 4 2 14 2 7 3 2 14
KALIMANTAN
22
TIMUR 1 16 3 2 22 1 16 3 2 22 1 16 3 2 22 1 16 3 2 22
23 SULAWESI UTARA 1 6 11 48 66 1 6 11 48 66 1 6 16 43 66 2 5 16 43 66
24 GORONTALO 0 3 2 6 11 0 3 2 6 11 1 4 1 5 11 1 4 1 5 11
25 SULAWESI BARAT 0 2 2 15 19 1 1 4 13 19 1 3 2 13 19 1 3 2 13 19
26 SULAWESI TENGAH 1 12 8 72 93 1 12 8 72 93 1 16 4 72 93 1 16 4 72 93
SULAWESI
27
TENGGARA 0 7 7 27 41 0 7 7 27 41 0 8 7 26 41 0 8 7 26 41

72
HIERARKI PELABUHAN
NO PROVINSI 2011 2015 2020 2030
PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah
28 SULAWESI SELATAN 1 11 11 40 63 1 11 11 40 63 1 13 9 40 63 1 13 9 40 63
29 MALUKU UTARA 1 4 20 126 151 1 5 20 125 151 3 6 18 124 151 3 6 18 124 151
30 MALUKU 1 9 9 43 62 1 9 9 43 62 1 10 8 43 62 1 10 8 43 62
31 PAPUA BARAT 1 13 0 31 45 1 13 0 31 45 1 13 3 28 45 1 13 3 28 45
32 PAPUA 2 13 2 79 96 2 13 2 79 96 4 12 2 78 96 5 11 2 78 96
JUMLAH 33 217 249 741 1240 39 240 235 726 1240 49 262 225 704 1240 51 262 223 704 1240

73
SUB LAMPIRAN B:: ARUS PERDAGANGAN UTAMA
UTAMA PADA TAHUN 2009

Sub LampiranB-1 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Lalu-Lintas


Lalu Lintas Peti Kemas
Indonesia Tahun 2009

Sub LampiranB-2
2 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Lalu-Lintas
Lalu Lintas Peti Kemas Indonesia
Tahun 2009

74
Sub LampiranB-3
3 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk
untu Lalu-Lintas
Lintas Kargo Umum
(General Cargo) Indonesia Tahun 2009

Sub Lampiran B-4Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Lalu-Lintas


Lalu Lintas Kargo Umum (General
(
Cargo) Indonesia Tahun 2009
Sub LampiranB -5
5 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Curah Kering Indonesia
Tahun 2009

Sub LampiranB-6
6 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Curah Kering Indonesia Tahun
2009

76
Sub LampiranB-7
7 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Curah Cair Indonesia
Indonesi Tahun
2009

Sub LampiranB-8
8 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Curah Cair Indonesia Tahun 2009
SUB LAMPIRAN C:: PELABUHAN STRATEGIS
STRATEGIS DALAM KORIDOR EKONOMI
EKON

Sub LampiranC-1
1 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Sumatera

Sub LampiranC-2
Lampiran 2 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Jawa

78
Sub LampiranC-3 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Kalimantan

Sub LampiranC-4 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Sulawesi

79
Sub LampiranC-5 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara

Sub LampiranC-6 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku

80
SUB LAMPIRAN D: PARAMETER PERENCANAAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN PELABUHAN BERDASARKAN
KORIDOR EKONOMI

Sub LampiranD-1 Koridor Ekonomi Sumatera

Sub LampiranD-2 Koridor Ekonomi Jawa

Sub LampiranD-3 Koridor Ekonomi Kalimantan

Sub LampiranD-4 Koridor Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara

Sub LampiranD-5 Koridor Ekonomi Sulawesi

Sub LampiranD-6 Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku

81
Sub LampiranD-1 Koridor Ekonomi Sumatera

82
Sub Lampiran D-2 Koridor Ekonomi Jawa

83
Sub Lampiran D-3 Koridor Ekonomi Kalimantan

84
Sub Lampiran D-4 Koridor Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara

85
Sub Lampiran D-5 Koridor Ekonomi Sulawesi

86
Sub Lampiran D- 6 Koridor Ekonomi Kepulauan Maluku - Papua
Koridor Ekonomi Maluku-Papua
2009 2020 2030
Kebutuhan Pergerakan Total Pelabuhan
Total Total Total
24.93 40.94 58.99
juta ton/thn juta ton/thn juta ton/thn

0.20 0.57 1.06


juta TEU/thn juta TEU/thn juta TEU/thn
Gambaran Umum
Wilayah Maluku dan Papua memiliki kepadatan penduduk yang rendah, dengan arus barang Lalu lintas peti kemas sudah mulai tumbuh secara signifikan di Maluku (termasuk Maluku Lalu lintas peti kemas semakin berkembang di terminal-terminal utama seperti di Ambon dan
yang juga relatif rendah, dilayani oleh pelayaran yang sederhana. Barang kebanyakan Utara). Ambon dan Sorong semestinya telah terbangun pusat pendukung logistik untuk Sorong yang lebih jauh akan menarik lalu lintas internasional (Asia).
berasal dan menuju Pelabuhan Makasar, Bitung dan Tanjung Perak. Arus peti kemas juga konsolidasi dan distribusi barang dengan peti kemas. Didukung juga dengan perkembangan
sangat rendah. Pelabuhan Sorong berfungsi sebagai pelabuhan yang melayani pergerakan pelayaran pengumpan ke Makasar, Surabaya/Jakarta atau bahkan ke luar negeri (Asia).
komoditas yg berkaitan dengan energi (seperti Balikpapan) Sorong sebagai pelabuhan energi akan semakin berperan untuk pelabuhan ekspor dari
wilayah Indonesia Timur.

Target Produktivitas dan Ukuran Kapal


Ukuran Kapal Bongkar/Muat Utilisasi Intensitas Lahan Ukuran Kapal Bongkar/Muat Utilisasi Intensitas Lahan Ukuran Kapal Bongkar/Muat Utilisasi Intensitas Lahan
Peti Kemas 500TEU 18 TEU/jam/crane 80% 20kTEU/Ha Peti Kemas 2.000TEU 25 TEU/jam/crane 40% 30kTEU/Ha Peti Kemas 4.000TEU 38 TEU/jam/crane 50% 40kTEU/Ha
3 2 3 2
Tanker 30.000 DWT N/A 20% N/A Tanker 120.000 TEU 4.000 t/jam 20% 2 m /m Tanker 120.000 DWT 4.000 t/jam 20% 2 m /m
Curah Kering Hanya terminal khusus Curah Kering Hanya terminal khusus Curah Kering Hany a terminal khusus
Investasi Strategis
Untuk terminal peti kemas, pengembangan dilakukan di Sorong untuk dapat melayani kapal Terminal khusus peti kemas di Ambon yang mampu melayani kapal peti kemas pengumpan. Pengembangan dermaga peti kemas sepanjang 2 km, 25 craine peti kemas dan RTG di dua
pengumpan. Pengembangan juga dilakukan untuk terminal minyak bumi kecil Dermaga sepanjang 400 m yang didukung dengan craine peti kemas dan RTG di Sorong. pelabuhan.
Pengembangan pelabuhan hub untuk produk minyak bumi Pengembangan pelabuhan hub untuk produk minyak bumi
Pengembangan terminal khusus bijih nikel Pengembangan terminal khusus bijih nike

Kegiatan Bisnis Utama Pelabuhan


Peti Kemas : Operator monopoli menjalankan dermaga Ambon, namun Peti Kemas : Beberapa operator mulai menjalankan terminal di Ambon dan Peti Kemas : Beberapa operator mulai menjalankan terminal di Ambon dan
disewakan kepada liner peti kemas untuk jangka waktu singkat Sorong Sorong
Curah Cair : Terminal distribusi kecil dijalankan secara monopoly oleh Curah Cair : Terminal utama yang dijalankan oleh operator umum dan Curah Cair : Terminal utama yang dijalankan oleh operator umum dan
Pertamina cenderung menggunakan drum dibanding secara curah beberapa terminal khusus skala kecil beberapa terminal khusus skala kecil
Lain-lain : Operator kapal tunda/pelayanan laut dapat beroperasi di lebih dari satu Lain-lain : Operator kapal tunda/pelayanan laut dapat beroperasi di lebih dari satu
pelabuhan dengan aturan yang diperketat pelabuhan dengan aturan yang diperketat

87
SUB LAMPIRAN E: RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN

Sub Lampiran E-1 Rencana Pengembangan Fisik Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Fasilitas Pelabuhan, Tahun 2011-2030

88
89
90
91
92
93
94
Sub Lampiran E-2
2 Rencana Investasi Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Fasilitas Pelabuhan, Tahun 2011-2030
2011 (dalam juta US$)

95
96
97
98
99
100
101
MENTERI PERHUBUNGAN

Ttd
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Hukum dan KSLN E.E. MANGINDAAN

UMAR ARIS, SH, MM. MH


Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19630220 1989031 1 001

102

Anda mungkin juga menyukai