Makalah
Oleh
NPM : 170110070078
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
dorongan serta bimbingan dari Bapak dosen mata kuliah Pengantar Ilmu
khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 3
D. Metode Pengumpulan Data.........................................................................3
E. Sistematika Penulisan.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pengangguran ................................................................................5
B. Masalah Pengangguran di Indonesia ..........................................................6
C. Keadaan Pengangguran di Indonesia .......................................................13
D. Keadaan Angkatan Kerja dan Keadaan Kesempatan Kerja......................16
E. Pengangguran Mengakibatkan Kemiskinan ..............................................17
F. Dampak Pengangguran di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Asean........21
G. Realisasi Industri Untuk Menyerap Tenaga Kerja dan Mengurangi
Pengangguran........................................................................................... 25
H. Data Pengangguran di Indonesia..............................................................32
1. Angka Pengangguran Terbuka di Indonesia...........................................32
2. Angka Pengangguran Menurut Umur.....................................................33
3. Angka Pengangguran Menurut Perkotaan atau Pedesaan....................33
4. Tabel Tingkat Pengangguran di Indonesia..............................................35
5. Peringkat Negara Berdasarkan Tingkat Pengangguran.........................37
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 51
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada.
Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa
mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4
persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari
kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa
pengangguran.di.Indonesia.bertambah.
Selanjutnya, pada 1999 (6,03 juta), 2000 (5,81 juta), 2001 (8,005 juta), 2002
(9,13 juta) dan 2003 (11,35 juta). Sementara itu, data pekerja dan pengangguran
menunjukkan, pada 2001: usia kerja (144,033 juta), angkatan kerja (98,812 juta),
penduduk yang kerja (90,807 juta), penganggur terbuka (8,005 juta), setengah
yang kerja (91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah penganggur
pastinya. Hingga tahun 2002 saja telah banyak pengangguran, apalagi di tahun
B. Rumusan Masalah
7. Apa janji realisasi Industri untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi
pengangguran
pengangguran
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
pengangguran di Indonesia.
Daftar Pustaka
Pada bagian ini berisi referensi-referensi dari berbagai media yang penulis
PEMBAHASAN
A. Definisi Pengangguran
waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti
arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang
tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu
Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga
kerja
Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang
mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang
merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban
keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong
kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta
tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan
pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan
dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses,
pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecil yang
mendukung.
unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan
satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan dalam
pengangguran.
diadakan di Jakarta 29 Juni 2004. Lima orang tokoh dari pemerintah provinsi,
mereka adalah sebagian kecil dari para tokoh yang memandang masalah
komponen bangsa.
semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusat
maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam
seluas-luasnya.
Sementara itu dalam Raker dengan Komisi VII DPR-RI 11 Februari 2004
keadaan angkatan kerja; dan keadaan kesempatan kerja; serta sasaran yang
akan dicapai. Dalam konteks ini kiranya paparan tersebut masih relevan untuk
diinformasikan.
Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa : tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan pada Pasal 28
D ayat (2) menyatakan bahwa: Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
Kedua Pasal UUD 1945 ini perlu menjadi perhatian bahwa upaya-upaya
Penanggulangan Pengangguran.
terbatas (Apindo dan beberapa Serikat Pekerja); dan juga pembahasan dengan
masih perlu didiskusikan dan dikembangkan lebih lanjut dengan berbagai pihak
yang lebih luas, antara lain sangat dibutuhkan masukan dan dukungan
sepenuhnya dari Anggotra DPR-RI yang terhormat khususnya Komisi VII; masih
memerlukan waktu dan dukungan biaya sehingga pada akhirnya dapat
didukung oleh seluruh komponen masyarakat, tutur Menteri Jacob Nuwa Wea.
triwulan IV tahun 2004 hingga triwulan I tahun 2005, sebagai pertumbuhan tidak
berkualitas karena tak mampu menekan pengangguran yang malah naik 10,3
persen.
tidak semakin membaik. Hal itu tercermin dari munculnya kasus busung lapar di
beberapa lokasi.
menjelaskan.
triwulan I 2005 nilai impor menurun sebesar 0,49 persen dibandingkan dengan
tenaga kerja dalam jumlah besar, seperti pertanian, industri manufaktur, dan
sektor bangunan. Indeks Tendensi Bisnis menurun ke level pesimistis dari 113,5
satu persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau Rp 26,2 triliun. Itu
berarti Rp 5,85 triliun lebih tinggi dari target APBN-P 2005 sebesar Rp 20,33
pendapatan negara dan hibah akan mencapai Rp 516,03 triliun atau lima persen
lebih tinggi dari target APBN-P 2005 senilai Rp 491,59 triliun. Sementara belanja
negara diperkirakan Rp 542,2 triliun atau 5,9 persen di atas target yang
lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang
Menurut data BPS angka pengangguran pada tahun 2002, sebesar 9,13
berpendidikan tinggi. Bila dilihat dari usia penganggur sebagian besar (5.78 juta)
adalah pada usia muda (15-24 tahun). Selain itu terdapat sebanyak 2,7 juta
Masalah lainnya adalah jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja kurang
dari jam kerja normal 35 jam per minggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta
orang. Sebagian dari mereka ini adalah yang bekerja pada jabatan yang lebih
menjadi 11,833 juta orang. Angka tersebut belum termasuk eks tenagakerja
Indonesia (TKI) yang kembali ke Tanah Air dari Malaysia dan pengangguran
menyerap 400 ribu tenaga kerja, sekarang hanya menyerap 250 ribu tenaga
kerja.
2,5 juta orang atau 12,5 juta orang selama lima tahun. Dengan target
pertumbuhan ekonomi 2005 sebesar 5,5 persen, tenaga kerja yang dapat
diserap hanya 1,375 juta orang. "Tambahan pengangguran pada 2005 akan
berkisar pada angka 1,125 juta orang," ujarnya. "Ditambah stok penganggur
pelik karena setiap tahun upah buruh diwajibkan naik. Padahal penentuan upah
buruh tidak dikaitkan secara langsung dengan produktivitas tenaga kerja. Dalam
batas tertentu, kata dia, hal itu akan menyebabkan biaya produksi meningkat dan
pesaing Indonesia, seperti Vietnam, upah buruh relatif lebih rendah dengan
produktivitas tenaga kerja lebih tinggi atau sama. Menurut dia, jika persoalan ini
tidak diselesaikan, konflik antara pengusaha dan tenaga kerja akan tetap
berlanjut."Dalam jangka panjang hal ini akan merugikan," katanya, "sebab salah
masalah ketenagakerjaan.
Indonesia pada tahun 2002 sebesar 100,8 juta orang. Mereka ini didominasi oleh
angkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun) sebanyak 20,7 juta. Pada sisi lain,
45,33 juta orang hanya berpendidikan SD kebawah, ini berarti bahwa angkatan
kerja.di.Indonesia.kualitasnya.masih.rendah.
jumlah orang yang bekerja adalah sebesar 91,6 juta orang. Sekitar 44,33 persen
kesempatan kerja ini berada disektor pertanian, yang hingga saat ini tingkat
Ciri lain dari kesempatan kerja Indonesia adalah dominannya lulusan pendidikan
SLTP ke bawah. Ini menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang tersedia adalah
Tanggal 17 Oktober lalu komunitas global baru saja merayakan hari anti
kemiskinan se-dunia. Akan tetapi di negeri ini, kemiskinan adalah simbol sosial
yang nyaris absolut dan tak terpecahkan. Sejak masa kolonial hingga saat ini,
predikat negeri miskin seakan sulit lepas dari bangsa yang potensi kandungan
lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan bencana buatan: gempa
bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran hutan yang diikuti kabut
asap. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian menyebar bak
virus ganas, mulai dari lapis masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan,
negeri ini terus menunjukkan trend memburuk. Jumlah orang miskin di Indonesia
mencapai 17 persen dari populasi penduduk yang kini telah mencapai angka 220
juta jiwa. Menurut data resmi Susenas (BPS, 2006), jumlah penduduk miskin
meningkat dari 35,10 juta jiwa (15,97 persen) menjadi 29,05 juta jiwa (17,75
juga terus meningkat dari 10,9 juta jiwa (10,3 persen) pada Februari 2005
ini. Di era Orde Baru, misalnya, pemerintah menggalang berbagai sarana dan
digalakkan, berbagai jenis skema kredit investasi kecil dan kredit modal kerja
digelar, bahkan utang luar negeri pun ditempuh sebagai alternatif untuk
itu tak bisa sepenuhnya bisa dirasakan rakyat lapis bawah. Yang terjadi, seluruh
tahun itu, rontok tersapu krisis ekonomi dan gejolak politik tahun 1998.
dari sektor ekonomi mikro berbasis sumber daya alam terbarukan. Di sektor
Pada level teknis, data tahun 2006 menunjukkan bahwa hanya 23 persen
lebih dari Rp 40 triliun juga parkir dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
pertumbuhan sektor riil agar mampu menyerap tenaga kerja dan mengentaskan
kemiskinan.
Pada level global, Indonesia juga telah masuk dalam kategori negara
guna mengatasi masalah kemiskinan akut. Padahal, kucuran dana yang datang
dari World Bank, IMF, ADB, CGI, dan donor bilateral (baik dalam bentuk hibah
angka puluhan milyar dolar. Di sini, komitmen melawan kemiskinan menjadi patut
dipertanyakan.
Masalahnya sekarang, apakah para elite, politisi, dan birokat kita punya
para penentu kebijakan negara untuk memberantas KKN secara radikal? Jika
disebut nation van Koelismungkin akan menjadi simbol abadi negeri ini.
ASEAN, karena itu Presiden mengajak ASEAN menyimak lebih dekat kepada
ekonomi tetapi juga membawa dampak luas di bidang sosial, keamanan dan
ini," katanya saat membuka pertemuan ke-17 Menteri Tenaga kerja ASEAN di
terjadinya tragedi bom Bali itu diikuti seluruh negara ASEAN, yakni tujuh menteri
tenaga kerja, satu menteri negara, dan dua deputy menteri. Selain itu juga diikuti
tiga wakil menteri dari negara mitra dialog dari China, Jepang, dan Korea
hingga akhir tahun 2001 mencapai angka 8,1 persen. Bila itu yang menjadi tolok
hukum dan keamanan. Sejak lebih dari tiga dasawarsa yang lalu, kata Megawati,
bangsa dan negara ASEAN telah semakin berubah menjadi masyarakat besar
yang kian terbuka. Sekecil apa pun perkembangan negatif yang terjadi di suatu
yang harus diatasi hampir oleh setiap negara anggota ASEAN dalam lima tahun
terakhir ini. Menurut Presiden, ada yang telah selesai menormalisasi keadaan
dan mulai bangkit lagi, ada yang sudah pada tahap akhir pemulihan, tetapi ada
juga yang masih harus bergulat dengan banyak persoalan baik yang lama
ataupun yang belakangan timbul sebagai dampak dari persoalan itu sendiri.
"Akhir-akhir ini jerih payah tadi malah mulai tampak memudar atau malah
tertimbun oleh kesulitan baru yang bersumber dari ancaman terorisme ataupun
rumah untuk pertemuan serupa yang pertama dan yang ketujuh. Sedangkan
dipicu banyak hal mulai dari infrastruktur yang tidak memadai hingga birokrasi
perizinan.yang.masih.berbelit.
investasinya kalau listrik dan gas sulit didapat seperti saat ini," katanya di sela-
sela.rapat.tahunan.Apindo.Sumut.
disebutkan sekitar 40 jutaan bahkan lebih karena tahun ini jumlahnya semakin
kesulitan.gas.dan.listrik.
tingginya.tingkatan.kriminilitas,"katanya.
di Sumut, tahun ini PHK terjadi pada ribuan tenaga kerja menyusul krisis listrik
dan gas yang masih berlanjut. PHK, katanya terbesar terjadi pada industri
Pengangguran
mencatat perekonomian dan industri yang berpusat pada kekayaan alam, yakni
pertanian dan laut. Selepas lima abad, muncullah Republik Indonesia dengan
dan nelayan. Perbagai peninggalan candi sebagai bukti kejayaan bangsa berikut
berbasis lokal, yakni pertanian dan kelautan, adalah jawaban mutlak untuk
nasional.
China, Vietnam, dan negeri jiran lain yang baru berkembang. Praktis,
sejarah masa silam tersebut, tentudeportasi massal ratusan ribu tenaga kerja
Indonesia (TKI) dari Malaysia tidak perlu terjadi. "Keberadaan TKI adalah ekses
intensitas rendah yang kuat, kita langsung memaksakan diri bermain di sektor
dan nelayan, tetapi tidak terserap dalam pasar kerja di perkotaan. Mereka ini
adalah korban kebijakan pembangunan yang kini dikenal sebagai TKI," Faisal
menjelaskan.
lompatan jauh ke depan ala Mao Ze Dong. Alih-alih mengikuti proses alamiah
Teknologi.
Jepang. Hal serupa dialami Korea Selatan pada periode 1970-an akibat blunder
Faisal Basri, hanya industri baja saja yang dapat dikatakan berhasil ketika itu.
sektor pertanian dan perikanan serta budi daya laut bersifat padat karya (labour
Selatan meninggalkan industri seperti tekstil untuk produksi massal dan usaha
modernisasi berupa peralihan dari pertanian ke sektor industri dan jasa, justru
perkotaan. Akan tetapi, tenaga kerja ini juga tidak terserap akibat rendahnya
yang masih tersisa ini juga harus diselamatkan karena semakin terpuruk akibat
Kondisi riil saat ini ada persoalan mendasar yang menghambat upaya
misalnya aturan mengenai pesangon yang terlalu besar dan Upah Minimum
informal ke sektor formal dalam kondisi normal. Apalagi jumlah tenaga kerja
mencapai 68-70 persen dari angkatan kerja. Kondisi ini pada akhirnya
memecat tenaga kerja akan memunculkan biaya yang sangat tinggi bagi
misalnya pajak yang harus ditanggung pabrik olahan mete jauh lebih besar
harga sebetulnya tetap dapat dipenuhi oleh sektor manufaktur. Direktur Tenaga
hingga 5,1 persen dari total angkatan kerja pada tahun 2009. Akan tetapi, Faisal
kelautan. Yang menjadi perhatian adalah pembangkit listrik, jalan tol, dan
pelbagai proyek mercusuar lain. Proyek yang diusulkan ternyata tidak kompatibel
Usulan proyek yang ada justru mendukung proyek dan pabrik besar tanpa
menyentuh persoalan adalah perilaku para politisi yang sebagian besar bukanlah
atau mendukung proyek yang hasilnya dapat terlihat semasa jabatan mereka
panjang dalam dua atau tiga dasawarsa, seperti dialami Thailand dan Malaysia.
Padahal, jika para politisi jeli, lahan untuk mencari dukungan suara terbesar ada
pembangunan dunia pertanian atau kelautan terlihat jelas dari pos jabatan
yang tidak dipegang oleh partai berkuasa. Posisi tersebut dianggap pos "kering"
pos menteri tenaga kerja yang diisi oleh kader Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan. Saat ini, tidak ada posisi menteri dari tiga sektor tersebut yang
dijabat oleh kader Partai Demokrat! Pengalaman sejarah kejayaan Sriwijaya dan
TKI. Bukankah istilah gemah ripah loh jinawi sempat dialami waktu itu ketika
umurnya penganggur terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru
Salah satu jenis pengangguran yang bisa diukur dengan data Sakernas
ingin mencoba membuat analisa sederhana dengan data terbaru yaitu Sakernas
2006 (Februari). Pengangguran terbuka artinya orang yang tidak bekerja dan
pekerjaan tapi belum dimulai, dan orang yang merasa tidak mungkin mendapat
pekerjaan. Dalam analisa ini juga akan disinggung tentang gender, umur dan
wilayah (kota/desa).
2. Angka Pengangguran Menurut Umur
keatas) dan 8.5 juta-nya penduduk usia 15-29 tahun. Seperti pada Histogram 1
di atas, menunjukan angka pengangguran terbuka (%) menurut umur (15 tahun
ke atas, 15-29 tahun dan 30-49 tahun). Terlihat jelas bahwa pengangguran
tersebut banyak sekali lulusan sekolah yang ingin mendapatkan pekerjaan, dari
yang baru lulus SMP, SMU maupun perguruan tinggi termasuk yang tidak
sekolah. Sangat masuk akal jika hal ini terjadi. Sedangkan untuk usia 30-49
pengangguran terbuka penduduk usia lebih dari 15 tahun ke atas sekitar 10.4%.
Jika kita lihat, ternyata kaum perempuan-lah yang banyak sebagai penganggur
terbuka, sekitar 27.6% (usia 15-29 th) atau 13.7% (usia di atas 15 tahun). Hal-hal
yang menyebabkan fenomena ini antara lain masih adanya diskriminasi gender,
jenis pekerjaan yang tersedia kebanyakan untuk laki-laki. Hal-hal tersebut masih
Kita semua sudah tahu bahwa sebagian besar pekerjaan tersedia lebih
Catatan: Sumber data berasal dari data mentah SAKERNAS BPS Februari 2006 dan diolah kembali sesuai
Dari data sejumlah negara di atas dapat dilhat posisi Indonesia pada
tingkat dan angka pengangguran di negara tersebut, dalam hal ini Indonesia
menduduki posisi ke 133, kita kalah jauh dari Singapura, Thailand, Malaysia,
sumber daya alam yang banyak dan dapat dikatakan kaya memiliki tingkat angka
pengangguran yang tinggi, sungguh sulit dipercaya. Dengan ini kita hanya dapat
PENUTUP
A. Kesmipulan
dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini dan ke depan. Sepuluh juta
gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan
pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula,
minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi
mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras
tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena
itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah
muara.
yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal
Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro
antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar,
tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank
rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan fokus pada
pelaksanaannya.
Selalin itu, ada juga kebijakan mikro (khusus). Kebijakan itu dapat
sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan
kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun
masyarakat luas.
Kepribadian yang matang, dinamis dan kreatif memiliki tujuan dan visi
yang benar. Itu merupakan tuntutan utama dan mendasar di era globalisasi dan
Perlu diyakini oleh setiap orang, kesuksesan yang hakiki berawal dari
sikap mental kita untuk berani berpikir dan bertindak secara nyata, tulus, jujur
matang, sepenuh hati, profesional dan bertanggung jawab. Kebijakan ini dapat
transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para
itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat dengan baik dan mendapat
perhatian khusus. Secara teknis dan rinci, keberadaaan lembaga itu dapat
lingkungan yang tidak sehat. Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang
dapat dijadikan kompos dan bahan non-organik yang dapat didaur ulang.
kerja.
Keenam, mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional.
Lembaga itu dapat disebutkan sebagai job center dan dibangun dan
kondisinya.
luar negeri. Perlu seleksi lebih ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.
keuangan dan aset lainnya yang memadai dapat membangun Badan Usaha
Milik Daerah Pengerahan Jasa Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri (BUMD-
banyak peluang di negara lain. Di samping itu, perlu dibuat peraturan tersendiri
(PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK). PHI dewasa ini sangat banyak
tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru, justru sebaliknya bermuara pada
Pihak-pihak yang terlibat sangat banyak dan kompleks sehingga hal itu
kebijakan.
yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial
sebagai negara maritim. Potensi kelautan Indonesia perlu dikelola lebih baik
umurnya penganggur terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru
DAFTAR PUSTAKA
http://www.andisite.com, 2007
http://www.datastatistik-indonesia.com, 2007
http://www.dephan.go.id, 2007
http://www.google.co.id, 2007
http://id.wikipedia.co.id, 2007
http://www.instruments.worldpress.com, 2007
http://www.suarapembaruan.com, 2007
http://www.tempointeraktif.com, 2007