terlebih dahulu tentang pengertian kebijakan moneter, kebijakan ini diartikan sebagai sebuah
langkah atau sebuah tindakan yang diambil oleh petinggi moneter yang disini bertindak adalah
Bank Sentral atau Bank Indonesia untuk mengatur atau mempengaruhi jumlah uang yang beredar
dan daya beli atas uang tersebut. Pada intinya kebijakan moneter adalah kebijakan yang
berhubungan dengan masalah keuangan. (Baca juga : peran kebijakan moneter dalam
perekonomian)
Lelang sertfikat diberlakukan ketika uang yang beredar di masyarakat berlebih maka dengan itu
jumlahnya bisa diminimalisir. Sedangkan pembelian surat-surat berharga diberlakukan ketika uang
yang beredar di masyarakat sedikit atau rendah maka dengan cara tersebut uang yang beredar di
masyarakat akan kembali menjadi normal. Konsekuensi dari kebijakan ini sangat besar karena
bertempat di pasar terbuka, dimana semua pihak bebas untuk masuk dan melakukan bisnisnya.
Namun di sisi lain dengan ikut di pasar terbuka kita akan mudah untuk mencapai tujuan utama,
misalkan untuk menjual sertifikat berharga kita mudah untuk menemukan pihak yang akan
membeli surat atau sertifikat.
Kita juga lebih mudah untuk membangung sebuah jaringan dimana ketika terjadi suatu kesulitan
atau masalah bisa terselesaikan dengan baik dan efektif. Pelaksanaan kebijakan ini dilakukan
dalam jangka waktu yang cukup panjang karena setiap hasil penjualan surat atau sertifikat
berharga digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada dan mempertahankan kestabilan
jumlah uang yang beredar di masyarakat.
(Baca juga : akibat inflasi penyebab terjadinya inflasi pengertian inflasi menurut para ahli)
ads
Contohnya ketika Bank sentral memberlakukan kenaikan dan penurunan suku bunga, hal ini
dilakukan untuk menstabilkan jumlah uang yang beredar di masyarakat, ketika terjadi gejala inflasi
dimana uang masyarakat yang beredar banyak maka diterapkanlah sistem diskonto kenaikan suku
bunga agar masyarakat mau dan tertarik untuk menabung. Di sisi lain ketika jumlah uang yang
beredar di masyarakat rendah maka suku bunga Bank akan diturunkan agar masyarakat tidak
menabung dan uangnya tetap berputar sehingga jumlah uang yang beredar semakin lama akan
stabil.
Untuk kebijakan diskonto ini sering mengalami hambatan apalagi ketika adanya kenaikan dan
penurunan suku bunga maka akan menimbulkan ketergantungan. dimana mereka hanya mau
menabung saat suku bunga naik dan ketika suku bunga turun maka pemborosan uang akan terjadi
di dalamnya. Namun di sisi lain penerapan diskonto memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi karena
perubahan strategi ddi dalamnya mudah dilaksanakan, misal ketika saat itu suku bunga tinggi dan
ketika terjadi kekurangan jumlah uang yang beredar atau mengalami krisis suku bank bisa
diturunkan saat itu juga. Hal ini mudah karena yang digunakannya adalah sebuah sistem atau
program yang sudah di desain sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan waktu dan dana yang
besar. Cukup melakukan pemberitahuan kepada para nasabah bahwasannya suku bunga akan
diturunkan karena krisis.
Contohnya : saat Bank sentral menahan atau melarang sebagian dari tabungan serta uang yang
beredar di masyarakat baik deposito, giro, sertifikat dan lain lain untuk dipinjamkan kepada pihak
lain, hal ini dimaksudkan untuk membuat kondisi peredaran uang menjadi stabil kembali, yakni
dengan berupaya menurunkan jumlah uang berlebih yang beredar di masyrakat.
(Baca juga : Bank dengan bunga deposito tertinggi)
Begitu pula sebaliknya ketika uang yang beredar di masyarakat sedikit maka Bank sentral akan
melakukan kebijakan yakni mengeluarkan cadangan khasnya yang telah diperoleh sebelumnya
untuk dipinjamkanm kepada masyarakat. Tujuan utama diberlakukannya kebijakan cadangan khas
adalah untuk mensiasati ketidakstabilan kondisi uang yang beredar di masyarakat. Dengan adanya
kebijakan ini maka pemerintah atau Bank sentral tidak bingung ketika ada ketidakstabilan dalam
hal jumlah uang yang beredar di masyarakat, karena ketika kondisi normal dan ada kelebihan
maka pemerintah akan mencadangkan kelebihan itu dengan tujuan untuk digunakan ketika ada
sebuah masalah yang berkaitan dengan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Hal ini bisa
diterapkan dimanapun berada karena dengan persiapan awal kita tidak akan kesulitan dalam
menghadapi sebuah masalah meskipun datangnya secara tiba-tiba.
Hal ini sangat efektif ketika terjadi sebuah kekacauan di suatu negara, karena apapun alasannya
semua pihak harus mentaatinya dan jika ada sebuah pelanggaran atau penyelewengan akan
mendapatkan sebuah sanksi dan hukuman sesuai dengan aturan yang ada. Kefefktifan kebijakan
ini tidak perlu diragukan lagi karena sistem ini akan mempersempit peluang pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab dalam membuat atau menciptakan suatu permasalahan.
Pengumuman, pidato dan edaran ini berisi tentang ajakan atau larangan dengan tujuan menahan
pinjaman tabungan dan melepaskan pinjaman yang ada. Untuk kebijakan yang satu ini layaknya
seperti perintah dari atasan dan secara langsung akan ditindak lanjuti. Untuk kebijakan ini
memiliki kekurangan yakni tidak semua responden yang diperintahkan untuk melakukan perintah
tersebut. Hal ini terjadi karena tidak ada aksi yang signifikan dan control yang minimal.
(Baca juga : cara mengatasi kelangkaan sumber daya alam faktor penyebab kelangkaan)
Itulah beberapa instrumen yang dimiliki oleh kebijakan moneter, dimana instrumen itu terbagi
menjadi 5 yakni kebijakan operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, kebijakan cadangan khas,
kebijakan kredit ketat, dan kebijakan dorongan moral. Semua kebijakan ini berpengaruh terhadap
jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Pada dasarnya kebijakan ini hadir untuk menjaga kestabilan jumlah uang yang beredar karena hal
ini sangat berpengaruh dengan keadaaan ekonomi, ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat
berlebih dan hal itu berlangsung terus menerus maka akan terjadi sebuah permasalahan dalam
perekonomian misalkan menyebabkan inflasi dan lainnya. Begitu juga sebaliknya ketika jumlah
yang beredar dalam masyarakat menipis bahkan kurang dan kejadian ini terjadi terus menerus
maka kan terjadi krisis moneter di suatu negara akibat dari ketidakstabilan jumlah uang yang
beredar.
Dalam ekonomi Islam, tidak ada sistem bunga sehingga bank sentral tidak dapat
menerapkan kebijakan discount rate tersebut. Bank Sentral Islam memerlukan
instrumen yang bebas bunga untuk mengontrol kebijakan ekonomi moneter dalam
ekonomi Islam. Dalam hal ini, terdapat beberapa instrumen bebas bunga yang
dapat digunakan oleh bank sentral untuk meningkatkan atau menurunkan uang
beredar. Penghapusan sistem bunga, tidak menghambat untuk mengontrol jumlah
uang beredar dalam ekonomi.
Reserve Ratio
Adalah suatu presentase tertentu dari simpanan bank yang harus dipegang oleh
bank sentral, misalnya 5 %. Jika bank sentral ingin mengontrol jumlah uang
beredar, dapat menaikkan Reserve Ratio misalnya dari 5 persen menjadi 20 %
yang dampaknya sisa uang yang ada pada komersial bank menjadi lebih sedikit,
begitu sebaliknya.
Moral Persuassion
Bank sentral dapat membujuk bank-bank untuk meningkatkan permintaan kredit
sebagai tanggung jawab mereka ketika ekonomi berada dalam keadaan depresi.
Dampaknya, kredit dikucurkan maka uang dapat dipompa ke dalam ekonomi.
Lending Ratio
Dalam ekonomi Islam, tidak ada istilah Lending (meminjamkan), lending ratio
dalam hal ini berarti Qardhul Hasan (pinjaman kebaikan).
Refinance Ratio
Adalah sejumlah proporsi dari pinjaman bebas bunga. Ketika refinance ratio
meningkat, pembiayaan yang diberikan meningkat, dan ketika refinance ratio
turun, bank komersial harus hati-hati karena mereka tidak di dorong untuk
memberikan pinjaman.
Ratio bagi keuntungan (profit sharing ratio) harus ditentukan sebelum memulai
suatu bisnis. Bank sentral dapat menggunakan profit sharing ratio sebagai
instrumen moneter, dimana ketika bank sentral ingin meningkatkan jumlah uang
beredar, maka ratio keuntungan untuk nasabah akan ditingkatkan.
Islamic Sukuk
Pengertian
Pertama kalinya kita akan membahas tentang pengertian dasar dari
kebijakan fiskal sendiri. Kebijakan berasal dari akar kata bijak yang
artinya mahir atau ahli, bisa juga diartikan tajam dalam berfikir, arah
dan pebuh budi dalam bertindak. Untuk imbuhan ke-an yang menemani
kata bijak diartikan sebagai rangkaian atau susunan sebuah konsep
yang dijadikan acuan atau pedoman dalam mencapai suatu tujuan atau
cita-cita yang telah direncanakan atau disiapkan terlebih dahulu.
Sedangkan untuk kata fiskal berasal dari bahasa Inggris fisc yang
berarti sebuah pembendaharaan ataupun pengaturan keluar masuknya
uang. Dari dua pengertian tersebut bisa ditarik sebuah kesimpulan
bahwa kebijakan fiskal bisa didefinisikan sebagai suatu kebijakan
pemerintah dalam mengatur pengeluaran sekaligus pemasukan atau
pendapatan negara sebagai sebuuah langkah konkret untuk
menciptakan kesempatan kerja yang luas tanpa adanya masalah inflasi
dan krisis uang.
Perlu anda ketahui bahwa kebijakan fiskal ini memiliki dua macam
aspek di dalamnya, yaitu aspek kualitatif dan aspek kuantitatif.
Untuk aspek kualitatif hal-hal yang menjadi pembahasan antara lain
jenis-jenis pajak, segala jenis pembayaran dan subsidi. Sedangkan
untuk aspek kuantitatif hal-hal yang menjadi pembahasan adalah segala
sesuatu yang memiliki hubungan dengan jumlah uang yang harus ditarik
dan dibelanjakan. Kebijakan fiskal diberlakukan oleh pemerintah dalam
tujuan untuk mempengaruhi hukum permintaan dan penawaran yang
ada dalam masyarakat, dengan cara melakukan perubahan insentif bagi
perusahaan dan individu. Untuk lebih mudah memahi kebijakan fiskal,
salah satu contohnya adalah APBN.
ads
Dengan adanya inflasi memang bisa bermanfaat bagi kaum-kaum
pengusaha yang mampu memanfaatkannya dengan baik yakni mencari
keuntungan sebesar-besarnya, namun apakah kita tidak berfikir
bagaimana masyarakat dengan golongan ekonomi menengah ke bawah
maka mereka akan kesulitan dalam situasi harga yang terus menerus
naik. Tidak hanya itu dampak negatif dari inflasi, sektor swasta juga
akan merasakan dampak dari inflasi karena dengan adanya situasi ini
para investor lebih suka dengan produk yang tahan lama seperti halnya
tanah dan bangunan. Selain itu dalam jangka panjang inflasi ini akan
mengurangi trust dari masyarakat kepada pemerintah. Dalam
menghadapi dan mengatasi masalah inflasi ini, kebijakan fiskal
menerapkan beberapa cara yakni :
Dengan menyeimbangkan uang yang beredar di masyarakat. Bank
Indonesia sebagai Bank sentral di Indonesia diharapkan mampu
menerapkan suku bunga Bank umum dengan nilai yang tinggi, dengan
tujuan banyak masyarakat yang menabungkan uangnya ke Bank
sehingga secara otomatis uang yang beredar di masyarakat akan turun
dengan sendirinya.
Menyeimbangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat
dengan penyediaan produk baik barang maupun jasa sesuai dengan
uang tersebut.
Mengurangi pengeluaran dari pemerintah dengan memanfaatkan
atau mengoptimalkan pos-pos vital yang dimiliki pemerintah.
Menggelorakan sadar dan wajib pajak bagi semua kalangan
masyarakat yang memiliki kewajiban untuk membayarnya. Agar
pemerintah mampu mengadakan sebuah pembangunan dengan uang
pajak yang selalu rutin dibayarkan oleh semua anggota wajib pajak.
Mencari alternatif berupa mencari pinjaman ke luar negeri.
2. Pembiayaan fungsional
Sponsors Link
Defisit konvensional
Defisit jenis ini adalah anggaran defisit yang dihitung berdasarkan atas
selisih antara realisasi total pembelanjaan dan realisasi total
pengeluaran, termasuk di dalamnya juga dana hibah.
Defisit moneter
Defisit operasional
Difisit operasional hampir senada dengan defisit moneter, namun
perbedaannya terletak dalam nilai yang diukur. Dalam difisit operasional
nilai yang dihitung adalah nilai riil atau asli bukan nilai nominal.
Defisit primer
Defisit primer adalah defisit yang jumlahnya dihitung dari selisih antara
realisasi dari belanja total (belum termasuk pembayaran pokok dan
hutang) dan total penerimaan.
6. Pengelolaan anggaran