1. Perlakuan awal
Melasse yang didatangkan dari Pabrik Gula tidak langsung diproduksi, namun disimpan terlebih dahulu dalam
tanki penyimpanan.
Sebelum diproses melasse/tetes mengalami beberapa perlakuan awal .
Untuk kebutuhan pembibitan tetes diencerkan dengan air dari 85 o Bx dengan kadar gula ( TSAI ) 50 %,
menjadi 16 Bx, asumsi kadar gula +/- 10 %.
Pembibitan dilakukan dalam Botol 200 ltr, Jotang 3.000 ltr dan Gistbak 18.000 ltr sedangkan untuk Fermentasi
tetes diencerkan menjadi 19 s.d. 21 Bx dalam fermentor volume 80.000 ltr.
Semua pemakaian tetes yang diolah, ditimbang. Pada waktu pengenceran tetes ditambahkan H2SO4 agar
saccharosa yang ada dalam tetes terinversi menjadi glucose dan menjaga dominasi pertumbuhan Yeast.
2. Proses Pembibitan
Proses pembibitan dilakukan secara bertahap pada botol 200 ltr dilanjut ke jotang 3.000 ltr dan gistbak 18.000 ltr
dengan waktu incubasi masing-masing +/- 18 jam, hal
ini dimaksudkan agar mikroba beradaptasi dan berkembang biak.
Mikroba yang digunakan ialah Saccharomyces Cereviccae. Untuk menunjang laju pertumbuhan mikroba
dibutuhkan udara dan nutrisi seperti Urea, TSP dan Mg SO4 sesuai dosis.
3. Proses Fermentasi
Hasil proses pembibitan akhir pada Gistbak 18.000 ltr dimasukan ke fermentor kemudian ditambahkan larutan
tetes 21 Bx hingga volume fermentor hampir penuh +/- 80.000 ltr. Selanjutnya diincubasikan selama +/- 44 jam ,
diharapkan glukose yang ada dalam larutan tetes maksimal dirombak oleh Yeast menjadi Alkohol dan dampak
lain adalah CO2, untuk itu kondisi fermentasi dibuat anaerob.
Kandungan alkohol hasil akhir fermentasi sebesar 8 9 %
4. Proses Destilasi
Hasil fermentasi yang lazim disebut beslag dengan kandungan alkohol 8 9 % selanjutnya dialirkan ke Destilasi
untuk dilakukan pemisahan antara alkohol dan bukan alkohol dengan cara penyulingan melalui kolom-kolom
secara bertahap.
Beslag dialirkan ke kolom pertama yaitu Ruw Kolom yang terdiri dari 21 plate dengan system Buble tray.
Beslag dialirkan secara kontinue pada plate 20 dan dipanasi dengan steam dari boiler pada temperatur 98o C .
Pada suhu ini dari plate 21 menghasilkan uap alkohol dan air dengan kandungan alkohol +/- 40 % melalui
perpipaan dialirkan ke Verdamper menuju Voorlup Kolom untuk didistilasi lanjut.
Sedangkan pada bagian bawah dihasilkan sisa buangan berupa Vinase yang masih mengandung alkohol
maksimal 0,2 % .
Uap hasil penyulingan dari Ruw Kolom yang telah melewati Verdamper kondisinya masih campuran antara uap
alkohol dan cairan masuk ke Voorlup kolom segmen 3 disemprot dengan air panas temperatur 60 oC untuk
menangkap alkohol yg larut dalam air siraman dan dialirkan ke Uitput Kolom.
Sedangkan uap alkohol yang bertitik didih rendah tidak tertangkap dengan air siraman naik keatas diembunkan
pada kuler dan kondensor dijadikan produk afwykend dengan kandungan alkohol 94 %. Hasil produksinya
sangat sedikit +/- 10 20 ltr/jam.
Alkohol yang tertangkap air siraman mempunyai kandungan alkohol 30 % masuk ke Uitput kolom segemen 3.
Pada Uitput kolom ini menggunakan system Regulator sebagai sporari pemisahan air dan alkohol.
Suhu uitput kolom sekitar 100 104 oC dimaksudkan agar uap alkohol naik keatas sedangkan air turun ke
Regulator / Sparator dengan kondisi alkohol yang sudah terlucuti. Dengan adanya pemanasan pada kolom yang
dilengkapi Sparator diharap terjadi pemisahan alkohol dan air karena adanya perbedaan titik didih dan massa
jenis. Uap alkohol dan air yang naik keatas dengan kandungan alkohol 70 % didistilasi lanjut pada kolom
Versterking. Plegmase yang berupa air panas mengandung alkohol +/- 0,1 % sebagian digunakan sebagai
siraman pada Voorlup kolom.
Uap alkohol dari Uitput kolom masuk ke Versterking kolom pada segmen 2.
Pada Verstecking kolom ini pemanasan dikurangi menjadi +/- 87 oC dimaksudkan agar pada top produk lebih
banyak alkohol yang menguap dari pada air, karena adanya penurunan pemanasan dibawah titik didih air.
Karena adanya penurunan pemanasan tersebut hasil top produk meningkat 90 % dan dialirkan ke kolom
berikutnya yaitu Rectifisier Kolom.
Produk bawah yang lebih banyak mengandung air dengan kadar alkohol +/- 20 % dikembalikan ( direfluk ) ke
Uitput kolom.
Uap alkohol dari Verstecking kolom dengan kadar 90 % masuk ke Rectifisier kolom segmen 1. Pada Rectifisier
kolom ini pemanasan diturunkan mendekati titik didih alkohol +/- 82 oC. Dengan adanya penurunan panas
diharapkan pada top produk lebih banyak alkohol yang menguap dari pada air nya.
Hasil top produk rectifisier kolom berkadar +/- 96,5 % yang selanjutnya dialirkan ke kuler / pendingin untuk
dilanjutkan ke Finale Kolom.
Produk bawah yang lebih banyak air namun masih mengandung alkohol 20 % direfluk dikembalikan ke
Verstecking kolom.
Produk atas Rectifisier yang sudah melalui kuler berupa cairan masuk ke Finale kolom pada segmen 2. Karena
produk ini masih mengandung zat lain berupa ester, aldehide dll yang mempunyai titik didih dibawah alkohol,
maka pada finale kolom dilakukan pemanasan namun dibawah titik didih alkohol +/- 76 oC,
Dengan adanya pemanasan 76 oC maka zat lain yang terdiri dari ester, aldehyde dll akan menguap pada produk
atas selanjutnya diembunkan dan dikondensasi untuk dijadikan alkohol afwykend dengan kadar 94 %,
sedangkan alkohol produk bawah finale kolom yang sudah terbebas dari zat pengotornya masuk ke kuler prima
dijadikan produk prima dengan kadar alkohol 96 %.
1. Perlakuan awal
Tetes / melasse yang kondisinya masih kental +/- 85 Bx dari Pabrik Gula diencerkan sampai dengan 15 17 Bx
dengan asumsi kadar gula +/- 10 %.
a. Tape Ketan
50 kg ketan ditanak, setelah dingin pada suhu ruang ditaburi ragi tape yang
biasa di pasaran sebanyak 125 butir, selanjutnya diperam selama 48 jam.
b. Tape Beras
50 kg beras ditanak, setelah dingin pada suhu ruang ditaburi ragi tape yang
biasa di pasaran sebanyak 125 butir, selanjutnya diperam selama 48 jam.
3. Fermentasi
Masukan larutan tetes 15 Bx pada kuip arak berupa tong yang terbuat dari kayu jati sebanyak 6.000 ltr.
50 kg tape ketan dan 50 kg tape beras masukan kedalam larutan tetes pada kuip
tersebut.
Tambahkan larutan tetes 17 Bx sampai dengan volume 10.000 ltr, lalu incubasi 6 jam
Tambahkan larutan tetes 17 Bx sampai dengan volume 20.000 ltr, lalu incubasi 6 jam
Tambahkan larutan tetes 17 Bx sampai dengan volume 30.000 ltr, lalu incubasi 6 jam
Produk Buntut RK sebanyak 5.000 7.000 ltr dengan % arak 18 % dimasukan ke Bejana Destiler Ketel ( DK ) ,
dipanaskan dengan uap 90 oC pada produk awal sekitar jam ke 4 pemanasan , kadar arak diatas 65 %. Pada
jam berikutnya sekitar 10 jam , kadar produk DK menurun dibawah 65 %. , pada saat ini produk masih tetap
berlanjut sampai dengan kadar 5 % namun dialihkan sebagai produk Buntut DK. (untuk Destilasi lanjut),
Sedangkan produk depan yang rata-rata kadar araknya 65 % dijadikan produksi sebagai Kepala DK.
Untuk selanjutnya Buntut RK dan Buntut DK dicampur dan disebut Buntut Campuran didistilasi kembali pada
bejana DK sebagai penghasil produk Kepala DK dan Buntut DK.
Berdasarkan jam kerja, tenaga kerja dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Karyawan Shift
Karyawan shift terdiri dari karyawan bagian pabrikasi dan instalasi yang terbagi menjadi tiga regu waktu kerja,
yaitu :
Shift pagi : Pukul 06.00 14.00 WIB
Shift siang : Pukul 14.00 22.00 WIB
Shift malam : Pukul 22.00 06.00 WIB
Pertukaran shift dilakukan tiap tiga hari, dan mendapat satu hari libur setelah sembilan hari kerja. Apabila pabrik
berhenti beroperasi, karyawan bekerja selama tujuh jam sehari mulai pukul 07.00 15.00 WIB dengan istirahat
selama 60 menit.