Pemberlakuan hukuman mati menurut cara

pandang Iman Kristiani dan HAM.

Aldo Evgenius
Ridho Imanuel Zebua
Cynbri Julia
Jovian Viery
Program Studi agama, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Tanjung Duren Raya No.4, Jakara Barat
Korespondensi penulis : aldo.2017ts007@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak : Hukuman mati masih menjadi perbincangan dan kontroversi publik. Sebagian
masyarakat setuju dengan adanya hukuman mati di Indonesia dengan alasan bisa
menekan angka kejahatan di Indonesia. Namun, ada sebagian masyarakat pun tidak
setuju dengan penerapan hukuman mati di Indonesia. Mereka yang tidak setuju dengan
penerapan hukuman mati di Indonesia beralasan bahwa hukuman mati bertentangan
dengan Hak Asasi Manusia dan bertentangan dengan nilai-nilai agama.Tujuan dari
pembuatan jurnal ini adalah untuk membahas bagaimana pemberlakuan hukuman mati di
negara-negara di dunia, menurut cara pandang iman kristiani dan menurut aturan HAM
yang berlaku. Apakah hukuman mati perlu ditegakan atau tidak , keputusan tersebut
diambil berdasarkan pertimbangan antara cara pandang iman kristiani dan aturan HAM
yang berlaku.
Kata kunci : Iman kristiani , Hak Asasi Manusia , Sepuluh Perintah Allah , Hukum
Mati.

PENDAHULUAN
Pemberlakuan hukuman mati saat ini
masih menjadi kontroversi diberbagai
negara, khususnya di Indonesia. Hal
tersebut dikarenakan ada sebagian orang
yang tidak setuju dengan pemberlakuan
hukuman mati dan tidak sedikit juga
orang-orang yang setuju untuk
memberlakukan hukuman mati dengan
alasan agar pelaku kejahatan lainnya bisa
dibuat jera dan kejahatan tersebut tidak
terulang lagi. Seperti yang kita tahu bahwa
Indonesia merupakan negara yang sangat
menjunjung tinggi Hak asasi manusia dan
kita tahu juga didalam peraturan tentang
HAM , HAM sangat melindungi hak-hak
dasar manusia diantaranya hak untuk
hidup. Namun walaupun begitu, Indonesia
yang kita kenal sebagai negara yang
menjunjung tinggi hak asasi manusia
ternyata pernah menjatuhkan hukuman
mati kepada pelanggar hukum yang
dikategorikan melakukan pelanggaran
hukum berat. Berikut adalah contoh
beberapa kasus hukuman mati di
indonesia:
1. Humphrey Jefferson (warga
negara Nigeria)
Seorang pemilik restoran bernama
Jefferson ditangkap polisi pada
tahun 2003 setelah polisi
menemukan 1,7 kg heroin di
ruangan yang digunakan oleh salah
satu mantan karyawannya. Ia juga
 diduga melakukan pengedaran
narkoba yang menyebabkan Ia
divonis hukuman mati pada 2004.
2. Michael Titus (Nigeria)
Titus bekerja sebagai importir
pakaian ketika ia divonis hukuman
mati pada 2003 atas kepemilikan
5,8 kg heroin. Ia mengklaim bahwa
alat kelaminnya disetrum saat
diinvestigasi oleh polisi agar
mengaku. Mahkamah Agung
menolak peninjauan kembali (PK)
yang ia ajukan. Dua rekan Titus
yang lain meninggal dunia saat
menjalani hukuman tahanan
sehingga tidak bisa menjadi saksi.
3. Ozias Sibanda (Nigeria)
Sibanda ditangkap pada 2001
bersama 3 orang lainnya di
Bandara Internasional Soekarno-
Hatta ketika tiba di Jakarta. Ia
tertangkap menyelundupi ribuan
gram heroin dalam bentuk kapsul.
Sibanda masuk ke Indonesia
dengan menggunakan paspor
berkewarganegaraan Zimbabwe,
namun menurut informasi, ternyata
ia sebenarnya adalah warga negara
Nigeria.
4. Eugene Ape (Nigeria)
Ape ditangkap pada 2003 dan
divonis hukuman mati setelah
tertangkap membawa 300 gram
heroin didalam tasnya. Jaksa
Penuntut Umum di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan pada
awalnya menuntut Ape hukuman
12 tahun penjara, namun majelis
hakim menjatuhkan hukuman mati
padanya.
5. Obina Nwajagu (Nigeria)
Nwajagu dijatuhkan hukuman mati
setelah ia tertangkap di Hotel Ibis
ketika sedang membeli 45 kapsul
heroin dari seorang warga negara
Thailand. Ia ditahan di LP
Nusakambangan sejak 2003.
Mengapa Negara Indonesia yang
sangat menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia pernah menjatuhkan hukuman
mati kepada pelaku kejahatan ? lalu, jika
dikaitkan dengan sudut pandang iman
kristiani, apakah pemberlakuan hukuman
mati itu diperbolehkan? Jurnal ini akan
membahas mengenai pelegalan hukuman
mati, khususnya di Indonesia.pembahasan
dilakukan dengan melihat pokok
permasalahan dari berbagai sudut pandang
yakni melalui sudut pandang HAM dan
sudut pandang iman kristiani.
Adapun tujuan dibentuknya jurnal ini:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud
dengan iman kristiani.
2. Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan HAM.
3. Untuk mengetahui keterkaitan
antara HAM dan Iman kristiani.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh
kasus pelanggaran-pelanggaran
HAM.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Indonesia perlu
memberlakukan hukuman mati ?
2. Jika dikaitkan dengan sudut
pandang iman kristiani, apakah
pemberlakuan hukuman mati itu
diperbolehkan?
3. Jika dilihat dari sudut pandang
agama non-kristiani (islam) apakah
hukuman mati diperbolehkan ?
METODE PENELITIAN
Penulis melakukan wawancara dengan
narasumber beberapa tokoh agama,
diantaranya tokoh agama kristiani yakni
seorang pendeta, dan tokoh agama muslim
yakni seorang ustad. Wawancara
dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan pertanyaan kepada narasumber
mengenai pemberlakuan hukuman mati di
Indonesia dan menanyakan bagaimana
opini narasumber terhadap permasalahan
tersebut. Teknik penelitian jurnal ini juga
menggunakan tinjauan terhadap aturan-
aturan HAM dan 10 perintah Allah yang
merupakan hukum dasar dan pedoman
hidup umat kristiani.
Beberapa hak yang dilindungi oleh
HAM :
1. Hak kebebasan dalam
mengutarakan atau menyampaikan
pendapat.
2. Hak kebebasan dalam menjalankan
kepercayaan dan memeluk atau
memilih agama.
3. Hak untuk mendapatkan
pendidikan yang layak.
4. Hak untuk hidup, dll
1
Sifat-sifat HAM :
1. Universal and inalieable
(Universal dan Tidak Dapat
Dicabut)
2. Interdependent and indivisible
(Saling Bergantung dan Tidak
Dapat Dipisahkan)
3. Equal and Non-Discriminatory
(Setara dan Non-Diskriminatori)
4. Both Rights and Obligationa (Hak
sekaligus Tanggung Jawab)
Sepuluh perintah allah meliputi :
1. Jangan ada padamu Allah lain di
hadapan-Ku.
2. Jangan membuat bagimu patung
yang menyerupai apapun yang ada
dilangit diatas, atau yang ada
dibumi di bawah, atau yang ada
didalam air dibawah bumi.
1 dengan Agama dan Kebudayaan, Yogyakarta,
Thalib Prawitra, Filsafat Tentang Hukum Hak Asasi
Manusia, Satu Nusa, 2010
3. Jangan menyebut nama tuhan
allahmu secara sembarangan.
4. Kuduskanlah hari sabat.
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu,
supaya lanjut umurmu ditanah
yang diberikan Tuhan,Allahmu,
kepadamu.
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta
tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini milik
sesamamu.
KAJIAN TEORI
2
Menurut Zygmund Bauman
mengatakan bahwa Agar menjadi hak,
sebuah perbedaan perlu dibagikan oleh
sebuah kelompok atau sebuah golongan
individu-individu dan dengan demikian
menjadi sebuah kepentingan dalam
pertahanan kolektif. Zygmund Bauman
menyampaikan bahwa perbedaan-
perbedaan yang ada pada setiap orang atau
keompok tertentu perlu disampaikan dan
diterima secara terbuka. Hal ini perlu
dilakukan agar hak bisa menjadi suatu
kepentingan dalam pertahanan kolektif.
Pertahanan kolektif adalah pertahanan
yang dibentuk melalui kerjasama yang
melibatkan banyak pihak atau golongan.
Jadi melalui perbedaan-perbedaan yang
terdapat pada suatu kelompok, golongan
atau individu bisa diambil suatu
kesimpulan yang menghasilkan pertahanan
kolektif.
ANALISIS SITUASI
Hak Asasi Manusia mencamtumkan
adanya hak untuk hidup bagi setiap orang.
HAM juga menjelaskan bahwa mengakhiri
hidup seseorang adalah suatu pelanggaran
terhadap hak asasi manusia. Walaupun
demikian , ternyata di negara-negara
2
Hardiman Budi,Hak-Hak Asasi Manusia Polemik
Penerbit Kanisius, 2011, hlm. 87.
khususnya Indonesia memberlakukan
hukuman mati terhadap pelaku
pelanggaran hukuman berat. Jika di lihat
dari sisi kristiani, iman kristen melanggar
dengan keras adanya hukuman mati. Hal
ini didasari dengan adanya 10 perintah
Allah yang menjelaskan bahwa membunuh
itu dilarang (perintah ke-6).
PEMBAHASAN
HAM merupakan hak yang dimiliki
seseorang sejak ia dilahirkan di dunia ini
hingga ia meninggal dunia. HAM ini tidak
bisa di ganggu gugat oleh siapapun. Setiap
orang mempunyai HAM. Tak satupun
orang di dunia yang tidak mempunyai
HAM. Salah satu contoh ham yang
dimiliki setiap manusia yaitu adanya hak
bebas untuk hidup. Meski dengan jelas
dicantumkan bahwa manusia memiliki hak
untuk hidup, tetapi didunia ada beberapa
negara yang masih memberlakukan
hukuman mati, khususnya di Indonesia.
Iman Kristen merupakan adalah suatu
kepercayaan yang menjadi pegangan atau
pedoman bagi orang kristen, yang bersifat
mutlak dan melibatkan 2 pihak yaitu pihak
Allah dan pihak manusia. Seseorang yang
mempunyai iman kristiani akan sungkan
untuk melanggar aturan-aturan yang
tercantum dalam Alkitab (kitab suci umat
kristiani). Didalam Alkitab ada perintah-
perintah pokok yang biasa menjadi
pedoman hidup umat kristiani, yang biasa
disebut sepuluh perintah Allah. Didalam
kesepuluh perintah Allah yang menjadi
pedoman untuk umat kristiani,
dicantumkan dengan jelas adanya larangan
untuk membunuh (perintah ke-6). Jika
dikaitkan dengan masalah pelegalan
hukuman mati di negara-negara di dunia,
sudah pasti hal ini bertentangan dengan
kesepuluh perintah Allah. Sedangkan
dalam beberapa kasus belakangan ini, ada
beberapa negara yang melaksanakan
hukuman mati bagi pelanggar hukum berat
khususnya di Indonesia. Salah satu kasus
hukuman mati di Indonesia adalah kasus
hukuman mati terhadap Michael Titus
pelaku pengedar narkoba di Indonesia
yang berkewarganegaraan Nigeria. Ia di
hukum mati dengan alasan sudah 4 kali
tertangkap mengedarkan narkoba di
Indonesia dan tidak pernah jera. Oleh
karena itu, pemerintah Indonesia
menjatuhkan hukuman mati kepada
Michael Titus dengan alasan ia tidak
pernah jera untuk mengedarkan narkoba di
Indonesia meski sudah tertangkap 3 kali.
Penulis sangat setuju dengan adanya
keputusan tersebut, dikarenakan pelaku
tidak pernah jera terhadap tindakan
pelanggaran hukum yang ia lakukan.
Dilihat menurut sisi HAM,sebenarnya hal
ini bertentangan dengan peraturan HAM
yang berlaku. Hanya saja, pemberlakukan
hukuman mati terpaksa dilakukan karena
pelaku pelanggaran tidak pernah jera
melakukan kejahatan yang ia lakukan
meski sudah beberapa kali tertangkap.
Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk
membuat efek jera terhadap pelaku lain
yang juga melakukan pelanggaran yang
sama. karena, jika pelaku tidak dihukum
mati, maka ada kemungkinan pelaku
kembali melakukan pelanggaran yang
sama seperti sebelum-sebelumnya. jika
dilihat dari sisi kristiani , ini sangat
bertentangan dengan kesepuluh perintah
Allah yang dengan jelas mencantumkan
adanya larangan untuk membunuh. Allah
melarang bagi setiap manusia untuk
membunuh atau mengakhiri hidup
seseorang.
Berdasarkan hal diatas, aturan-aturan
yang berlaku di dunia tidak bisa di
sandingkan atau berjalan bersamaan
dengan iman kristiani. hal ini dikarenakan,
perbedaan prinsip dan konsep dasar yang
dipakai. Kita juga tahu bahwa peraturan
yang dicantumkan dalam kitab kristiani
bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu
gugat, berbeda denga peraturan dunia yang
mungkin saja bisa berubah seiring
berjalannya waktu, menyesuaikan
kebutuhan manusia. Meski demikian,
antara iman kristiani dengan peraturan
yang berlaku di dunia, masih ada beberapa
hal yang bisa disandingkan dan memiliki
aturan yang sama. Oleh karena itu,
diharapkan setiap orang bisa dengan
bijaksana memilih mana tindakan apa yang
harus diambil.
WAWANCARA
2. Nova Dyana
1. Bapak John Herri
(fulltimer Gereja Sidang Jemaat
Kristus)
Dalam wawancara, bapak John
Herri mengemukakan pendapatnya
mengenai pemberlakuan hukuman
mati di Indonesia. Pada dasarnya
Bapak john Herri tidak setuju
dengan adanya hukuman mati di
Indonesia karena sudah sangat jelas
hal tersebut bertentangan dengan
agama yang dianutnya. Namun
sebagai warganegara Indonesia, ia
sadar sudah seharusnya ia
mematuhi peraturan yang berlaku
di negara Indonesia. Bapak john
herri juga sempat menyinggung
mengenai ayat dalam kitab suci
agama kristiani yang berkata
bahwa setiap orang sudah
seharusnya tunduk pada
pemerintahan yang ada diatasnya,
karena tidak ada pemerintah yang
tidak berasal dari Allah dan
pemerintah-pemerintah yang ada,
semuanya sudah ditetapkan oleh
Allah (Roma 13 : 1). Bapak john
herri juga mengatakan, jika
seseorang melawan pemerintah,
berarti orang itu juga melawan
ketetapan Allah. Jadi pada
dasarnya, Bapak John Herri tidak
setuju dengan adanya hukuman
mati, namun ia sadar sebagai warga
negara Indonesia, ia tidak berdaya
dan harus mengikuti dengan taat
peraturan yang berlaku di
Indonesia.
(Narasumber agama muslim)
Menurut Nova Dyana ketika
ditanyakan pendapatnya mengenai
hukuman mati, ia mengaku setuju
dengan adanya hukuman mati bagi
pelanggar hukum berat seperti
pelaku pembunuhan. Ia
menjelaskan bahwa dalam ajaran
agamanya ada istilah yang dikenal
sebagai Qisas. Qisas adalah istilah
dalam ajaran agama islam yang
memiliki arti hukum pembalasan.
Maksudnya jika seseorang
melakukan suatu tindak kejahatan
maka ia berhak mendapatkan Qisas
atau hukuman pembalasan dari
orang yang menjadi korban
kejahatannya. Misalnya, seseorang
melakukan pembunuhan terhadap
temannya. Maka pelaku
pembunuhan tersebut juga bisa saja
mendapat hukuman mati atas apa
yang ia lakukan (nyawa ganti
nyawa). Nova Dyana juga
menyampaikan opininya dan
menceritakan berbagai kasus
hukuman mati dinegara-negara
selain Indonesia seperti di Arab. Ia
mengatakan dinegara Arab, jika
seseorang melakukan tindak
pelaggaran hukum berat seperti
pembunuhan, maka pelaku tersebut
bisa dijatuhi hukuman mati. Ia juga
sempat membahas ayat-ayat yang
tercantum didalam al-quran yang
berkaitan dengan hukuman mati.
Seperti, Surat Al-Baqarah ayat 178-
 179. Didalam surat itu dikatakan
bahwa hukuman mati itu
diperbolehkan apabila seseorang
sudah melakukan tindak kejahatan
diluar batas, seperti membunuh
seseorang dengan sengaja.
KESIMPULAN
Hukuman mati memang perlu
diterapkan di Indonesia, dengan tujuan
untuk memberikan efek jera kepada pelaku
kejahatan lainnya. Hukuman mati menurut
agama kristiani memang tidak
diperbolehkan karena melanggar
kesepuluh perintah dalam agama kristiani,
namun dalam kehidupan nyata hukuman
mati terbukti efektif untuk menekan angka
kejahatan didalam suatu negara.
berbanding terbalik dengan ajaran agama
islam. Agama islam memperbolehkan
hukuman mati apabila seseorang telah
dengan sengaja mengambil nyawa
seseorang (qishash = nyawa ganti nyawa).
Memang ada perbedaan yang kontras
antar aturan-aturan yang berlaku di dunia
dengan aturan-aturan agama. Oleh karena
itu hukum-hukum yang berlaku didunia,
tidak bisa selalu disandingkan dengan
nilai-nilai atau aturan-aturan dalam agama.
Ada baiknya kita bisa memilah mana yang
baik untuk kita ikuti dengan hati nurani
kita masing-masing.
SARAN
PEMERINTAH
Pemerintah di Indonesia
diharapkan bisa lebih mempertegas lagi
aturan-aturan tentang Hak Asasi
Manusia dan bisa memperjelas apakah
kasus hukuman mati itu diperbolehkan
di Indonesia. Untuk mempertegas
mengenai pelegalan hukuman mati
diindonesia, sebaiknya pemerintah
Indonesia membuat peraturan hukum
tertulis mengenai hukuman mati bagi
pelanggar hukum di Indonesia.
GEREJA
Gereja-gereja diharapkan bisa ikut
berperan aktif dalam menegakan
hukum-hukum yang berlaku di
Indonesia, juga ikut mendukung upaya
pemerintah dalam menegakan hukum di
Indonesia.
UKRIDA
Kampus ukrida diharapkan bisa
lebih baik dalam menanamkan nilai-
nilai cinta tanah air dan sikap integritas
kepada setiap mahasiswanya, agar kelak
setiap alumni ukrida nanti bisa menjadi
alumni-alumni yang menjadi warga
negara yang taat pada hukum yang
berlaku di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.rappler.com/indonesia/141227-
daftar-nama-kasus-14-terpidana-mati
http://www.smaplus.yapkan.com/
http://www.alislamu.com/10359/tafsir-al-
baqarah-ayat-178-179/
Hardiman Budi,Hak-Hak Asasi Manusia
Polemik dengan Agama dan
Kebudayaan, Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2011
Thalib Prawitra, Filsafat Tentang Hukum
Hak Asasi Manusia, Satu Nusa,
2010