Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No.

4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Perbandingan Hukuman Mati Di Negara Common Law (Amerika Serikat), Civil


Law (Indonesia) Dan Islamic Law (Saudi Arabia)

Bitra Mouren Ashilah


Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Email: mourenashilah@gmail.com

Abstak
Hukuman mati merupakan jenis hukuman terberat dalam sanksi Pidana. Hukuman mati juga sudah ada
sejak zaman dahulu berawal dari kerjasaan Babilonia di Mesopotamia. Hingga kini hukuman mati
menjadi perbincangan di seluruh dunia, mengenai waktu, eksekusi dan juga jenis-jenis pidananya yang
menjadi pertentangan di kalangan masyarakat. Makin kesini, banyak negara-negara yang sudah
menghapuskan hukuman mati di peraturan negara mereka, namun masih ada juga yang mencantumkan
sanksi hukuman mati untuk menjerakan pelaku kejahatan, namun sebagian berpendapat hukuman mati
tidak efektif melihat proses sebelum dan saat eksekusinya yang dinilai tidak manusiawi dan tidak
memikirkan psikologis narapidananya.

Kata kunci : Pemidanaan, Hukuman Mati, Perbandingan Hukum Acara Pidana

Abstract
The death penalty is the toughest type of punishment in the criminal sanction. The death penalty has also
existed since ancient times starting from the Babylonian work of Mesopotamia. Until now, the death
penalty has become a topic of discussion all over the world, regarding the timing, execution and also the
types of punishment that become controversial among the people. Increasingly, many countries have
abolished the death penalty in their state regulations, but there are also those that include the death
penalty to deter criminals, but some argue that the death penalty is ineffective considering the process
before and when the execution is considered inhuman and inhuman. think of the psychology of the
prisoners.

Keywords: Criminalization, Death Penalty, Comparison of Criminal Procedure

PENDAHULUAN perundang-undangan Pidana. Ada tiga hal yang


Ide yang melatar belakangi penulisan artikle melatar belakangi persoalan dalam penulisan ini.
ini adalah untuk menganalisis, bagaimana Pertama, tentang macam-macam perbuatan
perbandingan hukuman mati di Negara Common yang dapat dikenakan hukuman mati di Negara
Law, Civil Law dan Islmaic Law. Pada yang menganut sistem Common Law, Civil Law
kesempatan ini, penulis akan membandingkan dan Islamic Law. Jika kita melihat dari sudut
Negara Amerika Serikat sebagai penganut pandang sejarah, Pada sejarah Hukum di China
sistem Common Law, Indonesia penganut hukuman mati diberlakukan untuk siapa saja
sistem Civil Law dan Saudi Arabia yang yang melakukan kejahatan pembunuhan. Hal ini
menganut sistem Islamic Law. Kita jelas sebenarnya sudah ada sejak abad 18 SM di
mungkin sudah mengetahui bahwa, ketiga bagian selatan Mesopotamia yang sekarang
negara tersebut masih menggunakan hukuman dikenal dengan Irak, terdapat Negara kuno
mati untuk hukuman terberat yang dapat bernama Babilonia yang beribukotakan Babilon.
dijatuhkan kepada seseorang jika terbukti Pada saat masa kerajaan Hammurabbi sudah
melanggar apa yang dilarang dalam peraturan menggunakan hukuman mati, dimana hukuman
mati ini diberikan untuk 25 jenis kejahatan besar

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 45


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

yang berbeda-beda, satu diantaranya adalah hingga terpidana tewas. Direbus, dimana
untuk kejahatan pembunuhan. terpidana ditaruh di air mendidih atau air yang
Sama halnya pada kerajaan Mesir, kerajaan sangat dingin hingga mencapai derajat didih
ini juga memberlakukan hukuman mati. Namun, hingga mereka meninggal. Di jadikan santapan
ada yang berbeda dengan kerjaan lain, hukuman hewan buas, terpidana akan ditaruh disebuah
mati pada kerajaan ini diberlakukan untuk kandang dengan hewan buas yang sangat
orang-orang yang mencuri barang-barang milik kelaparan dan ia akan menjadi santapan hewan
penguasa dan melanggar aturan-aturan yang tersebut. Di gergaji, dimana terpidana diikat
diberlakukan oleh penguasa. Pada Abad ke 7 terbalik kebawah, lalu digergaji dari organ intim
SM, di kerajaan Yunani juga memberlakukan ke bagian kepalanya. Dipenjara hingga mati,
Hukuman mati, namun berbeda dari yang lain, terpidana akan ditaruh di penjara yang sangat
hukuman mati di kerajaan ini diberlakukan dingin dibiarkan sampai ia mati karena dehidrasi
untuk semua jenis kejahatan Pidana. Akhirnya, atau kelaparan. Digantung, ditikam , dicincang,
seiring berkembangnya zaman dan pengetahuan eksekusi ini dilakukan untuk orang-orang zaman
bagi orang-orang, Pidana mati akhirnya dulu yang memiliki niat penghianatan yang
diberlakukan hanya terbatas untuk jenis-jenis tinggi. Digantung, namun ekekusi ini berbeda,
kejahatan tertentu saja. dimana terpidana akan dibiarkan digantung
Kedua, tentang eksekusi hukuman mati di sampai mati kehausan, yang terakhir adalah
ketiga Negara yang menganut sistem Common dimasukkan kedalam patung hewan dan dibakar
Law , Civil Law dan Islamic Law tersebut. Kita hidup-hidup sampai mati.
akan menarik kembali melihat secara Sejarah, Ketiga, waktu pelaksanaan hukuman mati di
sejak Zaman dahulu banyak sekali metode Negara-negara yang menganut Sistem Common
Hukuman mati di dunia dan tidak tanggung- Law, Civil Law dan Islamic Law. Masa tunggu
tanggung kejamnya jika dibandingkan dengan hukuman mati menjadi perdebatan yang cukup
zaman sekarang yang lebih manusiawi. Ada rumit untuk dibahas hingga kini. Tidak pastinya
beberapa macam cara eksekusi Hukuman mati masa tunggu hukuman mati dipandang tidak
untuk seseorang, diantaranya adalah digantung, sesuai dengan kepastian hukum. Masa tunggu
Pancung Guilotin, tembak pada bagian dada, terhadap terpidana mati tidak diatur secara tegas
kursi listrik, menghirup nitrogen, suntik mati, dalam peraturan perundang-undangan, hal ini
dan lain sebagainya. tentu sangat bertentangan dengan asas kepastian
Selain yang disebutkan diatas, terdapat hukum yang kerkeadilan.
beberapa jenis eksekusi hukuman mati yang Salah satu contoh kasus mengenai masa
dapat dikatakan cukup sadis sepanjang sejarah, tunggu eksekusi hukman mati adalah Kasus di
diantaranya Roda maut, dimana dalam hal ini Indonesia yaitu terpidana Bahar, dimana ia
terpidana ditaruh di sebuah roda dan akan di sudah menunggu 38 Tahun untuk dieksekusi
pukuli oleh algojo sehingga tulang-tulang nya Hukuman mati sejak dijatuhi hukuman mati
patah dan akhirnya mati. Dikuliti, yaitu akibat kejahatan yang dilakukannya yaitu
terpidana akan dikuliti didaerah non vitalnya pembunuhan berencana, pemerkosaan dan
sampai ia mati, namun sebelumnya ia akan pencurian dengan kekerasan. Ia sudah dua kali
dipotong dahulu tangan dan kakinya, baru mengajukan Grasi pada tahun 1973 dan ditolak
dikuliti dari organ intim keseluruh tubuhnya. oleh Keputusan Presiden tanggal 13 Juni 1973,
Dicekik dengan batang logam, dimana pertama lalu ia mengajukan Grasi yang kedua pada
terpidana diikat di tiang lalu tali mengikat September 1995 dan lagi-lagi ditolak oleh
dilehernya dan dikencangkan hingga tewas, Presiden namun ia tak kunjung juga dieksekusi
selanjutnya terpidana di duduki di sebuah kursi Mati, sampai akhirnya ia meninggal dunia di
dan lehernya dipasang sebuah logam dan logam dalam penjara akibat penyakit TBC yang ia
tersebut akan direkatkan satu dengan lainnya derita.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 46


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Pada kasus Bahar ini menunjukkan bahwa menemukan jenis-jenis kejahatan apasaja yang
hukuman mati merupakan ketimpangan dalam dapat dikenakan Hukuman Mati pada Negara-
sistem peradilan pidana. Ini terbukti, karena Negara tersebut. Pendekatan konseptual
pada praktiknya terpidana hukuman mati harus dilakukan untuk menjawab permasalahan
menjalankan dua hukuman sekaligus pada satu mengenai Jenis kejahatan, Waktu dan
kejahatan sama yang telah ia lakukan. Suatu Pelaksanaan Eksekusi Hukuman Mati pada
ketidakpastian hukum pastinya akan sangat Negara Amerika Serikat, Indonesia dan Arab
merugikan bagi pihak-pihak yang mencari dan Saudi. Teknik pengumpulan bahan hukum
membutuhkan keadilan. Padahal, kita semua melalui studi pustaka yang dianalisis secara
mengetahui, tujuan hukum adalah untuk sebuah deskriptif kualitatif.
keadilan dan kepastian.
Dari ketiga point yang telah disebutkan JENIS-JENIS KEJAHATAN YANG DAPAT
diatas yang juga mendasari sebagai persoalan- DIJATUHI HUKUMAN MATI DI NEGARA
persoalan penulisan article ini, maka pada artikle COMMON LAW (AS) , CIVIL LAW
ini akan menjawab beberapa rumusan masalah: (INDONESIA), ISLAMIC LAW (SAUDI
Pertama, Jenis-jenis kejahatan apasaja yang ARABIA)
dapat dikenakan Hukuman Mati di Negara a) Common Law (Amerika Serikat)
Common Law (Amerika Serikat), Civil Law Setiap negara memiliki peraturannya
(Indonesia) dan Islamic Law (Saudi Arabia) ? , masing-masing, salah satunya di Amerika
Kedua, Bagaimanakah pelaksanaan eksekusi Serikat yang memiliki empat buah sumber
Hukuman Mati di Negara Common Law hukum bagi negaranya, keemapt sumber hukum
(Amerika Serikat), Civil Law (Indonesia) dan tersebut adalah Hukum Konstitusi, Hukum
Islamic Law (Saudi Arabia) ?, Ketiga, Berapa Administratif, Statuta (Hukum Formal yang
lama masa tunggu pelaksanaan eksekusi tertulis di suaru negara) dan yang terakhir ialah
Hukuman Mati di negara Common Law Common Law , dimana Common Law ini
(Amerika Serikat), Civil Law (Indonesia) dan merupakan Hukum Kasus-kasus.
Islamic Law (Saudi Arabia) ?. Sesuai dengan apa yang ingin dibahas dalam
Artikle ini merupakan jenis karya ilmiah article ini, dimana pada sub-bab ini akan
yang bersifat Normatif. Jenis-jenis data yang membahas mengenai delik atau perbuatan apa
akan digunakan ialah data Sekunder yang terdiri saja yang dapat dikenakan hukuman mati di
dari bahan hukum sukender, bahan hukum Negara Amerika Serikat. Beberapa jenis
primer dan yang terakhir bahan hukum tersier. kejahatan yang paling banyak dikenakan
Adapu metode pendekatan yang akan digunakan hukuman mati di Amerika Serikat yaitu
dalam penulisan artikle ini adalah pendekatan Pembunuhan, Pemerkosaan, Narkoba.
Filosofis, Perundang-undangan dan juga Metode Selain ketiga kejahatan diatas, berikut adalah
pendekatan Konspetual. Adapun metode jenis-jenis kejahatan yang dapat dikenakan
pendekatan Filosofis digunakan untuk mencari hukuman mati di Amerika Serikat:
daripada nilai-nilai filosofis, mengenai Jenis 1. Menyebabkan kematian dengan
kejahatan yang dikenakan hukuman mati, Waktu menggunakan senjata kimia atau senjata
tunggu eksekusi Hukuman Mati serta Cara-cara pembunuh masal.
pelaksanaan eksekusi hukuman mati, agar 2. Membunuh anggota kongres, Kabinet atau
mendapatkan relevansi antara ketiganya. Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Pendekatan perundang-undangan dilakukan 3. Konspirasi untuk membunuh anggota
melalui kajian peraturan perundang- undangan kongres, Kabinet atau Mahkamah Agung
yang berkaitan dengan peraturan Hukuman Mati yang mengakibatkan kematian.
di Negara yang menganut sistem Common Law, 4. Menyebabkan kematian dengan
Civil Law dan Islamic Law sehingga dapat menggunakan bahan peledak.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 47


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

5. Menyebabkan kematian dengan Kejahatan Penerbangan dan Kejahatan terhadap


menggunakan senjata api ilegal. Sarana/Prasarana Penerbangan, UU No. 5 Tahun
6. Kejahatan genosida yang menyebabkan 1997 tentang Psikotropika, UU No. 31 Tahun
kematian 1999 tentang Pemberantasan Korupsi, . UU No.
7. Pembajakan mobil transportasi yang 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
menyebabkan kematian Manusia, UU No. 15 Tahun 2003 tentang
8. Penculikan atau penyanderaan yang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme , . UU
menyebabkan kematian No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Perppu
9. Pembunuhan berencana No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
10. Membunuh presiden atau staf UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
11. Penculikan presiden atau stafnya yang Anak (menjadi UU No. 17 Tahun 2016 tentang
menyebabkan kematian Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
12. Pelecehan seksual yang menyebabkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
kematian Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor
13. Eksploitasi seksual terhadap anak yang 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
mengakibatkan kematian Menjadi Undang-Undang).
14. Penyiksaan menyebabkan kematian Dalam KUHP terdapat beberapa pasal yang
15. Kejahatan perang menyebabkan kematian mengatur tentang hukuman mati, diantaranya
16. Perdagangan narkoba sekala besar adalah:
17. Spionase Pasal 104 KUHP :
18. Penghianatan terhadap negara. Makar dengan maksut untuk membunuh,
atau merampas kemerdekaan, atau
b) Civi Law (Indonesia) meniadakan kemampuan presiden atau
Di Negara Indonesia, sumber hukum yang wakil presiden yang memerintah, diancam
mengatur mengenai kejahatan dan dapat dengan pidana mati atau pidana penjara
dikenakan sanksi pidana adalah KUHP (Kitab seumur hidup atau pidana penjara sementara
Undang-Undang Hukum Pidana), di dalam paling lama dua puluh tahun.
KUHP tersebutlah kemudian di atur mengenai Pasal 124 ayat (3) KUHP:
beberapa perbuatan yang dapat dikenakan sanksi Pidana mati atau pidana penjara seumur
Hukuman Mati, namun selain diatur di dalam hidup atau selama waktu tertentu paling
KUHP sanksi Hukuman Mati di Negara lama dua puluh tahun dijatuhkan apabila
Indonesia juga diatur di beberapa Undang- pelaku memberitahukan atau menyerahkan
Undang, yaitu Kitab Undang-Undang Hukum kepada musuh, menghancurkan atau
Pidana Militer, . UU No. 12/Drt/1951 tentang merusak suatu tempat yang diperkuat atau
Senjata Api, Penpres No. 5 Tahun 1959 tentang diduduki suatu alat perhubungan, gudang,
Wewenang Jaksa Agung/Jaksa Tentara Agung perbekalan perang, atau kas perang ataupun
dalam Hal Memperberat Ancaman Hukuman angkatan laut, angkatan darat atau bagian
terhadap Tindak Pidana yang Membahayakan kepadanya, merintangi, menghalang-
Pelaksanaan Perlengkapan Sandang Pangan , halangi atau mengagalakn suatu usaha
Perppu No. 21 Tahun 1959 tentang untuk menggenangi air atau karya tentara
Memperberat Ancaman Hukuman terhadap lainnya yang direncanakan atau
Tindak Pidana Ekonomi, UU No. 31/PNPS/1964 diselenggarakan untuk mengikis atau
tentang Ketentuan Pokok Tenaga Atom, UU No. menyerang, atau menyebabkan atau
4 Tahun 1976 tentang Perubahan dan memperlancar terjadinya hura-hura
Penambahan Beberapa Pasal dalam KUHP pemberontakan atau desersi di kalangan
Bertalian dengan Perluasan Berlakunya angkatan bersenjata.
Ketentuan Perundang-Undangan Pidana

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 48


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Pasal 340 KUHP: menyerahkan, atau mencoba menyerahkan,


Dengan sengaja dan rencana terlebih menguasai, membawa, mempunyai persediaan,
dahulu merampas nyawa orang lain, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan,
diancam dengan pidana mati atau pidana senjata api, munisi atau suatu bahan peledak
penjara seumur hidup atau selama waktu diancam dengan hukuman mati.
tertentu, paling lama 20 tahun. Adapun beberapa isi Pasal lain dari
beberapa Undang-Undang yang mengatur
Selain pasal-pasal yang disebutkan diatas, mengenai sanksi Pidana Mati adalah sebagai
terdapat beberapa Pasal lain yang mengatur berikut :
mengenai sanksi hukuman mati, diantaranya a. Penpres No. 5 Tahun 1959 tentang
adalah Pasal 111 ayat (2) KUHP, Pasal 140 Wewenang Jaksa Agung/Jaksa Tentara
KUHP, Pasal 365 Ayat (4( KUHP, Pasal 444 Agung dalam Hal Memperberat Ancaman
KUHP dan Pasal 368 Ayat (2) KUHP. Hukuman terhadap Tindak Pidana yang
Selain diatur dalam Kitab Undang-Undang Membahayakan Pelaksanaan Perlengkapan
Hukum Pidana (KUHP), diatur juga dalam Sandang Pangan : Pasal 2
beberapa Undang-Undang lain yang telah b. Perppu No. 21 Tahun 1959 tentang
disebutkan sebelumnya, dalam Undang-Undang Memperberat Ancaman Hukuman terhadap
Pidana Militer misalnya: Tindak Pidana Ekonomi: Pasal 1 ayat (1) dan
Pasal 64 KUHPM: ayat (2)
Pada waktu perang dengan sengaja c. UU No. 31/PNPS/1964 tentang Ketentuan
memberi bantuan kepada musuh atau Pokok Tenaga Atom: Pasal 23
merugikan negara terhadap musuh, d. UU No. 4 Tahun 1976 tentang Perubahan dan
diancam karena penkhianatan militer Penambahan Beberapa Pasal dalam KUHP
dengan pidana mati. Bertalian dengan Perluasan Berlakunya
Pasal 65 ayat (2) KUHPM: Ketentuan Perundang-Undangan Pidana
Pemberontakan militer, yang dilakukan Kejahatan Penerbangan dan Kejahatan
dalam waktu perang, diancam dengan terhadap Sarana/Prasarana Penerbangan:
pidana mati. Pasal 479 huruf k ayat (2) dan huruf o ayat (2)
Pasal 67 ayat (1) KUHPM : e. UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika :
Diancam karena permata-mataan dengan Pasal 59 ayat (2)
pidana mati. f. UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Selanjutnya, dalam Kitab Undang-Undang Pemberantasan Korupsi : Pasal 2 ayat (2)
Hukum Pidana Militer tersebut, terdapat g. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
beberapa Pasal lain yang mengatur sanksi Hak Asasi Manusia : Pasal 36, Pasal 37, Pasal
tentang Hukuman mati, yaitu Pasal 64, Pasal 65, 41, Pasal 42 ayat (3)
Pasal 67, Pasal 68, Pasal 73 ke-1, ke-2, Ke3 dan h. UU No. 15 Tahun 2003 tentang
Ke-4, Pasal 74 ke-1 dan ke-2, Pasal 76 (1), Pasal Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme:
82, Pasal 89 ke-1 dan ke-2, Pasal 109 ke-1 dan Pasal 6, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14,
ke-2, Pasal 114 ayat (1), Pasal 133 ayat (1) dan Pasal 15, Pasal 16
(2), Pasal 135 ayat (1) ke1 dan ke-2, ayat (2), i. UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika :
Pasal 137 ayat (1) dan (2), Pasal 138 ayat (1) dan Pasal 74, Pasal 113 ayat (2), Pasal 114 ayat
(2), dan Pasal 142 ayat (2) KUHPM. (2), Pasal 119 ayat (2), 118 ayat (2), Pasal 119
UU No. 12/Drt/1951 tentang Senjata Api ayat (2), 121 ayat (2), Pasal 132 ayat (3),
juga mengatur mengenai Pidana mati pada Pasal Pasal 133 ayat (1), Pasal 144 ayat (2)
1 ayat (1) yang berbunyi: j. Perppu No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan
Tanpa hak memasukkan ke indonesia, Kedua atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang
membuat, menerima, mencoba, memperoleh, Perlindungan Anak (menjadi UU No. 17

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 49


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan c. Pembunuh atau pelaku kejahatan seorang
Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang mukallaf yaitu berakal dan baligh.
Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan d. At-takafu’ (kesetaraan) antara korban dan
Kedua Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun pembunuhnya ketika terjadi tindak kejahatan
2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi dalam sisi agama, merdeka dan budak.
Undang-Undang : Pasal 81 Ayat (5). Sehingga tidak diqisas seorang Muslim
karena membunuh orang kafir; dengan dasar
c) Islamic Law (Saudi Arabia) hadis Rasulullah SAW.
Dalam syariat Islam, konsep hukuman mati e. Tidak ada hubungan keturunan (melahirkan)
dikenal dengan istilah qisas dan diyat. Qisas dengan ketentuan korban yang dibunuh
berasal dari bahasa Arab dari kata yang berarti adalah anak pembunuh atau cucunya.
mencari jejak seperti al-Qasas. Sedangkan Sedangkan anak bila membunuh orang
dalam istilah hukum Islam berarti pelaku tuanya tetap terkena keumuman kewajiban
kejahatan dibalas seperti perbuatannya, apabila qisas.
membunuh maka dibalas dengan dibunuh dan Ancaman pidana mati dalam pidana
bila memotong anggota tubuh maka dipotong Islam mencakup empat kejahatan:
juga anggota tubuhnya. Sedang diyat artinya 1. Perbuatan zina bagi yang telah bersuami istri
denda adalah sejumlah uang tebusan yang dengan dirazam
diberikan kepada ahli waris korban karena 2. Perampokan (hirabah), diatur dalam surat al-
pembunuhan atau pelukaan. Ketentuan qisas dan Maidah ayat 33:
diyat ini dapat ditemukan dalam al-Qur’an, 3. Pembunuhan sengaja (menghilangkan nyawa
antara lain : QS. al-Baqarah (1): 178-179, Surat orang lain) dalam hal tidak mendapat
al-Isra’ (17): 33, Surat al-Maidah (5): 45. dan kemaafan dari ahli waris.
beberapa hadist Rasululah SAW. 4. Pengkhianatan terhadap agama (murtad) atau
Ayat dan hadits tentang qisas menunjukkan riddah.
wali (keluarga) korban pembunuhan dengan Pemberian hukuman dalam hukum Islam
sengaja memiliki pilihan untuk membunuh bukan semata-mata untuk balas dendam (bila
pelaku tersebut qisas bila menghendakinya, bila ayat ayat dimaknai secara tektual saja),
tidak, bisa memilih diyat dan pengampunan. melainkan untuk mencegah terjadinya
Pada asalnya pengampunan lebih utama, selama pengulangan pelanggaran hukum tersebut, baik
tidak mengantar kepada mafsadat (kerusakan) oleh pelakunya maupun masyarakat secara
atau ada kemashlahatan lainnya. Ada dua umum. Asas-asas yang terkandung dalam
macam perbuatan pelanggar hukum yang bakal penetapan hukumaan adalah konsekuensi,
dikenai qisas, yaitu: 1. Dilakukan terhadap orang manfaat, reformasi, dan pencegahan. Jika hal
yang pembunuhan yang sebenarnya tidak layak tersebut dilakukan maka tujuan hukum tersebut
dibunuh (pembunuhan tanpa hak), yaitu dapat terlaksana dengan baik.
pembunuhan dengan sengaja, beberapa orang
membunuh satu orang dan orang merdeka WAKTU TUNGGU EKSEKUSI
membunuh budak dan ahli kitab membunuh HUKUMAN MATI DI NEGARA COMMON
wanita muslimah. 2. Pencederaan terhadap LAW (AS), CIVIL LAW (INDONESIA)
anggota badan tanpa hak. DAN ISLAMIC LAW (SAUDI ARABIA
Secara umum wali (keluarga) korban Di negara Amerika Serikat, Indonesia
berhak menuntut qisas apabila telah memenuhi mapun Saudi Arabia sendiri, masa tunggu
syarat berikut: hukuman mati tidak diatur secara harfiah dalam
a. kejahatannya termasuk yang disengaja peraturan perundang-undangan. Bila kita tarik
b. Korban termasuk orang yang dilindungi kearah garis sejarah, sejak tahun 1984 rata-rata
darahnya waktu tunggu Hukuman Mati ialah 6 tahun 2

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 50


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

bulan, namun semakin kesini semakin setelah China dan Iran. Namun walaupun Saudi
berkembangnya zaman masa waktu tunggu Arabia berada di salah satu peringkat teratas
untuk pelaksanaan hukuman mati semakin lama dunia dengan jumlah terpidana yang dieksekusi
yakni rata-rata mencapai 15,5 tahun lamanya. begitu banyak, terjadi satu kasus terhadap WNI
Dan rekor masa tunggu terlama di negara yakni Muhammad Zaini Misrin, dimana ia
Common Law Amerika Serikat adalah 33 tahun, dihukum pancung di Saudi Arabia karena
terjadi oleh narapidana Jack Alderman yang terbukti melakukan pembunuhan terhadap
pada akhirnya di hukum di Giorgia pada tahun majikannya. Muhammad Zaini Misrin sebelum
2008. akhirnya dieksekusi hukuman mati harus
Sama hal nya di Negara Indonesiapun tidak menunggu sebelum di eksekusi selama 14 tahun
memiliki ketentuan tentang berapa lama waktu lamanya.
eksekusi hukuman mati. Pengamat Hukum Fakta - fakta ini menunjukkan, bahwa Arab
Pidana dari Universitas Islam Indonesia, Saudi dibandingkan dengan Amerika Serikat
Muzakir mengatakan bahwa masa tunggu dan Indonesia, dalam hal eksekusi hukuman
hukuman mati bagi seorang narapidana mati lebih cepat dan lebih tidak memakan waktu
terlampau cukup lama, mereka banyak yang lama. Meskipun di Arab Saudi terdapat beberapa
harus menunggu belasan sampai puluhan tahun kasus menunggu belasan tahun untuk
untuk di eksekusi mati. Hal ini sangat dieksekusi, namun setiap tahunnya arab saudi
mengganggu psikologis narapidana yang terdapat di peringkat atas untuk pengeksekusian
mungkin merasa takut dan ada rasa cemas setiap narapidana terbanyak di dunia, dan hal ini tentu
hari sambil menunggu kapan waktu ajal mereka jauh sekali angkanya di banding Indonesia dan
akan diambil oleh para eksekutor. juga Amerika Serikat.
Salah satu kasus yang terjadi di Indonesia EKSEKUSI HUKUMAN MATI DI
adalah yang terjadi pada narapidana Bahar Matar NEGARA COMMON LAW (AMERIKA
yang sudah 44 tahun menunggu eksekusi SERIKAT), CIVIL LAW (INDONESIA)
hukuman mati di Nusakembangan sejak tahun DAN ISLAMIC LAW (ARAB SAUDI).
1991. Kasus lainnya juga menimpa oleh Ruben a) Common Law (Amerika Serikat)
Pata Sambo dan putranya, mereka divonis Cara eksekusi hukuman mati di Amerika
hukuman mati karena melakukan pembunuhan Serikat cukup beragam, diantaranya adalah
berencana kepada Andrias Pandin dan tiga Hukuman Gantung, Suntik Mati, Tembak Mati,
anggota keluarganya di tanah toraja, mereka Regu Penembak, Kamar Gas, Setrum/Listrik.
berdua sudah menunggu hingga 12 tahun Adapun cara pelaksanaanya adalah sebagai
lamanya tanpa tahu kapan pastinya mereka akan berikut :
di eksekusi mati. 1. Hukuman Gantung : Hukuman seperti
Namun, berbeda hal nya dengan Negara ini terjadi di Inggris untuk seorang
Islamic Law (Saudi Arabia). Di negara ini, pengkhianat. Korban digantung dan
eksekusi hukuman mati cenderung lebih banyak dipotong-potong sudah biasa terjadi pada
dan sedikit lebih cepat dilakukan. Tercatat pada masa abad pertengahan.
Amnesty Internasional Arab Saudi mengalami Cara mengeksekusi seperti ini telah
rekor eksekusi hukuman mati pada tahun 2019 dihapus pada tahun 1814. Telah ada ratusan
dengan berbagai macam tuduhan, dan eksekusi bahkan ribuan kematian terjadi. Prosesnya
hukuman mati ini dilakukan oleh 184 orang, eksekusinya adalah sebagai berikut:
dimana 178 adalah pria dan 6 orang lainnya Pertama, korban diseret pada bingkai kayu
adalah wanita. Begitupula pada tahun 2017 di ke tempat eksekusi. Kedua, korban
Arab Saudi, tercatat Arab saudi telah digantung dengan leher sampai hampir
mengeksekusi 146 Narapidana dan berhasil mati. Ketiga, dilakukan pengebirian, setelah
berada diurutan ketiga eksekusi terbanyak itu isi perut dan alat kelamin dibakar.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 51


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Akhirnya, tubuh terbagi menjadi empat Korea Utara. Biasanya, pelaku kejahatan
bagian yang terpisah, baru kemudian diikat di sebuah kursi dengan kepalanya
dipenggal kepalanya. ditutup kain. Lalu lima penembak
2. Suntik Mati : Suntik mati telah mengarahkan tembakan ke dada. Hanya satu
diusulkan sejak abad ke-19, dan secara penembak yang memiliki peluru. Pada
resmi diperkenalkan di Amerika oleh Jay tahun 1938, seorang lelaki 40 tahun, John
Chapman, kepala pemeriksa medis Deering, yang divonis bersalah melakukan
Oklahoma. Dia menyebutkan bahwa cara ini pembunuhan berencana, merelakan dirinya
merupakan metode hukuman mati yang menjadi obyek penelitian. Dia duduk di alat
lebih manusiawi. Chapman menciptakan pengukur detak jantung, elektrokardiogram,
sebuah metode di mana “infus saline saat ditembak mati. Monitor yang
intravena harus dipasangan di lengan napi. mengamati detak jantung Deering
Dimana hal itu nantinya akan digunakan menunjukkan bahwa jantung laki-laki itu
untuk memasukan cairan mematikan. berhenti 15 detik setelah ditembak. Tidak
Pertama, terpidana mati dipersiapkan tahu pasti berapa lama dia menderita. Dalam
menjalani prosedur, termasuk mendisinfeksi studi pada tahun 2015 pada tikus-tikus yang
semua alat dan bagian tubuh. Kemudian tiga mengalami gagal jantung memperlihatkan
bahan yang mematikan diberikan, biasanya bahwa, jelang kematian, aktivitas otak
mengandung natrium thiopental, pancuronium mereka meningkat secara drastis selama 30
bromida, dan kalium klorida. Sodium thiopental detik. Inilah yang menjelaskan mengapa
adalah obat bius, diberikan untuk menenangkan orang yang pernah nyaris mati merasa
subjek, karena prosesnya tidak menimbulkan 'sangat hidup' jelang kematiannya.
rasa sakit. Ini berfungsi sebagai penurun 4. Kamar Gas : Gas nitrogen sebenarnya tidak
kesadaran, mengganggu komunikasi antara beracun, namun menghirupnya dalam
pikiran dan tubuh. Kemudian, vecuronium jangka waktu lama dapat membunuhmu.
bromide diberikan, yang berfungsi sebagai Hal ini dikarenakan gas tersebut dapat
suplemen untuk anestesi, menyebabkan dengan mudah menggantikan posisi oksigen
kelumpuhan. Ini memblokir sinyal antara saraf di dalam paru-paru. Gas nitrogen
dan otot, memastikan terpidana tenang selama menyebabkan terjadinya Hypoxia,
prosedur medis. Akhirnya, tim akan kekurangan oksigen, yang membunuh
memberikan kalium klorida yang berfungsi cukup cepat. Menurut US National Library
untuk menghentikan detak jantung. Bahan ini of Medicine, sel otak akan mulai mati sekitar
mengganggu impuls listrik dari otot, lima menit setelah gejala tersebut terjadi.
menyebabkan henti jantung. Setelah kalium Dan kematian hanya tinggal menghitung
klorida diberikan, terpidana mati biasanya waktu. Biasanya gas ini dapat membuat
memiliki waktu sekitar sepuluh menit tersisa, orang kehilangan kesadaran dalam dua
sebelum benar-benar meninggal. Terutama jika tarikan napas. Gas juga tidak memberikan
semua prosedur berjalan lancar. Meski dianggap sensasi seperti tercekik. Alasan di balik hal
lebih manusiawi lantaran tak menyakitkan, itu adalah orang yang menghirup gas
namun bukan berarti cara ini tanpa kritikan. nitrogen dapat terus mengembuskan
Terutama mengenai faktor X yang bisa karbondioksida keluar dari tubuh. Sensasi
mengakibatkan terpidana mati sangat menderita. tercekik terjadi karena meningkatnya
3. Tembak Mati : Meskipun kerap dikaitkan tingkat karbondioksida di dalam darah. Dan
dengan kejahatan perang dan militer, karena tingkat karbondioksida di darah
hukuman mati dengan ditembak masih tidak meningkat saat gas nitrogen terhirup
dilaksanakan sebagai hukuman pengganti di oleh tubuh, simtom menyakitkan tersebut
Negara Bagian Utah, dan rutin dilakukan di tidak terjadi.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 52


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

5. Setrum / Listrik : Kursi listrik dulunya pelaksanannya sejak masa pemerintahan Hindia
dianggap sebagai salah satu cara yang Belanda dahulu.
manusiawi dalam mengeksekusi mati. Satochid Kartanegara dikatakan sebagai
Namun, cara ini mulai menjadi kontroversi berikut: "Pada zaman Hindia Belanda dahulu
setelah munculnya laporan mengerikan ditetapkan bahwa apabila hukuman mati itu
terkait 34 eksekusi mati dengan kursi listrik tidak dapat dilaksanakan oleh seorang algojo
di New York, pada 1887. Penggunaan cara tertentu, hukuman itu harus dilaksanakan
ini bermula ketika seorang dokter gigi, dengan tembak di depan regu penembak".
mendengar kisah tentang seorang anak buah Pelaksanaan pidana mati sekarang ini dilakukan
kapal yang tanpa sengaja memegang berdasarkan UU No.2/Pnps/1964 tentang "Tata
generator, tesetrum dan lalu langsung mati. Cara Pelaksanaan Pidana Mati yang Dijatuhkan
Dia pun menyarankan agar eksekusi oleh Pengadilan di Lingkungan Umum dan
dilakukan dengan setruman karena pelaku Militer".
kejahatan akan langsung mati. Namun, Pidana mati, dilaksanakan di suatu tempat
jelas, setelah beberapa kali dilakukan, dalam daerah hukum pengadilan yang
metode ini penuh masalah. Meskipun menjatuhkan putusan dalam tingkat pertama,
begitu, sembilan negara bagian di Amerika terkecuali ditentukan lain oleh Menteri
masih menjadikan metode ini sebagai Kehakiman. Dan bilamana terdapat lebih dari
metode cadangan. seorang yang dijatuhi pidana mati dalam satu
b) Civil Law (Indonesia) keputusan, maka pelaksanaannya dilaksanakan
Di Indonesia, pelaksanaan hukuman mati secara serentak pada waktu dan tempat yang
diatur dalam Pasal 11 KUHP, yang berbunyi sama, kecuali terdapat hal-hal yang tidak
sebagai berikut : memungkinkan. Jadi misalnya terdakwa
Pelaksanaan hukuman mati yang dijatuhkan diputus untuk pertama kali (tingkat pertama) di
oleh pengadilan di lingkungan peradilan umum Pengadilan Negeri Manado, maka pelaksanaan
atau peradilan militer, dilakukan dengan pidana mati dilaksanakan di suatu tempat di
ditembak sampai mati, menurut ketentuan dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Manado.
Undang-Undang No. 2 (Pnps) Tahun 1964. Di sini tidak disebutkan apakah di tempat
Sebelum adanya ketentuan-ketentuan dalam tertutup atau terbuka, yang jelas harus dalam
Undang-Undang No. 2 (Pnps) Tahun 1964, wilayah hukum Pengadilan Negeri yang
pidana mati dijalankan oleh algojo di tempat memutus. Yang bertanggung jawab atas
penggantungan, dengan menggunakan sebuah pelaksanaan pidana mati adalah Kepala
jerat di leher terhukum dan mengikatkan jerat itu Komisariat Daerah tempat kedudukan
pada tiang gantungan dan menjatuhkan papan Pengadilan Negeri yang bersangkutan, setelah
tempat orang itu berdiri. Pelaksanaan pidana mendengar nasehat Jaksa Tinggi/Jaksa yang
mati sebelum adanya Undang-Undang No. bertanggung jawab atas pelaksanaannya, baik
2/Pnps/1964 adalah dengan menggantung si mengenai tempat maupun waktu
terpidana. Teknisnya adalah algojo menjeratkan pelaksanaannya. Bila tempatnya ada pada
tali yang terikat ditiang gantungan ke leher wilayah Komisariat Polisi lain, maka
terpidana kemudian menjatuhkan papan tempat dirundingkan dengan Kepala Polisi Komisariat
terpidana berdiri sehingga menjadi tergantung. itu. Kepala Polisi Komisariat bertanggung
Tetapi sekalipun dalam Pasal 11 Kitab Undang- jawab atas keamanan dan ketertiban, tenaga dan
Undang Hukum Pidana sebelum Undang- alat yang diperlukan untuk itu. Sekarang ini
Undang No. 2/Pnps/1964 menentukan bahwa Kepala Polisi Komisariat Daerah dapat
pidana mati itu dijalankan dengan menggantung disamakan dengan
si terpidana, tetapi tidak selalu demikian dalam KAPOLRES/KAPOLRESTA.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 53


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Dapat terjadi bahwa wilayah hukum menghendaki. Terpidana dapat menjalani pidana
pengadilan negeri tidak sama dengan wilayah secara berdiri, duduk atau berlutut. Jika perlu
hukum Komisariat Daerah Kepolisian, maka Jaksa Tinggi/Jaksa memerintahkan terpidana
tempat pelaksanaan harus dirundingkan dengan diikat tangan dan kaki atau diikat pada sandaran
Kepala Komisariat Daerah. Pelaksanaan pidana yang khusus dibuat untuk itu. Setelah terpidana
mati dihadiri oleh Kepala Polisi Komisariat siap di tempat akan menjalani pidana mati, regu
Daerah atau perwira yang ditunjuknya, bersama penembak dengan senjata yang telah terisi
dengan Jaksa Tinggi/Jaksa yang bertanggung peluru menuju ke tempat yang ditentukan oleh
jawab. Dalam menunggu pelaksanaan eksekusi, Jaksa Tinggi/Jaksa. Jarak antara titik terpidana
si terpidana ditahan di penjara atau di tempat lain dan tempat regu tembak antara 5-10 meter. Bila
yang Khusus ditunjuk oleh Jaksa Tinggi/Jaksa persiapan siap, Jaksa Tinggi/Jaksa
yang bertanggung jawab. Jaksa Tinggi/Jaksa memerintahkan mulai pelaksanaan pidana mati.
yang bertanggung jawab memberitahukan Segera para pengiring menjauhkan diri dari
kepada terpidana tentang akan dilaksanakannya terpidana.
pidana mati dalam waktu tiga kali dua puluh Dengan menggunakan pedang sebagai
empat jam. Bila terpidana ingin mengemukakan isyarat, Komandan regu penembak memberikan
sesuatu, maka keterangan atau pesannya perintah siap. Kemudian dengan menggerakkan
diterima Jaksa Tinggi/Jaksa tersebut. pedangnya ke atas ia memerintahkan regunya
Apabila si terpidana berada dalam keadaan untuk membidik pada jantung terpidana dan
hamil, maka pelaksanaan pidana mati dengan menyentakkan pedangnya ke bawah, ia
dilaksanakan empat puluh hari setelah anaknya memberikan perintah untuk menembak. Apabila
dilahirkan. Ini adalah alasan kemanusiaan. setelah penembakan terpidana masih
Sebab, bagaimanapun anak yang masih dalam memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia belum
kandungan dan dilahirkan tidak ikut terlibat mati, maka Komandan regu segera
dalam perbuatan yang dilakukan oleh memerintahkan kepada Bintara Regu Penembak
ibunya/orang tuanya, sehingga sudah selayaknya untuk melepaskan tembakan pengakhir dengan
kepadanya diberi hak untuk hidup. Dan menekankan ujung laras senjatanya pada kepala
bilamana pembela menghendaki, atau atas terpidana tepat di atas telinga. Dan untuk
permintaan si terpidana, ia dapat menghadiri memperoleh kepastian tentang matinya
pelaksanaan eksekusi. Kecuali ditetapkan lain terpidana, dapat diminta bantuan seorang dokter.
oleh Presiden, maka pidana mati dilaksanakan Untuk penguburannya terpidana diserahkan
tidak di muka umum dan dengan cara kepada keluarganya atau sahabat terpidana,
sesederhana mungkin. Jadi harus di tempat kecuali jika berdasar kepentingan umum Jaksa
tertutup, tidak disaksikan oleh khalayak ramai Tinggi/Jaksa memutuskan lain. Bila
dan tidak perlu dipublikasikan secara luas. kemungkinan ini tidak mungkin, maka
Untuk pelaksanaan eksekusi, dibentuk regu penguburan diselenggarakan oleh negara dengan
tembak yang terdiri dari seorang bintara 12 mengindahkan ketentuan yang ditentukan oleh
orang tamtama, di bawah pimpinan seorang agama/kepercayaan terpidana. Jaksa
perwira dari BRIMOB. Regu tembak ini tidak Tinggi/Jaksa harus membuat berita acara
menggunakan senjata organik. Regu embak ini pelaksanaan pidana mati. Isinya disalinkan ke
berada di bawah perintah Jaksa Tinggi/Jaksa dalam surat keputusan yang telah mempunyai
tersebut samoai selesai pelaksanaan. Terpidana kekuatan hukum yang tetap.
dibawa ke tempat eksekusi dengan pengawalan C. Islamic Law (Saudi Arabia)
cukup. Jika diminta, dapat disertai perawat Hukum dalam sistem hukum apa pun,
rohani. Pakaian: sederhana dan tertib. diarahkan untuk mewujudkan keamanan dan
Komandan Pengawal menutup mata terpidana ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat.
dengan sehelai kain, kecuali terpidana tidak Hukum Islam juga, menurut kesepakatan para

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 54


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

ulama pada hakekatnya adalah untuk kezaliman, melainkan didasarkan atas nash-
mewujudkan kemaslahatan dan kebaikan hidup nash yang jelas dan khusus mengenai soal
bagi manusia, baik individual maupun sosial. tersebut. Berat ringannya ancaman hukuman
Selaras dengan asumsi tersebut, muncul kaedah yang ditetapkan dalam hukum Islam,
hukum Islam, bahwa: Agama tidak membebani disesuaikan dengan berat ringannya
kecuali kepada orang yang mampu/kuasa untuk pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan.
memahami dalil taklif (petunjuk perintah Hukuman yang ditetapkan sebagai sanksi
hukum) serta dapat menerima (ahli) atas apa pidana Islam adalah: Qishas (hukuman yang
yang ditaklifkan/dibebankan terhadapnya, setimpal), diyat (denda), Jilid (cambuk), Rajam
tidak pula agama itu membebani orang kecuali (dilempar batu sampai mati), salib (dipaku dan
dengan beban yang mungkin dilakukan serta dijemur sampai mati), potong tangan dan kaki,
diketahui sehingga orang itu dapat serta hukuman ta’zir (hukuman yang
mentaatinya. Kaidah ini menunjukkan bahwa ditetapkan atau dijatuhkan berdasarkan
hukum Islam – khususnya hukum pidananya – pertimbangan hukum dari hakim).
menerapkan prinsip pertanggungjawaban Sanksi pidana yang ditetapkan atau
pidana kepada disiapkan untuk dijatuhkan kepada para pelaku
Manusia yang memang cakap secara hukum pelanggaran atau kejahatan dimaksudkan agar
(mukallaf). Seseorang mungkin terbukti dapat: 1. Memberi perlindungan dan jaminan
bersalah telah melakukan suatu perbuatan keselamatan terhadap jiwa seseorang,
pidana atau jarimah, namun jika ia dianaggap kehidupan beragama, pemilikan terhadap harta
tidak cakap dipertanggungjawabkan secara benda atau kekayaan dan kehormatan, 2.
pidana, maka ia bisa dibebaskan dari hukuman. Memberi efek jera para pelaku kejahatan
Walaupun memang ia tetap bersalah namun ia sehingga tidak akan melakukan pelanggaran
tidak bisa dihukum. Sebaliknya suatu tindakan atau kejahatan setelah menjalani hukuman, 3.
tidak bisa dianggap sebagai perbuatan pidana Mencegah terjadinya pelanggaran atau tindak
atau jarimah kepada orang yang melakukan pidana dalam masyarakat secara berulang dari
perbuatan atau meninggalkan perbuatan selama seorang pelaku atau pelaku yang lain, karena
belum ada ketentuannya dalam nash yang jelas. proses eksekusi yang dilakukan dalam hukum
Dengan demikian orang yang melakukan Islam dilakukan secara terbuka, sehingga orang
perbuatan atau meninggalkan perbuatan yang yang menyaksikan berusaha untuk tidak
tidak mempunyai ketentuan hukum tidak dapat melakukan tindak pidana yang serupa.
dipertanggungjawabkan secara hukum pidana.
Prinsip dasar ini merupakan asas legalitas yang Hukuman mati, qishah, atau diyat
dalam hukum pidana Islam menunjukkan dijatuhkan kepada mereka yang melakukan
bahwa tidak ada jarimah (hukuman) tanpa ada pelanggaran atau kejahatan yang berkaitan
ketentuan nash yang diatur dalam syari’at, dengan jiwa, kehormatan, dan perlindungan
sesuai petunjuk Q.S. Al-Isra/17: 15. terhadap agama, hal ini diuraikan atau
Terjemahnya: ...... dan seorang yang berdosa dijelaskan sebagai berikut: a. Orang yang
tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami menghilangkan jiwa seseorang tanpa alasan
tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus yang benar atau dibenarkan agama, maka
seorang rasul. Asas legalitas pada syari’at sanksi hukum yang diancamkan atau patut
Islam seperti tersebut di atas memberi dijatuhkan kepadanya adalah hukuman qishas
kesimpulan bahwa tidak ada jarimah atau (hukuman mati). Pandangan Islam bahwa
hukuman tanpa sesuatu nash (aturan-aturan) menghilangkan jiwa seseorang berarti bersedia
yang disebutkan dalam Syara’, bukan jiwanya dihilangkan seperti hilangnya jiwa
didasarkan atas nashnash syara’ umum semata orang yang telah dikorbankan, qishas artinya
yang menyuruh keadilan dan melarang memperlakukan seseorang sesuai perbuatan. b.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 55


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Orang yang melakukan penganiayaan terhadap juga sepakat bahwa seseorang yang membunuh
saudaranya (sesama muslim) lalu meninggal, orang Islam yang sama-sama merdeka, dan
maka diancam dengan hukum qishas, yakni yang dibunuh itu bukan anaknya, dengan cara
menjatuhkan hukuman sesuai dnegan disengaja, maka ia wajib menerima balasan
perbuatannya. c. Orang yang melakukan bunuh (qishas) pula.
penganiayaan terhadap saudaranya (sesama Pemberlakuan hukuman qishas dalam
muslim) mengakibatkan luka atau hilangnya perkembangannya memicu terjadinya
anggota tubuhnya, maka diancam dengan kontroversi, karena hukuman qishas itu
hukuman qishas, yakni menjatuhkan hukuman diidentikkan dengan hukuman mati. Hal
sesuai perbuatannya. d. Orang yang sudah tersebut tidak hanya terjadi dikalangan umat
menikah atau yang terikat dengan sebuah Islam sendiri, tetapi juga di kalangan non
pernikahan, termasuk janda atau duda yang muslim. Kontroversi ini terjadi pula disejumlah
melakukan perbuatan zina sekalipun mereka negara Eropa yang telah membatalkan
sama-sama senang atau rela sama rela, maka hukuman mati. Hukuman mati memang
diancam dengan sanksi bagi mereka adalah mengerikan. Dalam hukuman mati ini, manusia
hukuman rajam (hukuman mati). seolah-olah mengambil peran sebagai Tuhan
Pada sebuah riwayat dari Imam Bukhari dengan menjadi penentu hidup atau mati
dan imam Muslim dari Jabir ra bahwa suatu seseorang. Setiap manusia sebenarnya
ketika datanglah seorang laki-laki kepada memiliki hak untuk hidup sehingga
Rasulullah SAW menyampaikan bahwa pemberlakuan hukuman mati banyak yang
dirinya telah berbuat zina dnegan seorang menentang. Pada perkembangannya, hukuman
perempuan yang diulang sampai 4 kali , lalu mati di Indonesia diwacanakan tidak hanya
Rasulullah SAW mengatakan apakah engkau dijatuhkan pada pidana pembunuhan,
gila? Laki-laki itu menjawab tidak, lalu Nabi terorisme, serta narkotika saja, tapi juga
SAW bertanya: apakah engkau telah beristri, mencakup pada tindak pidana korupsi. Hal ini
dia berkata: benar ya Rasulullah, maka dikarenakan pada peningkatan jumlah tindak
Rasulullah SAW memerintahkan kepada pidana korupsi yang semakin parah dan
sahabat merajmnya. Laki-laki itu bernama meresahkan kehidupan bermasyarakat. Namun,
Ma’iz bin Malik yang mengaku di hadapan bila melihat pada KUHP, korupsi hanya
Rasulullah SAW bahwa dirinya telah berbuat dipandang sebagai tindak pidana khusus dan
zina. Menurut Jabir dia dirajam ditanah lapang bukan sebagai tindak pidana yang luar biasa.
tempat Nabi SAW melakukan shalat Ied. Perdebatan panjang mengenai pemberlakuan
Penjatuhan hukuman rajam kepada pezina pidana mati ini sebenarnya bertitik tolak pada
muhsan merupakan sanksi terberat, sehingga permasalahan keadilan, rasa kemanusiaan dan
tidak perlu lagi dijatuhi hukuman cambuk e. pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya
Orang yang meninggalkan agama Islam kejahatan lagi. Alasan pakar yang menentang
sesudah beriman, diancam dengan hukuman adanya penjatuhan pidana mati terhadap pelaku
pancung atau hukuman mati, f. Orang yang tindak pidana pembunuhan adalah karena
melakukan pelecehan dan pengrusakan fasilitas alasan kemanusiaan. Dalil lain yang
agama, seperti kitab suci, Nabi, rumah ibadah, dikemukakan dalam menolak hukuman mati
dan ajaran agama, diancam dengan hukuman adalah bahwa pembunuhan sebagai manusia
mati. Para imam mazhab sepakat bahwa orang adalah suatu yang kejam, yang tidak berkenan
yang membunuh tidak kekal dalam neraka, dan bagi manusia beradab.
tobatnya dari dosa membunuh dapat diterima. Pembunuhan yang dilakukan oleh
Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas, Zaid bin Tsabit, terpidana menghilangkan suatu nyawa, tetapi
dan adh-Dhahak bahwa orang yang membunuh melaksanakan hukum qishas adalah
tidak diterima tobatnya. Para imam mazhab menghilangkan satu nyawa lainnya.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 56


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Membunuh si pembunuh akan menyuburkan sebagaimana dikenal dalam ushul fiqh, berarti
balaas dendam, padahal balas dendam menjaga jiwa seseorang dari tindakan yang akan
merupakan suatu yang buruk dan harus dikikis menghilangkan nyawa atau kehormatan
melalui pendidikan dan pembinaan.dalil di atas seseorang.
dijawab oleh al-Qur’an dalam QS. Al- PENUTUP
Maidah/5: 32 sebagai berikut: Terjemahnya: a) Kesimpulan
Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) Terdapat banyak jenis hukuman mati di
bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang dunia, tergantung dengan kejahatan apa yang
membunuh seorang manusia, bukan Karena mereka telah perbuat. Sejak zaman dahulu,
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan hukuman mati memang sudah menjadi suatu hal
Karena membuat kerusakan dimuka bumi, lumrah di berbagai negara dan zaman. Banyak
Maka seakan-akan dia Telah membunuh hukuman mati yang dinilai menyiksa dan tidak
manusia seluruhnya.........Maksud ayat ini lazim agar seseoarng tersebut dapat merasakan
adalah ketika manusia merasakan kehadiran penderitaan terlebih dahulu sebelum akhirnya ia
manusia lain bersamanya, maka pada saat itu mati. Mulai dari di cambuk, di bakar, di kuliti, di
setiap individu yang menjadi anggota setrum, tembak , dll. Banyak ilmuwan yang
masyarakat itu memiliki kedudukan yang mencari tahu apakah ada cara yang lebih efektif
sama. Semua harus dihargai, sehingga barang agar terpidana hukuman mati tidak merasakan
siapa yang membunuh seorang manusia tanpa sakit atau penderitaan saat eksekusi, namun
alasan yang sah, maka seakan-akan ia segala upaya dilakukan , tapi tetap terpidana
membunuh manusia seluruhnya. Dengan akan merasakan sadar walau hanya sepersekian
membunuh orang yang membunuh tanpa hak, detik saja.
maka terjamin kehidupan orang lain, bahkan b) Saran
kehidupan banyak orang. Inilah salah satu Hukuman mati tetap perlu dilakukan atau
maksud dari firman Allah dalam QS. Al- diberlakukan di dunia, pasalnya banyak
Baqarah/2: 179. Terjemahnya: Dan dalam perbuatan yang memang dinilai tidak adil
qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup apabila tidak dihukum dengan hukuman mati.
bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya Negara yang sudah menghapuskan hukuman
kamu bertakwa. mati mungkin punya pandangan dan cara sendiri
Dengan membunuh si pembunuh, maka untuk menghukum seseorang agar dapat
setiap orang yang merencanakan pembunuhan merasakan apa yang memang harusnya ia
akan berpikir seribu kali, karena yang paling rasakan akibat dari perbuatannya. Namun, itu
berharga bagi manusia adalah hidupnya dan hanya beberapa negara saja dan masih banyak
yang paling ditakutinya adalah kematian. Sebab, juga Negara yang memberlakukan hukuman
jika seseorang mengetahui bahwa dengan mati.
membunuh tanpa hak ia tidak akan dibunuh,
maka tangannya akan semakin ringan untuk DAFTAR PUSTAKA
menganiaya dan membunuh. Islam, seperti BUKU & ARTICLE
halnya sistem lain melindungi hak-hak dasar Afra Augesti, “AS Mulai berlakukan lagi
manusia, termasuk hak untuk hidup. Hukum hukuman mati Federal 5 orang
Islam patut dicontoh dalam mempertahankan didakwa”, Liputan 6, 26 Juli 2019,
bahwa hak-hak fundamental tidak dapat 06:38 WIB.
diciptakan oleh manusia tetapi hanya dapat Ahmad Hanafi, M.A., Asas-Asas Hukum Pidana
dibuat menjadi terang. Hukuman mati bukanlah Islam (Cet. III; Jakarta: PT. Bulan
semata sebagai pembalasan bagi pelaku tindak Bintang, 1986), h. 60
pidana berat, namun juga sebagai upaya menjaga Ali Sodiqin, Hukum Qisas: Dari Hukum Adat
dan menegakkan HAM. Konsep hifdzu al-nafs Menuju Sistem Modern, Cet.I

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 57


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), Liputan6.com, 19 Januari 2015 diakses


hlm. 155 pada 16 Mei 2020 pukul 21.30 WIB
Andi Hamzah dan A. Sumangelipu, Pidana Mati Luthfia Ayu Azanella, “Sejak 2015, 4 WNI
di Indonesia di Masa Lalu, Kini, dan di Dieksekusi Mati di Arab Saudi”,
Masa Depan (Jakarta: Ghalia Kompas, 31/10/2018, 12:15 WIB
Indonesia, 1985), h. 79 Mona Krisdienar “ Begini cara Kerja Suntik
Ayu Eza Tiara, Skripsi “Pengaturan hukuman Mati terhadap para terpidana mati”
Mati di Beberapa Negara” TribunJogja.com Senin 16 April 2018,
(Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah diakses pada 16 Mei 2020 Pukul 21.40
2016) Hal. 64 Mustafa A. Kara, The Philosophy Of Punisment
Bagus Wijarnako, “Puluhan Tahun Menunggu In Islamic Law (Ann Arbor, Michigan:
Eksekusi Mati”, CNN, Sabtu, University Microfilm International,
10/10/2015 14:07 WIB. 1983), hlm.199.
Bayu anggoro, “Langgar HAM, Masa tunggu Muhammad bin Shalih Ibnu Utsaimin, Asy-
eksekusi mati harus diatur”, Media Syarhul-Mumti’ ‘Ala ZadilMustaqni’,
Indonesia, 29 September 2017, 13:54 cetakan pertama tahun 1428 H, (Dar
WIB. Ibnul-Jauzi) KSA 14/34
Erik Purnama Putra, “waktu tunggu eksekusi Muhammad Fikrie, “Pertama di As gas Nitrogen
mati bisa belasan tahun”, Republika, akan dipakai untuk hukuman mati”,
Selasa 10 Maret 2015, 06:11 Wib. Kumparan , 18 Maret 2018 diakses
HR-Bukhari, kitab diyat, bab tebusan (diyat) No. pada 16 Mei 2020 Pukul 23.00
6394, lidwa hadist i-software Nashih Nasrullah, “Kursi Listrik Akhiri Hidup
HR Ibnu Majah, kitab diyat, Bab: Bapak tidak Terpidana Mati di AS”,
dibunuh karena membunuh anak, Republika.Co.id, Jumat 21 Februari
hadist No. 2651, diambil dari lidwa 2020, Pukul 19:52 WIB.
hadist i-software Nur Aini, “Eksekusi Mati di Arab Saudi Capai
H. Minhajuddin. Sistematika Filsafat Hukum Rekor Teritnggi”, Republika, Selasa 21
Islam (Cet. I; Ujung Pandang: Yayasan April 2020 12:27 WIB
Ahkam, 1996), h. 136. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., Hak Asasi
Imam Nasai, sunan nasa’i, Jilid 14, hadist No. Manusia Dalam Perspektif Nabi SAW
4703, CD ROM al-Maktabah (Cet. I; Makassar: Alauddin University
Syamilah, Global Islamic Software, Press, 2012), h. 80-81.
1991-1997, hlm. 430 Rachmawati, “Kisah Ruben dan Markus,
Imam Ibnu Qudamah, ‘Abdullah bin ‘Abdil menunggu 12 tahun hukuman mati di
Muhsin at-Turki, al-Mughni wa tahqiq, Penjara”, BBC News Indonesia,
cetakan ke-2 tahun 1413 H, (Penerbit Kompas.Com, 12/10/2019, 06:16 Wib
Hajar), 11/457 R. Sughandi, KUHP Dan Penjelasannya, Usaha
Imam Yahya, “ Eksekusi Hukuman Mati Nasional, Surabaya, 1980, hal. 14.
Tinjauan Maqasid al-Shari’ah dan Satochid Kartanegara, Hukum Pidana, Balai
keadilan”, IAIN Walisongo Semarang, Lektur Mahasiswa, Tanpa Tahun, hal.
Volume 23 Nomor 1, April 2003, hal. 346.
83. Shahih al-Bukhari, kitab: Meminta taubat orang-
Juli Hantoro, “Menggugat Arab Saudi atas orang murtad dan para pembangkan
eksekusi mati Zaini Misrin”, Tempo, serta memerangi mereka, Bab : Laki-
Selasa 20 Maret 2018, 08:33 WIB. laki dan wanita murtad serta tawaran
Karmin Winata, “12 cara eksekusi mati paling meminta bertaubat, Hadits no, 6411,
brutal sepanjang sejarah” diambil dari lidwa hadist i- software.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 58


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 4 November 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Shinta Agustina, Asas Lex Specialis Derogat nusakambangan/ diakses pada 13


Legi Generali Dalam Penegakan Agustus 2015.
Hukum Pidana, Jakarta: Themis “Pusat Informasi Hukuman Mati, Metode
Books, 2014, h. 12-13. Pelaksanaan”. Diakses pada 16 Mei
Siti Khotimah, “Nestapa Narapidana, antre 33 2020 Pukul 21.00 WIB
Tahun untuk Dihukum Mati”, http://www.deathpenaltyinfo.org/meth
Liputan6, 28 Agustus 2019 Pukul ods-execution
08.03 WIB. Tasrif Tarmidzi http://www.antaranews.com
Soediro, “Perbandingan Sistem Peradilan diakses pada 13 Agustus 2015.
Pidana Amerika Serikat Dengan
Peradilan Pidana Indonesia”, Fakultas
Hukum Universitas Muhammadyah
Purwokerto, Jurnal Kosmik Hukum,
Vol 19 No. 1 Tahun 2019, hal. 48
Sugiyarto, “Eksekusi Hukuman Mati Paling
Sadis di Dunia yang Pernah Terjadi
dalam Sejarah” Tribun.com , Kamis 1
Agustus 2019, diakses tanggal 16 Mei
2020 Pukul 23.29 WIB
Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin
‘Abdurrahman ad-Dimasyqi, Rahmah
al-Ummah fi Ikhtilaf al-Aimmah, terj.
‘Abdullah Zaki Alkaf, Fiqh Empat
Mazhab (Cet. II; Bandung: Hasyimi,
2004), h. 419.
Tim ICJR, “Politik Kebijakan Hukuman Mati di
Indonesia dari Masa Ke Masa”,
Institute for Criminal Justice Reform,
(Desember:2017), hal. 5
Umar Attamimi, Lembaga Maaf Dalam Hukum
Islam (Cet. I; Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2010), h. 89.
Zaidan, ‘Abdul- Karim, Prof. Dr.,“al-Madkhal
Li Dirasat as-Syari ’at alIslamiyah”,
Terbitan Dar ‘Umar Ibn al-Khattab,
Alexandria (Mesir, 1969), hlm. 404
Zaria Gorvett, “Dari dipenggal, digantung,
sampai disetrum listrik, adakah cara
eksekusi mati 'yang manusiawi'?” BBC
Future, 5 Juli 2018.
UNDANG–UNDANG
Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang Hukum Pidana Militer.
WEBSITE
https://auliamuttaqin.wordpress.com/2008/09/0
9/38-tahun-menanti-kematian-di-lp-

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 59

Anda mungkin juga menyukai