Dampak Lalulintas Perkotaan PDF
Dampak Lalulintas Perkotaan PDF
KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan Laporan Akhir yang harus diserahkan oleh Konsultan dalam
melaksanakan pekerjaaan ini. Laporan Akhir antara lain berisikan: pendahuluan, rumusan
dan analisis dampak lalu lintas, naskah akademis analisis dampak lalu lintas, pedoman
teknis analisis dampak lalu lintas.
Demikian Laporan Akhir ini disusun dengan harapan menjadi panduan dalam pelaksanaan
pekerjaan Perencanaan Teknis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Pusat Kegiatan Pada
Ruas Jalan Nasional Di Wilayah Perkotaan .
-i-
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Daftar Isi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .. 1-1
1.2. Maksud dan Tujuan............................................................................ 1-4
1.3. Sasaran .............................................................................................. 1-4
1.4. Lingkup Kegiatan .. 1-5
1.5. Keluaran............................................................................................. 1-9
i
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Daftar Isi
ii
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Daftar Isi
iv
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
BAB 1
PENDAHULUAN
Dari hasil pembahasan Laporan Akhir Sementara yang telah dilaksanakan beberapa waktu
yang lalu, maka diperoleh masukan-masukan penting dari Tim Teknis maupun dari pihak yang
terkait terutama yang sangat terkait dengan Rumusan dan hasil Analisis serta Penyusunan
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Penyempurnaan
tersebut akan dilakukan pada saat penyusunan Laporan Akhir berikut ini.
Sebagaimana rencana kerja dan diagram pelaksanaan kegiatan yang telah diusulkan pada awal
kegiatan, maka pada Laporan Akhir ini akan dihasilkan beberapa hal analisa dan pembahasan
yang akan menjadi landasan dari keluaran dari kegiatan ini. Beberapa hal penting yang
disampaikan dalam Laporan Akhir yang mendukung hasil keluaran dari kegiatan ini
diantaranya, adalah :
Rumusan dan Hasil Analisa Dampak Lalu Lintas Pada Pusat Kegiatan Perkotaan yaitu Kota
Semarang di kawasan Kali Banteng dan Kota Surakarta di kawasan Pasar Gede.
Rekomendasi penanganan dampak lalu lintas sebagai hasil kajian dan evaluasi yang telah
dilaksanakan pada kedua lokasi pusat kegiatan di atas.
Naskah Akademis sebagai landasan guna menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Naskah Akademis tersebut berdasarkan pemikiran
ideal dan berlandaskan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 yang baru yaitu tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Konsep dari Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas,
terutama untuk jalan nasional.
Draft dari Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas sebagai pelengkap dari Draft
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas.
Dalam diagram rencana kerja dan sesuai dengan kerangka acuan kerja, maka Laporan Akhir
tersebut telah menuju keluaran sebagaimana yang ditugaskan dalam kegiatan ini.
1-1
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
1-2
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
Sebagaimana diketahui bersama bahwa keberadaan jalan menjadi kunci dari perkembangan
suatu wilayah atau kota. Keberadaan jalan akhirnya diklasifikasikan berdasarkan hirarki
sebagaimana tingkatan fungsi dan pelayanan sifat jalan tersebut. Kota-kota akan selalu
mempunyai jalan yang menghubungkan antara kota satu dengan kota lain yang terdekat
secara administrasi. Jalan nasional umumnya merupakan jalan utama yang menghubungkan
antara kota satu dengan kota lainnya serta menghubungkan antar wilayah propinsi dengan
propinsi lain.
Fungsi jalan utama antara lain bertujuan untuk memperlancar pergerakan arus manusia dan
barang sehingga dapat mendukung aktivitas ekonomi secara nasional. Dengan demikian, maka
keberadaan jalan nasional seharusnya hambatan-hambatan yang terjadi sangat minimal. Hal
tersebut mengartikan bahwa pada jalan nasional persimpangan-persimpangan yang terjadi
seharusnya diminimalkan, mengingat bukaan atau persimpangan jalan nasional dengan jalan
lain akan dapat menimbulkan hambatan arus lalu lintas pada jalan nasional. Oleh karenanya
pada jalan nasional haruslah dilakukan penataan dan pengawasan serta pengendalian
terhadap perkembangan suatu wilayah dalam suatu kota dalam rangka mengantisipasi
perkembangan kegiatan dan aktivitas masyarakat.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan kota dan tata guna lahan selalu
berkembang dan berubah mengikuti kebutuhan dan kebijakan pembuat keputusan, baik di
lingkungan pemerintahan daerah maupun Pemerintah Pusat. Salah satu perkembangan dari
tataguna lahan di perkotaan adalah adanya perubahan peruntukan kawasan yang berubah
menjadi pusat-pusat kegiatan. Baik pusat kegiatan yang bersifat jasa komersial maupun pusat
kegiatan yang bersifat pelayanan kepada masyarakat. Pembangunan suatu pusat kegiatan
primer dalam wilayah perkotaan akan dapat merubah struktur ruang kota pada kawasan
pembangunan pusat kegiatan dilaksanakan.
Perubahan struktur ruang kota akan berpengaruh kepada pola pergerakan yang pada akhirnya
akan membebani jaringan jalan yang ada di suatu wilayah. Pembangunan pusat kegiatan dan
pengembangan kawasan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional dan akan didominasi oleh
kegiatan dan jasa tertentu yang sudah pasti akan menimbulkan tarifan pergerakan baru yang
cukup besar yang akan membebani jaringan jalan nasional di wilayah perkotaan, tarifan
pergerakan baru ini tidak saja berasal dari wilayah kota saja, tetapi juga dari luar wilayah kota.
1-3
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
Maksud
Sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka Acuan Kerja bahwa kegiatan perencanaan teknik
dampak lalu lintas pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di wilayah
perkotaan ini dimaksudkan untuk menciptakan kelancaran lalu lintas jalan nasional di
kawasan perkotaan, dimana terdapat/dibangun pusat-pusat kegiatan yang dapat
menimbulkan kemacetan lalu lintas, melalui kegiatan rekayasa dan manajemen lalu lintas.
Tujuan
Sedangkan tujuan dari kegiatan tersebut adalah ;
1. Mengevaluasi pembangunan pusat-pusat kegiatan yang beraktivitas tinggi dan
menimbulkan bangkitan perjalanan yang membebani jalan disekitarnya pada kawasan
jalan nasional perkotaan.
2. Memberikan rumusan kerangka pikir dan konsep dasar analisis dampak lalu lintas
pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional.
3. Melakukan analisis tingkat pelayanan (level of service), kepadatan lalu lintas, dan
klasifikasi jenis kendaraan yang melintas pada ruas jalan nasional pada kawasan
pembangunan pusat kegiatan.
4. Mencari solusi terbaik dalam penanggulangan masalah transportasi perkotaan, terutama
untuk mengatasi permasalahan dibidang lalu lintas dengan dibangunnya berbagai pusat
kegiatan di ruas jalan nasional.
5. Meningkatkan kelancaran aktivitas dan ekonomi masyarakat perkotaan.
6. Menyusun rekomendasi peningkatan kualitas pelayanan jalan nasional dan peningkatan
kelancaran lalu lintas internal maupun eksternal (lalu lintas menerus), baik berupa
penataan akses jalan, area parkir, penerapan manajemen dan rekayasa lalu lintas,
penataan angkutan umum sebagai dampak pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan
nasional.
7. Memberikan masukan dan pembinaan teknis penanganan manajemen dan rekayasa lalu
lintas pada jalan sekitar pusat kegiatan terpilih pada kawasan jalan nasional perkotaan.
1.3 SASARAN
Di dalam Kerangka Acuan Kerja belum dinyatakan sasarannya, namun setelah mempelajari
dan memahami substansi yang telah dinyatakan dalam latar belakang sampai dengan
maksud kegiatan ini, maka Konsultan berpendapat bahwa sasaran dari kegiatan Perencanaan
1-4
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
Teknis Dampak Lalu lintas Pembangunan Pusat Kegiatan pada ruas Jalan Nasional di
Wilayah Perkotaan adalah :
" Sasaran lokasi adalah jalan nasional di perkotaan yang terdapat pembangunan pusat
kegiatan dan menjadi orientasi aktifitas masyarakat di wilayah tersebut, yaitu Kota
Semarang dan Surakarta.
" Sasaran analisis dampak lalu lintas adalah mempertahankan kualitas pelayanan jalan
nasional sejalan dengan pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di
wilayah perkotaan.
" Sasaran sistem manajemen rekayasa lalu lintas adalah untuk memberikan acuan kepada
pemerintah daerah untuk memperhatikan keberadaan dan kualitas jalan nasional dengan
mengendalikan dan melibatkan pengusaha yang membangun pusat kegiatan pada ruas
jalan nasional di wilayahnya.
Lingkup kegiatan Perencanaan Teknis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Pusat Kegiatan
Pada Ruas Jalan Nasional di Wilayah Perkotaan, adalah :
1. Monitoring dan inventarisasi pusat-pusat kegiatan yang beraktivitas tinggi pada kawasan
pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di wilayah perkotaan pada jalan
nasional di pantai Utara Jawa.
2. Inventarisasi jaringan jalan disekitar pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan nasional
yang menimbulkan bangkitan perjalanan yang sangat tinggi dan membebani jalan
disekitarnya, terindikasi menimbulkan kemacetan lalu lintas.
3. Inventarisasi prasarana dan fasilitas pendukung lalu lintas yang ada pada jalan kawasan
pembangunan pusat kegiatan. Melakukan survei bangkitan lalu lintas pada
pembangunan pusat kegiatan.
4. Melakukan survei volume lalu lintas pada kawasan pembangunan pusat kegiatan di ruas
jalan nasional.
5. Melakukan survei kecepatan kendaraan pada kawasan pembangunan pusat kegiatan di
ruas jalan nasional.
6. Melakukan Survei Road Side Interview sebelum masuk jalan nasional yang dilakukan
ditempat pemberhentian (terbatas).
7. Melakukan survei antrian, tundaan di persimpangan.
8. Melakukan analisis dan evaluasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh pembangunan
pusat-pusat kegiatan.
9. Penyusunan konsep peningkatan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan
sekitar pembangunan pusat kegiatan dilengkapi dengan gambar teknis.
1-5
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
Secara garis besar lingkup kegiatan ini dapat dikelompokkan dalam kegiatan :
a. Identifikasi dan Inventarisasi Data
Pada tahap ini dilakukan, antara lain :
1. Monitoring dan inventarisasi pusat-pusat kegiatan yang beraktivitas tinggi pada kawasan
pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di wilayah perkotaan pada jalan
nasional di pantai utara Jawa.
2. Inventarisasi jaringan jalan disekitar pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan nasional
yang menimbulkan bangkitan perjalanan yang sangat tinggi dan membebani jalan
disekitarnya, terindikasi menimbulkan kemacetan lalu lintas.
3. Inventarisasi prasarana dan fasilitas pendukung lalu lintas yang ada pada jalan kawasan
pembangunan pusat kegiatan. Melakukan survei bangkitan lalu lintas pada
pembangunan pusat kegiatan.
4. Melakukan survei volume lalu lintas pada kawasan pembangunan pusat kegiatan di ruas
jalan nasional.
5. Melakukan survei kecepatan kendaraan pada kawasan pembangunan pusat kegiatan di
ruas jalan nasional.
6. Melakukan Survei Road Side Interview sebelum masuk jalan nasional yang dilakukan
ditempat pemberhentian (terbatas).
7. Melakukan survei antrian, tundaan di persimpangan.
Dalam kegiatan ini antara lain dilakukan dengan mengkaji sistem transportasi eksisting yang
ada di jalan nasional dan pusat-pusat kegiatan yang terdapat di jalan nasional. Pusat-pusat
kegiatan tersebut dapat berupa pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, jasa perkantoran
maupun pusat kegiatan pemerintahan daerah. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut
dari pengumpulan data yang telah terinventarisir pada tahap identifikasi dan inventarisasi
sebelumnya. Kajian-kajian dilakukan terhadap faktor-faktor yang terkait dan mempengaruhi
dalam perencanaan teknis dampak lalu lintas pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan
nasional di wilayah perkotaan.
Perumusan dan penyusunan ini meliputi penyusunan konsep peningkatan manajemen dan
rekayasa lalu lintas pada ruas jalan nasional di sekitar pembangunan pusat kegiatan.
1-6
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
Rencana Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas di Pusat Kegiatan Pada Ruas
Jalan Nasional di Wilayah Perkotaan.
SASARAN :
" Sasaran lokasi adalah jalan nasional di perkotaan yang terdapat pembangunan pusat kegiatan dan menjadi orientasi
aktifitas masyarakat di wilayah tersebut, di Kota Semarang dan Surakarta.
" Sasaran analisis dampak lalu lintas adalah mempertahankan kualitas jalan nasional sejalan dengan pembangunan
pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di wilayah perkotaan.
" Sasaran sistem manajemen untuk menempatkan fungsi jalan nasional sebagaimana mestinya.
1-7
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
Lingkup kegiatan tugas Konsultan dalam KAK dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
PENUGASAN SESUAI
KERANGKA ACUAN KERJA
HASIL KELUARAN
Draft PP Andalalin di jalan nasional.
Naskah Akademis Draft Peraturan Pemerintah
tentang Analsis Dampak Lalu Lintas di Jalan
Nasional.. SATUAN KERJA
Rekomendasi teknis penataan, manajemen dan PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI
rekayasa lalu lintas serta upaya meminimalkan titik
konflik akses jalan nasional dengan gambar teknis
RAMAH LINGKUNGAN
Rekomendasi strategi penanganan masalah yang
ditimbulkan pergerakan kendaraan.
Program aksi manajemen dan rekayasa yang dapat di
aplikasikan di pusat kegiatan.
1-8
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
1.5 KELUARAN
Sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka Acuan Kerja bahwa keluaran dari kegiatan ini,
adalah :
a. Indikator Keluaran (Kualitatif)
Indikator keluaran adalah tersusunnya manual/pedoman teknis tentang Analisis Dampak
Lalu Lintas di Jalan Nasional dan aksi peningkatan manajemen rekayasa lalu lintas pada ruas
jalan nasional pada pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kawasan.
b. Keluaran (kuantitatif)
1. Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas.
2. Naskah Akademis Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas di Jalan
Nasional.
3. Analisis dan evaluasi dampak lalu lintas eksisting, selama dan pasca pembangunan pada
pusat kegiatan atau pengembangan kawasan.
4. Rekomendasi kebijakan penataan lalu lintas dan angkutan pada kawasan pembangunan
pusat kegiatan di ruas jalan nasional.
5. Rekomendasi strategi penanganan masalah yang ditimbulkan oleh pergerakan lalu lintas
kendaraan di jalan nasional termasuk pengaturan lalu lintas kendaraan, penataan parkir
kendaraan pada pembangunan pusat kegiatan.
6. Rekomendasi teknis peningkatan, penataan manajemen dan rekayasa lalu lintas selama
dan pasca pembangunan pusat kegiatan, termasuk upaya meminimalkan titik konflik
antara jalan akses dengan jalan nasional.
7. Program aksi manajemen dan rekayasa lalu lintas yang dapat diaplikasikan untuk
peningkatan kelancaran lalu lintas pada ruas jalan nasional di kawasan pembangunan
pusat kegiatan.
Berdasarkan kerangka acuan kerja dan diagram rencana kerja yang telah disusun, maka pada
Laporan Akhir ini disusun materi yang merupakan proses untuk menuju hasil keluaran
sebagaimana yang telah ditentukan.
Dalam Laporan Akhir ini akan disajikan dalam pembahasan bab per bab yang dinyatakan
sebagaimana konsep penulisan pada Laporan Akhir ini. Secara ringkas materi penulisan
dalam Laporan Akhir ini adalah sebagai berikut :
1-9
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Bab 1 Pendahuluan
Bab II : Berisi pembahasan tentang rumusan dan analisa dampak lalu lintas di pusat
kegiatan pada dua kota lokasi kegiatan yaitu Kota Semarang dan Kota
Surakarta. Disamping itu juga akan disampaikan rekomendasi penanganan yang
dihasilkan dalam rangka meminimalkan dampak negatif dari keberadaan pusat
kegiatan yang telah ada.
Bab III : Berisi tentang pembahasan dari naskah akademis yang merupakan landasan
untuk penyusunan draft rancangan peraturan pemerintah tentang analisis
dampak lalu lintas.
Bab IV : Berisi tentang Draft Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana hasil dari kajian
pembahasan naskah akademis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
Bab V : Berisi tentang Pedoman Teknis dari Analisis Dampak Lalu Lintas. Pedoman
teknis analisis dampak lalu lintas ini
1 - 10
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
BAB 4
DRAFT NASKAH RANCANGAN
PERATURAN PEMERINTAH
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Setelah melaksanakan kajian terhadap peraturan sebagaimana yang telah dilakukan pada
kegiatan sebelumnya serta melakukan kajian pembahasan terhadap naskah akademis dan
utamanya dengan mengacu kepada induk Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, maka dapat dilakukan langkah untuk menyusun Draft Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang analisis dampak lalu lintas. Dalam analisis dampak lalu lintas
tersebut akan diatur bagian-bagian pokok utama yang penting saja, sedangkan untuk hal-hal
yang lebih detail serta pengaturan lainnya masih diperlukan lagi tambahan peraturan lagi
berupa peraturan menteri atau surat keputusan.
Untuk lebih menyempurnakan lagi Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang analisis
dampak lalu lintas tersebut, diperlukan suatu seminar atau diskusi maupun FGD khusus
membahas ini. Sebagai hasil dari kajian dan pembahasan naskah akademis untuk menyusun
Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tersebut, maka substansi, isi dari Draft Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang analisis dampak lalu lintas tersebut dapat disampaikan
sebagaimana bagian dan pasal-pasal di bawah ini :
Ketentuan Umum
Pasal 1
4-1
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
4. Studi Andalalin adalah studi yang meliputi kajian terhadap jaringan jalan di bagian
dalam kawasan sampai dengan jalan di sekitar kawasan pusat kegiatan dan atau
pengembangan kawasan baru yang terpengaruh dan merupakan akses jalan dari dan
menuju kawasan tersebut,
5. Dampak Lalu Lintas adalah dampak yang mengakibatkan perubahan tingkat pelayanan
jalan menjadi lebih rendah disebabkan bangkitan dan/atau tarikan perjalanan suatu
kegiatan pembangunan dan/atau pengoperasian kawasan pada unsur-unsur jaringan
transportasi jalan,
6. Bangkitan Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan masuk/keluar rata-rata per hari atau
selama jam puncak, yang dibangkitkan oleh adanya pembangunan pusat kegiatan baru
dan/atau pengembangan kawasan baru.
7. Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang melewati segmen ruas
tertentu atau lajur tertentu selama periode waktu tertentu dalam kondisi jalan dan lalu
lintas yang umum,
8. Dokumen Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah dokumen yang menguraikan
bentuk-bentuk pemecahan permasalahan lalu lintas yang diakibatkan keberadaan
pembangunan pusat kegiatan dan/atau pengembangan kawasan baru,
9. Tingkat Pelayanan Jalan adalah kemampuan ruas jalan dan persimpangan untuk
menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan,
10. AMDAL adalah analisis mengenai dampak lingkungan,
11. Kawasan adalah ruang kegiatan sebagai kawasan budi daya sebagaimana yang dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
12. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah suatu surat persetujuan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah terhadap suatu bangunan sebelum pelaksanaan pembangunan.
13. Menteri adalah Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
14. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi di wilayah Republik Indonesia
15. Bupati/Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota di wilayah Republik Indonesia.
16.
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
1). Maksud dari dilakukan Studi Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah untuk
dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh suatu kawasan pengembangan
terhadap lalu lintas di sekitarnya.
2). Tujuan dilakukannya ANDALALIN adalah untuk :
a. Memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan kawasan;
4-2
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Kedudukan Andalalin
Pasal 3
Pasal 4
1). Setiap pemohon Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk bangunan dengan kriteria yang
ditetapkan, terlebih dahulu wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
2). Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dapat disetujui setelah persetujuan Analisis Dampak
Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas disetujui oleh instansi yang
berwenang.
Kelembagaan Andalalin
Pasal 5
1). Yang berwenang untuk menilai dan memberikan persetujuan Analisis Dampak Lalu Lintas
adalah sesuai dengan lokasi suatu pusat kegiatan atau kawasan pada satu ruas jalan.
2). Yang berwenang sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas adalah :
4-3
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
a. Menteri, untuk pusat kegiatan dan/atau kawasan yang lokasinya berada pada ruas
Jalan Nasional;
b. Gubernur, untuk pusat kegiatan dan/atau kawasan yang lokasinya berada pada ruas
Jalan Provinsi;
c. Bupati/Walikota, untuk pusat kegiatan dan/atau kawasan yang lokasinya berada
pada ruas Jalan Kabupaten/Kota dan/atau jalan dengan klasifikasi di bawahnya.
3). Menteri dapat melimpahkan kewenangannya kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah
di Daerah.
4). Gubernur dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Bupati/Walikota selaku
Kepala Daerah setempat.
5). Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud ayat (3) dan ayat (4) di atas ditetapkan
dalam Keputusan Menteri.
Pasal 6
Pasal 7
1). Tim Penilai Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, sekurang-
kurangnya terdiri dari instansi yang menangani urusan :
a. Bidang Perhubungan atau Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
b. Bidang Pekerjaan Umum atau Prasarana dan Sarana. (PU)
c. Bidang Pengawasan Pelaksanaan dari Kepolisian Republik Indonesia. (POLRI)
2). Instansi yang menangani urusan bidang Perhubungan atau Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan sebagai Koordinator dari Forum Analisis Dampak Lalu Lintas.
3). Menteri/Gubernur/Bupati atau Walikota dapat melibatkan instansi lain diluar instansi
sebagaimana ayat (1) sebagai anggota Tim Penilai Analisis Dampak Lalu Lintas dengan
pertimbangan tertentu.
Kewajiban Andalalin
Pasal 8
1). Setiap rencana perubahan tata ruang wilayah dan peruntukkan atau tata guna tanah di
wilayah perkotaan, sebelum penetapan rencana tata ruang wilayah tersebut, terlebih
dahulu wajib dilakukan Analisa Dampak Lalu Lintas.
4-4
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
2). Studi Andalalin dalam rangka penetapan perubahan rencana tata ruang maupun
peruntukkan, tata guna tanah, menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah yang
menetapkan perubahan rencana tata ruang wilayah.
3). Studi Andalalin dalam rangka pembangunan pusat kegiatan maupun pengembangan
kawasan dan/atau pengoperasian kawasan, menjadi tanggung jawab pengembang atau
pemrakarsa pelaku pembangunan.
Penyusun Andalalin
Pasal 9
Studi Andalalin harus disusun konsultan profesional dan disupervisi oleh tenaga profesional
dengan tingkat pelatihan dan pengalaman yang memadai di bidang manajemen dan
rekayasa lalu lintas dan perencanaan transportasi dan mendapat persetujuan dari Instansi
yang berwenang di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Pasal 10
Pasal 11
1). Kewajiban melakukan studi Andalalin tergantung pada bangkitan lalu lintas yang
ditimbulkan oleh pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kawasan, dimana
4-5
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
besarnya tingkat bengkitan lalu lintas tersebut ditentukan oleh jenis dan besaran
peruntukkan lahan.
2). Ukuran minimal pembangunan pusat kegiatan maupun pengembangan kawasan dan
peruntukkan lahan yang berada pada ruas jalan nasional, yang wajib melakukan studi
Andalalin adalah sebagi berikut :
4-6
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
3). Untuk ukuran minimal pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kawasan dan
peruntukkan lahan yang berada pada ruas jalan provinsi dan atau jalan kabupaten,
dapat menggunakan ukuran minimal sebagaimana ayat (2).
4) Untuk menghindari gangguan lalu lintas pada ruas jalan nasional, pusat kegiatan yang
berada di ruas jalan nasional dengan pelayanan bersifat lokal atau regional tidak
diijinkan mempunyai akses jalan langsung ke ruas jalan nasional.
Format Andalalin
Pasal 12
Studi Andalalin disampaikan dalam format tulisan yang singkat dan jelas dengan
menggunakan tabel, diagram atau gambar yang berisi kajian yang terdiri dari :
a. Analisis pengembangan kawasan;
b. Analisis kondisi saat ini;
c. Lalu lintas dasar;
d. Bangkitan perjalanan dengan adanya pengembangan;
e. Distribusi perjalanan;
f. Pilihan moda;
g. Pembebanan;
h. Analisis kondisi yang akan datang;
i. Analsis mitigasi;
j. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak;
k. Tanggung jawab Pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan
dampak;
l. Rencana pemantauan dan evaluasi.
Pasal 13
4-7
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
d. Karakteristik dan intensitas tata guna lahan eksisting maupun kondisi yang akan
datang;
e. Penetapan tahun dasar yang dipakai sebagai dasar analisis, terutama untuk
pembangunan kawasan yang bertahap;
f. Periode analisis;
g. Kebutuhan pengumpulan data lalu lintas;
h. Data demografi eksisting dan masa mendatang, serta tingkat pertumbuhannya;
i. Penggunaan dan pemilihan model untuk ramalan perjalanan;
j. Sumber data untuk memperoleh bangkitan lalu lintas;
k. Koefisien penyesuaian data LHR (sehubungan dengan hari libur, dan hari raya);
l. Metodologi Distribusi Lalu Lintas, Pembebanan Lalu Lintas, dan Pemilihan Moda;
m. Kebutuhan Manajemen Akses;
n. Kebutuhan dan ketersediaan ruang parkir.
4-8
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
b. Lalu lintas yang dibangkitkan oleh pengembangan kawasan harus dihitung dari
beberapa sumber sebagai berikut:
i. Dari Instansi Transportasi setempat untuk jenis kawasan serupa dan mengasumsi
bahwa kawasan yang akan dibangun akan membangkitkan jumlah perjalanan
yang relatif sama.
ii. Dari kawasan serupa dari daerah lain.
iii. Dari referensi atau manual yang tersedia.
4-9
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
b. Analisis Kondisi yang akan datang diperlukan untuk menentukan dampak dari lalu
lintas yang dibangkitkan terhadap unjuk kerja sistem transportasi.
c. Amalsis Kondisi yang akan datang wajib menilai bangkitan lalu lintas yang dievaluasi
untuk menentukan apakah dampaknya signifikan dan/atau merugikan.
d. Bangkitan lalu lintas yang signifikan ditentukan dengan mempertimbangkan
persentase lalu lintas di jalan yang dibangkitkan selama jam puncak yang berkaitan
dengan kapasitas maksimum jalan.
e. Pembangunan Kawasan pengembangan dikatakan mempunyai dampak yang
merugikan bila :
i. Bila jalan mengalami penurunan nilai v/c ratio di bawah nilai yang direncanakan.
ii. Bila jalan terkena dampak secara signifikan, dan tidak dapat ditingkatkan karena
kondisi fisik, kebijakan yang berlaku, dan masalah lingkungan.
Iii, Bila jalan terkena dampak secara signifikan, dan pada saat ini nilai v/c ratio sudah
di bawah nilai yang diisyaratkan, tetapi jalan itu dalam 5 tahun belum masuk
dalam program peningkatan pemerintah daerah.
4 - 10
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
11). Tanggung jawab Pemerintah dan pengembang atau pemrakarsa dalam penanganan
dampak, meliputi :
a. Bagian penanganan/perbaikan pelayanan jaringan jalan disekitar rencana
pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kawasan yang menjadi
tanggungjawab Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah;
b. Bagian penanganan/perbaikan pelayanan jaringan jalan disekitar rencana
pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kawasan yang menjadi tanggung
jawab pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat kegiatan atau
pengembangan kawasan.
c. Pernyataan kesanggupan pengembang atau pemrakarsa pembangunan terhadap
perbaikan/peningkatan pelayanan jeringan jalan sebagaimana dimaksud huruf b.
d. Jadwal pembangunan dari rencana implementasi penanganan dampak.
12). Rencana pemantauan dan evaluasi, berisi program, rencana dan jadwal dari rencana
implementasi penanganan dampak sejalan dengan progres pembangunan pusat kegiatan
atau pengembangan kawasan.
Persetujuan Andalalin
Pasal 14
1). Dokumen Andalalin harus dibahas terlebih dahulu oleh Instansi terkait sebelum
mendapat pengesahan dari Menteri/Gubernur/Bupati atau Walikota.
2). Pembahasan terhadap studi Andalalin yang diajukan, dilakukan oleh Forum Andalalin
yang telah ditunjuk oleh Menteri/Gubernur/Bupati atau Walikota.
3). Forum Andalalin dapat memberikan arahan dan perbaikan untuk penyempurnaan studi
Andalalin yang diajukan oleh pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat
kegiatan atau pengembangan kawasan.
4). Pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan
kawasan wajib memperbaiki atau menyempurnakan studi Andalalin sebagaimana
diarahkan oleh Forum Andalalin.
5). Studi Andalalin yang telah dinilai layak oleh Forum Andalalin dalam rapat pembahasan
dapat diajukan untuk mendapatkan pengesahan dan persetujuan dari
Menteri/Gubernur/Bupati atau Walikota.
4 - 11
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Pasal 15
Pasal 16
Dalam penilaian hasil studi Andalalin, akan dinilai lulus apabila diyakini, bahwa :
a. Perbaikan atau peningkatan yang diusulkan akan menghasilkan tingkat pelayanan
jaringan jalan sekitar pusat kegiatan atau kawasan, serendah-rendahnya sama dengan
tingkat pelayanan sebelum adanya pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan
kawasan baru.
b. Adanya pernyataan kesanggupan untuk mengimplementasikan semua bentuk
peningkatan atau perbaikan yang diperlukan.
Pembinaan
Pasal 17
1). Untuk menjamin agar penyelenggaraan Penyusunan Analisis Dampak Lalu Lintas sesuai
dengan maksud dan tujuan penyelenggaraannya, perlu dilakukan Pembinaan.
2). Pembinaan terhadap pelaksanaan studi Andalalin dilakukan oleh
Menteri/Gubernur/Bupati atau Walikota sesuai dengan lokasi rencana pusat kegiatan
atau pengembangan kawasan berada pada suatu ruas jalan.
2). Dalam melaksanakan tugas pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Menteri/Gubernur/Bupati atau Walikota dapat menunjuk instansi di bawahnya untuk
melaksanakan tugasnya.
4 - 12
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Pasal 18
Pasal 19
1). Dalam hal pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat kegiatan atau
pengembangan kawasan lalai dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagaimana
Pasal 13 ayat (11), maka Menteri/Gubernur/Bupati atau Walikota atau instansi yang
ditunjuk, dapat memberikan teguran secara tertulis sebagai peringatan.
2) Peringatan dapat disampaikan melalui peringatan pertama, peringatan kedua dan
peringatan ketiga, apabila setelah 15 hari tidak ada tanggapan dari pengembang atau
pemrakarsa pembangunan.
3). Apabila 30 hari setelah peringatan ke-3 disampaikan pengembang tidak ada tanggapan,
maka Menteri/Gubernur/Bupati atau Walikota atau instansi yang ditunjuk, dapat
memberikan sanksi.
Sanksi
Pasal 20
1). Menteri/Gubernur/Bupati atau Walikota berwenang untuk memberikan sanksi dalam hal
pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan
kawasan melanggar kewajiban apabila tidak mengimplementasikan perbaikan atau
peningkatan pelayanan jaringan jalan disekitar rencana pembangunan.
2). Sanksi yang diberikan dapat berupa sanksi administrasi maupun sanksi denda.
3). Sanksi administrasi berupa pencabutan persetujuan studi Andalalin dan Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB).
4 - 13
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Penyidikan
Pasal 21
1). Penyidik dari Kepolisian yang dibantu Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Departemen/Pemerintah Daerah sesuai yang ditetapkan Menteri/Gubernur/Bupati atau
Walikota, berwenang melakukan penyidikan terhadap pelanggaran terhadap Peraturan
ini.
2). Penyidik dari Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1), berwenang dalam
hal:
a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan
tindak pidana;
b. Melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan hukum yang diduga melakukan
tindak pidana;
c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan hukum sehubungan
dengan perbuatan tindak pidana;
d. Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana;
e. Melakukan pemeriksaan ditempat tertentu yang diduga terdapat bahan bukti,
pembukuan, catatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan
dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti perkara tindak pidana;
f. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana.
3). Penyidik dari Pejabat Pegawai Negeri Sipil memberitahukan dimulainya penyidikan dan
hasil penyidikannya kepada Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.
4). Penyidik dari Pejabat Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada
Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.
Penyidikan
Pasal 22
1). Masyarakat dapat berperan serta dalam Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN)
2) Masyarakat berhak menyampaikan saran terhadap peningkatan atau perbaikan jeringan
jalan di sekitar pusat kegiatan atau pengembangan kawasan terkait Analisis Dampak Lalu
Lintas.
3) Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah perlu mempertimbangkan pendapat
masyarakat atau organisasi terkait, atas peningkatan atau perbaikan jeringan jalan di
sekitar pusat kegiatan atau pengembangan kawasan dalam rangka Analisis Dampak Lalu
Lintas.
4 - 14
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Peralihan
Pasal 23
Penutup
Pasal 24
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini akan diatur dalam Keputusan Menteri
tersendiri mengenai pedoman teknis pelaksanaannya yang akan diatur lebih lanjut.
4 - 15
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
BAB 5
PEDOMAN TEKNIS ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
DESKRIPSI
1.1 MAKSUD
Maksud dari pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah untuk
dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh suatu kawasan pengembangan
terhadap lalu lintas di sekitarnya.
1.2 TUJUAN
Tujuan dilakukannya ANDALALIN adalah untuk:
Memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan kawasan;
Menentukan bentuk peningkatan/perbaikan yang diperlukan untuk
mengakomodasikan perubahan yang terjadi akibat pengembangan baru;
Menyelaraskan keputusan-keputusan mengenai tata guna lahan dengan kondisi
lalu lintas, jumlah dan lokasi akses, serta alternatif peningkatan/perbaikan;
Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat mempengaruhi putusan
pengembang dalam meneruskan proyek yang diusulkan;
Sebagai alat pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen dan
rekayasa lalu lintas.
5-1
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
1.4 PENGERTIAN
a. Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah suatu studi khusus yang
menilai efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu
pengembangan kawasan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya.1
b. Studi ANDALALIN Terbatas adalah studi yang meliputi kajian terhadap sirkulasi
lalu lintas di bagian dalam kawasan sampai dengan jalan sekeliling kawasan yang
dikembangkan, yang merupakan jalan akses ke kawasan tersebut.
c. Studi ANDALALIN adalah studi yang meliputi kajian terhadap jaringan jalan yang
terpengaruh oleh pengembangan kawasan, sejauh radius tertentu.
d. Bangkitan Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan masuk/keluar rata-rata perhari
atau selama jam puncak, yang dibangkitkan oleh pengembangan kawasan.
e. Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang melewati
segmen ruas tertentu atau lajur tertentu selama periode waktu tertentu dalam
kondisi jalan dan lalu lintas yang umum.
1
Evaluating Traffic Impact Studies, A Recommended Practice for Michigan Communities
5-2
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
BAB II
5-3
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Tabel 2.1: Ukuran minimal peruntukan lahan yang wajib melakukan Andalalin2
Peruntukan Lahan Ukuran minimal kawasan yang wajib Andalalin
Permukiman 50 unit
Apartemen 50 unit
Perkantoran 1.000 m Luas Lantai Bangunan
2
Selain ukuran minimal kawasan, penetapan wajib tidaknya suatu studi analisis
dampak lalu lintas dilakukan atas suatu proyek pembangunan tergantung pada jenis
studi ANDALALIN yang akan dilakukan.
2
Batasan ini sangat dipengaruhi oleh situasi kondisi masyarakat setempat seperti: Tingkat pendapatan perkapita, Tingkat
pemilikan kendaraan, Strata masyarakat yang akan memanfaatkan/bekerja/tinggal di bangunan/kawasan yang akan
dikembangkan tersebut.
5-4
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Studi ANDALALIN
Diwajibkan bagi setiap rencana pengembangan kawasan yang memenuhi ukuran
minimal sebagaimana Tabel 2.1 dan merupakan pengembangan baru dari Rencana
Umum Tata Ruang (RUTR) sebelumnya.
5-5
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Sumber : Traffic Impact Analysis, Froda Greenberg with Jim Hecimovich, American Planning Association, Planning Advisory Service,
Report Number 387.
Wilayah yang berpengaruh dapat diperluas bila terjadi penurunan tingkat pelayanan
yang berarti dan/atau sesuai kondisi dan kebutuhan tiap-tiap daerah.
5-6
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
BAB III
Prosedur teknik analisis dampak lalu lintas (ANDALALIN) dapat dilihat dalam bagan alir
berikut, dimana proses dibagi dalam sebelas tahap, dimulai dari pengembangan metodologi
sampai dengan dikeluarkannya ijin.
Pengembangan Metodologi
Pemilihan Moda
Analisis Mitigasi
5-7
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Pengumpulan data:
Secara umum, data yang diperlukan untuk Wilayah Kajian adalah sebagai berikut:
Karakteristik kawasan yang akan dikembangkan: Karakter tata guna lahan berkaitan
dengan spesifikasi peruntukan lahan yang diusulkan, sedangkan intensitas berkaitan
dengan ukuran atau dimensi peruntukan lahan yang diajukan. Satuan untuk mengukur
intensitas tata guna lahan yang berkaitan dengan bangkitan lalu lintas akan bervariasi
sesuai peruntukan lahannya. Tabel 3.1 memperlihatkan contoh hubungan tata guna
lahan dengan satuan intensitas.
5-8
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Tabel 3.1: Satuan dasar untuk mengukur intensitas tata guna lahan.
Bank 100 LT -
Perpustakaan 100 LT -
Data sistem transportasi eksisting: meliputi karakteristik fisik dan karakteristik fungsi
sistem transportasi, seperti jaringan transportasi, pelayanan angkutan, fasilitas pejalan
kaki dan pesepeda, peningkatan transportasi yang direncanakan, pengendalian lalu
lintas.
Data Permintaan Angkutan Eksisting: meliputi data historis volume lalu lintas, volume
gerakan membelok, data penumpang angkutan umum, pejalan kaki, pesepeda, dan
sebagainya.
Data Demografi dan Guna Lahan: meliputi data guna lahan eksisting dan rencana masa
mendatang, data sosioekonomi dan prediksi ke depan, rencana komprehensif yang
diperlukan.
Analisis operasional
Analisis operational di sini meliputi analisis kapasitas, baik untuk ruas maupun persimpangan
di dalam wilayah kajian.
5-9
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
3.4.1 Batasan-batasan
Beberapa batasan yang perlu diperhatikan dalam menetapkan nilai tingkat bangkitan
lalu lintas:
a. Tingkat bangkitan lalu lintas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah perjalanan
menuju kawasan yang menggunakan angkutan umum, sepeda, atau pejalan kaki
adalah rendah dan dapat diabaikan;
5 - 10
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
5 - 11
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
lintas dalam kondisi terburuk, pasti akan dapat menampung lalu lintas pada
kondisi di luar itu. Untuk keperluan ANDALALIN, keadaan terburuk diartikan
sebagai keadaan yang paling sering terjadi dan tidak perlu merupakan keadaan
terburuk absolut. Ada dua situasi yang dapat diklasifikasikan sebagai keadaan
terburuk, yaitu:
a. jam puncak bangkitan lalu lintas ditambah dengan lalu lintas menerus pada
jam tersebut;
b. jam puncak dari lalu lintas menerus di sekitar lokasi ditambah bangkitan lalu
lintas pada jam tersebut.
a. Perjalanan Masuk/Keluar
Perjalanan masuk/keluar lokasi pengembangan dihitung untuk jam rencana,
misalnya pada jam puncak sore hari dari jalan sekitar lokasi.
Tingkat bangkitan lalu lintas juga diidentifikasi menurut lalu lintas masuk dan
keluar lokasi. Secara rata-rata perhari, jumlah lalu lintas masuk dan keluar lokasi
adalah sama, tetapi untuk waktu tertentu akan didominasi oleh salah satu arah
lalu lintas. Sebagai contoh, untuk perkantoran, pada pagi hari lalu lintas masuk
akan jauh lebih banyak daripada lalu lintas keluar sementara pada sore hari lalu
lintas keluar akan lebih banyak daripada lalu lintas masuk. Sebaliknya untuk
kawasan permukiman, pada pagi hari lalu lintas keluar akan lebih banyak
daripada lalu lintas masuk, dan pada sore hari lalu lintas masuk akan jauh lebih
banyak daripada lalu lintas keluar.
Metode Manual:
Metode Analogi: menggunakan basis data lalu lintas eksisting yang dikumpulkan dari
guna lahan sejenis.
Studi Asal-Tujuan: menggunakan basis survai asal-tujuan terdahulu.
Metode Manual dari Model Gravity: model ini didasarkan pada pemikiran bahwa
jumlah perjalanan antara zona i dan j adalah sebanding dengan jumlah perjalanan yang
dibangkitkan oleh i, dan jumlah perjalanan yang ditarik ke j, dan berbanding terbalik
dengan jumlah perjalanan dari zona i ke zona j. Model gravity yang digunakan dalam
analisis ini:
5 - 12
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Tij = ffij * Pi * Aj
Aj * ffij
Dimana:
Tij = perjalanan dari zona i ke zona j
ffij = faktor friksi (faktor penyesuaian untuk zona ij
Pi = Bangkitan di zona i
Aj = Tarikan di zona j
Metode Pemodelan:
Keluaran dari model dapat dipakai sebagai pembanding dan koreksi bagi perhitungan
distribusi manual. Dalam proses pembebanan manual, sangat umum bila dipakai metode
pemodelan untuk menentukan persentase distribusi kendaraan. Namun untuk pembebanan
jaringan jalan yang sangat besar, metoda pemodelan merupakan pilihan yang tepat.
Langkah selanjutnya dari pembebanan lalu lintas adalah estimasi gerakan membelok
menuju tiap-tiap pintu masuk kawasan. Untuk itu diperlukan informasi mengenai
jumlah dan lokasi dari pintu masuk/keluar. Gambar 3.2 dapat memberi panduan
(dalam persentase) untuk pembebanan bangkitan perjalan ke tiap-tiap pintu masuk
di suatu pusat perbelanjaan yang memiliki dua pintu masuk pada tiap-tiap jalan
eksternal. Distribusi untuk perjalanan keluar diasumsikan serupa dengan distribusi
perjalanan masuk, tetapi relatif lebih seimbang. Bila distribusi perjalanan masuk 80
20 persen, distribusi perjalanan keluar bisa 70 30 persen atau 60 40 persen.
5 - 13
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
100%
70-80%
Lokasi
20% 80%
30-20%
100 %
< 10%
100%
70-80% 30-20%
Gambar 3.2: Panduan pembebanan lalu lintas masuk
Analisis Kapasitas:
Dua variabel penting yang mempengaruhi kapasitas adalah kondisi jalan dan kondisi
lalu lintas yang umum. Kondisi umum dari jalan ditentukan oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi karakteristik fisik jalan, diantaranya: alinyemen vertikal dan
5 - 14
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
alinyemen horizontal, lebar lajur, jumlah lajur, lajur tambahan (belok kiri, belok
kanan, lajur perubahan kecepatan), dan persimpangan.
Kondisi umum dari lalu lintas ditentukan oleh faktor-faktor antara lain volume lalu
lintas, persentase kendaraan berat, sifat konflik kendaraan yang melakukan gerakan
membelok, dan sifat konflik kendaraan dengan pejalan kaki/pengendara sepeda.
Karena kondisi lalu lintas terus-menerus berubah, maka kapasitas juga berubah. Oleh
karena itu kerangka waktu untuk kapasitas tertentu tergantung pada kerangka waktu
kondisi lalu lintas yang masuk dalam analisis. Dengan kata lain, lalu lintas pada hari
kerja pada jam puncak sore dapat dipakai untuk mendefinisikan kondisi lalu lintas
yang umum, dan bukan lalu lintas jam rata-rata (average hours traffic).
Ukuran dari efek berbagai kombinasi kondisi jalan dan kondisi lalu lintas (juga
sebagai kondisi operasi) terhadap kapasitas disebut tingkat pelayanan. Kecepatan
rata-rata merupakan indikator yang baik untuk tingkat pelayanan. Bila kecepatan
rata-rata naik, maka tingkat pelayanan juga naik.
5 - 15
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Adapun prinsip manajemen akses adalah: semakin banyak titik akses, semakin
rendah kemampuan jalan untuk melayani lalu lintas menerus atau pergerakan
sepanjang jalan tersebut.
5 - 16
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Keselamatan
Site plan harus dikaji untuk memastikan bahwa sistem sirkulasi internal dan titik akses
telah didesain untuk pejalan kaki, pesepeda dan keselamatan kendaraan guna
meminimalkan konflik-konflik potensial yang mungkin timbul.
5 - 17
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
BAB IV
PEDOMAN DOKUMEN
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
i. Daftar Isi
ii. Daftar Tabel
iii. Daftar Gambar
4.1 PENDAHULUAN
Bab ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara jelas tata guna lahan dan sistem
transportasi pada lokasi pengembangan berserta area sekitarnya.
5 - 18
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
5 - 19
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
5 - 20
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
4.9 KESIMPULAN
Bab terakhir dari laporan ini merupakan kesimpulan analisis yang diuraikan dengan
jelas dan ringkas. Jadi, Bab Kesimpulan ini dapat dipakai sebagai Ringkasan Eksekutif.
Disetujui di:.
Pada tanggal:.
Ketua BAPPEDA
(..)
5 - 21
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
BAB V
i. Daftar Isi
ii. Daftar Tabel
iii. Daftar Gambar
5.1 PENGANTAR
a. Dokumen Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas ini merupakan dokumen yang
menguraikan tingkat permasalahan lalu lintas sebagaimana yang direkomendasikan
dalam Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas.
b. Dokumen manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas hendaknya memuat sekurang-
kurangnya, namun tidak terbatas pada ruang lingkup tersebut di bawah.
Bab I UMUM
Bab ini memuat peta lokasi proyek berikut jaringan jalan sekitarnya dengan uraian
jenis guna lahan yang akan dikembangkan.
Upaya-upaya manajemen dan rekayasa lalu lintas ini meliputi, namun tidak terbatas
pada:
a. penetapan sirkulasi arah lalu lintas;
b. perbaikan geometrik jalan;
c. penyiapan daerah milik jalan (DAMIJA / ROW);
d. penyediaan fasilitas bagi angkutan umum;
e. penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki;
f. peningkatan kapasitas ruas jalan dan persimpangan;
5 - 22
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Ditetapkan di:..
Pada tanggal:..
Ketua BAPPEDA
()
Diteruskan kepada:
1. Kepala Dinas Tata Kota
2. Kepala Dinas Pekerjaan Umum
3. Kepala Dinas Perhubungan
4. Pengembang yang bersangkutan
5 - 23
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
BAB VI
Sebelum dilaksanakan prosedur pengajuan dan penilaian dokumen analisis dampak lalu
lintas, terlebih dahulu disepakati mengenai kualifikasi penyusun, kualifikasi penilai, dan etika
studi Andalalin itu sendiri, yaitu:
Meskipun terdapat beda tujuan dan beda perspektif antara penyusun dan penilai
Studi ANDALALIN, namun harus tetap mengikuti etika engineering yang ada dan
seluruh analisis dan kajian dilakukan secara obyektif dan profesional.
5 - 24
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Prosedur pengajuan studi analisis dampak lalu lintas terdiri dari beberapa tahap
seperti terlihat pada gambar di bawah ini, yaitu:
TAHAP I
Rencana Pembangunan/Pembangunan yang sudah ada tetapi belum Analisis Dampak Lalu Lintas
Tidak perlu
Analisis Kawasan Proses
ANDALALIN pembangunan
Perlu ANDALALIN
TAHAP II
Mengajukan Pengembangan Metodologi
Revisi
Pembahasan dan
Kesepakatan
Setuju dengan Metodologi Ditolak
perbaikan
TAHAP IV
Penilaian Dokumen
Revisi
Analisis Dampak Lalu
Setuju dengan Lintas
Ditolak
perbaikan
TAHAP IV Setuju
Negosiasi dan Pengesahan Dokumen Manajemen & Rekayasa LL
EVALUASI
5 - 25
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Gambar tersebut di atas, dapat dijabarkan lebih terperinci sebagai berikut, yaitu:
Tahap I:
Bila pada suatu kawasan terdapat suatu rencana pembangunan atau bila
pembangunan yang ada belum mempunyai studi analisis dampak lalu lintas, maka
diperlukan adanya analisis kawasan untuk mengetahui apakah kawasan tersebut
perlu dilakukan studi analisis dampak lalu lintas atau tidak. Apabila rencana
pembangunan tersebut tidak memerlukan analisis dampak lalu lintas maka proses
pembangunan dapat langsung dilaksanakan, akan tetapi bila pembangunan kawasan
tersebut memerlukan analisis dampak lalu lintas masuk ke Tahap II. Instansi yang
berwenang menetapkan perlu tidaknya dilakukan analisis dampak lalu lintas
terhadap suatu pengembangan kawasan adalah Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) setempat.
Tahap II:
Pada Tahap ini pihak pengembang harus mengajukan pengembangan metodologi
kepada BAPPEDA, dimana akan diadakan diskusi dan pembahasan antara pihak
pengembang dengan instansi terkait, yang diketuai BAPPEDA, seperti Dinas
Perhubungan/Dinas LLAJ, Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Bina Marga, Dinas Tata Kota
dll. Dalam pembahasan ini akan menghasilkan suatu kesepakatan atas metodologi
yang akan digunakan dalam melakukan studi ANDALALIN.
Tahap III:
Pada Tahap ini Pemerintah akan membantu pihak pengembang dalam penyusunan
Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas maupun Dokumen Manajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas melalui instansi terkait dalam bentuk asistensi/tatap muka sehingga
diharapkan hasil yang optimal dengan memakan waktu yang relatif lebih singkat.
5 - 26
PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN
Laporan Akhir DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Tahap IV:
Dalam Tahap ini dilakukan penilaian atas Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas oleh
tim instansi terkait yang diketuai BAPPEDA, dimana akan dihasilkan suatu penilaian
yang ditolak dan/atau setujui dengan perbaikan untuk di revisi kembali dan/atau
penilaian yang disetujui oleh tim. Kemudian Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas
yang telah disahkan akan disimpan di BAPPEDA. Jangka waktu penilaian Dokumen
Analisis Dampak Lalu Lintas ini dibatasi tidak melebihi 14 hari kerja.
Tahap V:
Pada Tahap ini pihak Pengembang dan Pemerintah akan melakukan negosiasi atas
kontribusi dan tanggung jawab masing-masing yang kemudian dituangkan dalam
Dokumen Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Setelah dicapai kesepakatan
mengenai isi dokumen dimaksud, maka Dokumen Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas akan ditetapkan oleh Ketua Bappeda, dan salinannya diteruskan ke instansi
terkait, yaitu:
Penyelesaian tahap III sampai dengan IV ini, tidak melebihi batas waktu 40 hari kerja
terhitung sejak kesepakatan metodologi dicapai.
Masa berlakunya kedua dokumen tersebut tidak sama, tergantung pada ukuran kota.
Dimana untuk kawasan pembangunan di kota kecil/sedang masa berlakunya sesuai
dengan bila terjadi perubahan dalam masa RUTR kota tersebut atau paling lama 5
tahun. Untuk kota besar dianjurkan masa berlakunya hanya untuk 2 hingga 3 tahun,
Sedangkan untuk kota metropolitan masa berlakunya maksimum 2 tahun sejak
disepakatinya kedua dokumen tersebut.
5 - 27