Anda di halaman 1dari 23

GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

PEMANAH ZAMAN KEEMASAN


ISLAM

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Para Pemanah di Zaman Rasulullah


https://www.islampos.com/para-pemanah-di-zaman-rasulullah-216131/
Oleh: Eko Triyatno
MEMANAH adalah satu di antara tiga olah raga yang dianjurkan Rasulullah SAW. yakni
berkuda, berenang dan memanah.

Dalam sebuah hadits disebutkan keutamaan memanah, Barangsiapa yang menembak satu
panah kepada musuh baik kena atau tidak kena, pahalanya setara dengan memerdekakan
budak. (HR. Ibnu Majah 2286, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Di zaman Rasulullah, ada banyak sahabat yang ahli dalam memanah. Karena keahlian ini,
mereka mendapat kesempatan untuk turut serta berjuang ke medan perang.

1. Rafi bin Khadij RA

Usianya baru 15 tahun kala itu. Kaum muslimin tengah giat menyiapkan segala peralatan dan
kekuatan menghadapi perang uhud. Salah satu perang paling menyejarah dalam perjuangan
umat Islam. Tak hanya para lelaki dewasa yang antusias. Para remaja belia pun tak mau
ketinggalan. Mereka bergegas mengambil peran dalam perjuangan Islam. Salah satunya
adalah Rafi bin Khadij.

Khadij adalah nama sang ayah. Ialah yang menemui Rasulullah dan memohon agar putra
kesayangannya diperkenankan ikut berlaga di medan perang. Khadij menyampaikan
kemampuan yang dimiliki Rafi yakni memanah dan memainkan tombak. Saat bertemu
Rasulullah, Rafi berdiri dengan berjinjit, itu ia lakukan agar terlihat lebih tinggi. Rasulullah
mengamati dengan seksama kemampuan Rafi, sebelum akhirnya beliau mengizinkannya.
Dalam Perang Badar, Rafi pernah meminta izin ikut, namun Rasulullah dengan tegas
melarangnya.

Dalam perang Uhud tersebut Rafi terkena panah di dada, di bagian bawah ketiak. Darah
mengucur dari lukanya, seraya menahan sakit ia mendatangi Rasulullah seraya berkata,
Wahai Rasulullah, tolonglah anak panah ini dicabut.

Rafi berharap dengan bantuan Rasulullah lukanya lekas membaik dan ia bisa ikut meneruskan
berperang. Rupanya Rasulullah memberikan pilihan yang tak biasa. Beliau berucap, Hai Rafi,

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

aku bisa mencabut panah ini beserta mata panahnya dan engkau akan segera sembuh. Tetapi
jika engkau mau, aku akan mencabut panah ini dan meninggalkan mata panahnya di tubuhmu,
dan aku akan bersaksi pada hari kiamat bahwa engkau mati syahid.

Rafi memilih agar mata panah itu tetap di tubuhnya. Demikian hingga ia berpulang kepada
Rabbnya pada zaman khalifah Muawiyah.

2. Saad bin Abi Waqash

Saad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin Abdi Manaf berasal dari Bani Zuhrah. Ia merupakan
paman Rasulullah dikenal sebagai sosok yang berani, kuat dan bersungguh dalam keimanan.
Salah satu kegemaran dan keahlian Saad bin Abi Waqqash adalah memanah.

Bukti kuatnya iman Saad tercermin dalam kalimat, Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan
agamaku dan tidak akan berpisah darinya. Tak heran ketika sang ibu memaksanya keluar dari
Islam. Dalam kondisi lemah dan sakit, ibunya terus meminta agar Saad keluar dari Islam.
Berharap agar Saad merasa iba dan keluar dari Islam. Namun ia tetap kukuh, Wahai Ibu, demi
Allah, andai engkau memiliki tujuh puluh nyawa yang keluar satu demi satu, maka aku tetap
tidak akan meninggalkan agamaku untuk selama-lamanya.

Saad disebut sebagai orang pertama yang melemparkan anak panah dalam perjuangan di
jalan Allah.

Aku adalah orang ketiga yang paling dulu masuk Islam, dan aku adalah orang yang pertama
kali memanah musuh di jalan Allah. . Dia adalah orang ketiga yang paling dulu masuk Islam,
dan orang pertama yang memanah musuh di jalan Allah.

Dalam sebuah peperangan, dengan keahlian memanahnya, ia mampu menewaskan banyak


musuh. Setiap lemparan panahnya mengenai orang musyrik hingga tewas. Ia lalu mengambil
anak panah lagi dan melemparkannya. Hal itu ia ulangi hingga beberapa kali. Demikianlah,
hingga panahnya mampu membunuh banyak musuh. Saad pun mengambil panahnya,
kemudian berucap, Ini adalah panah yang diberkahi Allah.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

KISAH PEMANAH PERTAMA DALAM ISLAM

~ Saad bin Abi Waqqas ~


Aku adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak
panah di jalan Allah,
Demikianlah Saad bin Abi Waqqash mengenalkan dirinya. Ia adalah orang ketiga yang
memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah dari busurnya di jalan Allah.
Saad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin Abdi Manaf hidup di tengah-tengah Bani Zahrah yang
merupakan paman Rasulullah SAW. Wuhaib adalah kakek Saad dan paman Aminah binti
Wahab, ibunda Rasulullah.
Saad dikenal orang karena ia adalah paman Rasulullah SAW. Dan beliau sangat bangga
dengan keberanian dan kekuatan, serta ketulusan iman Saad. Nabi bersabda, Ini adalah
pamanku, perlihatkan kepadaku paman kalian!
Keislamannya termasuk cepat, karena ia mengenal baik pribadi Rasulullah SAW. Mengenal
kejujuran dan sifat amanah beliau. Ia sudah sering bertemu Rasulullah sebelum beliau diutus
menjadi nabi. Rasulullah juga mengenal Saad dengan baik. Hobinya berperang dan orangnya
pemberani. Saad sangat jago memanah, dan selalu berlatih sendiri.
Kisah keislamannya sangatlah cepat, dan ia pun menjadi orang ketiga dalam deretan orang-
orang yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun.
Saad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Sedemikian dalam
sayangnya Saad pada ibunya, sehingga seolah-olah cintanya hanya untuk sang ibu yang telah
memeliharanya sejak kecil hingga dewasa, dengan penuh kelembutan dan berbagai
pengorbanan.
Ibu Saad bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah adalah seorang wanita hartawan
keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Disamping itu, Hamnah
juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat
setia kepada agama nenek moyangnya; penyembah berhala.
Pada suatu hari, Abu Bakar Ash-Shiddiq mendatangi Saad di tempat kerjanya dengan
membawa berita dari langit tentang diutusnya Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah. Ketika
Saad menanyakan, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Muhammad SAW. Abu
Bakar mengatakan dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
Seruan ini mengetuk kalbu Saad untuk menemui Rasulullah SAW, untuk mengucapkan dua
kalimat syahadat. Ia pun memeluk agama Allah pada saat usianya baru menginjak 17 tahun.
Saad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Ali bin Abi Thalib, Abu
Bakar As Siddiq dan Zaid bin Haritsah.
Setelah memeluk Islam, keadaannya tidak jauh berbeda dengan kisah keislaman para sahabat
lainnya. Ibunya sangat marah dengan keislaman Saad. Wahai Saad, apakah engkau rela
meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah,
aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu, ancam
sang ibu.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Saad menjawab, Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!


Sang ibu tetap nekat, karena ia mengetahui persis bahwa Saad sangat menyayanginya.
Hamnah mengira hati Saad akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan sakit. Ia tetap
mengancam akan terus melakukan mogok makan.
Namun, Saad lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. Wahai Ibunda, demi Allah, seandainya
engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu per satu, aku tidak akan pernah mau meninggalkan
agamaku selamanya! tegas Saad.
Akhirnya, sang ibu yakin bahwa anaknya tidak mungkin kembali seperti sedia kala. Dia hanya
dirundung kesedihan dan kebencian.
Allah SWT mengekalkan peristiwa yang dialami Saad dalam ayat Al-Quran, Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik. (QS. Luqman: 15).
Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau
menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap
mereka dengan bersabda, Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk
surga.
Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap
arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak
lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Saad bin Abi Waqqash.
Disamping terkenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Saad bin Abi Waqqash juga
terkenal karena keberaniannya dalam peperangan membela agama Allah. Ada dua hal penting
yang dikenal orang tentang kepahlawanannya. Pertama, Saad adalah orang yang pertama
melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena
anak panah. Ia hampir selalu menyertai Nabi Saw dalam setiap pertempuran.
Kedua, Saad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah SAW dengan jaminan
kedua orang tua beliau. Dalam Perang Uhud, Rasulullah SAW bersabda, Panahlah, wahai
Saad! Ayah dan ibuku menjadi jaminan bagimu.
Saad bin Abi Waqqash juga dikenal sebagai seorang sahabat yang doanya senantiasa
dikabulkan Allah. Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, Ya Allah,
kabulkanlah Saad jika dia berdoa.
Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Saad bin Abi Waqqash adalah ketika ia memasuki usia 80
tahun. Dalam keadaan sakit, Saad berpesan kepada para sahabatnya agar ia dikafani dengan
jubah yang digunakannya dalam Perang Badarperang kemenangan pertama untuk kaum
Muslimin.
Pahlawan perkasa ini menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 55 H dengan
meninggalkan kenangan indah dan nama yang harum. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi,
makamnya para syuhada.
Sumber : http://www.sinardhuha.com/?p=1130

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Sa'ad Bin Abi Waqqash - Kesatria Pemanah Islam terhebat


http://koioko.blogspot.co.id/2013/12/saad-bin-abi-waqqash-kesatria-pemanah.html

Saad Bin Abi Waqqash Pemanah Pertama dalam Islam

Saad bin Abi Waqash merupakan salah satu orang yang pertama kali masuk Islam yang berasal dari Bani Zuh
rah dari suku Quraisy, termasuk paman Nabi dari pihak ibunya. Saad mempunyai anak yang bernama Umar
bin Saad, pemimpin dari pasukan yang membunuh Husain bin Ali pada peristiwa Karbala.Saad masuk Isla
m pertama kali di ajak oleh Abu Bakar menemui Rasulullah di sebuah perbukitan dekat Makkah. Pertemuan
itu yang sangat mengesankan Saad yang baru menginjak usia 20 tahun.
keislamannya mendapat tantangan keras terutama dari keluarga dan anggota sukunya. Dalam sejarah di sebut
kan bahwa akibat Saad masuk Islam Ibunya mengancam akan bunuh diri. Selama beberapa hari, Ibunda Saa
d tidak makan dan minum sehingga badannya kurus dan lemah. Meski di bujuk rayu oleh Saad ibunya tetap
tidak mau makan jika Saad tidak kembali ke agama lamanya. Namun, Kalimat Syahadatain telah terpatri di
dadanya, Saad tetap pada pendiriannya tidak melepaskan agama Islam yang di percayainya walaupun sangat
cinta pada Ibunya.
Sebelum memulai peperangan, atas instruksi Umar bin Khathab yang menjadi khalifah di saat itu, Sa'ad men
girim surat kepada kaisar Persia, Yazdagird dan Rustum, yang isinya undangan untuk masuk Islam. Delegasi
Muslim yang pertama berangkat adalah An-
Numan bin Muqarrin yang kemudian mendapat penghinaan dan menjadi bahan ejekan Yazdagird. Saad ke
mbali mengirimkan utusan untuk kedua kalinya yaitu Rubiy bin Amir. Namun, utusan itu malah ditawarka
n kemewahan duniawi. Namun Rubiy tidak berpaling dari Islam dan menyatakan bahwa Allah lebih menja
njikan kemewahan yang tiada taranya yaitu Surga.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Para delegasi Muslim kembali setelah pemimpin itu menolak tawaran masuk Islam. Melihat hal tersebut, air
mata Sa'ad bercucuran karena dia terpaksa harus berperang yang berarti mengorbankan nyawa orang Muslim
dan orang-
orang kafir. Sebab kejadian itu Saad jatuh sakit karena tidak kuat menanggung kepedihan jika peperangan h
arus terjadi. Begitu mulianya hati Saad kepada musuh masih menggunakan Akhlak yang mulia, dengan men
ggunakan negosiasi penawaran masuk Islam kepada pemimpin Persia sampai dua kali berturut-
turut. Sa'ad tahu pasti, bahwa peperangan ini akan menjadi peperangan yang sangat keras yang akan menum
pahkan darah dan mengorbankan banyak nyawa.
Namun apa boleh buat, Saad sadar perjuangan ini harus di lanjutkan demi menegakkan kalimat Allah di mu
ka bumi, dengan membaca takbir, Sa'ad bersama pasukan Islam memulai peperangan. Selama empat hari, pe
perangan berlangsung tanpa henti dan menimbulkan korban dua ribu Muslim dan sepuluh ribu orang Persia.
Peperangan Qadisiyyah merupakan salah satu peperangan terbesar dalam sejarah dunia, dalam peperangan in
i di menangkan oleh orang-
orang Muslim.Pada waktu Rasulullah masih hidup, Saad bin Abi Waqash, pernah di puji sebagai salah seora
ng ahli surga. Bila pada saat pertemuan mereka dalam haji Wada Saad baru dikaruniai seorang anak peremp
uan, maka dalam tahun-tahun berikutnya Allah mengaruniakan beberapa orang anak laki-
laki kepada Saad. Umurnya yang panjang itu diisi dengan berbagai amal saleh dan upaya menegakkan agama
Allah, bahkan dari sekian sahabat Rasulullah Saadlah yang diberikan umur panjang dan sahabat yang paling
terakhir wafat, di antara para sahabat-
sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga. Saad bin Abi Waqash adalah kaum Muhajirin terakhir, yang d
ipanggil menghadap ke hadirat Allah, membawa segala amal perbuatannya yang akan senantiasa tercatat deng
an tinta emas, dalam setiap kitab sejarah perjuangan Islam.
Selain kaya raya dan kedermawanannya dalam membelah agama Allah dan Rasulnya. Ada dua hal penting ya
ng selalu menjadikan Saad dikenang dan istimewa dalam sejarah Islam, yaitu pertama, bahwa dialah yang pe
rtama kali melepaskan anak panah dalam membela agama Allah, sekaligus orang yang pertama tertembus ana
k panah. Kedua, Saad adalah satu-
satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah dengan jaminan kedua orang tua beliau. Sabda Rasulullah pada s
aat perang Uhud: Panahlah hai Saad. Ibu bapakku menjadi jaminan bagimu

Saad di lahirkan di Kota Makkah. Dia terkenal sebagai pemuda yang serius dan memiliki pemikiran yang ce
rdas. Ciriciri Saad sangat gampang dikenali oleh orang, karena sosoknya pendek, namun bertubuh tegap de
ngan rambut pendek. Orang Arab menyebut dengan singa muda. Dia berasal dari keluarga bangsawan dan
sangat di sayangi oleh kedua orang tuanya.Ayah saad adalah Malik bin Ahib dari Bani Abdi Manaf, Ibunya
adalah Himmah binti Sufyan bin Umayyah. Setelah ayahnya meninggal dunia, ibunya bersusah payah untuk

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

menghidupi dan mendidiknya bersama dengan saudaranya,dan ketika Rasul datang membawa ajaran islam
mereka berseberangan jalan. Pekerjaan Saad pada waktu jahiliah adalah membuat panah. Pada waktu masuk
Islam Saad terkenal sebagai seorang pemanah dan penunggang kuda yang lihai. Meski berasal dari Makkah,
dia sangat benci pada agamanya dan cara hidup yang dianut masyarakatnya. Dia membenci praktik penyemb
ahan berhala yang membudaya di Makkah saat itu.

Sebagai seorang muslim yang taat terhadap perintah Allah dan Rasul-
Nya, Saad bin Abi Waqash selalu berlandaskan Islam. Termasuk urusan jihad fisabilillah, dalam karier kemili
terannya betul-
betul menunjukkan prestasi yang gemilang. Kemenangan itu diperoleh dengan cara tuntunan yang sesuai de
ngan ajaran Islam. Ini ditunjukkan pada peperangan Qadisiyyah.Pada waktu itu, Saad bersama tiga ribu pasu
kannya, dia berangkat menuju Qadasiyyah. Di antara mereka terdapat sembilan veteran perang Badar, lebih
dari 300 mereka yang ikut serta dalam ikrar Riffwan di Hudaibiyyah, dan 300 di antaranya mereka yang ikut
serta dalam memerdekakan Makkah bersama Rasulullah. Lalu ada 700 orang putra para sahabat, dan ribuan
wanita yang ikut serta sebagai perawat dan tenaga bantuan.

Debut terbesar Saad dalam karir militernya ialah kesuksesannya membawa pasukan Islam memenangi perte
mpuran melawan tentara Persia dalam perang Qadisiyah, di masa kekhilafahan Umar bin Khathab. Perang te
rsebut menandai runtuhnya kedaulatan Persia sebagai super power dunia kala itu. Segala simbol paganisme h
abis diberantas sampai ke akar-akarnya.

Untuk menghadapi Persia, Khalifah Umar bin Khathab menulis surat kepada para stafnya di seluruh negeri Is
lam agar mengirimkan bantuan moral maupun spiritual untuk memperkuat pasukan. Siapa saja yang memili
ki senjata, kuda, unta, atau pemikiran, syair-syair, kemampuan pidato, dan lain-
lain boleh membantu. Semua aspek disinergikan demi menghadapi kekuatan Persia.

Sejak pengumuman dibuat oleh khalifah, berbagai bantuan pun mulai mengalir ke Madinah. Setelah segala p
ersiapan diniali cukup, khalifah bermusyawarah dengan beberapa sahabat pilihan, untuk menentukan pangli
ma yang akan memimpin pasukan. Semua anggota musyawarah sepakat untuk menyerahkan tampuk kepem
impinan kepada Saad bin Abi Waqqash.

Ketika itu, Saad memimpin segelaran pasukan besar yang berjumlah lebih dari 30.000 personel. Komposisi p
asukan itu adalah orang-
orang pilihan. Sebab, lawan mereka kali ini pun bukan sembarangan. Di antara jumlah pasukan itu, 99 orang

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

merupakan ahlu (peserta perang) Badar, 318 orang yang pernah hadir dalam prosesi baiat Ridhwan, 300 ora
ng veteran Fathu Makkah dan 700 orang putra-putra sahabat.

Untuk misi besar ini, Saad memilih Qadisiyah sebagai pangkalan militernya. Menjelang perang dimulai, sang
panglima jatuh sakit. Kian hari kian bertambah parah dan belum menampakkan tanda-
tanda kesembuhan dalam waktu dekat. Keadaan ini tidak memungkinkan beliau menunggang kuda dan me
mimpin pasukan secara langsung. Akhirnya, beliau mendaulat Khalid bin Arfathah sebagai pengganti beliau
di lapangan. Kepada para komandan lapangan, Saad berkirim surat. Bunyinya,

Aku telah mengangkat Khalid bin Arfathah sebagai penggantiku. Aku berhalangan karena sakit
di kakiku dan timbulnya bisul-
bisul. Tetapi aku tetap mengarahkan wajah dan diriku untuk mengikuti jalannya pertempuran.
Dengarkan dan taati kepemimpinannya, dia yang memerintah tetapi mengerjakan perintahku.

Perang Qadisiyah berlangsung beberapa hari lamanya. Ketika kedua pasukan berhadapan dan siap saling men
yerang, Saad memerintahkan agar pasukan tetap berada di tempat sampai shalat zhuhur usai ditunaikan. Seus
ai shalat, Saad meneriakkan takbir dengan diikuti oleh suara gemuruh pasukan yang bersiap siaga.

Takbir kedua beliau diikuti oleh pasukan yang segera mengenakan perlengkapan perang. Takbir yang ketiga
diikuti pula dan disambut pasukan berkuda yang bersiap diri. Dan barulah pada kode takbir yang keempat, p
asukan bergerak ke depan (advance) dan membenamkan diri ke barisan musuh dengan pedang dan tombak d
i tangan diiringi ucapan,

Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Dengan kepiawaian Saad dalam memimpin pasukan, taktik dan strateginya yang matang, serta berkat taufik
Allah, akhirnya tentara Islam meraih kemenangan besar di Qadisiyah. Saad mengirim seluruh laporan pepera
ngan termasuk nama-nama prajurit yang syahid kepada khalifah Umar di Madinah.

Setelah mengambil jeda dua bulan, pasukan Saad melaju ke negeri Persia dan berhasil menguasai ibu kotanya
yang terletak di sebelah timur sungai Dajlah, pada bulan Jumadil Awal tahun 15 H. Istana raja Persia mereka
masuki dan tempat pemujaan api dalam ruangan istana (yang menjadi pusat pemujaan kaum Majusi) dipada
mkan apinya dan diganti dengan dibangunnya sebuah masjid.

Wafatnya Pahlawan Qadisiyah

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Saad bin Abi Waqqash hidup hingga usia lanjut. Beliau merupakan sahabat dari kalangan Muhajirin yang me
ninggal terakhir kali (maksudnya; dari kaum laki-
lakinya). Ketika menjelang wafat, beliau mempersiapkan peti simpanannya. Peti itu berisi jubah tua yang dik
enakannya dalam perang Badar dahulu. Beliau meminta seseorang mengambilkan peti itu dan berpesan,

Bila aku mati, kafanilah aku dengan jubah wol ini. Dulu aku memakainya saat melawan kaum
musyrikin pada perang Badar. Dan aku sengaja menyimpannya karena aku ingin menghadap All
ah dengan mengenakannya.

Saad bin Abi Waqqash RA; Sang Pemanah Jitu

Pemanah Islam

SAHABAT Yang Tepat Panahnya Terkabul Doanya Saad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin Abdi
Manaf hidup di Bani Zuhrah, yang merupakan paman-paman Nabi shallallahu alaihi wasallam
dari pihak ibu. Wuhaib adalah kakek Saad. Dia adalah paman Aminah binti Wahab, ibu Nabi
shallallahu alaihi wasallam.

KEUTAMAAN

"Aku adalah orang ketiga yang paling dulu masuk Islam, dan aku adalah orang
yang pertama kali memanah musuh di jalan Allah. Demikianlah Saad bin Abi
Waqqash memperkenalkan dirinya.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Allah Subhanahu wa Taala telah menjadikan Saad sebagai orang yang


menyebabkan turunnya salah satu ayat Alquran, Allah Subhanahu wa Taala
menurunkan firman-Nya :








Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik. QS Luqman : 15

Saad selalu teringat akan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang ditujukkan
kepadanya, Makanlah yang baik-baik, wahai Saad, niscaya doamu akan dikabulkan. Dia juga
teringat sabda Rasulullah lainnya, Ya Allah, tepatkanlah lemparannya dan kabulkanlah
doanya.
Allah Subhanahu wa Taala mengabulkan doa Nabi-Nya itu, maka Saad radhiallahu anhu pun
menjadi pemanah jitu dan doanya selalu terkabulkan.

PANGLIMA PERANG

Abdur Rahman bin Auf berkata kepada Umar, Sebaiknya kamu mengutus orang yang
memiliki cakar-cakar seperti singa. Dia adalah Saad bin Abi Waqqash.

Umar pun mempertimbangkan perkataan Abdur Rahman tersebut hingga akhirnya dia
berpendapat bahwa Saad merupakan singa yang pantas untuk dipercaya melakukan tugas
yang sulit itu. Umar pun menunjuknya sebagai pemimpin pasukan, lau dia berkata kepadanya,
Wahai Saad, janganlah kamu terperdaya bila dikatakan (kepadamu) : Engkau dalah paman
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan engkau adalah shhabat Rasulullah. Sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Taala tidak akan menghapus suatu kejelekan dengan kejelekan lainnya,
melainkan dia akan menghapus suatu kejelekan dengan kebaikan. Wahai Saad, sesungguhnya
tidak ada satu hubungan pun antara Allah dengan salah seorangpun (dari hamba-hamba-Nya),
kecuali hubungan ketaatan.

Saad bin Abi Waqqash pun keluar sebagai singa bagi Allah dan Rasul-Nya yang diutus untuk
memimpin kaum muslimin dalam sebuah peperangan yang sangat menentukan di negeri
Qadisiyah.

Menjelang perang Qadisiyyah, setelah delegasinya kembali dari Rustum untuk mengabarkan
kepadanya bahwa yang dipilih adalah perang, maka kedua matanya penuh dengan air mata.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Sebenarnya ia menginginkan agar perang diundurkan sementara waktu atau dimajukan sedikit,
karena sakit yang menimpanya cukup parah. Bisul-bisul memenuhi tubuhnya sehingga tidak
dapat duduk. Ketika ia pergi dan berdiri di tengah pasukannya untuk memberikan orasi, ia
memulai orasinya dengan sebuah ayat al-Qur'an. Allah Ta'ala berfirman,

"Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh,
bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang shalih." (Al-Anbiya': 105)

Kemudian ia shalat Zhuhur bersama pasukan, lalu bertakbir empat kali, kemudian
memerintahkan para prajurit dengan ucapan, "Mari kita menuju keberkahan Allah." Pasukan
Persia pun berjatuhan seperti lalat, dan berjatuhan pula bersama mere-ka kaum Majusi serta
para penyembah api.

Pada suatu hari, pada tahun 54 H, dan usia Sa'd telah mencapai 80 tahun; Di sana, di
rumahnya, di 'Aqiq, ia bersiap untuk berjumpa Allah Ta'ala. Radhiyallahu a'nu wa ardhahu

Sumber: SuaraQuran Solo Ful

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

PEMANAH YANG DIJANJIKAN SYURGA


http://arramy.com/artikel/pengenalan-kepada-busur-kompaun/

Pada satu waktu genting di dalam perang Uhud, tiada siapa pun bersama-sama Rasulullah SAW
untuk berperang di sisinya, selain dari Talhah bin Ubaidillah dan Saad bin Abi Waqqas
Radhiallahuanhum, itulah saat yang cemas di dalam hidup Baginda yang telah berdarah
kecederaan dan patah giginya. Sedangkan inilah saat dan peluang keemasan bagi pihak
musyrikin.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

10 SAHABAT YANG DIJANJIKAN SYURGA

Saad bin Abi Waqqas dan Talhah bin Ubaidillah Radhiallahuanhum telah bertindak penuh
kepahlawanan dan bertempur dengan tiada bandingannya, hingga tidak memberi kesempatan
langsung kepada kehendak kaum musyrikin hendak membunuh baginda Nabi SAW, kerana
mereka berdua adalah antara pemanah yang terhandal di kalangan bangsa Arab
Quraisy. Kedua-duanya pula yang disebut antara 10 sahabat yang dijanjikan syurga Allah SWT.

Semasa Saad bin Abi Waqqas meluncurkan panah-panahnya, Rasulullah SAW bertindak
menghulurkan anak-anak panahnya kepada Saad sambil bersabda: Panahlah mereka hai
Saad, bapaku dan ibuku jadi jaminanmu. Antara kelebihan Saad Abi Waqas doanya makbul
dan apabila memanah tepat mengenai sasaran. Ini kerana Nabi Muhamad SAW pernah
mendoakannya: Ya Allah, jadikanlah sasaran panahnya tepat dan makbulkan doanya.

Saad Abi Waqas juga mendapat gelaran Singa yang Menyembunyikan Kukunya.

Ibnu Asakir mengeluarkan dari Ibnu Syihab, dia berkata: Pada hari pertempuran di Uhud
Saad bin Abu Waqqas telah membunuh tiga orang musyrikin dengan sebatang anak panah.
Dipanahnya seorang, lalu diambilnya lagi panah itu, kemudian dipanahnya orang yang kedua
dan seterusnya orang yang ketiga dengan panah yang sama. Ramai para sahabat merasa heran
tentang keberanian Saad itu. Maka Saad berkata: Rasulullah SAW yang telah memberikanku
keberanian itu, sehingga aku menjadi begitu berani sekali.

Di dalam hadith yang lain, ada diceritakan tentang keperwiraan Abu Talhah semasa peristiwa di
perang tersebut yang bermati-matian mempertahankan keselamatan Rasulullah SAW dengan
busurnya.

Dari Anas bin Malik RA, katanya : Ketika berlakunya peperangan Uhud dan tentera Islam
berada dalam keadaan kucar kacir, tidak ramai sahabat yang bersama Rasullullah SAW. Abu
Talhah RA berada di samping Nabi SAW sambil baginda berlindung dengan perisainya. Abu
Talhah RA pakar memanah sehingga pada waktu itu patah dua hingga tiga batang anak panah
(kerana kuatnya panahan beliau).

Seorang lelaki berjalan bersamanya sebuah busur dengan anak panahnya dan baginda
berkata: Serahkannya kepada Abi Talhah. Nabi Allah SAW naik ke tempat tinggi dan melihat
kaum musyrikin lantas Abu Talhah RA berkata: Wahai Nabi Allah, Aku menebusmu dengan
bapa dan ibuku! Jangan engkau naik ke tempat tinggi. Tidak ada satu anak panah musuhpun

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

yang yang akan menembusimu. Leherku akan mempertahankan lehermu.


Hadith riwayat Bukhari dan Muslim

Dari Amr bin Abasah RA katanya: saya mendengar Rasulullah bersabda:


Barangsiapa melempar dengan sebatang anak panah dalam peperangan fisabilillah , maka
baginya adalah pahala yang sama dengan memerdekakan seorang hamba sahaya.
Hadith riwayat Abu Daud dan Turmuzi

Rasulullah SAW turut menggunakan panah di hari Uhud itu, sebagaimana yang diceritakan oleh
Qutadah bin al-Nukman, Rasulullah memanah dengan busurnya hingga terpatah hujungnya.

SATU ANAK PANAH YANG MEMBAWA 3 ANAK ADAM KE SYURGA

Telah dikhabarkan oleh Abdullah bin Muhammad Abu Qasim Al-Thaghari, katanya telah
menceritakan kepada kami oleh Daud, katanya telah menceritakan kepada kami Mubarak iaitu
Abdullah bin Abdul Rahman bin Yazid bin Jabir, katanya telah menceritakan kepada Abu
Muslim dari Khalid bin Yazid, katanya: Aku adalah seorang pemanah. Maka Uqbah bin Amir
lalu dekatku sambil berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala memasukkan tiga orang ke Syurga disebabkan


oleh satu anak panah, iaitu pemilik anak panah itu yang mengharapkan kebaikan
daripadanya, pemanah (yang melepaskan anak panah) dan pembuat anak panah itu.
Memanahlah kamu dan tungganglah kuda, sesungguhnya jika kamu memanah, lebih-lebih
aku sukai dari kamu menunggang kuda, tidak sia-sia seseorang yang melatih kuda untuk
permainan keluarganya dan melatih memanah dengan busur dan anak panahnya. Sesiapa
yang meninggalkan memanah atas kehendaknya sendiri setelah mempelajarinya,
sesungguhnya ia telah meninggalkan (semua kebaikan) ini atau telah mengingkari perintah
Pesuruh Allah.

Dan dikeluarkan oleh As-Sajzi dari Anas RA dari Nabi SAW katanya:
Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mengasihiku, dan siapa yang
mengasihiku dia akan memasuki syurga bersama-sama aku!

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Shuhaib Ar-Rumi, Sang Pemanah Ulung Berdarah Biru


http://zilzaal.blogspot.co.id/2013/06/shuhaib-ar-rumi-sang-pemanah-ulung.html

Nama lengkapnya Shuhaib bin Sinan bin Malik, dan populer dengan nama Shuhaib Ar-Rumi. Ia
dilahirkan di Mosul tahun 32 sebelum hijrah. Ayahnya adalah seorang gubernur wilayah Al-
Ablah pada masa pemerintahan Kisra. Ia berasal dari keturunan Arab Asli.

Masa kecilnya ia lalui dengan bahagia dan dibesarkan di tengah-tengah istana milik ayahnya.
Suatu hari, wilayah kekuasaan ayahnya diserbu oleh tentara Romawi. Tentara Romawi
menawan sebagian besar penduduknya di antaranya adalah Shuhaib yang saat itu masih anak-
anak.
Shuhaib pun dibawa pihak musuh berkelana ke berbagai daerah hingga akhirnya ia dibeli oleh
Abdullah bin Jadan yang berasal dari Makkah. setelah menghabiskan masa kanak-kanaknya
dan masa remajanya di wilayah Romawi, ia pun akhirnya mahir berbahasa Romawi.

Tuannya sangat kagum terhadap kecerdasan Shuhaib dan ketulusannya dalam bekerja.
Tuannya akhirnya memerdekakannya dan mengajaknya untuk menemaninya berniaga. Ia
masuk Islam bersama Ammar bin Yasir. Ia termasuk salah satu diantara tujuh orang yang
menampakkan keislamannya dihadapan publik makkah secara terang-terangan.

Ia memiliki kulit cokelat kemerah-merahan, postur tubuhnya sedang, dan rambutnya lebat.
Rasulullah mempersaudarakannya dengan Harist bin Shummah. Tatkala orang-orang musyrik
Quraisy mengetahui Shuhaib hijrah ke madinah, mereka pun mengikuti jejaknya. Setelah
bertemu, Shuhaib menunjukkan kepada mereka semua harta, emas, dan keuntungan

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

perdagangannya selama ini. Mereka pun mengancam Shuhaib dengan mengatakan, dulu
anda adalah seorang fakir miskin yang datang kepada kami, kemudian harta anda menjadi
berlimpah dan anda menjadi seorang pedagang sukses di tengah-tengah kami. Sekarang anda
pergi ke Madinah dengan membawa semua harta kekayaan yang anda miliki.

Setiba di madinah, Rasulullah mengatakan kepada Shuhaib, perdagangan anda telah menuai
untung, wahai Abu Yahya. Lalu turunlah firman Allah, Dan di antara manusia ada orang yang
mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah (Al-Baqarah: 207)

Ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Suatu ketika, ia
terserang penyakit mata, lalu Nabi melihatnya sedang menyantap korma dan berkata, Anda
makan korma, padahal mata anda sedang sakit? Shuhaib menjawab, Ya Rasullah, aku
menyantapnya dan melihatnya dengan mataku yang satunya yang masih sehat. Mendengar
hal itu, Rasulullah tersenyum sampai gigi depannya tampak.

Ia termasuk seorang pemanah ulung. Sebelum meninggal, Umar bin Al-Khatab berwasiat agar
jenazahnya dishalati oleh Shuhaib. Ia mengimami shalat jenazah sebanyak tiga kali sampai 6
orang yang ditunjuk Umar berhasil memilih salah satu di antara mereka menjadi khalifah.

Nabi pernah mengatakan, Aku adalah sabiq (orang yang paling dahulu masuk islam dari)
bangsa arab, shuhaib adalah sabiq bangsa Romawi, Salman adalah sabiq bangsa Persia, dan
Bilal adalah sabiq bangsa Habasyah.

Ia meriwayatkan 307 Hadist dari Nabi, Di antaranya, Nabi bersabda, Sungguh mengherankan!
Apapun yang terjadi pada diri seorang mukmin, pasti mendatangkan kebaikan baginya. Dan
yang demikian itu tidak berlaku kecuali bagi orang mukmin. Apabila memperoleh sesuatu yang
menyenangkan, ia bersyukur; maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila
ditimpa sesuatu yang menyusahkan, ia bersabar; maka yang demikian itu menjadi kebaikan
baginya.(HR. Muslim). Shuhaib Ar-Rumi meninggal di Madinah tahun 38 H.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Tokoh Islam Cilik Ahli Pemanah dan Sang Pemberani di Jaman Rasulullah
http://dunia-islam-indonesia.blogspot.co.id/2012/10/tokoh-islam-cilik-ahli-pemanah-dan-sang.html

Dua Pahlawan Cilik


Ketika pasukan muslim akan berangkat ke pertempuran perang Uhud, Rasulullah saw terkejut
melihat beberapa anak ikut bergabung dalam barisan Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah
membujuk mereka untuk pulang. Di antara anak-anak pemberani itu ada Rafi bin Khudaij. Ia
satu-satunya anak yang tidak mau pulang. Ia berlari menemui ayahnya, Khudaij, yang ada
dalam barisan kaum muslimin. Rafi meminta ayahnya untuk menemui Rasulullah saw agar
mengizinkannya ikut bersama pasukan muslim.

Ya Rasulullah, Rafi pandai memanah. Izinkanlah ia ikut berjuang. Mudah-mudahan


kepandaiannya itu dapat menambah kekuatan pasukan kita, buku sang ayah, Khudaij.

Rasulullah saw meminta Rafi untuk menunjukkan keahliannya dalam memanah, Coba engkau
perlihatkan kepandaianmu dalam memanah itu. Kemudian, Rafi pun memperlihatkan
kepandaiannya memanah di depan Rasulullah beserta para sahabat. Siuuung! Anak panah itu
melesat kencang dan PLEK! Tepat mengenai sasaran. Subhanallah, Rasulullah saw dan
para sahabat pun berdecak kagum melihatnya. Beliau pun mengizinkan Rafi untuk ikut berjuang
bersama sang ayah.

Sebelumnya, Rafi pernah menemui Rasulullah saw agar diizinkan ikut berjuang. Namun, beliau
keberatan karena saat itu Rafi masih sangat kecil. Melihat Rafi diizinkan untuk berjuang,
seorang anak lainnya bersama Samurah bin Jundub pun ingin. Ia segera mengajak ayah tirinya,
Muray bin Sinam, menemui Rasulullah saw untuk menyampaikan keinginannya ikut berjuang
juga. Rasulullah saw memanggil Samurah, Wahai Samurah, jika engkau mampu mengalahkan
Rafi, aku izinkan engkau ikut berjuang.

Tubuh Samurah yang lebih besar, membuatnya berhasil mengalahkan Rafi. Akhirnya,
Rasulullah saw pun mengizinkan Samurah ikut bersama pasukan muslimin.

Pengorbanan Rafi dan Samurah


Dalam pertempuran perang Uhud itu, kaum muslim mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut
disebabkan ketidakpatuhan sebagian pasukan pemanah muslim kepada perintah Rasulullah
saw. Sementara itu, Rafi dan Samurah terluka cukup parah. Dada Rafi terkena panah. Namun,
alhamdulillah luka-luka mereka dapat diobati. Bukan hanya Rafi dan Samurah, Rasulullah pun
terluka cukup parah. Wajah beliau terkena sentuhan panah musuh yang melesat. Beberapa gigi
depan beliau patah. Alhamdulillah, saat itu Allah mengirimkan Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail
untuk menyelamatkan Rasulullah saw.
(qultummedia.com)

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Nasibah Binti Kab Al-Maziniyyah ( Srikandi Islam )


http://cahayapurnama.com/nasibah-binti-kab-al-maziniyyah-srikandi-islam/

Nasibah Binti Kab al-Maziniyyah atau Ummu Umarah adalah seroang wanita yang berperan
penting dalam perang Uhud. Di awal perang, beliau bertugas untuk membawakan air dan
mengobati pejuang yang luka-luka bersama wanita-wanita muslimah lainnya. Tetapi ketika
perang mulai berpihak pada kaum muslimin, para pemanah tidak mematuhi perintah Nabi
Muhammad SAW, sehingga kemenangan yang hampir ditangan kembali berpihak pada kaum
musyrikin.

Hal ini ditegaskan dalam AlQuran surat Aali Imraan ayat 152
Dan ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seorang pun, sedang Rasul memanggil kamu
dari belakangmu, lalu Allah menimpakan kepadamu kesedihan atas kesedihan supaya kamu
jangan bersedih hati (lagi) atas sesuatu yang luput dari kamu dan terhadap musibah yang
menimpa kamu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan(3:153)

Pada saat itu, Nasibah memutuskan untuk ikut bertempur.Dengan pedang dan panah ditangan,
beliau dengan pasti melangkah menuju Nabi Muhammad SAW yang dikelilingi muslimin-
muslimin yang berperan sebagai tameng manusia untuk melindungi Rasulullah dari panah-
panah kaum musyrikin. Setiap kali ada yang menyerang Rasulullah, Nasibah dengan berani
melawannya. Kemanapun Rasulullah berpaling, ada Nasibah yang berdiri di depan Rasulullah
untuk melindunginya.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Anak lelaki Nasibah yang bernama Umarah ketika itu terluka tangan kirinya setelah seorang
musyrikin menusuknya, kemudian pergi meninggalkannya tanpa membunuhnya. Ketika darah
Umarah terus mengalir, Rasulullah SAW mendekati Umarah dan menyuruhnya untuk
membalut lukanya. Ketika itu ibunya (Nasibah) datang dan membaluti luka anaknya dengan
kain penutup pegelangan tangannya. Rasulullah SAW menyuruh Umarah bangkit untuk
kembali berperang. Sementara Ummu Umarah mengatakan bahwa musyrikin yang telah
melukai anaknya telah ia cegat dan pukul hingga terjatuh. Rasulullah SAW tersenyum hingga
terlihat gigi belakangnya. Dalam perang ini , Ummu Umarah menderita banyak luka-luka.
Ketika itu Rasulullah SAW memanggil anaknya (Umarah) dan berkata Ibumu, ibumu, lihat
luka-lukanya, semoga Allah memberkati keluargamu! Ibumu telah berperang lebih berani
daripada yang lain. Rasulullah mengatakan bahwa telah dijanjikan surga bagi Umm Umarah.

Keberanian Nasibah tidak hanya ditunjukkan pada perang uhud, tetapi juga perjanjian Al-
Aqabah, perang hudaybiyah, khaibar, dan hunain. Pada zaman khalifah Abu Bakar shiddiq,
Nasibah ikut dalam perang Al-Yamamah, dan berperang dengan berani sehingga akhirnya
kehilangan salah satu tangannya. Semua ini berimbalan dengan janji Surga bagi Nasibah.
Nasibah juga dipuji oleh khalifah Umar ibn al-Khattab, khalifah Abu Bakar Al-Siddiq dan
panglimanya Khalid Ibn Al-Walid untuk keberaniannya.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Hanya Tinggal 10 Orang Pemanah dalam Perang Uhud


http://detikislam.blogspot.co.id/2014/07/hanya-tinggal-10-orang-pemanah-dalam.html

Bukit Uhud atau lebih dikenali Jabal Uhud menjadi saksi bisu atas sebuah perang
yang paling dahsyat yang pernah berlaku di dalam sejarah agama Islam. Jabal
Uhud terletak kira-kira 5 kilometer sebelah barat laut Madinah. Bukit ini
memanjang dari timur ke barat sepanjang sekitar 10 kilometer.

Dibawah Jabal Uhud ini ada sebuah bukit yang di beri nama bukit Ar Rumah yang
bermaksud pemanah. Di bukit itulah Nabi Muhammad pernah menempatkan 50
orang pemanah yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair al Anshir.

Didalam kitab Fashuulu Min Taariikhil Madinatil Munawarah atau Chapter From The
History Of Madinah yang di tulis oleh Ali Haafizd, terdapat sejarah perang Uhud dan
peperangan yang lain. Pertempuran tersebut berlaku pada hari Sabtu tanggal 15
Syawal Tahun Ke-3 H (625 M).

Pasukan kafir Quraisy dipimpin Abu Shufyan dengan panglima perang Khalid bin
Walid yang ketika itu belum memeluk Islam dan Ikrimah bin Abu Jahal dengan
kekuatan 3000 pasukan berkuda dan unta. Di pihak Muslimin pula dipimpin oleh
Nabi Muhammad Saw yang berkekuatan 1000 orang pasukan dan 300 orang
daripadanya adalah kaum munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubai bin Salul.
Jadi pasukan kaum Muslimin sebenarnya hanyalah 700 orang dengan Ketua
pasukan pemanah adalah Abdullah bin Jubair Al Ansari.

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016


GREEN ARROW BOGOR ARCHERY SCHOOL

Dalam peperangan tersebut, kaum Muslimin menderita kekalahan dengan gugurnya


70 orang syuhada (64 orang kaum Ansar dan 6 orang dari kaum Muhajirin) serta
yang mengalami kecederaan kira-kira 150 orang termasuk Rasulullah Saw sendiri.
Sementara 22 orang di pihak orang kafir Quraisy terbunuh. Dalam perang Uhud
berlaku lima kali serangan balas yang dilakukan Muslimin mahupun kafir Quraisy,
antara lain:

Di lembah Qanaah, tempat pangkalan pertahanan kaum kafir Quraisy. Disini kaum
Muslimin mendapat kemenangan. Di kaki bukit Ar Rumah, Hamzah bin Abdul
Mutalib bapa saudara Nabi Muhammad SAW gugur kerana ditombak oleh budak
dari Jubair bin Muth'am Al-Quraisy yang bernama Wahsyi (memeluk Islam selepas
itu) sebahagian anak buah Abdullah bin Jubair Al-Ansari itu sebanyak 40 orang
turun dari bukit tersebut.

Para pemanah turut berperang, sehingga pasukan pemanah hanya tinggal 10


orang. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Khalid bin Walid yang kemudian
menyerang dan menduduki bukit tersebut. Selepas bukit ini dikuasai oleh pasukan
Khalid bin Walid, kaum muslimin mulai terdesak dan terus menjadi sasaran anak
panah pasukan kafir Quraisy.

Di lereng bukit dan jalan menuju Jabal Uhud kaum Muslimin terus diserang oleh
pasukan Quraisy. Kaum Muslimin berpecah kepada tiga arah iaitu sebelah Timur,
Barat dan Utara untuk mengatur strategi serangan balas.

Kaum kafir Quraisy yang mengetahui kawasan pangkalan pertahanan dan


persembunyian kaum Muslimin terus menyerang tiga tempat di dataran tinggi
gunung Uhud. Namun, akhirnya mereka mengalami kekalahan dan kembali ke
Mekah.

*Diterjemahkan oleh Detik Islam dari sumber islampos.com [Fha / islampos /


kisahislam]

Web Clipping by By iqbalgoh@Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai